DIKAPAL MT.EXPLORINDO 1
REZKY KURNIAWAN
18.41.170
NAUTIKA
Skripsi
Program studi
NAUTIKA
REZKY KURNIAWAN
NIT 18.41.170
ii
SKRIPSI
REZKY KURNIAWAN
NIT. 18.41.170
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
a.n. Direktur
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar Ketua Program Studi Nautika
Pembantu Direktur I
iii
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahiim. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Nautika
pada Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, dengan judul skripsi
”ANALISIS KELAYAKAN ALAT ALAT PEMADAM DIKAPAL
MT.EXPLORINDO 1”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak serta-merta
menyelesaikannya seorang diri, melainkan atas izin Allah, juga bimbingan,
arahan, dan dorongan dari pihak-pihak yang telah membantu, baik secara
materi maupun secara non-materi. Dalam kesempatan ini perkenankan
penulis untuk mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada orang-orang yang telah membantu penulis
secara langsung maupun tidak langsung, kepada yang terhormat:
1. Capt. Sukirno, M.M.Tr., M.Mar., selaku Direktur Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
2. Capt. Irfan Faozun, M.M .selaku Pembantu Direktur I.
3. Capt. Moh. Aziz Rohman, M.M., M.Mar. selaku Pembantu
Direktur II.
4. Capt. Oktavera Sulistiana, M.T., M.Mar. selaku Pembantu
Direktur III.
5. Capt. Welem Ada’, M.Pd., M.Mar., selaku Ketua Program Studi
Nautika Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
6. Capt.Rachmat Tjahjanto, M.M.,M.Mar selaku Pembimbing I.
7. Sunarlia Limbong, S.S., M.Pd selaku Pembimbing II.
8. Seluruh Dosen, Pembina, Pengasuh, dan Pegawai Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
iv
9. PT.GEMILANG BINA LINTAS TIRTA SHIP MANAGEMENT yang
telah memberikan kesempatan berharga kepada penulis untuk
melaksanakan praktek laut (prala) di MT.EXPLORINDO 1.
10. Nakhoda beserta seluruh kru MT.EXPLORINDO 1 yang telah banyak
memberikan pengalaman berharga selama penulis melaksanakan
praktek laut (prala).
11. Kepada ayahanda tercinta Nardi , Ibunda Sugini beserta saudara saya
atas segala doa, kasih sayang, motivasi dan dukungannya yang telah
diberikan selama ini.
12. Kepada senior, junior, dan rekan taruna/i Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar khususnya angkatan XXXIX atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini.
Dalam skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi penyajian materi maupun dalam penggunaan
bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini, yang harapannya
dapat membantu juga dapat menjadi referensi kepada masyarakat
maritim, taruna-taruni Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, maupun bagi
penulis sendiri.
Terima kasih.
REZKY KURNIAWAN
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam skripsi ini, kecuali tema
dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun
sendiri.
REZKY KURNIAWAN
NIT. 18.41.170
vi
ABSTRAK
REZKY KURNIAWAN, Analisis Kelayakan Alat Alat Pemadam
Dikapal MT.Explorindo 1 (dibimbing oleh Rachmat Tjahjanto dan Sunarlia
Limbong ).
vii
ABSTRACT
REZKY KURNIAWAN, Feasibility Analysis of Extinguishing
Equipment Onboard MT.Explorindo 1 (supervised by Rachmat Tjahjanto
and Sunarlia Limbong ).
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PRAKATA iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Batasan Masalah 3
D. Tujuan Penelitian 3
E. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kelayakan 5
B. Pemadam Kebakaran 6
C. Penanggulangan Kebakaran 24
D. Prosedur Pemadaman Kebakaran 25
E. Alat Pemadam Kebakaran 27
F. Perlengkapan Darurat 30
G. Sifat-Sifat Bahan Yang Mudah Menyala 32
H. Sistem Pemadam Kebakaran Tetap 32
I. Peran Dalam Stasiun Keadaan Darurat dan Kebakaran 34
J. Macam Macam Perlengkapan Alat Pemadam 36
K. Pompa Kebakaran, Saluran Kebakaran Dan Selang 40
Pemadam
ix
L. Kerangka Pikir 43
M. Hipotesis 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Desain Penelitian 45
B.Definisi Operasional Variabel/Deskripsi 45
C.Rancangan Penelitian 46
D.Populasi Dan Sampel Penelitian 46
E.Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian 47
F.Teknik Analisa Data 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian 51
B.Temuan Penelitian 52
C.Pembahasan Hasil Penelitian 55
D.Portable Fire Extinguisher (Alat Pemadam Api Ringan
/Jinjing) 56
E.Bagian Alat Pemadam, Tempat-Tempat Pemeriksaan
Dan Usaha Perbaikan 57
F.Emergency Equipment (Perlengkapan Darurat) 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan 62
B.Saran 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1. Peran crew dalam keadaan darurat dan kebakaran 34
2.2. Kapasitas Pancaran Air 37
2.3. Jangka Waktu Pemeriksaan 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Water Fire Extinguisher 7
2.2 Fire Extinguisher (CO2 - Carbon dioxide) 8
2.3 Halon extinguishers 9
2.4 Powder extinguishers 10
2.5 Foam extinguishers 11
2.6 Cara penggunaan Portable Fire Extinguisher 15
2.7 Cara penggunaan Portable Fire Extinguisher 15
2.8 Simbol alat pemadam api Portable Fire Extinguisher 18
2.9 Bagian- bagian pada APAR 20
2.10 Prosedur memadamkan api dengan APAR 21
2.11 Fire Extinguisher yang kurang layak 28
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1
Perilaku ABK di atas kapal sangat terkait dengan kebakaran di
atas kapal; kelalaian ABK itu sendiri adalah penyebab utama
kebakaran, serta penyebab lainnya, seperti koslet. Akibatnya, sangat
penting untuk melakukan pencegahan kebakaran dengan mengontrol
semua sumber kebakaran.
Oleh karena itu, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
merekomendasikan pemasangan alarm tanda kebakaran (FIRE
EXTINGUISHING PUMP), hydrant, tabung CO2, busa (FOAM), dan
beberapa item lainnya. Meskipun upaya ini sangat membantu dalam
menangani kebakaran, seringkali alat pemadam yang terpasang tidak
cukup untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di atas kapal,
sehingga kebakaran terus berkembang dan sulit dihentikan. Penulis
pernah mengalami situasi serupa di atas kapal selama latihan kapal,
ketika alat pemadam kebakaran yang ada di atas kapal diduga tidak
berfungsi saat digunakan. Kebakaran di atas kapal membutuhkan
waktu yang lama untuk dipadamkan karena tidak ada pengecekan dan
penempatan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan standar
IMO.
Melihat kondisi tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk
mengangkat suatu karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “
ANALISIS KELAYAKAN ALAT-ALAT PEMADAM DI ATAS KAPAL
MT. EXPLORINDO 1 ”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dari penulisan skripsi ini, masalah
berikut dirumuskan :
1. Bagaimana kelayakan peralatan pemadam kebakaran dan
pengunaan yang sesuai dengan prosedur saat bahaya kebakaran
terjadi di atas kapal?
2. Bagaimana cara perawatan alat pemadam kebakaran di atas
kapal ?
2
C.Batasan Masalah
Saya membatasi ruang lingkup topik skripsi ini dengan hanya
membahas masalah kelayakan alat pemadam kebakaran yang terjadi
di atas kapal dan diupayakan tidak menyimpang dari tujuan penulis
maka perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah ini
adalah :
Mengemukakan mengenai bagaimana mengoptimalkan kelayakan
alat-alat pemadam kebakaran di atas kapal MT.Explorindo 1
D.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pentingnya kelayakan alat-alat pemadam
kebakaran sesuai dengan prosedur dan meningkatkan kesadaran
awak kapal terhadap kelayakan alat-alat pemadam kebakaran.
2. Memberikan penjelasan cara perawatan alat pemadam kebakaran
kepada pembaca. utamanya bagi awak kapal tentang pentingnya
mengetahui kelayakan alat-alat pemadam yang baik dan siap
digunakan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai acuan kepada pemilik kapal untuk dapat melengkapi alat-
alat pemadam kebakaran di atas kapal sesuai dengan peraturan
internasional yaitu, Biro Klasifikasi Indonesia dan SOLAS 1974
dalam Chapter II.
2. Secara Praktis, sebagai bahan usulan para perwira khususnya
Mualim III mengenai tatacara penempatan dan kelayakan alat-alat
pemadam kebakaran di atas kapal
3. Secara teoritis, sebagai gambaran dan penjelasan kepada para
pembaca mengenai kesesuaian sistem alat-alat pemadam
kebakaran dan peraturan yang ada.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kelayakan
4
B. Pemadam Kebakaran
5
a. Water iFire iExtinguisher
Gambar i2.1 iWater iFire iExtinguisher
6
Alat ipemadam iini imenggunakan ikarbon idioksida, ijuga
idikenal isebagai iCO2, isebagai ibahan ibakar. iSaat idigunakan,
ialat iini imengeluarkan iawan ikarbon idioksida idan ipartikel
iCOP ipadat. iIni idigunakan idi itempat idi imana iada iperalatan
ielektronik, iseperti iinstrument ilaboratorium, iserver, ikomputer,
idan isebagainya. iSangat iefektif idan iefisien idigunakan idi
ikantor, ilab, idan iarea ilainnya.Kontruksi itabung imemiliki iselang
iyang ipanjang idengan inozzle iberbentuk icorong iyang
idimaksudkan iuntuk imenahan itekanan itinggi. iKarena iawan
ikarbon idioksida idapat imembahayakan ipersonel ikebakaran
isendiri, ipemadam iini itidak iboleh idigunakan idi iarea itertutup
iatau ibasemen. iCO2 ihanya idapat imenyerap ipanas idan
imendinginkan. iJangan igunakan ipemadan iCO2 iini iuntuk
imembakar ibahan ilogam iatau imetal. iKarena ibersih idan iaman
iuntuk ialat ilistrik, isangat icocok iuntuk imemadamkan iapi iyang
idisebabkan ioleh ikorsleting ilistrik.
CIRI-CIRI iUTAMA: iTABUNG iBERWARNA iMERAH,
iTERDAPAT iTULISAN iCO2/CARBON iHITAM iPADA
iTABUNG, iDAN iDEPAN iSELANG iMEMILIKI iPENYEMPROT
iKHUSUS.
c.Halon iextinguishers
Gambar i2.3 iHalon iextinguishers
7
Alat ipemadam ijenis iini idigunakan idi ipabrik, ilaboratorium,
iatau iarea iworkshop idi imana iminyak idan ibahan imudah
iterbakar. iMereka idibakar idengan igas ipetroleum. iNamun,
ipemadan ijenis iini itidak ibiasa idigunakan idi ilingkungan iyang
imemiliki iperalatan ielektronik.
Jenis ipemadam iini ipertama ikali idibuat iuntuk
imemadamkan iapi idi ipesawat iudara. iAlat ipemadam iini
imemadamkan iapi idengan imengeluarkan iuap idan igas iyang
imenyelimuti iapi idan imenghilangkan ioksigen. iProses ioksidasi
iyang iterjadi iselama ikebakaran idiakhiri ioleh iatom ibromo.
Salah isatu ikelemahan ipemadam iini iadalah ibahwa iBCF
idapat irusak ijika ilogam iterbakar, imenghasilkan ihydrogen
ihalide iyang iberacun idan ikorosif. iJika idigunakan idi iruang
itertutup, idiperlukan iventilasi iyang icukup.
iCIRI-CIRI iUTAMA: iBEBERAPA iMEREK iMEMILIKI
iHEADER iBERWARNA iHIJAU iPENUH iDENGAN iTULISAN
iBALON; iMEREK iLAIN iMEMILIKI iHEADER iBERWARNA
iMERAH iDENGAN iTULISAN iBALON iBERWARNA iHIJAU.
d.Powder iextinguishers
Gambar i2.4 iPowder iextinguishers
8
Mengandung iserbuk ikering, iseperti iserbuk isilica idan
isodium ibikarbonat, ipemadam iini. iGas ikarbon idioksida iyang
iberasal idari icatridge imembantu imemompa iserbuk ikeluar idari
itabung. iKarbon idioksida imenyingkirkan ioksigen, iyang
imerupakan ibagian idari ikebakaran, idan iserbuk iini iakan
imenutupi ibahan iyang iterbakar. imemungkinkan ipemadaman
iapi. iPowder iadalah icampuran ifosfat imono-amonium idan
iammonium isulphate iyang iberfungsi iuntuk imenghentikan
ireaksi ikimia iyang iterjadi idi izona ikebakaran. iPartikel iyang
isangat ikering isuntuk imembentuk ipenghalang iyang imencegah
ioksigen imasuk ikarena ititik ileburnya iyang irendah.Dengan
iserbuk ipartikelnya, iini iadalah imedia ipemadam iapi
iserbaguna, iaman, idan iluas ipemakaiannya iyang idapat
imenahan iradiasi ipanas. iBahan ikimia ikering idalam ibubuk iini
itidak iberacun i(tidak iberacun) idan itidak imenghantarkan ilistrik
i(tidak ikonduktif). iBahan iini itidak imembahayakan ihewan iatau
imanusia.
Sangat itidak idisarankan iuntuk idigunakan idi idaerah idi
imana iada iperalatan iproduksi iatau iinstrumen iproduksi iyang
isangat iberharga ikarena iserbuk ipemadam idapat imerusak
ibagian-bagian iperalatan itersebut.
CIRI-CIRI iUTAMA: iTABUNG iFULL iBERWARNA iBIRU
iPADA iSEBAGIAN iMERK, iSEMENTARA iTABUNG
iBERWARNA iMERAH iDAN iTERDAPAT iTULISAN iPOWDER
iBERWARNA iBIRU.
9
e.Foam iextinguishers
Gambar i2.5 iFoam iextinguishers
10
kemampuan awak kapal dalam menggunakan peralatan
pemadam kebakaran. Oleh karena itu IMO Model Course 2.03
menjelaskan tentang peraturan Pelatihan Pemadam Kebakaran,
Area Bahaya Kebakaran, dan memahami jenis-jenis bahaya
kebakaran.
Tujuan Pelatihan Pemadam Kebakaran :
a. Meningkatkan pemahaman awak kapal dalam menggunakan
peralatan pemadam kebakaran.
b. Memaksimalkan kemampuan awak kapal saat memadamkan
api diatas kapal bila mana dalam keadaaan bahaya kebakaran.
11
Mode pendeteksi :
1) Detektor asap
2) Alat penentu tinggi rendahnya temperatur
3) Patroli kapal yang dilakukan oleh awak kapal
Mode pemadaman :
1) Sistem tetap (air) misalnya : busa dan karbondioksida
2) Portable,misalnya : air. Foam atau busa, karbondioksida
dan bubuk
3) Sistem mobile, misalnya: busa, karbondioksida dan bubuk
b. Kebakaran di ruang akomodasi Penyebab kebakaran :
1) Bahan-bahan yang mudah terbakar
2) Membuang batang rokok ke sembarang tempat.
3) Peletakan tekstil yang berdekatan dengan benda panas
seperti radiator dari lampu.
4) Sistem listrik yang rusak maupun kelebihan tekanan listrik.
Metode ipenahanan i:
1) Pintu ipenahan ikebakaran.
2) Bahan itahan iapi iyang idiletakkan idisetiap ikontruksi
ikapal
3) Sistem isprinkel iyaitu iinstalasi ipemadam ikebakaran
iyang iterpasang isecara ipermanen idi idalam ikapal iyang
iberfungsi iuntuk imemadamkan ikebakran isecara
iotomatis idengan imenyemburkan iair idilokasi ikebakaran
Metode pendeteksi :
1) Detektor asap.
2) Patroli kapal yang dilakukan oleh awak kapal.
Peralatan pemadam :
1) Sistem tempat, misalnya hydrant.
2) Portable,misalnya air, bubuk dan CO2.
c.Kebakaran diruang radio Penyebab kebakaran :
1) Kelebihan tegangan arus listrik.
12
2) Isolasi yang sudsh cacat atau rusak.
3) Kurangnya ventilasi udara untuk mengurangi asap rokok
dalam ruangan.
Metode penahan : pintu penahan kebakaran.
Metode pendeteksi : pengamatan.
Peralatan pemadam : portable, misalnya bubuk dan CO2.
d. Kebakaran diruang dapur kapal Penyebab kebakaran :
1) Overheating cairan yang mudah terbakar.
2) Overheating alat – alat penggorengan yang ada di dapur.
3) sambungan listrik yang rusak.
4) cerobong asap berminyak.
13
Gambar 2.7 cara penggunaan Portable Fire Extinguisher
14
iberdiri imembelakangi iangin idaripada iberdiri
iberlawanan idengan iangin.
5. Klasifikasi dan Jenis Bahan Pemadam Kebakaran
a. Klasifikasi kebakaran
Alat pemadam api portabel dibedakan berdasarkan media
pemadam atau extinguishing agent. Dalam hal ini, dua acuan
standar digunakan. Berdasarkan extinguishing agent, standar
BS EN 3 membagi extinguisher portabel ke dalam enam
kategori.
Kebakaran dalam
1) Kelas A terdiri dari bahan padat yang mudah terbakar, seperti
kayu, kertas, dll.;
2) Kelas B terdiri dari cairan yang mudah terbakar, seperti bensin
, surya, dll.;
3) Kelas C terdiri dari gas yang mudah terbakar, seperti LPG, dll.
4) Kelas D terdiri dari material logam;
5) Kelas E terdiri dari perangkat listrik; dan
6) Kelas F terdiri dari minyak masak dan lemak.
b. Klasifikasi Alat Pemadam Api Portable Berdasarkan Berat
Volume
Berdasarkan beratnya, Alat Pemadam Api Portable
terbagi menjadi dua jenis. Pertama, alat pemadam api portable,
juga disebut APAR atau Alat Pemadam Api Ringan, memiliki
berat leher antara 0,5 dan 14 kilogram (1 s/d30 pound), dan
disebut APAB atau Alat Pemadam Api Berat. Sebagian besar
model memiliki roda.
c. Jenis Bahan Alat Pemadam Api dan Kelas Kebakarannya
a. Kebakaran kelas A menggunakan air sebagai pemadam,
dengan CO2 dan bahan pemadam kimia lainnya digunakan
secara terbatas; kebakaran
15
b. kelas B menggunakan busa, atau foam, sebagai pemadam,
dan pemadam kimia sebagai pelengkap; dan kebakaran
c. kelas C menggunakan CO2 sebagai pemadam, tetapi busa
tidak boleh digunakan sebagai pemadam.Kebakaran.
d. kelas D, jenis bahan peledak yang khusus atau logam.
16
d. Untuk api kelas D, logam combustible ditunjukkan dengan
tanda lima bintang berwarna kuning dasar dan huruf "D" di
tengahnya.
17
Gambar 2.10 Prosedur memadamkan api dengan APAR
18
12. Problem yang umum terjadi pada alat pemadam api ringan:
a. Kerusakan atau kerusakan pada komponen alat pemadam api
b. Pengurangan tekanan pada gauge tekanan atau meter tekanan
c. Pengurangan bobot
d. Kebocoran pada cylinder atau valve
e. Kerusakan overpressure pada gauge tekanan atau meter
tekanan
f. Korosi pada cylinder
13. Tata Cara Perawatan Portable Fire Extinguisher sesuai standart
a. Saran dan prosedur perawatan APAR setiap bulan:
1. Pertama, bersihkan body tabung dari debu dan karat. Ini
dilakukan dengan menggosok tabung dengan lap basah,
kemudian gunakan pembersih karat, dan kemudian gosok
ulang dengan lap kering.
2. Jika itabung iberbentuk icartridge, ipastikan iuntuk
imembuka ibagian ileher itabung ialat ipemadam iapi idan
imemeriksa iapakah isegel imasih iutuh. iKemudian ipasang
ikembali ike iposisi isemula.
3. Pastikan itabung ialat ipemadam iapi iringan itidak iterkena
ipanas idan ihujan. iUntuk imenjaga ikualitas itabung iagar
itahan ilama, iberikan ipelindung iatau ipenutup ipadanya.
4. Pastikan igas ipendorong idi idalam itabung imasih idalam
ikeadaan ibertekanan idengan imemeriksa ijarum ipressure
igauge idi iposisi i15 is/d i20 ibar. iJika iposisi itabung
idigantung imenggunakan ibracket iatau ipengait, ipastikan
ibracket ikuat idan itepat idi iatas idinding.
5. Untuk imenghindari izat ipemadam idi idalam itabung,
iterutama ialat ipemadam iapi ibahan ikimia ikering, iAnda
ibisa imembolak-balikan itabung itiga isampai ilima ikali
idengan ihati-hati.
19
6. Lakukan ipelumasan irutin ipada iroda itabung ijika ialat
ipemadam iapi iyang iAnda imiliki iadalah itabung imodel
iWheeled iTrolley iatau itabung ipemadam iberoda.
7. Pastikan ijari-jari, ivelg, idan iposisi iroda idalam ikeadaan
ibaik. iJika itabung iakan idigunakan iatau idipindahkan idari
iposisinya isebelumnya, ipatah ijari-jari idan ivelg.
20
C. Penanggulangan Kebakaran
Sumbernya adalah buku Prosedur Darurat dan Sar ANT III dari
Politeknik Ilmu Pelayaran. Menurut Makmur Syam, Mpd, beberapa
hal yang harus diperhatikan saat menangani kebakaran adalah:
1. Pengaruh Angin
Tidak dibenarkan untuk memadamkan api melawan angin
karena kekuatan angin dan arah berhembusnya menentukan
arah dan jalurnya.
2. Warna asap kebakaran
Benda yang terbakar kadang-kadang tidak terlihat karena
terhalang oleh asap, tetapi Anda dapat mengetahui jenisnya
dengan melihat warna asap.
3. Tempat kebakaran.
Pemadaman harus mempertimbangkan lokasinya. Bahaya
yang mungkin terjadi Kebakaran harus dipadamkan jika terjadi
di kamar mesin atau di tempat lain agar kerugian tidak
bertambah.
4. Bahaya yang mungkin terjadi
Setiap upaya dalam pemadaman kebakaran harus
mempertimbangkan keselamatan, baik petugas maupun
korban, terutama anak-anak, wanita, dan orang berusia lanjut..
21
i. Membunyikan sirine bahaya kebakaran, yang terdiri
dari satu sirine panjang dan satu sirine pendek,
secara terus menerus.
ii. Pemadam kebakaran yang terkait siap dan
mengidentifikasi lokasi kebakaran.
iii. Menutup ventilasi, pintu kebakaran otomatis, dan
pintu kedap air.
iv. Lampu di deck menyala.
v. Nakhoda diinformasikan.
vi. Informasi diberikan kepada kamar mesin.
vii. Posisi kapal tersedia di ruang radio, dan jika ada
perubahan, informasi akan dikirim.
22
idipadamkan idengan icepat idan imengurangi ikorban idan
ikerugian. iUsaha ipemadaman imembutuhkan iteknik iyang
itepat iuntuk imencapai itujuan itersebut..
23
Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan dan setiap saat selama
pelayaran, semua alat pemadam kebakaran dan perlengkapannya
harus dipastikan bekerja dengan baik dan siap untuk digunakan
dengan cepat.
1. Alat Pemadam Kebakaran Portable
Alat Media ipemadam isetiap ikapal iyang iberlayar
iharus imemiliki ialat ipemadam ikebakaran iyang isesuai
idengan iperaturan ipelayaran. iSebelum ikapal
imeninggalkan ipelabuhan idan isetiap isaat iselama
ipelayaran, isemua ialat ipemadam ikebakaran idan
iperlengkapannya iharus idipastikan ibekerja idengan ibaik
idan isiap iuntuk idigunakan idengan icepat.
Sumber : MT.EXPLORINDO 1
24
dan tidak kurang dai 9 liter (2 gallon). Kapasitas
tersebut berlaku untuk jenis botol-botol yang setara.
b) Administrator yang menentukan botol-botol yang di
samakan dengan botol-botol yang disyaratkan.
2) Pengisian cadangan harus disiapkan sesuai dengan
keharusan yang disebutkan oleh administrator.
3) Bagi yang terisi bahan yang menurut pendapat
administrator baik oleh sebabnya sendiri atau oleh
keadaan diduga dalam pemakaian mengeluarkan gas-
gas yang bercun dalam jumlah yang membahayakan
manusia tidak diijinkan.
4) Botol pemadam kebakaran jenis busa yang terdiri dari
tipe induk tor dari nozzle udara yang dapat di hubungkan
ke seluruh induk dengan selang pemadam kebakaran
bersama-sama dengan sebuah tangki portable yang
berisi tidak kurang dari 20 liter (4,5 gallon) cairan
pembuat busa dan tangki cadangan, nozzle harus dapat
menghasilkan dengan baik busa yang cukup untuk
memadamkan suatu kebakaran minyak dan
menghasilkan paling sedikit 1,5 meter kubik per menit (53
cuft/menit).
Contoh alat pamadam kebakaran Portable (jinjing)
1) Type alat pemadam kebakaran air tawar
Alat pemadam kebakaran soda acid termasuk
kategori alat pemadam kebakaran air tawar.
2) Type alat pemadam kebakaran busa
Untuk kebakaran pada cairan yang mudah
menyala, misalnya bensin,spritus dsb tepat
digunakan alat pemadam ini yang merupakan
lapisan liat untuk menutup permukaan cairan
dengan udara dari api., busa ini terjadi karena
25
larutan sodium Bicarbonate (soda bicarbonat)
bereaksi dengan sulfat dan tambahan bahan
taponine yang membuatnya liat.
3) Type alat pemadam kebakaran bubuk kimia kering
Bubuk kimia kering ini terjadi dari phosphoric acid
bihidrogenate amonium (NH4H2PO4),berbentuk
butir-butir halus yang ukuranya kurang dari 100
mesh. Setiap butir menurut prosedur kimia untuk
campuran dengan udara lembab.
2. Instalasi Pemadam Kebakaran Tetap
Dengan majunya teknologi, semakin banyak macam peralatan
pemadamkebakaran yang di tempatkan secara
permanen.beberapa persyaratan dan contoh dari SOLAS 1974.
Persyaratan :
Kapal yang mempunyai isi kotor lebih kecil dari apa yang
disebutkan dalam persyaratan ini perincian bagian dalam
ketentuan ini harus di penuhi sesuai dengan ketentuan
administrator.
Macam-macam ialat ipemadam ikebakaran iyang
iterdapat idi iatas ikapal iantara ilain i:
1. Alat-Alat iPemadam iKebakaran iTetap
a. Instalasi ipompa ipemadam ikebakaran
b. Instalasi isplingkler
c. Instalasi iCO2
d. Instalasi ibusa ipemadam
e. Instalasi iuap
2. Alat-Alat iPemadam iKebakaran iYang iDapat iDibawa
i(Jinjing)
a. Botol iapi isoda iacid
b. Botol iapi ifoam
c. Botol iapi igas iasam
26
d. Botol iapi ipowder
e. Botol iapi itetra
3. Alat-Alat iPemadam iYang iSering iDi iPakai iPada iSaat
iDrill iKebakaran
a. Foam i(pemadam ijenis ibusa)
b. Hydrant i(pemadam ijenis iAir)
27
i i i i i i i Termasuk: i
a. Baju iyang imenutup iseluruh itubuh; i
b. Pelindung ikepala iyang imencakup ibahu idan ibagian idepan
idada iatas, iyang idilengkapi idengan ikacamata itransparan
iyang itahan iterhadap ipanas; ic. iSarung itangan itebal; idan i
c. Sepatu iboat ikhusus.
28
mengatasi berbagai tingkat resiko kebakaran sangat efektif dan akurat
(85–95%) :
1. Jenis-Jenis Pemadam Api Tetap:
a. Fire main system
b. Carbon diokside dan foam systems
c. Halon dan serbuk system
d. Instalasi spinkler dan tekanan dari pemancar air
e. Pompa kebakaran darurat
f. Dry Chemical system
g. Inert gas system
29
bagian keempat yaitu tabung-tabung utama CO2 adalah
tabung-tabung yang barisi bahan CO2 cair dan
bertekanan,merupakan bagian pokok yang berfungsi
untuk memadamkan kebakaran.
3) Sistim iInhibitor i: iHalon iDan iTepung i/ iBubuk
a) Jenis-jenis idari isystem iinhibitor:
(1) Automatic isprinkler isystem i(wet ipipa)
(2) Manual ispirinkler isystem i(dry ipipe itype)
b) Syarat-syarat iyang iharus idipenuhi:
(1) Setiap ibagian iyang iada isprinkler idilengkapi
idengan ivisual idan iaudible.
(2) Untuk iruang iakomodasi i itemp.68°C-78°C.
(3) Ukuran iair isupaya idijaga itetap i5 iliter/m i1
imenit.
(4) Tanki ibertakanan iminimal imempunyai ivolume
iuntuk i2 ikali ipemakaian.
(5) Sprinkler iharus idapat idihubungkan idengan ifire
imain isystem idengan idilengkapi inon ireturn
ivalve.
4) Water ispray isystem.
Syarat iyang iharus idipenuhi
a) Pipa ispray iharus idisetujui ioleh ikantor.
b) Setiap iruangan iyang idilindungi iharus idapat
imenerima itekanan iair isetidaknya i5 iI/m2 isetiap
imenit. i
c) Sistem iharus idipelihara idalam ikeadaan itertentu
isehingga ipompa idapat ibekerja isecara iotomatis
iberdasarkan itekanan. i
d) Pompa iharus idapat imemberikan itekanan itertentu
ipada isetiap ibagian iyang idilindungi. I
30
e) iNozzle ipipa-pipa idan ipompa iharus idiperbarui
iuntuk imencegah ikarat.
Kebakaran
berjaga
menghidupkan
CO2
lainnya pemadam
31
darurat
IV pemadam perlengkapan
nozzle
pemadam
kapal nozzle
32
mudi II A/B semua pintu
lubang-lubang
kapal
Assist
10. Juru
11. Kelasi
12. Koki
33
TABEL 2.2. Kapasitas Pancaran Air
Tekanan Diameter Berkurangnya Jumlah Jarak
Pompa selang Tek.tiap 100 Air/jam pancaran
m
2,5 Atm 20/7 mm 1 Atm 3 m³ H : 18 m
V : 15 m
3,5 Atm 40/14 mm 1,5 Atm 15 m³ H : 25 m
V : 20 m
6 Atm 65/18 mm 0,6 Atm 30 m³ H : 40 m
V : 30 m
8 Atm 100/25 mm 0,3 Atm 60 m³ H : 50 m
V : 40 m
Sumber: MT.EXPLORINDO 1
34
2. iKelas iyang idapat idipadamkan; idan i
3. iAPAR.
Tujuan i i : Memadamkan ikebakaran ikecil.
Definisi i.: iAlat ipemadam ikebakaran iyang idapat idibawa
dan idigunakan ioleh isatu iorang idan iberdiri
sendiri.
Berat i i i : iAntara i1 i ilbs- i35 i(1/2 ikg-16kg).
Prinsip/ iCara iPenggunaan
Semua ipemadam idengan imemakai ialat ipemadam iapi
iringan iselalu idimulai idan idilakukan idari iatas iangin.
a. Dry iChemical i:
1) Disemburkan imulai idari itepi iapi iterdekat, idengan
ijarak i± i6-7m.
2) Dikibaskan ikekiri idan ikekanan.
b. Air ibertekanan i:
i i i Disemprotkan ike isumber iapi i(bahan iterbakar).
c. Busa i(Foam) i:
1) Semprotkan ike idinding ibagian idalam idari itempat
ikebakaran ijarak i±3-4 iM.
2) Penutupan ipermukaan iyang iterbakar idengan ibusa
ike ipermukaan icairan iyang iterbakar iatau ibusa
iyang isedang imenutup ipermukaan iyang iterbakar.
d. Cairan iyang imudah imenguap i:
Semprotkan ike isumber iapi idengan idiratakan
idiseluruh ipermukaan iyang iterbakar.
e. Gas iCO2 i:
Disemprotkan ike isumber iapi idengan imenggerakan
icorong ikeseluruh ibahan iyang iterbakar.
35
TABEL 2.3. Jangka Waktu Pemeriksaan, Pengisian Kembali
dan Percobaan tekanan
Jenis alat Jarak Jarak waktu
pemadam Pemeriksaan waktupengisian percobaan
kembali (Th.) tekan (Th.)
Air
Asam soda A 2*) 6
Tabung gas A&B 4 6
Gas yang A 5 5
dipadatkan
Busa
Kimia A 1 6
Tabung gas
Cairan busa A&B 2 5
yang dicampur
terlebih dahulu
Tabung cairan A&B 5 5
busa yang dilak
Tepung kering/
Dry Chemical
Tabung gas A&B 5 5
Gas yang A 5 5
dipadatkan
Carbon Dioxida Sesuai
CO2 A dengan
persyaratan
Halogeneated
Hydrocarbon
Tabung gas A&B 3 5
36
Gas yang di A 5 5
padatkan
Sumber: MT.EXPLORINDO 1
Keterangan :
A = pemeriksaan 6 bulan sekali dengan persyaratan.
B = pemeriksaan 12 bulan sekali sesuia dengan persyaratan.
1*) = pada saat pemadam api ringan dan jenis botol yang dipecahkan
tidak perlu selalu mengganti asamnya dengan syarat bahwa
derajat keasaman isi botol masih memenuhi syarat, namun
botol tersebut harus di cek terhadap adanya retak-retak.
37
penumpang dengan dimensi yang sama ketika digunakan
dalam lambung kapal memompa, asalkan dalam kapal
kargo tidak membutuhkan kapasitas pompa api total yang
diperlukan melebihi 180𝑚3 /h
2. Pengaturan Pompa Kebakaran Dan Sumber Listrik
a. Kapal harus dilengkapi dengan pompa kebakaran yang
digerakkan secara independen sebagai berikut:
1) Kapal penumpang 4000 gt ke atas (setidaknya 3)
2) Kapal penumpang kurang dari 4000 gt dan kapal
kargo1000 gt ke atas (setidaknya 2)
3) Kapal penumpang kurang dari 1000 gt (untuk
kepuasan administrasi)
b. Pengaturan hubungan laut, pompa kebakaran dan sumber
dayanya harus sedemikian rupa untuk memastikan bahwa:
1) Pada kapan penumpang 1000 gt ke atas, Jika terjadi
kebakaran di salah satu kompartemen, semua
pompa kebakaran tidak akan bekerja.
2) Pada kapal kargo berukuran lebih dari 2000 gt, jika
ada api di area mana pun yang dapat menyebabkan
semua pompa tidak berfungsi, harus ada pompa
darurat yang digerakkan secara independen yang
dapat menyediakan dua jet air untuk kepuasan
manajemen.
3. Diameter, Dan Tekanan, Sumber Listrik
a. Dengan dua pompa secara bersamaan mengirimkanmelalui
nozel yang ditentukan, jumlah air melalui hidran yang
berdekatan, tekanan minimum berikut harus dipertahankan
pada semua hidran:
b. Kapal penumpang:\
4000 gt ke atas ( 0,31 𝑁/𝑚𝑚2 )
1000 ke atas tapi dibawa 6000 gt ( 0.27 𝑁/𝑚𝑚2 )
38
Di bawa 1000 gt (untuk kepuasan administrasi
c. Kapal kargo:
6000 gt ke atas (0,27 𝑁/𝑚𝑚2 )
1000 gt ke atas, tapi di bawa 6000 gt (0.25 𝑁/𝑚𝑚2 )
Di bawa 100 gt (untuk kepuasan administrasi)
4. Selang Kebakaran
Selang kebakaran harus dari bahan yang tidak mudah
busuk yang disetujui oleh administrasi dan harus cukup panjang
untuk memproyeksikan semburan air ke salah satu ruang di
mana mungkin diperlukan untuk digunakan. selang api dari
meterial yang tidak tahan lama harus disediakan di kapal.
39
L. Kerangka Pikir
Kurangnya keterampilan
Kurangnya prosedur tentang
awak kapal untuk melakukan
penggunaan dan perawatan
pelatihan penggunaan alat
alat pemadam
Kurangnya prosedur dan spare part (Suku Cadang) bagi awak kapal
dalam penggunaan dan perawatan portable fire extinguisher diatas
kapal
40
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyatukan
ide-ide utama dalam kerangka berpikir yang disusun menurut
skema alur pembahasan yang tersedia di bawah ini. Suatu gambar
memberikan gambaran ringkas tentang alur logika yang mendasari
penelitian. Pertanyaan penelitian membentuk kerangka pemikiran.
M. Hipotesis
41
BAB iIII
METODOLOGI iPENELITIAN
42
C. iRANCANGAN iPENELITIAN
Dengan imenggunakan irancangan ipenelitian isaat imenulis
iskripsi, ipenulis idapat ilebih imudah imelakukan ihal-hal iyang
iberkaitan idengan ipenelitian. iPenelitian iini idirancang idengan icara
iberikut: i
1. iPenulis imengumpulkan idata idari ihasil iobservasi iyang
iberkaitan idengan imasalah ipenelitian; i
2. iPenulis imembuat ikesimpulan idan ikesimpulan. i
3. iPenulis imembuat isaran itentang imasalah itersebut.
2. iSampel iPenelitian
Sampel ipeneltian iyang idiambil iuntuk idijadikan isebagai
iresponden iuntuk idiajukan ipertanyaan iyaitu isebanyak itiga
iorang. iPara iresponden itersebut itentunya iawak ikapal iyang
ibekerja idi ikapal IMT.Explorindo I1
43
E. iTEKNIK iPENGUMPULAN iDATA i
Peneliti idapat imenggunakan imetode iseperti iwawancara,
iobservasi, idan ikepustakaan iuntuk imendapatkan iinformasi iyang
irelevan, iakurat, idan inyata. iMetode iini idikenal isebagai iteknik
ipengumpulan idata. iSetiap idata imemiliki ikelebihan idan ikekurangan
itertentu. iKarena iitu, ipengumpulan idata ilebih idari isatu ilebih ibaik
ikarena imereka idapat isaling imelengkapi iuntuk imenyempurnakan
iskripsi. iPenulis imenggunakan iberbagai iteknik ipengumpulan idata
idalam ipenelitian iini, itermasuk
1. iMetode iWawancara
Metode ipengumpulan idata iyang idikenal isebagai
iwawancara imemungkinkan iAnda imendapatkan iinformasi
ilangsung idari ipopulasi iyang ilebih ibesar. iProses itanya ijawab
isecara ilisan iyang idilakukan iseseorang idengan iorang ilain
iuntuk ibertukar iinformasi idikenal isebagai iwawancara. iSebagai
imetode ipengumpulan idata, iwawancara imemungkinkan
ipenelitian idan itujuan ipenelitian iberbicara isatu isama ilain
isecara ilangsung. iAlat ipenelitian iyang idigunakan idalam
imetode iwawancara iadalah ichecklist.
2. Metode iObservasi
Pengamatan isecara ilangsung ike iobjek ipenelitian iuntuk
imelihat idari idekat ikegiatan iyang idilakukan idikenal isebagai
iobervasi. iObjektif ipenelitian iadalah itindakan idan iperilaku
imanusia, ifenomena ialam i(kejadian ialam), iproses ikerja, idan
ipenggunaan iresponden ikecil. iSelama ipraktek ilaut idi iatas
ikapal iMT.EXPLORINDO i1, iteknik iobservasi idigunakan iuntuk
imengumpulkan idata isecara ilangsung itentang iperawatan idan
ipenggunaan ialat ipemadam ikebakaran iserta ihal-hal ilain iyang
iberkaitan idengan ialat ipemadam ikebakaran. iDengan idemikian,
ialat ipenelitian imetode iobservasi iadalah ichecklist.
44
3. Studi iDokumentasi
Metode idokumentasi imengumpulkan idata imelalui
idokumen itertulis, iseperti iarsip. iMetode idokumentasi ijuga
imencakup ibuku-buku itentang iteori, ipendapat, idalil, ihukum,
idan ilain-lain iyang irelevan idengan imasalah ipenelitian. iAlat
ipenelitian iyang idigunakan idalam iteknik idokumentasi iini
iadalah ichecklist.
45
idrawing/verifikasi ikesimpulan iadalah ibagian idari ipengolahan idan
ianalisis idata. iProses iini idapat idijelaskan isebagai iberikut:
1. Data icollecting
Instrumen ipengumpulan idata iadalah ialat iyang idipilih idan
idigunakan ioleh ipeneliti iuntuk imengumpulkan idata isecara
isistematis idan imudah. iInstumen idapat idibentuk idalam ibentuk
ibenda iseperti iskala, iangket, ialat ites, ipedoman iobservasi, idan
ipedoman iwawancara.
Instrument ipenelitian idan ibagaimana imereka idiposisikan
idalam ikeseluruhan ikegiatan ipenelitian isangat ipenting. iAlat iini
iakan imengumpulkan idata, iyang imerupakan isumber ipenting
iuntuk imenyelesaikan imasalah idan imenemukan icara iuntuk
imencapai itujuan. iData idikumpulkan iuntuk imendapatkan
iinformasi iyang idiperlukan iuntuk imencapai itujuan ipenelitian.
2. Data iReduction
Untuk imendapatkan idata iyang idibutuhkan, ipemilahan
idan ipenyusunan isistematis idiperlukan ikarena itemuan ilapangan
idapat isangat iberagam idan iheterogen. iOleh ikarena iitu, ireduksi
idata idapat ididefinisikan isebagai iproses imerangkum idan
imemilih ihal-hal iutama iserta imemfokuskan idiri ipada idata iyang
irelevan idengan imasalah iyang idikaji.
3. Data iDisplay
Setelah idata idireduksi, ilangkah iselanjutnya iadalah
imenampilkan iatau imenampilkan idata. iHal iini idilakukan iuntuk
imemastikan ibahwa ihasil idapat idigambarkan isecara imenyeluruh
idan imenyeluruh, idengan ikomponen iutamanya iterlihat ijelas
iuntuk imemudahkan ipemaknaan. iSugiyono i(2010) imenyatakan
ibahwa idalam ipenelitian ikualitatif, ipenyajian idata idapat
idilakukan imelalui iuraian isingkat, ibagan, idiagram iflowchart,
ihubungan iantar ikategori, idan imetode ilainnya.
46
4. Conclusion iand iVerification
Penarikan ikesimpulan i(konklusi) idan iverifikasi iadalah
itahap iberikutnya idalam ianalisis idata. iPeneliti idapat imembuat
ikesimpulan isetelah imengurangi idan imenampilkan idata
ipenelitian. iDalam ipenelitian ikualitatif, ikesimpulan iyang idibuat
imasih ibersifat isementara ikarena idata iyang imenunjukkan
itemuan iharus idiverifikasi idan idicek idengan iberbagai imetode.
iTujuan idari iverifikasi iadalah iuntuk imembuat itemuan ilebih
ijelas, isehingga ikesimpulan iyang idihasilkan idapat imewakili
ikeadaan isebenarnya.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Selama penulis melaksanakan praktek di kapal MT.Explorindo 1
beberapa kali menemukan alat pemadam yang tidak berfungsi
dengan baik atau kurang layak , misalnya pipa hydrant yang sudah
bocor serta tuas untuk menutup ataupun membuka kran pada valve
connector ke hose sudah patah. Keadaan inilah yang mengakibatkan
kurang efektifnya alat pemadam kebakaran ketika hendak digunakan.
Kerusakan pada alat pemadam tersebut tidak lain karena kurang
diadakan pengecekan dan perawatan pada peralatan tersebut
sehingga kurang layaknya digunakan.
2. Dalam hal sparepart juga demikian, sehingga tidak diketahui bahwa
sparepart sudah habis, ini menyebabkan penggantian atau
pemeliharaan sering dating terlambat. Ditinjau dari fakta-fakta yang
telah disebutkan diatas dengan sendirinya akan sangat merugikan
semua pihak yang terkait. Terutama buat awak kapal sendiri yang
akan menerima akibatnya bila terjadi kebakaran diatas kapal. Kapal
adalah tempat kerja, jadi perlu Ada cukup jaminan keselamatan
kerja. Memenuhi persyaratan peralatan pemadam kebakaran adalah
salah satu jaminan. Peralatan ini memungkinkan para awak kapal
bekerja dengan lebih santai dan membantu kapal berjalan sesuai
harapan perusahaan pelayaran. Fakta-fakta di atas menunjukkan
betapa pentingnya perawatan perawalatan keselamatan, khususnya
alat pemadam kebakaran, agar berfungsi dengan baik saat
digunakan. Mereka juga menunjukkan betapa pentingnya perwira
dan seluruh awak kapal mengetahui pentingnya alat pemadam
kebakaran untuk keselamatan.
48
B. Temuan Penelitian
Keberadaan peralatan keselamatan, terutama alat pemadam
kebakaran, di atas kapal sangat penting. Diharapkan bahwa alat
pemadam kebakaran tersebut diberi perawatan atau pemeliharaan
sesuai dengan prosedur yang beriaku. Namun, jika para mualim tidak
memahami dan tidak bertanggung jawab atas peralatan tersebut, maka
peralatan tersebut tidak dapat dijamin dapat digunakan dengan baik
ketika kapal mengalami bahaya kebakaran. Selain itu, peralatan
tersebut sudah memenuhi persyaratan dalam kasus pemeriksaan oleh
pejabat yang berwenang. Ini dilakukan untuk menghindari masalah
baru yang dapat mengganggu operasi kapal..
1. Dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan maka
didapat analisa-analisa sebagai berikut:
2. Singkatnya waktu pelayaran dan banyaknya pekerjaan yang
ada menyebabkan para mualim malas untuk melaksanakan
pengecekan dan perawatan alat-alat pemadam kebakaran.
3. Awak kapal selalu mengerjakan tugas-tugas ekstra yaitu
membersihkan palka setelah bongkar dan hal ini
membutuhkan waktu serta tenaga yang besar, sehingga
jarang diadakan latihan-latihan pemadaman kebakaran seperti
yang telah diwajibkan oleh peraturan mengenai keselamatan.
4. Koordinasi antara nakhoda dengan perusahaan dalam
mendiskusikan tentang spare part alat-alat pemadam
kebakaran jarang dilakukan, masing-masing disibukkan
dengan pekerjaannya.
5. Lama nya spare part yang datang dari perusahaan atas
peralatan peradam kebakaran yang kurang layak.
6. Mengenai kondisi yang sebenarnya dari peralatan tersebut,
yang biasanya hanya menyalin dari laporan-laporan yang
telah ada sebelumnya, sehingga keadaan yang sebenarnya
tidak dimengerti dengan benar.
49
I.Mualim III sebagai mualim yang bertanggung jawab atas
peralatan pemadam tersebut kurang berkoordinasi dalam
merawat peralatan tersebut, dan segan bertanya kepada
mualim yang berpengalaman, misalnya mualim II atau
mualim I.
II.suku cadang (sparepart) dari bagian botol pemadam tidak
ada/habis terpakai, yang ada hanya sisa dari sparepart yang
telah rusak. Hal ini akibat dari kurangnya atau tidak adanya
pemeriksaan secara rutin, sehingga peralatan yang ada di
store termasuk sparepart kurang mendapat perhatian.
Kurang perhatian terhadap peralatan pemadam
mengakibatkan kondisi peralatan pemadam kebakaran,
khususnya yang bertipe portable jenis foam/busa adalah
sebagai berikut:
a. botol pemadam kebakaran bila dilihat dari luar
keadaannya bagus, tetapi pada selang pemancar yang
sudah tua dan mengalami kebocoran, busa tidak dapat
ditransmisikan dengan baik..
b. pada sambungan antar botol pemadam dan selang
pemancar terdapat karat yang sudah tebal, sehingga
dapat mergakibatkan putusnya selang pernancar bila
renggang.
c. tutup pengaman pada katup penekan botol sering hilang
atau tidak terpasang, hal yang mengakibatkan adalah
secara tidak sengaja tertekan dan dapat membuat
bocornya seal larutan A yang seharusnya tidak boleh
bercampur dengan larutan B. apabila botol pemadam
tidak sedang digunakan usahakan larutan A tidak bereaksi
dengan larutan B.
d. pada bagian atas botal yang berisi larutan A sering tidak
terpasang karet pengaman, yang berfungsi
50
mencegah.Bercampurnya larutan A dan B, sehingga
reaksi tidak terjadi atau untuk menjaga kekedapan botol
larutan A. pada botol besar yang berisi larutan B dan botol
yang berisi larutan A sering didapatkan endapan dari
serbuk yang dilarutkan. Hal ini dikarenakan kurang
sempurnanya pelarutan serbuk A dan serbuk B yang
dilarutkan. Juga bisa diakibatkan oleh lamanya larutan
tersebut tidak diganti sehinggga pengendapan terjadi, jika
kondisi ini terjadi maka reaksi yang maksimal tidak akan
terjadi.
7. Kurang tegasnya peraturan-peraturan dan instruksi dari
nakhoda mengenai pemeliharaan dari alat pemadam
kebakaran yang berada di atas kapal, yang menghasilkan
perwira yang bertanggung jawab untuk menjaga peralatan
pemadam kebakaran tersebut kurang rutin dalam
menjalankan kewajibannya.
8. Nakhoda kurang memberikan pengarahan dan pengertian
terhadap awak kapal mengenai pentingnya peralatan alat
pemadam kebakaran sehubungan dengan keselamatan
pelayaran. Selain itu para perwira yang akan melaksanakan
pekerjaan di deck kurang memperhatikan unsur-unsur
keselamatan sehubungan dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku diatas kapal tanker. Kebiasaan inilah yang sering
menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan diatas kapal
tanker.
51
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah mempertimbangkan beberapa analisis yang telah
diuraikan, kami akan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
berdasarkan pengalaman untuk memecahkan masalah yang ada.
Sebagai hasil dari diskusi antara pelaut yang lebih berpengalaman
tentang alat pemadam dan cara peradaman di atas kapal, serta dari
berbagai buku yang tersedia yang berkaitan dengan masalah saat ini,
kami menemukan hal-hal berikut:
1. Harus Latihan pemadaman api (fire drill) harus dilakukan secara
teratur di atas kapal. Pada saat latihan, pertu juga
memperhatikan dan meneliti kembali keadaan peralatan
pemadam yang digunakan, terutama yang tidak berfungsi
dengan benar saat digunakan. Setelah latihan selesai, kondisi
peralatan diperiksa kembali.
2. Perwira yang bertanggung jawab atas alat pemadam kebakaran
harus memberikan perhatian yang lebih besar pada
pemeriksaan dan perawatan alat pemadam kebakaran yang ada
diatas kapal.
3. Pihak Perusahaan pelayaran harus segera memberikan suku
cadang karena begitu pentingnya perlalatan tersebut didalam
suatu kondisi seperti saat inspeksi kapal.
Pemahaman mengenai teknik pemadaman juga harus dijelaskan
kepada anak buah kapal (ABK), misalnya: tindakan pemadaman harus
didahului atau bersamaan dengan usaha pertolongan.
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Sikap dan tindakan harus tegas dan disipin
2. Ketenangan dan kekompakan harus dijaga
3. Kecepatan dan efisiensi harus pula diperhatikan
Sebelum melakukan tindakan pemadaman perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Memperhatikan arah angin
52
2. Bahan yang terbakar atau jenisnya
3. Posisi kebakaran
4. Volume bahan yang terbakar
5. Alat pemadam yang tersedia dan yang harus disiapkan
Dengan menerangkan hal-hal seperti disebutkan di atas, anak
buah kapal (ABK) akan lebih memahami dan memperhatikan
keberadaan peralatan pemadam kebakaran dan dapat
menggunakannya dengan benar. Perawatan dan pemahaman tentang
keberadaan peralatan pemadam kebakaran akan sangat membantu
kelancaran kegiatan kapal dan menjamin bahwa awak kapal tetap
tenang saat menjalankan tugasnya.
53
d. pastikan bahwa penyekat atau alat penunjuk masih utuh, hat ini
selalu disarankan suatu tarikan perlahan pada kawat atau
plastik segel untuk meyakinkan bahwa alat tersebut tidak
putus. Bilamana alat tersebut sudah putus, diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut. Lakukan tata cara perawatan alat
pemadam api.
e. Pastikan bahwa alat pengukur tekanan berada dalam batas
normal. Pengukur tekanan dapat berupa angka-angka dengan
satuan psi (pound persquare inch) atau dapat juga dengan
tanda batas "normal". Bilamana jarim tidak menunjukkan batas
normal, alat pemadam api harus diganti atau disi kembali.
f. Catat adanya kerusakan fisik yang terlihat. Ini adalah
pengamatan visual secara cepat untuk meneliti kerusakan fisik,
pecah selang dan sebagainya. Bila ada kerusakan nyata
haruslah diteliti bahwa alat pemadam tersebut dapat
dioperasikan atau berbahaya bila digunakan, peralatan harus
diganti untuk perawatan hingga perbaikan dilaksanakan.
54
ikelengkapan iselang idan imerawatnya iadalah ibagian ipenting idari
itugas ipetugas ipemadam ikebakaran.Tingkat ikesadaran ipersonel idi
isetiap ikapal iberbeda. iNamun idemikian, iperawatan idan ipengujian
iharus idilakukan iuntuk imemastikan ibahwa iselang itersebut
iberfungsi isebagaimana imestinya isaat idiperlukan. iSaat idigunakan,
ikeringkan iterlebih idahulu isebelum idisimpan iuntuk imencegah
ilapuknya iselang.
2. Alat iPenyemprot idan iCabang i(Nozzles iand iBranches)
Peralatan iSelang ikebakaran itidak iboleh idigunakan ikecuali
iuntuk imemadamkan iapi iatau idiuji idengan iperalatan ipemadam
ilainnya. iPenting ibagi ipetugas ipemadam ikebakaran iuntuk
imemastikan ibahwa iselang itetap ilengkap idan idalam ikondisi
ibaik.Tingkat ikesadaran ikaryawan iberbeda-beda idi isetiap ikapal.
iNamun, iperawatan idan ipengujian iharus idilakukan iuntuk
imemastikan ibahwa iselang itersebut iberfungsi idengan ibaik isaat
idiperlukan. iKeringkan isebelum idisimpan iagar iselang itidak ilapuk
isaat idigunakan.
a. Selang
1) Rusak i(patah, iretak iatau iaus)
2) Sambungan irusak iatau ikeropos
3) Ulir irusak i(keropos, iulir imelintang iatau iaus)
4) Pipa ibagian idalam ipath ipada ipenghubung
5) Penghambat ilistrik iantara ikopling i(khusus iselang iCOz).
Tindakan iperbaikan
1) Ganti
2) Ganti
3) Ganti
4) Reparasi iatau idiganti
5) Ganti
b. iHandel iKatup iPengendali
1) Rusak i(bengkok, ikeropos i‚berbelit)
55
2) Hilang
Tindakan iperbaikan
1) Reparasi idan ilumasi iatau idiganti
2) Diganti
c. iPelat iTabung iatau iKatup iSilinder
1) Keropos, irusak iatau itersumbat ituasnya, itombol, ipegas,
itangkai iatau ipengunci isambungan
2) Rusak iulir ibagian isebelah ipengeluaran i(keropos, iulir
imelintang iatau iaus)
Tindakan iPerbaikan
1) Beri/tambah itekanan, iperiksa ikebebasan igerakan idan
ireparasi iatau iganti
2) Beri/tambah itekanan idan idiganti.
d. iTabung igas
1) Tanggal ihydrostatic itest iatau itanggal idari ipabrik itidak
iada
2) Keropos
3) Keadaan icat irusak
4) Memerlukan ireparasi i(pengelasan, isolder, ipatri)
5) Ulirya irusak i(berkarat iatau iaus)
Tindakan iPerbaikan
1) Test iulang ijika idiperlukan
2) Diadakan ihydrotest idan icat iulang iatau idibuang
3) Cat iulang
4) Dibuang iatau itanyakan ipabrik ipembuatnya
5) Dibuang iatau itanyakan ipabrik ipembuatnya
e. iAlat iPengukur iTekanan
1) Bagian iluar irusak iatau ikorosi
2) Alat iPengatur iKorosi, itersumbat, iboor, ipecah iatau isalah
itempat
56
3) Pembungkus/pengaman ilubang ipengatur isalah imembran,
ikawat iseal iputus iatau isalah itempat
4) Setelan ipen ipengunci iyang itidak ipada itempatnya
5) Manometer
a. Tak idapat ibergerak, iterjepit iatau isalah itempat
b. Salah iatau ikerusakan ikristal
c. Tak iterbaca iatau ipiringan irusak
d. Korosi
e. Pembungkus iyang iberlekuk iatau ikristal ilemah
6) iSelang ialat ipengatur itekanan
a) Terpotong, ipecah, iaus iatau iusang ibagian iluarnya
b) Korosi iatau ipecah ikopling
c) Korosi, idrat ibersilangan iatau ikopling idrat isudah iusang
Tindakan iPerbaikan
1. Ganti ialat ipengukur itekanan iatau ibersihkan
2. Lepaskan ialat ipengukur itekanan idari isumber, iganti ialat
ippengukur
3. Periksa ialat ipengatur isesuai ipetunjuk/prosedur itest idari
ipabrik ipembuat
4. Periksa ialat ipengatur isesuai ipetunjuk/prosedur itest idari
ipabrik ipembuat
5. Manometer
a. Lepaskan ialat ipengatur idari isumber, iganti
imanometer
b. Ganti ikristal
c. Ganti imanometer
d. Periksa idengan ikalibrasi, ibersihkan idan icat ikembali,
iganti imanometer.
6) iSelang iAlat iPengatur iTekanan.
a. Test idengan itekanan iair iatau iganti
b. Ganti iselang
57
c. Ganti iselang
f. iBusa
1) Tangal ipengisian ikembali
2) Level ipengisian ipada ilubang iisi idan iplate iluar
3) Kondisi imedia i(periksa iendapan ibusa)
Tindakan iperbaikan
1) Kosongkan, ibersihkan idan iisi ikembali
2) Kosongkan, ibersihkan idan iisi ikembali
3) Kosongkan, ibersihkan idan iisi ikembali
g. iBubuk ikimia ikering
1) Periksa ikebenaran iisi/level
2) Kondisi imedia i(kontaminasi iatau igumpalan-gumpalan)
3) Kondisi-kondisi ilekukan
Tindakan iperbaikan
1) Isi/tambah ikembali
2) Sisihkan iatau iganti
3) Ganti
h. iTabung iBertekanan
1) Yang idapat idisi ikembali
a) Periksa ikebenaran iberat ialat ipenunjuk
b) Periksa imanometer itekanan
c) Kesalahan ialat ipenunjuk iatau ipecah
2) iPenempatan itabung idengan ipenunjuk itekanan
a) Alat ipenembus iseal
b) Tekanan irendah
c) Kesalahan ialat ipenunjuk iatau ipecah
3) iPenempatan itabung itapa ipenunjuk itekanan
a) Alat ipenembus iseal
b) Berat iberkurang
c) Kesalahan ialat ipenunjuk iatau ipecah
Tindakan iPerbaikan ijenis itabung ibertekanan
58
1) Yang idapat idisi ikembali
a) Isi isesuai ikapasitas
b) Nolkan idan itest ikebocoran
c) Test ikebocoran idan iganti ialat ipenunjuk
2) iPenempatan itabung idengan ipenunjuk itekanan
a) Ganti iplat
b) Nolkan, iganti iplat
c) Periksa itekanan, iperiksa iseal iganti ialat ipenunjuk
3) iPenempatan itabung itapa ipenunjuk itekanan
a) Ganti iplat
b) Nolkan, iganti iplat
c) iPeriksa iseal iganti ialat ipenunjuk
59
g. senter ikedap i(approved iflash ilight) iatau ilampu
ikeselamatan i(flame isafety ilamp)
h. kampak ikebakaran i(fire iaxe)
Sepatu idan isarung itangan iharus iterbuat idari ikaret iatau
iyang isejenis itidak isebagai imaterial ipenghambat ilistrik i(Non
iConducting).Sementara itopi iharus idapat imelindungi ipemakai
idari ibenturan.Pakaian ipelindung ijuga iharus idapat imelindungi
ikulit ipemakai idari ipanas iapi idan isemburaan isteam.
Paling isedikit i2 ibuah ifire iman's ioutfits idilengkapi idi ikapal
iyang imelayani iinternational ivoyage. iBagaimanapun ijumlah iini
itidak icukup iuntuk imelindungi isemua ipetugas ipemadam iyang
iterlibat ipemadaman ikebakaran idan ioperasi ipenyelamatan,
ioleh ikarena iitu idirekomendasikan ipemilik ikapal imenambah
ifire iman's ioutfit iatau imenambah ibreathing iapparatus idan
ipakaian ipelindungnya.
2. Baju itahan ipanas i(Proximity iSuit) i
i i Baju itahan ipanas iterdiri idari:
a. baju iyang imenutupi iseluruh itubuh
b. pelindung ikepala isampai ibahu idan ibagian idepan idada
iatas.
Pelindung ikepala idilengkapi ikaca imata itransparan iyang
itahan iterhadap irefleksi ipanas.
c. Sarung itangan itebal
d. Sepatu iboot ikhusus.
Baju iini itahan iterhadap iapi i90% iradiasi ipanas. iBaju iini
idipakai iuntuk imendekati isumber iapi, itetapi itidak ididesain
imelindungi ipemakai iselama ikontak ilangsung idengan iapi.
iSementara ifu ibreathing iapparatus iharus idipakai ijika
imenggunakan ibaju iini, ijika itidak ipanas iyang itinggi iakan
imerusak isaluran ipernafasan ipemakai.Baju itahan ipanas iini
idigunakan idalam ipemadaman icairan iyang imudah imenyala
60
idan ikebakaran iLPG iyang icenderung imengeluarkan ipanas
iyang itinggi.
61
BAB iV
PENUTUP
A. iKesimpulan
Dengan imempertimbangkan imasalah iyang itelah idibahas
ipada ibab isebelumnya, ijelas ibahwa ibanyak ialat ipemadam
ikebakaran idi ikapal iMT.Explorindo i1 itidak ilayak ipakai ikarena
ikurangnya iperawatan idan ikarena isuku icadang iyang iditerima
iditerima iterlalu ilama. iOleh ikarena iitu, ialat ipemadam ikebakaran
iharus idirawat idengan ibaik idan ibenar. iIni itermasuk imemperbarui
ialat ipemadam ikebakaran itetap, iseperti imenambahkan igrease ike
ikran ihydrant, idan imemeriksa iisi idan itanggal ikadaluwarsa ialat
ipemadam ikebakaran iportabel, isehingga ijika idigunakan isesekali,
idapat iberoperasi idengan ibaik idan iselalu isiap. iSelain iitu, ilatihan
ipemadam ikebakaran iharus idilakukan ilebih isering idi iatas ikapal.
iTujuan idari ilatihan iini iadalah iuntuk imeningkatkan ikemampuan
idan ipengetahuan iseluruh ikru ikapal itentang ialat ipemadam
ikebakaran.
B. iSaran
Berdasarkan ikelayakan idan ikepatuhan iyang isesuai, ialat
ipemadam iharus imemenuhi istandar ikeselamatan imaritim iyang
iberlaku, iseperti iStandar iKeselamatan iSOLAS, isalah isatu idari
ibeberapa icara iyang idapat idilakukan iuntuk imengatasi imasalah
iyang imuncul idi iatas ikapal.Kondisi idan iketersediaan ialat
ipemadam iharus idipastikan iuntuk imemastikan ibahwa imereka
idapat iberoperasi idengan ibaik isaat idiperlukan. iUntuk imenjaga ialat
ipemadam idalam ikondisi iterbaik, ianak ibuah ikapal i(ABK) iharus
idilatih idan imemiliki iketerampilan. iAlat ipemadam iharus idirawat
idan idiperiksa isecara iteratur. iPelatihan iharus isesuai idengan
ifungsinya. iPelatihan iini idiberikan imelalui ikelas ikompetensi iyang
iditawarkan ioleh iakademi ipelayaran idan ilembaga iyang iditunjuk
62
ioleh ipemerintah. iSelain iitu, iperusahaan iharus imemperbarui idan
imengganti iperalatan iyang isudah itidak imemenuhi ipersyaratan.
iSesuai idengan iprosedur, imenyebabkan ikapal itidak ilagi ilayak ilaut.
iKemudian ikepada ipihak ikapal iuntuk imengadakan ipertemuan
ikeselamatan, iatau irapat ikeselamatan, isetidaknya isekali isebulan.
Tujuannya iadalah iuntuk imenilai ikekurangan idan ikelebihan
ialat ipemadam ikebakaran, ikhususnya ialat ipemadam ikebakaran idi
iatas ikapal.Yang ikedua, isesuai idengan iaturan iSOLAS, iseluruh ikru
ikapal idiharapkan iuntuk imemperoleh ipengetahuan idan
iketerampilan iyang ilebih ibaik itentang ipentingnya ialat ipemadam
ikebakaran imelalui ilatihan irutin idan iberkala. idan imengurangi
ikelemahan ialat ipemadam ikebakaran iserta, iyang ipaling ipenting,
imenciptakan ihubungan ikerja idan ikomunikasi iyang ibaik idi iantara
iseluruh iawak ikapal. iJika iSemua iawak ikapal iakan imemahami
ipentingnya ialat ikeselamatan, iterutama ialat ipemadam ikebakaran,
idi iatas ikapal ijika imanajemen iperusahaan, iseluruh iawak ikapal,
idan imanajemen iyang iada idi ikapal ibekerja isama idengan ibaik
iuntuk imembentuk itim ikeselamatan iyang ikuat idan iberkualitas
itinggi.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
1. GAMBAR TABUNG PEMADAM DAN BREATHING APPARATUS YANG LAYAK
FOAM 9.0 LITER dan DRY CHEM 6.0 KG ECOSS DRY 6.0 KG
FOAM 45 LITER
B.A VOLUME 8.0
65
2. GAMBAR TABUNG PEMADAM YANG TIDAK LAYAK
FOAM 9.0 LITER DAN DRY CHEM 6.0 FOAM 9.0 LITER dan DRY CHEMICAL
YANG KURANG LAYAK 6.0 KG YANG KOSONG DAN HANYA
DI IIKAT TALI KARET
66
LAMPIRAN 2
LATIHAN PERAGAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Crew dibantu salah satu crew lain Bosun di bantu crew lain
memperagakan cara penggunaan baju memperagakan menggunakan alat
tahan api pemadam
67
RIWAYAT HIDUP PENULIS