Anda di halaman 1dari 190

TESIS

KAJIAN TARIF PELAYANAN KAPAL


PADA PELABUHAN PAREPARE

THE STUDY OF SHIP SERVICE TARIFF


IN PAREPARE PORT

RAHMAWATI DJUNUDA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii

KAJIAN TARIF PELAYANAN KAPAL

PADA PELABUHAN PAREPARE

Tesis

Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Teknik Perkapalan

Disusun dan diajukan oleh

RAHMAWATI DJUNUDA

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Rahmawati Djunuda

Nomor Mahasiswa : P3100215001

Program Studi : Teknik Perkapalan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan Tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 25 November 2017


Yang Menyatakan
Rahmawati Djunuda
v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

dengan selesainya Tesis ini.

Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka

penyusunan Tesis ini. Dengan bantuan beberapa pihak, maka Tesis ini bisa

terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus menyampaikan

terima kasih kepada Dr. Ir. Syamsul Asri, M.T sebagai Ketua Komisi

Penasehat dan Dr. Andi Sitti Chaerunnisa M, S.T, M.T sebagai Anggota

Komisi Penasehat atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mulai

dari awal sampai dengan selesainya Tesis ini. Terima kasih juga penulis

sampaikan kepada pihak PT Pelindo IV (Persero) Cabang Parepare yang

telah banyak memberikan bantuan data yang diperlukan dalam

penyelesaian Tesis ini.

Terima kasih kepada teman-teman Pasca Unhas jurusan pekapalan

angkatan 2015 atas kekompakannnya selama ini dan terkhusus saya

sampaikan terima kasih kepada orang tua dan saudara-saudara saya yang

tiada hentinya membantu dan mensupport saya.

Makassar, 25 November 2017

Rahmawati Djunuda
vi
vii
viii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA vi

ABSTRAK BAHASA INGGRIS vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 9

E. Batasan Masalah 10

F. Sistematika Penulisan 10
ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

A. Pelabuhan 12

B. Tarif Jasa Pelabuhan 15

C. Pelayanan Kapal 28

D. Biaya Kapal 28

E. Perhitungan Biaya Kapal 28

F. Formulasi dan Tata Cara Perhitungan Tarif 38

G. Metode Required Freight Rate 42

H. Metode Ability To Pay dan Willingness To Pay 43

I. Dimenai kualitas Jasa 51

J. Kerangka Konseptual 53

K. Defenis Operasional 55

BAB III METODE PENELITIAN 59

A. Rancangan Penelitian 59

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 60

C. Populasi dan Sampel Penelitian 60

D. Pengumpulan Data 60

E. Analisis Data 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66

A. Gambaran Umum Pelabuhan Parepare 66

B. Fasilitas Eksisting Pelabuhan Parepare 68

C. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal 71


x

D. Perhitungan Frekuensi Layanan Kapal di Pelabuhan 76

E. Perhitungan Biaya Operasional Kapal 82

F. Perhitungan Tarif Pelayanan Kapal 94

G. Analisa Tingkat Tarif Yang Dibutuhkan (RFR) 103

H. Analisis ATP dan WTP 104

BAB V PENUTUP 136

A. Kesimpulan 136

B. Saran 138

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xi

DAFTAR TABEL

nomor halaman

1. Perbandingan tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini


dengan tarif sebelumnya (Sumber, PT Pelindo IV
Cabang Parepare 6

2. Satuan Waktu Dan Tatanan Pelayanan Jasa Kapal 18

3. Kondisi fasilitas pelabuhan Parepare 69

4. Waktu Pelayanan Kapal di Pelabuhan Parepare 76

5. Kapasitas Pelayanan Pandu, Tunda dan Tambat 78

6. Tonase pelayanan pandu, tunda dan tambat 80

7. Nama dan Ukuran Kapal yang masuk ke Pelabuhan Parepare 81

8. Biaya Investasi Kapal Pandu dan Kapal Tunda 82

9. Biaya Crew Kapal Pandu BANDAR MADANI 83

10. Biaya ABK TB. HECTOR 178 83

11. Biaya Pegawai Pelayanan Tambat dan Pelayanan Air 84

12. Biaya Depresiasi dan Asuransi 85

13. Biaya Asuransi kecelakaan Kerja 85

14. Biaya pakaian dinas 86

15. Biaya Insentif 87

16. Biaya bahan bakar dan minyak pelumas 88

17. Biaya air tawar 89

18. Biaya Staff Adm Operasi untuk Pelayanan Kapal 90

19. Biaya pemeliharaan kapal 91


xii

20. Biaya Pendidikan dan Latihan 91

21. Biaya Perjalanan Dinas 92

22. Biaya sumbangan dana Pensiun 92

23. Biaya pengelolaan kantor 93

24. Total biaya operasional pelayanan Pandu 93

25. Total Biaya Operasional Pelayanan Tunda 94

26. Total Biaya Operasional Pelayanan Tambat 94

27. Total Biaya Operasional Pelayanan Air Kapal 94

28. Tarif Pelayan Pandu 96

29. Tarif Pelayan Tunda 98

30. Tarif Pelayan Tambat 100

31. Perbandingan antara tarif pelayanan kapal yang berlaku


sekarang dengan tarif RFR 102

32. Perhitungan Nilai ATP Pelayanan Pandu 107

33. Perhitungan Nilai ATP tarif variabel Pelayanan Tunda 109

34. Perhitungan nilai ATP tarif Tetap Pelayanan tunda 109

35. Perhitungan Nilai ATP Pelayanan Tambat 111

36. Perhitungan Nilai ATP Pelayanan Air 113

37. Perhitungan Nilai WTP Tarif Variabel Pelayanan Pandu 115

38. Perhitungan Nilai WTP Tarif Tetap Pelayanan Pandu 116

39. Perhitungan Nilai WTP Tarif Variabel Pelayanan Tunda 117

40. Perhitungan Nilai WTP Tarif Tetap Pelayanan Tunda 119

41. Perhitungan Nilai WTP Pelayanan Tambat 120

42. Perhitungan Nilai WTP Pelayanan Air 122


xiii

43. Perbandingan antara nilai ATP, WTP, RFR dan


tarif yang berlaku sekarang 130

44. Perbandingan antara nilai ATP, WTP dan tarif yang


berlaku sekarang 133
xiv

DAFTAR GAMBAR

nomor halaman

1. Alur pelayaran Kapal 15

2. Faktor-Faktor ATP 45

3. Faktor-Faktor WTP 48

4. Kurva ATP dan WTP 49

5. Kondisi ATP Lebih Rendah dari Tarif Berlaku 51

6. Kerangka Konseptual 55

7. Kerangka Alur Penelitian 65

8. Lokasi Pelabuhan Yang Berada Di Kota Parepare 67

9. Peta Lokasi Parepare di Propinsi Sulawesi Selatan 68

10. Lay Out Eksisting Pelabuhan Nusantara 2016 70

11. Lay Out Eksisting Pelabuhan Cappa Ujung 2015 70

12. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal Masuk 73

13. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal Keluar 74

14. Proes pelayanan kapal di pelabuhan Parepare 75

15. Grafik tarif pelayanan pandu 97

16. Grafik tarif pelayanan tunda 99

17. Grafik tarif pelayanan tambat 100

18. Diagram Analisis Tingkat Pelayanan Kapal 103

19. Diagram distribusi pendapatan kapal responden 106

20. Diagram ATP responden untuk pelayanan pandu 108


xv

21. Diagram ATP responden untuk pelayanan tunda 110

22. Diagram ATP responden untuk tarif pelayanan tambat 112

23. Diagram ATP responden untuk pelayanan air 114

24. Diagram tarif pelayanan pandu yang diharapkan 117

25. Tarif variabel pelayanan tunda yang diharapkan responden 118

26. Diagram tarif pelayanan tunda yang diharapkan 120

27. Diagram tarif pelayanan tambat yang diharapkan 121

28. Tarif pelayanan air yang diharapkan responden 122

29. Diagram prioritas pelayanan harapan responden 123

30. Diagram persentase responden yang mau membayar


lebih untuk peningkatan pelayanan kapal 124

31. Diagram biaya yang ditambahkan untuk peningkatan


Pelayanan 125

32. Diagram WTP pelayanan pandu 126

33. Diagram WTP pelayanan tunda 127

34. Diagram WTP pelayanan tambat 128

35. Diagram WTP pelayanan air 129

36. Grafik perbandingan nilai ATP, WTP, RFR dan tarif


yang berlaku sekarang 131
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

nomor halaman

1. Tarif Pelayanan Kapal 141

2. Perhitungan Frekuensi Pelayanan Dan Tonase Kapal 142

3. Perhitungan Frekuensi Pelayanan Kapal (Yang Bisa Dilayani) 143

4. Perhitungan Biaya-Biaya Operasional Kapal 145

5. Gaji Pegawai Tambat, Gaji Pegawai Air Kapal 146

6. Biaya Depresiasi dan Biaya Asuransi 147

7. Biaya Operasonal Pemanduan 149

8. Perhitungan Biaya Operasi Mesin TB. HECTOR 178 150

9. BBM Pelayanan Air 152

10. Biaya Air Tawar Kapal Tunda 152

11. Biaya RMS 153

12. Biaya Operasional Pelayanan Pandu 154

13. Biaya Operasioanl Kapal Tunda 155

14. Biaya Operasional pelayanan Tambat 156

15. Biaya Operasional pelayanan Air 157

16. Perhitungan Tarif Pelayanan Kapal 158

17. Perhitungan RFR 161

18. ATP Variabel Pelayanan Tunda, ATP Tetap Pelayanan Tunda 163
xvii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan

T Tarif;

Cu Cost per unit;

Ls Level of service

SLA Service Level Agreement

SLG Service Level Guarantee

GRT Gross Registered Ton

BOL Biaya Operasi Langsung

BOTL Biaya Operasi Tidak Langsung

BPO Biaya Penunjang Operasi

BPKP Biaya Pengelolaan Kantor Pusat

ATP Ability To Pay

WTP Willingness To Pay

It Total pendapatan keluarga per bulan

(Rp/Kel/Bulan)

Pp Persentase pendapatan untuk

transportasi per bulan dari total

Pendapatan keluarga

P Persentase untuk angkutan dari


Pendapatan transportasi keluarga per
bulan
xviii

Tt Total panjang perjalanan keluarga per

bulan per trip

ATPresp ATP responden berdasarkan jenis

pekerjaan (Rp/Resp/Trip)

Irs Pendapatan responden per bulan

(Rp/bulan)

Pp Persentase pendapatan untuk

transportasi per bulan dari Pendapatan

responden

Pt Persentase untuk angkutan dari


pendapatan untuk transportasi

Trs Total panjang perjalanan per bulan per

trip (Trip/Resp/bulan)

MWTP Rata-rata WTP

n Ukuran sampel
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran pasal 1, pelabuhan

adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan di sekitarnya

dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan

kegiatan pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar,

naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan

antar moda transportasi.

Pelabuhan mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan

industri dan perdagangan serta dapat memberikan kontribusi bagi

pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap

pengelolaan segmen usaha pelabuhan agar pengoperasiannya dapat

dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan

pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau

(Simarmata, 2015).

PP Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan membagi

jenjang pelabuhan menjadi tiga tingkatan yaitu pelabuhan utama,


2

pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan. Berdasarkan

Keputusan Menteri Perhubungan KP 725 Tahun 2014 Tentang Perubahan

Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 Tentang

Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional bahwa pelabuhan

Parepare merupakan pelabuhan pengumpul hingga tahun 2030.

Pelabuhan Parepare terletak di kota Parepare Propinsi Sulawesi

Selatan, berjarak sekitar 170 Km sebelah Utara kota Makassar. Merupakan

pelabuhan alam yang terbagi atas 3 lokasi pelabuhan, yaitu: pelabuhan

Nusantara berfungsi sebagai pelabuhan penumpang, Cappa Ujung

berfungsi sebagai pelabuhan barang/petikemas dan Lontange sebagai

pelabuhan rakyat ditambah pelabuhan Khusus Pertamina. Pelabuhan ini

sangat ramai karena menjadi pelabuhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

tujuan Tawau, Malaysia. Beberapa perusahaan pelayaran memiliki akses

langsung ke Nunukan-Tawau, Malaysia.

Fasilitis pokok pelabuhan terdiri dari alur pelayaran sebagai jalan kapal

sehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar,

kolam pelabuhan berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang

berada di pelabuhan serta dermaga merupakan sarana dimana kapal-kapal

bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut

dan menurunkan penumpang. Sedangkan fasilitas penunjang diantaranya

lapangan penumpukan untuk petikemas, terminal dan jalan untuk

memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.


3

Pelayanan jasa pelabuhan Parepare antara lain pelayanan jasa kapal,

barang, dan penumpang. Untuk pelayan jasa kapal terdiri atas jasa labuh,

jasa pandu, jasa tunda, jasa tambat dan jasa air. Pelayanan jasa barang

teridiri atas jasa dermaga. Pelayanan jasa penumpang yaitu pelayanan

terminal.

Fasilitas pelayanan jasa kapal yang dimiliki pelabuhan Parepare saat

ini yaitu satu unit kapal pandu yang berupa Speed Boat, dermaga tempat

kapal bersandar dan pengisian air tawar. Sedangkan untuk kapal tunda saat

ini belum ada, kapal tunda yang sekarang ini beroperasi adalah kapal milik

swasta dan hasilnya dibagi dengan pihak Pelindo.

Pelabuhan Nusantara merupakan pelabuhan penumpang yang

berukuran 280 m x 15 m. Pemanfaatan dermaga Nusantara ini sudah ramai,

dalam sebulan rata-rata kunjungan kapal sampai 55 call yang terdiri dari 2

kapal Pelni dan 10 kapal swasta yaitu kapal penumpang dan kapal Roro

dengan rute pelayaran Parepare-Tarakan, Parepare-Nunukan, Parepare-

Samarinda, Parepare-Bontang dan Parepare-Balikpapan.

Fasilitas penunjang di pelabuhan Nusantara saat ini masih sangat

minim seperti tangga untuk naik turun penumpang dari/ke kapal serta

jembatan untuk memudahkan kendaraan naik dan turun kapal belum

tersedia. Contoh, salah satu kapal yang masuk ke pelabuhan Nusantara

memuat kendaraan roda dua. Kendaraan roda dua tersebut harus diangkat

menggunakan tenaga manusia pada saat akan naik dan turun kapal.
4

Pelabuhan Cappa Ujung merupakan pelabuhan yang khusus melayani

kapal barang dan kapal petikemas yang terbagi atas dermaga lama yang

berukuran 35 m x 15 m dan dermaga baru yang dibangun pada tahun 2015

karena rubuh dengan ukuran 70 m x 20 m. Dimana dermaga baru ini dibuat

khusus untuk melayani kapal petikemas. Pemanfaatan jasa pengiriman

barang menggunakan petikemas (container) di pelabuhan Cappa Ujung

hingga saat ini masih minim. Dalam sebulan rata-rata hanya sampai tiga

kali kunjungan kapal. Pengguna jasa pelabuhan khusus petikemas lebih

banyak dimanfaatkan oleh perusahaan distributor beraneka ragam barang

dan untuk kegiatan bongkar muat hanya mengandalkan peralatan yang

dimiliki oleh kapal itu sendiri. Dalam sebulan rata-rata kunjungan General

Cargo sampai dengan 12 call.

Fasilitas penunjang aktivitas jasa kontainer di pelabuhan Cappa Ujung

masih minim. Mobile crane yang bisa memindahkan container ukuran besar

dari kapal ke tempat penimbunan container belum tersedia. Petikemas

(container) yang di bongkar dan di muat hanya petikemas yang berukuran

20 feet. Selama ini untuk kegiatan bongkar muat petikemas hanya

mengandalkan peralatan (crane) dengan kapasitas 80 Ton dan Forklif

dengan kapasitas 32 Ton dan 7 Ton yang dimiliki oleh pihak swasta yaitu

PT Mentari Sejati Perkasa. Trailer yang digunakan untuk mengangkut

petikemas dari kapal ke lapangan penumpukan (container yard) atau

sebaliknya juga milik swasta yaitu PT Sriwijaya. Pihak Pelindo IV Cabang


5

Parepare hanya menyediakan dermaga untuk kapal bersandar dan hanya

melakukan pengawasan.

Menurut pihak pemilik kapal/Agent bahwa untuk pelayanan jam kerja di

pelabuhan Cappa Ujung sering terlambat karena terkadang TKBM yang

kurang tepat waktu. Dimana TKBM ini disediakan oleh Pelindo. Pada

umumnya Kapal petikemas yang masuk ke pelabuhan Cappa Ujung

Parepare sering mengalami kerugian karena muatan dari Parepare kurang

atau bahkan tidak ada sehingga petikemas kembali dalam keadaan kosong.

Pihak pelabuhan berharap pemerintah bisa meningkatkan fasilitas

pendukung guna menunjang pertumbuhan ekonomi kota Parepare dan

perusahaan jasa kontainer semakin dibutuhkan guna menopang aktivitas

ekonomi Parepare.

Beberapa tahun terakhir PT Pelindo IV Cabang Parepare banyak

melakukan investasi. Pada tahun 2014 di pelabuhan Nusantara telah

dilakukan investasi penambahan bak penampungan air bersih. Tahun 2015

melakukan investasi pengaspalan lapangan parkir dan perbaikan jalan

dengan pemasangan Paving blok, serta pembangunan dermaga di

pelabuhan Cappa Ujung yang rusak akibat rubuh di sebelah barat

pelabuhan dengan ukuran 70 meter x 20 meter. Tahun 2016 penyediaan

lampu penerangan serta penataan pelabuhan Nusantara melalui

pembongkaran kantor KSOP dan kantor Polisi (KPN) serta melakukan

perbaikan jalan di pelabuhan Cappa Ujung seluas 1850 m2.


6

PT Pelindo IV Cabang Parepare bertekad dan komitmen

mengutamakan pelayanan jasa kepelabuhanan dan memberikan kepuasan

terhadap pengguna jasa. Pihak pelabuhan Parepare berjanji akan segera

membenahi masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungan pelabuhan.

Sehingga di awal tahun 2017 pihak pelabuhan Parepare telah menaikkan

tarif pelayanan jasa kepelabuhanan untuk menunjang peningkatan

pelayanan terhadap pengguna jasa. Tarif jasa kepelabuhanan harus ada

keseimbangan antara besaran tarif dengan tingkat pelayanan yang diterima

oleh pengguna jasa, meliputi keselamatan, keamanan, kelancaran dan

kenyamanan. Perbandingan tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini

dengan tarif sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Perbandingan tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini dengan
tarif sebelumnya (Sumber, PT Pelindo IV Cabang Parepare
7

Untuk tarif pelayanan labuh tidak ada karena pada pertengahan tahun

2014, pelayanan labuh telah diambil alih oleh Kesyahbandar dan Otoritas

Pelabuhan Parepare (KSOP Parepare).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengguna jasa bahwa

beberapa tahun terakhir mereka tidak mendapatkan pelayanan yang

maksimal sesuai dengan tarif yang dibayarkan. Seperti pelayanan jasa

kapal, meskipun pemilik kapal telah membayar tarif jasa tunda yaitu untuk

tarif variabel sebesar Rp. 59,06 per GT/gerakan dan tarif tetap yang

disesuaikan dengan GT kapal tetapi terkadang kapal mereka tidak

mendapatkan pelayanan. Tarif jasa barang yang dianggap tinggi yaitu Rp.

5000/m3 tapi pengguna jasa tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai.

Pas pelabuhan untuk penumpang yang dianggap terlalu mahal yaitu Rp.

15.000/penumpang, serta pick up dan truck masing-masing Rp. 30.000/unit

dan Rp. 70.000/unit.

Besaran tarif jasa kepelabuhanan ditetapkan (diatur dalam PP 61

Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan pasal 146): Kepentingan pelayanan

umum, peningkatan mutu pelayanan jasa kepelabuhanan, kepentingan

pengguna jasa, peningkatan kelancaran pelayanan jasa, pengembalian

investasi serta pengembangan usaha. Tarif jasa kepelabuhanan harus ada

keseimbangan antara besaran tarif dengan tingkat pelayanan yang diterima

oleh pengguna jasa, meliputi keselamatan, keamanan, kelancaran dan

kenyamanan.
8

Untuk menilai kelayakan tarif yang berlaku atau tarif yang ditawarkan

kepada pihak pemakai jasa digunakan metode RFR (Required Freight

Rate), sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan

kemauan/keinginan membayar pengguna jasa di gunakan analisis ATP

(Ability To Pay) dan WTP (Willingness To Pay). Kemampuan bayar, dalam

konteks ini menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terkait dengan nilai

tarif yang berlaku. Secara langsung, perubahan tarif akan berpengaruh

terhadap pilihan seseorang terhadap moda transportasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian saat ini adalah

“Kajian Tarif Pelayanan Kapal Pada Pelabuhan Parepare”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini sudah layak jika

ditinjau dari pihak operator?

2. Apakah tarif yang berlaku saat ini sudah sesuai dengan kemampuan

dan keinginan pengguna jasa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini, apakah

sudah layak jika ditinjau dari pihak operator.


9

2. Untuk menentukan tarif yang berlaku saat ini, apakah sudah sesuai

dengan kemampuan dan keinginan pengguna jasa

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi pengguna

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kemampuan dan

keinginan membayar pengguna jasa membayar tarif jasa pelayanan

kapal dapat tersampaikan kepada pihak penyedia jasa/operator.

b. Bagi pihak operator

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberi masukan

ke pihak operator tentang tarif minimal pelayanan kapal dan dapat

mempertimbangkan tarif yang sesuai dengan kemampuan dan

keinginan pengguna jasa.

c. Bagi pihak pemerintah

Sebagai masukan kepada pihak pemerintah dalam menyusun

peraturan/kebijakan tentang tarif pelayanan kapal.

2. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

pengembangan ilmu perkapalan dan memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang tarif pelayanan kapal.


10

E. Batasan Masalah

Penulis membatasi ruang lingkup masalah untuk lebih

menyederhanakan dan memudahkan penelitian ini. Adapun batasan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Wilayah penelitian adalah pelabuhan Nusantara dan pelabuhan Cappa

Ujung.

2. Pengguna jasa yang dijadikan objek penelitian adalah pemilik kapal

(perusahaan pelayaran)/agen yang kapalnya masuk ke pelabuhan

Nusantara dan Cappa Ujung.

3. Pelayanan kapal yang dianalisis yaitu pelayanan pandu, tunda, tambat

dan pelayanan air.

4. Pelayanan jasa labuh tidak dianalisis.

F. Sistematika Penulisan

Tesis ini disusun menjadi beberapa bagian untuk mendapatkan alur

penulisan yang jelas dan sistematis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan latar belakang, rumusan masalah,

manfaat yang ingin dicapai, tujuan dilakukannya penelitian, batasan

masalah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang pelabuhan, infrastruktur

pelabuhan, dimensi kualitas Jasa, tarif jasa pelabuhan, frekuensi pelayanan


11

kapal, perhitungan biaya kapal, metode RFR, formulasi dan tata cara

perhitungan tarif pelayanan jasa pelabuhan yang diusahakan oleh badan

usaha pelabuhan berdasarkan Menteri Perhubungan Nomor PM 6 tahun

2013, ATP dan WTP, kerangka konseptual dan defenisi operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan teknik sampel, instrumen pengumpulan data serta

analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti menganalisa tentang frekuensi pelayanan kapal dan

GT kapal, biaya operasional kapal, tarif pelayanan kapal, RFR serta ATP

dan WTP.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti menyimpulkan secara keseluruhan hasil penelitian dan

saran.
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelabuhan

1. Fungsi Pelabuhan

Fungsi pelabuhan terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Fungsi perpindahan muatan (transhipment): melayani perpindahan

muatan, (barang dan penumpang), baik angkutan laut dalam negeri

maupun luar negeri.

b. Fungsi industri: pelabuhan laut merupakan industri jasa dan dapat

memadu dengan industri-industri pabrik sekitarnya, dengan adanya

fasilitas pelabuhan yang baik akan mengundang pertumbuhan

industri di sekitar pelabuhan sehingga kawasan pelabuhan akan

berkembang.

2. Peran Pelabuhan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun

2009, Bab II Pasal 4 tentang Kepelabuhanan, peran pelabuhan yaitu:

a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya

b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian

c. Tempat kegiatan alih moda transportasi

d. Penunjang kegiatan industri dan atau perdagangan

e. Tempat distribusi, produksi, konsolidasi muatan atau barang


13

f. Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan Negara

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan membagi jenjang pelabuhan menjadi tiga tingkatan yaitu:

1) Pelabuhan utama

Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani

kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan

laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar dan sebagai tempat

asal tujuan penumpang dan atau barang serta angkutan penyeberangan

dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.

2) Pelabuhan pengumpul

Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut

dalam negeri dalam jumlah menengah dan sebagai tempat asal tujuan

penumpang dan atau barang serta angkutan penyeberangan dengan

jangkauan pelayanan antar provinsi.

3) Pelabuhan pengumpan

Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut

dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi

pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul dan sebagai tempat asal

tujuan penumpang dan atau barang serta angkutan penyeberangan dengan

jangkauan dalam provinsi.


14

Kegiatan dalam pengusahaan pelabuhan terdiri atas penyediaan

dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan dan jasa terkait dengan

kepelabuhanan yang meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,

penumpang dan barang. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,

penumpang dan barang terdiri atas:

1) Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/atau

pelayanan jasa kepelabuhanan dan jasa terkait dengan

kepelabuhanan.

2) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana

dimaksud di atas meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,

penumpang, dan barang.

3) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal terdiri atas:

 Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat;

 Penyediaan dan/atau pelayanan air bersih;

 Penyediaan dan/atau pelayanan pelayanan jasa penundaan kapal.

4) Kegiatan jasa terkait dengan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud

meliputi kegiatan yang menunjang kelancaran operasional dan

memberikan nilai tambah bagi pelabuhan.

Pelayanan kapal dimulai dari kapal masuk ke perairan pelabuhan,

berada di kolam pelabuhan, ketika akan bersandar di tambatan, sampai

saat kapal meninggalkan pelabuhan. Dalam rangka menjaga keselamatan

kapal, penumpang dan muatannya sewaktu memasuki alur pelayaran

menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh, maka untuk


15

pelabuhan-pelabuhan tertentu dengan kapal-kapal tertentu harus dipandu

oleh petugas pandu yang disediakan oleh Pelabuhan. Pemerintah telah

menetapkan perairan-perairan yang termasuk dalam kategori perairan

wajib pandu, perairan pandu luar biasa dan perairan di luar batas perairan

pandu. Untuk mengantar petugas pandu ke/dan kapal diperlukan peralatan

kapal yang disebut kapal pandu. Terhadap kapal yang keluar masuk

pelabuhan dan mempunyai panjang kapal lebih dari 70 meter, harus

menggunakan kapal tunda. Sedangkan terhadap kapal yang panjangnya

(LoA = Length of All) lebih dari 30 meter, sebagai pertimbangan

keselamatan, diharuskan menggunakan kapal kepil. Adapun gambar alur

pelayanan kapal mulai masuk sampai keluar pelabuhan dapat dilihat pada

gambar 1 berikut:

Sumber: Google

Gambar 1. Alur pelayanan kapal

B. Tarif Jasa Pelabuhan

Tarif adalah harga jasa dari setiap jenis pelayanan yang terdapat

didalam pelabuhan (port pricing). Tarif jasa pelabuhan terjadi karena ada
16

pihak yang memberikan/menyediakan pelayanan (oleh penyelenggara

pelabuhan) oleh sebab itu tarif harus jelas besarannya, jenis pelayanan

yang diberikan/disediakan dan bagaimana pemberlakuannya.

Dalam penetapan besaran tarif, biasanya didasarkan pada seberapa

besar produksi telah/akan dibentuk, sehingga perlu mempertimbangkan

beberpa prinsip pokok untuk dijadikan dasar sebagai kerangka pungutan

kepada pengguna jasa.

1. Jenis, Struktur Dan Golongan Tarif

Berdasrkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

mengenai ketentuan pentarifan:

“Ketentuan mengenai jenis, struktur dan golongan tarif jasa pelabuhan yang

diberikan di pelabuhan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”

Dalam pelaksanaanya berbunyi:

“Dengan berdasarkan pada jenis, struktur dan golongan tarif yang

ditetapkan oleh pemerintah, penyelenggara pelabuhan menetapkan tarif

dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan untuk

kelangsungan dan penyeimbangan usaha pelabuhan dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan dan kepentingan pengguna jasa

pelabuhan”.

a. Jenis Tarif

Jenis tarif pelayanan jasa kepelabuhanan dikelompokan menjadi:

1) Tarif Pelayanan Jasa Kapal

a) Tarif jasa labuh


17

b) Tarif jasa tambat

c) Tarif jasa pemanduan, dan

d) Tarif jasa penundaan

2) Tarif Pelayanan Jasa Barang

a) Tarif jasa dermaga

b) Tarif jasa penumpukan

3) Tarif Pelayanan Jasa Penumpang

4) Tarif Pelayanan Jasa Alat

a) Tarif jasa penggunaan alat-alat mekanis

b) Tarif jas penggunaan alat-alat non mekanik

5) Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhan lainnya, antara lain:

a) Tarif pelayanan terminal penumpang

b) Tarif tanda masuk (pas) orang dan kenderaan

c) Tarif listrik

d) Tarif persewaan tanah

e) Tarif persewaan ruangan

f) Tarif persewaan peraiaran pelabuhan

g) Tarif pelayanan air bersih

h) Tarif pelayanan telepon’

i) Tarif pelayanan lainnya sesuai dengan jasa yang diberikan oleh

Badan Usaha Pelabuhan.

b. Struktur Tarif

1. Pengertian struktur tarif


18

Struktur tarif pelayanan jasa kepelabuhanan merupakan kerangka

perhitungan biaya pokok dikaitkan dengan tatanan waktu dan satuan

ukuran atas pengenaan tarif setiap pelayanan yang diberikan.

2. Pengertian Biaya Pokok

Biaya pokok setiap jenis jasa kepelabuhanan merupakan hasil

pembagian antara total biaya dengan produksi pada tingkat normal,

meliputi :

a) Biaya operasi langsung

b) Biaya operasi tidak langsung

c) Biaya penunjang operasi, dan

d) Biaya pengelolaan

Biaya sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari biaya tetap dan biaya

tidak tetap.

3. Pengertian tatanan waktu dan satuan pelayanan

Tabel 2. Satuan Waktu Dan Tatanan Pelayanan Jasa Kapal

No. Jenis Pelayanan Tatanan Waktu & Contoh Dasar Pembedaan


Satuan Ukuran Tarif
1. Pelayanan terhadap
kapal :
a. Jasa Labuh GRT/10 Hari  Ukuran kapal (GRT)
 Kapal niaga dan bukan
niaga
 Untuk beberapa
kunjungan dalam 10 hari
 Kapal pelayaran dalam
negeri dan luar negeri
 Khusus :
 Bebas (kapal Perang RI,
kapal Negara, navigasi)
 Keringanan missal
floating repair terkenan
75%)

 Klasifikasi kapal (GRT)


19

b. Jasa Pandu GRT/Kapal  Kelompok pelabuhan


 Kapal LNG, LPG,
Condensate
 Khusus :
 Bebas (kapal Rumah
Sakit, kapal Perang RI)

 Klasifikasi ukuran kapal


c. Jasa Tunda GRT/Jam (GRT dan waktu)
 Lokasi Tunda (dalam
daerah perairan)
pelabuhan atau luar
pelabuhan
 Sifat pekerjaan
(keadaan
menggandeng/menunda
kapal isi atau keadaan
menggandeng menunda
kapal kosong)

d. Jasa Tambat GRT/Etmal  Ukuran kapal (GRT)


 Masa/waktu tambat (1/4
etmal, ½ etmal, ¾ etmal,
1 etmal = 24 jam)
Jenis dermaga (beton,
besi/kayu, pelampung,
breasting/dolphin dan
pinggiran)
 Kapal pelayaran dalam
negeri, luar negeri)
 Batas waktu, bila
melebihi waktu
 Posisi tambat (tambat
lampung)
 Jenis kapal (Ferry/Roro)
2. Pelayanan Terhadap
Barang dan
Penumpang
 Barang (ekspor, impor,
a. Jasa Dermaga Ton/M3 antar pulau)
Ekor
 Barang BULOG,
Per Box
transshipment
 Jenis (hewan besar
kerbau dan sejenisnya,
hewan kecil kambing
dan sejenisnya)
 Ukuran (petikemas 20’
atau diatasnya)

b. Jasa Penumpukan Ton/M3 (Barang  Tempat


Umum) (gudangbtertutup,
gudang
20

terbuka/lapangan,
penyimpanan hewan)
 Lokasi (Lini I, Lini II)
 Masa/ waktu (masa I,
masa II, masa III)
 Jenis sifat (barang
umum, transshipment)
Box/Hari
(Petikemas)  Ukuran petikemas 20’
dan diatas 20’
 Jenis/status (kosong,
isi, over height, over
weight, over length)
Khusus :
 Bebas
 Likasi (Pel. Utama &
Cargo)
 Jenis (harian, bulanan,
c. Jasa Penumpang Per Orang tahunan)
 Jenis Kelas Terminal A,
B dan C
d. Pas Pelabuhan Lembar  Tempat (penumpang,
pengantar/penjemput)

c. Golongan Tarif

1) Tarif yang berlaku di pelabuhan yang diselenggarakan oleh

pemerintah

2) Tarif yang berlaku di pelabuhan yang diselenggarakan oleh Badan

Usaha Pelabuhan (dalam hal ini PT Pelabuhan Indonesia

(Persero), meliputi:

a) Pelabuhan utama (pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung

Perak dan Makassar)

b) Pelabuhan lainnya
21

2. Kebijakan Pentarifan

a. Peraturan yang berlaku:

INPRES Nomor 4 Tahun 1985

Arah kebijaksanaan INPRES Nomor 4 Tahun 1985 dijabarkan lebih

lanjut melalui SK Menhub dan SKB beberapa Menteri yang terkait.

Arah kebijaksanaan tersebut menyangkut masalah:

a) Tatalaksana angkutan barang antar pulau

b) Biaya pelabuhan

c) Biaya angkutan laut antar pulau

d) Tatalaksana bongkar muat

e) Ongkos pelabuhan muatan dan ongkos pelabuhan tujuan

f) Pengurusan barang dan dokumen angkutan laut serta angkutan

darat

g) Keagenan Umum

b. INPRES Nomor 3 Tahun 1991

INSTRUKSI Presiden Nomor 3 tahun 1991 antara lain berisi sebagai

berikut:

1) Tarif jasa pelabuhan

Tarif jasa pelabuhan ditetapkan sebagai berikut:

a. Tarif jasa labuh, jasa pandu, jasa tunda, jasa tambat dan jasa

pelayanan air,

b. bagi kapal pelayaran luar negeri berbendera Indonesia dan

berbendera Asing diberlakukan sama.


22

c. Tarif jasa pandu dihitung atas dasar GRT (Gross Registered

Ton)

d. Tarif jasa tunda dihitung atas dasar GRT per jam.

e. Struktur tarif jasa dermaga ditata kembali

f. Besarnya tarif jasa penumpukan dan masa penumpukan di

pelabuhan ditata kembali dengan memperhatikan kepentingan

penyedia jasa, pengguna jasa dan kepentingan umum.

2) Tarif Angkutan Laut Antar Pulau

Tarif angkutan laut barang antar pulau ditetapkan oleh penyedia

jasa berdasarkan kesepakatan bersama dengan pengguna jasa.

3) Kebijakan umum Pemerintah/Menteri Perhubungan mengenai

penetapan besaran tarif adalah:

a) Penetapan tarif dimaksudkan untuk mendorong terciptanya

penggunaan prasarana dan sarana perhubungan secara

maksimal dan efekif.

b) Pemerintah menetapkan tarif jasa perhubungan demi menjamin

kelangsungan penyelenggaraan perhubungan dengan

mempertimbangkan daya beli masyarakat dan pengaruhnya

terhadap harga produksi serta terjaminnya tingkat keselamatan.

c) Pada prinsipnya tarif yang dipungut atas pelayanan jasa yang

diberikan adalah untuk memperoleh kembali investasi yang telah

dikeluarkan.
23

c. Arah kebijakan Menteri Perhubungan dalam RKM tentang Jenis dan

Struktur Tarif Jasa Kepelabuhanan pada pelabuhan laut yang

diusahakan, bahwa besaran tarif jasa kepelabuhanan ditetapkan dengan

memperhatikan:

1) Kepentingan pelayanan umum

2) Kepentingan pemakai jasa

3) Mendorong kelancaran

4) Pengembalian biaya

5) Pengembangan usaha

3. Filosofi Dan Fungsi Tarif

a. Filosofi Tarif

1) Tarif jasa kepelabuhanan merupakan harga dari pelayanan jasa

yang diberikan kepada pengguna jasa dengan memperhatikan

daya beli, segmentasi pasar serta kemampuan memproduksi

jasa kepelabuhanan secara efisien dan berkesinambungan.

2) Tarif jasa kepelabuhanan harus dapat menutup seluruh biaya

(cost recovery)

3) Tarif jasa kepelabuhanan dengan memperhitungkan cost

recovery ditambah keuntungan yang wajar agar mampu

mengembalikan investasi sehingga dapat menumbuh

kembangkan perusahaan.

4) Tarif jasa kepelabuhanan harus mampu mendorong peningkatan

pelayanan dan produktivitas pelabuhan.


24

5) Tarif jasa kepelabuhanan harus dapat menunjang pertumbuhan

ekonomi dan mengantisipasi globalisasi serta mampu

mendorong persaingan perdagangan yang semakin ketat.

b. Fungsi Tarif

1) Tarif jasa kepelabuhanan merupakan jantung bagi kelangsungan

hidup pengusahaan pelabuhan.

2) Tarif jasa kepelabuhanan berfungsi sebagai alat pengendali

untuk menjamin dan mendorong penggunaan sumber daya

secara optimal.

3) Tarif jasa kepelabuhanan sebagai alat menajemen untuk

pengendalian operasional dan pengembangan usaha

pengusahaan pelabuhan.

4) Tarif jasa kepelabuhanan berfungsi menjamin pengguna jasa

untuk mendapatkan pelayanan dan kepastian usaha.

4. Pola Perhitungan Tarif

a. Dasar Penentuan Tarif

1) Prinsip penetapan tariff harus konsisten dengan visi perusahaan

(corporate vision) dan tujuan umum perusahaan (corporate

objective) sesuai yang termaksud pada rencana jangka panjang

perusahaan (corporate plan)

2) Tarif sebagai pungutan terkait dengan kondisi pasar, dimana tariff

jasa kepelabuhanan merupakan bagian/unsur transportasi yang

pada gilirannya merupakan pembentuk biaya pokok (harga jual)


25

barang yang harus ditanggung oleh konsumen akhir (end

consumer)

b. Pendekatan dalam perhitungan tarif

1) Pendekatan financial

a) Untuk menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan

usaha pelabuhan, tariff harus dapat menutup pengembalian

fasilitas/peralatan (replacement cost) dengan perhitungkan

nilai uang sekarang (present value of money) waktu

penyusutan dan bunga bank.

b) Alokasi setip rupiah yang dikeluarkan ke dalam perhitungan

biaya pokok secara realistis perlu penetapan pola

pembebanan biaya dan penggunaan metode akutansi biaya

yang relevan dan tepat.

2) Pendekatan sosio-ekonomi

Dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Memperhatikan manfaat yang sudah dicapai masyarakat

dan sektor lain, kemampuan daya beli masyarakat,

persaingan regional antar pelabuhan dan pertimbangan

kondisi ekonomi daerah.

b) Menjamin dan mendorong penggunaan sumber daya

manusia secara maksimal.

c) Mengembangkan distribusi pemasaran dengan

mempercepat lalu lintas arus barang di pelabuhan.


26

3) Pendekatan operasional

Untuk menunjang peningkatan pelayanan jasa

kepelabuhanan/angkutan laut, efisien dan produktivitas

pelabuhan, perlu diwujudkan tarif sesuai kemampuan segmentasi

pasar disertai penerapan system reward dan penalty.

c. Pola perhitungan biaya pokok

Biaya pokok jasa kepelabuhanan merupakan hasil pembagian

antara total biaya dengan produksi pada tingkat normal, dengan struktur

biaya meliputi:

a) Biaya Operasi Langsung (BOL)

b) Biaya Operasi Tidak Langsung (BOTL)

c) Biaya Penunjang Operasi (BPO)

d) Biaya Pengelolaan Kantor Pusat (BPKP)

Sedangkan jenis biaya terdiri dari:

a) Biaya pegawai terdiri dari biaya pembayaran gaji, tunjangan,

lembur, uang muka dan lain-lain.

b) Biaya bahan terdiri dari bahan bakar/makanan/medis/pas

pelabuhan/pemadam kebakaran, air, listrik, telpon, obat-obatan,

perlengkapan relokasi aktiva tetap dan lain-lain.

c) Biaya penyusutan terdiri dari biaya penyusutan bangunan/alat/

instalasi pelabuhan, jalan dan bangunan, peralatan, kendaraan,

emplasemen, amortisasi dan lain-lain.


27

d) Biaya asuransi terdiri dari biaya asuransi bangunan/alat/instalasi

fasilitas pelabuhan, jalan dan bangunan, peralatan, kendaraan,

emplasemen, kecelakaan kerja dan lain-lain.

e) Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya untuk pemeliharaan

bangunan/alat/instalasi fasilitas pelabuhan, jalan dan bangunan,

peralatan, kendaraan, emplasemen, tanah dan lain-lain.

f) Biaya sewa terdiri dari bangunan/alat/instalasi fasilitas pelabuhan,

jalan dan bangunan, peralatan, kendaraan, emplasemen, tanah,

upah buruh/ tenaga kerja dan lain-lain.

g) Biaya administrasi terdiri dari biaya untuk perjalanan dinas, pajak

kendaraan, pesangon, ganti rugi, perawatan kesehatan, pakaian

dinas, pajak bumi dan bangunan dan lain-lain.

Daftar fasilitas yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

pelayanan jasa pelabuhan, meliputi:

a) Jasa labuh, diperlukan penahan gelombang, kolam pelabuhan

dan fasilitas penampung limbah.

b) Jasa tambat, diperlukan dermaga, pelampung dan kepil.

c) Jasa pandu, diperlukan kapal pandu, stasiun pandu dan alat

komunikasi.

d) Jasa penundaan, diperlukan kapal tunda dan alat komunikasi.

e) Jasa dermaga, diperlukan dermaga.

f) Jasa penumpukan, diperlukan lapangan penumpukan dan

gudang penumpukan.
28

g) Pas masuk pelabuhan, diperlukan halaman, lapangan parkir,

jalan, pagar dan roil.

h) Bongkar muat petikemas, diperlukan Container Crane,

Transtainer, Head Truck, Chasis, Forklift, Top Loader atau

sejenisnya.

C. Pelayanan Kapal

Pelayanan kapal dapat dihitung dengan menggunakan persaamaan:

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 𝑗𝑚𝑙.𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡


Frek. Pel. Kapal = ....(1)
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑙

Dimana :

Waktu pelayanan kapal = Wpt + Wt + Wl

Wpt = Waktu pelayanan pandu dan tunda (jam)

Wt = Waktu tambat (Jam)

Wl = Waktu labuh (Jam)

Untuk menghitung rata-rata GT kapal yang masuk ke pelabuhan yaitu

dengan menggunakan persamaan berikut:

Ʃ (𝐺𝑇1 𝑥 𝐹𝑟𝑒𝑘.𝐾1)+(𝐺𝑇2 𝑥 𝐹𝑟𝑒𝑘.𝐾2)+((𝐺𝑇𝑛 𝑥 𝐹𝑟𝑒𝑘.𝐾𝑛)


GTrata-rata = ............(2)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖/𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

D. Biaya Kapal

Biaya kapal adalah banyaknya pengeluaran mulai dari harga kapal

itu sendiri serta biaya operasional kapal pada saat berlayar dan berlabuh.

Unsur-unsur biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variable serta biaya

langsung dan tidak langsung, maksud ini adalah untuk mengetahui


29

perbandingan antara kelompok-kelompok di dalam biaya secara

keseluruhan:

1. Kelompok biaya tetap dan biaya variable, patokan yang dipakai dalam

klasifikasi biaya ini adalah reaksi suatu unsur perubahan yang terjadi

pada tingkat operasi/produksi. Pada tingkat produksi ada unsur biaya

yang besarnya berubah sejalan dengan perubahan tingkat produksi.

2. Kelompok biaya langsung dan tidak langsung, patokan yang dipakai

dalam klasifikasi biaya ini ditinjau dari segi operasional, apakah suatu

unsur biaya ini terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam

proses produksi.

Biaya operasional kapal adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan pengoperasian kapal dalam sebuah pelayaran, yang

dikelompokkan atas komponen biaya-biaya selama kapal berada di

pelabuhan dan biaya kapal selama kapal melakukan kegiatan pelayaran

yang terdiri atas:

A. Biaya Langsung

- Biaya tetap

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 57 tahun 2006

tentang Mekanisme Penetapan dan Formulasi Perhitungan Tarif

Angkutan Penumpang Laut Dalam Negeri, biaya tetap terdiri dari:

a. Biaya Anak Buah Kapal (ABK)

Biaya ABK, terdiri dari:

 Gaji Upah
30

Gaji rata-rata / orang / bulan x Jumlah ABK x 12 bulan .....(3)

 Tunjangan

Tunjangan rata-rata ABK / Orang / Tahun ...........................(4)

 Makan

Uang makan/orang/hari x Jumlah hari x Jumlah ABK

x 12 bulan .................................................................(5)

 Premi Layar

Premi layar/orang/hari x jumlah hari x jumlah ABK x 11 bulan ..(6)

 Kesehatan

Tunjangan kesehatan/orang/bulan x jumlah ABK x 12 bulan.. (7)

 Pakaian Dinas

Biaya PD = Jumlah pegawai x Harga pakaian ........................(8)

 JAMSOSTEK = 1,7% x Gaji ABK .......................................(9)

 Tunjangan Hari Raya diberikan 1(satu) bulan gaji

b. Biaya Penyusutan Kapal (depresiasi)

Dalam Nababan (2017), metode untuk menghitung penyusutan yang

paling banyak dipakai dan relative sederhana adalah metode garis

lurus (straight line methode) dengan rumus:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑙−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = ..............................(10)
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑙

Dimana :

Nilai Residu 5% dari harga kapal

Masa penyusutan 25 tahun untuk kapal baru dan 20 tahun untuk

kapal bekas
31

c. Biaya Asuransi

Biaya asuransi adalah uang premi tahunan yang dibayarkan kepada

lembaga asuransi untuk pertanggungan atas resiko kerusakan atau

musnahnya kapal atau resiko-resiko lainnya. Menurut Purba (1998),

pertanggungan yang diperlukan oleh pemilik kapal dalam

kegiatannya mengoperasikan kapal sebagai alat pengangkut muatan

adalah:

1) Hull and machinery insurance, yaitu jaminan terhadap partia

loss (resiko kerusakan lambung, permesinan dan perlengkapan

kapal) serta total loss atau resiko musnahnya kapal.

2) Increased value insurance, yaitu jaminan terhadap kerugian

abstrak seperti hilangnya pekerjaan anak buah kapal sebagai

dampak dari musnahnya kapal.

3) Freight insurance, yaitu jaminan terhadap resiko kehilangan

penghasilan (uang tambang) sebagai akibat dari kerusakan atau

kehilangan kapal.

4) Protection and indemnity insurance, yaitu jaminan terhadap

resiko kerugian yang diderita atas kerugian yang tidak dijamin

oleh penanggung.

Besarnya premi asuransi kapal/tahun adalah sebagai berikut:

BA = 0,7 % x Investasi .........................................................(11)

- Biaya tidak tetap

a. Biaya Bahan Bakar


32

Pemakaian bahan bakar, berangkat dari performance tenaga

penggerak kapal (HP), yaitu besar daya yang diperlukan kapal

dengan kecepatan tertentu pada kondisi displacement

perencanaan kapal. Komposisi pemakaian bahan bakar pada

mesin bantu kapal untuk pemakaian penerangan, pompa-pompa,

mesin jangkar, mesin kemudi, dan lain-lain. Besar pemakaian

bahan bakar kapal ditentukan oleh lamanya waktu kapal di laut dan

di pelabuhan, dan besar tenaga penggerak kapal dan mesin bantu,

pemakaian bahan bakar di laut digunakan untuk mesin penggerak

utama kapal dan mesin bantu kapal, sedangkan untuk pemakaian

bahan bakar di pelabuhan digunakan untuk mesin bantu kapal.

Menurut Poelsh (1979) besarya konsumsi bahan bakar minyak

dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

WFL = (Pbme . bme + Pae. bae) S /V. 10-6. Add .............(12)

WFp = (Pae . bme) . Wp . 10-6 ...................................(13)

Dimana :

WFL = Besar konsumsi bahan bakar di laut (ton)

WFp = Besar konsumsi bahan bakar di pelabuhan (ton)

Pbme = Daya mesin utama (HP)

Pae = Daya mesin Bantu (HP)

Bme = Tingkat komsumsi bahan bakar mesin utama (196 – 209

gr/Kwh)
33

Bae = Tingkat komsumsi bahanbakar mesin bantu (196 – 209

gr/Kwh)

S = Jarak pelayaran (Mile)

V = Kecepatan kapal (Knot)

Add = Faktor cadangan (1,3 – 1,5)

Wp = Waktu di pelabuhan (Jam)

Konsumsi bahan bakar per tahun (KB) adalah total konsumsi bahan

bakar dikali frekuensi pelayaran dalam setahun (f).

KB = ( WFL + WFp) x f .............................................(14)

Biaya bahan bakar pertahun (BB) adalah total konsumsi bahan

bakar per tahun (KB) dikali dengan harga bahan bakar diesel (HB).

BB = HB x KB ...................................................................(15)

b. Biaya Minyak Pelumas

Pemakaian minyak lumas adalah untuk penggantian secara

periodik atau jarak pelayaran untuk pemeliharaan terhadap mesin-

mesin. Jumlah kebutuhan minyak lumas tergantung dari jenis dan

besarnya tenaga penggerak. Jangka waktu penggantian biasanya

berdasarkan waktu atau jam kerja mesin-mesin itu merata terhadap

umur teknis kapal 25 tahun, dan nilai sisa kapal diperhitungkan

sama dengan nol. Menurut Poelsh besarnya konsumsi minyak

pelumas dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

WLI = Pbme x bme x S/V x 10-6 + Add .....................(16)


34

WLp = Pae x bae x wp x 10-6 + Add .....................(17)

Dimana:

Pbme = Daya Mesin Utama

Pae = Daya Mesin Bantu

bme = Tingkat komsumsi minyak lumas mesin utama (1,2 – 1,6

gr/Kwh)

bae = Tingkat komsumsi minyak lumas mesin bantu (1,2 – 1,6

gr/Kwh)

Add = Faktor cadangan (10 – 20)%

Konsumsi minyak pelumas pertahun (ML) adalah jumlah

pemakaian minyak pelumas dikali dengan frekuensi pelayaran

pertahun (f).

ML = (WLI + WLp ) x f ....................................................(18)

Biaya minyak pelumas pertahun (BL) adalah jumlah pemakaian

minyak pelumas pertahun (ML) dikali harga minyak pelumas (HL).

BL = HL x ML ....................................................(19)

c. Biaya Air Tawar

Pemakaian air tawar pada kapal adalah untuk pendingin mesin

utama, mesin bantu dan untuk konsumsi, mandi dan mencuci.

Menurut Poehls besarnya konsumsi air tawar dapat ditentukan

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

 Air tawar untuk pendingin mesin utama

Wop = Pbme x me x S/V x 10-3 ............................ (20)


35

Dimana:

me = besarnya air untuk boiler (ketel uap) = 0,14 kg/Kwh

 Air tawar untuk pendingin mesin bantu

Wop' = Pae x me x S/V x 10-3 ...................... ......(21)

 Air tawar untuk konsumsi dan mandi

Untuk air minum (10 – 20 kg/orang/hari)

Untuk air cuci dan mandi (200 kg/orang/hari)

Ada pun persamaannya sebagai berikut:

Wfw = P x Zfw x t/1000 .......................................(22)

Dimana:

Zfw = Konsumsi air minum + air cuci dan mandi kg/orang/hari

P = Jumlah ABK

t = Waktu Round Trip

Biaya pemakaian air tawar dihitung dengan mengalikan jumlah

air tawar yang digunakan (Wfw) selama setahun di kalikan

dengan harga air berdasarkan harga air tawar saat ini. Jadi

rumus yang digunakan yaitu:

BAT = (Wop + Wop + Wfw) BATPB .......................(23)

Dimana:

BATPB = Harga air perton (Rp)

d. Biaya Reparasi, Maintenance dan Supplay (RMS)

Biaya-biaya reparasi dan pemeliharaan kapal, serta biaya-biaya

untuk penyediaan suku cadang dan inventaris kerja di kapal.


36

Sebagai jaminan keselamatan, reparasi kapal feri wajib dilaksanakan

setiap tahun di atas dok. Biaya reparasi ini meningkat dari tahun ke

tahun sejalan dengan pertambahan umur kapal. Menurut Jinca

(2002), biaya RMS pertahun bertambah 7% dan interest rate i

adalah 12% dengan umur kapal 10 tahun. Biaya RMS tahun pertama

ditentukan oleh besarnya bobot mati kapal (DWT).

Besarnya biaya RMS tahun ke n dapat diketahui jika biaya RMS

tahun pertama diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan

berikut:

BRMS”t = (1 + TRMS )t . BRMS”1 ..........................................(24)

Dimana:

BRMS”t = biaya RMS pada tahun terhitung (ke-t) (Rp)

TRMS = pertambahan biaya RMS pertahun, sebesar 7%

t = tahun ke – t masa terhitung

BRMS”1 = biaya RMS pada tahun pertama (Rp)

Jika umur kapal yang diperhitungkan adalah n tahun, maka biaya RMS rata-

rata per tahun untuk nilai sekarang dapat ditentukan dengan persamaan:

n
RMS PV = FPV . 
t 1
(BRMS:t / (1+d)t ) ...................................(25)

n
FPV = 1/ 
t 1
{1/(1+d)t }

RMS PV = nilai sekarang rata-rata biaya RMS (Rp/thn)

d = discount rate (%)


37

n = jumlah tahun masa perhitungan

FPV = faktor nilai sekarang

B. Biaya Tidak Langsung

- Biaya tetap

a. Biaya pegawai darat (Kantor Cabang dan Perwakilan)

1) Gaji Upah

Dihitung berdasarkan gaji rata-rata pegawai darat yaitu

Kepala Cabang dan staff

2) Tunjangan

Terdiri dari makan & transport, kesehatan, pakaian dinas,

jamsostek dan tunjangan hari raya

b. Biaya perawatan

Perawatan adalah kegiatan yang diliksanakan secara terus

menerus atau berkesinambungan terhadap peralatan dan

perlengkapan agar kapal selalu dalam keadaan laik laut dan siap

operasi.

c. Biaya perjalanan Dinas

Perjalanan dinas merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan

oleh pegawai dalam sebuah perusahaan, bahkan hal ini juga

terjadi pada instansi pemerintah.

d. Biaya Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Diklat merupakan penyelenggaraan proses belajar mengajar

dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan


38

tugas dan jabatan tertentu. Diklat memiliki tujuan yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan organisasi, karena itu diklat menjadi

bagian dari pengembangan sumber daya manusia.

E. Formulasi Dan Tata Cara Perhitungan Tarif

a. Formulasi perhitungan tarif dirumuskan sebagai berikut:

T = f (Cu, Ls) (26)

dimana:

 T = Tarif;

 Cu = Cost per unit;

 Ls = Level of service.

b. Cu = Cost per Unit

Perhitungan biaya per unit (Cost per Unit) dihitung sesuai dengan

kondisi operasional dan skala usaha masing-masing terminal di

pelabuhan, dengan berpedoman/dasar-dasar perhitungan sebagai

berikut :

1) Cost per unit diperoleh dari biaya total dibagi dengan produksi

total masing-masing jenis jasa;

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛


Cu = (27)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

2) Cost per unit dihitung berdasarkan biaya penuh (full costing)

termasuk tingkat keuntungan (margin) yang wajar;

3) Data yang digunakan dalam perhitungan, berpedoman pada

rencana kerja anggaran perusahaan pada saat penyusunan


39

usulan tarif dengan memperhatikan tingkat kewajaran dan

efisiensi biaya serta dapat dipertanggungjawabkan;

4) Perhitungan tarif pelayanan jasa kepelabuhanan untuk kapal luar

negeri dan barang antar pulau menggunakan Cost per Unit (Cu)

pelayanan jasa kepelabuhanan untuk kapal luar negeri dan

barang Ekspor/impor;

5) Perhitungan tarif pelayanan jasa kepelabuhanan untuk kapal

dalam negeri dan barang antar pulau menggunakan Cost per

Unit (Cu) pelayanan jasa kepelabuhanan untuk kapal dalam

negeri dan barang antar pulau.

c. Ls = Standar kinerja operasional (Level of Service/ Ls)

1) Tingkat pelayanan (level of service) harus diperhatikan dalam

kebijaksanaan pentarifan. Pada setiap kali penyesuaian tarif jasa

kepelabuhanan harus ada keseimbangan antara besaran tarif

dengan tingkat pelayanan yang diterima oleh pengguna jasa,

meliputi keselamatan, keamanan, kelancaran dan kenyamanan.

2) Untuk penilaian level of services perbandingan antara standar

dengan realisasinya.

3) Kinerja operasional yang digunakan dalam penilaian level of

services adalah kinerja opersional yang terkait langsung dengan

kepentingan pihak pengguna jasa.


40

4) service kinerja digunakan opersional Standar kinerja opersional

berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

5) Penilaian Indeks Ls:

a. Tingkat pelayanan sama dengan atau diatas standar

Ls = 1

b. Tingkat pelayanan dibawah standar

< Ls < 1

2. Tata Cara Perhitungan Tarif Jasa Kepelabuhanan

a. Tata cara perhitungan tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan

umum dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

1) Data yang digunakan dalam penyusunan usulan perhitungan

tarif, berpedoman pada Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran

serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dengan

memperhatikan tingkat kewajaran dan efisiensi biaya serta dapat

dipertanggungjawabkan;

2) Biaya yang harus didistribusikan merupakan keseluruhan biaya

dalam menyelenggarakan jasa kepelabuhanan dan layanan

tambahan penting lainnya antara lain meliputi biaya modal, biaya

operasi, pemeliharaan, manajemen dan administrasi;


41

3) Proporsi biaya yang dialokasikan ke dalam jenis pelayanan

harus diupayakan secara wajar, sehingga tidak terjadi

pembebanan yang tidak perlu.

b. Untuk perhitungan biaya per unit (Cost per Unit) dilakukan distribusi

pengalokasian biaya dengan langkah-Iangkah sebagai berikut:

1) Melakukan pengalokasian komponen biaya penyelenggaraan

kepelabuhanan ke masing-masing pusat biaya (cost centre)

sesuai dengan beban yang diterima berdasarkan pemicu biaya

(cost driver) pada masing-masing komponen biaya (analisa

beban kerja, volume penggunaan atau proporsi pendapatan dari

masing-masing jasa);

2) Melakukan pengalokasian dari masing–masing pusat biaya (cost

centre) ke masing-masing pusat pendapatan (revenue centre)

sesuai dengan nilai fasilitas jasa peralatan untuk masing-masing

jenis jasa, yaitu:

a) jasa kapal;

b) jasa barang;

c) jasa penumpang; dan

d) jasa terkait lainnya.

3. Penerapan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee

(SLG) dengan memperhatikan persyaratan dan kewajiban sebagai

berikut:
42

a. Service Level Guarantee (SLG) adalah standar jaminan pelayanan

minimal dari suatu jasa kepe1abuhanan pada pelabuhan tertentu

yang diumumkan secara terbuka untuk seluruh pemakaian jasa

kepelabuhanan.

b. Service Level Agreement (SLA) adalah perjanjian antara General

Manager cabang tertentu dengan pengguna jasa tertentu yang berisi

tentang pencapaian SLG dan penuangan reward & punishment yang

diberikan.

F. Metode Required Freight Rate

RFR adalah penghasilan dari muatan perunit yang harus dikumpulkan

pemilik kapal untuk mendapatkan pengembalian yang equivalen terhadap

pembayaran kembali investasinya pada suku bunga yang rendah (Idrus,

2000). Nilai RFR banyak ditentukan oleh produksi jasa transportasi. Kriteria

RFR dapat digunakan untuk menilai kelayakan tarif yang berlaku atau

sebagai dasar penentuan tarif yang akan di tawarkan kepada pihak

pengguna jasa angkutan.

Adapun bentuk umum persamaan RFR adalah sebagai berikut:

𝐴𝐴𝐶+(𝐶𝑅𝐹 𝑥 𝐼)
RFR = ..................................................(28)
𝐶

Dimana :

AAC = Biaya rata-rata kapal pertahun

CRF = Capital Recovery Factor


43

I = Investasi kapal

C = GT kapal pertahun

G. Metode Ability To Pay dan Willingness To Pay

Analisis ATP (Ability To Pay) dan WTP (Willingness To Pay)

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan

kemauan/keinginan membayar pengguna, dan ini merupakan salah satu

komponen yang harus diperhitungkan dalam penetapan tarif. Kemampuan

bayar, dalam konteks ini, menjadi salah satu faktor berpengaruh terkait

pilihan rute perjalanan seseorang terkait dengan nilai tarif yang berlaku.

Secara langsung, perubahan tarif akan berpengaruh terhadap pilihan

sesorang terhadap moda transportasi, tentunya, berimplikasi terhadap nilai

kelayakan investasi.

1. Ability To Pay (ATP)

Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar

jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap

ideal (Pujianto, 2002). Pendekatan yang digunakan dalam analisis ATP

didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dari pendapatan rutin

yang diterimanya. Dengan kata lain ability to pay adalah kemampuan

masyarakat dalam membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya.

Dalam studi ini, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ability to pay

diantaranya:
44

1. Penghasilan keluarga per bulan

Bila pendapatan total keluarga semakin besar, tentunya semakin

banyak uang yang dimilikinya sehingga akan semakin besar alokasi

biaya transportasi yang disediakannya.

2. Alokasi biaya transportasi

Semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakan sebuah

keluarga, maka secara otomatis akan meningkatkan kemampuan

membayar perjalanannya, demikian pula sebaliknya.

3. Intensitas perjalanan

Semakin besar intensitas perjalanan keluarga tentu akan semakin

panjang pula jarak (panjang) perjalanan yang ditempuhnya maka akan

semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga perbulan yang

harus disediakan.

4. Jumlah anggota keluarga

Semakin banyak jumlah anggota keluarga tentunya akan semakin

banyak intensitas perjalanannya, semakin panjang jarak yang

ditempuhnya dan secara otomatis akan semakin banyak alokasi dana

dari penghasilan keluarga per bulan yang harus disediakan.

Untuk menganalisis kemampuan membayar dari masyarakat pada

dasarnya dilakukan dengan pendekatan travel budget, dengan asumsi

bahwa setiap keluarga akan selalu mengalokasikan sebagian dari

penghasilannya untuk kebutuhan akan aktivitas pergerakan, baik yang


45

menggunakan kendaraan pribadi maupun yang menggunakan angkutan

umum.

Penghasilan
Keluarga Per Bulan

Alokasi Biaya
Transportasi ABILITY TO PAY
(ATP)
Intensitas
Perjalanan

Jumlah Anggota
Keluarga

Gambar 2. Faktor-Faktor ATP

Besarnya biaya perjalanan atau tarif merupakan salah satu

pertimbangan masyarakat dalam memilih moda angkutan untuk memenuhi

kebutuhannya. Jika tarif yang harus dibayar mempunyai proporsi yang

besar dari tingkat pendapatannya maka masyarakat akan memilih moda

yang lebih murah, tetapi jika tidak ada pilihan lain maka ia akan

menggunakan moda tersebut secara terpaksa. Secara eksplisit tampak

bahwa pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi daya beli atas

jasa pelayanan angkutan umum. Selanjutnya diperhitungkan persentase

alokasi dana untuk transportasi untuk setiap keluarga dari total

pendapatannya. Setelah dilakukan perhitungan terhadap persentase

alokasi biaya transportasi keluarga, maka kemudian diperhitungkan ATP

tiap keluarga.

Dengan menggunakan metode household budget dapat dicari besaran

ATP.
46

𝐼𝑡 𝑥 𝑃𝑝 𝑥 𝑃𝑡
𝐴𝑇𝑃𝑈𝑚𝑢𝑚 = (29)
𝑇𝑡

Dimana :

It = Total pendapatan keluarga per bulan (Rp/Kel/Bulan)

Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari total

Pendapatan keluarga

Pt = Persentase untuk angkutan dari Pendapatan transportasi

keluarga per bulan

Tt = Total panjang perjalanan keluarga per bulan per trip (trip/kel/bulan)


𝐼𝑟𝑠 𝑥 𝑃𝑝 𝑥 𝑃𝑡
𝐴𝑇𝑃 = (30)
𝑇𝑟𝑠

Dimana :

It = Total pendapatan responden per bulan (Rp/bulan)

Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari total

penghasilan responden (%)

Pt = Persentase biaya transportasi yang digunakan untuk angkutan

laut (%)

Tt = Total panjang perjalanan angkutan laut perbulan (Roundtrip/bulan)

2. Willingness To Pay (WTP)

Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk

mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang

digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna

terhadap tarif dari jasa pelayanan yang diberikan (Tamim dkk, 1999). Dalam
47

permasalahan transportasi WTP dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah:

1. Produk yang ditawarkan/disediakan oleh operator jasa pelayanan

transportasi. Semakin banyak jumlah armada angkutan yang melayani

tentunya lebih menguntungkan pihak pengguna.

2. Kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan.

Dengan produksi jasa angkutan yang besar, maka tingkat kualitas

pelayanan akan lebih baik, dengan demikian dapat dilihat pengguna

tidak berdesak-desakkan dengan kondisi tersebut tentunya konsumen

dapat membayar yang lebih besar.

3. Utilitas atau maksud pengguna terhadap angkutan tersebut

Jika manfaat yang dirasakan konsumen semakin besar terhadap suatu

pelayanan transportasi yang dirasakannya tentunya semakin besar

pula kemauan membayar terhadap tarif yang berlaku, demikian

sebaliknya jika manfaat yang dirasakan konsumen rendah maka

konsumen akan enggan untuk menggunakannya, sehingga kemauan

membayarnya pun akan semakin rendah.

4. Penghasilan pengguna

Bila seseorang mempunyai penghasilan yang besar maka tentunya

kemauan membayar tarif perjalanannya semakin besar hal ini

disebabkan oleh alokasi biaya perjalanannya lebih besar, sehingga

akan memberikan kemampuan dan kemauan membayar tarif

perjalanannya semakin besar.


48

Produk Yang
Ditawarkan

Kualitas dan
WILLINGNESS TO PAY Kuantitas
Pelayanan
(WTP)
Utilitas atau Maksud
Pengguna

Penghasilan
Keluarga Per Bulan

Gambar 3. Faktor-Faktor WTP

Nilai WTP yang diperoleh dari masing-masing responden yaitu berupa

nilai maksimum rupiah yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk tarif

angkutan jasa kereta api, diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean)

dari nilai WTP tersebut, dengan rumus:


1
𝑀𝑊𝑇𝑃 = ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑇𝑃𝑖 (31)
𝑛

Dimana :

MWTP = Rata-rata WTP

n = Ukuran sampel

WTPi = Nilai WTP maksimum responden ke i

3. Hubungan ATP dan WTP

Dalam website www.dardela.com, PT Dardela Yasa Guna, Engineering

Consultan memberikan penjelasan tentang hubungan antara tarif, ATP dan


49

WTP yaitu dalam pelaksanaan untuk menentukan tarif sering terjadi

benturan antara besarnya WTP dan ATP, kondisi tersebut selanjutnya

disajikan secara ilustratif yang terdapat pada gambar di bawah.

Gambar 4. Kurva ATP dan WTP

1. ATP lebih besar dari WTP

Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan membayar lebih besar dari

pada keinginan membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila pengguna

mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa

tersebut relatif rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced

riders.

2. ATP lebih kecil dari WTP

Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi diatas, dimana keinginan

pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar dari pada

kemampuan membayarnya. Hal ini memungkinkan terjadi bagi

pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi

utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi, sehingga keinginan


50

pengguna untuk membayar jasa tersebut cenderung lebih dipengaruhi

oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.

3. ATP sama dengan WTP

Kondisi ini menunjukan bahwa antara kemampuan dan keinginan

membayar jasa yang dikonsumsi pengguna tersebut sama, pada

kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang

dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.

Pada prinsipnya penentuan tarif dapat ditinjau dari beberapa aspek

utama dalam sistem angkutan umum. Aspek-aspek tersebut adalah:

a. Pengguna (User);

b. Operator;

c. Pemerintah (Regulator).

Bila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek pengguna

dalam hal ini dijadikan subyek yang menentukan nilai tarif yang

diberlakukan dengan prinsip sebagai berikut:

1. ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai tarif

yang diberlakukan, sedapat mungkin tidak melebihi nilai ATP kelompok

masyarakat sasaran. Intervensi/campur tangan pemerintah dalam

bentuk subsidi langsung atau silang dibutuhkan pada kondisi, dimana

nilai tarif berlaku lebih besar dari ATP, sehingga didapat nilai tarif yang

besarnya sama dengan nilai ATP (sesuai gambar 5).

2. WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum,

sehingga bila nilai WTP masih berada dibawah ATP maka masih
51

dimungkinkan melakukan peningkatan nilai tarif dengan perbaikan

kinerja pelayanan (sesuai gambar 5)

Bila perhitungan tarif berada jauh dibawah ATP dan WTP, maka

terdapat keleluasaan dalam perhitungan/pengajuan nilai tarif baru.

Gambar 5. Kondisi ATP Lebih Rendah dari Tarif Berlaku

H. Dimensi Kualitas Jasa

Menurut Rangkuti (2004), Jasa merupakan pemberian suatu kinerja

atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada

umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, di mana

interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa

tersebut.

Kualitas pelayanan (Service Quality) seperti yang dikatakan oleh

Parasuraman dikutip oleh Lopiyoadi (2001) dapat didefinisikan yaitu:

“Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen atas

pelayanan yang mereka terima atau peroleh”.


52

Sementara menurut Rangkuti (2000) bahwa: “Kualitas jasa

didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat

kepentingan konsumen”. Definisi tersebut menekankan pada kelebihan dari

tingkat kepentingan konsumen sebagai inti dari kualitas jasa.

Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan

dalam riset pemasaran adalah model ServQual (Service Quality) seperti

yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithmal, dan Berry seperti yang

dikutip oleh Lopiyoadi (2001) dalam serangkaian penelitian mereka

terhadap enam sektor jasa, reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit,

asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang

sekuritas.

ServQual (Service Quality) dibangun atas adanya perbandingan dua

faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka

terima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan

atau diinginkan (expected service).

Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang

merefleksikan persepsi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari

kinerja layanan. Parasuraman et al, 1990 (dalam Kotler, 2007)

menyimpulkan bahwa ada lima dimensi ServQual (Service Quality) yang

dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:

a. Tangibels atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan


53

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

oleh pemberi jasa.

b. Reliability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya.

c. Responsiveness atau ketanggapan yaitu kemauan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan,

dengan penyampaian informasi yang jelas.

d. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,

kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaaan.

e. Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen.

Menurut Zeithmal dan Bitner (2000), ada dua hal kualitas layanan yang

ditentukan oleh persepsi konsumen yakni sebagai berikut:

a. Persepsi kualitas pelayanan dalam arti teknis (technical outcome) yang

diberikan oleh penyedia jasa.

b. Kualitas dalam arti hasil suatu proses jasa (outcome process) yang

diwujudkan dalam bentuk bagaimana jasa tersebut diberikan.

I. Kerangka Konseptual

Biaya kapal adalah banyaknya pengeluaran mulai dari harga kapal itu

sendiri serta biaya operasional kapal pada saat berlayar dan berlabuh.
54

Unsur-unsur biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variable serta

biaya langsung dan tidak langsung, maksud ini adalah untuk

mengetahui perbandingan antara kelompok-kelompok di dalam biaya

secara keseluruhan.

Tarif jasa pelabuhan terjadi karena ada pihak yang

memberikan/menyediakan pelayanan (oleh penyelenggara pelabuhan)

oleh sebab itu tarif harus jelas besarannya, jenis pelayanan yang

diberikan/disediakan dan bagaimana pemberlakuannya.

Pelayanan jasa kapal antara lain pelayanan jasa pandu, jasa tunda,

jasa tambat dan pelayanan jasa air. Biaya pokok jasa kepelabuhanan

merupakan hasil pembagian antara total biaya dengan produksi pada

tingkat normal, dengan struktur biaya meliputi: Biaya Operasi Langsung

(BOL), Biaya Operasi Tidak Langsung (BOTL), Biaya Penunjang Operasi

(BPO), Biaya Pengelolaan Kantor Pusat (BPKP).

Perhitungan biaya per unit (Cost per Unit) dihitung sesuai dengan

kondisi operasional dan skala usaha masing-masing terminal di pelabuhan.

Cost per unit diperoleh dari biaya total dibagi dengan produksi total masing-

masing jenis jasa.

Untuk menghitung tarif minimal yang ditinjau dari pihak operator

digunakan metode RFR. Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan

kemauan membayar pengguna jasa di gunakan analisis ATP dan WTP, dan

ini merupakan salah satu komponen yang harus diperhitungkan dalam

penetapan tarif.
55

Selengkapnya dapat dilihat pada kerangka konseptual peneitian

sebagaimana seperti gambar 6 berikut:

Tarif Pelayanan
Pandu

Tarif Pelayanan
 Frekuensi
Tunda
Pelayanan Pelayanan &
- RFR
Kapal Tonase Kapal - ATP dan WTP
 Biaya
Operasional

Gambar 6. Kerangka Konseptual

J. Defenisi Operasional

Berdasarkan variabel yang berkaitan dengan penelitian ini, maka untuk

lebih memperjelas deskripsi variabel tersebut dapat didefenisikan sebagai

berikut:

1. Jasa pandu merupakan jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur

pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh.

Untuk menjaga keselamatan kapal, penumpang dan muatannya ketika

memasuki alur pelabuhan.

2. Jasa labuh merupakan jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat

berlabuh dengan aman menunggu pelayanan berikut seperti tambat,

bongkar muat atau menunggu pelayanan lainnya. Menghindari


56

kemungkinan bertabrakan dengan kapal lain yang sedang

berlabuh. Memastikan kedalaman air agar kapal tidak kandas.

3. Jasa tambat adalah jasa yang diberikan utuk kapal bertambat pada

tambatan dan secara teknis dalam kondisi yang aman, untuk dapat

melakukan bongkar muat dengan lancar dan aman.

4. Jasa tunda adalah melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan

melepaskan tali kapal-kapal yang berolah gerak akan bersandar atau

bertolak dari atau satu dermaga, jembatan, pelampung, dolphin dan

lain-lain.

5. Jasa dermaga adalah pelayanan yang di sediakan untuk kegiatan

bongkar maupun muat atau naik turun penumpang melalui dermaga.

6. GT (Gross Tonage) adalah tonase kotor atau boleh dikatakan daya

tampung/volume dari sebuah kapal (ukuran daya muat/kapasitas

kapal). Dihitung baik volume yang ada diatas geladak maupun dibawah

geladak, ataupun ruangan tertutup yang ada di atas geladak paling atas

sendiri.

7. LOA (Lenght Over All) = Panjang keseluruhan kapal

8. LBP (Lenght Between Perpendicular) = Panjang rancangan kapal

9. B = Lebar Kapal

10. T (Draft) = Sarat Kapal

11. H = Tinggi Kapal

12. Etmal adalah istilah untuk lamanya kapal sandar di dermaga atau Etmal

adalah satuan untuk menghitung tarif jasa tambat 1 Etmal = 24 jam


57

13. Biaya operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan

operasi, yaitu semua pengeluaran yang langsung digunakan untuk

produksi atau pembelian barang yang diperdagangkan.

14. Biaya operasional langsung merupakan biaya yang dapat dibebankan

secara langsung pada kegiatan operasional.

15. Biaya operasional tidak langsung adalah biaya yang tidak secara

langsung dibebankan pada kegiatan operasional.

16. Biaya penunjang operasional adalah biaya pendukung pelaksanaan

kegiatan operasional.

17. Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada volume penjualan

atau proses produksi, jadi mengikuti peningkatan atau penurunannya.

18. Biaya tetap adalah biaya yang selalu konstan meskipun volume

penjualan produksi meningkat atau turun.

19. Cost per unit adalah biaya total yang berhubungan dengan unit yang

diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.

20. CRF (Capital Recovery Factor) merupakan koefisien faktor terhadap

biaya tahunan

21. RFR digunakan untuk menilai kelayakan tarif yang berlaku atau

sebagai penentu tarif yang ditawarkan kepada pihak pemakai jasa

transportasi.

22. ATP adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan

yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal.


58

23. WTP adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas

jasa yang diperolehnya.


59

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu dengan melakukan

analisa tentang frekuensi pelayanan, tonase kapal (GT kapal), biaya

operasional dan tarif pelayanan kapal seperti tarif pelayanan pandu, tunda,

tambat dan pelayanan air pada pelabuhan Parepare. Untuk menghitung

frekuensi pelayanan diperlukan data seperti waktu pelayanan kapal

(pelayanan pandu dan tunda), waktu bertambat dan waktu berlabuh.

Perhitungan tonase kapal membutuhkan data seperti frekuensi pelayanan

dan rata-rata tonase kapal yang masuk ke pelabuhan. Perhitungan biaya

opersaional diperlukan data seperti biaya investasi, pemakaian bahan

bakar dan minyak pelumas, pemakaian air tawar dll. Sedangkan untuk

menghitung tarif pelayanan kapal diperlukan data tonase kapal (GT), total

biaya operasional setiap segmen usaha, tingkat keuntungan perusahaan

serta pemakaian air tawar dengan menggunakan formulasi yang

berdasarkan PM No 61 tahun 2013 .

Pada penelitian ini menganalisa kelayakan tarif dari pihak operator

dengan menggunakan metode RFR, tarif yang sesuai dengan kemampuan

dan kemauan/keinginan pengguna jasa untuk membayar tarif pelayanan

kapal dengan menggunakan metode ATP dan WTP dengan

mempertimbangkan penghasilan pengguna jasa, alokasi biaya untuk


60

pelayanan kapal, alokasi biaya untuk pelayanan kapal selama di pelabuhan,

frekuensi serta tarif yang dianggap ideal oleh pengguna jasa.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai 15 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei

2017. Lokasi penelitian di pelabuhan Nusantara dan pelabuhan Cappa

Ujung PT Pelindo IV (Persero) cabang Parepare

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik kapal/agen dan opertor

(PT Pelindo IV (Persero) cabang ParePare)

2. Sampel

Pengambilan jumlah sampel, ditentukan berdasarkan pada populasi.

Sampel pada penelitian ini adalah pemilik kapal (perusahan

pelayaran/agen) yang kapalnya masuk ke pelabuhan Nusantara dan Cappa

Ujung.

D. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder adalah:

1. Data primer/langsung yang dikumpulkan melalui dua macam cara,

yaitu:
61

a) Wawancara

Wawancara dilakukan pada pihak operator (pelabuhan cabang

Parepare) dan pemilik kapal/agen untuk memperoleh informasi

tentang biaya investasi, tingkat keuntungan tiap produksi,

komponen biaya operasional pelayanan kapal, jumlah pemakaian

bahan bakar, minyak lumas, jarak pelabuhan, jumlah kapal yang

melakukan bunker perbulan serta jumlah muatan kapal.

b) Kuisioner

Metode ini digunakan untuk mengetahui waktu menunggu

pelayanan kapal, persepsi pengguna jasa terhadap tarif yang

berlaku saat ini, persepsi pengguna jasa terhadap pelayanan

pelabuhan apakah pelayanan yang diterima sudah sesuai dengan

tarif yang dibayarkan, pendapatan dan pengeluaran pengguna jasa

Pengambilan jumlah sampel ditentukan berdasar pada populasi .

2. Data sekunder/tidak langsung dilakukan dengan cara studi dokumen.

Studi dokumen dilakukan pada pihak operator (pelabuhan cabang

Parepare) untuk memperoleh ukuran kapal yang masuk ke pelabuhan,

tonase Kapal (GT kapal), tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini,

tarif pelayanan kapal yang berlaku sebelumnya, biaya operasional

langsung (BOL), Biaya opersaonal tidak langsung (BOTL), biaya

penunjang operasi dan biaya pengelolaan kantor serta SOP pelayanan

kapal.
62

E. Analisis Data

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu sebagai

berikut:

1. Menganalisis tarif pelayanan kapal yang berlaku saat ini, apakah sudah

layak jika ditinjau dari pihak operator atau perlu ada perubahan.

Langkah-langkanya sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi pelayanan kapal dengan menggunakan

persamaan 1. Data yang digunakan adalah hasil wawancara yaitu

waktu pelayanan kapal dan hasil pengamatan langsung yaitu jumlah

kapal yang bisa bersandar di dermaga.

b. Menghitung rata-rata Tonase kapal yang dilayani dengan

menggunakan persamaan 2. Data yang digunakan adalah hasil studi

dokumen yaitu GT kapal dan frekuensi kapal yang masuk ke

pelabuhan.

c. Menghitung biaya operasional dengan menggunakan rumus-rumus

empiris dari persamaan 3 sampai persamaan 25. Data yang

digunakan yaitu hasil wawancara yaitu pemakaian bahan bakar,

kecepatan kapal, harga bahan bakar, harga air tawar, jarak

pelayaran, jumlah crew pandu dan tunda, gaji crew tunda, dll dan

studi dokumen seperti gaji pegawai, investasi kapal pandu dll.

d. Menghitung tarif pelayanan kapal antara lain:

 Tarif pelayanan pandu dihitung dengan menggunakan

persamaan 27. Data yang digunakan adalah hasil analisis data


63

yaitu biaya operasional pelayanan pandu serta jumlah GT kapal

yang dilayani, dan hasil wawancara yaitu tingkat keuntungan tiap

produksi.

 Tarif pelayanan tunda dihitung dengan menggunakan

persamaan 27. Data yang digunakan adalah hasil analisis data

yaitu biaya operasional pelayanan tunda serta jumlah GT kapal

yang dilayani, dan hasil wawancara yaitu tingkat keuntungan tiap

produksi.

 Tarif pelayanan tambat dihitung dengan menggunankan

persamaan 27. Data yang digunakan adalah hasil analisis data

yaitu biaya operasional pelayanan tambat serta jumlah GT kapal

yang dilayani, dan hasil wawancara yaitu tingkat keuntungan tiap

produksi.

 Tarif Pelayanan air dihitung dengan menggunakan persamaan

27. Data yang digunakan merupakan hasil analisis data yaitu

biaya opersaional pelayanan air dan hasil wawancara yaitu

jumlah ton atau m3 air yang terpakai serta tingkat keuntungan

tiap produksi.

e. Perhitungan kelayakan tarif yang berlaku saat ini jika ditinjau dari

pihak operator dengan menggunakan metode RFR ( atau dengan

menggunakan persamaan 28.


64

2. Mengevaluasi/menilai tarif yang berlaku saat ini, apakah sudah sesuai

dengan kemampuan dan keinginan pengguna jasa. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut:

a. Perhitungan tarif yang sesuai dengan kemampuan pengguna jasa

dengan menggunakan metode ATP (Ability To Pay) yang merujuk

pada persamaan 30. Data yang digunakan adalah hasil dari

kuisioner yaitu pendapatan dan pengeluaran pengguna jasa dan

frekuensi.

b. Perhitungan tarif yang sesuai dengan kemauan/keinginan membayar

pengguna jasa dengan menggunakan metode WTP (Willingness To

Pay) yang merujuk pada persamaan 31. Data yang digunakan

adalah hasil dari kuisioner yaitu tarif yang ideal menurut pengguna

jasa dan tarif yang ingin ditambahkan untuk pelayanan.

Keseluruhan tahapan penelitian dapat dilihat dalam bentuk kerangka

pikir pada gambar 7 berikut :


65

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Studi Pustaka dan Literatur

Desain Kuisioner

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder

Kuisioner / Karakterisistik  Biaya Operasinal Langsung


pengguna Wawancara  Biaya Operasional Tidak
 Penghasilan pengguna jasa  Tingkat Langsung
 Alokasi penghasilan untuk keuntungan  Biaya Penunjang Operasi
pelayanan kapal Produksi  Biaya pengelelolaan Kantor
 Alokasi penghasilan untuk  Komponen  GT Kapal yang dilayani
pelayanan dipelabuhan biaya  Pemakaian Air
 Frekuensi Operasional  SOP Pelayanan Kapal
 Tarif yang dianggap ideal

- Menganalisa Frekuensi Pelayanan Dan Tonase Kapal (GT)


- Menganalisa Biaya Operasioanal Persegmen Usaha
- Menganalisa Cost Per Unit berdasarkan Nomor PM 6 Tahun 2013
- Menganalisa Tarif Minimal berdasarkan RFR
- Menganalisis Tarif berdasarkan ATP dan WTP

Tidak
Validasi

Ya

- Tarif berdasarkan RFR


- Tarif berdasarkan ATP dan WTP

Selesai

Gambar 7. Kerangka Alur Penelitian


66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pelabuhan Parepare

Pelabuhan Parepare terletak di Kelurahan Mallusetasi Kecamatan

Ujung Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan. Pelabuhan Parepare

merupakan salah satu pelabuhan cabang kelas III di wilayah kerja PT

Pelabuhan Indonesia IV yang terletak pada 04˚- 01’- 24,357” LS sampai 04˚-

03’-21”LS dan antara 119˚-37’–03,500”BT sampai 119˚-36’-56”BT dengan

daerah lingkungan kerja daratan seluas 54.783 m 2 dan daerah lingkungan

kepentingan perairan seluas 398,4 Ha (Keputusan Menteri Perhubungan

nomor KM 14 Tahun 1999 tentang Batas-Batas Daerah Lingkungan Kerja

dan Daerah Lingkungan Kepentingan).

Posisi Pelabuhan Parepare cukup strategis dalam rangka pengembangan

jasa transportasi laut karena kedudukan Kota Parepare sebagai salah satu

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) di Indonesia Timur

yang meliputi lima daerah yaitu kota Parepare, Kabupaten Pinrang, Sidenreng

Rappang, Barru dan Enrekang.

Pelabuhan Parepare terdiri dari tiga pangkalan yaitu pangkalan

Nusantara, pangkalan Cappa Ujung dan pangkalan Lontangnge dengan luas

lahan yang dimiliki sebagai berikut:

a. Pangkalan Nusantara : 11.987 m2


67

b. Pangkalan Cappa Ujung : 11.552 m2

c. Pangkalan Lontangnge : 10.160 m2

Pangkalan
Cappa Ujung

Pangkalan
Lontangnge

Pangkalan
Nusantara

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 8. Lokasi pelabuhan yang berada di Kota Parepare

Pelabuhan Parepare terletak di jalan Andi Cammi 1 Kelurahan

Mallusetasi Kecamatan Ujung Kota berbatasan dengan:

- Sebelah Utara berbatasan Kelurahan Ujung Sabbang

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Ujung Bulu

- Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Parepare

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Labukkang


68

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 9. Peta lokasi Parepare di Propinsi Sulawesi Selatan

B. Fasilitas Eksisting Pelabuhan Parepare

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare merupakan

pelabuhan cabang kelas III, dengan kegiatan utama adalah kegiatan dalam

bidang jasa kepelabuhanan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare ditunjang oleh fasilitas

pelabuhan berupa dermaga, lapangan penumpukan dan fasilitas

pendukung lainya.

1. Fasilitas pokok

a. Pangkalan Nusantara

 Dermaga I : 200 m

 Dermaga II : 80 m
69

 Kedalaman Kolam : 9 m

b. Pangkalan Cappa Ujung

 Dermaga lama : 35 m

 Dermaga baru : 70 m

 Kedalaman kolam : 12 m

2. Fasilitas penunjang

a. Lap. penumpukan Cappa Ujung : 1.973 m2

b. Terminal penumpang : 719,95 m2

c. Jalan

3. Alat Apung

Speed boat (2 x 40 HP) : 1 unit

Adapun kondisi fasilitas pelabuhan Parepare yang ada saat ini dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Kondisi fasilitas pelabuhan Parepare (Hasil survey langsung,


2017)

No Uraian Kondsi
1 Dermaga Baik
2 Bolder Baik
3 Fender Baik
4 Tiang Listrik (Lampu Jalan) 1 Tidak Menyala
5 Pipa Bunker Air Tawar
a. Nusantara Baik
b. Cappa Ujung Rusak

Gambar LayOut Eksisting pelabuhan Nusantara dan pelabuhan Cappa

Ujung masing-masing dapat dilihat pada gambar 10 dan 11 berikut:


70

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 10. Lay Out Eksisting Pelabuhan Nusantara 2016

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 11. Lay Out Eksisting Pelabuhan Cappa Ujung 2015


71

C. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal

Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal dan Barang diatur berdasarkan

Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Nomor PD 42

Tahun 2007 sebagai berikut:

1. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal Masuk

a. Perusahaan pelayaran/Agen mengajukan formulir 1A (formulir

permohonan permintaan pelayanan kapal) ke Petugas Dinas

Usaha (P2JP) paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal

tiba/berlabuh.

b. Perusahaan pelayaran/Agen membayar Uper (biaya pelayanan

kapal yang harus dibayar) sebesar 100% dari permintaan jasa yang

akan digunakan ditambah PPN dan biaya materai pada kasir/Bank

yang ditunjuk. Khusus untuk pengenaan Uper pelayanan jasa

pandu dan tunda dihitung sekaligus untuk gerakan masuk dan

keluar. Untuk perusahaan pelayaran yang memiliki bonafiditas dan

kredibilitas serta hanya memiliki piutang untuk 1 (satu) kunjungan

kapal sebelumnya, dapat dibebaskan dari Uper.

c. Selanjutnya, bukti pembayaran Uper dilanjutkan ke Dinas Usaha

untuk penetapan lokasi tambatan yang akan digunakan sesuai

perencanaan yang telah dibuat oleh Dinas Usaha (P2JP).

d. Perusahaan pelayaran/Agen menerima 1A (formulir permohonan

permintaan pelayanan kapal) yang telah ditetapkan oleh Dinas


72

Usaha (P2JP), dan selanjutnya dilaksanakan pelayanan fisik oleh

petugas operasional.

e. Setelah pelayanan kapal masuk, Nahkoda/Agen kapal

menandatangani bukti 2A1 (bukti pelayanan jasa pandu dan tunda)

yang diserahkan oleh pandu.

2. Sistem Dan Prosedur Pelayanan Kapal Keluar sebagai berikut:

a. Perusahaan pelayaran/Agen mengajukan 1A (formulir permohonan

permintaan pelayanan kapal) ke Dinas Usaha paling lambat 4 Jam

sebelum kapal berangkat (dengan melampirkan permohonan

pertama/sebelumnya).

b. Dinas usaha P2JP melakukan penetapan 1A (formulir permohonan

permintaan pelayanan kapal) dan selanjutnya dilakukan pelayanan

fisik.

c. Nahkoda menandatangani bukti pelayanan pandu keluar (2A1) yang

diserahkan oleh pandu. Dan bukti pelayanan pemakaian tambatan

(2A2) yang dibuat oleh petugas operasional ditandatangani oleh

Agen/perusahaan pelayaran

d. Perusahaan pelayaran/Agen menerima bentuk 4A (Nota tagihan

labuh, tambat, pandu, tunda dan air kapal) dan melakukan

pelunasan sesuai ketentuan yang berlaku.

Gambar sistem dan prosedur pelayanan kapal masuk dan pelayanan

kapal keluar dapat dilihat pada gambar 12 dan gambar 13 berikut:


73

PERUSAHAAN DINAS USAHA KASIR/BANK/


PELAYARAN/AGEN/ (P2JP) DINAS KEUANGAN
NAKHODA

BENTUK BENTUK
PPKB PPKB

UPER

UPER BAYAR
UPER
UPER LUNAS

BENTUK
PPKB

PENETAPAN
LOKASI
TAMBATAN

BENTUK
PPKB

PELAYANAN
FISIK

TTD BENTUK BENTUK 2A1


2A1

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 12. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal Masuk


74

PERUSAHAAN DINAS USAHA KASIR / BANK /


PELAYARAN / AGEN (P2JP) DINAS KEUANGAN
/ NAKHODA

BENTUK BENTUK
PPKB PPKB

BENTUK
PPKB

PELAYANAN
FISIK

TTD BENTUK TTD BENTUK


2A1 & 2A2 2A1 & 2A2

BENTUK 4A

TTD BENTUK
2A1 & 2A2

BAYAR NOTA

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Parepare

Gambar 13. Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal Keluar

Paling lambat 1 jam sebelum kapal tiba di pelabuhan, Nakhoda kapal

menghubungi stasiun pandu. Selanjutnya, kapal pandu dan tunda

menjemput kapal di pintu masuk. Setelah kapal tiba, pandu naik ke kapal
75

untuk memeriksa kelengkapan dokumen. Jika dinyatakan lengkap, pandu

menghubungi dan memerintahkan tunda untuk melakukan pelayanan.

Selanjutnya, kapal tunda menggandeng kapal masuk pelabuhan hingga

kapal bertambat.

Setelah bertambat, kapal melakukan kegiatan bongkar muat. Satu jam

sebelum kapal keluar, Nakhoda menghubungi stasiun pandu. Kemudian

pandu dan tunda menjemput di dermaga/tambatan. Pandu naik ke kapal

dan memberikan nota pelayanan keluar dan nota pemakaian tambat

kepada Nakhoda untuk di tandatangani. Selanjutnya dilakukan pelayanan

tunda untuk keluar pelabuhan. Pelayanan tunda tergantung permintaan

Nakhoda kapal apakah sampai di Dam Hijau, Dam merah, buoy merah atau

sampai di pintu keluar. Pandu turun dari kapal, kemudian kapal dilepas.

Proses pelayanan kapal mulai masuk hingga keluar pelabuhan dapat

dilihat pada gambar 14 berikut:

Sumber : Hasil pengamatan langsung

Gambar 14. Proses pelayanan kapal di Pelabuhan Parepare


76

D. Perhitungan Frekuensi Layanan Kapal di Pelabuhan

Berdasarkan PM Perhubungan No 63 Tahun 2010 Tentang Standar

Kinerja Operasional Kapal Angkutan Laut Dalam dan Luar Negeri untuk

pelayanan kapal di Pelabuhan Parepare adalah Waiting Time 1 Jam,

Approach Time 1 jam, EF : BT = 70%. Rata-rata waktu pelayanan kapal

berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat dilihat pada Tabel 4

berikut. Adapun kapal yang dijadikan dasar (pengamatan) yaitu kapal

petikemas KM. Mentari Success dengan LOA = 85,80 m, B =15 m dan

tonase = 2736 GT.

Tabel 4. Waktu pelayanan kapal di pelabuhan Parepare (Hasil pengamatan


langsung, 2017)

No Uraian Lama Pelayanan (Jam)


1 Waiting Time (WT) -
2 Approach Time (AP) 1
3 Berthing Time (BT) 41
4 Effective Time (ET) 31

Berdasarkan data dari PT Pelindo IV Cabang Parepare bahwa

kunjungan kapal tahun 2016 yaitu sebanyak 1021 Call dengan 5.400.203

GT. Dengan membagi antara kunjungan kapal dalam setahun dengan

jumlah bulan dalam setahun, maka diperoleh pelayanan tambat sebanyak

85 gerakan/perbulan dan untuk pelayanan pandu dan tunda diperoleh 170

gerakan/perbulan atau 2042 gerakan/tahun. Rata-rata kunjungan kapal

dalam sehari sebanyak 3 call.


77

Pada penelitian ini, peneliti menganalisa frekuensi pelayanan pandu,

tunda dan tambat karena pelayanan kapal sekarang dianggap belum

maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa masih ada

waktu yang terbuang yang tidak digunakan untuk melayani kapal, seperti

hari Selasa tidak ada kegiatan atau tidak ada pelayanan dan hari Kamis

terkadang tidak ada kegiatan atau pelayanan kapal.

Frekuensi pelayanan kapal di pelabuhan diperoleh dengan membagi

antara waktu yang tersedia dalam setahun dengan waktu pelayanan kapal

(pelayanan pandu dan tunda serta pelayanan tambat), dan hasilnya

selanjutnya dikalikan dengan kapal yang bisa dilayani bertambat di

pelabuhan. Berdasarkan waktu pelayanan kapal pada tabel 3 di atas bahwa

total waktu pelayanan kapal (pelayanan pandu, tunda dan tambat) yaitu 42

jam. Diperoleh hasil pengamatan di lapangan bahwa jumlah kapal yang

bisa dilayani bertambat yaitu sebanyak 6 kapal. Dengan menggunakan

persamaan 1, maka diperoleh frekuensi pelayanan pandu dan tunda

sebanyak 208 frekuensi perbulan atau 2496 frekuensi/tahun dan pelayanan

tambat sebanyak 104 frekuensi perbulan atau 1248 frekuensi/tahun.

Frekuensi pelayanan kapal dari berbagai variasi (60% sampai 100%) dapat

dilihat pada Tabel 5 berikut. Untuk perhitungan frekuensi pelayanan kapal

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.


78

Tabel 5. Kapasitas pelayanan pandu, tunda dan tambat (Hasil analisis data,
2017)

No Pelayanan Pelayanan Pandu dan Tunda Pelayanan Tambat


(%) (Gerakan/Bulan) (Gerakan/Tahun) (Gerakan/bulan) (Gerakan/Tahun)
1 60 125 1.498 62 749
2 65 135 1.622 68 811
3 70 146 1.747 73 874
4 75 156 1.872 78 936
5 80 166 1.997 83 998
6 85 177 2.122 88 1.061
7 90 187 2.246 94 1.123
8 95 198 2.371 99 1.186
9 100 208 2.496 104 1.248

Adapun Nama, ukuran dan frekuensi kapal yang masuk kepelabuhan

Parepare dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:


79

Tabel 6. Nama, ukuran dan frekuensi kapal yang masuk ke pelabuhan


Parepare (Sumber : PT Pelindo IV (Persero) Cabang Parepare)

NO URAIAN LOA LBP B H T GT Frek/bln


1 PELABUHAN CAPPA UJUNG
A. GENERAL CARGO
KM. TANJUNG BUNGA UTAMA - - - - - 498 4
KM. TANJUNG PENGHARAPAN 2 52,6 9,4 - - - 631 4
KM. SURYANI LADJONI - - - - - 2226 1
B. KAPAL PETIKEMAS
KM. JAVELIN 84,57 79,55 15,00 7,30 5,50 2752 1
KM. MENTARI SUCCESS 85,80 81,12 15,00 7,30 5,30 2736 2
KM. MENTARI PERKASA 84,57 79,00 15,00 7,30 5,50 2752 -
KM. MENTARI EXPRESS 94,80 87,52 15,20 7,80 6,00 2993 -
C. KAPAL BARANG - PENUMPANG
KM. TANJUNG MANIS 63,55 - - - - 1399 4
2 PELABUHAN NUSANTARA
A. KAPAL PENUMPANG (NON RORO)
KM. BUKIT SIGUNTANG 146,5 - - - - 14649 9
KM. LAMBELU 136,03 131 23,4 13,4 - 14649 9
KM. ADITHYA 107 92,3 15,00 6,20 4,75 3778 5
KM. CATTLEYA EXPRESS 83,10 - 13,40 6,30 3,94 3017 2
B. RORO
KM. QUEEN SOYA 91,01 85,00 15,00 5,40 4,00 2983 4
KM. PRINCE SOYA 95,70 85,00 15,00 5,40 3,96 3655 4
KM. THALIA 85,06 - 15,00 5,40 4,00 2987 4
KM. SWARNA BAHTERA 85,00 - 16,00 14,20 5,31 4538 8
KM. MADANI NUSANTARA 96,00 85,00 15,50 5,60 5,31 4300 4
KM. PANTOKRATOR 97,30 - 15,00 4,90 4,00 5920 5

E. Perhitungan Biaya Opersional Kapal

1. Biaya Opersaional Langsung

1.1 Biaya Tetap

1.1.1 Biaya Investasi

Biaya investasi kapal adalah biaya yang dikeluarkan pada saat

pembangunan kapal atau harga beli. Biaya investasi kapal pandu dan
80

kapal tunda pada pelabuhan Parepare dapat dilihat pada Tabel 7

berikut:

Tabel 7. Biaya investasi kapal pandu dan kapal tunda (Hasil


wawancara, 2017)

No Uraian GT Biaya
1 BANDAR MADANI 3 Rp 288.709.000
2 TB. HECTOR 178 242 Rp 14.000.000.000

1.1.2 Biaya ABK

Anak buah kapal (ABK) terdiri dari beberapa orang dan digaji

sesuai dengan tugas dan jabatan yang mereka embankan. Jadi,

setiap ABK memiliki gaji masing-masing yang terdiri dari gaji pokok,

tunjangan dan premi .

Kapal Pandu BANDAR MADANI pada pelabuhan Parepare

berupa Speed Boat yang memiliki 2 orang crew. 1 orang yang

mengopersaikan kapal dan 1 orang pandu lainnya yang naik ke atas

kapal untuk memeriksa kelengkapan dokumen kapal. Sedangkan

Jumlah ABK TB. HECTOR 178 sebanyak 14 orang.

Biaya ABK (Crew) dihitung dengan mengalikan antara jumlah

ABK/Crew dengan gaji masing-masing ABK, begitupun dengan biaya

makan dan tunjangan yaitu mengalikan antara jumlah ABK/Crew

dengan masing-masing uang makan dan tunjangan tiap ABK/crew.

Biaya yang dikeluarkan baik itu untuk gaji pokok, premi dan tunjangan

selama satu tahun masing-masing dihitung menggunakan

persamaaan 3, 4, 5 dan 6. Biaya crew kapal pandu dan ABK kapal


81

tunda dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9 berikut. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 8. Biaya crew kapal pandu BANDAR MADANI (Hasil analisis


data, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Gaji Pegawai/Crew Rp/Tahun 85.644.000
2 Tunjangan Rp/Tahun 167.020.800
3 Uang Makan Rp/Tahun 9.120.000

Tabel 9. Biaya ABK TB. HECTOR 178 (Hasil analisis data, 2017)

No Uraian Satuan Nilai


1 Gaji ABK Rp/Tahun 423.000.000
2 Premi Rp/Tahun 108.000.000
3 Uang Makan Rp/Tahun 72.000.000

Pegawai pelayanan tambat dan pelayanan air masing-masing

terdiri dari 1 orang. Pegawai pelayanan tambat tersebut adalah orang

yang selalu siap di dermaga dan mengawasi kapal pada saat

bertambat. Sedangkan pegawai pelayanan air adalah orang yang

melakukan langsung pengisian air tawar ke kapal. Untuk biaya

pegawai pelayanan tambat dan air dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Untuk perhitungan biaya pegawai tambat dan pegawai air kapal dapat

dilihat pada Lampiran 5.


82

Tabel 10. Biaya pegawai pelayanan tambat dan pelayanan air (Hasil
analisis data, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Pelayanan Tambat
a. Gaji Rp/Tahun 55.920.025
b. Tunjangan Rp/Tahun 102.070.400
c. Uang Makan Rp/Tahun 5.580.000
2 Pelayanan Air
a. Gaji Rp/Tahun 54.967.812
b. Tunjangan Rp/Tahun 95.033.600
c. Uang Makan Rp/Tahun 5.580.000

1.1.3 Biaya Depresiasi dan Asuransi Kapal

Besarnya biaya depresiasi kapal dihitung dengan membagi

antara selisih investasi kapal dengan nilai residu kemudian dibagi

dengan umur ekonomis kapal atau menggunakan persamaan 10.

Sedangkan biaya asuransi dapat di hitung menggunakan persamaan

11, sehingga diperoleh biaya depresiasi dan asuransi seperti Tabel 11

berikut. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

6.
83

Tabel 11. Biaya depresiasi dan asuransi (Hasil analisis data, 2017)

No Uraian Biaya
1 Kapal Pandu
 Depresiasi Rp 27.427.355
 Asuransi Rp 2.020.963
2 Kapal Tunda
 Depresiasi Rp 525.000.000
 Asuransi Rp 98.000.000
3 Tambat
 Depresiasi Rp 2.565.000
 Asuransi Rp 23.712.000
4 Pelayanan Air
 Depresiasi Rp 32.812.500

1.1.4 Asuransi Kecelakaan Kerja

Besarnya biaya Asuransi Kecelakaan kerja yaitu 1,7% dari gaji

pokok atau dihitung dengan menggunakan persamaan 9 dan hasil

perhitungan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut. Untuk perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 12. Biaya asuransi kecelakaan Kerja (Hasil analisis data, 2017)

No Uraian satuan Biaya


1 Pegawai Pandu Rp/Tahun 1.455.948
2 Pegawai Tambat Rp/Tahun 950.000
3 Pegawai Pelayanan Air Rp/Tahun 934.000

1.1.5 Pakaian Dinas

Biaya pakaian dinas dihitung dengan mengalikan antara jumlah

pegawai dengan harga pakaian dinas dengan menggunakan

persamaan 8 dan dapat dilhat pada Tabel 13 berikut. Perhitungan

biaya pakaian dinas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.


84

Tabel 13. Biaya pakaian dinas (Hasil analisis data, 2017)

No Uraian Biaya (Rp)


1 Pegawai Pandu 1.000.000
2 Pegawai Tambat 500.000
3 Pegawai Pelayanan Air 500.000

1.1.6 Biaya Perlengkapan/Peralatan

Perlengkapan pada kapal pandu di pelabuhan Parepare meliputi

tali tambat untuk mengikat/menambatkan kapal dengan panjang total 18

meter dan fender (pelampung) yang di pasang pada sisi kiri dan kanan

kapal masing-masing 2 buah yang berfungsi untuk menjaga keamanan

kapal agar tidak bergesekan/bersentuhan dengan kapal yang lain.

Adapun biaya perlengkapan kapal pandu adalah Rp. 7.504.000,-/tahun

(sumber: PT. Pelindo IV cabang Parepare).

Pada umumnya di TB. HECTOR 178 hanya peralatan kecil untuk

pemeliharaan saja yang sering kali diganti seperti mata bruce, chipping,

craft dan sarung tangan. Biaya peralatan pemeliharaan tersebut sebesar

Rp. 3.000.000,-/tahun (sumber, hasil wawancara).

1.1.7 Biaya Telpon

Biaya telpon untuk pelayanan tambat sebesar Rp. 3.000.000,-

/tahun (sumber: PT Pelindo IV Cabang Parepare).

1.1.8 Biaya Listrik Air Kapal

Biaya listrik pada kantor pelayanan air sebesar Rp. 2.162.600,-

/tahun (sumber: PT Pelindo IV Cabang Parepare).


85

1.1.9 Biaya Obat-obatan

Pada umumnya obat-obatan (P3K) yang disediakan di atas kapal

hanya obat pemakaian luar (luka ringan) dan sakit ringan saja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan crew TB. HECTOR 178 bahwa

biaya obat-obatan sebesar Rp. 500.000,-/ tahun.

1.2 Biaya Tidak tetap (Biaya Variabel)

1.2.3 Biaya Insentif

Insentif merupakan sarana motivasi dengan memberi bantuan

sebagai suatu perangsang atau dorongan yang diberikan dengan sengaja

kepada para pekerja agar dalam dirinya timbul semangat yang lebih besar

untuk berprestasi. Biaya insentif dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:

Tabel 14. Biaya Insentif (Hasil wawancara, 2017)

No Uraian Biaya (Rp)


1 Pegawai Pandu 43.200.000
2 Pegawai Tambat 4.200.000
3 Pegawai Pelayanan Air 4.200.000

1.2.4 Biaya Bahan Bakar dan Minyak Pelumas

Biaya bahan bakar dan minyak pelumas dapat dihitung dengan

mengalikan antara pemakaian bahan bakar /minyak pelumas pertahun

dengan harga bahan bakar/minyak pelumas. Besarnya biaya untuk

bahan bakar dan minyak pelumas dalam pengoperasian kapal

ditentukan dengan besarnya daya mesin baik itu mesin bantu maupun

mesin utama yang dapat ditentukan melalui persamaan 12 sampai


86

dengan persamaan 19 yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 15

berikut. Perhitungan biaya bahan bakar dan minyak pelumas secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7, 8 dan 9.

Tabel 15. Biaya bahan bakar dan minyak pelumas (Hasil analisis data,
2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Kapal Pandu
 Bahan Bakar Rp/Tahun 37.398261
 Minyak Pelumas Rp/Tahun 6.144.000
2 Kapal Tunda
 Bahan Bakar Rp/Tahun 1.290.742.678.
 Minyak Pelumas Rp/Tahun 31.500.000
3 Pelayanan Tambat
 Bahan Bakar Rp/Tahun 4.566.000
 Minyak Pelumas Rp/Tahun 465.000
4 Pelayanan Air
 Bahan Bakar Rp/Tahun 22.440.000
 Minyak Pelumas Rp/Tahun 2.560.000

1.2.5 Biaya Air Tawar

Biaya air tawar untuk ABK, dan air pendingin kapal dihitung

dengan menggunakan persamaan 20 sampai dengan persamaan 22.

Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa total pemakaian air tawar TB.

HECTOR 178 sebesar 82,62 Ton. Biaya air tawar untuk air kapal dihitung

dengan mengalikan antara jumlah air tawar yang digunakan (Wfw)

selama setahun dengan harga air yang berlaku saat ini atau dengan

menggunakan persamaan 23. Besarnya biaya air tawar dapat dilihat

pada Tabel 16 berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 9 dan 10.


87

Tabel 16. Biaya air tawar (Hasil analisis data, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Kapal tunda Rp/Tahun 35.608.948
2 Pemakaian Air Kapal Rp/Tahun 1.006.069.000

1.2.6 Biaya RMS

Besarnya biaya RMS yang akan dikeluarkan setiap tahun berbanding

lurus dengan umur kapal. Rata-rata peningkatan biaya RMS sebesar 7%

dari nilai RMS tahun sebelumnya. Biaya RMS pada tahun pertama

sebesar Rp. 205.205.479,- sedangkan untuk menghitung biaya RMS pada

tahun selanjutnya dihitung dengan menggunakan persamaaan 24 dan

untuk menghitung nilai sekarang maka digunakan persamaaan 25 dimana

d = 12% dan n = 3 tahun sehingga diperoleh Rp. 214.230.045,-/ tahun

(Lampiran 11).

2. Biaya Operasonal Tidak Langsung

2.1 Biaya tetap (Fixed Cost)

2.1.1 Gaji Saff (Pegawai Kantor)

Staff ADM Operasi pada kantor Pelindo IV cabang Parepare

sebanyak 3 orang dan 1 orang Manager Operasi. Untuk mengurus dan

menyelesaikan dokumen-dokumen pelayanan kapal semuanya

diselesaikan di bidang Operasi. Alokasi biaya staff adm operasi untuk

masing-masing pelayanan kapal dapat dilihat pada Tabel 17 berikut:


88

Tabel 17. Biaya Staff Adm Operasi untuk Pelayanan Kapal (Hasil
analisis data, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Pelayanan Pandu Rp/Tahun 167.291.496
2 Pelayanan Tunda Rp/Tahun 111.527.664
3 Pelayanan Tambat Rp/Tahun 167.291.496
4 Pelayanan Air Rp/Tahun 111.527.664

2.1.2 Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan kapal pandu BANDAR MADANI yaitu biaya

pemeliharaan peralatan, biaya pemeliharaan kapal yang terdiri dari

pengecatan dan scraf yang dilakukan setiap 4 bulan sekali, serta biaya

pemeliharaan bangunan (stasiun) pemanduan meliputi pengecatan

kantor dan perawatan lingkungan sekitar stasiun pandu. Sedangkan

pemeliharaan pada TB. HECTOR 178 adalah pengecatan yang

dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Pemeliharaan instalasi tambatan terdiri dari pengecatan Bolder,

penggantian karet Fender yang rusak, pemeliharaan Dolphin serta

pemeliharaan emplasemen yaitu selokan-selokan yang ada di dermaga

dan ruangan terbuka yang ada di sekitar dermaga. Sedangkan

pemeliharaan untuk instalasi pelayanan air yaitu pemeliharaan pipa-pipa

bunker air tawar, perawatan bak penampungan dan pengecatan kantor

serta pemeliharaan emplasemen yaitu pemeliharaan ruangan terbuka di

sekitar bak penampungan dan kantor pelayanan air. Biaya pemeliharaan

dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:


89

Tabel 18. Biaya pemeliharaan (Hasil wawancara, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Kapal Pandu
o Pemeliharaan Kapal Rp/Tahun 845.000
o Pemeliharaan Peralatan Rp/Tahun 658.000
o Pemeliharaan Bangunan Rp/Tahun 2.850.000
2 Pemeliharaan Kapal Tunda Rp/Tahun 50.000.000
3 Fasilitas Tambatan
o Instalasi Tambatan Rp/Tahun 15.639.000
o Emplasemen Rp/Tahun 7.307.833
4 Fasilitas Pelayanan Air
o Instalasi Rp/Tahun 38.936.000
o Emplasemen Rp/Tahun 2.314.000

2.1.3 Biaya Diklat dan Perjalanan Dinas

Biaya Pendidikan dan Latihan (Diklat) adalah biaya yang

dikeluarkan untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan pegawai

secara efektif dan efisien. Sedangkan biaya perjalanan dinas merupakan

biaya perjalanan yang dilakukan oleh pegawai yang berkaitan dengan

tugas pekerjaan kedinasan. Biaya Diklat dan Perjalanan Dinas masing-

masing dapat dilihat pada Tabel 19 dan 20 berikut:

Tabel 19. Biaya Pendidikan dan Latihan (Hasil wawancara, 2017)

No Uraian Satuan Biaya (Rp)


1 Diklat Pemanduan Rp/Tahun 12.600.000
2 Diklat Tambatan Rp/Tahun 2.200.000
90

Tabel 20. Biaya perjalanan dinas (Hasil wawancara, 2017)

No Uraian Satuan Biaya (Rp)


1 Perjalanan Dinas Pemanduan Rp/Tahun 34.000.000
2 Perjalanan Dinas Tambatan Rp/Tahun 3.950.000
3 Perjalanan Dinas Air Kapal Rp/Tahun 1.000.000

2.1.4 Biaya Penyusutan Jalan dan Bangunan

Biaya penyusutan jalan dan bangunan pemanduan merupakan

biaya penyusutan perumahan untuk pegawai pemanduan yaitu sebesar

Rp. 4.999.352,- (sumber: PT Pelindo IV Cabang Parepare).

2.1.5 Biaya Pemeliharaan Jalan dan Bangunan

Pemeliharaan jalan dan bangunan untuk pemanduan adalah

pemeliharaan untuk perumahan pegawai pemanduan seperti perbaikan

jalan dan pengecatan perumahan yaitu sebesar Rp. 26.642.500

pertahun (sumber: PT Pelindo IV Cabang Parepare).

3. Biaya Penunjang Operasi

3.1 Sumbangan Dana Pensiun

Sumbangan ini diberikan kepada masing-masing pensiunan untuk

pemanduan, tambatan dan air kapal. Adapun biaya sumbangan dana

pensiunan dapat dilihat pada Tabel 21 berikut:

Tabel 21. Biaya sumbangan dana pensiun (Hasil wawancara, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Pensiun Pemanduan Rp/Tahun 9.508.822
2 Pensiun Tambatan Rp/Tahun 4.753.413
3 Pensiun air kapal Rp/Tahun 4.753.413
91

4. Biaya Pengelolaan Kantor

Biaya pengelolaan kantor merupakan belanja barang dan semua

pengeluaran yang langsung di manfaatkan untuk keperluan kantor baik

untuk keperluan sehari-hari maupun inventaris kantor. Biaya pengelolaan

kantor dapat dilihat pada Tabel 22 berikut:

Tabel 22. Biaya pengelolaan kantor (Hasil wawancara, 2017)

No Uraian Satuan Biaya


1 Pemanduan Rp/tahun 2.000.000
2 Penundaan Rp/tahun 1.000.000
3 Tambatan Rp/tahun 1.000.000
4 Air Kapal Rp/tahun 2.000.000

Total biaya operasional pelayanan tunda, pelayanan pandu, pelayanan

tambat dan pelayanan air dapat dilihat pada Tabel 23, 24, 25 dan 26 berikut.

Adapun rincian biaya operasional pelayanan kapal dapat dilihat pada

Lampiran 12, 13, 14 dan 15.

Tabel 23. Total biaya operasional pelayanan pandu (Hasil analisis data,
2017)

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya


Jenis Biaya
No (Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung 315.422.201 81.942.261 397.364.462
2 Biaya Operasional Tidak Langsung 249.886.348 0 249.886.348
3 Biaya Penunjang Operasi 9.508.822 0 9.508.822
4 Biaya Pengelolaan Kantor 2.000.000 2.000.000
Total 574.817.371 81.942.261 658.759.632
92

Tabel 24. Total biaya operasional pelayanan tunda (Hasil analisis data,
2017)
Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
Jenis Biaya
No (Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung 1.395.527.664 1.572.218.020 2.801.718.020
2 Biaya Operasional Tidak Langsung 161.527.664 - 161.527.664
3 Biaya Penunjang Operasi 3.500.000 - 3.500.000
4 Biaya Pengelolaan Kantor 1.000.000 - 1.000.000
Total 1.395.527.664 1.572.218.020 2.967.745.684

Tabel 25. Total biaya operasional pelayanan tambat (Hasil analisis data,
2017)
Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
No Jenis Biaya (Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung 180.265.614 9.231.000 189.496.614
2 Biaya Operasional Tidak Langsung 196.388.329 0 196.388.329
3 Biaya Penunjang Operasi 4.753.413 0 4.753.413
4 Biaya Pengelolaan Kantor 1.000.000 0 1.000.000
Total 382.407.356 9.231.000 391.638.356

Tabel 26. Total biaya operasional pelayanan air kapal (Hasil analisis data,
2017)
Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
No Jenis Biaya (Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung 199.105.534 1.035.269.000 1.234.374.534
2 Biaya Operasional Tidak Langsung 153.777.664 0 153.777.664
3 Biaya Penunjang Operasi 4.753.413 0 4.753.413
4 Biaya Pengelolaan Kantor 2.000.000 0 2.000.000
Total 359.636.611 1.035.269.000 1.394.905.611

F. Perhitungan Tarif Pelayanan Kapal

Tarif pelayanan kapal merupakan harga jasa dari pelayanan kapal yang

diberikan terhadap kapal selama berada di pelabuhan. Adapun pelayanan


93

kapal di pelabuhan Parepare antara lain pelayanan pandu, pelayanan

tunda, pelayanan tambat dan pelayanan air.

1. Tarif Pelayanan Pandu

Tarif pelayanan pandu dihitung dengan membagi antara jumlah biaya

operasional pelayanan pandu yang ditambahkan tingkat keuntungan

dengan total tonase kapal yang dilayani pandu dalam setahun atau

menggunakanan persamaan 27. Berdasarkan hasil wawancara dengan

pihak Pelabuhan Parepare bahwa tingkat keuntungan persegmen usaha

sebesar 3%.

Hasil perhitungan tarif variabel pelayanan Pandu berdasarkan GT

kapal yang masuk ke Pelabuhan Parepare dengan menggunakan

persamaan 27 dapat dilihat pada gambar 15 berikut. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

Tarif Pelayanan Pandu


60,0
Tarif (RP/GT/Gerakan)

50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
GT Kapal

Gambar 15. Grafik tarif pelayanan pandu berdasarkan


GT kapal

Dari gambar 15 di atas di gunakan tonase kapal 1399 GT sebagai

dasar dalam perhitungan tarif pelayanan pandu. Dengan menggunakan


94

persamaan 27 maka di peroleh tarif pelayanan pandu yang dapat dilihat

pada Tabel 27 berikut. Perhitungannya selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 16.

Tabel 27. Tarif Pelayanan Pandu

Frek. Tarif Variabel Tarif Tetap


No
Pelayanan (Rp/GT/Gerakan) (Rp/Gerakan)
1 60% 40,28 395.340
2 65% 37,19 364.930
3 70% 34,53 338.863
4 75% 32,23 316.272
5 80% 30,21 296.505
6 85% 28,44 279.064
7 90% 26,86 263.560
8 95% 25,44 249.689
9 100% 24,17 237.204

Dari Tabel 27 di atas dapat dilihat bahwa tarif variabel pelayanan

pandu pada frekuensi pelayanan 100% yaitu untuk tarif variabel sebesar Rp

24,17 per GT/gerakan dan tarif tetap sebesar Rp 237.204 pergerakan.

Sedangkan tarif yang berlaku sekarang yaitu untuk tarif variabel sebesar

Rp 76,87 per GT/gerakan dan tarif tetap sebesar Rp 175.175 pergerakan.

Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 16 berikut.

Tarif variabel pelayanan pandu


60,00
Tarif (Rp/GT/Gerakan)

40,00
20,00
0,00
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%
Frekuensi Pelayanan (%)
95

Tarif tetap pelayanan pandu


450000
Axis Title 400000
350000
300000
250000
200000
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%
Axis Title

Gambar 16. Grafik tarif pelayanan pandu

2. Tarif Pelayanan Tunda

Tarif pelayanan tunda dihitung dengan membagi antara jumlah biaya

operasional pelayanan tunda yang ditambahkan tingkat keuntungan

dengan total tonase kapal yang dilayani tunda dalam setahun atau dengan

menggunakanan persamaan 27. Hasil perhitungan tarif variabel pelayanan

tunda berdasarkan GT kapal yang masuk ke Pelabuhan Parepare dengan

menggunakan persamaan 27 dapat dilihat pada gambar 17 berikut.

Perhitungannya selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

Tarif Pelayanan Tunda


1200,0
Tarif (Rp/GT/Gerakan)

1000,0
800,0
600,0
400,0
200,0
0,0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
GT Kapal

Gambar 17. Grafik tarif pelayanan tunda berdasarkan


GT kapal
96

Dari gambar 17 di atas digunakan tonase kapal sebesar 14649 GT

sebagai dasar dalam perhitungan tarif pelayanan tunda. Dengan

menggunakan persamaan 27 maka di peroleh tarif pelayanan tunda yang

dapat dilihat pada Tabel 28 berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 17.

Tabel 28. Tarif Pelayanan Tunda

Frek Tariff Variabel Tarif Tetap (Rp/gerakan)


No
(%) (Rp/GT/Gerakan) 500GT-3500 GT 3501 GT - 8000 GT 14.000 GT - 18.000 GT
1 60 73,82 3.976.306 2.141.087 3.092.682
2 65 68,14 3.670.436 1.976.388 2.854.783
3 70 63,27 3.408.262 1.835.218 2.650.870
4 75 59,05 3.181.044 1.712.870 2.474.145
5 80 55,36 2.982.229 1.605.815 2.319.511
6 85 52,10 2.806.804 1.511.356 2.183.069
7 90 49,21 2.650.870 1.427.391 2.061.788
8 95 46,62 2.511.351 1.352.226 1.953.273
9 100 44,29 2.385.783 1.247.235 1.801.562

Tabel 28 di atas mempelihatkan bahwa tarif variabel pelayanan tunda

pada frekuensi pelayanan 100% sebesar Rp 44,29 per GT/gerakan. Tarif

tetap untuk 500 GT- 3500 GT sebesar Rp 2.385.783, untuk 3501 GT – 8000

GT sebesar Rp1.247.235 dan untuk 8001 GT – 18.000 GT sebesar Rp

1.801.562. Sedangkan tarif yang berlaku sekarang, untuk tarif variabel

sebesar Rp 59,06 per GT/gerakan. Tarif tetap untuk sampai dengan 3500

GT sebesar Rp. 515.812 pergerakan, 35001 GT–8000 GT sebesar Rp.

1.323.000 pergerakan dan 14.001 GT–18.000 GT sebesar Rp. 2.583.984

pergerakan. Selengkapnya dapat dilihat pada dan gambar 18 berikut.


97

Tarif variabel pelayanan tunda


Tarif (Rp/GT/Gerakan) 80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%
Frekuensi Pelayanan (%)

Tarif tetap pelayanan tunda


4500000
Tarif tetap (GT/Gerakan)

4000000
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%

Frekuensi Pelayanan (%)

500 GT-3500 GT 3501 GT - 8000 GT 14.000 GT - 18.000 GT

Gambar 18. Grafik pelayanan tunda

3. Tarif Pelayanan Tambat

Tarif pelayanan tambat dihitung dengan membagi antara jumlah biaya

operasional pelayanan tambat yang ditambahkan tingkat keuntungan

dengan total tonase kapal yang bertambat dalam setahun atau

menggunakanan persamaan 27. Hasil perhitungan tarif pelayanan tambat

berdasarkan GT kapal yang masuk ke Pelabuhan Parepare dengan

menggunakan persamaan 27 dapat dilihat pada gambar 19 berikut.

Perhitungannya selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.


98

Tarif pelayanan tambat


600,0
Tarif tambat (Rp/Etmal)
400,0

200,0

0,0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
GT Kapal

Gambar 19. Grafik tarif pelayanan tambat berdasarkan


GT kapal

Dari gambar 19 di atas digunakan tonase kapal sebesar 2226 GT

sebagai dasar dalam perhitungan tarif pelayanan tambat. Dengan

menggunakan persamaan 27 maka di peroleh tarif pelayanan tambat yang

dapat dilihat pada Tabel 29 berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 18.

Tabel 29. Tarif pelayanan tambat

Frek. Tarif Variabel


No
Pelayanan (Rp/GT/Etmal)
1 60% 242
2 65% 223
3 70% 207
4 75% 194
5 80% 182
6 85% 171
7 90% 161
8 95% 153
9 100% 145

Pada tabel 29 di atas dapat dilihat bahwa tarif pelayanan tambat pada

frekuensi pelayanan 100% sebesar Rp 145 GT/Etmal. Tarif pelayanan


99

tambat yang berlaku sekarang yaitu Rp. 174,57 per GT/Etmal.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 19 berikut.

Tarif pelayanan tambat


Tarif tambat (Rp/GT/Etmal)

300
250
200
150
100
50
0
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%
Frekuensi Pelayanan (%)

Gambar 20. Grafik tarif pelayanan tambat

4. Tarif Pelayanan Air

Tarif pelayanan air dapat dihitung dengan membagi antara jumlah

biaya operasional pelayanan air yang ditambahkan tingkat keuntungan

dengan total ton air yang digunakan untuk melakukan pengisian ke kapal

(bunker air tawar) dalam setahun. Dimana jumlah ton air yang digunakan

yaitu sebesar 52951 ton/tahun (Sumber: PT Pelindo IV Cabang Parepare).

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan 27 diperoleh

tarif pelayanan air Rp 27.134 /ton. Sedangkan tarif yang berlaku sekarang

adalah Rp. 33.000 /ton.

G. Analisa Tingkat Tarif Yang Dibutuhkan (RFR)

RFR (Required Freight Rate) digunakan untuk menilai kelayakan tarif

yang berlaku atau sebagai penentu tarif yang ditawarkan kepada pihak
100

pemakai jasa transportasi. Besar nilai RFR (Required Freight Rate) dapat

ditentukan dengan menggunakan persamaan 28. Tarif minimal kapal untuk

kapasitas pelayanan kapal dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Jika tingkat bunga (i) = 10 % dan lama pinjaman (n) = 10 tahun dengan

menggunakan rumus capital recorvery factor sebagai berikut:

(1+𝑖)𝑛
CRF = i x [(1+𝑖)𝑛 −1]

(1 + 0,10)10
= 0,12 x
[(1 + 0,10)10 − 1]

(0,25937)
=
(1,59374)

= 0,162745

Jadi nilai Capital Recorvery Factor (CRF) adalah sebesar 0,162745

RFR (Required Freight Rate) dihitung dengan membagi antara biaya

rata-rata kapal pertahun dengan tonase kapal (GT) pertahun atau

menggunakan persamaan 28, perhitungan selengkapanya dapat dilihat

pada Lampiran 19. Perbandingan antara tarif pelayanan kapal yang berlaku

sekarang dengan tarif RFR dapat dilihat pada Tabel 30 berikut:


101

Tabel 30. Perbandingan antara tarif pelayanan kapal yang berlaku sekarang
dengan tarif RFR (Hasil analisis data, 2017)

Tarif sekarang Tarif RFR


No Uraian Satuan

1 Tarif Pelayanan Pandu


Tarif Variabel Rp/GT/Gerakan 76,87 36,92
Tarif Tetap Rp/Gerakan 175.175 249.120
2 Tarif Pelayanan Tunda
Tarif Variabel Rp/GT/Gerakan 59,06 105,31
Tarif Tetap
S/d 3500 GT Rp/Gerakan 515.812 6.098.039
3501 GT-8000 GT Rp/Gerakan 1.323.000 3.283.559
14.001 GT-18.000 GT Rp/Gerakan 2.583.985 4.742.919
3 Tarif pelayanan tambat Rp/GT/Etmal 174,57 158.79
4 Tarif Pelayanan air Rp/Ton 33.000 27.346

H. Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)

1. Analisis Pelayanan Kapal

Analisis pelayanan kapal terhadap responden terdiri dari jumlah ke

pelabuhan, waktu mengurus dokumen masuk dan keluar kapal, waktu

berlabuh, waktu menunggu pelayanan pandu dan tunda, waktu ekfektif

melakukan bongkar muat, waktu pemakaian dermaga, persepsi pengguna

jasa terhadap tarif pelayanan kapal yang berlaku, kesesuaian antara tarif

dan pelayanan kapal menurut responden serta kendala selama proses

pelayanan. Data pelayanan kapal dapat dilihat sebagai berikut:


102

1. Jumlah Ke Pelabuhan 2. Waktu Mengurus Dokumen


Masuk Kapal
0%
10% 1 Kali
20%
2 Kali < 6 Jam
50%
40% 3 -5 Kali
6 jam - 12 Jam
>5 kali 80%

3. Waktu Mengurus Dokumen 4. Waktu Belabuh


Keluar Kapal
< 30 menit

20% 20% 30 Menit - 60 Menit Langsung


0%
Sandar
10% 60 Menit 90 Menit

90 Menit - 120
50% Menit 100%
> 120 Menit

5. Waktu Menunggu Pelayanan 6. Waktu Efektif kapal untuk


pandu dan tunda B/M

< 6 Jam
10% 20%
Langsung dilayani 6 Jam - 12 Jam
20% 12 Jam - 18 Jam
10%
< 30 Menit 18 Jam - 24 Jam
60%
70% 10% > 24 Jam
30 Menit - 60 m3nit
0%

7. Waktu Pemakaian Dermaga 8. Tarif Pelayanan Jasa Kapal

< 6 Jam 0% 0%
Sangat Murah
10% 6 Jam - 12 Jam Murah
20%
Sedang
30% 12 Jam - 18 Jam
60% Mahal
80%
18 Jam - 24 Jam Sangat Mahal
0%
0%
> 24 Jam
103

9. Tarif yang dibayarkan sudah 10. Kendala Selama Proses


sesuai dengan pelayanan Pelayanan Kapal

0% 0% Sangat Tidak Sesuai


10%
10% Kurang Sesuai
Ada
Cukup
30%
60% Sesuai Tidak Ada
90%
Sangat Sesuai

Gambar 21. Diagram Analisis Tingkat Pelayanan Kapal

Dari gambar 21 di atas dapat dilihat bahwa frekuensi kapal responden

masuk ke Pelabuhan yang paling tinggi adalah sebanyak >5 kali (50%) dan

terendah adalah 1 kali frekuensi (10%). Waktu mengurus dokumen masuk

kapal menurut responden adalah < 6 jam sebanyak 80% dan antara 6 jam–

12 jam sebanyak 20%. Sedangkan waktu untuk mengurus dokumen keluar

kapal yang tertinggi yaitu 50% antara 30 menit–60 menit dan yang terendah

10% antara 60 menit-90 menit.

Untuk waktu berlabuh kapal 100% responden memilih kapal tidak

berlabuh (langsung bersandar). Waktu menunggu pelayanan pandu dan

tunda secara berturut-turut oleh responden yaitu 70% langsung dilayani,

20% dibawah 30 menit dan 10% antara 30 menit–60 menit. Waktu efektif

kapal untuk melakukan bongkar muat barang secara berturut-turut oleh

responden adalah 60% diatas 24 jam, 20% dibawah 6 jam dan antara 6

jam–12 jam serta antara 18 jam–24 jam masing-masing 10%. Waktu


104

pemakaian dermaga kapal sekali bertambat menurut responden yang

paling tinggi yaitu 60% diatas 24 jam dan yang terendah yaitu 10% dibawah

6 jam.

Tarif pelayanan jasa kapal yang berlaku saat ini menurut responden

80% memilih sedang dan 20% memilih mahal. Kesesuaian antara tarif yang

dibayarkan dengan pelayanan kapal yang diterima yaitu 60% memilih

sesuai, 30% memilih cukup sesuai dan 10% memilih kurang sesuai.

Sedangkan kendala yang dihadapi selama proses pelayanan 90%

responden memilih tidak ada dan 10% responden memilih ada kendala.

2. Analisis Ability To Pay (ATP)

Besarnya nilai ATP dibuat berdasarkan pendapatan kapal responden

perbulan, alokasi pendapatan kapal untuk pelayanan jasa kapal perbulan

serta alokasi pendapatan kapal untuk semua biaya pelayanan kapal selama

di Pelabuhan.

Pendapatan responden paling banyak berturut-turut sebagai berikut:

40% antara Rp 501.000.000–Rp 750.000.000, 20% antara Rp 751.000.000-

Rp 1.000.000.000, 10% masing-masing antara Rp 100.000.000-Rp

250.000.000, Rp 251.000.000-Rp 500.000.000 serta Rp 501.000.000-Rp

750.000.000. Distribusi pendapatan kapal responden lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 22 berikut:


105

Distribusi pendapatan Responden

10% Rp 100 Jt - Rp 250 Jt


10%
40% Rp 251 Jt - Rp 500 Jt
10% Rp 501 Jt - Rp 750 Jt
Rp 751 Jt - Rp 1 M
10% 20%
Rp 1,1 M - Rp 1,5 M
> Rp 1,5 M

Gambar 22. Diagram distribusi pendapatan kapal responden

a. ATP Pelayanan Pandu

Perhitungan nilai ATP untuk pelayanan pandu dengan menggunakan

persamaan 30 dapat dilihat pada Tabel 31 berikut:


106

Tabel 31. Perhitungan ATP pelayanan pandu (Hasil analisis data, 2017)

Rata- Jarak ATP Responden


Rata-rata Rata-rata
rata Frekue
Rata-rata Rata-rata alokasi alokasi Mill Total Mill Tarif Tarif
alokasi nsi ke
Responden

alokasi Rata-rata alokasi biaya biaya biaya laut laut Variabel Tetap
Rata-rata biaya Pelabu
biaya kapal alokasi biaya variabel variabel Tetap
pendapatan Tetap han
di kapal di Pelayanan Pelayanan Pelayanan
per bulan (Rp) Pelayana (Round
pelabuhan pelabuhan Pandu Pandu Pandu
n Pandu trip/bul (Rp) (Rp)
(%) Perbulan (%) Perbulan Perbulan
Perbulan an)
(Rp) (Rp)
(%)
A B C=A*B D E=C*D F G H I J=H*I K = E/J L = G/H
1 1.500.000.000 2,190 32.848.579 6,843 2.247.679 4,266 1.401.400 8 310 2484 905 175.175
2 300.000.0000 2,522 75.647.379 6,267 4.741.034 4,168 3.153.150 18 1052 18933 250 175.175
3 800.000.000 6,930 55.440.920 3,313 1.836.886 5,055 2.802.800 16 251 4017 457 175.175
4 800.000.000 2,913 23.301.273 8,511 1.983.246 4,511 1.051.050 6 452 2715 731 175.175
5 2.860.000.000 4,510 128.981.538 3,553 4.582.374 2,988 3.853.850 22 1425 31349 146 175.175
6 4.000.000.000 6,634 265.376.299 15,276 40.538.471 2,376 6.306.300 36 5663 203870 199 175.175
7 500.000.000 2,220 11.097.629 3,084 342.225 3,157 350.350 2 373 746 330 175.175
8 650.000.000 5,979 38.864.709 3,212 1.248.369 7,212 2.802.800 16 621 9935 126 175.175
9 250.000.000 6,711 16.777.777 0,000 0 0,000 0 8 310 2484 0 0
10 4.300.000.000 2,841 122.175.137 1,022 1.248.984 0,860 1.051.050 6 1039 6233 200 175.175
107

Tabel 31 di atas dapat dilihat bahwa ATP minimum tarif variabel

responden untuk pelayanan pandu yaitu Rp 0,- dan maksimum sebesar Rp

905,-. Range ATP responden yang terbesar yaitu 38% di atas Rp 300, 37%

pada range Rp 101-Rp 200, 13% pada range Rp 201-Rp 300 serta 12%

pada range Rp 0-Rp 100. Rata–rata nilai ATP responden untuk tarif variabel

pelayanan pandu sebesar Rp 334.

ATP minimum tarif tetap responden pelayanan pandu sebesar Rp 0

dan maksimum sebesar Rp 175.175. ATP responden yang terbesar yaitu

90% sebesar Rp 175.175 dan terkecil adalah 10% sebesar Rp 0. Rata-rata

nilai ATP responden untuk tarif tetap pelayanan pandu yaitu sebesar Rp

157.658. Hasil lebih lengkap dapat dilhat pada gambar 23 berikut:

ATP tarif Variabel pelayanan ATP tarif tetap pelayanan


pandu pandu
0%
10%
12% 0 - Rp 100 <Rp 175.175
38% Rp 101 - Rp 200 Rp175.175
37% 90%
Rp 201 - Rp 300 >Rp 175.175
>Rp 300
13%

Gambar 23. Diagram ATP responden untuk pelayanan pandu

b. ATP Pelayanan Tunda

Perhitungan nilai ATP untuk pelayanan tunda dengan menggunakan

persamaan 30 dapat dilihat pada Tabel 32 dan 33 berikut. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21.


108

Tabel 32. Perhitungan nilai ATP tarif variabel pelayanan tunda (Hasil analisis data, 2017)

Rata-rata ATP
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Rata-rata Rata-rata alokasi Jarak Respond
alokasi alokasi alokasi
Responden
alokasi alokasi biaya en
Rata-rata biaya biaya tetap biaya tetap Frekuensi
biaya kapal biaya kapal variabel
pendapatan Pelayanan Pelayanan Pelayanan ke
di di Pelayanan Tarif
per bulan (Rp) Tunda Tunda Tunda Pelabuhan Total Mill
pelabuhan pelabuhan Tunda Mill laut Variabel
Perbulan Perbulan Perbulan laut
(%) (Rp) Perbulan (Rp)
(%) (%) (Rp)
(Rp)
A B C=A*B D E=C*D F G H I J=H*I K = E/J
1 1.500.000.000 2,190 32848579 5,257 1726914 32,221 10584000 8 310 2484 695
2 3.000.000.000 2,522 75647379 4,815 3642585 22,944 17356496 18 1052 18933 192
.. .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
.. .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
10 4.300.000.000 2,841 122175137 0,785 959607 2,533 3094872 6 1039 6233 154

Tabel 33. Perhitungan nilai ATP tarif Tetap pelayanan tunda (Hasil analisis data, 2017)
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Responden

Rata-rata Rata-rata alokasi Frekuen ATP


alokasi biaya alokasi biaya alokasi biaya Jarak
pendapatan biaya tetap si ke Responden
kapal di kapal di tetap Pelayanan
kapal per Pelayanan Tunda Pelabuh
pelabuhan pelabuhan Tunda Perbulan Tarif Tetap
bulan (Rp) Perbulan (%) an Mill laut Total Mill laut
(%) (Rp) (Rp) (Rp)
A B C=A*B D E F G H=F*G J = E/F
1 1.500.000.000 2,190 32.848.579 32,221 10.584.000 8 310 2484 1.323.000
2 2.000.000.000 1,070 21.401.195 19,282 4.126.496 8 741 5931 515.812
.. .... ... ... ... ... ... ... ... ...
.. .... ... ... ... ... ... ... ... ...
16 2.800.000.000 4,247 118.928.198 1,735 2.063.248 4 519 2078 515.812
109

Pada tabel 32 di atas memperlihatkan bahwa ATP minimum tarif

variabel responden untuk pelayanan tunda sebesar Rp 0,- dan maksimum

sebesar Rp1.067,-. Range ATP responden yang tertinggi yaitu 40% pada

range Rp 151–Rp 300, 30% di atas Rp 450, 20% pada range Rp 0–Rp 150

dan 10% pada range Rp 301-Rp 450. Rata–rata nilai ATP responden untuk

tarif variabel pelayanan tunda sebesar Rp 333.

Pada tabel 33 dapat dilihat bahwa ATP tarif tetap pelayanan tunda

untuk 500 GT-3500 GT, 3501 GT–8.000 GT dan 14.001 GT–18.000 GT

masing-masing 100% pada tarif yang berlaku sekarang. Rata-rata ATP tarif

tetap pelayanan tunda untuk 500 GT-3500 GT yaitu sebesar Rp 515.812,

untuk 3501 GT–8.000 GT yaitu sebesar Rp 1.323.000 dan untuk 14.001

GT–18.000 GT sebesar Rp 2.583.985. Hasil lebih lengkap dapat dilhat pada

gambar 24 berikut:

Tarif variabel pelayanan tunda ATP Tarif tetap pelayanan tunda


500 GT-3500 GT
30% 20% 0 - Rp 150 0%
0% <Rp 515.812
Rp. 151 - Rp. 300
40% Rp515.812
Rp. 301 - Rp. 450
>Rp 515.812
10% >Rp. 450

100%

ATP Tarif tetap pelayanan tunda ATP tarif tetap pelayanan tunda
3501 GT-8000 GT 14.001 GT-18.000 GT
0% 0% 0% 0%
<Rp 2.583.985
<Rp 1.323.000
Rp1.323.000 Rp2.583.985
100% 100%
>Rp1.323.000
>Rp2.583.985

Gambar 24. Diagram ATP responden untuk pelayanan tunda


110

c. ATP Pelayanan Tambat

Perhitungan ATP pelayanan tambat dengan menggunakan persamaan 30 dapat dilihat pada tabel 34 berikut:

Tabel 34. Perhitungan nilai ATP pelayanan tambat (Hasil analisis data, 2017)
Responden

Rata-rata Rata-rata alokasi Rata-rata alokasi Jarak


Rata-rata Rata-rata alokasi ATP
alokasi biaya biaya Pelayanan biaya Pelayanan Frekuensi ke Total Mill
pendapatan biaya kapal di Mill laut Responden
kapal di Tambat Perbulan Tambat Perbulan Pelabuhan laut
per bulan (Rp) pelabuhan (Rp) (Rp)
pelabuhan (%) (%) (Rp)

A B C=A*B D E=C*D F G H=F*G I = E/H


1 1.500.000.000 2,190 32.848.579 19,424 6.380.534 4 310 1242 5138
2 3.000.000.000 2,522 75.647.379 12,854 9.723.898 9 1052 9467 1027
3 800.000.000 6,930 55.440.920 5,716 3.168.795 8 251 2009 1578
4 800.000.000 2,913 23.301.273 4,832 1.125.977 3 452 1357 829
5 2.860.000.000 4,510 128.981.538 14,899 19.216.840 11 1425 15674 1226
6 4.000.000.000 6,634 265.376.299 4,336 11.507.742 18 5663 101935 113
7 500.000.000 2,220 11.097.629 52,524 5.828.892 2 373 746 7811
8 650.000.000 5,979 38.864.709 11,570 4.496.749 8 621 4968 905
9 250.000.000 6,711 16.777.777 3,109 521.615 4 310 1242 420
10 4.300.000.000 2,841 122.175.137 2,031 2.481.862 3 1039 3117 796
111

Pada tabel 34 di atas dapat dilihat bahwa ATP minimum responden

untuk pelayanan tambat sebesar Rp.113,- dan maksimum sebesar Rp.

7.811,-. Range ATP responden yang terbesar yaitu 30% pada range Rp.

501–Rp. 1000 dan di atas Rp 1500, 20% pada range Rp 0–Rp 500 dan Rp

1001-Rp 1500. Rata–rata nilai ATP responden untuk pelayanan tambat

sebesar Rp 1984,-. Hasil lebih lengkap dapat dilhat pada gambar 25 berikut:

ATP tarif pelayanan tambat

20% 0 - Rp 500
30%
Rp. 501 - Rp. 1000
30% Rp. 1001 - Rp. 1500
20%
>Rp.1500

Gambar 25. Diagram ATP responden untuk tarif pelayanan tambat

d. ATP Pelayanan Air

Perhitungan nilai ATP untuk pelayanan air dengan menggunakan

persamaan 30 dapat dilihat pada Tabel 35 berikut:


112

Tabel 35. Perhitungan nilai ATP pelayanan air (Hasil analisis data, 2017)

Responde Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata alokasi Rata-rata alokasi Rata-rata alokasi Frekuensi
Jarak
ATP
alokasi biaya
n pendapatan biaya kapal di biaya Pelayanan biaya Pelayanan ke (Km) Mill laut Responden
kapal di
per bulan (Rp) pelabuhan (Rp) Air Perbulan (%) Air Perbulan (Rp) Pelabuhan (Rp)
pelabuhan (%)
A B C=A*B D E=C*D F G H = G/1,852 I = E/H
1 1.500.000.000 2,190 32.848.579 24,184 7.944.000 4 575 310 25.587
2 3.000.000.000 2,522 75.647.379 24,947 18.872.000 9 1948 1052 17.942
3 800.000.000 6,930 55.440.920 11,710 6.492.000 8 465 251 25.856
4 800.000.000 2,913 23.301.273 30,668 7.146.000 3 838 452 15.793
5 2.860.000.000 4,510 128.981.538 38,554 49.728.000 11 2639 1425 34.898
6 4.000.000.000 6,634 265.376.299 24,065 63.864.000 18 10793 5828 10.959
7 500.000.000 2,220 11.097.629 39,288 4.360.000 2 691 373 11.686
8 650.000.000 5,979 38.864.709 37,669 14.640.000 8 1150 621 23.577
9 250.000.000 6,711 16.777.777 39,481 6.624.000 4 575 310 21.335
10 4.300.000.000 2,841 122.175.137 4,883 5.966.000 3 1924 1039 5.743
113

Pada tabel 35 di atas dapat dilihat bahwa ATP minimum responden

untuk pelayanan air sebesar Rp 5.743,- dan maksimum sebesar Rp

34.898,-. Range ATP responden yang terbesar yaitu 40% yaitu pada range

Rp 10.001-Rp 20.000 dan Rp 20.001-Rp 30.000 dan 10% pada range Rp

0-Rp 10.000 dan di atas Rp 30.000. Rata–rata nilai ATP responden untuk

pelayanan air sebesar Rp. 19.337,-. Hasil lebih lengkap dapat dilhat pada

gambar 26 berikut:

ATP Tarif pelayanan air

10% 10%

0 - Rp 10.000
Rp 10.001 - Rp 20.000
40% 40%
Rp 20.001 - Rp 30.000
> Rp 30.000

Gambar 26. Diagram ATP responden untuk pelayanan air

3. Analisis Willingness To Pay (WTP)

Analisis WTP adalah rata-rata tarif yang diharapkan, prioritas

pelayanan kapal yang diharapkan, dan kemauan membayar lebih untuk

peningkatan pelayanan kapal.

a. WTP Pelayanan Pandu

Data hasil survey yang diperoleh untuk WTP pelayanan pandu yang

dihitung dengan menggunakan persamaan 31 dapat dilihat pada tabel 36

dan 37 berikut.
114

Tabel 36. Perhitungan nilai WTP tarif variabel pelayanan pandu (Hasil
analisis data, 2017)

Tarif
Mau Biaya yang
Pelayanan
Responden

membayar ditambahkan
Pandu
Prioritas paling tinggi dalam lebih untuk untuk WTP
menurut
pelayanan Kapal peningkatan peningkatan (Rp)
pendapat
Pelayanan Pelayanan
responden
Kapal (Rp)
(Rp)
1 76,87 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak - 76,87
2 76,87 Tanggapan (Responsives) Tidak - 76,87
3 76,87 Kehandalan (Realibility) Tidak - 76,87
4 76,87 Kehandalan (Realibility) Tidak - 76,87
5 76,87 Kehandalan (Realibility) Tidak - 76,87
6 76,87 Kehandalan (Realibility) Ya 5 81,87
7 65,00 Kehandalan (Realibility) Tidak - 65,00
8 76,87 Responsive (Tanggapan) Tidak - 76,87
9 76,87 Kehandalan (Realibility) Tidak - 76,87
10 76,87 Kehandalan (Realibility) Tidak - 76,87

Pada tabel 36 di atas dapat dilihat bahwa tarif variabel minimum yang

diharapkan responden untuk pelayanan pandu sebesar Rp 65 dan

maksimun sebesar Rp 76,87. Tarif variabel yang diharapkan responden

paling banyak Rp 76,87 sebesar 90%, dan Rp 65 sebesar 10%. Rata-rata

tarif variabel pelayanan pandu yang diharapkan responden sebesar Rp

75,68.
115

Tabel 37. Perhitungan nilai WTP tarif tetap pelayanan pandu (Hasil analisis
data, 2017)

Tarif Mau Biaya yang


Responden

Pelayanan membayar ditambahkan


Pandu Prioritas paling tinggi dalam lebih untuk untuk WTP
menurut pelayanan Kapal peningkatan peningkatan (Rp)
pendapat Pelayanan Pelayanan
responden Kapal (Rp)
(Rp)
1 175.175 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak 0 175.175
2 175.175 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 175.175
3 175.175 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 175.175
4 175.175 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 175.175
5 175.175 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 175.175
6 175.175 Kehandalan (Realibility) Ya 10000 185.175
7 150.000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 150.000
8 175.175 Responsive (Tanggapan) Tidak 0 175.175
9 175.175 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 175.175
10 175.175 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 175.175

Tabel 37 diatas memperlihatkan bahwa tarif tetap minimum yang

diharapkan responden untuk pelayanan pandu sebesar Rp 150.000 dan

maksimun sebesar Rp 175.175. Tarif tetap yang diharapkan responden

paling banyak Rp 175.175 sebesar 80%, dan Rp 150.000 sebesar 10%.

Rata-rata tarif tetap yang diharapkan responden pelayanan pandu sebesar

Rp 172.658. Hasil dari tarif yang diharapkan dapat dilihat pada gambar 27

berikut:
116

Tarif variabel pelayanan pandu Tarif tetap pelayanan pandu


yang diharapkan responden yang diharapkan responden

10% 10%
Rp65 Rp150.000

Rp76,87 Rp175.175

90% 90%

Gambar 27. Diagram tarif pelayanan pandu yang diharapkan

b. WTP Pelayanan Tunda

Perhitungan nilai WTP untuk pelayanan tunda dengan menggunakan

persamaan 31 dapat dilihat pada Tabel 38 dan 39 berikut:

Tabel 38. Perhitungan nilai WTP tarif variabel pelayanan tunda (Hasil
analisis data, 2017)

Tarif
Biaya yang
Pelayanan Mau
Responden

ditambahkan
Tunda membayar
Prioritas paling tinggi dalam untuk WTP
menurut lebih untuk
pelayanan Kapal peningkatan (Rp)
pendapat peningkatan
Pelayanan
responden Pelayanan
(Rp)
(Rp)
1 59,06 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak 0 59,06
2 59,06 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 59,06
3 59,06 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 59,06
4 59,06 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 59,06
5 59,06 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 59,06
6 59,06 Kehandalan (Realibility) Ya 5 64,06
7 40,00 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 40,00
8 59,06 Responsive (Tanggapan) Tidak 0 59,06
9 59,06 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 59,06
10 59,06 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 59,06
117

Pada tabel 38 di atas dapat dilihat bahwa tarif variabel minimum

pelayan tunda yang diharapkan responden sebesar Rp 40 dan maksimun

sebesar Rp 59,06. Tarif variabel yang diharapkan responden paling banyak

Rp 59,06 sebesar 90%, dan Rp 40 sebesar 10%. Rata-rata tarif variabel

pelayanan tunda yang diharapkan responden sebesar Rp 57,15. Hasil dari

tarif yang diharapkan dapat dilihat pada gambar 28 berikut:

Tarif variabel pelayanan tunda yang diharapkan


responden

Rp40
10%

Rp59,06

90%

Gambar 28. Tarif variabel pelayanan tunda yang diharapkan


responden
118

Tabel 39. Perhitungan nilai WTP tarif tetap pelayanan tunda (Hasil analisis
data, 2017)

Tarif
Biaya yang
Pelayanan Mau
Responden

ditambahkan
Tunda membayar
Prioritas paling tinggi dalam untuk
menurut lebih untuk WTP (Rp)
pelayanan Kapal peningkatan
pendapat peningkatan
Pelayanan
responden Pelayanan
(Rp)
(Rp)
1 1.323.000 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak 0 1.323.000
2 515.812 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 515.812
3 1.323.000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 1.323.000
4 1.323.000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 1.323.000
5 515.812 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 515.812
6 1.323.000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 1.323.000
7 515.812 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 515.812
8 1.323.000 Responsive (Tanggapan) Tidak 0 1.323.000
9 2.583.984 Responsive (Tanggapan) Ya 1.0000 2.593.984
10 2.583.984 Responsive (Tanggapan) Ya 1.0000 2.593.984
11 450.000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 450.000
12 0 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 0
13 0 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 0
14 0 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak 0 0
15 515.812 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 515.812
16 515.812 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 515.812

Pada tabel 39 di atas dapat dilihat bahwa tarif tetap minimum pelayanan

tunda yang diharapkan responden untuk 500 GT-3500 GT sebesar Rp

450.000 dan maksimun sebesar Rp 515.812. Rata-rata tarif yang

diharapkan responden untuk 500 GT-3500 GT sebesar Rp 504.843, untuk

3501 GT–8000 GT tarif yang diharapkan responden sebesar Rp 1.323.000

dan untuk 14.001 GT–18.000 GT sebesar Rp 2.583.984. Hasil dari tarif

yang diharapkan dapat dilihat pada gambar 29 berikut:


119

Tarif tetap pelayanan tunda yang diharapkan


responden

13% Rp 0 (tidak wajib tunda)


19%

Rp 450.000-Rp 515.812 (500 GT-3500 GT)

31%
Rp 1.323.000 (3501 GT-8000 GT)
37%

Rp 2.593.984 (14.001 GT-18.000 GT)

Gambar 29. Diagram tarif pelayanan tunda yang diharapkan

c. WTP Pelayanan Tambat

Perhitungan WTP untuk pelayanan tambat dengan menggunakan

persamaan 31 dapat dilihat pada Tabel 40 berikut:

Tabel 40. Perhitungan nilai WTP pelayanan tambat (Hasil analisis data,
2017)

Tarif
Biaya yang
Pelayanan Mau
Responden

ditambahkan
Tambat membayar
Prioritas paling tinggi dalam untuk WTP
menurut lebih untuk
pelayanan Kapal peningkatan (Rp)
pendapat peningkatan
Pelayanan
responden Pelayanan
(Rp)
(Rp)
1 174,57 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak 0 174,57
2 174,57 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 174,57
3 174,57 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 174,57
4 174,57 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 174,57
5 174,57 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 174,57
6 174,57 Kehandalan (Realibility) Ya 5 179,57
7 150,00 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 150,00
8 174,57 Responsive (Tanggapan) Tidak 0 174,57
9 174,57 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 174,57
10 174,57 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 174,57
120

Tabel 40 di atas memperlihatkan bahwa tarif minimum pelayan tambat

yang diharapkan responden sebesar Rp 150 dan maksimun sebesar Rp

174,57. Tarif yang diharapkan responden paling banyak Rp 174,57 sebesar

90%, dan Rp 150 sebesar 10%. Rata-rata tarif pelayanan tambat yang

diharapkan responden sebesar Rp 172,11. Hasil dari tarif yang diharapkan

dapat dilihat pada gambar 30 berikut:

Tarif pelayanan tambat yang diharapkan


responden

10%

Rp. 150

Rp. 174,57

90%

Gambar 30. Diagram tarif pelayanan tambat yang diharapkan

d. WTP Pelayanan Air

Perhitungan WTP untuk pelayanan air dengan menggunakan

persamaan 31 dapat dilihat pada Tabel 41 berikut:


121

Tabel 41. Perhitungan nilai WTP pelayanan air (Hasil analisis data, 2017)

Tarif
Biaya yang
Pelayanan Mau
Responden

ditambahkan
Tambat membayar
Prioritas paling tinggi dalam untuk WTP
menurut lebih untuk
pelayanan Kapal peningkatan (Rp)
pendapat peningkatan
Pelayanan
responden Pelayanan
(Rp)
(Rp)
1 28000 Penampilan Fisik (Tangible) Tidak 0 28000
2 26500 Tanggapan (Responsives) Tidak 0 26500
3 28000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 28000
4 25000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 25000
5 28000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 28000
6 28000 Kehandalan (Realibility) Ya 1000 29000
7 25000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 25000
8 28000 Responsive (Tanggapan) Tidak 0 28000
9 25000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 25000
10 28000 Kehandalan (Realibility) Tidak 0 28000

Tabel 41 di atas memperlihatkan bahwa tarif minimum pelayanan air

yang diharapkan responden sebesar Rp 25.000 dan maksimun sebesar Rp

28.000. Tarif yang diharapkan responden paling banyak Rp 27.001–Rp

28.000 sebesar 50%, Rp 25.000–Rp 26.000 sebesar 30%, Rp 26.001–Rp

27.000 dan di atas Rp 28.000 sebesar 10%. Rata-rata tarif pelayanan air

yang diharapkan responden sebesar Rp 26.950. Hasil dari tarif yang

diharapkan dapat dilihat pada gambar 31 berikut:


122

Tarif pelayanan air menurut pendapat


10% responden

Rp 25000 - Rp 26000
30%
Rp 26001 - Rp 27000
Rp 27001 - Rp 28000
50% >Rp 28000
10%

Gambar 31. Tarif pelayanan air yang diharapkan responden

Kemudian hasil dari kuesioner WTP yang kedua yaitu prioritas yang

diharapkan oleh responden terhadap pelayanan kapal. Dari hasil survey

yang diperoleh bahwa responden memprioritaskan 70% Kehandalan

(Realibility), 20% Tanggapan (Responsive), 10% Penampilan Fisik

(Tangible), Kepastian (Assurance) dan Empati (Emphaty) masing-masing

0%. Hal ini dapat dilihat pada gambar 32 berikut:

Prioritas pelayanan kapal yang paling di harapkan


0%
0%

10% Kehandalan (Realibility)


20% Tanggapan (Responsive)
Penampilan Fisik (Tangible)
70%
Kepastian (Assurance)
Empati (Emphaty)

Gambar 32. Diagram prioritas pelayanan harapan responden

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kapal, 10% responden mau

membayar lebih dari tarif yang akan berlaku dan sisanya 90% tidak mau

membayar lebih untuk peningkatan pelayanan tersebut.


123

Mau membayar lebih untuk peningkatan


Pelayanan Kapal

10%
Ya
Tidak

90%

Gambar 33. Diagram persentase responden yang mau membayar


lebih untuk peningkatan pelayanan kapal

Besarnya nilai kemauan membayar lebih dari responden untuk

peningkatan pelayanan kapal yaitu minimun Rp 0 dan maksimun sebesar

Rp 5 untuk tarif variabel pelayanan pandu, tunda dan tambat, Rp 10.000

untuk tarif tetap pelayanan pandu dan tunda serta Rp 1000 untuk tarif

pelayanan air. Besarnya nilai kemauan membayar lebih dari responden

untuk peningkatan pelayanan kapal yaitu Rp 0 sebesar 90% dan Rp 5, Rp

1000 dan Rp 10.000 masing-masing sebesar 10%. Selengkapnya dapat

dilihat pada gambar 34 berikut:


124

Biaya yang di tambahkan untuk peningkatan


Pelayanan kapal
10%
Rp0

Rp 5, Rp 1000 dan Rp 10000

90%

Gambar 34. Diagram biaya yang ditambahkan untuk peningkatan


pelayanan

WTP responden untuk tarif variabel pelayanan pandu setelah

peningkatan pelayanan paling banyak pada tarif yang berlaku saat ini yaitu

Rp 76,87 sebesar 80%, Rp 65 dan Rp 81,87 masing-masing sebesar 10%.

Rata-rata WTP responden untuk tarif variabel pelayanan Pandu yaitu

sebesar Rp 76,18.

WTP responden untuk tarif tetap pelayanan pandu setelah peningkatan

pelayanan paling banyak pada tarif yang berlaku saat ini yaitu Rp 175.175

sebesar 80%, Rp 150.000 dan Rp 185.175 masing-masing sebesar 10%.

Rata-rata WTP responden untuk tarif tetap pelayanan pandu yaitu sebesar

Rp 173.658. Tarif pelayanan pandu berdasarkan WTP responden dapat

dilihat pada gambar 35 berikut:


125

WTP tarif variabel pelayanan WTP tarif tetap pelayanan


pandu pandu

10% 10% Rp65 10% 10% Rp150.000

: Rp76,87 Rp175.175

80% Rp81,87 80% Rp185.175

Gambar 35. Diagram WTP pelayanan pandu

Jika tarif variabel dan tarif tetap pelayanan pandu Pelabuhan Parepare

seperti yang berlaku saat ini yaitu Rp 76,87 dan Rp 175.175 maka kemauan

membayar responden adalah sebesar 90%. Dan jika tarif yang ditetapkan

diatas Rp 76,87 maka kemauan membayar responden sebesar 10%.

WTP responden untuk tarif variabel pelayanan tunda setelah

peningkatan pelayanan paling banyak pada tarif yang berlaku saat ini yaitu

Rp 59,06 sebesar 80%, Rp 40 dan Rp 64,06 masing-masing sebesar 10%.

Rata-rata nilai WTP tarif variabel pelayanan tunda yaitu sebesra Rp 57,65.

WTP responden untuk tarif tetap pelayanan tunda untuk 500 GT- 3500

GT setelah peningkatan pelayanan paling banyak pada tarif yang berlaku

saat ini yaitu Rp 515.812 sebesar 83%, Rp 450.000 sebesar 17%. Rata-

rata WTP responden yaitu sebesar Rp 504.843. Sedangkan untuk 3501

GT–8000 GT dan 14.001 GT–18.000 GT, WTP responden 100% pada tarif

yang berlaku sekarang yaitu maing-masing Rp 1.323.000 dan Rp

2.593.894.
126

Tarif pelayanan tunda berdasarkan WTP responden dapat dilihat pada

gambar 36 berikut :

WTP tarif variabel pelayanan WTP tarif tetap pelayanan


tunda tunda
500 GT-3500 GT
10% 10%
0%
Rp40 Rp450.000
17%
Rp59,06 Rp515.812
80%
Rp64,06 83%
>Rp 515.812

WTP tarif tetap pelayanan tunda WTP tarif tetap pelayanan tunda
3501 GT-8000 GT 14.001 GT-18.000 GT

0%
0%
<Rp 1323.000 0%
0% < Rp 2.593.984

Rp1.323.000
Rp2.593.984
100% > Rp 1.323.000 100%
>Rp 2,593.984

Gambar 36. Diagram WTP pelayanan tunda

Jika tarif variabel pelayanan tunda pelabuhan Parepare seperti yang

berlaku saat ini yaitu Rp 59,06 maka kemauan responden membayar

adalah sebesar 90%. Dan jika tarif yang ditetapkan diatas Rp 59,06 maka

kemauan responden membayar sebesar 10%. Dan tarif tetap pelayanan

tunda 500 GT-3500 GT di tetapkan sesuai dengan tarif yang berlaku yaitu

sekarang Rp. 515.812 maka keinginan responden membayar sebesar 83%.


127

Sedang untuk 3501 GT–8000 GT dan 14.001 GT–18.00 GT jika ditetapkan

seperti tarif yang berlaku sekarang yaitu Rp 1.323.000 dan Rp 2.583.984

maka keinginan membayar responden sebesar 100%.

WTP responden untuk tarif pelayanan tambat setelah peningkatan

pelayanan paling banyak pada tarif yang berlaku saat ini yaitu Rp 174,57

sebesar 80%, Rp 150 dan Rp 179,57 masing-masing sebesar 10%. Rata-

rata nilai WTP tarif pelayanan tambat yaitu sebesar Rp 172,61.

Tarif pelayanan tambat berdasarkan WTP responden dapat dilihat pada

gambar 37 berikut:

WTP pelayanan tambat


10% 10%
Rp150
Rp174,57
80% Rp179,57

Gambar 37. Diagram WTP pelayanan tambat

Jika tarif pelayanan tambat pelabuhan Parepare seperti yang berlaku

saat ini yaitu Rp 174,57 maka kemauan membayar responden adalah

sebesar 90%. Dan jika tarif yang ditetapkan diatas Rp 174,57 maka

kemauan membayar responden sebesar 10%.

WTP responden untuk tarif pelayanan air setelah peningkatan

pelayanan paling banyak pada range Rp 27.001–Rp 28.000 sebesar 50%,

Range Rp 25.000–Rp 26.000 sebesar 30%, Rp 26.001-Rp 27.000 dan

diatas Rp 28.000 masing-masing sebesar 10%. Rata-rata nilai WTP tarif


128

pelayanan air yaitu sebesar Rp 27.050. Tarif pelayanan air berdasarkan

WTP responden dapat dilihat pada gambar 38 berikut :

WTP tarif pelayanan air


10%
Rp 25000 - Rp 26000
30%
Rp 26001- Rp 27000
50% Rp 27001 - Rp 28000
>Rp 28001
10%

Gambar 38. Diagram WTP pelayanan air

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa apabila tarif

pelayanan pandu, tarif variabel pelayanan tunda dan pelayanan tambat

pada pelabuhan Parepare untuk tarif yang berlaku saat ini, maka kemauan

membayar responden sebanyak 90%. Dan jika tarif yang ditetapkan diatas

tarif yang berlaku saat ini maka kemauan membayar responden sebesar

10%. Sedangkan tarif tetap pelayanan tambat untuk 500 GT-3500 GT tarif

yang berlaku sekarang maka kemauan membayar pengguna jasa sebesar

83%, untuk 3501 GT-8000 GT dan 14.00 GT-18.000 GT seperti tarif yang

berlaku sekarang maka kemauan pengguna jasa membayar masing-

masing sebesar 100%. Sedangkan untuk tarif pelayanan air, apabila tarif

yang diberlakukan sebesar Rp 27.001–Rp 28.000 maka kemauan

membayar responden sebesar 40%. Jika tarif yang diberlakukan di atas Rp

28.000 maka kemauan membayar responden sebesar 30%.

Secara keseluruhan, hasil analisis dapat dilihat pada tabel 42, 43 dan

gambar 39 berikut:
129

Tabel 42. Perbandingan antara nilai ATP, WTP, RFR dan tarif yang berlaku sekarang

Tarif yang berlaku


ATP WTP RFR
No Uraian Satuan sekarang Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Pelayanan Pandu
Tarif Variabel Rp/GT/Gerakan 334 76,18 36,92 76,87 Layak
Tarif Tetap Rp/Gerakan 157.658 173.658 249.120 175.175 Tidak Layak
2 Pelayanan Tunda
Rp/GT/Gerakan
Tarif Variabel 333 57,65 105,31 59,06 Tidak Layak
Tarif tetap
500 GT-3500GT Rp/Gerakan 515.812 504.843 6.098.039 515.812 Tidak Layak
3501GT-8000GT Rp/Gerakan 1.323.000 1.323.000 3.283.559 1.323.000 Tidak Layak
14.001GT-18.000GT Rp/Gerakan 2.583.985 2.593.984 4.742.919 2.583.985 Tidak Layak
3 Pelayanan Tambat Rp/GT/Etmal 1.984 172,61 158,79 174,57 Layak
4 Pelayanan Air Rp/Ton 19.337 27.050 27.265 33.000 Layak
130

Tarif Variabel Pelayanan Pandu Tarif Tetap Pelayanan Pandu


Rp400 Rp334 Rp300.000 Rp249.120
Rp300 Rp250.000
Rp200.000 Rp157.658 Rp173.658 Rp175.175
Rp200 Rp150.000
Rp76,18 Rp76,87 Rp100.000
Rp100 Rp36,92
Rp50.000
Rp- Rp-
ATP WTP RFR Tarif yang ATP WTP RFR Tarif yang
berlaku sekarang berlaku sekarang

Tarif Variabel (Rp/GT/Gerakan) Tarif Tetap (Rp/Gerakan)

Tarif Variabel Pelayanan Tunda Tarif Tetap pelayanan Tunda


Rp400 Rp333 Rp8.000.000
Rp6.098.039
Rp300 Rp6.000.000 Rp4.742.919
Rp200 Rp4.000.000 Rp3.283.559
Rp105 Rp2.583.985 Rp2.593.984 Rp2.583.985
Rp100 Rp57,65 Rp59,06 Rp1.323.000 Rp1.323.000 Rp1.323.000
Rp2.000.000 Rp515.812 Rp504.843 Rp515.812
Rp- Rp-
ATP WTP RFR Tarif yang ATP WTP RFR Tarif yang
berlaku sekarang berlaku sekarang
Tarif Variabel (Rp/GT/Gerakan) 500 GT-3500GT 3501GT-8000GT 14.001GT-18.000GT
131

Tarif Pelayanan Tambat Tarif Pelayanan Air


Rp35.000 Rp33.000
Rp2.500
Rp1.984 Rp30.000 Rp27.050 Rp27.265
Rp2.000
Rp25.000
Rp19.337
Rp1.500 Rp20.000
Rp15.000
Rp1.000
Rp10.000
Rp500 Rp172,61 Rp174,57 Rp5.000
Rp158,79
Rp- Rp-
ATP WTP RFR Tarif yang ATP WTP RFR Tarif yang
berlaku sekarang berlaku sekarang

Tarif Pelayanan Tambat (Rp/GT.Etmal) Tarif Pelayanan Air (Rp/Ton)

Gambar 39. Grafik perbandingan nilai ATP, WTP, RFR dan tarif yang berlaku sekarang
132

Tabel 43. Perbandingan antara nilai ATP, WTP dan tarif yang berlaku sekarang

Tarif yang berlaku


ATP WTP Keterangan
sekarang
Uraian Satuan
Perbandingan
(Rp) (Rp) (Rp) ATP WTP
ATP dan WTP
Pelayanan Pandu
Tarif Variabel Rp/GT/Gerakan 334 76,18 76,87 ATP > WTP Sesuai Tidak Sesuai
Tarif Tetap Rp/Gerakan 157.658 173.658 175.175 ATP < WTP Sesuai Tidak Sesuai
Pelayanan Tunda
Tarif Variabel Rp/GT/Gerakan 333 57,65 59,06 ATP > WTP Sesuai Tidak Sesuai
Tarif tetap
500 GT-3500GT Rp/Gerakan 515.812 504.843 515.812 ATP > WTP Sesuai Tidak Sesuai
3501GT-8000GT Rp/Gerakan 1.323.000 1.323.000 1.323.000 ATP = WTP Sesuai Sesuai
14.001GT-18.000GT Rp/Gerakan 2.583.985 2.593.984 2.583.985 ATP > WTP Sesuai Tidak Sesuai
Pelayanan Tambat Rp/GT/Etmal 1.984 172,61 174,57 ATP > WTP Sesuai Tidak Sesuai
Pelayanan Air Rp/Ton 19.337 27.050 33.000 ATP < WTP Tidak Sesuai Tidak Sesuai
133

Dari hasil analisis data di atas di ketahui bahwa:

 Untuk pelayanan pandu, Pelayanan tunda untuk tarif variabel dan tarif

tetap 500GT-3500 GT dan pelayanan tambat diketahui bahwa nilai rata-

rata ATP > WTP. Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan

membayar responden lebih besar dari pada keinginan membayar untuk

jasa tersebut. Sehingga pengguna pada kondisi ini disebut choiced

riders yaitu pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi

utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah.

 Sedangkan untuk tarif tetap pelayanan tunda untuk 3501 GT–8000 GT

dan 14.000 GT–18.000 GT, ATP = WTP artinya ada keseimbangan

antara utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk

membayar jasa tersebut.

 Untuk pelayanan air diketahui bahwa nilai ATP < WTP. Kondisi ini

menunjukkan bahwa keinginan pengguna untuk membayar jasa

tersebut lebih besar dari pada kemampuan membayarnya. Keinginan

pengguna untuk membayar jasa tersebut cenderung lebih dipengaruhi

oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.

Pada penelitian ini untuk pelayanan pandu, tunda dan tambat nilai rata-

rata ATP responden jauh lebih besar dari pada nilai WTP, ini dapat terjadi

dikarenakan oleh:

a. Utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah namun penghasilan

pengguna jasa yang relatif tinggi.


134

b. Tidak adanya alat bongkar muat yang tersedia di pelabuhan Parepare,

baik di pelabuhan Nusantara maupun di pelabuhan Cappa Ujung.

c. Kapal pandu dan kapal tunda terkadang lambat melakukan

penjemputan di pintu masuk sehingga kapal berinisiatif untuk masuk

sendiri.

d. Terkadang kapal tidak mendapatkan pelayanan tunda meskipun

pemilik kapal/agen sudah membayar biaya pelayanan tunda.

e. Terkadang para pemilik kapal/agen hendak

melakukan/menyelesaiakan kelengkapan dokumen-dokumen

pelayanan kapal tapi staff /karyawan kantor tidak ada di tempat pada

saat jam kerja sehingga pemilik kapal/agen harus menunggu lama atau

atau bolak-balik ke kantor.


135

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tarif pelayanan kapal jika di tinjau dari pihak operator yaitu:

a. Tarif pelayanan pandu

 Tarif variabel pelayanan pandu yang berlaku sekarang sudah

layak jika ditinjau dari segi operator karena tarif minimal yaitu Rp

36,92 per GT/gerakan lebih kecil dari tarif yang berlaku sekarang

yaitu Rp 76,87 per GT/gerakan artinya tarif yang berlaku

sekarang sudah mampu menutupi biaya operasional.

 Tarif tetap pelayanan pandu belum layak atau perlu ada

perubahan karena tarif minimal yaitu Rp 249.120 per gerakan

lebih besar dari tarif yang berlaku sekarang yaitu Rp 175.175.

b. Tarif pelayanan tunda

 Tarif pelayanan tunda yang berlaku sekarang, baik itu tarif

variabel maupun tarif tetap belum layak atau perlu ada

perubahan karena tarif minimal lebih besar dari tarif yang berlaku

sekarang.
136

 Tarif minimal untuk tarif variabel sebesar Rp 105,31 per

GT/gerakan sedangkan tarif variabel yang berlaku sekarang

sebesar Rp 59,06 per GT/gerakan.

 Untuk tarif tetap, tarif minimal untuk 500 GT-3500 GT sebesar

Rp 6.098.039 per gerakan, tarif yang berlaku sekarang sebesar

Rp 515.812 per gerakan. Untuk 3501 GT-8000 GT tarif minimal

adalah Rp 3.283.559 per gerakan sedang tarif yang berlaku

sekarang adalah Rp 1.323.000 per gerakan. Untuk 14.001 GT-

18.000 GT tarif minimal sebesar Rp 4.742.919 per gerakan

sedang tarif yang berlaku sekarang sebesar Rp 2.583.985 per

gerakan.

c. Tarif pelayanan tambat yang berlaku sekarang sudah layak karena

tarif minimal yaitu Rp 158.79 GT/Etmal lebih kecil dari tarif yang

berlaku sekarang yaitu Rp 174,57 GT/Etmal.

d. Tarif pelayanan air yang berlaku sekarang sudah layak karena tarif

minimal yaitu sebesar Rp 27.265 per ton lebih kecil dari tarif yang

berlaku sekarang yaitu sebesar Rp 33.000 per ton.

2. Tarif yang berlaku sekarang jika ditinjau dari kemampuan dan keinginan

pengguna jasa yaitu:

a. Tarif pelayanan pandu yang berlaku sekarang sudah sesuai

dengan kemampuan membayar pengguna jasa, tetapi tidak sesuai

dengan keinginan membayar pangguna jasa.


137

b. Tarif pelayanan tunda yang berlaku sekarang sudah sesuai dengan

kemampuan membayar pengguna jasa, tetapi tidak sesuai dengan

keinginan membayar pengguna jasa. Tarif tetap untuk 3501 GT-

8000 GT sudah sesuai dengan keinginan membayar pengguna

jasa.

c. Tarif pelayanan tambat yang berlaku sekarang sudah sesuai

dengan kemampuan membayar pengguna jasa, tetapi tidak sesuai

dengan keinginan membayar pengguna jasa.

d. Tarif pelayanan air yang berlaku sekarang belum sesuai dengan

kemampuan dan keinginan membayar pengguna jasa.

B. Saran

Adapun saran penulis dalam penelitian ini yaitu :

1. Pihak operator/pelabuhan Cabang Parepare dapat menaikkan tarif

pelayanan kapal dengan menambah/meningkatkan pelayanan

terhadap pengguna jasa.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian tentang kelayakan pengadaan alat B/M

di Pelabuhan Cappa Ujung karena selama ini kapal barang hanya

mengandalkan peralatan seadanya yang dimiliki oleh kapal, serta

peralatan bongkar muat petikemas milik swasta. Mungkin dengan

adanya fasiltas penunjang yang memadai dapat menarik perhatian

pemilik kapal.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Tamara. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan


Pengguna Jasa Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas di Makassar. Skripsi. Jurusan Manajemen.
Fakultas Ekonomi. Univesitas Hasanuddin, Makassar.

Idrus, M. 1995. Ekonomi Perencanaan Kapal.Teknik Perkapalan


Universitas Hasanuddin.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1991. Tentang Kebijaksanaan


Kelancaran Arus Barang Untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi.

Instruksi Presiden RI No.4 Tahun 1985 tentang Kebijaksanaan Kelancaran


Arus Barang untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi.

Jinca, M.Y. 2011. Transportasi Laut Indonesia. Brilian Internasional.


Surabaya.

Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 14 Tahun 1999 tentang Batas-


Batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan.

Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 57 tahun 2006 Tentang


Mekanisme Penetapan dan Formulasi Perhitungan Tarif Angkutan
Penumpang Laut Dalam Negeri.

Keputusan Menteri Perhubungan KP 725 Tahun 2014 Tentang Perubahan


Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013
Tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional.

Kotler. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Milenium. PT Prebalindo.


Jakarta.

Lopiyoadi. 2001. Service Quality dalam Pemasaran. Edisi kedua jilid Empat.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Nababan, V, O. 2017. Analisa Kelayakan Tarif Angkutan Penyeberangan


Kapal Ferry trayek Garongkong–Batulicin. Skripsi. Teknik Perkapalan.
Unhas. Makassar.
Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009. Tentang Kepelabuhanan.

Peraturan Menteri Perhubungan No 63 Tahun 2010 Tentang Standar


Kinerja Operasional Kapal Angkutan Laut Dalam dan Luar Negeri
untuk Pelayanan Kapal.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 6 Tahun 2013 Tentang


Formulasi Dan Tata Cara Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa
Pelabuhan Yang Diusahakan Oleh Badan Usaha Pelabuhan.

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan.

Pabundu, Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara.

Poelsh, H. 1979. Ship Design and Ship Theory. University of Hannover.

Pujianto, B. 2002. Sistem Angkutan Umum dan Barang. Semarang:


Universitas Diponegoro.

Rangkuti, Fredy. 2004. Riset Pemasaran. Cetakan Kelima. PT. Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sitepu G., Muhammad. H., & Muslihati. (2011). Formulasi Tarif Angkutan
Penyeberangan Perintis. Makassar. Teknik Perkapalan. Universitas
Hasanuddin.

Sitepu, Ganding. 2009. Analisis Biaya Operasional Kapal Penyeberangan


Di Wilayah Pulau Tertinggal. Jurnal Penelitian Enjiniring. Makassar.

Simarmata, F. A. 2015. Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT


Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Makassar. Tesis. Universitas
Udayana. Denpasar.
Tamin, O. Z., Rahman, H., Kusumawati, A., Munandar, A. S., & Setiadji, B.
H. 1999. Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisa Ability To
Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta. Transportasi
Vol. 1 No.2, 122-135.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.

Zeithaml, Valerie A. & Bitner, Mary J. 2000. Services Marketing: Integrating


customer focus across the firm. 2nd ed., Irwin/ McGraw-Hill. Boston.
M.A.
LAMPIRAN
140

Data Kapal Pandu dan Tunda

Data Kapal Pandu


Nama Kapal = BANDAR MADANI
Bahan Utama = FIBERGLASS
Tahun Pembuatan = 2011
Tonase GT = 3,00 Ton
L = 7,00 m
B = 2,30 m
D = 1,10 m
Daya Mesin = 2 x 40 HP
Investasi = Rp 288.709.000

Data Kapal Tunda


TB. HECTOR
Nama Kapal = 178
GT = 242 GT
DWT = 73 Ton
LOA = 29 m
LBP = 27,02 m
B = 8,6 m
T = 2,99 m
H = 3,8 m
V = 12 Knot
Mesin Utama = YANMAR
BHP = 1000 x 2
RPM = 1500 x 2
Mesin Bantu = DEUTZ
BHP = 1589 x 2
141

Lampiran
Tarif Pelayanan Kapal

Tarif Lama Tarif Baru


Uraian Satuan (US$ (US$ Keterangan
Rupiah Dollar) Rupiah Dollar)

Pelayanan Jasa Kapal


a. LABUH Etmal 200,10 0,35 - - Per GT/Kunjungan
b. TAMBAT GT Etmal 158,70 0,37 174,57 0,4
c. PANDU
- Tarif Tetap Gerakan 159,250.00 199,24 175.175,00 219,16 Per Gt/Etmal
- Tarif Variabel GT. Gerakan 69,88 0,08 76,87 0,09
d. TUNDA
1. Kapal s.d 3.500 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 491, 250.00 570,95 515.812,50 599,50 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
2. Kapal 3.500 s.d 8.000 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 1,260,000.00 1.476,57 1.323.000,00 1,550.40 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
3. Kapal 8.001 s.d 14.000 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 1,870,313.00 2.244,38 1.963.828,65 2,356.6 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
4. Kapal 14.001 s.d 18.000 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 2,460,938.00 3.032,25 2.583.984,90 3,183.86 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
5. Kapal 18.001 s.d 26.000 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 3,937,500.00 4.803,75 4.134.375,00 5,043.94 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
6. Kapal 26.001 s.d 40.000 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 3,937,500.00 4.803,75 4.134.375,00 5,043.94 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
7. Kapal 40.001 s.d 75.000 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 3,937,500.00 5.118,75 4.134.375,00 5,374.68 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam
8. Kapal diatas 75.001 GT
PerKapal yang di
- Tarif Tetap Gerakan 5,317,500.00 6.693,75 5.583.375,00 7,028.44 tunda Per Jam
Per GT Kapal yang
- Tarif Variabel GT. Gerakan 56,25 0,02 59,06 0,021 di tunda Per Jam

e. AIR Ton/M3 28,800.00 7,80 33.000,00 8,97 Ton/M3


142

Lampiran 2

Perhitungan Frekuensi Pelayanan Kapal

Frekuensi Pelayanan = Waktu tersedia


Waktu Pelayanan +Waktu Tambat
Waktu Pelayanan kapal di pelabuhan Parepare
Waktu Pelayanan
No Uraian (Jam)
1 Waiting Time (WT) -
(2 X
2 Apprpach Time (AP) 1 Gerakan)
3 Berthing Time (BT) 41
4 Effective Time (ET) 31

Lampiran 2
Perhitungan Frekuensi Pelayanan
No Uraian Satuan Nilai
1 Kecepatan Kapal Pandu(Vs) Knot 15,0
2 Jarak Tempuh Mill Laut 5,5
3 Waktu Pelayanan Pandu dan Tunda Jam 1,0
4 Waktu Tambat Jam 41,0
5 Waktu tersedia Hari 365,0
6 Waktu Labuh Jam -
7 Kapal yang bisa dilayani bertambat Call 6,0
8 Frekuensi
F =(((5)*24 jam)/((3)+(4)))*(7) Kali/tahun 1251
Frekuensi pelayanan masuk (Pelayanan
9 tambat) kali/bulan 104,29
Frekuensi pelayanan keluar masuk (Pelayanan
Pandu & Tunda) kali/bulan 208,57
143

Lampiran 3
Perhitungan Frekuensi Pelayanan Kapal yang Bisa Di
layani

Frekuensi pandu dan tunda


No Frekuensi Pelayanan Pandu dan Tunda
(%) (Gerakan/Bulan) (Gerakan/Tahun)
1 2 = (1) * 208 3 =( 2) * 12
1 10 21 250
2 15 31 374
3 20 42 499
4 25 52 624
5 30 62 749
6 35 73 874
7 40 83 998
8 45 94 1123
9 50 104 1248
10 55 114 1373
11 60 125 1498
12 65 135 1622
13 70 146 1747
14 75 156 1872
15 80 166 1997
16 85 177 2122
17 90 187 2246
18 95 198 2371
19 100 208 2496

Frekuensi Pelayanan Tambat


No Frekuensi Pelayanan Tambat
(%) (Gerakan/Bulan) (Gerakan/Tahun)
1 2 = (1) * 104 3 =( 2) * 12
1 10 10 125
2 15 16 187
3 20 21 250
4 25 26 312
5 30 31 374
6 35 36 437
7 40 42 499
8 45 47 562
9 50 52 624
10 55 57 686
11 60 62 749
12 65 68 811
13 70 73 874
14 75 78 936
15 80 83 998
16 85 88 1061
17 90 94 1123
18 95 99 1186
19 100 104 1248
144

Gerakan Pelayanan Tunda berdasarkan GT kapal


Persentase hasil
No GT Kapal 2016 (%) Analisis
1 s /d 3500 GT 168 24,1 602
2 3501 GT - 8000 GT 312 44,8 1119
3 14.001 GT - 18.000 GT 216 31,0 775
696 100,0 2496

GT s/d 3500 GT 3501 GT - 8000 GT


Pelayanan
No Frekuensi Pelayanan Tunda No Frekuensi
Tunda
(%) (Gerakan/tahun) (%) (Gerakan/tahun)
1 10 60 1 10 112
2 15 90 2 15 168
3 20 120 3 20 224
4 25 151 4 25 280
5 30 181 5 30 336
6 35 211 6 35 392
7 40 241 7 40 448
8 45 271 8 45 504
9 50 301 9 50 559
10 55 331 10 55 615
11 60 361 11 60 671
12 65 392 12 65 727
13 70 422 13 70 783
14 75 452 14 75 839
15 80 482 15 80 895
16 85 512 16 85 951
17 90 542 17 90 1007
18 95 572 18 95 1063
19 100 602 19 100 1119

14.001 GT - 18.000 GT
No Frekuensi Pelayanan Tunda
(%) (Gerakan/tahun)
1 10 77
2 15 116
3 20 155
4 25 194
5 30 232
6 35 271
7 40 310
8 45 349
9 50 387
10 55 426
11 60 465
12 65 504
13 70 542
14 75 581
15 80 620
16 85 658
17 90 697
18 95 736
19 100 775
145

Lampiran 4
Perhitungan Biaya-Biaya Operasional Kapal

Gaji Pegawai Pemanduan dan Tunjangan


No Uraian Satuan Rumus Nilai
1 Jumlah pegawai Pandu Org 1 2
2 Gaji Pegawai pandu
a. Gaji per bulan Rp/bulan (2a) Rp 7.137.000
b. Gaji Per tahun Rp/Tahun (2a x 12) Rp 85.644.000
3 Uang Makan
a. Uang Makan per bulan Rp/bulan (3a) Rp 760.000
b. Uang makan per tahun Rp/Tahun (3a) x 12 Rp 9.120.000
4 Tunjangan
a. Tunjangan Prestasi Rp/bulan Rp 3.000.000
Rp/tahun (4a) x 12 Rp 36.000.000
b. Bonus Pegawai Rp/bulan Rp 6.200.000
Rp/tahun (4b) x 12 Rp 74.400.000
c. Tunjangan Regional Rp/bulan Rp 1.750.000
Rp/tahun (4c) x 12 Rp 21.000.000
d. Tunjangan Mobilitas Rp/bulan Rp 2.140.000
Rp/tahun (4d) x 12 Rp 25.680.000
e. Tunjangan Keagamaan Rp/tahun Rp 9.940.800
f. Biaya Insentif Operasional Rp/bulan Rp 3.600.000
Rp/tahun (4f) x 12 Rp 43.200.000
Total Tunjangan Rp 210.220.800

Gaji Crew TB. HECTOR 178

No Jabatan Jumlah Gaji/Bulan Gaji/Tahun Premi Premi/Tahun


(Org) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(1)
(2) (3) (4) = (3) x 12 (5) (6) = (5) x 12
1 Nakhoda 1 5.000.000 60.000.000 642.857 7.714.286
2 Mualim 1 4.000.000 48.000.000 642.857 7.714.286
3 KKM 1 4.500.000 54.000.000 642.857 7.714.286
4 Masinis 1 1 3.250.000 39.000.000 642.857 7.714.286
5 Ebi 3 5.550.000 66.600.000 1.928.571 23.142.857
6 Oiler 3 5.550.000 66.600.000 1.928.571 23.142.857
7 Juru Mudi 3 5.550.000 66.600.000 1.928.571 23.142.857
8 Koki 1 1.850.000 22.200.000 642.857 7.714.286
Jumlah 14 5.250.000 423.000.000 9.000.000 108.000.000

Uang Makan Crew TB. HECTOR 178


No Uraian Satuan Rumus Nilai
Biaya Uang
1 makan Rp/Bulan 6.000.000
2 Total Rp/Tahun 12 * (1) 72.000.000
146

Lampiran 5

Gaji Pegawai Tambat


No Uraian Satuan Rumus Nilai
1 Jumlah pegawai Tambat Org 1 1
2 Gaji Pegawai Tambat
a. Gaji per bulan Rp/bulan (2a) 4.660.000
b. Gaji Per tahun Rp/Tahun (2a x 12) 55.920.000
3 Uang Makan
a. Uang Makan per bulan (3a) 465.000
b. Uang makan per tahun (3a) x 12 5.580.000
4 Tunjangan
a. Tunjangan Prestasi Rp/bulan 2.050.000
Rp/tahun (4a) x 12 24.600.000
b. Bonus Pegawai Rp/bulan 3.200.000
Rp/tahun (4b) x 12 38.400.000
c. Tunjangan Regional Rp/bulan 950.000
Rp/tahun (4c) x 12 11.400.000
d. Tunjangan Mobilitas Rp/bulan 1.250.000
Rp/tahun (4d) x 12 15.000.000
e. Tunjangan Keagamaan Rp/tahun 12.670.400
f. Biaya Insentif Operasional Rp/bulan 350.000
Rp/tahun (4f) x 12 4.200.000

Gaji Pegawai Air Kapal


No Uraian Satuan Rumus Nilai
1 Jumlah pegawai air kapal Org 1 1
2 Gaji Pegawai air kapal
a. Gaji per bulan Rp/bulan (2a) 4.580.651
b. Gaji Per tahun Rp/Tahun (2a x 12) .967.812
3 Uang Makan
a. Uang Makan per bulan (3a) 465.000
b. Uang makan per tahun (3a) x 12 5.580.000
4 Tunjangan
a. Tunjangan Prestasi Rp/bulan 1.650.000
Rp/tahun (4a) x 12 19.800.000
b. Bonus Pegawai Rp/bulan 3.200.000
Rp/tahun (4b) x 12 38.400.000
c. Tunjangan Regional Rp/bulan 950.000
Rp/tahun (4c) x 12 11.400.000
d. Tunjangan Mobilitas Rp/bulan 1.250.000
Rp/tahun (4d) x 12 15.000.000
e. Tunjangan Keagamaan Rp/tahun 10.433.600
f. Biaya Insentif Operasional Rp/bulan 350.000
Rp/tahun (4f) x 12 4.200.000
Total Tunjangan 99.233.600
147

Lampiran 6
Biaya Depresiasi dan Biaya Asuransi

Biaya Depresiasi dan Asuransi Kapal Pandu


No Uraian Satuan Nilai
1 Investasi kapal (I) (Rp) 288.709.000
2 Jumlah tahun penyusutan (n) (tahun) 10
3 Residu ( R ) = 5% x I (Rp) 14.435.450
4 Biaya depresiasi (BD) = (I - R)/n (Rp) 27.427.355
5 Biaya Asuransi
BA = 0,7% Investasi Kapal (Rp) 2.020.963

Biaya Depresiasi Dan asuransi Kapal Tunda


No Uraian Satuan Nilai
1 Investasi kapal (I) (Rp) 14.000.000.000
2 Jumlah tahun penyusutan (n) (tahun) 25
3 Residu ( R ) = 5% x I (Rp) 875.000.000
4 Biaya depresiasi (BD) = (I - R)/n (Rp) 525.000.000
5 Biaya Asuransi
BA = 0,7% Investasi Kapal (Rp) 98.000.000

Biaya Depresiasi Dan Asuransi Tambatan


Biaya Investasi
Fender di Nusantara = Rp 50.000.000 per unit
Fender di Cappa Ujung = Rp 150.000.000 per unit
Bolder = Rp 54.000.000

No Uraian Satuan Nilai


1 Pelabuhan Nusantara
Fender Unit 2
Bolder Buah 15
2 Pelabuhan cappa Ujung
Fender Unit 1
Bolder Buah 8
3 Biaya Investasi
Fender di Nusantara Rp/Unit 100.000.000
Fender di Cappa Ujung Rp/Unit 150.000.000
Bolder Rp/Unit 54.000.000
Total Investasi 304.000.000
4 Jumlah tahun penyusutan (n) (tahun) 20
5 Residu ( R ) = 5% x I (Rp) 2.700.000
6 Biaya depresiasi (BD) = (I - R)/n (Rp) 2.565.000
7 Biaya Asuransi
BA = 7,8% Investasi Kapal (Rp) 23.712.000
148

Lampiran 6

Biaya Depresiasi Dan asuransi pelayanan Air Kapal


No Uraian Satuan Nilai (Rp)

1 Investasi fasilitas air (Rp) 300.000.000


2 Jumlah tahun penyusutan (n) (tahun) 8

3 Residu ( R ) = 12,5% x I (Rp) 37.500.000

4 Biaya depresiasi (BD) = (I - R)/n (Rp) 32.812.500


5 Biaya Asuransi

BA = 1,5% Investasi Kapal (Rp) 4.500.000

Asuransi Kecelakaan Kerja


Assuransi = 1,7 % * Gaji Pokok

No Uraian Jumlah satuan Biaya

1 Pegawai Pandu 2 Rp/Tahun 1.455.948

2 Pegawai Tambat 1 Rp/Tahun 950.640

3 Pegawai Pelayanan Air 1 Rp/Tahun 934.453

Pakaian dinas
Biaya = Jml pegawai * Harga Pakaian
Harga Pakaian = Rp 500.000
No Uraian Jumlah satuan Biaya

1 Pegawai Pandu 2 Rp/Tahun 1.000.000

2 Pegawai Tambat 1 Rp/Tahun 500.000

3 Pegawai Pelayanan Air 1 Rp/Tahun 500.000


149

Lampiran 7

Biaya Operasonal Pemanduan


Biaya Bahan Bakar
No Uraian Rumus Satuan Hasil
1 Jumlah mesim utama buah 2
2 Total daya mesin utama HP 80
(2a)=(2)/0.736 Kw 108,6956522
3 Tingkat konsumsi BBM gr/Kw 200
mesin utama
4 Kecepatan Kapal knot 15
5 Jarak pelayaran mil 6
6 Faktor cadangan 1,6
7 Waktu pemakaian/gerakan jam 2
8 Konsumsi BBM mesin/hari ton 0,01391
Liter/hr 13,91304
Liter/bln 417,39130
9 Harga BBM/liter Rp/ltr 8.000
10 Biaya BBM/hari Rp/hari 111.304
Rp/bulan 3.116.522
Rp/tahun 37.398.261

Hasil wawancara
Pemakaian Minyak Pelumas

50 Liter BBM = 1 Liter oli


Pemakaian Bahan bakar/bulan = 350 – 400 Liter
Penggantian minyak pelumas = 400/50
= 8 kali/bulan
Harga Minyak pelumas = Rp 32.000 / Liter
= Rp 256.000 / bulan
= Rp 3.072.000 / tahun
150

Lampiran 8
Perhitungan Biaya Operasi Mesin TB. HECTOR 178
(Bahan Bakar)
No Uraian Rumus Satuan Hasil
1 Jumlah mesim utama buah 2
2 Total daya mesin utama HP 2000
(2a)=(2)/0.736 Kw 1472
3 Jumlah mesin bantu buah 2
4 Total daya mesin bantu HP 3178
(4a)=(4)/0.736 Kw 2339,008
5 Tingkat konsumsi BBM (5). gr/Kw.jam 196
mesin utama
6 Tingkat konsumsi BBM (6). gr/Kw.jam 196
mesin bantu
7 Kecepatan Kapal knot 12
8 Jarak pelayaran mil 6
9 Faktor cadangan 1,2
10 Waktu pemakaian/gerakan jam 2
11 Konsumsi BBM mesin (2a)(5)+(4a)(6). ton 0,1731072
utama (8)/(7).1.3.10-6
12 Konsumsi BBM mesinbantu (4a)(10)(5)10-6 ton 0,27507
13 Total konsumsi BBM/hari (11)+(12) ton 0,44817
14 (13)*1000 liter 448,17454
Harga BBM/ton Rp/ltr 8.000
15 Biaya BBM/hari (14a)(14) Rp/hari 3.585.396
Rp/bulan 107.561.890

Rp/tahun 1.290.742.678

Hasil Wawancara
Pelayanan tunda/bulan = 170 Jam
Pemakaian Minyak Pelumas = 380 Liter/500 Jam
500 jam = kurang lebih 3 bln = 126,6666667 Liter/bulan
= 1520 liter/tahun
= 1,52 Ton/Tahun
1 drum Minyak Pelumas = 209 Liter
Harga 1 drum MP = Rp 4.500.000
Pemakaian MP = 1520 Liter/tahun
= 7,2 drum/tahun
= 7 drum/tahun
Harga Minyak Pelumas = 7 drum x Rp 4.500.000
= Rp 31.500.000 /tahun
151

Lampiran 9

BBM Pelayanan Air

No Uraian Rumus Satuan Hasil


Bahan Bakar
1 Pemakaian BBM Liter/Bulan 220
2 Kapal yang dilayani Kapal/Bulan 50
3 Harga BBM Rp/Liter 8.500
4 Biaya BBM (1) * ((3) Rp/Bulan 1.870.000
5 12 * (4) RP/Tahun 22.440.000
Minyak Pelumas
6 Pemakaian Minyak Pelumas Ltr/3 Bulan 20
7 Harga Minyak Pelumas Rp/Liter 32.000
8 Biaya Minyak Pelumas (6) * (7) Rp/3 Bulan 640.000
4 * (8) Rp/Tahun 2.560.000
Biaya Air Tawar
10 Rata-Rata pemakaian air/tahun Ton/Tahun 52951
11 Harga air perton Rp/Ton 19.000
Biaya Air Kapal (10) * (11) Rp/Tahun 1.006.069.000

Lampiran 10

Biaya Air Tawar Kapal Tunda


No Uraian Rumus Satuan Hasil
1 Untuk Pendingin Mesin Utama Wop = Pbme x Me x S/V x 10 -3
Ton 1,585144928
2 Untuk Pendingin Mesin Bantu Wop’ = Pae x Me x S/V x 10 -3
Ton 0,136442133
3 Untuk komsumsi Dan Mandi Wfw = P x Zfw x t/1000 Ton 88,2
Total 89,92158706
4 Harga air Tawar Ton/m3 Rp 33.000
5 biaya Air tawar/bulan (4) x Total Air Tawar Rp/bulan 2.967.412
6 Biaya Air Tawar/Tahun (5) x 12 Rp/tahun 35.608.948
152

Lampiran 11

Biaya RMS

Biaya Investasi Kapal = Rp14.000.000.000


DWT = 73 Ton

TB. HECTOR 187


Biaya RMS Tahun Ke-t (RMSt) Bertambah
sebesar 7% dari tahun sebelumnya
Tahun d = 12% RMSt RMSt . Df
ke-t df (Rp) (Rp)
(1). (2). (3). (4).
1/(1+d)^t 1.07 RMSt-1 (2) . (3)
1 0,892857143 205.205.479 183.219.178
2 0,797193878 219.569.863 175.039.750
3 0,711780248 219.569.863 156.285.492
Total 2,401831268 514.544.420

Rata-rata RMS nilai sekarang


Fpv = 1/ Σ df = 0,416348981
RMSpv = Fpv .Σ (RMSt.df) = Rp 214.230.045 /thn
153

Lampiran 12

Biaya Operasional Pelayanan Pandu

Biaya
Biaya Tetap Total Biaya
No Jenis Biaya Variabel
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 Biaya Operasional Langsung
Gaji Pegawai 85.644.000
Tunjangan 167.020.800
Insentif Operasional 38.400.000
Bahan Makanan 9.120.000
Bahan Bakar 37.398.261
Bahan Pelumas 6.144.000
Biaya Perlengkapan 7.504.000
Penyusutan kapal pandu 27.427.355
Asuransi kapal pandu 2.020.963
Asuransi Kecelakaan kerja 1.455.948
Pakaian Dinas dan Kerja 1.000.000
Biaya Kesehatan Pegawai Aktif 14.229.135
Total 315.422.201 81.942.261 397.364.462

2 Biaya Operasional Tidak Langsung


Gaji pegawai 167.291.496
Pemeliharaan peralatan 658.000
pemeliharaan Kapal Pandu 845.000
Pemeliharaan Kantor Pandu 2.850.000
Biaya Perjalanan Dinas 34.000.000
Biaya Pendidikan & Latihan 12.600.000
penyusutan jalan & bangunan 4.999.352
Pemeliharaan jalan & bangunan 26.642.500
Total 249.886.348 0 249.886.348

3 Biaya Penunjang Operasi


Sumbangan dana pensiun 9.508.822

Total 9.508.822 0 9.508.822

4 Biaya Pengelolaan Kantor 2.000.000 2.000.000

ToTal 574.817.371 81.942.261 658.759.632


154

Lampiran 13

Biaya Operasioanl Kapal Tunda

Biaya Tetap Biaya Total


No Jenis Biaya
(Rp) Variabel (Rp) (RP)
1 Biaya Operasional Langsung
Gaji Crew 423.000.000 -
Premi 108.000.000 -
Uang Makan 72.000.000 -
Penyusutan kapal 525.000.000 -
Asuransi 98.000.000 -
Bahan Bakar - 1.290.742.678
Minyak Lumas - 31.500.000
Air Tawar - 36.836.095
Biaya RMS - 214.230.045
Peralatan untuk Pemeliharaan 3.000.000 -
Obat-Obatan 500.000 -

Total 1.229.500.000 1.229.500.000 2.801.718.020


Biaya Operasional Tidak
2 Langsung
Gaji 111.527.664 -
Pemeliharaan Kapal 50.000.000 -

Total 161.527.664 - 161.527.664


3 Biaya Penunjang Operasi 3.500.000 3.500.000
4 Biaya Pengelolaan Kantor 1.000.000 1.000.000

1.395.527.664 1.229.500.000 2.967.745.684

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya


No Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung 1.395.527.664 1.229.500.000 2.801.718.020
Biaya Operasional Tidak
2 Langsung 161.527.664 - 161.527.664
3 Biaya Penunjang Operasi 3.500.000 - 3.500.000
4 Biaya Pengelolaan Kantor 1.000.000 - 1.000.000
Total 1.395.527.664 1.229.500.000 2.967.745.684
155

Lampiran 14

Biaya Operasional pelayanan Tambat

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya


No Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung
Gaji Pegawai 55.920.000
Tunjangan 102.070.400
Bahan Makanan 5.580.000
Insentif 4.200.000
Bahan Bakar 4.566.000
Bahan Pelumas 465.000
Biaya Telpon 3.000.005
Penyusutan bangunan Fas.pel 2.565.000
Asuransi 2.565.000
kecelakaan Kerja 950.640
Pakaian Dinas dan Kerja 500.000
Biaya Kesehatan Pegawai Aktif 7.114.569
Total 180.265.614 9.231.000 189.496.614
2 Biaya Operasional Tidak Langsung
Gaji pegawai 167.291.496
Pemeliharaan Instalasi
Tambatan 15.639.000
pemeliharaan Emplashmen 7.307.833
Biaya Perjalanan Dinas 3.950.000
Biaya Pendidikan dan Latihan 2.200.000
Total 196.388.329 - 196.388.329
3 Biaya Penunjang Operasi
Sumbangan dana pensiun 4.753.413 - 4.753.413
4 Biaya Pengelolaan Kantor 1.000.000 1.000.000

ToTal 382.407.356 9.231.000 391.638.356

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya


No Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung 180.265.614 9.231.000 189.496.614
Biaya Operasional Tidak
2 Langsung 196.388.329 - 196.388.329
3 Biaya Penunjang Operasi 4.753.413 - 4.753.413
4 Biaya Pengelolaan Kantor 1.000.000 - 1.000.000
Total 382.407.356 9.231.000 391.638.356
156

Lampiran 15

Biaya Operasional pelayanan Air

Biaya Teta Biaya Variabel Total Biaya


No Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya Operasional Langsung
Gaji Pegawai 54.967.812
Tunjangan 95.033.600
Bahan Makanan 5.580.000
Insentif 4.200.000
Bahan Bakar 22.440.000

Bahan Pelumas 2.560.000


Biaya Air Kapal 1.006.069.000
Biaya Listrik Air Kapal 2.162.600
Penyusutan 32.812.500
Asuransi kecelakaan kerja 934.453
Pakaian Dinas dan Kerja 500.000
Biaya Kesehatan Pegawai
Aktif 7.114.569
Total 199.105.534 1.035.269.000 1.234.374.534
2 Biaya Operasional Tidak Langsung
Gaji pegawai 111.527.664
Pemeliharaan Instalasi 38.936.000
pemeliharaan Emplashmen 2.314.000
Biaya Perjalanan Dinas 1.000.000
153.777.664 - 153.777.664

3 Biaya Penunjang Operasi


Sumbangan dana pensiun 4.753.413 4.753.413

4 Biaya Pengelolaan Kantor 2.000.000 2.000.000

ToTal 359.636.611 1.035.269.000 1.394.905.611

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya


No Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
Biaya Operasional
1 Langsung 199.105.534 1.035.269.000 1.234.374.534
Biaya Operasional Tidak
2 Langsung 153.777.664 - 153.777.664
3 Biaya Penunjang Operasi 4.753.413 - 4.753.413
4 Biaya Pengelolaan Kantor 2.000.000 - 2.000.000
Total 359.636.611 1.035.269.000 1.394.905.611
157

Lampiran 16
Cu = (Biaya Operasional) + (Margin x Biaya Operasional)
Produksi
Perhitungan Tarif Pelayanan Kapal

Tarif Pelayanan Pandu berdasarkan GT kapal yang masuk


Biaya Variabel = Rp 81.942.261
Biaya Tetap = Rp 574.817.371
Pelayanan 100% = 2496 GT
Margin = 3%

No GT Kapal Total GT Tarif Variabel (Rp)


1 631 1.574.976 53,6
2 1399 3.491.904 24,2
3 2226 5.556.096 15,2
4 2736 6.829.056 12,4
5 2752 6.868.992 12,3
6 2983 7.445.568 11,3
7 2987 7.455.552 11,3
8 2993 7.470.528 11,3
9 3017 7.530.432 11,2
10 3655 9.122.880 9,3
12 3778 9.429.888 9,0
13 4300 10.732.800 7,9
14 4538 11.326.848 7,5
15 5920 14.776.320 5,7
16 14649 36.563.904 2,3

Frek.
No Tonase Kap. Pelayanan Tarif Variabel Tarif Tetap
Pelayanan
(GT) (Gerakan/Tahun) (Rp/GT/Gerakan) (Rp/Gerakan)
1 60% 2.095.142 1498 40,28 395.340
2 65% 2.269.738 1622 37,19 364.930
3 70% 2.444.333 1747 34,53 338.863
4 75% 2.618.928 1872 32,23 316.272
5 80% 2.793.523 1997 30,21 296.505
6 85% 2.968.118 2122 28,44 279.064
7 90% 3.142.714 2246 26,86 263.560
8 95% 3.317.309 2371 25,44 249.689
9 100% 3.491.904 2496 24,17 237.204
158

Lampiran 17
Perhitungan Tarif Pelayanan Tunda
Biaya Variabel = Rp 1.572.218.020
Biaya Tetap = Rp 1.395.527.664
Pelayanan 100% = 2496
Margin = 3%

Perhitungan tarif berdasarkan GT kapal


Tarif Variabel
No GT Kapal Total GT
(Rp/GT/gerakan)
1 631 1.574.976 1028,2
2 1399 3.491.904 463,8
3 2226 5.556.096 291,5
4 2736 6.829.056 237,1
5 2752 6.868.992 235,8
6 2983 7.445.568 217,5
7 2987 7.455.552 217,2
8 2993 7.470.528 216,8
9 3017 7.530.432 215,0
10 3655 9.122.880 177,5
12 3778 9.429.888 171,7
13 4300 10.732.800 150,9
14 4538 11.326.848 143,0
15 5920 14.776.320 109,6
16 14649 36.563.904 44,3

No Frek Tonase Tarif Variabel


Pelayanan (GT) (Rp/GT/Gerakan)
1 60% 21.938.342 73,82
2 65% 23.766.538 68,14
3 70% 25.594.733 63,27
4 75% 27.422.928 59,05
5 80% 29.251.123 55,36
6 85% 31.079.318 52,10
7 90% 32.907.514 49,21
8 95% 34.735.709 46,62
9 100% 36.563.904 44,29
159

Lampiran 18
Pelayanan Tambat
Biaya Operasional = Rp 391.638.356
Gerakan/tahu
Pelayanan 100% = 1248 n
Margin = 3%
Perhitngan tarif berdasarkan GT kapal
Tarif Tambat
No GT Kapal Total GT
(Rp/GT/Etmal
1 631 787.488 512,2
2 1399 1.745.952 231,0
3 2226 2.778.048 145,2
4 2736 3.414.528 118,1
5 2752 3.434.496 117,5
6 2983 3.722.784 108,4
7 2987 3.727.776 108,2
8 2993 3.735.264 108,0
9 3017 3.765.216 107,1
10 3655 4.561.440 88,4
12 3778 4.714.944 85,6
13 4300 5.366.400 75,2
14 4538 5.663.424 71,2
15 5920 7.388.160 53,0
16 14649 18.281.952 22,1

Frek.
No Tonase Tarif Variabel
Pelayanan
(GT) (Rp/GT/Etmal)
1 60% 1666829 242
2 65% 1805731 223
3 70% 1944634 207
4 75% 2083536 194
5 80% 2222438 182
6 85% 2361341 171
7 90% 2500243 161
8 95% 2639146 153
9 100% 2778048 145
160

Lampiran 19

Perhitungan RFR

Perhitungan CRF
waktu pinjaman = 10 tahun
Bunga Pertahun = 10,00%
= 0,259374246
= 1,59374246
CRF = 0,162745395

Tarif Minimal Pelayanan Pandu (1399 GT Kapal 100%)

Biaya variabel pelayanan pandu pertahun = Rp 81.942.261


Biaya tetap pelayanan pandu pertahun = Rp 574.817.371
Capital recorvery factor = 0,162745395
Investasi kapal Pandu = Rp 288.709.000
Tonase Kapal (GT kapal pelayanan 100%) = 3491904
Frekuensi per tahun = 2496
RFR Tarif Variabel = Rp 36,92
RFR Tarif Tetap = Rp 249.120

Tarif Minimal Pelayanan Tambat


Biaya pelayanan tambat pertahun = Rp 391.638.356
Capital recorvery factor = 0,162745395
Investasi kapal Pandu = Rp 304.000.000
Tonase Kapal (GT kapal pelayanan 100%) = 2778048
Frekuensi per tahun = 1248
RFR Tarif pelayanan tambat = Rp 158,79

Tarif Minimal Pelayanan Air


Rata-rata biaya pelayanan Air pertahun Rp 1.394.905.611
Capital recorvery factor 0,162745395
Investasi fasilitas pel. Air Rp 300.000.000
Pelayanan Air (GT) 52951
RFR Pelayanan Air Rp 27.265
161

Tarif Minimal Pelayanan Tunda


Biaya variabel pelayanan tunda pertahun = Rp 1.572.218.020
Biaya tetap pelayanan Tunda pertahun = Rp 1.395.527.664
Capital recorvery factor = 0,162745395
Investasi kapal Tunda = Rp 14.000.000.000
Tonase Kapal (GT kapal pelayanan 100%) = 36563904
Frekuensi per tahun = 2496
RFR Tarif Variabel = Rp 105,31
RFR Tarif Tetap = Rp 1.471.940

Biaya tetap pelayanan tunda pertahun = Rp 1.572.218.020


Capital recorvery factor = 0,162745395
Investasi kapal Tunda = 14.000.000.000
Tonase Kapal (GT kapal pelayanan 100%) = 14816914
Frekuensi per tahun = 2496
RFR Tarif Variabel = Rp 2.496,00
Rata-rata Biaya tetap per tahun Rp 1.395.527.664
s/d 3500 GT
Frekuensi per tahun = 602
RFR = Rp 6.098.039
3501GT-8000GT = 1119
RFR Rp 3.283.559
14001GT-18000GT = 775
RFR Rp 4.742.919
162

Lampiran 20

ATP Variabel Pelayanan Tunda


Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Rata-rata Rata-rata Rata-rata ATP
alokasi biaya alokasi biaya alokasi Jarak
Responden

Rata-rata alokasi alokasi alokasi biaya Responden


variabel tetap biaya tetap Frekuensi
pendapatan per biaya kapal biaya kapal Pelayanan
Pelayanan Pelayanan Pelayanan ke
bulan di di Tunda Tarif
Tunda Tunda Tunda Pelabuhan Mill Total Mill
(Rp) pelabuhan pelabuhan Perbulan Variabel
Perbulan Perbulan Perbulan laut laut
(%) (Rp) (%) (Rp)
(Rp) (%) (Rp)
A B C=A*B D E=C*D F G H I J=H*I K = E/J
1 1.500.000.000 2,190 32.848.579 5,257 1.726.914 32,221 10.584.000 8 310 2484 695
2 3.000.000.000 2,522 75.647.379 4,815 3.642.585 22,944 17.356.496 18 1052 18933 192
3 800.000.000 6,930 55.440.920 7,735 4.288.228 38,181 21.168.000 16 251 4017 1067
4 800.000.000 2,913 23.301.273 6,539 1.523.748 34,067 7.938.000 6 452 2715 561
5 2.860.000.000 4,510 128.981.538 3,814 4.919.226 15,056 19.419.744 22 1425 31349 157
6 4.000.000.000 6,634 265.376.299 11,737 31.146.118 35,053 93.023.460 36 5663 203870 153
7 500.000.000 2,220 11.097.629 2,369 262935 9,296 1.031.624 2 373 746 352
8 650.000.000 5,979 38.864.709 #VALUE! #VAL.UE! 0,000 0 16 621 9935 0
9 250.000.000 6,711 16.777.777 #VALUE! - 0,000 0 8 310 2484 0
10 4.300.000.000 2,841 122.175.137 0,785 959.607 2,533 3.094.872 6 1039 6233 154
163

Lampiran 21

ATP Tetap Pelayanan Tunda


Responden

Rata-rata Rata-rata Rata-rata alokasi Rata-rata alokasi ATP


Rata-rata alokasi Jarak
pendapatan alokasi biaya
biaya kapal di
biaya Pelayanan biaya tetap Frekuensi ke Responden
kapal per kapal di Tunda Perbulan Pelayanan Tunda Pelabuhan
pelabuhan (Rp) Total Mill Tarif Tetap
bulan (Rp) pelabuhan (%) (%) Perbulan (Rp) Mill laut
laut (Rp)
A B C=A*B D E F G H=F*G J = E/F
1 1.500.000.000 2,190 32.848.579 32,221 10.584.000 8 310 2484 1.323.000
2 2.000.000.000 1,070 21.401.195 19,282 4.126.496 8 741 5931 515.812
3 800.000.000 6,930 55.440.920 38,181 21.168.000 16 251 4017 1.323.000
4 800.000.000 2,913 23.301.273 34,067 7.938.000 6 452 2715 1.323.000
5 800.000.000 3,236 25.889.501 15,939 4.126.496 8 373 2985 515.812
6 1.800.000.000 4,292 77.254.523 17,125 13.230.000 10 310 3105 1.323.000
7 260.000.000 9,938 25.837.514 7,985 2.063.248 4 741 2965 515.812
8 1.000.000.000 5,425 54.246.184 24,389 13.230.000 10 310 3105 1.323.000
9 2.000.000.000 6,308 126.155.950 36,868 46.511.730 18 2100 37797 2.583.985
10 2.000.000.000 6,961 139.220.350 33,409 46.511.730 18 2421 43570 2.583.985
11 500.000.000 2,220 11.097.629 9,296 1.031.624 2 373 746 515.812
12 350.000.000 5,946 20.809.497 0,000 0 8 310 2484 -
13 300.000.000 6,018 18.055.212 0,000 0 8 310 2484 -
14 250.000.000 6,711 16.777.777 0,000 0 8 310 2484 -
15 1.500.000.000 0,216 3.246.939 31,772 1.031.624 2 519 1039 515.812
16 2.800.000.000 4,247 118.928.198 1,735 2.063.248 4 519 2078 515.812
164

Lampiran 22

Kuesioner Penelitian

No : ……………………..

Kepada Yth.

Responden

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Teknik Perkapalan

Universitas Hasanuddin. Sehubungan dengan Tesis saya yang berjudul

“ Kajian Tarif Pelayanan Kapal Pada Pelabuhan ParePare”, Saya sangat

mengharapkan dukungan dan partisipan anda dalam penelitian ini .

Pernyataan dan data responden hanya akan digunakan untuk keperluan

penelitian dan sangat dijaga kerahasiaannya (tidak dipublikasikan).

Atas perhatian dan kesediaan Anda, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Rahmawati Djunuda
165

Kuesioner Penelitian

KAJIAN TARIF PELAYANAN KAPAL


PADA PELABUHAN PAREPARE

I. Data Responden

Jenis Kelamin
usia
Pendidikan
Asal - Tujuan Kapal

II. Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai
Tarif Pelayanan Jasa Kapal
1. Seberapa sering perusahaan bapak/ibu menggunakan jasa
pelabuhan ParePare setiap bulan?
a. 2 kali
b. 3 – 5 kali
c. > 5 kali
d. Tidak tentu (isi kira-kira …...... kali)

2. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mengurus dokumen

masuk (sandar) kapal?

a. < 6 Jam

b. 6 Jam - 12 Jam

c. 12 Jam – 18 Jam
d. 18 Jam – 24 Jam

e. >24 Jam

f. Lainnya .......................
166

3. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mengurus dokumen

keluar kapal?

a. < 30 Menit

b. 30 Menit – 60 Menit

c. 60 menit - 90 menit

d. 90 Menit – 120 Menit


e. > 120 Menit

4. Berapa lama kapal anda berlabuh untuk menunggu sandar (masuk

untuk tambat)?

a. < 6 Jam

b. 6 Jam - 12 Jam

c. 12 Jam – 18 Jam
d. 18 Jam – 24 Jam

e. >24 Jam
f. Lainnya : .................................

5. Berapa lama waktu yang kapal anda butuhkan untuk menunggu

pelayanan pandu/tunda setelah dokumen dinyatakan lengkap?

a. Langsung dilayani

b. < 30 Menit

c. 30 Menit – 60 Menit

d. 60 menit - 90 menit

e. 90 Menit – 120 Menit

f. > 120 Menit


167

6. Berapa waktu efektif yang kapal anda gunakan untuk melakukan


kegiatan bongkar muat selama di tambatan?
a. < 6 Jam
b. 6 Jam - 12 Jam
c. 12 Jam – 18 Jam
d. 18 Jam – 24 Jam
e. >24 Jam

7. Berapa jumlah waktu pemakaian dermaga yang anda gunakan


sekali bertambat?
Jawab : ................................

8. Menurut anda, apakah alat B/M selalu siap untuk digunakan dan
dalam kondisi baik? Berapa persen penilaian anda tentang kondisi
alat?
Jawab : ..................................
9. Bagaimanakah pendapat anda terhadap tarif pelayanan jasa kapal
(tarif labuh, pandu, tunda, tambat dan air tawar) yang dibayar saat
ini?
a. Sangat murah
b. Murah
c. Sedang
d. Mahal
e. Sangat mahal
10. Menurut anda, apakah tarif pelayanan jasa kapal yang anda bayar
sesuai dengan pelayanan yang diperoleh ?
a. Sangat Tidak Sesuai
b. Kurang Sesuai
c. Cukup
d. Sesuai
e. Sangat Sesuai
168

11. Secara keseluruhan adakah kendala yang anda hadapi selama


proses pelayanan kapal?
a. Ada
b. Tidak Ada
Bila anda menjawab ADA tolong sebutkan salah satu kendala yang
anda hadapi selama ini ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

ABILITY TO PAY (ATP)

1. Berapakah pendapatan rata-rata Kapal anda perbulan?


Jawaban : ......................................

2. Berapa rata-rata alokasi pendapatan kapal Anda untuk biaya

pelayanan jasa kapal per bulan?

Jawaban : Rp. ……..….... atau (..........% dari pendapatan)

3. Berapa rata-rata alokasi pendapatan kapal anda untuk semua


biaya pelayanan selama di pelabuhan setiap bulan? (Misalnya
sewa alat B/M, dll)
Jawaban : Rp. ................... atau (..........% dari pendapatan)

WILLINGNESS TO PAY (WTP)


1. Berapakah tarif Pelayanan Jasa Kapal yang realistiis menurut
pendapat anda untuk :
a. Pelayanan jasa Labuh Rp. ............................
b. Pelayanan Jasa Pandu Rp. ............................
c. Pelayanan Jasa Tunda Rp. ............................
d. Pelayanan Jasa Tambat Rp. ............................
e. Pelayanan Jasa air tawar Rp. ............................
169

2. Pilihlah satu prioritas yang paling tinggi dalam pelayanan kapal di


Pelabuhan Parepare yang Anda harapkan nantinya, berikan
tanda (x) pada kolom prioritas yang telah disediakan :

No Dimensi Definisi Prioritas

1 Realibility Jam kerja yang tepat waktu,


(Kehandalan) Pelayanan Tunda, pandu dan tambat
yang cepat dan tepat

2 Responsives Kemampuan pihak pelabuhan/petugas


(Tanggapan) untuk selalu tanggap terhadap keluhan
dari pengguna jasa.

3 Assurance Ketrampilan dan kecakapan para


(Kepastian) petugas/karyawan administrasi maupun
petugas lapangan Pelabuhan dan
mampu memberikan kepercayaan ke
pengguna jasa

4 Emphaty Bertanggung jawab terhadap


(Empati) keamanan dan kenyamanan pengguna
jasa

5 Tangible Kesiapan serta Kondisi fasilitas dan


(Penampilan peralatan tambat pelabuhan dalam
Fisik) keadaan baik

3. Apakah anda setuju jika pihak pelabuhan lebih meningkatkan


pelayanan terhadapa kapal?
Jawaban : ...................................
4. Dari peningkatan pelayanan tersebut, berapa Rupiah (Rp) yang
akan Anda tambahkan dari tarif jasa kapal yang berlaku saat ini?
Jawaban : Rp. ................
170

III. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu kolom yang tersedia sesuai
dengan pendapat anda.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S CS TS STS
Realibility (Kehandalan)
1. Jam kerja yang tepat waktu
2. Pelayanan Tunda/pandu yang cepat dan tepat
3. Pelayanan Tambat yang cepat dan tepat
4. Perlakuan terhadap pengguna jasa tidak
diskriminatif atau dibeda-bedakan
5. Kecepatan pengurusan dokumen kapal
Responsives (Tanggapan)
6. Kemampuan pihak pelabuhan/petugas untuk selalu
tanggap terhadap keluhan dari pengguna jasa
7. Petugas Pelabuhan memberikan informasi jelas
dan mudah dimengerti tentang prosedur pelayanan
kepada pengguna jasa
8. Cepat merespon pengguna jasa yang datang
Assurance (Kepastian)
9. Ketrampilan dan kecakapan para
petugas/karyawan administrasi maupun petugas
lapangan Pelabuhan

10. Keamanan kapal


11. Petugas mampu memberikan kepercayaan ke
pengguna jasa
Emphaty (Empati)
12. Bertanggung jawab terhadap keamanan dan
kenyamanan pengguna jasa

Tangible (Penampilan Fisik)


13. Kelengkapan dan kesiapan peralatan tambat
14. Kebersihan lingkungan pelabuhan
15. Kondisi fasilitas dan peralatan tambat pelabuhan
dalam keadaan baik

Anda mungkin juga menyukai