Anda di halaman 1dari 68

ANALISIS PELAYANAN KEAGENAN BOARDING AGENT

PT. IDT TRANS AGENCY CAB. KENDARI PADA KEGIATAN


KAPAL DI ANCHORAGE AREA MOROSI
HALAMAN JUDUL

MUH. ICHWAN FAUZAN


NIT. 19.43.064
KETATALAKSANAAN ANGKUTAN LAUT DAN
KEPELABUHANAN (KALK)

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2023
ANALISIS PELAYANAN KEAGENAN BOARDING AGENT
PT. IDT TRANS AGENCY CABANG KENDARI PADA
KEGIATAN KAPAL DI ANCHORAGE AREA MOROSI

HALAMAN PENGAJUAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma IV Pelayaran

Program Studi KALK

Disusun dan Diajukan oleh

MUHAMMAD ICHWAN FAUZAN


NIT. 19.43.064

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2023

ii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan program diploma IV program studi
Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan pada Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar. Dengan judul skripsi :
Analisis Pelayanan Keagenan Boarding Agent Oleh PT. IDT Trans
Agency Cab. Kendari Pada Kegiatan Kapal di Anchorage Area Morosi
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan,
namun semuanya dapat teratasi berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis secara langsung
maupun tidak langsung, kepada yang terhormat:
1. Capt. Sukirno, M.MTr., M.Mar., selaku Direktur Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
2. Capt. Irfan Faozun, M.M., selaku Pudir I Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.
3. Ibu Jumriani, SE., M.Adm.SDA., selaku Ketua Prodi Ketatalaksanaan
Angkutan Laut dan Kepelabuhanan pada Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.
4. Ibu Sitti Syamsiah, S.Si.T., M.A.P., selaku Dosen Pembimbing I penulis.
5. Bapak Febrian James, STP., MM., selaku Dosen Pembimbing II
penulis.
6. Bapak Drs. H. Bachri, M.Pd., selaku Dosen Penguji I penulis.
7. Bapak Dr. Riman S Duyo, selaku Dosen Penguji II penulis.
8. Seluruh Dosen dan staff Program Studi Ketatalaksanaan Angkutan Laut
dan Kepelabuhanan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iii
9. Bapak Lukmanul Hakim Arief selaku kepala operasional PT. IDT Trans
Agency Cab. Kendari yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan praktek pada PT. IDT Trans Agency Cab.
Kendari.
10. Seluruh staff PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
11. Seluruh rekan-rekan Program Studi Ketatalaksanaan Angkutan Laut
Dan Kepelabuhanan Angkatan XL yang selalu memberikan semangat.
12. Kedua orangtua yang selalu mendukung dan mendoakan setiap
waktu.
Semoga bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi berkat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis sangat menerima masukan baik kritikan maupun
saran dari para pembaca.

Makassar, Januari 2023

Muhammad Ichwan Fauzan


19.43.064

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Muh. Ichwan Fauzan


NIT : 19.43.064
Program Studi : Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

Analisis Pelayanan Keagenan Boarding Agent PT. IDT Trans Agency


Cab. Kendari Pada Kegiatan Kapal Di Anchorage Area Morosi

Merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam skripsi ini, kecuali
tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya
susun sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.

Makassar, Januari 2023

MUHAMMAD ICHWAN FAUZAN


19.43.064

v
ABSTRAK

Muhammad Ichwan Fauzan. 2023. Analisis Pelayanan Keagenan


Boarding Agent PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari Pada Kegiatan Kapal
Di Anchorage Area Morosi (Dibimbing oleh Sitti Syamsiah dan Febrian
James).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses
clearance in & out oleh PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari dan
pelayanan boarding agent & hambatan yang dihadapi pada PT. IDT Trans
Agency Cab. Kendari.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari,
Sulawesi Tenggara, Kota Kendari, Selama penulis melaksanakan Praktek
Darat (PRADA) dari bulan dari September 2021 hingga Juli 2022. Sumber
data adalah data primer yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian
melalui pengamatan, dokumentasi kegiatan di lapangan terkait dengan
judul skripsi ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) proses clearance
in & out masih menggunakan system offline, 2) Hambatan yang dialami
boarding agent yaitu human error, terbatasnya jumlah tongkang,
kerusakan grab kapal dan jaringan yang tidak mendukung.
Kata kunci: Clearance In, Clearance Out, Boarding Agent

vi
ABSTRACT

Muhammad Ichwan Fauzan. 2023. Analysis Boarding Agent


Service of PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari on Ship Activities at the
Morosi Area Anchorage (Supervised by Sitti Syamsiah and Febrian
James).
The purpose of this study is to describe the process of clearance in
& out by PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari and boarding agent services
& obstacles faced at PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari.
This research was conducted at PT. IDT Trans Agency Cab.
Kendari, Southeast Sulawesi, Kendari City, During the time the author
carried out the Ground Practice (PRADA) from September 2021 to July
2022. The data source is primary data obtained directly from the research
location through observation, documentation of activities in the field
related to the title of this thesis.
The results obtained from this study are: 1) the process of
clearance in & out still uses an offline system, 2) The obstacles
experienced by boarding agents are human error, limited number of
barges, damage to grab ships and unsupportive networks.
Keywords: Clearance In, Clearance Out, Boarding Agent

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
PRAKATA iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Pengertian Keagenan Kapal 4
B. Istilah Keagenan 5
C. Tugas dan Fungsi Keagenan 6
D. Pengertian Clearance 7
E. Pengertian Dokumen Kapal (Ship Document) 8
F. Pengertian pelabuhan 11
G. Instansi-Instansi di Pelabuhan 13
H. Kerangka Pikir 15
I. Hipotesis 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15
A. Jenis dan Variabel Penelitian 15
B. Definisi Operasional Variabel 15
C. Populasi dan Sampel Penelitian 16
D. Teknik Pengumpulan Data 16

viii
E. Teknik Analisis Data 17
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 18
A. Gambaran Anchorage Area Morosi 18
B. Gambaran Umum Perusahaan 20
D. Dokumen Yang Diperlukan pada saat Kedatangan Dan
Keberangkatan Kapal Pada PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari 25
E. Proses Persiapan Clearance In Kapal Yang Dilaksanakan Oleh
Keagenan PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari 28
F. Saat Kapal Tiba Di Tempat Labuh 34
G. Proses Persiapan Clearance Out Kapal Yang Dilaksanakan Oleh
Keagenan PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari 36
H. Hambatan-hambatan yang dialami dalam proses clearance in &
clearance out pada PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari 38
I. Solusi Terhadap Hambatan Proses Clearance In & Out pada PT.
IDT Trans Agency Cab. Kendari 41
J. Penanganan Pergantian Crew Kapal Yang Dilakukan Oleh PT. IDT
Trans Agency Cab. Kendari 41
K. Aktivitas Boarding Agent Selama Kapal Di Tempat Labuh 43
L. Pelayanan Boarding Agent di PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari
45
M. Hambatan-hambatan Yang Dialami Boarding Agent Pada Saat
Diatas Kapal 45
N. Upaya Solusi Terhadap Hambatan Boarding Agent pada PT. IDT
Trans Agency Cab. Kendari 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50
A. Simpulan 50
B. Saran 50
DAFTAR PUSTAKA 51

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Anchorage Area Morosi 19


Gambar 4. 2 Lokasi Muara Sampara 19
Gambar 4. 3 Struktur Organisasi PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari
21
Gambar 4. 4 Kapal melakukan bongkar batu bara di anchorage area 23
Gambar 4. 5 Kapal melakukan bongkar batu bara di jetty 24
Gambar 4. 6 Kapal bermuatan gula mentah 25
Gambar 4. 7 Cargo Manifest 26
Gambar 4. 8 Ship Particular 27
Gambar 4. 9 Pemberitahuan Kedatangan Kapal PT. IDT Trans Agency
Cab. Kendari kepada pihak karantina 30
Gambar 4. 10 Memorandum Check List 32
Gambar 4. 11 Surat Persetujuan Berlayar Yang Sudah Ditanda Tangani
Petugas Syahbandar 33
Gambar 4. 12 Pengecekan Dokumen dan Sertifikat Kapal oleh Tim
Checking 35
Gambar 4. 13 Port Health Quarantine Clearance 37
Gambar 4. 14 Dokumen Expired 40
Gambar 4. 15 Buku Pelaut Crew kapal 42
Gambar 4. 16 Dokumentasi Laporan harian Kegiatan Bongkar Batu Bara
44
Gambar 4. 17 Time Sheet Boarding Agent 46
Gambar 4. 18 Kerusakan pada Grab kapal 47

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Daftar kapal yang diageni PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari
49

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri


kurang lebih 17.500 pulau. Indonesia terbagi menjadi 34 provinsi yang
tersebar di lima pulau. Sarana transportasi bahari sangatlah krusial
untuk menyambungkan pulau-pulau yang beredar pada seluruh
indonesia. Salah satu sarana transportasi bahari yang digunakan ialah
angkutan yang berupa kapal. Moda transportasi laut sangat
memberikan pengaruh terhadap pengiriman atau pemindahan barang
atau muatan. Moda transportasi laut mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan moda transportasi darat dan udara yaitu mampu
mengangkut muatan dalam jumlah besar, tidak memerlukan biaya
yang banyak dan penggunaan bahan bakar yang efisien.
Peranan suatu perusahaan sangatlah krusial pada global
pelayaran di Indonesia. PT. IDT Trans Agency ialah perusahaan yang
berkiprah pada bidang jasa keagenan kapal. Sehingga perusahaan
keagenan yang dimaksud harus menyediakan pelayanan kebutuhan
kapal yang dioperasikan ketika kapal berada di pelabuhan yang
disinggahi. Mengurus keseluruhan aktivitas serta kebutuhan kapal dari
kedatangan kapal hingga keberangkatan kapal.
Upaya untuk mencapai tujuan negara sesuai dengan
Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yaitu dengan perwujudan Wawasan Nusantara dan
peningkatan ketahanan nasional dibutuhkan sistem transportasi
menjadi penghubung antara negara Indonesia dengan negara luar
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengembangan daerah,
serta memperkuat kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perdagangan dan pengangkutan barang melalui transportasi
laut tidak dapat dipisahkan, karena faktor pengangkutan besar
pengaruhnya dalam pengiriman kebutuhan dari satu wilayah ke
wilayah lain yang membutuhkan di dalam negeri dan internasional.
Kapal-kapal yang akan memasuki suatu negara terkhusus
negara kita (Pelabuhan Indonesia) wajib menunjuk agen pelayaran
yang ditunjuk oleh pencharter menjadi agen yang bertanggung jawab
memastikan bahwa kapal yang diageninya bisa tepat waktu sandar di
pelabuhan serta lancar dalam melakukan kegiatannya, seperti
bongkar muat sampai kapal bisa kembali ke pelabuhan tujuan dengan
tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sehingga
bisa mendukung kelancaran operasi.
Keagenan kapal menurut Peraturan Menteri Perhubungan No.
11 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Keagenan Kapal
(2016) adalah kegiatan mengurus kepentingan kapal perusahaan
angkutan laut asing maupun kapal perusahaan angkutan laut nasional
selama berada di Indonesia. Ringkasnya pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan keagenan yaitu mencari tahu apa saja yang
dibutuhkan kapal, mulai dari izin masuk ke pelabuhan, izin
bongkar/muat, izin keluar pelabuhan dan sebagainya.
Beberapa hal yang menyebabkan kapal terlambat masuk dan
keluar dari pelabuhan yaitu keterlambatan dalam pengurusan
dokumen clearance kapal yang disiapkan oleh agen. Sebuah kapal
yang ingin memasuki lingkungan pelabuhan memerlukan perizinan
dan wajib mengikuti hukum pelabuhan dimana kapal itu diberada.
Aturan-aturan ini berlaku bagi kapal datang (Clearance In) juga kapal
berangkat (Clearance Out) dari pelabuhan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul, ”Analisis Pelayanan Keagenan Boarding
Agent PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari Pada Kegiatan Kapal Di
Anchorage Area Morosi”.

2
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:


1. Bagaimana proses pelayanan boarding agent oleh PT. IDT Trans
Agency Cabang Kendari ?
2. Apakah terdapat hambatan yang dialami PT. IDT Trans Agency
Cabang Kendari dan bagaimana solusi penanganannya ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu:


1. Mengetahui proses pelayanan boarding agent oleh PT. IDT Trans
Agency Cab. Kendari
2. Mengetahui hambatan yang dialami boarding agent di PT. IDT
Trans Agency Cabang Kendari danb solusi penanganannya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :


1. Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai proses pelayanan boarding agent
PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari dalam bidang keagenan.
2. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan dibidang ketatalaksanaan
angkutan laut & kepelabuhanan khususnya pada proses clearance
in & out dan Boarding agent.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keagenan Kapal

Menurut Suyono, R.P (2005:201) Keagenan adalah hubungan


berkekuatan secara hukum yang terjadi bilamana dua pihak
bersepakat membuat perjanjian, dimana salah satu pihak yang
dinamakan “agen” (agent) sepakat untuk mewakili pihak lainnya yang
dinamakan “pemilik” (principal) dengan syarat bahwa pemilik tetap
memiliki hak untuk mengawasi agennya tentang wewenang yang
dipercayakan kepadanya.
Menurut Amir, M.s., (1999:64), Apabila suatu kapal berlabuh
disuatu pelabuhan maka kapal tersebut membutuhkan pelayanan
dan mempunyai banyak keperluan yang harus dipenuhi. Untuk
melayani berbagai keperluan tersebut, perusahaan pelayaran akan
menunjuk sebuah agen kapal. Secara garis besar, dikenal tiga jenis
agen kapal yaitu:
1. Agen Umum (General Agent)
General Agent merupakan jenis perusahaan keagenan berskala
nasional yang dipilih oleh perusahaan pelayaran internasional
ataupun lokal untuk mengurus kapal-kapal selama berada pada
suatu pelabuhan di Indonesia.
2. Sub-Agen (Local Agent)
Local Agent merupakan perusahaan keagenan yang dipilih oleh
General Agent untuk menangani kebutuhan kapal pada pelabuhan
tertentu. Tugas Local Agent atau Sub-Agen terdapat dua yaitu:
pelayanan kapal (ship husbanding) serta operasi muatan (cargo
operation). Tugas-tugas yang termasuk pada pelayanan kapal
ialah pengurusan perizinan, pelayanan Crew, perbaikan serta
pemeliharaan kapal atau sparepart.
3. Agen Cabang (Branch Agent)
Cabang Agen merupakan cabang dari General Agent pada suatu
pelabuhan yang berada di indonesia. Jadi, General Agent sudah
mempunyai nama besar memiliki cabang di setiap daerah.

B. Istilah Keagenan

Usaha pelayaran niaga ada dua jenis sistem pelayaran yaitu


liner dan tramper. Pelayaran liner akan memilih general agent untuk
menangani muatan dan kapalnya. Sedangkan tramper akan memilih
agen khusus (special agent) pada saat kapal miliknya dicharter di
suatu pelabuhan. Berikut Istilah dalam keagenan Kapal :
1. Agen pemesanan (Booking Agent)
Perusahaan keagenan yang dipilih untuk melayani kapal
menggunakan sistem liner di suatu pelabuhan.
2. Agen Khusus (Special Agent)
Perusahaan Keagenan yang dipilih untuk menangani kapal
menggunakan sistem tramper pada suatu pelabuhan.
3. Agen Pelabuhan (Port Agent)
Perusahaan Keagenan yang dipilih untuk menjalankan tugas pada
suatu pelabuhan. Port Agent bisa memilih Sub Agent pada
pelabuhan yang lain untuk mewakilinya. Port Agent tetap
bertanggung jawab terhadap owner kapal.
4. Agen Pelindung (Protectual Agent / Protecting Agent)
Agen yang dipilih oleh pihak pencharter pada perjanjian Charter
Party untuk mewakili kepentinganannya.
5. Agen Pengurusan (Husbandry Agent)
Agen yang dipilih oleh pemilik kapal untuk mewakili selain
kepentingan Bongkar Muat, seperti menangani Sign on/off ABK.
6. Agen di atas kapal (Boarding Agent)
Pihak dari keagenan yang bekerjasama dengan crew kapal.
Boarding Agent terlebih dahulu naik ke kapal saat kapal datang

5
serta stay di kapal selama kapal melakukan aktivitas dan terakhir
turun dari kapal ketika kapal akan berangkat.
7. Agen Penanganan Muatan (Cargo Handling Agent)
Pihak keagenan yang menunjuk Perusahaan Bongkar Muat (PBM)
untuk menangani aktivitas loading/discharge kapal di pelabuhan.

C. Tugas dan Fungsi Keagenan

1. Tugas Agen
Secara garis besar, tugas keagenan dibagi atas 2 jenis, yaitu tugas
pengurusan perizinan serta koordinasi. Adapun tugas koordinasi
mencakup :
a. Koordinasi operasi dan pemasaran
Koordinasi operasi merupakan tugas untuk memastikan bahwa
kegiatan bongkar muat kapal dilakukan dengan tepat oleh
perusahaan bongkar muat. Selain itu, memastikan bahwa kapal
pandu dan kapal tunda dikerahkan dengan benar ketika kapal
memasuki area berlabuh pelabuhan Pemasaran.
b. Koordinasi keuangan
Koordinasi keuangan ialah tugas general agent untuk
mengumpulkan, mendata dan menagih semua biaya kapal
selama berada dipelabuhan. sebab faktur dari pelabuhan
seringkali terlambat, maka divisi disbursement bertanggung
jawab merampungkan faktur yang belum dibayar. Maka dari itu
agen memerlukan Advance Money yang cukup, terutama bagi
kapal-kapal tramper karena mungkin tidak singgah lagi.
c. Penunjukan sub agent
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk pelaksanaan
tugas khusus atau dipelabuhan tertentu, General Agent tidak
bergerak sendiri. General Agent akan menunjuk cabangnya atau
perusahaan lain sebagai agennya.

6
d. Mengumpulkan disbursement pengeluaran kapal
Divisi disbursement mengumpulkan seluruh faktur selama kapal
di pelabuhan hingga berangkat beserta bukti faktur, wajib
berkoordinasi dengan operasi dan keuangan.
e. Koordinasi lain yang berkaitan dengan cargo serta dokumentasi.
2. Fungsi Keagenan
Menurut Kosasih, E (2007), Keagenan mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut :
a. Membuat program operasional keagenan berdasarkan kebijakan
perusahaan, baik pada pelayanan liner service serta tramper.
b. Memonitor pelaksanaan pelayanan kegaenan, baik yang bersifat
aktivitas fisik muatan juga aktivitas jadwal kedatangan dan
keberangkatan kapal.
c. Mengadministrasikan aktivitas keagenan, baik yang berkaitan
dengan kegiatan fisik operasional juga yang menyangkut
keuangan.
d. Menyampaikan data dan penilaian terhadap perkembangan
aktivitas keagenan sebagai masukan dalam memilih kebijakan
sebagaimana harusnya.
e. Mengupayakan aktivitas keagenan sedemikian rupa sehingga
bisa memberikan stimulasi terhadap aktivitas utama perusahaan.

D. Pengertian Clearance

Maksud clearance kapal adalah proses pengurusan dokumen


mulai penyandaran kapal, sampai kapal siap melakukan aktivitasnya
di pelabuhan dan keluar meninggalkan pelabuhan. Tentunya proses
pengurusan dokumen tersebut dilakukan pemeriksaan dan perizinan
oleh pejabat pelabuhan seperti Karantina, Imigrasi, BC, dan KLKP.
Menurut kamus bahasa inggris, clearance berasal dari kata
dasar clear artinya bersih, sedangkan clearance artinya izin. Menurut
MS, Amir, (1999:141)

7
Clearance adalah :
1. Hak kapal untuk memasuki dan meninggalkan pelabuhan.
2. Ijin (Certificate) berangkat kapal dari Pabean.
3. Ijin pengeluaran barrang dari Pabean.
Dari uraian diatas, kita dapat melihat pengertian clearance in and out
kapal yaitu :
Clearance In ialah perizinan kapal yang dilakukan oleh
perusahaan keagenan di setiap instansi di pelabuhan sebelum suatu
kapal masuk pelabuhan, hingga kapal sandar di dermaga ataupun
berlabuh untuk melakukan aktivitas bongkar muat serta aktivitas
lainnya.
Clearance Out ialah prosedur perizinan pemberangkatan kapal
yang dilakukan oleh perusahaan keagenan di setiap instansi di
pelabuhan tempat kapal telah melakukan aktivitas loading/discharge
serta aktivitas lainnya dan akan meninggalkan pelabuhan menuju
kepelabuhan tujuan berikutnya.

E. Pengertian Dokumen Kapal (Ship Document)

Menurut Soewodo, H (2015), dokumen kapal adalah dokumen


yang wajib dimiliki dan harus berada diatas kapal. Dokumen-dokumen
tersebut menyatakan kesempurnaan kapal berbagai fungsi atau
bidang-bidang tertentu. Dokumen-dokumen tersebut antara lain :
1. Surat Kebangsaan
Sertifikat kewarganegaraan suatu kapal yang diberikan oleh
pemerintah tempat kapal tersebut didaftarkan. Kapal berhak
mengibarkan bendera dari negara yang mengeluarkan sertifikat
kebangsaan.
2. Surat Ukur (International Tonnage Certificate)
Surat keterangan yang menjelaskan ukuran dari kapal seperti
ukuran dari panjang, lebar, ukuran dalam dan ukuran dari tiap
palka.

8
3. Sertifikat Garis Muat Internasional (International Load Line
Certificate)
Sertifikat yang menentukan lambung kapal yang dapat timbul diatas
permukaan laut yang menunjukkan batas minimum dan
maksimumnya pemuatan.
4. Daftar Crew Kapal (Crew List)
Daftar jumlah keseluruhan crew kapal disertai jabatan masing-
masing.
5. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang (Cargo Ship Safety
Radio)
Sertifikat yang menunjukkan kelayakan radio kapal.
6. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang(Cargo Ship Safety
Construction)
Sertifikat yang menunjukkan kelayakan konstruksi kapal untuk
melakukan pelayaran.
7. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang (Cargo Ship
Safety Equipment)
Sertifikat yang menunjukkan bahwa perlengkapan kapal atau
peralatan keamanan kapal siap digunakan apabila terjadi
kecelakaan dilaut.
8. Sertifikat Kesehatan (Health Book)
Sertifikat yang diterbitkan oleh petugas kesehatan pelabuhan yang
menyatakan bahwa kapal beserta anak buah kapal (abk, termasuk
nahkoda) bebas dari suatu wabah penyakit.
9. Sertifikat Klasifikasi Lambung (Certificate of Classification)
Sertifikat yang menerapkan dimana kapal didaftarkan dan dibuat
dari bahan apa kapal bersangkutan tersebut.
10. Sertifikat Bangunan Kapal (Cargo Ship Construction Certification)
Sertifikat yang menerangkan tahun berapa kapal dibuat dan sampai
kapan kapal yang bersangkutan dinyatakan siap beroperasi atau
diperbaharui kembali (naik dok).

9
11. IAPP (International Air Pollution Prevention Certificate)
Sertifikat yang menerangkan bahwa bangunan kapal telah
memenuhi persyaratan bebas dari penyebab terjadinya
pencemaran udara dilaut.
12. IOPP (International Oil Pollution Prevention Certificate)
Sertifikat yang menerangkan bahwa bangunan dan bahan kapal
serta keadaannya telah memenuhi persyaratan dimana kapal yang
bersangkutan telah bebas dari penyebab terjadinya pencemaran
minyak dilaut.
13. ISPP (International Sewage Pollution Prevention Certificate)
Sertifikat yang menerangkan bahwa bangunan kapal telah
memenuhi persyaratan bebas dari penyebab terjadinya
pencemaran kotoran dilaut.
14. Sertifikat Klasifikasi Mesin (Certificate of Classification)
Sertifikat yang menerangkan jenis mesin, merek dan kekuatan
kecepatan mesin yang digunakan oleh kapal yang bersangkutan.
15. Kondisi Kapal (Ship Condition)
Surat yang menerangkan tentang keadaan kapal pada waktu tiba
(Ship Arrival Condition) dan berangkat (Ship Departure Condition),
keadaan kapal antara lain :
a. Draft kapal
b. Memuat muatan atau dalam keadaan kosong atau nill
c. Keadaan bahan bakar
d. Air tawar
e. Air ballast
Selain dokumen-dokumen diatas, ada beberapa dokumen yang
sangat penting dan diperlukan kapal yaitu:
1) Warta Kapal
Dokumen yang dikeluarkan oleh syahbandar, dimana nahkoda
yang baru sampai dipelabuhan harus mengisi warta kapal dan
mengembalikan warta kapal tersebut dengan segera melalui

10
agen. Dokumen warta kapal harus diisi dengan sempurna dan
diisi dengan sebenarnya.Warta kapal ini berisi :Nama kapal,
pemilik kapal, nama nahkoda, ukuran kapal/GRT, jumlah anak
buah kapal/ABK, bendera (kebangsaan), kemungkinan diatas
kapal terjangkit penyakit, dan lain-lain.
2) Surat Persetujuan Berlayar
Surat yang dikeluarkan oleh petugas syahbandar yang
menerangkan bahwa kapal boleh atau diizinkan untuk
melakukan perjalanan atau pelayaran kepelabuhan lain.
3) Susunan Perwira
Surat yang dikeluarkan oleh syahbandar menunjuk perwira yang
ada dideck (perwira deck) dan jumlah perwira untuk kamar
mesin.
4) Daftar Pemeriksaan (Check List)
Dalam rangka penerbitan SPB adalah dokumen yang
menjelaskan tentang hasil pemeriksaan terhadap :
a) Sertifikat-sertifikat kapal dan dokumen-dokumen awak kapal
yang masih berlaku
b) Awak kapal dan susunan perwira sesuai persyaratan
c) Kapal telah dilengkapi alat-alat penolong sesuai ketentuan
d) Jumlah dan kondisi alat-alat navigasi yang cukup baik
e) Permesinan dan perlengkapannya dalam kondisi baik dan
memenuhi ketentuan
f) Semua pompa bila dalam keadaan baik
g) Instansi serta perlengkapan radio dan telekomunikasi

F. Pengertian pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan


dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang

11
dilengkapi fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi.
Pelabuhan khusus merupakan pelabuhan yang digunakan
secara khusus oleh sektor perindustrian, pertambangan atau
pertanian, yang pembangunan dan pengoperasiannya dilakukan oleh
instansi yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan bongkar muat
bahan baku dan hasil produksinya yang tidak dapat ditampung oleh
pelabuhan umum.

1. Fungsi dan Peranan Pelabuhan


Pelabuhan merupakan komponen utama dari suatu sistem
transportasi, sebab kapasitas rute atau trayek sangat dipengaruhi
oleh tingkat pelayanan pelabuhan itu sendiri. Dapat dikatakan juga
bahwa pelabuhan berfungsi sebagai terminal yang merupakan awal
dan akhir dari suatu rute transportasi. Pelabuhan sebagai terminal
bagi moda angkutan laut atau sebagai titik singgung antara
angkutan laut dengan moda angkutan darat.

a. Pelabuhan laut sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan


pemerintahan mempunyai fungsi:
1) Untuk memuat/membongkar barang dan turun/naik
penumpang, memindahkan dari suatu kendaraan ke
kendaraan lain.
2) Untuk penampungan barang/penumpang dari waktu datang
sampai keluar, tempat memproses barang dan membungkus
untuk diangkut.
3) Untuk tempat dokumentasi, menimbang barang, persiapan
surat surat, pemilihan rute, penjualan tiket, pemeriksaan dan
lain lain.
4) Penampungan kendaraan dan komponen lain, perawatan dan
pengaturan.

12
5) Tempat pengumpulan barang dan penumpang sehingga
mencapai jumlah tertentu yang ekonomis untuk diangkut.
6) Industri.
b. Pelabuhan memiliki peranan sebagai berikut:
1) Menyediakan suatu hubungan langsung ke pasaran dunia
yang merupakan kesempatan baik, bagi negara yang sedang
berkembang untuk berdagang dengan banyak negara lain
tanpa biaya perantara.
2) Merupakan penyedia tenaga kerja
3) Merupakan sumber untuk mendapatkan uang asing
(devisa)
4) melalui barang yang diekspor.
5) Dengan adanya pelabuhan yang besar, dapat menjamin
ketidak tergantungan ekonomi atau politik kepada negara lain.
6) Negara berkembang umumnya mengimpor barang konsumsi
dan modal dari negara industri melalui pelabuhan laut.

G. Instansi-Instansi di Pelabuhan

Menurut Triatmodjo, B (2010) dalam sistem tersebut ada


banyak instansi pemerintah maupun perusahaan swasta yang bekerja
saling mendukung untuk melayani kapal serta muatannya. Adapun
instansi pemerintah yang berperan dipelabuhan adalah sebagai
berikut :
1. Syahbandar
Syahbandar pelabuhan memiliki tugas yaitu :
a. Pengawasan serta menegakkan hukum di bidang
keselamatan serta keamanan pelayaran.
b. koordinasi aktivitas pemerintahan di pelabuhan.
c. pengaturan, pengendalian, dan pengawasan aktivitas
kepelabuhanan di pelabuhan.

13
2. Bea dan Cukai
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.17 tentang
Kepabeanan (2006), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
berada dibawah Departmen Keuangan mengatur serta mengawasi
kepabeanan diseluruh wilayah Indonesia. Bea cukai memiliki
tugas yaitu :
a. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan dipimpin
oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan
optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan
cukai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Imigrasi
Imigrasi memiliki tugas yaitu :
a. Mengawasi keluar masuknya penumpang sesuai ketentuan
dari ke imigrasian.
b. Memeriksa crew kapal dalam hal ini crew asing yang masuk
atau keluar wilayah Indonesia.
c. Memeriksa passport crew asing apakah telah memenuhi
syarat.
d. Memeriksa passport ABK apakah telah memenuhi Ketentuan.
e. Memberikan Immigration Clearance
4. Kantor Kesehatan pelabuhan
Unit pelaksana tugas pada lingkungan kementrian Kesehatan
yang bertanggung jawab kepada direktur jenderal penyakit dan
penyehatan. Kantor Kesehatan pelabuhan mempunyai tugas
yaitu:
a. Memeriksa dokumen–dokumen Kesehatan kapal.

14
b. Melakukan pencegahan masuk serta munculnya penyakit.
c. Pengamanan terhadap penyakit baru.
5. PT. Pelabuhan Indonesia (Persero)
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo adalah Badan
Usaha Milik Negara di bidang jasa kepelabuhanan, yang
merupakan operator pelabuhan terbesar di Indonesia.
Pelindo menjalankan pelayanan terpadu dalam menangani
layanan jasa labuh, rambu, tambat/tunda, dermaga, bongkar/muat
barang maupun fresh water di pelabuhan.

H. Kerangka Pikir

- UU 17/2008
- PP 61/2009
- PP 10/2010
- PERMENHUB

- SISPRO CLEARANCE
- SISPRO KEAGENAN

FAKTOR PENGHAMBAT :
- JUMLAH TONGKANG
- KERUSAKAN GRAB PROSES KEAGENAN
- INSIDEN DI ATAS KAPAL
- JARINGAN

TIDAK YA

HAMBATAN LANCAR ? PENINGKATAN


PELAYANAN

15
I. Hipotesis

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan


Praktek Darat (Prada) pada PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari maka
penulis membuat hipotesis yaitu:
1. Diduga dalam proses pelayanan boarding agent oleh PT. IDT Trans
Agency Cab. Kendari belum optimal.
2. Diduga hambatan yang dialami boarding agent adalah faktor
human error, jumlah tongkang yang terbatas, kerusakan pada grab
kapal, dan jaringan yang tidak mendukung.

16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Variabel Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif kualitatif,
yaitu dengan memperoleh data berupa informasi kegiatan proses
clearance in and out kapal oleh PT. IDT Trans Agency cab.
Kendari.
2. Jumlah Variabel Penelitian
Jumlah variabel penelitian ini adalah 1 yaitu peranan boarding
agent.
B. Definisi Operasional Variabel

Judul penelitian adalah Peranan Jasa Keagenan Oleh PT. IDT


Trans Agency Cab. Kendari, pengertian operasional yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Analisis Proses Clearance yaitu proses pengurusan dokumen
mulai penyandaran kapal, sampai kapal siap melakukan
aktivitasnya di pelabuhan dan keluar meninggalkan pelabuhan.
Tentunya proses pengurusan dokumen tersebut dilakukan
pemeriksaan dan perizinan oleh pejabat pelabuhan seperti
Karantina, Imigrasi, Bea Cukai, dan Syahbandar.
2. Clearance In ialah proses perizinan kapal di setiap pelabuhan
yang dilakukan oleh keagenan perusahaan pelayaran sebelum
kapal masuk ke daerah pelabuhan untuk melakukan kegiatan.
3. Clearance Out adalah proses perizinan kapal di setiap pelabuhan
yang dilakukan oleh pihak keagenan setelah kapal telah
melakukan aktivitas dan akan meninggalkan pelabuhan.
4. Boarding agent ialah perwakilan dari perusahaan keagenan yang
bekerjasama dengan crew kapal. Boarding Agent umumnya yang
terlebih dahulu naik ke kapal ketika kapal datang serta stay di
kapal selama kapal melakukan aktivitas dan terakhir
meninggalkan kapal ketika kapal akan berangkat.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu 20 kapal yang diageni oleh
perusahaan pelayaran PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari
serta seluruh karyawan PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari
yang berjumlah 6 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini, adalah 10 kapal yang diageni oleh PT.
IDT Trans Agency Cabang Kendari dan 3 karyawan yang melayani
kapal pada perusahaan tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh penulis


menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Teknik observasi (Pengamatan) yaitu cara pengumpulan data
melalui pengamatan pribadi dilokasi obyek penelitian yang
berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan diperusahaan.
2. Metode Penelitian Pustaka (Library Reseacrh) ialah metode yang
digunakan untuk memperoleh data melalui studi kepustakaan,
buku-buku, artikel situs internet dan literature-literature yang
berhubungan dengan agency.
3. Teknik Dokumentasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan data
melalui gambar serta dokumen lainnya yang sinkron. Dalam
metode ini penulis mengumpulkan data melalui profile perusahaan
pelayaran yaitu PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari. Instrument
penelitan dari teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah ceklis
terhadap hasil dokumentasi.

16
4. Teknik Kepustakaan, yaitu perolehan informasi melalui literatur
yang relevan dengan penelitian ini.
5. Teknik Wawancara yaitu cara mendapatkan data atau informasi
melalui komunikasi kepada para narasumber selama praktek di
perusahaan

E. Teknik Analisis Data


Sesuai data yang diperoleh penulis, maka metode yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif ialah menganalisis temuan-temuan
yang ada pada pelabuhan dengan ukuran berupa teori yang relevan
dengan persoalan yang di teliti, sehingga ditemukan penyebab
timbulnya masalah.

17
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Anchorage Area Morosi

Anchorage Area Morosi merupakan terminal khusus yang terletak


di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. PT. Virtue Dragon Nickel
Industry merupakan salah satu pemegang izin usaha pertambangan
khusus. PT. Pelabuhan Muara Sampara (PMS) adalah perusahaan
mitra Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang mengelola kegiatan
bongkar muat di dermaga Kawasan industri dan mengatur segala
urusan kepelabuhanan dan pelayaran di wilayah perairan laut
Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. PT. Virtue Dragon
Nickel Industry mendirikan anak usaha diantaranya PT. Obsidian
Stainless Steel yang mengolah feronikel.
PT. Pelabuhan Muara Sampara memiliki jetty yang dipergunakan
kapal bersandar untuk kegiatan bongkar muat bagi kapal yang
berukuran dibawah 30.000 GT. Anchorage Area Morosi dipergunakan
sebagai tempat kegiatan bongkar muat batu bara maupun nikel bagi
kapal yang berukuran diatas 30.000 GT. Pelabuhan Muara Sampara
Morosi dinaungi oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III
Molawe yang dimana pihak penyelenggara pelabuhan tersebut
bertanggung jawab memberikan izin dan mengawasi kegiatan
bongkar muat di Anchorage Area tersebut.
Gambar 4. 1 Anchorage Area Morosi

Sumber: Koleksi Pribadi: 2022

Gambar 4. 2 Lokasi Muara Sampara

Sumber: Koleksi Pribadi: 2022

19
B. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah PT. IDT Trans Agency


Pada awalnya perusahaan ini bernama PT. Indo Dharma Transport
didirikan pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2008
dan berganti nama menjadi PT. IDT Trans Agency pada tahun
2021. PT. IDT Trans Agency ialah perusahaan internasional yang
bergerak dalam bidang jasa keagenan yang berpusat di Jakarta
Timur. PT. IDT Trans Agency didukung oleh kantor cabang di
beberapa Pelabuhan di Indonesia yakni di wilayah Sumatera,
Kalimantan, Gresik dan Sulawesi, Salah satunya bertempat di Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara.
2. Visi & Misi Perusahaan
a. Visi
PT. IDT Trans Agency menjadi agen pelayaran kelas dunia di
Indonesia.
b. Misi
Mengembangkan dan menawarkan solusi keagenan pengiriman
kepada klien dengan standard kualitas internasional dan
menggunakan system operasi terintegrasi untuk menjadi agen
jalur pelayaran kelas dunia di Indonesia.
c. PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari
PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari adalah suatu perusahaan
pelayaran yang bertindak sebagai agen Dalam melayani semua
kepentingan dan kebutuhan kapal-kapal seperti bongkar muat
barang, pengurusan dokumen, pengisian bahan bakar dan
sebagainya atas hal tersebut agen memperoleh balas jasa
(uang).
Secara umum tugas agen adalah :
1) Menyiapkan tempat labuh (Anchorage Position)
2) Mengurus clearance in/out kapal
3) Menyediakan kebutuhan kapal

20
Gambar 4. 3 Struktur Organisasi PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

3. Tanggung jawab masing-masing bagian


a. Kepala Cabang
Kepala cabang bertugas untuk:
1) Bertanggung jawab langsung kepada perusahaan.
2) Sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas di perusahaan.
3) Merancang rencana pendapatan serta belanja perusahaan.
4) Mengamati kegiatan karyawan dan perkembangan kualitas
kerja karyawan
5) Marketing kepada perusahaan pelayaran
b. Finance & Administrasi
Finance & Administrasi bertanggung jawab untuk:
1) Bertanggung jawab atas aturan pengeluaran perusahaan.

21
2) Melakukan pembayaran proses clereance in dan clereance
out serta pembayaran perpanjangan sertifikat kapal yang
expired, atau buku pelaut.
3) Bertanggung jawab atas anggaran di kantor untuk kelancaran
operasional di tempat kerja.
c. Kepala Operasional
Kepala Operasional bertanggung jawab untuk:
1) Proses kegiatan keagenan kapal
2) Mengikuti pertemuan dalam hal pelayanan kapal
3) Memonitor kegiatan di lapangan
d. Staff Operasional
Staff Operasional bertugas untuk:
1) Membuat permohonan serta memproses dokumen ke pihak
syahbandar, karantina
2) Melakukan pengecekan pada saat kapal tiba
3) Menyiapkan segala sesuatu mengenai kapal datang dan
berangkat
4) Menangani mutasi off serta mutasi on crew kapal.

C. Kapal-kapal yang diageni PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

Pada PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari mengageni kapal bulk
carrier yang bermuatan batu bara (coal) dan gula mentah (raw
sugar). Kapal muatan curah yang dilengkapi dengan crane, kapal
ini dapat melakukan aktivitas bongkar muat sendiri tanpa
menggunakan crane pelabuhan maupun floating crane dan ada
juga yang menggunakan crane pelabuhan. kapal yang bermuatan
batu bara melakukan aktivitas bongkar muat secara Ship to ship di
anchorage area morosi dan juga bersandar di jetty bahodopi dan
kapal yang bermuatan gula mentah melakukan bongkar muat
dengan cara bersandar di jetty bombana.

22
23
1. Kapal bermuatan batu bara di anchorage area
Kapal ini mempunyai daya angkut yang besar. Kapal ini
mempunyai 4 crane dan memiliki 5 palka dengan DWT 53,620
MT dengan jumlah muatan 52,250 MT. kapal ini melakukan
kegiatan bongkar di anchorage area selama 8 hari
menggunakan crane kapal. Jumlah tongkang yang digunakan
sebanyak 12 tongkang.

Gambar 4. 4 Kapal melakukan bongkar batu bara di anchorage area

Sumber: Koleksi Pribadi: 2022

2. Kapal bermuatan batu bara di jetty


Kapal ini mempunyai daya angkut yang besar. Kapal ini
mempunyai 4 crane dan memiliki 5 palka dengan jumlah
muatan 32,700 MT. kapal ini melakukan kegiatan bongkar di jetty
selama 16 jam menggunakan crane pelabuhan.

24
Gambar 4. 5 Kapal melakukan bongkar batu bara di jetty

Sumber: Koleksi Pribadi: 2022

3. Kapal bermuatan gula mentah


Kapal ini mempunyai daya angkut yang besar. Kapal ini
mempunyai 4 crane dan memiliki 5 palka dengan DWT 63,424
MT dengan jumlah muatan 51,000 MT. kapal ini melakukan
kegiatan bongkar selama kurang lebih 13 hari menggunakan
crane kapal dan conveyor. Kapal ini lumayan lama melakukan
kegiatan bongkar dikarenakan conveyor yang berukuran kecil
dan sering kali dalam perbaikan dan juga cuaca yang tidak
menentu.

25
Gambar 4. 6 Kapal bermuatan gula mentah

Sumber: Koleksi pribadi: 2022

D. Dokumen Yang Diperlukan pada saat Kedatangan Dan


Keberangkatan Kapal Pada PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

1. Dokumen Kapal
a. Surat Laut
b. Surat Ukur Internasional
c. Sertifikat Garis Muat Internasional
d. Sertifikat Klasifikasi
e. Cargo Ship Safety Construction Certificate
f. Cargo Ship Safety Equipment Certificate
g. Cargo Ship Safety Radio Certificate
h. Document of Compliance
i. Sertifikat Manajemen Keselamatan
j. Minimum Safe Manning
k. Rencana Pengoperasian Kapal

26
2. Dokumen Muatan
a. Cargo Manifest
Dokumen yang berisi jenis dan jumlah Muatan yang diangkut
Kapal.
Gambar 4. 7 Cargo Manifest

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2022

b. Stowage Plan
Gambaran Perencanaan Pemuatan di atas Kapal.
c. Mate’s Receipt
Dokumen tanda terima muatan di atas Kapal yang menyatakan
muatan telah berada di atas kapal.
d. Bill of Lading
Dokumen yang berisi tanda terima barang kepada kapal atau
bukti kepemilikan barang yang berisi perjanjian pengangkutan
barang.

27
3. Dokumen Pendukung
a. Ship Particular
Dokumen yang berisi data- data kapal seperti nama kapal,
ukuran kapal, call sign dan lain-lain.

Gambar 4. 8 Ship Particular

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2021


b. Crew List
Daftar semua nama awak kapal yang terdiri dari jabatan,
tempat tanggal lahir dan kewarganegaraan.
c. Notice of Readiness
Dokumen yang berisi pemberitahuan bahwa kapal siap
melakukan kegiatan bongkar/muat.
d. (Port of Call List)
Daftar nama-nama pelabuhan yang disinggahi oleh kapal.

28
E. Proses Persiapan Clearance In Kapal Yang Dilaksanakan Oleh
Keagenan PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari

Master Kapal

Local Agent

Pemberitahuan Kedatangan Kapal

Instansi Pelabuhan

Kantor Kesehatan PT. Hadji Dini PT. Agung Prima


Syahbandar
Pelabuhan Perkasa Nusantara

Certificate of Bukti Pelayanan


SPOG
Pratique Pemanduan

Sebelum kapal anchorage dilokasi Ship to Ship agen menerima


pemberitahuan kedatangan kapal asing maupun lokal agen menerima
master cable dari kapal atau agen menerima dari agen pemuatan terakhir
yang ditunjuk kepada agen di pelabuhan bongkar.

Informasi yang diterima adalah dari internet/ e-mail, antara lain :


1. Nama perusahaan pengirim
2. Nama perusahaan yang dituju
3. Ship’s name
4. Nationally of ship’s flag

29
5. Pemilik Kapal (Owner) jumlah dan jenis cargo
6. ETA (Estimated Time of Arrival), yaitu perkiraan waktu kedatangan
kapal
7. ETD (Estimated Time of Departure), yaitu perkiraan waktu
keberangkatan kapal
8. LOA (Length Over All/ Panjang Keseluruhan )
9. GT (Gross Tonnage/Berat bersih)
10. DWT (Dead Weight Tonnage/ Bobot Mati)
11. Pelabuhan Asal (Last Port) dan pelabuhan tujuan (Next Port), dan
lain-lain.
Sebelum kapal tersebut tiba berdasarkan informasi yang diterima,
perusahaan pelayaran membuat surat pemberitahuan secara tertulis
kepada instansi-instansi yang terkait berupa PKK (Pemberitahuan
Kedatangan Kapal).
Disamping itu pihak penerima barang (consignee) juga diberitahu
secara tertulis oleh perusahaan pelayaran (agent), yang mana isinya,
yaitu :
a. Pemberitahuan kedatangan kapal
b. Nama shipper
c. Nama kapal
d. Bendera
e. Rencana tiba kapal
f. Jumlah muatan barang
g. Jenis barang
Selanjutnya agen menghubungi Instansi-instansi yang terkait
untuk melakukan checking ke kapal. Secara kebersamaan, instansi
tersebut terdiri dari :

30
1) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Agen mengajukan Pemberitahuan Kedatangan Kapal ke pihak
karantina selambat-lambatnya 24 jam sebelum kapal tiba, disertai
dengan dokumen pernyataan nahkoda tentang kesehatan kapalnya
(Maritime Declaration of Health), daftar Negara-negara yang
dikunjungi sebelumnya (Voyage Memo), daftar vaksinasi awak kapal
(Vaccination List) dan dokumen-dokumen lain yang diminta oleh
pihak karantina.

Gambar 4. 9 Pemberitahuan Kedatangan Kapal PT. IDT Trans Agency


Cab. Kendari kepada pihak karantina

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2022

31
2) Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Setelah pelaksanaan checking selesai oleh masing-masing
instansi maka, agen perusahaan pelayaran memberitahu Captain
agar bersiap untuk menunggu informasi tentang penyandaraan
kapal. Sesudah itu agen mempersiapkan dokumen-dokumen kapal
dan dokumen checking serta melengkapi dokumen lainnya untuk
keperluan clearance in di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Kelas III Molawe.
Clearance in dilakukan untuk melaporkan data kedatangan
kapal di pelabuhan tersebut dan memeriksa kelengkapan dokumen
untuk mengetahui kelayakan berlayar kapal tersebut. Dokumen
tersebut antara lain :
a) Memorandum
b) Dokumen atau sertifikat kapal
c) Last Port clearance
d) Ships particular
e) Crew list
f) Manifest
g) Pemberitahuan kedatangan kapal
h) Vessel Progress
Dokumen-dokumen ini diperiksa masing-masing bidang yaitu
bidang kelaik lautan kapal bagian syahbandar. Setelah melaporkan
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Kapal kepada syahbandar.

32
Gambar 4. 10 Memorandum Check List

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2022

33
Gambar 4. 11 Surat Persetujuan Berlayar Yang Sudah Ditanda Tangani
Petugas Syahbandar

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2021

34
3) PT. Hadji Dini Perkasa
PT. Hadji Dini Perkasa sebagai sarana untuk menyiapkan kebutuhan
pandu dan tunda untuk kapal Ship To Ship di Morosi . PT. IDT Trans
Agency Cab. Kendari untuk membuat PPK (Permintaan Pelayanan
Kepanduan) yang ditujukan kepada Pusat Pelayanan Satu Atap
(PPSA) untuk memberikan ijin, serta permintaan, pandu dan tunda
dimana pembuatan PPK dilakukan 24 jam sebelum kapal tiba.
4) PT. Agung Prima Nusantara
PT. Agung Prima Nusantara menjadi pemilik wilayah Ship To Ship
Area menyediakan fasilitas di lokasi Ship To Ship yang memastikan
kapal bisa berlabuh dengan aman serta bisa melakukan aktivitas
bongkar/muat.

F. Saat Kapal Tiba Di Tempat Labuh

Setelah kapal tersebut labuh jangkar, agen mempersiapkan dokumen


Checking, seperti :
1. Arrival Condition

35
2. Master Sailing Declaration
3. Receipt List Ship Documents
4. Agent on board & Tim Checking naik ke kapal Bersama dengan
petugas karantina memberitahukan ke pihak kapal bahwa kapal
siap dilakukan inspeksi kesehatan
5. Setelah naik ke kapal, petugas karantina melaksanakan
pengecekan Kesehatan berupa pengecekan suhu badan kepada
seluruh awak kapal & pengecekan dokumen Kesehatan kapal
seperti green book, SSCEC dan P3K.
6. Tim checking melakukan pengecekan dokumen dan sertifikat kapal.
Apabila ada sertifikat ada dokumen yang expired harus konfirmasi
kepada pihak kapal.

36
Gambar 4. 12 Pengecekan Dokumen dan Sertifikat Kapal oleh Tim Checking
Sumber: Koleksi Pribadi: 2022

7. Agent on board wajib meminta arrival condition yaitu kondisi awal


pada saat kapal tiba di tempat labuh kepada master. Arrival
condition berisi tanggal dan waktu tiba kapal, drop anchor, pilot on
board, NOR tendered, Draft tiba kapal serta kondisi bahan bakar
saat kapal tiba. Dan agent on board mengirimkan arrival condition
kepada local agent untuk diteruskan kepada pihak pencharter dan
consignee.
8. Setelah petugas karantina selesai melakukan pengecekan, petugas
karantina menerbitkan Free Pratique Granted (kapal dinyatakan
sehat oleh petugas karantina).

37
9. Apabila Tim Checking telah menerima sertifikat Free Pratique
Granted dari petugas karantina, Tim Checking melaporkan kepada
local agent bahwa kapal siap melakukan aktivitas bongkar agar
menyampaikan kepada pihak Perusahaan Bongkar Muat.

G. Proses Persiapan Clearance Out Kapal Yang Dilaksanakan Oleh


Keagenan PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari

Tim Clearance

Kantor Kesehatan
Penerbitan PHQC
Pelabuhan

Syahbandar Penerbitan SPB

PT. Hadji Dini Perkasa Booking Pandu

Kapal Meninggalkan
Anchorage Area

38
Sebuah kapal baru dapat berangkat (meninggalkan) pelabuhan
jika kapal tersebut sduah menyelesaikan kegiatannya di pelabuhan
dan telah mendapatkan Clearance Out dari instansi-instansi terkait di
pelabuhan.
Tim Clearance menyiapkan dokumen keberangkatan kapal seperti
port clearance, LK3 dan crew list departure.
1. Clearance out dari Kantor kesehatan pelabuhan.
Petugas karantina dan kesehatan pelabuhan akan mengeluarkan
sertifikat Surat Persetujuan Berlayar Karantina Kesehatan (Port
Health Quarantine Clearance) dan dinyatakan dalam Buku
Kesehatan Indonesia dengan catatan Port Health Quarantine
Clearance sudah diketahui sehingga Green Book dapat diambil.

Gambar 4. 13 Port Health Quarantine Clearance

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2022

39
2. Surat Persetujuan Berlayar (SPB)/Port Clearance dari seksi
kesyahbandaran.
a. Untuk mengurus SPB, Tim Checking harus melaksanakan
prosedur mengajukan permohonan SPB ke seksi
kesyahbandaran, dengan melampiri :
1) Pemberitahuan Keberangkatan Kapal
2) Permohonan Surat Persetujuan Berlayar
3) Sailing Declaration / surat keberangkatan kapal yang telah
ditanda tangani oleh Nahkoda.
4) Laporan Keberangkatan Kapal (LK3) sebanyak 3 lembar
5) Crew list Departure sebanyak 3 lembar
6) Kuitansi pembayaran PNBP
7) Buku Kesehatan (Port Health Quarantine Clearance)
8) Manifest, jika kapal memuat muatan
3. Booking pandu dan kapal tunda keluar
Setelah SPB diterima dan waktu pemberangkatan sudah
ditentukan, boarding agent melakukan booking pandu untuk
menarik kapal keluar dari loading point. Pengajuan booking pandu
keluar tidak kurang dari 2 (dua) jam sebelum kapal keluar.

H. Hambatan-hambatan yang dialami dalam proses clearance in &


clearance out pada PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

1. Human error yang dilakukan Tim Clearance


Tim Clearance terkadang salah dalam menangani sebuah kapal
seperti kesalahan dalam membuat surat pemberitahuan
kedatangan kapal, pemberitahuan keberangkatan kapal dan surat
permohonan surat persetujuan berlayar, kekeliruan dalam
memasukkan hari atau tanggal kedatangan kapal dan
keberangkatan kapal, kekeliruan dalam memasukkan data-data
kapal seperti GT kapal, Call Sign, dan nomor IMO.

40
Apabila Tim Clearance keliru dalam memasukkan data-data kapal
dapat mengakibatkan terlambatnya proses Clearance In & Out.
Pada proses Clearance out mengakibatkan kapal menunggu
dokumen. Hal ini juga dapat merugikan perusahaan. Perlu diketahui
bahwa agen bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan
kapal, sehingga harus siap siaga selama kapal belum berlayar
ketempat tujuan berikutnya.
2. Sarana transportasi yang kurang mendukung
Transportasi juga merupakan sesuatu yang penting dalam
menunjang kelancaran kegiatan clearance in & out kapal, sarana
transportasi yang ada di PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari masih
kurang, jumlah transportasi yang ada di PT. IDT Trans Agency
Cab. Kendari memilki 1 mobil dan 1 motor, hal ini kadang
menyebabkan terhambatnya proses clearance.

3. Sertifikat atau dokumen kapal yang expired

41
Di dalam perusahaan terdapat proses pengecekan dokumen
sertifikat kapal, yang merupakan pengecekan dokumen expired
dokumen atau sertifikat kapal yang dimiliki oleh setiap perusahaan.
Setiap kapal biasanya memiliki dokumen atau sertifikat permanen
dan dokumen atau sertifikat sementara yang harus di perpanjang
jika expired.
Pemilik kapal atau pencarter kapal juga mengalami kesulitan jika
dokumen sertifikat kapal mengalami masa expired pada saat kapal
berlayar. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian, perusahaan
akan dikenakan biaya denda atau tilang. Dan juga akan
mempengaruhi jalannya proyek.
Sertifikat atau dokumen kapal yang expired juga dapat
menghambat proses clearance kapal dikarenakan harus menunggu
dokumen selesai di perpanjang baru bisa melakukan clearance ke
syahbandar untuk menerbitkan SPB ( Surat Persetujuan Berlayar).

Gambar 4. 14 Dokumen Expired

42
Sumber : PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2021

I. Solusi Terhadap Hambatan Proses Clearance In & Out pada PT. IDT
Trans Agency Cab. Kendari
1. Tim Clearance harus mengecek ulang surat pemberitahuan
keberangkata dan surat permohonan surat persetujuan berlayar
sebelum diajukan kepada pihak Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas III Molawe agar tidak terjadi kesalahan dalam
penerbitan surat persetujuan berlayar.
2. PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari menambah sarana
transportasi untuk kelancaran kegiatan pelayanan kapal agar tidak
terjadi keterlambatan dalam proses clearance in & out.
3. Tim Clearance mengecek dokumen atau sertifikat kapal yang
expired dan koordinasi kepada pihak kapal agar dokumen atau
sertifikat yang expired segera diperpanjang sebelum kapal
berangkat agar tidak terhambat pada saat proses clearance out.

J. Penanganan Pergantian Crew Kapal Yang Dilakukan Oleh PT. IDT


Trans Agency Cab. Kendari

1. Menyediakan sarana transportasi untuk crew yang Sign On


maupun Sign Off
2. Memberitahukan kepada crew yang ingin Sign On agar menyiapkan
dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Buku pelaut
b. Ijazah Crew
c. Perjanjian Kerja Laut
d. Mutasi On
3. Apabila dokumen-dokumen tersebut telah diterima oleh pihak agen,
maka akan segera diproses penyijilan di Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas III Molawe.

43
4. Untuk crew yang on, Pihak agen mengantar crew tersebut ke kapal
untuk melakukan serah terima jabatan kepada crew yang akan off.
5. Pihak Agen membawa buku pelaut crew yang off yang telah
ditanda tangani oleh master kapal dan buku sijil ke Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Molawe untuk ditanda tangani
oleh petugas syahbandar.

Gambar 4. 15 Buku Pelaut Crew kapal

44
Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari 2022

K. Aktivitas Boarding Agent Selama Kapal Di Tempat Labuh

1. Boarding Agent Meminta dokumen kepada pihak kapal (Stowage


Plan, Cargo Manifest, Notice of Readiness)
2. Boarding Agent berkoordinasi kepada Loading Master/Foreman
terkait daftar tongkang yang akan sandar pada kapal.
3. Boarding Agent wajib memberikan laporan harian kepada agent
local dalam bentuk tulisan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada
pukul 08:00 LT, 15:00 LT dan 20:00 LT disertai dengan foto dan
dikirimkan melalui whatsapp.
4. Apabila ada insiden atau kerusakan, Boarding Agent harus
melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kantor.
5. Boarding Agent memberitahukan kepada operasional kantor
estimasi selesai pembongkaran agar dipersiapkan dokumen untuk
keberangkatan kapal dan mengirimkan crew list departure kepada
pihak kantor.

45
6. Boarding Agent koordinasi kepada master kapal Pelabuhan tujuan
setelah kapal selesai melakukan pembongkaran dan
memberitahukan Pelabuhan tujuan kepada tim clearance.
7. Boarding Agent membuat Statement of fact dan time sheet
setelah kegiatan bongkar dilakukan dan meminta tanda tangan
dan stempel kepada master kapal.
8. Boarding Agent mengirimkan Statement of fact yang sudah
ditanda tangani oleh Receiver/Consignee ke General Agent.

Gambar 4. 16 Dokumentasi Laporan harian Kegiatan Bongkar Batu Bara

46
Sumber: Koleksi Pribadi: 2022

47
L. Pelayanan Boarding Agent di PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

1. Boarding Agent meminta dokumen muatan kepada pihak kapal


sebelum aktivitas bongkar dimulai.
2. Boarding Agent berkoordinasi kepada Loading Master/Foreman.
3. Boarding Agent membuat laporan harian.
4. Boarding Agent melaporkan kejadian yang terjadi di atas kapal
kepada pihak kantor.
5. Boarding Agent memberitahukan estimasi selesai kegiatan
6. bongkar kepada pihak kantor.
7. Boarding Agent koordinasi kepada master kapal mengenai
pelabuhan tujuan selanjutnya.
8. Boarding Agent membuat Statement of fact dan time sheet.
9. Boarding Agent mengirimkan Statement of fact kepada
receiver/consignee.

M. Hambatan-hambatan Yang Dialami Boarding Agent Pada Saat Diatas


Kapal

1. Human Error yang dilakukan oleh Boarding Agent


Boarding Agent terkadang salah dalam menangani sebuah kapal
seperti kesalahan dalam membuat Statement of fact dan Time
Sheet, kekeliruan dalam memprediksi estimasi kapal selesai
melakukan kegiatan bongkar, Apabila Boarding Agent keliru dalam
memprediksi estimasi selesai kegiatan bongkar dapat
mengakibatkan terlambatnya proses Clearance Out dan
mengakibatkan kapal menunggu dokumen atau memberikan
estimasi yang lebih cepat juga menyebakan kerugian dikarenakan
apabila memberikan estimasi yang lebih cepat dan Surat
Persetujuan Berlayar telah terbit dan ternyata kegiatan bongkar
masih belum selesai maka Surat Persetujuan Berlayar tersebut

48
akan Expired dan menerbitkan ulang Surat Persetujuan Berlayar.
Hal ini juga dapat merugikan perusahaan.
2. Terbatasnya jumlah tongkang
Boarding Agent mendapatkan hambatan pada saat di atas kapal
yaitu terbatasnya jumlah tongkang, Apabila jumlah tongkang
terbatas mengakibatkan kapal menunggu jadwal pembongkaran
maka proses bongkar batu bara akan lebih lama dan boarding
agent akan stay lebih lama di kapal. Ukuran tongkang yang
tersedia hanya 230 dan 270 feet yang hanya dapat memuat ±
4.000 - 4.500 MT juga mengakibatkan lamanya proses bongkar
dikarenakan apabila tongkang telah penuh muatan dan tongkang
telah cast off maka membutuhkan waktu sampai tongkang
berikutnya bersandar ke kapal.

Gambar 4. 17 Time Sheet Boarding Agent

Sumber: Koleksi Pribadi: 2021

49
3. Kerusakan pada grab kapal
Apabila terjadi kerusakan grab pada kapal biasanya master kapal
ingin menutupi kerusakan grab kapal tersebut dengan cara bekerja
sama dengan boarding agent mengatur time sheet dan kerusakan
tersebut dapat mengganggu aktivitas bongkar muat. Hal ini juga
menrupakan hambatan.

Gambar 4. 18 Kerusakan pada Grab kapal

Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari: 2022

50
4. Jaringan yang tidak mendukung
Sering kualitas jaringan tidak mendukung kegiatan boarding agent,
sehingga boarding agent kesulitan dalam proses komunikasi
dengan pihak kantor induk dalam pelaporan progres kegiatan.

N. Upaya Solusi Terhadap Hambatan Boarding Agent pada PT. IDT


Trans Agency Cab. Kendari

1. Boarding Agent harus mengecek ulang Statement of Fact dan Time


Sheet sebelum turun dari kapal dan harus selalu memperhatikan
jumlah muatan yang tersisa agar estimasi tidak keliru.
2. Pihak Agen berkoordinasi kepada pihak pencharter agar
menyediakan lebih banyak tongkang dengan ukuran yang besar.
3. Pada saat di atas kapal Boarding Agent berkomunikasi terlebih
dahulu kepada pihak kapal agar mengecek seluruh grab sebelum
melakukan kegiatan bongkar.
4. Boarding Agent harus selalu berkomunikasi kepada Loading
Master agar berhati-hati pada saat penyandaran tongkang ke kapal
dan apabila ombak tinggi dan angin kencang sebaiknya tidak
melakukan kegiatan penyandaran tongkang.
5. Pihak Agen harus memfasilitasi boarding agent sebuah wifi atau
kartu data yang memadai agar dapat digunakan diatas kapal untuk
mengirimkan laporan.

51
Tabel 4. 1 Daftar kapal yang diageni PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

NO NAMA KAPAL TIPE KAPAL HAMBATAN YANG TERJADI DI KAPAL

1 MV. DRY TRANSPORT BULK CARRIER MENUNGGU TONGKANG

2 MV. MDM BROMO BULK CARRIER


KESALAHAN MEMBUAT TIMESHEET
3 MV. PRONOI R BULK CARRIER
KERUSAKAN GRAB
4 MV. LGH PROSPER BULK CARRIER TONGKANG MENABRAK BURITAN KAPAL

5 MV. JHONI XLIX BULK CARRIER LANCAR

6 MV. MBS BALURAN BULK CARRIER LANCAR

7 MV. LUMOSO JAYA BULK CARRIER KERUSAKAN GRAB

8 MV. LUMOSO HARMONI BULK CARRIER LANCAR

9 MV. ASIAN WISDOM BULK CARRIER LANCAR

10 MV. DAIDAN MUSTIKAWATI BULK CARRIER MENUNGGU TONGKANG


Sumber: PT. IDT Trans Agency Cab. Kendari

52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Boarding Agent PT. IDT Trans Agency Cabang Kendari


melaksanakan kegiatan pelayanan boarding agent sesuai dengan
prosedur yang berlaku, yakni sejak rencana kedatangan kapal,
sampai dengan kapal berangkat. Bahkan, PT. IDT Trans Agency
Cabang Kendari menjadi penengah antara pihak kapal dengan
pencharter saat terjadi kerusakan pada grab kapal.
2. Terdapat hambatan yang dialami boarding agent PT. IDT Trans
Agency Cabang Kendari, yakni human error, terbatasnya jumlah
tongkang, kerusakan grab kapal, dan jaringan yang tidak
mendukung.

B. Saran

Boarding Agent melakukan koordinasi intens dengan shipowner dan


stevedor agar estimasi kegiatan bongkar muat dapat diantisipasi
dengan tepat, khususnya koordinasi terkait kesiapan jumlah dan
kapasitas tongkang, kesiapan grab kapal dan peningkatan kualitas
jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos, (2007). Manajemen Perusahaan Pelayaran, Jakarta,


RajaGrafindo Persada

M.S., Amir, (1999:141). Ekspor Impor Teori dan Penerapannya, Jakarta,


Pustaka Binaman Pressindo

M.s., Amir, (1999:64). Ekspor Impor Teori dan Penerapannya, Jakarta,


Pustaka Binaman Pressindo

Peraturan Menteri Perhubungan No. 11 tahun 2016 Tentang


Penyelenggaraan dan Pengusahaan Keagenan Kapal

Soekanto, Soerjono, (2002). Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara.

Soewedo, Hananto (2015). Penanganan Muatan Kapal, Jakarta, Djangkar

Suyono, R.P, (2005:201). Pengangkutan Intermoda Ekspor Impor Melalui


Laut, Jakarta, PPM Manajemen

Triatmodjo, Bambang, (2010). Perencanaan Pelabuhan, Yogyakarta, Beta


Offset

Undang-undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

Undang-undang No.17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan

54
TRANSKIP WAWANCARA
HASIL WAWANCARA

Responden : Aldy Fitrawangsa (Staff Boarding Agent)

Pertanyaan : Apa saja hambatan yang sering dialami boarding agent di


atas kapal ?

Jawaban : Menurut saya hambatan yang sering dialami boarding


agent yaitu kurang telitinya boarding agent pada saat
mengirimkan laporan harian dan kesalahan dalam
menginput waktu pada statement of fact.

55

Anda mungkin juga menyukai