Anda di halaman 1dari 90

ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR KECELAKAAN

KERJA DI PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero)


CABANG PELABUHAN TANJUNG PRIOK

SKRIPSI
Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Terapan Maritim (SST.Mar)

Disusun Oleh :
IKHSAN ARYA SAPUTRA
174029

SEKOLAH TINGGI ILMU MARITIM “AMI”


JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : IKHSAN ARYA SAPUTRA

Nim : 174029

Program studi : KPN & K D.IV

Konsentrasi : Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : Analisis Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja di PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok

Jakarta, 05 Juli 2021

Pembimbing Materi Skripsi

Dr.Irnaldi Rahim Wijaya, SH., MH

i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : IKHSAN ARYA SAPUTRA

Nim : 174029

Program Studi : KPN & K D.IV

Kosentrasi : Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : Analisis Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja di PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok

Jakarta, 05 Juli 2021

Pembimbing Penulisan Skripsi

Sugih Gumelar, S.Sos., M.M.

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah diujikan dalam ujian Skripsi, pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Juli 2021

Dinyatakan :

Dengan Nilai :

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

PENGUJI I : Dr. Qomaruddin ST., MT

PENGUJI II : Drs. Wahono Diphayana, Dipl. AgEc, M.Ec

PENGUJI III : Capt. Hyronimus, A. Taneh, M.MTr

Ketua Pelaksana : Sugih Gumelar, S.Sos. MM

iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda dibawah ini saya, Ikhsan Arya Saputra, menyatakan bahwa
skripsi dengan judul “ Analisis Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja di PT.
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok “ adalah benar skripsi ini
hasil tulisan saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi
yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah di tuliskan sumbernya secara jelas
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah, semua sumber data dan
informasi yang digunakan dalam penyusunan ini telah dinyatakan dengan jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya.
Dan saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa
saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain, seolah-olah
hasil pemikiran saya sendiri, berarti ijazah yang telah diberikan oleh perguruan
tinggi batal saya terima.

Jakarta 27 Juli 2021

(Ikhsan Arya Saputra)

iv
ABSTRAK

ANALISIS IMPLEMENTASI KECELAKAAN KERJA DI PT. PELABUHAN

INDONESIA II (Persero) CABANG PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Oleh

Ikhsan Arya Saputra

174029

Penelitian ini dilaksanakan pada Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok yang

bertujuan untuk mengetahui Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja di PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Pendekatan

penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif yang

menggunakan metode observasi lapangan dan wawancara. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat implementasi prosedur yang di hadapi oleh

perusahaan yaitu standar operasional penerapan prosedur Kecelakaan Kerja dan

pemahaman prosedur kecelakaan kerja yang masih kurang sehingga terjadinya

kecelakaan di PT. Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang Tanjung Priok, serta

upaya pencegahan kecelakaan Kerja seperti Safety Briefing dan Monitoring pada

para pekerja yang harus lebih intensif dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II

(Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok.

Kata kunci: Analisis Implementasi , Prosedur Kecelakaan Kerja

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

rahmat-nya, sehingga penulis mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi

dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Analisis Implementasi

Prosedur Kecelakaan Kerja di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang

Tanjung Priok”.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (D.IV) Jurusan/program Studi

Ketatalaksanaan pelayaran Niaga dan kepelabuhanan (STIMar “AMI”) Jakarta.

Banyak kesulitan dan hambatan yang ditemui penulis dalam pembuatan

skripsi ini, namun berkat dukungan dan bantuan dari pihak, akhirnya semua

kesulitan dapat teratasi dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik secara

langsung maupun tidak langsung demi tersusunnya skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Albert Lapian, M.Mar., selaku ketua STIMar “AMI”

2. Bapak Soejono-ATT-I, selaku Wakil Ketua STIMar “AMI” Bidang

Akademik

3. Bapak Sudarto, selaku Wakil Ketua STIMar “AMI” Bidang Kelembagaan,

Administrasi Umum dan Keuangan.

4. Ibu Anggraeni Esti Suyoto, S.S., M.M, selaku Wakil Ketua STIMar “AMI”

Bidang Ketarunaan.

vi
5. Bapak Sugih Gumelar S.Sos., M.M., selaku Ketua Program Studi

Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan Diploma IV sekaligus

pembimbing penulisan.

6. Bapak Afrisianto, MBA, selaku Ketua Program Studi Ketatalaksanaan

Pelayaran Niaga dan Kepelabuhanan Diploma III.

7. Ibu Ike Arriany, S.E., M.Pd selaku Sekretaris Prodi KPN&K STIMar

“AMI”.

8. Bapak Dr.Irnaldi Rahim Wijaya, SH., MH sebagai Dosen pembimbing

materi yang selama ini telah memberikan pengarahan yang sangat berguna

bagi penulis.

9. Seluruh Dosen STIMar “AMI” yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan di STIMar “AMI”.

10. Pimpinan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung

Priok. beserta seluruh staf yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan PKL/Penelitian.

11. Orang tua saya dan saudara saya yang selalu memberi dukungan dan

semangat dalam penyusunan skripsi.

12. Senior saya yang membantu dan menyediakan tempat pelaksanaan Praktek

Darat dan juga perlindungan berupa tempat tinggal selama melaksanakan

Praktek Darat di Jakarta.

13. Kepada semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan dan bantuan baik moral maupun material

hingga terselesaikannya skripsi ini.

vii
14. Kepada seluruh Taruna/Taruni KPN&K A yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang sama-sama berjuang selama 4 tahun ini.

15. Kepada Andy, Fauzi, Vicky, Raihan, Sultan, Dodi, Ridho, Fahmi, Richard,

Timo, fazli, pardi, Devi dan Indra, yang telah menjadi sahabat saya yang

telah memberikan dukungan penulis pada saat mengerjakan penelitian.

Akhir kata penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun,

mengingat skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan kiranya skripsi ini dapat

berguna bagi yang membaca.

Jakarta, 05 Juli 2021

(Ikhsan Arya Saputra)

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI .............................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKIRPSI.................................................... iii

ABSTRAK.......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR........................................................................................ vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................... 5

C. Fokus dan Rumusan Masalah...................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 6

1. Tujuan Penelitian.................................................................. 6

2. Manfaat Penilitian................................................................ 6

E. Metode Penilitian......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB II: LANDASAN TEORI........................................................................ 12

A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 12

1. Definisi Analisis................................................................... 12

2. Definisi Prosedur.................................................................. 13

B. Kerangka Teori ........................................................................... 14

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )............................ 14

2. Tujuan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja........... 16

ix
3. Pencegahan Kecelakaan Kerja............................................. 17

4. Faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) ............................................................................

5. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ....................................

6. Faktor yang dihadapi ...........................................................

7. Prosedur Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........

8. Penerapan K3 di Pelabuhan .................................................

9. Dasar Hukum tentang Prosedur K3 .....................................

10. Pelabuhan ............................................................................

11. Fungsi Pelabuhan ................................................................

C. Prasarana dan Sarana Pelabuhan ................................................ 30

D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 31

BAB III: TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN............................................ 32

A. Sejarah Organisasi....................................................................... 32

B. Visi dan Misi............................................................................... 37

C. Komitmen Perusahaan ................................................................ 37

D. Struktur Organisasi ..................................................................... 38

E. Bidang Usaha .............................................................................. 47

F. Kegiatan Usaha Pelabuhan Tanjung Priok ................................. 48

G. Fasilitas Pelabuhan...................................................................... 48

x
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 51

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) .................................................................

B. Upaya pencegahan terjadinya kecelakaan pada

PT.PELABUHAN TANJUNG PRIOK ......................................

.....................................................................................................

C. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan

SMK3 .........................................................................................

D. Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan

Pedoman ILO tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja...........................................................................

E. Upaya Pencegahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.

Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok...........................

F. Upaya pencegahan kecelakaaan kerja.........................................

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 64

A. Kesimpulan.................................................................................. 64

B. Saran............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 68

LAMPIRAN ...................................................................................................... 69

xi
xii
13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara kepulauan/maritim, Serta merupakan

Negara kepulauan negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan

seluas ± 5,8 juta Km2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut

dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km. Laut Indonesia terbagi atas 2,3

juta Km2 perairan kepulauan/ laut nusantara, 0.8 juta Km2 perairan

teritorial dan 2,7 juta Km2 kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).

Peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial,

ekonomi, pemerintahan pertahanan/keamanan, dan sebagainya. Bidang

kegiatan pelayaran sangat luas yang meliputi angkutan penumpang dan

barang, penjagaan pantai, hidrografi, dan masih banyak lagi jenis pelayaran

lainnya. Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut diperlukan

prasarana yang berupa pelabuhan.

Secara teoritis, Menurut (Bambang Triatmodjo, 2010). Pelabuhan

merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan

pelayaran. Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti

menaik-turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar

dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan, dan sebagainya.

Untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus

dilengkapi dengan fasilitas seperti pencegah gelombang, dermaga, peralatan

tambatan, peralatan bongkar muat barang, gudang-gudang, lapangan untuk


14

menimbun barang, perkantoran baik untuk pengelola pelabuhan maupun

untuk maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan

pengisian bahan bakar dan penyediaan air bersih, dan lain sebagainya.

sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah

tempat pertemuan (interface) dua moda angkutan atau lebih serta interface

berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan

kapal akan dibongkar dan di pindahkan ke moda lain seperti moda darat

(truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau

kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu

berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan,

perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat

kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan

sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan

perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari

system transportasi maupun logistic.

Era globalisasi, K3 telah menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap

bagian kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan. K3

adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh

jaminan atas keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan

yang dapat mengancam dirinya baik berasal dari individu maupun

lingkungan kerjanya.

Pengetahuan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja

merupakan hal penting untuk menghindari pekerja dan orang yang berada

ditempat pekerjaan tidak mengalami kecelakaan (zero accident) maupun


15

tidak mengalami penyakit akibat kerja (zero PAK). Pengetahuan

Keselamatan kerja juga berperan dalam pengendalian terhadap sumber

peralatan yang mempunyai resiko menjadi sumber bahaya. Keselamatan

kerja penting dilaksanakan di jenis pekerjaan formal maupun informal.

Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diberikan secara aktif

pada pekerja karena keaktifan pekerja dalam memahami aspek keselamatan

kerja akan memiliki respon yang baik, pekerja bukan hanya mengetahui

sebatas teori namun juga diimbangi dengan praktik.

Pengetahun mengenai Keselamatan kerja juga mencangkup

mengenai alat pelindung diri (APD) sebagai langkah terakhir dalam

hirarki hazard control atau pengendalian bahaya. Alat pelindung diri

merupakan alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau

penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya atau hazard

di tempat kerja. Dalam Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

No. 1 tahun 1970 tertulis tentang keharusan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk melakukan usaha pencegahan terjadinya kecelakaan

yang diantaranya dengan menyediakan alat pelindung diri.

Maka dari itu Peran Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu

Kesehatan kerja berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para

pekerja dengan upaya promosi kesehatan, pemantauan dan survey an

kesehatan serta upaya peningkatan daya tubuh dan kebugaran pekerja.

Sementara peran keselamatan adalah menciptakan system kerja yang aman

atau yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya


16

kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss

(Robiananda, Feb 1).

Jadi, penulis mengambil judul tersebut dikarenakan adanya suatu

kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Pelabuhan Cabang Tanjung Priok

untuk di analisis Bagaimanakah Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja

yang bisa menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan kerugian pada korban

kecelakaan tersebut.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tewasnya seorang sopir truk akibat

tertimpa kontainer di Lapangan 120 PT Meratus Pelabuhan Tanjung Priok,

Jakarta Utara pada Jumat (9/7/2021) lalu terungkap.  Kapolres Pelabuhan

Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Aryana, pada Selasa (13/7/2021)

mengungkapkan, kasus tersebut merupakan kecelakaan kerja (kealpaan)

yang mengakibatkan satu orang truk kontainer meninggal dunia. 

sumber : https://www.beritatrans.com/artikel/212057/Sopir-Truk-Tertimpa-

Kontainer-yang-Tewas-di-Pelabuhan-Tanjung-Priok-2-Orang-Ditetapkan-

Tersangka/
17

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan indentifikasi masalahnya

adalah sebagai berikut :

1. Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja pada PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok cenderung

masih kurang sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Undang-undang

yang berlaku.

2. Kurangnya pemahaman para pekerja tentang Implementasi Prosedur

Kecelakaan Kerja pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang

Pelabuhan Tanjung Priok .

3. Perlu diadakan upaya pencegahan kecelakaan kerja yang lebih intensif

di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung

Priok agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang berulang di tempat

tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penilitian ini

sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi prosedur kecelakaan kerja pada PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok?

2. Permasalahan apa yang dihadapi perusahaan dalam implementasi

prosedur kecelakaan kerja Di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

Cabang Pelabuhan Tanjung Priok.

3. Bagaimana upaya untuk pencegahan terjadinya kecelakaan pada PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok?


18

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi prosedur kecelakaan

kerja khususnya di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang

Pelabuhan Tanjung Priok.

b. Untuk mengetahui Permasalahan apa yang dihadapi perusahaan

dalam implementasi prosedur kecelakaan kerja di PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. ?

c. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja apa saja di

PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung

Priok.

2. Manfaat Penilitian

Manfaat penilitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan.

Dalam penelitian ini, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penilitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah kajian

keilmuan dalam proses pengembangan (teori) dalam manajemen

pelayaran khususnya di bidang keselamatan dan kesehatan kerja

dan dapat dijadikan sebagai referensi penelitian untuk

pengembangan penelitian sejenis.


19

b. Manfaat Praktis

Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

secara langsung tentang implementasi prosedur kecelakaan kerja di

Pelabuhan Tanjung Priok.

1) Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan agar

Meningkatkan kinerja perusahaan khususnya dibidang

keselamatan Dan kesehatan kerja.

2) Bagi para pembaca, diharapkan dapat bermanfaat bagi para

Pembaca baik masyarakat,para akademisi, maupun praktisi

yang ingin mengetahui dan mendalami mengenai bidang

Keselamatan dan Kesehatan kerja.

E. Metode Penilitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

analisi, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan

pendukung, serta menghasilkan suatu teori yang ada sebagai bahan

pendukung, serta menghasilkan suatu teori yang penulis teliti pada

Pelabuhan Tanjung Priok.

1. Tahapan Waktu dan Tempat Penelitian

a. Tahapan Waktu

Tahapan penelitian adalah letak dimana penulis praktek di Divisi

Kesalamatan dan Kesehatan kerja dengan waktu yang sudah di

tetapkan pada Pelabuhan Tanjung Priok Jl. Raya Pelabuhan No. 9,

Jakarta Utara.
20

b. Tempat Penelitian

Penulis memilih lokasi ini di karenakan pada Pelabuhan Tanjung

Priok terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di pelabuhan Tanjung

Priok. Dan hal itu sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan.

2. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang

dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Riset Lapangan,

ini dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan secara

langsung dari objek penelitian.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak lain

yang terkait dengan objek yang diteliti. Penulis memperoleh data

dari studi pustaka berupa buku buku referensi yang berkaitan

dengan masalah yang dikaji dan situs web dari internet untuk

melengkapi data sekunder.


21

F. Sistematika Penulisan

Dengan sistematika penulisan penulis berusaha untuk memberikan

gambaran secara garis besar atas penulisan karya tulis. Sistematika ini

secara keseluruhan terdiri dari lima bab, dimana antara bab I dengan bab

yang lain saling beterkaitan. Adapun sistematika penulisan yang akan

dituangkan dalam karya tulis adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah yang meliputi identifikasi masalah, rumusan

masalah. Selanjutnya menguraikan tentang tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian yang terdiri dari tahapan, waktu,

dan tempat penelitian. Jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang dapat

mendukung data-data yang telah penulis dapatkan sebelumnya

yang berkenaan dengan juduk skripsi yang telah diambil oleh

penulis dengan semua permasalahan yang akan dibahas yaitu

tentang Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja,tujuan

prosedur K3, pencegahan K3,faktor yang mempengaruhi

K3,prosedur program K3, dasar hukum K3.


22

BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI PERUSAHAAN PT.

PELABUHAN INDONESIA II (Persero) CABANG

TANJUNG PRIOK.

Dalam bab ini terdiri dari sejarah singkat berdirinya Sejarah

Organisasi PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero)

CABANG TANJUNG PRIOK, Visi dan Misi, Komitmen

perusahaan, Tugas Masing-masing divisi pada PT.

PELABUHAN INDONESIA II (Persero) CABANG TANJUNG

PRIOK.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang permasalahan

permasalahan beserta teori pembahasan dan menurut peneliti

menggunakan metode analisis, sehingga akan diperoleh

penyelesaian yang tepat dalam meningkatkan Implementasi

Prosedur Kecelakaan kerja dan meminimalisir terjadinya

kecelakaan pada PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero)

CABANG TANJUNG PRIOK.


23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan serta saran-saran penulis, sehingga penulis

pada bab ini akan menguraikan kesimpulan dari seluruh uraian

yang ada, selanjutnya penulis akan memberikan beberapa

masukan atau saran dan dari masukan atau saran yang telah

diberikan oleh penulis melalui hasil skripsi ini, sehingga dapat

bermanfaat dan sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan

PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero) CABANG

TANJUNG PRIOK dalam mengambil langkah-langkah

Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja untuk meningkatkan

kualitas kerja karyawan dan produktivitas perusahaan dalam

menangani proses melayani pelayanan jasa angkutan laut. Selain

itu penulis juga berharap agar hasil skripsi ini dapat bermanfaat

bagi Taruna/i STIMar “AMI” maupun bagi masyarakat umum

yang telah membaca.


24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Analisis

Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno analisis yang berarti

melepaskan. Analisis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang

berarti kembali, dan luein yang berarti melepas, jika digabung berarti

melepas kembali atau menguraikan. Kata analusis ini diserap ke dalam

bahasa Inggris menjadi analysis, yang kemudian juga diserap ke dalam

bahasa Indonesia menjadi analisis.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ada beberapa

pengertian analisis sebagai berikut :

a. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan


sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
b. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (bidang
manajemen).
c. Penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui
zat bagiannya dan sebagainya (bidang kimia).
d. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.
e. Pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya.
25

Menurut Komaruddin (2001) Pengertian analisis menurut

Komaruddin adalah :

kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi

komponen sehinga dapat mengenal tanda-tanda komponen,

hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu

keseluruhan yang terpadu.

2. Definisi Implementasi

Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada tindakan


untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
keputusan. Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-
keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha
mencapai perubahanperubahan besar atau kecil sebagaimana yang
telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya juga
merupakan upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah
program dilaksanakan.
Menurut Horn (Tahir, 2014:55), “mengartikan implementasi sebagai

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh baik individu-individu/pejabat-

pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

kebijakan”
26

3. Definisi Prosedur

Menurut Ida Nuraida (2008:35), “Prosedur adalah urutan langkah-

langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana

pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang

dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di

mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.” Dari pengertian

prosedur di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah prosedur

pastinya akan tercantum cara bagaimana setiap tugas dilakukan,

berhubungan dengan apa, bilamana tugas tersebut dilakukan dan oleh

siapa saja tugas harus diselesaikan. Hal ini tentu sangat wajar dilakukan

karena sebuah prosedur yang dibuat memiliki tujuan untuk

mempermudah kita dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Pengertian Prosedur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

diartikan sebagai berikut :

a. Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

b. Metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan

suatu masalah.

Menurut Mulyadi (2010:5) yang dimaksud dengan prosedur adalah

“suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang

dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-ulang.”
27

Selain itu Zaki Baridwan (2002:3), menjelaskan bahwa prosedur

adalah “suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya

melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun

untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-

transaksi perusahaan yang sering terjadi.”

Berdasarkan definisi prosedur dari beberapa ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal

yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih, yang disusun untuk menjamin penanganan secara seragam

terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Pada

umumnya pekerjaan klerikal terdiri dari penulisan, pemberian kode,

pembandingan, penggandaan, pemilihan, perhitungan, dan pembuatan

daftar.
28

B. Kerangka Teori

1. Kecelakaan Kerja

a. Definisi

Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan

oleh faktor manusia, situasi, atau lingkungan, yang membuat

terganggunya proses kerja dengan atau tanpa berakibat pada

cedera, sakit, kematian atau kerusakan properti kerja.

Menurut Ganfure ( 2018 ) menyatakan kecelakaan kerja adalah

insiden yang dapat menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja,

ataupun kematian.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.3 adalah suatu

kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang

dapat menimbulkan korban manusia dan/atau harta benda.

Menurut Peneliti dapat disimpulkan bahwa kecelakaan akibat kerja

adalah suatu peristiwa yang tidak terduga, tidak terencana, tidak

dikehendaki dan menimbulkan kerugian baik jiwa maupun harta

yang disebabkan oleh pekerjaan atau pada saaat bekerja terhitung

mulai dari pergi ke tempat kerja hingga pulang dari tempat kerja

melalui rute yang biasa dilewati.


29

b. Definisi Kecelakaan Kerja menurut Permenaker No. 3/MEN/1998

Pengertian kecelakaan kerja menurut Permenaker adalah suatu

kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang

dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.

c. Definisi Kecelakaan Kerja menurut OHSAS (18001:2007)

Pengertian kecelakaan kerja menurut OHSAS adalah kejadian yang

berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera

atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian kematian

atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja

Adapun penyebab tingginya angka kecelakaan ditempat kerja di

dalam (Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,

2007), ada dua hal yaitu:

a. Unsafe Condition

Kondisi yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja, seperti:

1) Tempat kerja yang tidak memenuhi standar / syarat.

2) Alat Pelindung Diri yang tidak sesuai dengan standar yang

telah di tetapkan.

3) Kebisingan di tempat kerja.

4) Waktu kerja atau jam terbang yang berlebihan.

5) Perlakukan yang tidak menyenangkan dari atasan.


30

b. Unsafe Action

Tindakan yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja seperti:

1) Adanya percampuran bahan-bahan kimia.

2) Membuang sampah sembarangan

3) Bekerja sambil bercanda dan bersenda gurau.

4) Mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan

Skill/keterampilan.

5) Tidak melaksanakan prosedur kerja dengan baik.

3. Pencegahan Kecelakaan Kerja Menurut ILO (1989:20) berbagai cara

yang umum digunakan untuk meningkatkan keselamatan kerja bidang

industri:

a. Peraturan

Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi. Peraturan di

industri meliputi kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi,

pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan pengoperasian

peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan pekerja,

pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama, dan

pemeriksaan kesehatan.

b. Standarisasi

Yaitu menetapkan standar resmi, setengah resmi, ataupun tidak

resmi, misalnya jika dikaitkan dengan dunia industricontohnya

konstruksi yang aman dari jenis peralatan industri tertentu seperti

penggunaan alat keselamatan kerja, kebiasaan yang aman dan

sehat, ataupun tentang alat pengaman perorangan.


31

c. Pengawasan

Pengawasan dilakukan supaya peraturan yang ada benar-benar

dipatuhi atau tidak dilanggar, sehingga apa yang menjadi sasaran

maupun tujuan dari peraturan keselamatan kerja dapat tercapai.

Terutama pengawasan terhadap para pekerja untuk menghindari

kecelakaan kerja.

d. Pendidikan

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap karakteristik serta perilaku

seseorang. Pendidikan juga berpengaruh terhadap angka

kecelakaan kerja. Pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan

lebih tinggi maka dalam bekerja lebih teliti dan berhati-hati karna

ilmu yang didapat lebih dari pekerja yang pendidikan rendah.Maka

dari itu perlu adanya seleksi dan pelatihan guna mengurangi hal-hal

yang menyebabkan kerugian

e. Pelatihan atau training

Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi

praktis bagi para pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal

keselamatan kerja. Perlunya pemberian pelatihan karena pekerja

baru cenderung belum mengetahui hal-hal yang ada di perusahaan

yang baru ditempatinya. Pemberian pelatihan mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan sebelum terjun ke

dunia kerja sudah memiliki bekal terlebih dahulu tentang

bagaimana cara dan sikap kerja yang yang aman dan selamat,
32

sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu menghindari

potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka.

4. Pencegahan Kecelakaan Kerja menurut (Sayuti, 2013:202):

a. Teknik (Engineering)
Maksud dari langkah ini adalah pihak manajemen perusahaan
harus melengkapi semua perkakas, mesin-mesin, dan peralatan
kerja yang digunakan oleh para karyawan dengan alat-alat atau
perlengkapan yang dapat mencegah atau menghentikan
kecelakaan dan gangguan keamanan kerja. Sebagai contoh,
melengkapi mesinmesin dengan tombol-tombol untuk
menghentikan bekerjanya mesin atau alat-alat, memasang alarm
kontrol otomatis yang dapat berhenti tiba-tiba bila terjadi
kecelakaan, dapat pula memasang alat lain agar pekerja secara
teknis dapat terlindungi dari gangguan keamanan dan
keselamatan kerja. Intinya, teknik (Engineering) adalah dalam
bekerja harus menggunakan mesin yang standar atau mesin yang
tidak rawan kecelakaan.

b. Pendidikan (Education)
Maksud langkah ini adalah pihak manajemen perusahaan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pekerjanya
untuk menanamkan kebiasaan bekerja dan cara bekerja yang
aman guna mencapai hasil yang maksimum secara aman.
Kegiatan pendidikan dan latihan ini diberikan kepada semua
karyawan sebelum mereka memulai bekerja, atau program ini
harus menjadi kegiatan wajib yang terjadwal bagi perusahaan
yang diberikan 17 kepada karyawan yang merupakan bagian dari
acara orientasi bagi karyawan baru, sehingga pemahaman dan
kesadaran atau kepedulian karyawan terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dapat membudaya sejak awal mereka
menjadi anggota organisasi.

c. Pelaksanaan (Enforcement)
Maksud langkah ini adalah kegiatan perusahaan untuk memberi
jaminan bahwa peraturan pengendalian kecelakaan atau program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat dijalankan. Untuk
menjamin langkah ini dapat berjalan, pihak perusahaan dapat
melakukan konsep reward and punishment, artinya perusahaan
mengamati dan membuat rekam jejak para karyawannya atau
setiap unit kegiatan baik secara perorangan maupun secara
kelompok tentang tindakan dan kepedulian mereka terhadap
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), bagi mereka
yang abai dan menjadi penyebab sering terjadi kecelakaan dan
gangguan kerja diberikan semacam peringatan dan hukuman,
tentu saja dengan cara yang santun dan mendidik. Sementara
33

untuk mereka yang selalu peduli dan tidak menjadi penyebab atau
bahkan menjadi penghalang terjadinya kecelakaan atau gangguan
kerja diberikan suatu apresiasi atau penghargaan, baik dalam
wujud statemen kredit poin ataupun sejumlah barang, benda atau
uang yang dapat mereka konsumsi, tentu saja tindakan yang
dilakukan merupakan tindakan yang mendidik dan memotivasi
para karyawan untuk selalu peduli akan pentingnya program K3
dalam lingkungan kerja di perusahaan.

5. Pencegahan Kecelakaan Kerja menurut Suma’mur (2009)

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan kerja yang terpenuhi persyaratan mencegah kecelakaan

kerja yakni:

1) Memenuhi Syarat Aman: Meliputi higiene umum sanitasi,

ventilasi udara, pencahaan dan penerangan pada tempat kerja dan

pengaturan suhu udara dari ruang kera

2) Memenuhi Syarat Keselamatan: Meliputi keadaan gedung dan

tempat kejer yang dapat menjamin keselamatan

3) Memenuhi Persyaratan Ketatarumah Tanggaan: Meliputi

pengaturan menyimpan barang, menempatkan barang dan

memasang mesin, pemakaina tempat dan ruangan.


34

b. Faktor mesin dan peralatan

Mesin dan peralatan kerja harus berdasar pada rencana yang baik

dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang

baik dilihat dari baik pada pagar atau tutup pengaman di bagian

mesin atau perkakas yang bergerak seperti bagian yang berputar.

Apabila pagar atau tutup pengaman sudah dipasang, maka harus

diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman

itu yang dapat dilihat dari bentuk dan ukurannya yang disesuaikan

pada mesin atau alat dan juga perkakas terhadap keselamatan pekerja

dilindungi.

c. Faktor perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang wajih

dipenuhi untuk pekerja. Alat pelindung diri adalah berupa pakaian

kerja, kacamata, sarung tangan dan semua ukurannya harus sesuai

supaya pekerja memperoleh kenyamanan dalam pemakaiannya.

d. Faktor manusia

Pencegahan kecelakaan pada faktor manusia mencakup peraturan

kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan

pekerja, mengurangi atua menghapus hal yang membuat konsentrasi

kerja berkurang, menerapkan disiplin kejra, menghindari perbuatan

yang bisa membuat kecelakaan dan juga menghilangkan adanya

ketidakcocokan fisik dan mental


35

6. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan pedoman ILO

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

a. Yang mencakup langkah-langkah berikut:

1) Membuat kebijakan berdasarkan prinsip-prinsip K3 dan

partisipasi pekerja serta menetapkan unsur-unsur utama

program.

2) Pengorganisasian suatu struktur untuk menerapkan kebijakan

termasuk garis tanggung jawab dan akuntabilitas kompetensi

dan pelatihan, pencatatan dan komunikasi kejadian.

3) Perencanaan dan penerapan termasuk tujuan peninjauan ulang

perencanaan pengembangan dan penerapan system.

4) Evaluasi pemantauan dan pengukuran kinerja, investigasi

kecelakaan, gangguan Kesehatan, penyakit dan kejadian yang

berhubungan dengan pekerjaan audit dan peninjauan ulang

manajemen.

7. Tujuan Prosedur Keselamatan Kerja

a. Tindakan untuk perbaikan melalui upaya-upaya pencegahan dan

korektif, pembaruan dan revisi yang terus menerus terhadap

kebijakan system dan Teknik untuk mencegah dan mengendalikan

kecelakaan gangguan Kesehatan, penyakit dan kejadian-kejadian

berbahaya yang berhubungan dengan pekerjaan.

b. Untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kepada

pekerja jika terjadi kecelakaan kerja di dalam lingkungan

perusahaan.
36

8. Proses Penanganan Kecelakaan Kerja

a. Jika terjadi kecelakaan kerja, maka pekerja akan di bawa oleh

supervisor ke klinik perusahaan.

b. Pekerja yang terluka langsung dilakukan pertolongan pertama oleh

petugas yang terdapat di klinik perusahaan.

c. Supervisor akan melaporkan kepada bagian personalia bahwa

terdapat kecelakaan terhadap pekerja

d. Bagian personalia datang ke klinik guna memeriksa keadaan pekerja

yang terluka.

e. Jika keadaan lukanya ringan, maka pekerja akan di rawat di klinik

perusahaan dan jika keadaan lukanya berat, maka pihak personalia

akan segera membawa pekerja menuju rumah sakit rujukan dengan

menyertakan surat pengantar yang di tanda tangani oleh kepala

bagian personalia.

f. Proses administrasi rumah sakit akan di selesaikan oleh pihak

personalia perusahaan.

g. Pekerja yang mengalami kecelakaan akan mendapat jaminan biaya

dari jamsostek untuk pengobatan (sesuai limit).


37

9. Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

a. ILO-OSH:2001 ( Occupational Safety and Health Management

Systems 2001):

Systems merupakan standar Internasional yang dikeluarkan oleh

PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), diterbitkan menggunakan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara

nasional.

b. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, 2007

(Occupational Health and Safety Assessment Series 18001 : 2007)

K3 merupakan semua kondisi dan faktor yang

berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja dari tenaga

kerja maupun (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di

tempat kerja. Standar (Sistem Manajemen Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja, 2007) yaitu Sistem Manajemen K3 yang

merupakan standar internasional guna pembangunan dan

penerapan Sistem Manajemen K3 di setiap organisasi perusahaan

di tempat kerja agar tidak terjadinya terjadinya kecelakaan dalam

bekerja.
38

C. Kerangka Pemikiran

ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR


KECELAKAAN KERJA DI PT.
PELABUHAN INDONESIA II (Persero)
CABANG PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Belum maksimalnya Implementasi Prosedur


Kecelakaan Kerja yang terdapat di PT.
PELABUHAN INDONESIA II (Persero)
CABANG PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Bagaimana Implementasi Prosedur Permasalahan apa yang dihadapi Bagaimana upaya untuk
Kecelakaan Kerja pada PT. perusahaan dalam implementasi pencegahan terjadinya
Pelabuhan Indonesia II (Persero) prosedur kecelakaan kerja Di PT. kecelakaan pada PT. Pelabuhan
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok Pelabuhan Indonesia II (Persero) Indonesia II (Persero) Cabang
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok

Instrument/alat ukur: Kurangnya pemahaman para pekerja Pencegahan Kecelakaan Kerja:


tentang Implementasi Prosedur
 SOP K3 Kecelakaan Kerja pada PT.  Safety Briefing
Pelabuhan Indonesia II (Persero)  Monitoring
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok  Alat Pelindung Diri
(APD)

Kesimpulan dan Saran


39

BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Organisasi

1960

PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) didirikan dengan status perusahaan

negara (PN) berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1960

tentang pengelolaan Pelabuhan umum yang dilakukan oleh Badan

Pengusahaan Pelabuhan (BPP).

1964 – 1969

Kegiatan operasional Pelabuhan dikoordinasikanoleh Lembaga Pemerintah

yang disebut otoritas Pelabuhan, meskipun PN masih menangani aspek

komersial.

1969 – 1983

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18/1969, BPP dikelola masing –

masing Pelabuhan. BPP menggantikan PN setelah Otoritas Pelabuhan

dibubarkan.

1985

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983 Juncto PP Nomor

5 Februari 1985, Perum Pelabuhan dilebur dan dibagi menjadi 4 wilayah

operasi, dengan nama Perum Pelabuhan I sampai IV. Keempat Perum

merupakan BUMN yang berada di baawah pembinaan Departemen

Perhubungan Republik Indonesia.

32
40

1992

Badan hukum Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Berdasarkan

Peraturan Peraturan Pemerintah No 57/2991, yang sahamnya dimiliki oleh

Negara Republik Indonesia yang mengakibatkan perubahan pada nama

Perusahaan menjadi Perusahaan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Pelabuhan Indonesia II, dan berada di bawah pembinaan kementrian

BUMN, sebagaimana diatur dalam Akta Notaris Nomor 3 tertanggal 1

Desember 1992.

2012

Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)

meluncurkan identitas baru dan bertranformasi menjadi IPC, sebuah

perusahaan penyedia jasa Pelabuhan terkemuka di Indonesia, yang lebih

efisien dan modern dalam berbagai aspek operasional, dalam rangka

mencapai tujuan menjadi operator Pelabuhan kelas dunia.

2013

Tahun 2013 menjadi tahun dimana IPC focus kepada pengembangan langka

strategis perusahaan. Melanjutkan keberhasilan transformasi, Perseroan

harus bergerak lebih cepat, efektif danefisien dalam melayani kebutuhan

jasa pelanggan atau pengguna jasa kepalabuhanan. Dengan optimism dan

keyakinan yang sungguh, Perseroan siap melangkah mencapai terobosan –

terobosan usaha di tahun - tahun selanjutnya serta menyiapkan diri menjadi

yang terdepan, terbaik dan tersehat dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi Indonesia dan Pelabuhan yang dipandang oleh dunia.Ground


41

Breaking Terminal New Priok oleh Presiden Republik Indonesia Bapak

Susilo Bambang Yudhoyono.

2014

Pada tahun 2014 Perseroan melakukan banyak investasi pada Entitas Anak,

yang nilainya sebesar Rp 1,43 Trilliun, meningkat 33,64 % dibandingkan

tahun 2013 yang sebesar Rp 1,07 Trilliun. Selain itu, Perseroan juga

menanamkan investasi pada pengembangan sumber daya manusia,

khususnya dibidang Pendidikan yang dilakukan didalam dan diluar negeri.

Dalam rangka terus meningkatkan kinerja, Perseroan juga telah melakukan

sejumlah studi dan riset terkait dengan industry maritime. Di antaranya

dilakukan bersama World Bank tentang “Implementation Of Reducing

Logistic Cost in Indonesia & Port Development Priority Projects &

Financing Strategy”. Untuk mewujudkan pelayanan satu atap yang

memuaskan bagi seluruh pelanggan, Perseroan melalui Direktorat

Komersial dan Pengembangan Usaha bekerja sama dengan Direktorat

Operasi dan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagai Pilot Project, telah

menyediakan tempat pelayanan dengan suasana yang nyaman, terbuka,

fleksibel, dan modern.

2015

Ditahun 2015 yang penuh dengan tantangan, Perseroan tetap mampu

menorehkan prestasi yang membanggakan.Di tahun ini IPC berhasil

menerbitkan Obligasi dipasar modal Internasional atau Global Bond sebesar

USD 1,6 milliyar. Selain itu, IPC semakin menorehkan prestasi di jaringan

komunitas Pelabuhan dunia dengan menjalin Kerjasama dalam rangka Sister


42

Port dengan port of Townsville Ltd, Australia dan Shenzen Port Authority.

Dari sisi operasional, Perseroan telah melakukan banyak pemanfaatan dan

pembaharuan di seluruh aspek fasilitas kepelabuhan eksisting seperti

penerapan system OPUS dalam pengelolaan terminal peti kemas di Tanjung

Priok, Panjang, Pontianak dan Palembang. Prestasi lain yang yang diukir

oleh IPC ditahun 2015 adalah diresmikannya IPC Corporate University oleh

Presiden RI Bapak Joko Widodo, IPC Corporate University merupakan

bagian dari program transformasi strategis dan Visioner dalam rangka

menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan soft ins=frastructure. Melalui

IPC Corporate University, Perseroan berharap untuk dapat mencetak

generasi gemilang yang berdaya saing tinggi dengan kompetensi teknis

kepelabuhanan dan logistic, manajemen dan kepemimpinan yang dapat

diandalkan.

2016

Perusahaan memasuki fase pertama corporate roadmap, yaitu Fit in

Infrastructure dengan focus pada penataan tata Kelola atau governance yang

mencakup proses bisnis, SOP dan struktur; dan mendifinisikan kembali

bisnis; yang disertai dengan penyelarasan (fine-tuning) dalam semua aspek.

Salah satu pencapaian terbesar dari perusahaan adalah peresmian

pengoperasian Terminal Peti Kemas Kalibaru Pelabuhan Utama Tanjung

Priok/New Priok Container Terminal 1 (NPCT1) oleh Presiden Republik

Indonesia Bapak Joko Widodo pada tanggal 13 September 2016. Selain itu

perusahaan juga berhasil mencapai skor GCG dengan nilai 93,32 dan skor

KPKU dengan nilai 532,5.


43

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (selanjutnya disebut IPC atau

Perseroan atau Perusahaan) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dengan dasar hukum yaitu

Undang-Undang No. 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,

UndangUndang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-

Undang No. 17/2008 tentang Pelayanan serta Peraturan Pemerintah No.

61/2009. Sejak awal pendiriannya, Perseroan tidak pernah melakukan

perubahan nama.Jejak langkah Perseroan dimulai sejak Pemerintah

Indonesia memutuskan untuk membentuk Perusahaan Negara (PN) yang

mengelola Pelabuhan laut di seluruh Indonesia. Melalui Peraturan

Pemerintah No. 19/1960 tentang pengelolaan Pelabuhan Umum yang

dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan, Pemerintah membentuk

Perum Pelabuhan I hingga Pelabuhan VII yang kemudian dilebur

menjadi Perum Pelabuhan I sampai IV melalui Peraturan Pemerintah

(PP) No.15 tanggal 30 April 1983 juncto PP No. 5 tanggal 5 Februari

1985. Sejak itu, pembinaan Perum Pelabuhan Indonesia dilaksanakan

oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Berdasarkan Akta

Pendirian No. 3 tanggal 1 Desember 1992, bentuk Perum kemudian

diubah menjadi Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara

Republik Indonesia dan sejak terbentuknya Kementerian BUMN pada

tahun 1998, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berada di bawah

pembinaan kepemimpinan Kementerian BUMN.


44

B. Visi dan Misi

Pelayanan dan kepuasan pelanggan sebagai kata kunci seluruh aktivitas

perusahaan harus menjadi budaya dan etika setiap elemen perusahaan dalam

pelaksanaan tugasnya, sebagaimana yang tercermin dalam visi dan misi

perusahaan.

1. Visi

Untuk menjadi mitra pilihan untuk diandalkan, kelas terbaik di

Pelabuhan & jasa logistic dengan menciptakan suatu perusahaan yang

menarik bagi orang-orang kami dan memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan nasional.

2. Misi

a. Menjamin kualitas jasa kepelabuhanan dengan jaringan logistik

prima untuk memenuhi harapan stakeholder utama (pelanggan,

pemegang saham, pekerja, mitra dan regulator.

b. Menjamin kelancaran dan keamanan arus kapal dan barang untuk

mewujudkan efisiensi biaya logistik dalam rangka memacu

pertumbuhan ekonomi nasional.

c. Menjamin kecukupan produktivitas untuk memenuhi dinamika

kebutuhan pelanggan
45

C. Komitmen Perusahaan

1. Kepada mitra dan pelanggan jasa kepelabuhanan menyediakan dan

mengoperasikan jasa pelayanan kepelabuhanan yang handal dengan

mutu kelas dunia.

2. Kepada kepentingan nasional meningkatkan kesehatan perusahaan

secara professional dan dapat mendorong pengembangan ekonomi

nasional.

3. Kepada masyarakat pelabuhan mendorong terbentuknya masyarakat

pelabuhan yang kooperatif dan mempunyai rasa saling memiliki.

4. Kepada anggota perusahaan mewujudkan sumber daya insani yang

beriman, bermutu, optimis, bersikap melayani dan ramah, bangga

kepada perusahaan dan budayanya, serta mampu memberikan

kesejahteraan dan kepuasan kerja kepada karyawan.


46

D. Struktur Organisasi

https://www.indonesiaport.co.id/struktur-organisasi
https://www.indonesiaport.co.id/tentang-kami
47

1. Tugas divisi perencanaan strategi korporasi

a. Mendifinisikan misi korporat

Organisasi mengembangkan pernyataan misi (mission statement)

yang turut dimiliki oleh manajer, karyawan, dan (dalam banyak

kasus) pelanggan. Pernyataan misi yang jelas dan masuk akal

memberi karyawan pengertian yang sama mengenai tujuan, arah,

dan peluang.

Pernyataan misi yang baik mempunyai lima karekteristik

utama.Pertama, memfokuskan diri pada jumlah tujuan yang

terbatas.Kedua, pernyataan misi menekankan kebijakan dan

nilai utama perusahaan. Ketiga, pernyataan misi mendifinisikan

bidang kompetitif utama tempat perusahaan akan beroperasi,

bidang tersebut meliputi : industri,produksi dan aplikasi,

kompetensi, segmen pasar, vertikal, geografis. Karakteristik

keempat dari pernyataan misi adalah bahwa pernyataan misi

mengambil pandangan jangka panjang. Terakhir, pernyataan

misi yang baik adalah pernyataan misi yang pendek, mudah

diingat, dan mempunyai arti.


48

b. Menentukan unit-unit bisnis strategi (SBU-strategic Business Unit)

1) General Electric mengklasifikasikan bisnisnya ke dalam 49

unit bisnis strategis (stategic business unit- SBU). Satu SBU

mempunyai tiga karakteristk:

a) SBU adalah satu bisnis tunggal, atau kumpulan bisnis

yang berhubungan yang dapat direncanakan secara

terpisah dari bagaian perusahaan lainnya.

b) SBU mempunyai kelompok pesaingnya sendiri.

c) SBU mempunyai manajer yang bertanggung jawab

atas perencanaan strategis dan kinerja laba. Yang

mengendalikan sebagian besar faktor yang mempengaruhi

laba.

c. Tujuan mengidentifikasikasi unit bisnis strategis perusahaan

adalah mengembangkan strategi terpisah dan menentukan

pendaan yang tepat.

d. Menugaskan sumber daya pada setiap SBU

Setelah mendifinisikan SBU, manajemen harus memutuskan

bagaimana cara mengalokasikan sumber daya korporat pada

setiap SBU. Model perencanaan porfotofolio metode terbaru

yang digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan

investasi internalnya didasarkan pada analisis nilai pemengang

saham (baik dijual maupun dipisahkan). Perhitungan nilai ini

menilai potensi bisnis berdasarkan peluang pertumbuhan


49

potensial dari ekspansi global, reposisi atau penentuan ulang

sasaran, dan outsourcing strategis

e. Menilai peluang pertumbuhan

1) Penilaian peluang pertumbuhan meliputi perencanaan

bisnis baru, penyusutan, dan menghilangkan bisnis lama.

Jika ada kesenjangan antara penjualan yang diinginkan di

masa depan dengan penjualan yang diproyeksikan,

manajemen korporat harus mengembangkan atau

mengakuisisi bisnis baru untuk mengisinya.

2) Pertumbuhan intensif: Tindakan pertama yang harus

dilakukan manajemen korporat adalah meninjau peluang

meningkatkan bisnis yang ada. Salah satu kerangkan kerja

yang berguna untuk mendeteksi peluang pertumbuhan

intensif baru disebut “kisi-kisi perluasan pasar produk.

3) Pertumbuhan integrative: Sebuah bisnis dapat meningkatkan

penjualan dan laba melalui integrasi ke belakang, ke depan,

dan horisontal di dalam industrinya.

4) Pertumbuhan diversifikasi: Pertumbuhan diversifikasi masuk

akal ketika ada peluang baik di luar bisnis yang ada industri

sangat menarik dan perusahaan mempunyai bauran kekuatan

bisnis yang tepat untuk berhasil.

5) Menyusutkan dan mendivestasikan bisnis lama bisnis yang

lemah memerlukan jumlah perhatian manajerial dalam porsi

besar. Perusahaan harus secara seksama mengurangi


50

memanen, atau mendivestasikan bisnis lama yang sudah

lambanuntuk melepaskan sumber daya yang diperlukan agar

dapat di pakai pada kegunaan yang lain dan mengurangi biaya.

2. Tugas divisi manajemen asset:

a. Membuat rancangan kerja dan anggaran kerja tahunan atau bulanan

sehubungan dengan kegiatan tersebut.

b. Memonitor stok dan pelaksanaan kegiatan serta administrasi

gudang aset. Selanjutnya, mengawasi rencana dan anggaran kerja

yang telah dibuat sebelumnya dan menyusun sistem serta prosedur

sesuai dengan kondisi perusahaan.

c. Memonitor pelaksanaan proyek khusus dan event-event 

perusahaan. Bertugas juga melakukan penilaian atas properti atau

aset. Dan terakhir membuat laporan atas program kerja dan agenda

kerja yang telah dibuat.

3. Tugas divisi Tekhnik:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penyiapan,

pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas, instalasi listrik/air dan

perangkat komunikasi;

b. Pengendalian rencana induk pelabuhan;

c. Pelayanan air umum, air kapal dan pelayanan listrik;

d. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan bongkar muat.


51

1) Divisi Tekhnik terdiri dari:

a) Dinas Fasilitas

Dinas Fasilitas mempunyai tugas pokok melaksanakan,

mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pekerjaan

investasi, pemeliharaan fasilitas pelabuhan, pemantauan

rencana induk pelabuhan serta implementasi system

informasi manajemen tekhnik dan administrasi tekhik

serta penyiapan rekomendasi tekhnik untuk penertiban

tekhnik.

b) Dinas Peralatan dan Instalasi

Dinas Peralatan dan Instalasi mempunai tugas pokok

melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

pekerjaan investasi, pemeliharaan peralatan dan instalasi

pelabuhan, pelayanan listrik, pelayanan air kapal dan

umum serta pengoperasian dan pemeliharaan peralatan

bongkar muat.

4. Tugas divisi Keuangan

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran dan

akuntansi.

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembendaharaan dan

kemitraan dan bina lingkungan (KBL).

c. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian verifikasi pranota dan

penotaan.

d. Pelaksanan monitoring dan evaluasi laporan keuangan.


52

e. Pelaksanan monitoring dan evaluasi serta pencatatan atas

pemanfaatan asset.

5. Tugas divisi SDM

a. Staffing/employment. Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting

yaitu perencanaan, penarikan dan seleksi. Manajer SDM

bertanggung jawab untuk mengantisipasi kebutuhan karyawan.

Meskipun dilakukan sepenuhnya oleh departemen SDM,

departemen lain tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dan

spesifikasi pekerjaan.

b. Evaluasi Kinerja. Para manajer bertanggung jawab mengevaluasi

bawahannya dan departemen SDM mengembangkan bentuk

penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian

kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan.

Departemen SDM juga perlu melakukan pelatihan terhadap para

manajer tentang bagaimana membuat standar kinerja yang baik dan

akurat.

c. Dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen SDM

dengan para manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam hal

kenaikan gaji dan departemen SDM bertanggung jawab

mengembangkan struktur gaji yang baik.Pembayaran meliputi gaji,

bonus, insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima

karyawan. Manfaatnya meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa,

cuti dan sebagainya. Departemen SDM bertanggung jawab untuk

memastikan kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara


53

perusahaan sejenis, adil, dan sesuai dengan hukum yang berlaku

dan memberikan motivasi.

d. Pelatihan dan Pengembangan. Membantu para manajer menjadi

pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya dan menciptakan

program pelatihan dan pengembangan yang efektif bagi karyawan

baru maupun yang sudah ada, memperkirakan kebutuhan

perusahaan dan mengevaluasi efektivitas program tersebut.

e. Hubungan Karyawan. Departemen SDM berperan aktif dalam

melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan dengan

pihak serikat pekerja. Setelah persetujuan disepakati, departemen

SDM membantu para manajer bagaimana mengurus persetujuan

tersebut dan menghindari keluhan yang lebih banyak. Tanggung

jawab utama adalah menghindari praktek yang tidak sehat misalnya

mogok kerja dan demonstrasi.

f. Keselamatan dan Kesehatan. Setiap perusahaan wajib memiliki dan

melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian

yang tak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Para

karyawan perlu diingatkan terus menerus tentang pentingnya

keselamatan kerja. Departemen SDM mempunyai tanggung jawab

utama mengadakan pelatihan tentang keselamatan kerja,

mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan

tenaga kerja dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.


54

g. Personnel Research. Dalam usahanya untuk meningkatkan

efektivitas perusahaan, departemen SDM melakukan analisa

terhadap masalah individu dan perusahaan serta membuat

perubahan yang sesuai.Masalah yang sering diperhatikan oleh

departemen sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya

ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur

penarikan dan seleksi yang baik dan penyebab ketidakpuasan

karyawan. Departemen SDM bertanggung jawab untuk

mengumpulkan dan menganalisa informasi yang menyinggung

masalah ini. Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang

sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak.

6. Tugas & tanggung jawab divisi Kendali Mutu

a. Kendali Mutu/Quality Control bertugas menguji produk baik dari

segi kualitas dan kuantitas selama proses produksi, yaitu mulai dari

pemilihan bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi barang

setengah jadi hingga hasil akhir produksi untuk memperoleh

standar kualitas yang diperlukan.

b. Tujuan Quality Control mencakup pengendalian kualitas dengan

cara monitoring dan uji-tes semua proses produksi yang terlibat

dalam produksi suatu produk sesuai standar spesifikasi pabrik atau

perusahaan. Tim QC haruslah memastikan semua standar kualitas

dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau layanan yang

disediakan oleh perusahaan. Dan yang paling penting produk

tersebut layak diedarkan di pasaran.


55

c. Tanggung jawab Kendali Mutu/Quality Kontrol

1) Memantau dan menguji perkembangan semua produk yang

diproduksi oleh Perusahaan.

2) Memverifikasi kualitas produk.

3) Memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.

4) Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar agar lulus

pemeriksaan.

5) Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk

berkualitas rendah.

6) Melakukan dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada

produk dari sebuah perusahaan.

7) Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi

produk sebelumnya untuk referensi di masa mendatang.

8) Membuat Pembukuan Personal QC / QCA.


56

E. Bidang Usaha

Bidang usaha Pelindo II meliputi penyediaan dan pengusahaan:

1. Perairan dan kolam pelabuhan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat

kapal berlabuh.

2. Pelayanan pemanduan dan penundaan kapal keluar masuk pelabuhan,

olah gerak kapal di dalam kolam serta jasa pemanduan dan penundaan

dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya.

3. Fasilitas untuk kapal bertambat serta melakukan bongkar muat barang

dan hewan.

4. Fasilitas pergudangan dan lapangan penumpukan.

5. Terminal konvensional, terminal petikemas, dan terminal curah untuk

melayani bongkar muat komoditas sesuai jenisnya.

6. Terminal penumpang untuk pelayanan embarkasi dan debarkasi

penumpang kapal laut.

7. Fasilitas listrik, air minum dan telepon untuk kapal dan umum di daerah

lingkungan kerja pelabuhan.

8. Lahan untuk industri, bangunan dan ruang perkantoran umum.

9. Pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan kegiatan kepelabuhanan.

10. Jasa Barang serta pusat lalu lintas.


57

F. Kegiatan Usaha Pelabuhan Tanjung Priok

1. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga atau bertambah

2. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan

air bersih

3. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau

kendaraan

4. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan

kegiatan bongkar muat dan petikemas

5. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal petikemas, curah cair,

curah kering dan rupa-rupa

6. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar, muat barang dan/atau

7. Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang.


58

G. Fasilitas Pelabuhan

1. Alur

a. Panjang 19.850 m (19,85 km)

b. Lebar 30 s/d 150 m

c. Kedalaman -5 s/d -14 m LWS

2. Breakwater

a. Panjang 9.247 m (9,25 km)

3. Kolam

a. Luas 1033.749 m2 (103,37 ha)

4. Dermaga

a. Kapal Niaga 12.167,8 m (2.17 km)

b. Kapal Non Niaga 4.548 m (4,55 km)

c. Kedalaman -4 s/d -14 m.LWS

5. Gudang

a. Unit 7 Unit

b. Luas Total 45.307,14 m2 (4,5 km2)

6. Lapangan Penumpukan

a. Luas Lapangan 182.202,57 m2

b. Konvensional (18.22 ha)

c. Luas lapangan 886.704,11 m2

d. Peti Kemas (886 ha)

7. Alat Pelayanan Terminal mti

a. Container Crane 4 Unit

b. Transtainer 11 Unit
59

c. Forklift 20 Unit

d. Top Loader 1 Unit

e. Side Loader 1 Unit

f. Truk dan Chassis 16 Unit

g. Lapangan Petikemas 59.981 m2

h. Panjang 9.247 m (9,25 km)


60

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada analisis data ini, penulis membuat perbandingan antara prosedur

keselamatan dan kesehatan kerja menurut SOP perusahaan yang berlaku dan

kendala atau hambatan yang penulis temukan selama melakukan Praktek

Darat (PRADA) di PT. Pelabuhan Indonesia II (PERSERO) Cabang Tanjung

Priok.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara dan

observasi, yang menjadi objek untuk observasi adalah Implementasi Prosedur

Kecelakaan Kerja pada PT. Pelabuhan Indonesia II (PERSERO) Cabang

Tanjung Priok.

1. Data Primer

Pada data dibawah, penulis akan menjabarkan menggunakan data primer

dan data sekunder secara singkat tentang permasalahan atau hambatan

yang penulis temui untuk penjelasan lebih rincinya penulis akan

menjelaskan pada pembahasan di bawah berikut ini penjelasan dari data

primer yang berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) Prosedur

Identifikasi Bahaya,penilaian dan Pengendalian Risiko


61

2. Data sekunder

Data sekunder yang penulis dapatkan berdasarkan Undang-Undang No 33

Tahun 1947 tentang Pembayaran Gantikerugian kepada Buruh yang

Mendapat Kecelakaan berhubung dengan Hubungan Kerja mengenai

aturan-aturan umum Pasal 1 ayat 1 sampai 4 meliputi:

a. Di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan berwajib

membayar ganti kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan

berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan itu, menurut yang

ditetapkan dalam Undang-undang ini.

b. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai

kecelakaan.

c. Jikalau buruh meninggal dunia karena akibat kecelakaan yang demikian

itu, maka kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap keluarga

yang ditinggalkannya.

d. Jikalau hak atas perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan itu

beralih pada majikan lain, buruh dan keluarga buruh yang ditinggalkan

tetap mempunyai hak-hak seperti yang ditetapkan dalam Undang-

undang ini yang harus dipenuhi oleh majikan baru.


62

3. Data sekunder yang penulis dapatkan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Pasal 11 ayat 1 sampai 4 meliputi:

a. Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan

dalam pemenuhan persyaratan K3.

b. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

1) tindakan pengendalian

2) perancangan (design) dan rekayasa

3) prosedur dan instruksi kerja

4) penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan

5) pembelian/pengadaan barang dan jasa

6) produk akhir

7) upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri

8) rencana dan pemulihan keadaan darurat.

c. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan

huruf f, dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan

pengendalian risiko.

d. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g dan huruf h

dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi, dan analisa

kecelakaan.
63

4. Data sekunder yang penulis dapatkan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Pasal 13 ayat 1 sampai 3 meliputi:

a. Prosedur informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf

d harus memberikan jaminan bahwa informasi K3 dikomunikasikan

kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar

perusahaan.

b. Prosedur pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf

e terdiri atas pelaporan:

1) Terjadinya kecelakaan di tempat kerja;

2) Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundangundangan dan/atau

standar;

3) kinerja K3;

4) Identifikasi sumber bahaya; dan

5) Yang diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

c. Pendokumentasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf

f paling sedikit dilakukan terhadap:

1) peraturan perundang-undangan di bidang K3 dan standar di bidang

K3;

2) indikator kinerja K3;

3) izin kerja;

4) hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko;

5) kegiatan pelatihan K3;


64

6) kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan;

7) catatan pemantauan data; h. hasil pengkajian kecelakaan di tempat

kerja dan tindak lanjut;

8) identifikasi produk termasuk komposisinya;

9) informasi mengenai pemasok dan kontraktor; dan

10) audit dan peninjauan ulang SMK3

d. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja agar menjamin

kesehatan para pekerja di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang

Tanjung Priok:

1) Medical check up (minimal 1 tahun sekali ) untuk tenaga kerja

organik maupun tenaga kerja non organik sesuai dengan

rekomendasi divisi Keselamatan dan kesehatan kerja.

2) Mengadakan klinik kesehatan untuk pekerja (pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja bisa langsung dibawa ke klinik

Pelabuhan)

3) Melakukan pengecekan makanan catering setiap 1 tahun sekali guna

untuk mengecek makanan tersebut layak atau tidak dikonsumsi para

pekerja.
65

5. Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

menurut Bab 3 pasal 3 butir 1 meliputi:

a. Undang-undang no.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Menurut

bab 3 pasal 3 butir 1 syarat-syarat Keselamatan kerja adalah:

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan;


2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6) Memberi alat-alat perlindungan diri pada parap ekerja;
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran;
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
17) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
19) Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
20) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
21) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
22) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
23) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
24) Memberi alat-alat perlindungan diri pada parap ekerja;
25) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran;
26) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
27) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
28) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
66

29) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;


30) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
31) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
32) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
33) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
34) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
35) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
36) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
67

B. Analisis Data

Analisis data sendiri merupakan sebuah cara untuk mengolah data menjadi

informasi agar karakteristik data tersebut mudah dipahami dan bermanfaat

untuk solusi permasalahan, terutama hal yang berkaitan dengan penelitian.

Analisis data bisa juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk

merubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya dapat

dipergunakan untuk mengambil kesimpulan. Analisis data merupakan bagian

yang amat penting, sebab dengan analisislah suatu data dapat diberi makna

yang berguna untuk masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan oleh

peneliti tidak ada gunanya apabila tidak dianalisis terlebih dahulu.

1. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan pedoman ILO

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

a. Yang mencakup langkah-langkah berikut:

1) Membuat kebijakan berdasarkan prinsip-prinsip K3 dan partisipasi

pekerja serta menetapkan unsur-unsur utama program.

2) Pengorganisasian suatu struktur untuk menerapkan kebijakan

termasuk garis tanggung jawab dan akuntabilitas kompetensi dan

pelatihan, pencatatan dan komunikasi kejadian.

3) Perencanaan dan penerapan termasuk tujuan peninjauan ulang

perencanaan pengembangan dan penerapan system.

4) Evaluasi pemantauan dan pengukuran kinerja, investigasi

kecelakaan, gangguan Kesehatan, penyakit dan kejadian yang

berhubungan dengan pekerjaan audit dan peninjauan ulang

manajemen
68

5) Tindakan perbaikan melalui upaya-upaya pencegahan dan korektif,

pembaruan dan revisi yang terus menerus terhadap kebijakan

system dan Teknik untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan

gangguan Kesehatan, penyakit dan kejadian-kejadian berbahaya

yang berhubungan dengan pekerjaan.

Table 4.1 Perbandingan antara SOP Pelabuhan dengan


Pedoman ILO

Data primer Data Sekunder Kesesuaian

1. Implementasi Prosedur Prosedur Keselamatan dan Sudah

Kecelakaan Kerja sudah Kesehatan Kerja berdasarkan Sesuai

memiliki prosedur, seperti pedoman ILO tentang Sistem

Safety Briefing, Alat Pelindung Manajemen Keselamatan dan

Diri, Adanya Komunikasi, Kesehatan Kerja.

Adanya Pelatihan, Kondisi


a. Yang mencakup langkah-
Pekerja, dan Penempatan
langkah berikut:
Rambu atau Peringatan.
1) Membuat kebijakan

2. Permasalahan apa yang berdasarkan prinsip-

dihadapi perusahaan dalam prinsip K3 dan

implementasi prosedur partisipasi pekerja

kecelakaan kerja Di PT. serta menetapkan

Pelabuhan Indonesia II unsur-unsur utama

(Persero) Cabang Pelabuhan program.


69

Tanjung Priok.

2) Pengorganisasian suatu
3. Upaya Pencegahan
struktur untuk
Terjadinya Kecelakaan Kerja
menerapkan kebijakan
pada PT. Pelabuhan Indonesia
termasuk garis
II (PERSERO) Cabang
tanggung jawab dan
Tanjung Priok
akuntabilitas

kompetensi dan

pelatihan, pencatatan

dan komunikasi

kejadian.

3) Perencanaan dan

penerapan termasuk

tujuan peninjauan

ulang perencanaan

pengembangan dan

penerapan system.

4) Evaluasi pemantauan

dan pengukuran

kinerja, investigasi

kecelakaan, gangguan

Kesehatan, penyakit

dan kejadian yang

berhubungan dengan
70

pekerjaan audit dan

peninjauan ulang

manajemen

5) Tindakan perbaikan

melalui upaya-upaya

pencegahan dan

korektif, pembaruan

dan revisi yang terus

menerus terhadap

kebijakan system dan

Teknik untuk

mencegah dan

mengendalikan

kecelakaan gangguan

Kesehatan, penyakit

dan kejadian-kejadian

berbahaya yang

berhubungan dengan

pekerjaan.
71

Pada analisis data ini, penulis membuat perbandingan antara standar

operasional prosedur perusahaan dengan regulasi yang berlaku.

Table 4.2 Perbandingan Regulasi dan SOP Pelabuhan Tanjung Priok

Data Primer Data Sekunder Kesesuaian

a. Implementasi Prosedur berdasarkan Peraturan Tidak


Kecelakaan Kerja sudah Pemerintah No.50 Tahun
Sesusai
memiliki prosedur, seperti 2012 tentang Penerapan
Safety Briefing, Alat Sistem Manajemen
Pelindung Diri, Adanya Keselamatan dan Kesehatan
Komunikasi, Adanya Kerja Pasal 13 ayat 1 sampai
Pelatihan, Kondisi Pekerja, 3 meliputi:
dan Penempatan Rambu atau a. Prosedur pelaporan
Peringatan. sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1)
huruf e terdiri atas
pelaporan:
b. terjadinya kecelakaan di
tempat kerja;
c. ketidaksesuaian terhadap
peraturan
perundangundangan
dan/atau standar;
d. kinerja K3;
e. identifikasi sumber
bahaya; dan
f. yang diwajibkan
berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.

b. Upaya Pencegahan Berdasarkan Undang-Undang Sesuai


72

Terjadinya Kecelakaan Kerja No 1 Tahun 1970 tentang


pada PT. Pelabuhan
Keselamatan Kerja menurut
Indonesia II (PERSERO)
Bab 3 pasal 3 butir 1 meliputi:
Cabang Tanjung Priok
ditemukan hasil: a) Undang-undang no.1 tahun
1) Melakukan identifikasi 1970 Tentang Keselamatan
potensi bahaya Kerja Menurut bab 3 pasal
a) Melakukan 3 butir 1 syarat-syarat
Pemantauan Keselamatan kerja adalah:
b) Melakukan Inspeksi 1) Mencegah dan
mengurangi
c) Melakukan
kecelakaan;
Monitoring 2) Mencegah,
mengurangi dan
d) Safety Briefing
memadamkan
e) Safety Introduction kebakaran;
3) Mencegah dan
1) Melakukan inspeksi
mengurangi bahaya
a) Inspeksi keadaan peledakan;
4) Memberi kesempatan
darurat:
atau jalan
(1) Inspeksi APD menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran
untuk para
atau kejadian-kejadian
pekerja lain yang berbahaya;
5) Memberi pertolongan
(2) Inspeksi area
pada kecelakaan;
kerja 6) Memberi alat-alat
perlindungan diri pada
(3) Inspeksi alat
para pekerja;
kerja 7) Mencegah dan
mengendalikan timbul
(4) Inspeksi alat
atau menyebarluasnya
proteksi keadaan suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap,
darurat, seperti
uap, gas, hembusan
APAR, Alat angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan
pemadam api
getaran;
ringan, Springkle, 8) Mencegah dan
mengendalikan
Smoke detector.
timbulnya penyakit
2) Melakukan pengadaan akibat kerja baik
physik maupun
73

Alat pelindung diri psychis, peracunan,


infeksi dan penularan;
(APD)
9) Memperoleh
Alat pelindung diri sesuai penerangan yang
cukup dan sesuai;
prosedur di PT. Pelabuhan
10) Menyelenggarakan
Indonesia II (Persero) Cabang suhu dan lembab
udara yang baik;
Tanjng Priok:
a) Helm
b) Safety shoes
c) Masker
d) Earpulg
e) Safety Glass
f) Sarung tangan
3) Pencegahan yang biasa
dilakukan di PT.
Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang
Tanjung Priok
berdasarkan jenis
kecelakaan:
a) Kecelakaan ringan
Ditangani dengan P3K
diruangan Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3)
b) Kecelakaan berat
Di antarkan oleh petugas
Keselamatan dan Kesehatan
kerja (K3) ke rumah sakit
Pelabuhan agar ditangani oleh
petugas rumah sakit.
4) Upaya yang dilakukan
untuk mencegah
kecelakaan kerja agar
74

menjamin kesehatan para


pekerja di PT. Pelabuhan
Indonesia II (Persero)
Cabang Tanjung Priok:
a) Medical check up
(minimal 1 tahun
sekali ) untuk tenaga
kerja organik maupun
tenaga kerja non
organik sesuai dengan
rekomendasi divisi
Keselamatan dan
kesehatan kerja.
b) Mengadakan klinik
kesehatan untuk
pekerja (pekerja yang
mengalami
kecelakaan kerja bisa
langsung dibawa ke
klinik Pelabuhan)
c) Melakukan
pengecekan makanan
catering setiap 1
tahun sekali guna
untuk mengecek
makanan tersebut
layak atau tidak
dikonsumsi para
pekerja.
75

Dari tabel di atas, setelah dilakukan perbandingan antara SOP Pelabuhan

Tanjung Priok dengan regulasi yang ada terdapat 1 (satu) ketidaksesuaian, ini

disebabkan oleh tidak lengkapnya Prosedur Kecelakaan Kerja yang terdapat

di Pelabuhan Tanjung Priok:

Tabel 4.1 Penjelasan Standar Operasional Prosedur (SOP) Prosedur


Identifikasi Bahaya,penilaian dan Pengendalian Risiko
No Input Proses Proses Output Proses
.
1. Pembuatan tim pengurus Proses pembentukan - Jadwal

K3 sebagai pelaksana tim Identifikasi Identifikasi

inspeksi rutin. potensi bahaya. potensi bahaya

- Surat perintah

Inspektor K3

2. Pemberitahuan dari user Pelaksanaan Daftar Identifikasi,

tentang kegiatan baru/alat Identifikasi potensi potensi bahaya yang

baru, keputusan bahaya. sudah divalidasi oleh

manajemen, penyelidikan DGM HPI.

kecelakaan, Identifikasi

potensi bahaya yang ada.

3. Melakukan proses Ukuran proses yaitu Sebelum potensi

Identifikasi potensi seluruh potensi bahaya teridentifikasi

bahaya sesuai surat bahaya yang maka harus sudah

perintah dari kepala mungkin timbul divalidasi dahulu oleh

inspeksi K3 serta dengan teridentifikasi dengan kepala inspeksi K3.

jadwal pelaksanaan
76

Identifikasi yang sudah jelas,lengkap, akurat.

dibuat.

4. Untuk data penilaian Identifikasi penilaian Daftar Identifikasi ,

potensi bahaya harus potensi bahaya harus penilaian dan

sudah divalidasi datanya sesuai dengan pengendalian risiko

dalam bentuk file asli dan ketentuan. harus sudah divalidasi.

copy.

5. Petugas atau Tim K3 Penyampaian daftar Hasil laporan serta

yang sedang bertugas Identifikasi potensi dokumen Identifikasi

wajib memberikan bahaya penilaian dan potensi bahaya

laporan hasil inspeksi pengendalian risiko penilaian dan

Identifikasi potensi kepada para DGM. pengendalian risiko

bahaya penilaian dan Hukum & diterima para DGM.

pengendalian risiko yang Pengendalian Hukum & Pengendalian

telah ditetapkan terkait Internal (Divisi HPI). Internal (Divisi HPI).

tugas yang sedang di

kerjakan ke Divisi

Hukum & pengendalian

internal (HPI)
77

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data dan hasil wawancara pada tanggal 30 Juli 2021

penulis dengan narasumber (Eko Andriyoto, Ahmad Ardi Rahman dan posisi

Junior Assistant Officer Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang telah

dilakukan akan membahas tentang implementasi prosedur kecelakaan kerja,

permasalahan yang dihadapi serta upaya pencegahan yang dilakukan jika

terjadi pada kecelakaan kerja di PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung

Priok.

1. Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja pada PT.Pelabuhan Indonesia II

(Persero) Cabang Tanjung Priok

a. Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja di PT.Pelabuhan Indonesia II

(Persero) Cabang Tanjung Priok dilakukan dengan sosialisasi Safety

Forum terhadap anak perusahaan dan membuat surat perjanjian terkait

dengan pentingnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada

pekerja di tiap perusahaan tersebut untuk lebih memahami prosedur

dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja PT.Pelabuhan Indonesia

II (Persero) Cabang Tanjung Priok

b. Implementasi Prosedur Kecelakaan Kerja di PT.Pelabuhan Indonesia II

(Persero) Cabang Tanjung Priok dilakukan dengan mengadakan

pelatihan ( Drill berkala ) tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

lapangan secara bersamaan dengan para pekerja.

c. Petugas K3 menyediakan sarana dan prasarana K3 dan pendukungnya

di tempat kerja dengan cara memasang Rambu-rambu lalu lintas atau

peringatan bahaya baik di lapangan maupun di ruangan kerja sesuai


78

prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II

(Persero) Cabang Tanjung Priok.

d. Melakukan pengawasan kepada setiap kegiatan mengenai K3.

e. Menyiapkan APD kepada pekerja.

2. Permasalahan yang dihadapi Perusahaan dalam Implementasi Prosedur

Kecelakaan Kerja di PT.Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung

Priok

a. Kurangnya pemahaman akan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok terhadap

keselamatan diri dari para pekerja

b. Kurangnya pengawasan dari petugas K3 terhadap para pekerja

c. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan rutin tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja kepada para petugas K3

d. Rendahnya budaya dan disiplin mengenai K3

3. Upaya untuk Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja pada

PT.Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok

a. berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama bahwa

Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja pada PT. Pelabuhan

Indonesia II (PERSERO) Cabang Tanjung Priok ditemukan hasil:

1) Melakukan identifikasi potensi bahaya

a) Melakukan Pemantauan

b) Melakukan Inspeksi

c) Melakukan Monitoring

d) Safety Briefing
79

e) Safety Introduction

f) Melakukan IBPR ( Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko )

2) Melakukan inspeksi

a) Inspeksi keadaan darurat:

(1) Inspeksi APD untuk para pekerja

(2) Inspeksi area kerja

(3) Inspeksi alat kerja

(4) Inspeksi alat proteksi keadaan darurat, seperti APAR, Alat

pemadam api ringan, Springkle, Smoke detector.

b) Melakukan pengadaan Alat pelindung diri (APD)

Alat pelindung diri sesuai prosedur di PT. Pelabuhan Indonesia

II (Persero) Cabang Tanjng Priok:

(1) Helm

(2) Safety shoes

(3) Masker

(4) Earpulg

(5) Safety Glass

(6) Sarung tangan


80

3) Pencegahan yang biasa dilakukan di PT. Pelabuhan Indonesia II

(Persero) Cabang Tanjung Priok berdasarkan jenis kecelakaan:

a) Kecelakaan ringan

Ditangani dengan P3K diruangan Keselamatan dan Kesehatan

kerja (K3)

b) Kecelakaan berat

Di antarkan oleh petugas Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)

ke rumah sakit Pelabuhan agar ditangani oleh petugas rumah

sakit.
81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

peneliti dari Bab II yaitu Landasan Teori hingga Bab IV yang merupakan

hasil dari pelaksanaan Praktek Darat (PRADA) dengan mengamati hal-hal

yang terjadi di lapangan secara langsung dalam proses “Implementasi

Prosedur Kecelakaan kerja di PT. Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang

Tanjung Priok”, maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Sudah lengkapnya prosedur kecelakaan kerja tetapi masih kurang sesuai

dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku

sehingga pengimplementasian nya masih belum maksimal untuk

dipahami oleh para pekerja di PT. Pelabuhan Indonesia II (persero)

Cabang Tanjung Priok.

2. Masih ditemukannya beberapa permasalahan dalam

pengimplementasian prosedur keselamatan kerja di PT. Pelabuhan

Indonesia II (persero) Cabang Tanjung Priok seperti kurangnya

pemahaman akan prosedur yang telah ditetapkan, Kurangnya

pengawasan dari petugas K3 terhadap para pekerja, kurangnya

sosialisasi dan pelatihan rutin tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kepada para petugas K3, rendahnya budaya dan disiplin mengenai K3.
82

3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja sudah sesuai dengan wawancara

dan observasi langsung di Pelabuhan Tanjung Priok maupun Undang-

Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang K3 seperti

safety briefing dan monitoring yang harus lebih intensif dilakukan oleh

PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Tanjung Priok.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan penelititan yang dilakukan selama

Praktek Darat (PRADA) di PT. PELABUHAN INDONESIA II (Persero)

CABANG TANJUNG PRIOK maka penulis memberikan saran pada pihak

yang terkait berdasarkan permasalahan yang terjadi,antara lain:

1. Seharsunya perusahaan lebih menegakan hukuman atau sanksi yang

berlaku untuk memberikan efek jera kepada para pekerja yang tidak

menaati peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai

dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh Pelabuhan Tanjung Priok

sehingga tidak mudah terjadinya kecelakaan kerja bagi pekerja.

2. Bagi tim/petugas K3 harus lebih sering mengadakan pengawasan seperti

Patroli Rutin supaya pekerja selalu mengingat akan adaya bahaya yang

ada didalam suatu pekerjaan.

3. Bagi tim K3 untuk melakukan inspeksi disarankan juga untuk

melakukan nya pada saat malam hari, dikarenakan takut terjadi hal yang

tidak di inginkan terjadi. Mengingat bahwa pada malam hari masih ada

kegiatan di wilayah pelabuhan terutama di Divisi Operasi.

4. Bagi pekerja agar selalu mengutamakan keselamatan diri, dan mematuhi

peraturan- peraturan yang di terapkan oleh perusahaan.


83

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

acer. (2012). PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3. 03. PP No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3, 76.

Adzim, H.I. (2020, 01 18). Dasar Hukum Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) di Tempat Kerja. Retrieved from sistem manajemen keselamatan kerja:
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/dasar-
hukum-k3-keselamatan-dan.html

Biantoro, A. W., Kholil, I. M., & Pranoto, H. (2019). Sistem dan Manajemen K3. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

cahyati.(2014,0821).KESIMPULAN&SARAN. Retrieved from http://eprints.polsri.ac.id/:


http://eprints.polsri.ac.id/808/6/BAB%20V.pdf

Compaq. (2012, mei 28). PP Nomor 50 Tahun 2012. Retrieved from Rancangan Undang-
Undang Etika: https://jdih.kemnaker.go.id/data_wirata/2012-3-1.PDF

Eka, S. (2009). ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA. ANALISIS PENYEBAB


KECELAKAAN KERJA, 21.

eprints, p. (2015, desember 2). Bab II Tinjauan Pustaka. Retrieved from


http://eprints.polsri.ac.id/: http://eprints.polsri.ac.id/3085/3/BAB%20II.pdf

eprints, u. (2012, 12 31). BAB II Tinjauan Pustaka. Retrieved from


http://eprints.umm.ac.id/:http://eprints.umm.ac.id/20133/3/jiptummpp-gdl-
serlyardan-30621-3-babii.pdf

Firman. (2008, November 10). UU 33/1947. Retrieved from UU No 33 Tahun 1947:


https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/870.pdf

Halajur, U (2018). Pencegahan kecelakaan kerja. In S. S. Untung Halajur, Promosi


Kesehatan Di Tempat Kerja (p. 91). Malang: Wineka Media.

Hasibuan, A. (2020). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.

https://upperline.id/. (2019, 09 08). Annual Report IPC. Retrieved from


https://upperline.id/:
https://upperline.id/uploads/annual_reports/file/file_annual_5e26a99ea0bb9.p
df

Kesuma, I. (2019). PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


DILINGKUNGAN KERJA BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB). Manajerial, Vol. 18 No.
84

2, (2019), 98-109.

Kurniasih, Dewi (2020). Definisi Kecelakaan. Kurniasih, Dewi (p. 1). Sidoarjo: Zifatama
Jawara.

Mahawati, E. (2021). Penyebab Kecelakaan Kerja. Mahawati, E . Keselamatan Kerja dan


Kesehatan Lingkungan Industri (p. 37). Indonesia: Yayasan Kita Menulis.

NEWS, R. I. (2018). PT PTP GELAR APEL UMUM PERINGATI BULAN K3 2018. indonesia
shipping line, 578.

NICEGUY, M. (2009). Microsoft Word - UU0011970. uu-01-1970.pdf, 20.

Putranto, a. (2018, 05 29). Sistem Manajemen K3 dan Prosedur K3. Retrieved from
http://staffnew.uny.ac.id/:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUA
N%203-4%20SISTEM%20DAN%20PROSEDUR%20MANAJEMEN%20K3.pdf

Repository,u.s (2015, 01 13). BAB II Landasan Teori. Retrieved from


http://repository.uin-suska.ac.id/:http://repository.uin-suska.ac.id/4270/3/BAB
%20II%282%29.pdf

Saleh, M. (2021). Epidemiologi K3. Sleman, Jogjakarta: Februari.

Suryadi, Badrus & Rahmawati, S. (2018). Faktor yang mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan kerja. In t. grasindo, Otomatisasi tata kelola sarana dan prasarana (p.
82). Jakarta: PT Gramdeia Widiasarana Indonesia.

SJDI. (2018, 02 23). PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK


INDONESIA TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Retrieved from
http://jdih.kkp.go.id/:http://jdih.kkp.go.id/peraturan/6%20PERMEN-KP
%202018.pdf

Supriyadi, A. (2021). 70 materi safety talks. Yogyakarta: Grub Penerbitan CV Budi Utama.

www.norma-k3.com. (2013, 04 11). Materi Ahli K3. Retrieved from dasar hukum.pdf:
http://sur.lecturer.pens.ac.id/k3%20dan%20si/dasar%20hukum.pdf
85

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ikhsan Arya Saputra


Tempat/tanggal lahir : Palembang, 29 Juni 1999
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan Umum :
1. SD NEGERI 03 PENGGILINGAN JAKARTA TIMUR ( 2011)
2. SMP NEGERI 168 JAKARTA TIMUR (2014)
3. SMK NEGERI 29 JAKARTA SELATAN (2017)

LAMPIRAN
86

Keterangan: Safety Briefing

Keterangan: Drill Emergency Response


87

Keterangan:
Memberikan Informasi Tentang Menyelamatkan Orang dengan cara Memakai alat
Life Buoy

Keterangan:
Pengambilan Foto dilakukan saat sedang melakukan pengecekan kepada pekerja
sistem akses tali (Rope Cleaning Access Systems)
88

Keterangan:
Pengambilan Foto dilakukan saat sedang melakukan Uji Coba alat pendeteksi
suhu otomatis

Keterangan:
Pengambilan Foto dilakukan saat sedang Pengecekan Gedung
89

Keterangan:
Pengambilan Foto dilakukan saat sedang Monitoring Pekerja di Lapangan

Anda mungkin juga menyukai