Disusun Oleh :
Murtadho 10113074
Fungsi Bhabinkamtibmas
Bhabinkamtibmas mempunyai Fungsi sebagai berikut :
IV . Tujuan Penelitian
V. Manfaat Penelitian
Contoh:
3. Pengaruh lingkungan
Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus faktor-
faktor ini saling tumpang tindih.
Temuan
-Teori Informasi
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri
dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau
kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat
dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang.
Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem
dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda.
[1]
Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi [2]. Namun, istilah ini memiliki banyak
arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan
konsep
seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran
, representasi, dan rangsangan mental.
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Beberapa informasi adalah penting karena asosiasi dengan informasi lain harus
ada koneksi ke kausal input. Dalam praktiknya, informasi biasanya dilakukan oleh
rangsangan yang lemah yang harus dideteksi oleh sistem sensorik yang khusus
dan diperkuat oleh input energi sebelum mereka dapat berfungsi untuk
organisme atau sistem. Misalnya, cahaya sering merupakan masukan kausal ke
tanaman, tetapi memberikan informasi kepada hewan. Berwarna terang
tercermin dari bunga terlalu lemah untuk melakukan banyak
pekerjaan fotosintesis, tetapi sistem visual dari lebah mendeteksi dan sistem saraf
lebah menggunakan informasi untuk memandu lebah kepada bunga, di mana
lebah untuk menemukan nectar atau pollen, yang merupakan masukan kausal,
melayani fungsi nutrisi.
-Teori Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan
hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan
merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan
teroris, keamanan komputer terhadap hacker atau cracker, keamanan rumah
terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap
kehancuran ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya.
Keamanan berarti pembebasan dari kegelisahan atau situasi damai tanpa resiko
atau ancaman. Keamanan memiliki berbagai makna termasuk untuk merasa aman
dan dilindungi, digunakan untuk menggunakan situasi tanpa resiko.
-Teori peran
Meski kata 'peran' sudah ada di berbagai bahasa Eropa selama beberapa abad,
sebagai suatu konsep sosiologis, istilah ini baru muncul sekitar tahun 1920-an dan
1930-an. Istilah ini semakin menonjol dalam kajian sosiologi melalui karya teoretis
Mead, Moreno, dan Linton. Dua konsep Mead, yaitu pikiran dan diri sendiri,
adalah pendahulu teori peran.[1]
Dalam hal perbedaan dalam teori peran, di satu sisi ada sudut pandang yang lebih
fungsional, yang dapat dibedakan dengan pendekatan tingkat lebih mikro berupa
tradisiinteraksionis simbolis. Jenis teori peran ini menyatakan bagaimana dampak
tindakan individu yang saling terkait terhadap masyarakat, serta bagaimana suatu
sudut pandang teori peran dapat diuji secara empiris.
Teori penggunaan dan kepuasaan atau uses and gratifications theory disebut
sebagai salah satu teori yang paling populer dalam studi komunikasi massa. Teori
ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien
mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara
berbeda-beda, yang disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang
berbeda diantara individu audien. Teori ini memfokuskan perhatian pada audien
sebagai konsumen media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori
ini menilai bahwa audien dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan,
bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan mereka
dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media.
Cikal bakal teori penggunaan dan kepuasan dimulai pada tahun 1940-an. Ketika
sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif yang melatarbelakangi audien
mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Mereka meneliti siaran radio dan
mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap program yang disiarkan, seperti
kuis dan serial drama radio. Mencari tahu kepuasan apa yang diperoleh atau apa
motif orang membaca surat kabar.
Menurut Herta Herzog (1944) dipandang sebagai orang pertama yang mengawali
riset penggunaan dan kepuasan ini. Ia mengelompokkan berbagai alasan
mengapa orang memilih mengonsumsi surat kabar daripada radio dan
mempelajari peran keinginan dan kebutuhan audien terhadap pilihan media. Ia
menemukan adanya tiga jenis atau tipe pemuasan, yaitu:
• Komunikator : Bhabinkamtibmas
Metode penelitian kali ini menggunakan data kualitatif atau melalui wawancarai
langsung bhabinkamtibmas di sangkuriang dan beberapa warga di daerah
sangkuriang.
1.Rumusan masalah 1
Komunikasi antar bhabinkamtibmas dengan masyarakat terjalin, namun
bhabinkamtibmas lebih fokus atau lebih sering berkomunikasi kepada perangkat
perangkat daerah Sangkuriang, seperti ketua RW dan hansip sekitar.
Oleh karena itu masyarakat-masyarakat biasa (warga sekitar) masih banyak yang
belum tau apa itu bhabinkamtibmas dan fungsi peran dari bhabinkamtibmas.
2.Rumusan Masalah 2
3.Rumusan Masalah 3
X. analisis
1.rumusan masalah 1
Rumusan Masalah 1
Rumusan masalah pertama ini kami analisis berdasarkan dua landasan teori yaitu
teori komunikasi (Chragan dan Shields) dan efek hawthorne.
Efek Hawthorne
Dalam rangka mengetahui jawaban dari rumusan masalah pertama ini, kami
melakukan wawancara langsung terhadap bhabinkamtibmas dan beberapa
masyarakat di daerah Sangkuriang Bandung. Adapun jumlah Bhabinkamtibmas
dan warga yang kami wawancarai yaitu 2 orang pihak Bhabinkamtibmas dan 10
orang warga daerah Sangkuriang. Pertanyaan yang kami ajukan kepada pihak
Bhabinkamtibmas dan warga daerah Sangkuriang bersumber dari variabel yang
terdapat dalam teori-teori yang sesuai dengan rumusan masalah yang kami ambil
yaitu mengenai apakah terjalin komunikasi antara Bhabinkamtibmas dan
masyarakat daerah Sangkuriang. Teori yang kami pakai ada dua yaitu teori
komunikasi sebagai salah satu grand theory yang kami gunakan dan efek
hawthorne.
Berdasarkan teori pertama yaitu teori komunikasi yang menyatakan bahwa “Teori
komunikasi adalah hubungan diantara konsep teoritikal yang membantu memberi
secara keseluruhan ataupun sebagian keterangan, penjelasan, penerangan,
penilaian, ataupun ramalan tindakan manusia berdasarkan orang berkomunikasi
untuk jangka waktu tertentu melalui media” kami membuat beberapa pertanyaan
yang kami ajukan kepada Bhabinkamtibmas sendiri dan juga masyarakat
diantaranya adalah:
Kepada Bhabinkamtibmas :
Berdasarkan teori kedua yaitu efek hawthorne yang menyatakan bahwa perhatian
terhadap orang-orang boleh jadi mengubah sikap dan perilaku mereka.Moral dan
produktivitas dapat meningkat apabila manusia mempunyai kesempatan untuk
berinteraksi satu dan lainnya. Dari teori ini kami membuat beberapa pertanyaan
yang kami ajukan kepada Bhabinkamtibmas sendiri dan juga masyarakat
diantaranya adalah:
Kepada Bhabinkamtibmas:
Kepada Masyarakat :
= Kami sudah melakukan kinerja sesuai dengan yang biasa kami lakukan, kami
juga sudah memberikan sosialisasi kepada warga dan berinteraksi secara
langsung.
= Saat kegiatan Jumat keliling sosialisasi yang kami lakukan sebelum khotib naik
ke mimbar hanya sekitar 3 menit sampai 5 menit, namun untuk berosialisasi
langsung dapat berlangsung cukup lama.
= Terkadang pada hari jumat saat kegiatan “jumat keliling” yang dilakukan pihak
Bahbinkamtibmas dengan memberikan penyuluhan pada saat sebelum shalat
Jumat sekitar 3 menit sampai khotib naik ke mimbar.
= Bila saat kegiatan “jumat keliling” sosialisasi atau penyuluhan dilakukan sekitar
3 sampai 5 menit.
Bhabinkamtibmas
1. Bagaimana perilaku masyarakat kepada anda?
= Perilaku masyarakat terhadap kami baik, mereka menyambut dengan baik dan
senang atas penyampaian informasi oleh Bhabinkamtibmas
= Langkah yang kami lakukan antara lain dengan cara menambah personil karena
saat ini masih sedikit personil yang bertugas di masyarakat, perbandingan antara
polisi dan masyarakat hanya mencapai 1:1000 ( 1 polisi mengawasi 1000
masyarakat (sekitar 6 kelurahan) )
Kepada Masyarakat :
2. rumusan masalah 2
1. Jumat keliling
Jumat keliling adalah memberikan penyuluhan dan pembinaan sekitar 3
menit saat pelaksanaan solat jumat dengan cara naik ke mimbar
sebelum khotib naik ke mimbar memberikan ceramah.
2. Door to door
Door to door adalah pemberian informasi dengan mendatangi rumah-
rumah warga.
Contoh sticker
Pemasangan sticker dan spanduk yang berisi informasi dan himbauan ini
telah dipasang di tempat-tepat strategis di berbagai titik yang sering dilihat warga
seperti pemasangan spanduk di belokan jalan. Seperti contoh diatas mengenai
spanduk yang berisi pengingat untuk tidak menggunakan narkoba. Ini merupakan
bentuk penyampaian informasi oleh Bhabinkamtibmas dan juga sebagai bentuk
turut andil dalam kampanye anti narkoba.
Hal ini sesuai dengan teori Informasi yang dikemukakan Claude Shannon
dan Warren weaver (1949). Menurut teori ini Komunikasi sebagai fenomena
mekanisme, matematis dan informatif. Komunikasi juga sebagai transmisi pesan
dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi.
Jika hal itu sudah dapat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas diharapkan angka
kriminalitas akan menurun dan juga masyarakat dapat merasakan peran
Bhabinkamtibmas yang berfungsi menjaga keamanan sehingga masyarakat dapat
merasakan keamanan dan ketertiban di lingkungan mereka dan tercipta
kedamaian.
Hal ini sesuai dengan Teori Keamanan menurut Buzan. Teori Keamanan ini
berisi Kemanan berarti pembebasan dari kegelisahan atau situasi damai tanpa
resiko dan ancaman. Keamanan memiliki berbagai makna termasuk untuk merasa
aman dan dilindungi, digunakan untuk menggunakan situasi tanpa resiko.
Dari hasil wawancara yang didapatkan, masih ada bahkan cukup banyak
masyarakat tidak mengetahui fungsi bhabinkamtibmas. Mengapa bisa dikatakan
banyak karena dari sepuluh responden (perbandingan seumpama) hanya sekitar 2
orang yang tahu tentang Bhabinkamtibnas. Menurut KBBI, tahu berarti mengerti
sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya) Artinya,
masih banyak yang belom menyaksikan Bhabinkamtibnas, mengalami fungsi dari
mereka, bahkan belum tentu pernah mendengar tentang Bhabinkamtibnas.
Kurangnya pengetahuan ini disebabkan karena pada kenyataannya di lapangan,
Bhabinkamtibmas masih kurang dan sangat jarang dalam melaksanakan program
kerjanya seperti program door to door (mendatangi rumah warga) yang
seharusnya dilakukan rutin untuk lebih merangkul masyarakat. Padahal, jika
program door to door ini dilaksanakan, maka akan memberikan warga pengertian
lebih tentang Bhabinkamtibnas. Menurut masyarakat sekitar, Bhabinkamtibmas
tidak mendatangi setiap rumah rumah warga. Bhabinkamtibnas lebih sering
memberikan informasi hanya melalui perangkat-perangkat kelurahan. Kejadian ini
menyebabkan hanya perangkat-perangkat masyarakat yang lebih tau tentang
Bhabinkamtibmas. Mungkin cara ini akan efektif ketika perangkat-perangkat
tersebut menyebarkan tentang informasi Bhabinkamtibnas ke masyarakat.
Tetapi, realitanya masyarakat tidak mendapatkan informasi dari perangkat-
perangkat tersebut karena kurangnya sosialisasi dari atas ke bawah. Menurut
masyarakat, peran dari Bhabinkamtibnas kurang terasa juga karena tidak terlihat
peran langsung dari Bhabinkamtibas saat terjadi masalah di lingkungan sekitar.
3. rumusan masalah 3
Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) merupakan suatu situasi yang
dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan dan kegiatan
masyarakat, sehingga masyarakat merasa tentram, aman, dan damai. Situasi yang
aman bagi setiap masyarakat akan dapat meningkatkan motivasi dan semangat
hidup, karena tidak ada rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan yang
akan menimpa. Oleh karena itu, kepolisian Republik Indonesia membentuk polisi
masyarakat atau bhabinkamtibmas. Babinkamtibmas adalah Bintara Pembina
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat yang berperan aktif dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta langsung bersentuhan dengan aktifitas
masyarakat. Pelaksanaan kegiatan Babinkamtibmas yang bertujuan untuk
mengupayakan terwujudnya situasi kamtibmas yang mantab dan dinamis,
sehingga memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik pengaruh yang
bersifat positif maupun negatif. Hal ini disebabkan karena setiap masyarakat
punya penilaian yang berbeda-beda terhadap kegiatan Babinkamtibmas. Bahkan
banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu bhabinkamtibmas, apa saja
perannya, dan fungsinya dalam masyarakat.
Menurut Paul B. Horton, peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang
yang memiliki suatu status tertentu dan status adalah kedudukan seseorang
dalam sekelompok atau kedudukan kelompok dalam kaitannya dengan kelompok
lain. Kaitannya dengan tugas Polri Babinkamtibmas yaitu dalam memahami tokoh
masyarakat perlu diketahui peran dan statusnya dalam masyarakat dalam rangka
pemberdayaan tokoh masyarakat untuk membantu tugas-tugas kepolisian. Agar
mampu melakukan tugas dalam pencegahan dan penanggulangan Kamtibmas,
Polri telah menetapkan kebijakan yang bersifat strategis, yang diantaranya berupa
pembinaan keamanan swakarsa yang mengupayakan hidupnya peran serta atau
partisipasi masyarakat secara aktif dalam Pembinaan Kamtibmas, Polsek sebagai
ujung tombak operasional Polri serta desa/kelurahan sebagai pangkal kegiatan
bhabinkamtibmas; dimana kegiatan ini dikenal dengan sebutan Pemolisian
masyarakat. Seperti halnya bhabinkamtibmas yang berada di daerah sangkuriang,
bahbinkamtibmas di sana memiliki tugas dan fungsi tertentu dalam menjalankan
perannya dalam masyarakat. Menurut Harold Laswell sebagaimana dikutip Onong
Uchyana, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melaui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses
komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang kepada orang lain. Berkaitan dengan tugas bhabinkamtibas,
kemampuan komunikasi sangat penting terutama dikaitkan dengan tugas
Babinkamtibmas yang bertugas melakukan pembinaan dan membangun
kemitraan dengan para tokoh, masyarakat sekitar dan instansi lainnya.
Keberhasilan tugas sangat ditentukan kemampuan dalam membangun
komunikasi. Tidak kalah pentingnya dalam organisasi sendiri. Komunikasi yang
baik antara pimpinan dan bawahan serta antar anggota sangat menentukan
dalam keberhasilan tujuan organisasi. Untuk memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat disuatu desa agar kehidupan sosial masyarakat desa dapat
berjalan dengan baik, Bhabinkamtimas dituntut tetap menempatkan personelnya
yang mudah untuk dihubungi oleh masyarakat didesa tersebut. Mewujudkan
polisi yang dekat dengan masyarakat terutama pada desa binaan memerlukan
komunikasi yang baik. Komunikasi membutuhkan saling pengertian antar pihak-
pihak yang berkepentingan. Komunikator harus mampu menyampaikan sejelas-
jelasnya kepada komunikan sehingga informasi betul-betul dipahami dan diterima
oleh komunikan dengan baik. Kondisi dimana terjadi salah pengertian antara
kedua belah pihak dalam hal ini antara pihak komunikator dan komunikan
dinamakan miskomunikasi.
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial merupakan inti dari proses sosial
yang merupakan hubungan timbal balik antara berbagai bidang kehidupan yang
mencakup bidang ekonomi, sosial, hukum dan Hankam. Interaksi sosial secara
sederhana berarti proses hubungan timbal balik antara manusia sebagai individu,
antara kelompok dengan masyarakat maupun hubungan individu dengan
kelompok. Bila dikaitkan dengan tugas bhabinkamtibmas, terkadang cukup sulit
menggabungkan dengan pola interaksi yang nyata terhadap pola interaksi yang
dikehendaki oleh norma-norma yang terkandung didalam peraturan. Bila telah
terjadi interaksi tersebut, petugas dihadapkan pada suatu pilihan pola interaksi
yang sering bertentangan dengan yang diharapkan. Interaksi dengan masyarakat
oleh babinkamtibmas sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar masyarakat
tahu keberadaan bhabinkamtibmas dan perannya dalam menjaga kondusifitas
keamanan, ketentraman masyarakat. Tugas pembinaan kamtibmas pada dasarnya
merupakan kewajiban bagi semua anggota Polri, namun secara struktural tugas
untuk membimbing, pembinaan dan penyuluhan masyarakat merupakan tugas
fungsi Binmas, dimana pada tingkat KOD/Polres dilaksanakan oleh Satbinmas
dengan ujung tombak terdepan dilaksanakan oleh Babinkamtibmas di pedesaan
atau kelurahan yang merupakan pangkal kamtibmas.
Konsep model kominikasi. Model komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan
atau untuk
mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam pandangan Sereno dan Mortensen
(dalam Mulyana. 2001:121), suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Oleh karena itu
model bisa disebut sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau
menerapkan teori atau penyederhanaan teori. Fungsi model komunikasi paling
tidak bisa melukiskan proses komunikasi, menunjukkan hubungan visual dan
membantu dalam menemukan dan memperbaiki kendala komunikasi dalam
perspektif teori. Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat
dikatakan sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan.
1. Pendekatan informatif
Berdasarkah hasil pengamatan penulis dilapangan bahwa model
komunikasi
Anggota Kepolisian Bhabinkamtibmas dalam menjalin kemitraan pada
masyarakat dilakukan salah satunya melalui pendekatan informatif ini.
salah satu
cara paling tepat digunakan dalam penanggulangan tersebut adalah dengan
cara
pendekatan komunikasi informatif kepada tiap-tiap warga yang berdomisili
ditempat tersebut dengan isi informasi yang benar-benar bisa diterima oleh
seluruh warga yang ada.
2. Pendekatan Persuasif
Selain pendekatan informatif yang sudah dijelaskan diatas, pendekatan
persuasif juga merupakan salah satu solusi pada bentuk pendekatan
komunikasi
Anggota Kepolisian Bhabinkamtibmas dalam menjalin kemitraan pada
masyarakat. Pendekatan persuasif adalah usaha untuk mengubah sikap
melalui
penggunaan pesan, berfokus terutama pada karakteristik komunikator dan
pendengar. Sehingga komunikasi persuasif lebih jelasnya merupakan
komunikasi
yang berusaha untuk mengubah sikap receiver melalui penggunaan pesan
yang dilakukan pengirim pesan.Pada pendekatan yang menggunakan
strategi komunikasi persuasif adalah bahwa salah satu pendekatan yang
digunakan anggora kepolisian adalah pendekatan persuasif ini karena
pendekatan ini dianggap merupakan strategi
komunikasi yang mengandung unsur bujukan yang tepat meskipun diakui
masih
saja terjadi pertikaian yang mengakibatkan kerugian bersama.
Melakukan Kontak langsung dan mengajak masyarakat untuk tetap
menciptakan ketenangan dalam bermasyarakat adalah merupakan salah
satu
bentuk pendekatan komunkasi persuasif yang di lakukan oleh anggota
Kepolisian
dalam menjalin kemitraan pada. penanggulangan sikap anarkis masyarakat,
Polri sebagai penegak hukum menggunkan komunikasi tersebut melalui
peran anggota Bhabinkamtibmas.
3. Pendekatan Koersif
Selain pendekatan informatif dan persuasif yang sudah dijelaskan diatas,
pendekatan koersif juga merupakan salah satu solusi pada bentuk
pendekatan
komunikasi Anggota Kepolisian Bhabinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan
pada masyarakat.
-kesimpulan
2. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu dan fungsi
Bhabinkamtibmas karena program kerja bhabinkamtibnas yang kurang
efektif
-saran