Anda di halaman 1dari 211

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY


STUDY (HAZOP) PADA BAGIAN HYDROTEST MANUAL
DI PT. CLADTEK BI METAL MANUFACTURING

SKRIPSI

Oleh :
Suci Oktavia Dwi Ningsih
4121301015

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2017
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY
(HAZOP) PADA BAGIAN HYDROTEST MANUAL
DI PT. CLADTEK BI METAL MANUFACTURING

Oleh : Suci Oktavia Dwi Ningsih

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai Analisis Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP) penelitian bertujuan untuk
mengidentifikasi, potensi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA), penilaian
risiko, pengendalian risiko, dan pemantauan dan evaluasi. Penelitian ini dilakukan di
PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing, data dalam penelitian ini diperoleh melalui
pengamatan secara langsung, dokumentasi, serta wawancara dengan tujuh orang
informan yaitu : HSE Manager, Staff HSE, Safety Officer dan empat orang pekerja
Hydrotest Manual. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Langkah dalam melakukan analisis data yaitu mengetahui urutan proses produksi,
mengidentifikasi potensi bahaya, mengetahui analisis potensi bahaya dengan Job
Safety Analysis (JSA), penilaian resiko, pengendalian resiko, pemantauan dan
evaluasi, analisis dan pembahasan, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian
menunjukkan PT. Cladtek pada bagian Hydrotest Manual terdapat potensi bahaya
dengan rata-rata bahaya resiko sedang, JSA dapat menurunkan resiko kecelakaan
kerja, potensi kecelakaan kerja jarang terjadi, dapat mengendalikan resiko dimasa
yang akan datang, pemantauan dan evaluasi baik.

Kata kunci : HAZOP, Hydrotest Manual, K3, Kecelakaan Kerja

iv
ABSTRACT

This study concerned about Risk Analysis Occupational Health and Safety (OHS)
using Hazard and Operability Study (HAZOP). This study aimed to identified
hazardous potential of using Job Safety Analysis (JSA), risk assessment, risk control,
monitoring and evaluation. This study was conducted at PT. Cladtek Bi-
Metal Manufacturing, the data were obtained through direct observation,
documentation, and interviews with seven interviewees :
HSE Manager, Staff HSE, Safety Officer and four employees of Hydrotest
Manual. This study was using qualitative descriptive method. The Process of data
analyzing was determined the step of the production process, identified hazardous
potential, to knew the analysis of the hazardous potential to the Job Safety
Analysis (JSA), risk assessment, risk control, monitoring and evaluation, analysis and
discussion, and the conclusion. The result showed Department of Hydrotest Manual
in PT. Cladtek occurred a hazardous potential with hazard medium risk, JSA could
reduced risk of occupational incident, occupational incident rarely happening,
control the risk for the future work, better monitoring and evaluation.

Keywords: HAZOP, hydrotest Manual, OHS, Accident

v
KATA PENGANTAR

Assalammua’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT,

karena karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Analisis Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Menggunakan

Metode Hazard and Operability Study (HAZOP) pada bagian Hydrotest Manual di

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing. Salam dan sholawat tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai

pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat diatasi. Selanjutnya ucapan

terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

1. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.

2. Bapak Uuf Brajawidagda, S.T., M.t., Ph.D selaku Pembantu Direktur I Bidang

Akademik.

3. Ibu Dwi Kartikasari, S.T., M.B.A selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis

4. Bapak Rahmat Hidayat, M.AB selaku Ketua Program Studi Administrasi

Bisnis Terapan

5. Ibu Shinta Wahyu Hati, S.Sos., M.AB selaku Dosen Pembimbing yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, mengarahkan, memberikan

dorongan semangat, nasehat, kesabaran dan penuh perhatian terhadap saya

agar dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat waktu dan dengan baik.

6. Ibu Rusda Irawati,S.E., M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

petunjuk dan nasehat dalam ujian skripsi ini.

vi
7. Ibu Nur Rahmah Andayani, S.IP., M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan petunjuk dan nasehat dalam ujian skripsi ini.

8. Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, yang senantiasa memberikan

kasih sayang, doa dan dengan sabar memberikan semangat baik moral maupun

material kepada saya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi tepat

waktu.

9. Sahabat seperjuangan Saras, Windy dan Riska yang selalu ada disaat suka dan

duka, yang selalu memberikan motivasi dan menghibur disaat sedang stress

dengan tugas-tugas dan ujian terutama di masa-masa menyusun skripsi yang

tingkat stress-nya meningkat 100%, terima kasih karena sudah ada di saat-saat

itu dan semoga persahabatan kita tetap terjaga.

10. Bapak Jan Jonswan Hutasoit selaku Manager HSE yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian di Perusahaan tersebut dan bersedia membantu

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kak duma, kak lona, Pak Ali, Pak Juni, Pak Gunawan, Bang Hendra, Bang

Khairul, Pak Yohanes, Ibu fitri, Pak Roy, Pak Janatul, Pak Iswantika, Pak

Fahmi, dan Pak Kabib yang telah membantu dan menerima saya sebagai anak

magang dan dengan ikhlas membagikan ilmu tentang dunia kerja yang

sesungguhnya serta motivasi dan candaan yang selalu diberikan.

12. Pak Kamiruddin, Pak Gumba Arianto, Pak Robert, dan Pak Sultan Juliadi

selaku karyawan lapangan khususnya bagian Hydrotest Manual di PT. Cladtek

Bi-Metal Manufacturing yang telah bersedia memberikan waktunya untuk

penelitian saya.

13. Untuk kelas Reguler AB-A dan kelas Karyawan AB-B terima kasih karena

sudah menjadi teman sekelas yang baik dan menerima saya. Suka dan duka

vii
telah kita dilewati bersama-sama, khususnya untuk kelas regular AB-A terima

kasih untuk 4 tahunnya kalian teman sekelas yang terbaik untuk saya.

14. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu atas selesainya Skripsi ini.

Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua orang yang

membaca walaupun skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritikan yang membangun agar laporan ini semakin baik.

Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Batam,

Penulis

Suci Oktavia Dwi Ningsih

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i


PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................. iv
ABSTRACT .................................................................................................................v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .....................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................6
1.4.1 Manfaat Praktis, Bagi Perusahaan ...............................................................6
1.4.2 Manfaat Teoritis, Bagi Pembaca dan Penulis ..............................................7
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................7

BAB II. KAJIAN EMPIRIS DAN TEORITIS .........................................................8


2.1. Kajian Empiris (Penelitian Terdahulu) ..................................................................8
2.2 Kajian Teoritis .....................................................................................................17
2.2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .....................................................17
2.2.2 Hazard and Operability Study (HAZOP)....................................................36

BAB III. METODE PENELITIAN .........................................................................40


3.1 Desain atau Jenis Penelitian ................................................................................40
3.2 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................41
3.3 Jenis dan Sumber Data .........................................................................................42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................43
3.4.1 Observasi ..................................................................................................43
3.4.2 Dokumentasi ...............................................................................................44
3.4.3 Wawancara .................................................................................................44
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................................44
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................................47

Bab IV. HASIL PENELITIAN ................................................................................48


4.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................................48
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .....................................................48
4.1.2 Struktur Organisasi .....................................................................................52
4.1.3 Ruang Lingkup Usaha ...............................................................................56
4.1.4 Proses Bisnis ..............................................................................................59
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................................60
4.2.1.Kegiatan Produksi ......................................................................................60
4.2.2 Kegiatan Proses Produksi pada Hydrotest Manual ....................................65

ix
4.2.3Mengidentifikasi adanya Potensi Bahaya terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja .........................................................................................70
4.2.4 Mengetahui Analisis Potensi Bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja .........................................................................................................71
4.3 Penilaian Resiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................78
4.3.1 Melakukan Perangkingan Kemungkinan (Likelihood) ..............................78
4.3.2 Melakukan Perangkingan Keparahan (Consequences) ..............................79
4.3.3 Tingkat Bahaya dalam bentuk Matriks Resiko (Risk Matrix) ..................80
4.3.4 Temua Potensi Bahaya (Risk Level) ..........................................................83
4.4 Pengendalian Resiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja .....................87
4.4.1 Tindakan Pencegahan .................................................................................87
4.5 Pemantauan dan Evaluasi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja ..............94
4.6 Pembahasan Penelitian .........................................................................................97
4.6.1 Identifikasi Bahaya PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ........................98
4.6.2 Analisis Potensi Bahaya dengan menggunakan Job Safety Analysis (JSA)
PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ......................................................99
4.6.3 Penilain Resiko PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ...........................100
4.6.4 Pengendalian Resiko PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ...................102
4.6.5 Pemantauan dan Evaluasi PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ...........104

Bab V. PENUTUP ...................................................................................................106


5.1. Kesimpulan .......................................................................................................106
5.2. Saran ..................................................................................................................107
5.3. Keterbatasan.......................................................................................................108

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................109


LAMPIRAN ............................................................................................................111

x
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar hlm


Gambar
2.2.2.-1 Prosedur Studi Hazop ………………………………………………… 38
4.1.1-1 PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing …………………………...... 49
4.1.1-2 Logo Perusahaan ………………………………………………....... 50
4.1.2-1 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi ………………………...... 53
4.1.4-1 Proses Bisnis Perusahaan ………………………………………….. 59
4.2.1-1 Incoming Material ………………………………………………… 60
4.2.1-2 Proses Sandblasting……………………………………………....... 61
4.2.1-3 Proses Welding ……………………………………………………... 62
4.2.1-4 Proses Quality Control ……………………………………………...62
4.2.1-5 Proses Hydrotest Automatic……………………………………....… 63
4.2.1-6 Proses Hydrotest Manual ………………………………………...… 64
4.2.1-7 Alat Pengecekan Tekanan Air …………………………….....…….. 64
4.2.2-1 Proses Produksi Hydrotest Manual ……………………………….. 66
4.2.2-2 Aksesoris Pipa ……..……………………………………………… 67
4.2.2-3 Sambungan Pipa …………….……….……………………….……. 68
4.2.2-4 Memindahkan Pipa ke Bungker ………………………………….…69
4.2.4-1 JSA Worksheet Form ………………………………………………. 71
4.2.4-2 JSA Worksheet Form ………………………………………………. 72
4.2.4-3 Kegagalan dalam Hydrotest ……………………………….……..... 77
4.2.4-4 Barikade ………………………………………………….…….……78
4.4.1-1 Sticker Safety Induction ……………………………………………. 88
4.4.1-2 Alat Pelindung Diri ……………………………………………….... 89
4.4.1-3 Toolbox Meeting ………………………………………….………... 90
4.4.1-4 Safety Alert …………………………………………………………. 91
4.4.1-5 Logo K3 …………………………………………………………... 92
4.4.1-6 Safety Calender …………………………………………….………. 93
4.4.1-7 Permit to Work …………………………………………………….. 94
4.5-1 Pengecekan Peralatan ……………………………………….……... 95
4.5-2 Pekerja yang Kompeten …………………………………….……… 96
4.5-3 Proses sesuai Prosedur …………………………………………….. 96
4.5-4 Safety Briefing …………………………………………………….. 97

xi
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel hlm


Tabel
2.1-1 Kajian Empiris ……………………………………………………. 8
4.2.4-1 Identifikasi Hazard and Risk ……………………………………… 75
4.3.1-1 Kemungkinan (Likelihood)………………………………………… 79
4.3.2-1 Keparahan (Consequences)………………………………………... 79
4.3.3-1 Kemungkinan dan Konsekuensi …………………………………... 81
4.3.3-2 Matriks Penilaian Resiko ………………………………………….. 82
4.3.4-1 Temuan Potensi Bahaya (Risk Level) ……………………………... 83

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul hlm


ke
1 Hasil Wawancara dengan HSE Manager ……………………… 112
2 Hasil Wawancara dengan Staff HSE …………………………… 113
3 Hasil Wawancara dengan Safety Officer ………………………. 115
4 Hasil wawancara dengan Pekerja Lapangan Pertama ………….. 119
5 Hasil wawancara dengan Pekerja Lapangan Kedua …………… 121
6 Hasil wawancara dengan Pekerja Lapangan Ketiga ………..... 123
7 Hasil wawancara dengan Pekerja Lapangan Keempat ………… 125

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 2016 adalah tahun di mana kebijakan MEA (Masyarakat Ekonomi

Asean) atau dalam istilah asing MEA disebut sebagai ASEAN Economics

Community, mulai diterapkan oleh pemerintah Negara-negara ASEAN, termasuk

Indonesia. Artinya, tenaga kerja asing akan banyak di Negara ini. Begitu pula

sebaliknya, pekerja Indonesia akan tersebar dibeberapa Negara ASEAN. MEA

diterapkan agar daya asing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok

dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini

sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan

menyejahterahkan penduduk Negara ASEAN.

Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perdagangan

barang atau jasa, tetapi juga para tenaga kerja Profesional yang ahli dibidang-

bidangnya masing-masing, MEA secara langsung akan mempengaruhi kualitas

tenaga ahli di Indonesia (www.suaraBMR.com, 2016).

Dengan adanya MEA tersebut tentu akan membuat tenaga kerja lokal

menjadi khawatir mengenai lapangan pekerjaan dan mereka yang memiliki

keterbatasan pengetahuan dan bahasa untuk persaingan dalam mendapatkan

pekerjaan, hal ini akan membuat tenaga kerja lokal harus mampu bersaing secara

sehat untuk mendapatkan pekerjaan, namun tidak jarang ada yang bersaing

dengan tidak sehat maksudnya adalah dengan menghalalkan segala cara agar

1
2

mendapatkan pekerjaan. Dengan semakin ketatnya persaingan untuk

mendapatkan sebuah pekerjaan, sering kali melupakan yang namanya keahlian

dan pengetahuan yang merupakan hal penting untuk melakukan suatu pekerjaan

terutama pekerjaan yang memiliki resiko tinggi kecelakaan.

Suara pembaharuan 2014 dalam Hati (2014) menyatakan bahwa kasus

kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia meningkat setiap tahunnya yaitu

sebanyak 93.000 kasus (www.bpjsketenagakerjaan.go.id). Menurut data

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, di Indonesia sampai

dengan tahun 2013 tercatat kecelakaan kerja yang mengakibatkan meninggal

dunia sebanyak tidak kurang dari enam pekerja setiap harinya. Angka tersebut

tergolong tinggi dibandingkan Eropa, di Negara Eropa per hari meninggal

sebanyak dua orang yang disebabkan oleh kecelakaan kerja. Menurut data

Internasional Labor Organization (ILO), di Indonesia rata-rata per tahun terdapat

kecelakaan kerja sebanyak 99.000 kasus, mengakibatkan 70% kematian dan cacat

seumur hidup.

Penyebab dari kecelakaan kerja bisa datang kapan, di mana dan kepada

siapa saja, terhadap yang beresiko mengalami kecelakaan kerja yang ditimbulkan

karena faktor kesengajaan atau tidak. Dari sebuah Modul tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja (2009) bahwa, potensi bahaya keselamatan

dan kesehatan kerja dapat di mana dan kepada siapa saja. Resiko bisa berakibat

fatal atau hanya kecelakaan kecil, tergantung pada tingkat peluang bahaya yang

ada.
3

Penyebab dari gangguan kesehatan dan keselamatan kerja dikarenakan

suatu bahaya kesehatan akan muncul apabila seseorang kontak dengan sesuatu

yang dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan bagi tubuh ketika terjadi

pekerjaan yang berlebih. Bahaya kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan suatu sumber bahaya di tempat kerja. Potensi bahaya

kesehatan biasanya berasal dari lingkungan kerja diantaranya faktor kimia, faktor

fisik, faktor biologi, faktor ergonomis, dan faktor psikologi. Maka dari itu

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting untuk kepentingan diri sendiri

dan lingkungan tempat kita bekerja.

Menurut Lestari, Trisyulianti (2009) Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya

mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dengan cara

mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat

kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat

kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya

perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja atau menghilangkan angka

kecelakan kerja perlu dilakukan sebuah langkah antisipasi baik dari pihak pekerja

maupun pihak manajemen perusahaan. Kesadaran karyawan terhadap

Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditunjukkan dengan Sikap Profesional yang

dibutuhkan oleh perusahaan, sesuai dengan penelitian Hati (2014) Sikap

Profesioanal karyawan ditunjukkan dengan menjalankan prosedur K3 dan

kesadaran yang ditanamkan sejak pembelajaran Mahasiswa di Laboratorium.


4

Kesadaran terhadap K3 meminimalkan resiko kecelakaan di perusahaan.

Diantaranya menurut Hati & Irawati (2016) bahwa melakukan pekerjaan sesuai

dengan standard dan prosedur kerja adalah bagian dari keterampilan kerja, sikap

melakukan pekerjaan sesuai prosedur adalah bagian dari sikap professional dalam

bekerja. Sesuai dengan penelitian Hati & Wahyuni (2016) ada kesadaran

karyawan dalam mematuhi prosedur untuk meminimalkan resiko kecelakaan di

tempat kerja. Maka diperlukan suatu menajemen risiko kegiatannya meliputi

identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko,

serta pemantauan dan evaluasi.

Menurut Restuputri & Sari (2015), bahwa untuk mengurangi atau

menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja

maka diperlukan suatu manajemen risiko kegiatannya meliputi identifikasi

bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, serta

pemantauan dan evaluasi. Dalam proses identifikasi dan melakukan analisis

potensi bahaya dapat menggunakan metode Hazard and Operability study

(HAZOP).

HAZOP adalah studi keselamatan yang sistematis, berdasarkan

pendekatan sistemik ke arah penilaian keselamatan dan proses pengoperasian

peralatan yang kompleks, atau proses produksi (Kotek dalam Restuputri & Sari,

2015). Tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang muncul

dalam fasilitas pengelolaan di perusahaan menghilangkan sumber utama

kecelakaan, seperti rilis beracun, ledakan dan kebakaran (Dunjo dalam Restuputri

& Sari, 2015).


5

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Restuputri & Sari

(2015) bahwa HAZOP itu sendiri secara sistematis bekerja dengan mencari

berbagai faktor penyebab (cause) yang memungkinkan timbulnya kecelakaan

kerja dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai akibat terjadinya

penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah diidentifikasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Resiko Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) dengan menggunakan Metode Hazard and

Operability Study (HAZOP)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana identifikasi bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan metode Hazop

2. Bagaimana analisis potensi bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan metode Hazop

3. Bagaimana penilaian risiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan metode Hazop

4. Bagaimana pengendalian risiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan metode Hazop

5. Bagaimana pemantauan dan evaluasi bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan metode Hazop


6

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis identifikasi bahaya terhadap

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan metode Hazop

2. Untuk mengetahui analisis potensi bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan metode Hazop

3. Untuk mengetahui penilaian risiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan metode Hazop

4. Untuk mengetahui pengendalian risiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan metode Hazop

5. Untuk mengetahui pemantuan dan evaluasi bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan metode Hazop

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Praktis, Bagi Perusahaan

Manfaat praktis yaitu penulis mendapatkan ilmu secara langsung maupun

tidak langsung, penulis juga mendapatkan tambahan ilmu tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan menggunakan metode

HAZOP yang ada di perusahaan yang penulis teliti.


7

1.4.2 Manfaat Teoritis, Bagi Pembaca dan Penulis

Manfaat teoritis yaitu dapat memahami dan mengimplementasikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan metode HAZOP untuk

memberikan rasa aman dan nyaman pada saat bekerja.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang Latar Belakang, Identifikasi dan Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN EMPIRIS DAN TEORITIS

Bab ini membahas tentang Kajian Empiris dan Kajian Teoritis

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang Desain atau Jenis Penelitian, Jenis dan Sumber Data,

Teknik Pengumpulan Data, Me tode Analisis Data, Waktu dan Tempat Penelitian

Bab IV. HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang Gambaran Umum Perusahaan, Sejarah dan

Perkembangan Perusahaan, Struktur Organisasi, Ruang Lingkup Usaha,

Pembahasan Hasil.

Bab V. PENUTUP

Bab ini membahas tentang Simpulan, Saran, Keterbatasan


BAB II

KAJIAN EMPIRIS DAN TEORITIS

2.1 Kajian Empiris

Santika (2013) menyatakan Empiris adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan

pada observasi kenyataan akal sehat, serta hasilnya tidak spekulatif.

Tabel 1.4.2-1 Kajian Empiris

NAMA
PENELITI ALAT
NO JUDUL VARIABEL HASIL
DAN ANALISIS
TAHUN

1. Dian Palupi Analisis independen : Penelian 1. Potensi bahaya


Restuputri & Kecelakaan Penggunaan Deskriptif kecelakaan kerja
Resti Prima Kerja metode yang dapat terjadi
Dyan Sari, dengan Hazard dan pada area proses
2005 Menggunaka Operability pembuatan
n Metode Study pengaman kaca
Hazard and (safety glass)
Operability Dependen : berasal dari
Study Kecelakaan sumber bahaya
(HAZOP) Kerja yang telah
digolongkan
menjadi 9
sumber.
2. Risiko bahaya
yang ditimbulkan
pada area proses
pembuatan kaca
pengaman (safety
glass) meliputi
resiko ekstrim,
risiko tinggi,
risiko sedang, dan
risiko rendah.
3. Rekomendasi
yang diberikan
kepada
perusahaan,
berdasarkan
sumber bahaya
yang ada,
meliputi sikap

8
9

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

pekerja dan
kondisi
lingkungan kerja.

2. Deddi Septian Analisa Independen : Kuantitatif 1. Nilai tingkat


Purnama, Penerapan potensi dan kinerja program
2015 Metpde bahaya dan Kualitatif sebesar 78%
HIRARC resiko proses dengan kategori
(Hazard unloading warna kuning,
Identificatio unit sedangkan
n Risk kategori
Assesment Dependent : kecelakaan kerja
and Risk HIRARC dan termasuk
Control) dan HAZOPS kedalam
Hazops kelompok
(Hazard and nearmiss dengan
Operability kategori hijau
study) dalam sehingga
kegiatan didapatkan bahwa
identifikasi level atau tingkat
potensi implementasi
bahaya dan program dari
resiko pada hirarc pada proses
proses unloading unit
unloading dengan truk car
unit di PT. carrier tipe semi
Toyota Astra trailer berada
Motor pada tingkat 2
(cukup aman)
dengan kategori
warna kuning.
2. Hazard yang
memiliki nilai
resiko ekstrim
pada proses
unloading dengan
menggunakan
metode hazops.
3. Perbandingan
antara metode
hirarc dan hazops
yaitu hirarc
memiliki form
lebih simple,
waktu identifikasi
yang lebih
dominan terhadap
faktor man
sedangkan
metode hazops
lebih mudah
dibaca oleh
10

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

operator,
mendetail dalam
mengidentifikasi
bahaya, lebih
dominan terhadap
equipment namun
bentuk form lebih
rumit,
membutuhkan
waktu identifikasi
lebih lama dan
kurang mudah
digunakan.

3. T. Lestari & Hubungan Independent : Total 1. Secara umum


Erlin Keselamatan Keselamatan Sampling penerapan K3 di
Trisyulianti, dan dan bagian
2009 Kesehatan Kesehatan pengolahan
(K3) dengan PTPN VIII
produktivitas Dependent : gunung mas
kerja Produktivitas tergolong baik
karyawan Kerja yang
(studi kasus: Karyawan menunjukkan
bagian bahwa faktor-
pengolahan faktor K3 yang
PTPN VIII dianalisis, yaitu
Gunung meliputi pelatihan
Mas, Bogor) keselamatan,
publikasi
keselamatan
kerja, kontrol
lingkungan kerja,
pengawasan dan
disiplin, serta
peningkatan
kesadaran K3,
telah
dilaksanakan
dengan baik.
2. Secara umum
produktivitas
kerja karyawan
bagian
pengolahan
PTPN VIII
gunung mas
tergolong baik
yang artinya
karyawan
mempunyai
produktivitas
kerja yang tinggi.
11

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

3. Hubungan
antarak
keselamatan dan
kesehatan kerja
(K3) dengan
produktivitas
kerja karyawan
adalah positif,
sangat nyata dan
berkorelasi kuat.
Semua faktor K3
memiliki
hubungan yang
posiitif, sangat
nyata, dan
berkorelasi kuat
dengan
produktivitas
kerja karyawan.
Pengawasan dan
disiplin memiliki
nilai korelasi
tertinggi
menunjukkan
bahwa faktor ini
memiliki
hubungan yang
paling kuat
dengan
produktivitas
kerja karyawan
dibandingkan
dengan faktor-
faktor lainnya.
Kemudian diikuti
oleh peningkatan
kesadaran K3,
kontrol
lingkungan kerja,
pelatihan
keselamatan, dan
publikasi
keselamatan kerja
memiliki nilai
korelasi terendah.

4. Shinta Wahyu Analisis Independent : Survey 1. Keselamatan dan


Hati, 2014 Keselamatan Keselamatan Deskriptif Kesehatan Kerja
dan dan sangat penting
Kesehatan Kesehatan dalam
Kerja (K3) Kerja (K3) pembelajaran di
pada labor teknik
Dependent :
12

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

pembelajara Pembelajaran mesin.


n di dilaboratoriu 2. Mahasiswa mesin
Laboratoriu m prodi menyatakan
m Program teknik mesin 66,67% faktor
Studi Teknik Politeknik lingkungan
Mesin Negeri mempengaruhi
Politeknik Batam keselamatan dan
Negeri kesehatan kerja di
Batam labor mesin.
3. Mahasiswa mesin
menyatakan
67,429% kinerja
belajar labor
adalah baik.
4. Sikap kerja
profesional
sangat
dibutuhkan oleh
perusahaan, sikap
profesional
ditunjukkan
dengan
menjalankan
prosedur K3 dan
kesadaran
pentingnya K3
untuk bidang
teknik mesin.

5. Shinta Wahyu Analisis Independent : Kuantitatif 1. Motivasi kerja


Hati & Rusda Faktor-faktor Produktivitas eksplanasi berpengaruh
Irawati, 2016 yang Kerja terhadap
mempengaru produktivitas
hi Dependent : tenaga kerja
Produktivitas Tenaga wanita bagian
Tenaga Wanita operator sebesar
Kerja bagian 0,373 atau 37,3%.
Wanita Operator Adanya pengaruh
bagian ini dibuktikan
Operator dengan
Produksi menggunakan uji
pada Industri t. Hasil analisis
Manufaktur uji t diperoleh
di Kawasan nilai t hitung
Batamindo 3.773 dan t table
Batam 1,671. Bisa
disimpulkan
bahwa t hitung >
t table.. Adanya
pengaruh juga
ditunjukkan
dengan melihat
13

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

tingkat nilai
signifikansi
dibawah 0,05
yaitu (0,000 <
0,05).
2. Disiplin kerja
berpengaruh
terhadap
produktivitas
tenaga kerja
wanita bagian
operator sebesar
0,255 atau 25,5%.
Adanya pengaruh
ini dibuktikan
dengan
menggunakan uji
t. Hasil analisis
uji t diperoleh
nilai t hitung
4.230 dan t table
1,671. Bisa
disimpulkan
bahwa t hitung >
t table.. Adanya
pengaruh juga
ditunjukkan
dengan melihat
tingkat nilai
signifikansi
dibawah 0,05
yaitu (0,000 <
0,05).
3. Keterampilan
kerja berpengaruh
terhadap
produktivitas
tenaga kerja
wanita bagian
operator sebesar
0,323 atau 25,5%.
Adanya pengaruh
ini dibuktikan
dengan
menggunakan uji
t. Hasil analisis
uji t diperoleh
nilai t hitung
5.847 dan t table
1,671. Bisa
disimpulkan
bahwa t hitung >
t table.. Adanya
14

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

pengaruh juga
ditunjukkan
dengan melihat
tingkat nilai
signifikansi
dibawah 0,05
yaitu (0,000 <
0,05).

6. Erick Galante, Risk Indepent : Penelitian 1. Pekerjaan ini


Daniele Assessment Resiko Deskriptif memberikan
Bordalo & Metdhodolo Penilaian metodologi
Mercele gy : Metedologi hibrida antara
Nobrega Quantitative HAZOP dan PHA
(2014) Hazop Dependent : tersebut. Metode
(Hazard and penilaian risiko
Operability ini
Study ) menggabungkan
HAZOP kekuatan dari
kedua HAZOP
(penyelidikan
sistematis
penyimpangan,
penyebab dan
efek) dan PHA
(kemungkinan
untuk
menentukan
urutan relevansi
untuk risiko).
2. HAZOP
memberikan
kontribusi dengan
struktur, prosedur
dan pendekatan
sistematis
(terutama
penggunaan node,
kata kunci dan
penyimpangan),
sedangkan
penggunaan
matriks risiko
membawa
kemampuan
teknik untuk
memprioritaskan
risiko dan
penyimpangan,
untuk
memberikan
informasi kepada
15

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

rencana yang
lebih
implementasi
rinci.

7. Karthika. S Accident Indepent : Penelitian 1. Proyek ini


(2013) Prevention Deskriptif berfokus pada
by Using Studi pencegahan
Hazop Study HAZOP dan kecelakaan di
Work Permit sistem izin boiler dengan
System in kerja menggunakan
Boiler Dependent : studi HAZOP dan
juga melalui
Kecelakaan sistem perizinan
Kerja kerja selama
operasi
pemeliharaan dan
inspeksi berkala,
bahaya yang akan
diidentifikasi dan
diminimalkan.
2. Penelitian
dilakukan dengan
mengunjungi
berbagai proses
kerja di industri
dan ijin kerja
untuk masing-
masing dan setiap
pekerja individu
adalah disiapkan
dengan
menganalisis
jenis pekerjaan,
sifat kerja, APD
ini diperlukan,
tindakan
pencegahan
ukuran kerja dan
belajar tentang
bahaya dalam
pekerjaan melalui
HAZOP.

8. K. Varun & Job Safety Independent : Penelitian 1. Menerapkan JSA


A. Analysis and Keselamatan Deskriptif dan HAZOP
Karthikeyan Hazop for Kerja Study untuk
(2014) fasteners mengidentifikasi
Industry Dependent : bahaya dan
HAZOP menilai bahaya di
pabrik dan
memberikan
16

NO NAMA JUDUL VARIABEL ALAT HASIL


PENELITI ANALISIS
DAN TAHUN

langkah-langkah
pengendalian
yang tepat.
2. Kemudian sesuai
dengan tingkat
keparahan dari
bahaya mereka
akan dihilangkan
atau dikendalikan
mereka dengan
rekayasa dan
kontrol tindakan.

9. Dr. N.A. Risk Independent : Penelitian 1. Langkah-langkah


Siddiqur, Management Deskriptif keamanan yang
Abhisek Techniques Teknik ketat karena
Nandan, HAZOP & Manajemen norma-norma
Mashuben HAZID Resiko pressurizing oleh
Sharman, & Study Dependent : Pemerintah.
Abhinav 2. Meskipun ini
Srivastava HAZOP & telah
(2014) HAZID menyebabkan
tekanan ke bawah
pada margin,
perusahaan serius
telah mulai
mempertimbangk
an mengambil
sosial ekonomi
faktor produksi
dan karyawan.
3. Tujuan dari
prosedur
memeriksa
HAZID adalah
untuk
mengidentifikasi
bahaya utama,
untuk meninjau
efektivitas
langkah-langkah
keamanan yang
dipilih dan, di
mana diperlukan,
untuk
memperluas
langkah-langkah
keamanan untuk
mencapai risiko
residual
ditoleransi.
17

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut Lestari, Trisyulianti (2009) adalah suatu program yang

dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dengan cara mengenali hal-hal yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Lebih lanjut Lestari, Trsyulianti (2009) menyatakan bahwa tujuan dari

dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila

timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Menurut Hamali (2016) keselamtan dan kesehatan kerja telah

menjadi perhatian dikalangan pemerintahan dan pelaku bisnis sejak lama.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan

kinerja karyawan dan pada gilirannya terhadap kinerja perusahaan.

Fasilitas keselamatan kerja yang tersedia di perusahaan akan membuat

semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Dari dalam buku yang ditulis oleh Hamali (2016) juga mengatakan

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari

sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang, meliputi struktur

organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses,

dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,

pencapaian, pengkajian, serta pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan


18

kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efien, dan

produktif.

Syarat-syarat keselematan kerja yang harus diterapkan disuatu

perusahaan sesuai amanat UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dalam pasal 3 (Hamali,2016) adalah sebagai berikut:

1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat

keselamatan kerja untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada

waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya

suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, embusan

angin, cuaca, sinar, atau radiasi, suara dan getaran

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

j. Menyelenggarakan suhu dan lembah udara yang baik

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban


19

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,

lingkungan cara dan proses kerjanya

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang

binatang, tanaman atau barang

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan, dan penyimpanan barang

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada

pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah

tinggi.

Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari

gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja. Risiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam

lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,

lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.

Program manajemen sumber daya manusia harus memasukkan sistem

pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja.

Program keselamatan dan kesehatan kerja ini harus didasarkan pada

prinsip-prinsip sebagai berikut (Hamali, 2016):

1) Penyakit dan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh beberapa

faktor, tetapi faktor-faktor ini harus dicari penyebabnya yang

biasanya diakibatkan oleh kesalahan sistem manajemen yang


20

timbul dari kepemimpinan yang buruk, pengawasan yang tidak

cukup, perhatian yang kurang terhadap rancangan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja, pendekatan yang tidak

sistematis terhadap pengenalan, analisis serta penghilangan

bahaya, dan buruknya fasilitas pendidikan dan pelatihan.

2) Fungsi terpenting dalam program keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) adalah pengenalan bahaya yang potensial, pengadaan

fasilitas dan peralatan keselamatan yang efektif, dan mengambil

tindakan perbaikan yang segera. Hal ini hanya mungkin jika ada:

a. Sistem pelaporan yang efektif dan menyeluruh mengenai

kecelakaan yang menyebabkna kerusakan arau cedera.

b. Pencatatan dan statistik kecelakaan yang cukup.

c. Prosedur yang sistematis dalam pemeriksaan keselamatan,

pengawasan, dan penelitian.

d. Cara-cara yang dapat memastikan bahwa perlengkapan

keselamatan kerja yang dipelihara dan dipakai.

e. Tersedianya sarana yang sesuai untuk mendorong para

manajer pengawas dan tenaga kerja untuk lebih

memerhatikan masalah-masalah yang berhubungan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

3) Kebijaksanaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

dalam organisasi harus ditentukan oleh manajemen puncak (top

Management), yang harus terus-menerus terlibat dalam


21

memantau pelaksaaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan

memastikan bahwa tindakan korektif dilakukan bilamana perlu.

4) Manajemen dan para pengawas harus bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap pelaksanaan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) di tempat-tempat kerja di bawah pengawasan para

pengawas.

5) Semua karyawan harus mendapat pelatihan yang menyeluruh

dalam metode kerja yang aman dan harus mendapatkan

pendidikan serta bimbingan yang terus-menerus dalam usaha

menghilangkan bahaya dalam keselamatan dan kesehatan kerja

(K3), serta usaha-usaha untuk menghindarkan kecelakaan-

kecelakaan.

Prisip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di atas akan

berjalan efektif apabila (Hamali,2016) :

a. Dikeluarkannya peraturan-peraturan yang berhubungan

dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Diterapkannya program kesehatan kerja di perusahaan-

perusahaan.

c. Diterapkannya sistem pencegahan kecelakaan kerja.

2. Tujuan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai

berikut (Mangkunegara dalam Hamali, 2016) :

a. Agar setiap karyawan mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, social, dan psikologis


22

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya, seefektif mungkin

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi karyawan

e. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partsipasi kerja

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja

g. Agar setiap karyawan merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

3. Penyebab terjadinya kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Karyawan

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan karyawan

dapat diuraikan sebagai berikut (Mangkunegara dalam Hamali, 2016) :

1) Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya

kurang diperhitungkan keamanannya

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya

2) Pengaturan Udara

a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang

kotor, berdebu, dan berbau tidak enak)

b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya

3) Pengaturan Penerangan

a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat

b. Ruang kerja yang kurang cahaya atau remang-remang


23

4) Pemakaian peralatan kerja

a. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak

b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik

5) Kondisi fisik dan mental karyawan

a. Kerusakan alat indera, stamina karyawan yang tidak stabil

b. Emosi karyawan yang tidak stabil, kepribadian karyawan yang

rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah,

motivasi kerja rendah, sikap karyawan yang ceroboh, kurang

cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja

terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.

Mangkuprawira, dkk dalam Hamali (2016) mengemukakan dalam faktor

penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dilihat dari berbagai sudut,

antara lain adalah:

1) Kebijakan Pemerintah, berupa pengendalian dan tindakan hukum

bagi perusahaan yang mengabaikan undang-undang dan perturan

yang berlaku tentang keselamatan dan kesehatan kerja belum ada,

kalaupun sudah ada, tetapi belum diterapkan secara tegas.

2) Kondisi pekerjaan, berupa :

a. Standar kerja yang kurang tepat dan pelaksanaanya juga tidak

tepat

b. Jenis pekerjaan fisik yang sangat berbahaya, namun disisi lain,

fasilitas keselamatan kerja sangat kurang

c. Tidak tersedianya prosedur manual petunjuk kerja


24

d. Kurangnya kontrol, evaluasi, dan pemeliharaan tentang alat-alat

kerja secara rutin.

3) Kondisi karyawan, berupa:

a. Keterampilan karyawan dalam hal K3 yang rendah

b. Kondisi kesehatan fisik karyawan yang tidak prima

c. Kondisi kesehatan mental, seperti rendahnya motivasi tentang

K3, serta tingginya derajat stres dan depresi

d. Kecanduan merokok, minuman keras dan narkoba.

4) Kondisi fasilitas perusahaan, berupa :

a. Ketersediaan fasilitas yang kurang cukup (jumlah dan mutu)

b. Kondisi ruangan kerja yang kurang nyaman

c. Tidak tersedianya fasilitas kesehatan dan klinik perusahaan

d. Tidak tersedianya fasilitas asuransi kecelakaan

e. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang pentingnya

keselamatan kerja dikalangan karyawan.

Menurut Hamali (2016) usaha untuk mengenal penyebab kecelakaan kerja

dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan, pengecekan, dan

penyelidikan. Armstrong dalam Hamali (2016) mengelompokkan

penyebab-penyebab kecelakaan kerja yang terdiri dari:

1) Faktor sistem kerja

Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan dalam sistem kerja

adalah:

a. Pembuatan mesin yang tidak aman, pabrik, dan proses kerja


25

b. Tata letak yang tidak baik

c. Mesin-mesin yang tidak mempunyai sistem pengaman atau tidak

sempurna

d. Kerusakan pabrik, bahan-bahan yang kasar dan tajam, atau

kondisi kerja seperti tergelincir atau keadaan yang mengandung

minyak gemuk, benda-benda yang busuk, berkarat, kebakaran

atau container pecah, dan pemelihataan mesin yang buruk

e. Kebersihan yang sangat buruk, seperti kemacetan, pengaturan

tempat sampah yang tidak baik, fasilitas penyimpanan yang tidak

baik, tempat kerja yang tidak bersih.

f. Penerangan yang buruk dan menyilaukan

g. Ventilasi atau sistem pembuangan asap tempat kerja yang tidak

sempurna

h. Kurangnya pakaian atau peralatan pengaman.

Faktor-faktor di atas meskipun mempunyai hubungan dengan

sistem kerja, namun semuanya itu bersumber dari kesalahan yang

terkadang dibuat oleh manusia sendiri (Hamali,2016).

2) Faktor manusia

Faktor-faktor manusia yang mengakibatkan kecelakaan kerja adalah :

a. Menggunakan peralatan yang tidak aman

b. Pemuatan barang dan penempatan bahan-bahan, bagian-bagian

mesin atau sistem transportasi yang tidak aman

c. Menjalankan mesin tanpa pengetahuan yang jelas

d. Menjalankan mesin pada kecepatan yang membahayakan


26

e. Merusak alat-alat keselamatan kerja sehingga tidak berjalan

dengan baik

f. Gangguan dari orang lain, kebisingan yang terjadi di tempat kerja

g. Salah memakai alat keamanan kerja.

Faktor-faktor di atas mungkin timbul dari kesalahan orang seperti ceroboh,

malas, tidak tenang, kurang pertimbangan, atau pengetahuan tidak

sempurna, kurang hari-hati, kurang latihan, kurang terampil, atau kurang

pengawasan. Tindakan-tindakan pencegahan yang harus dilakukan adalah

sebagai berikut (Hamali,2016) :

a. Memerhatikan faktor-faktor keselamatan pada waktu perencanaan dan

pembangunan sistem keamanan

b. Merancang perlengkapan dan pertimbangan keselamatan kerja dan

menyediakan pakaian pengaman

c. Melakukan pengawasan yang teratur dan mengecek serta mengambil

tindakan untuk menghilangkan risiko

d. Menyelidiki kejadian-kejadian yang mengakibatkan kerusakan dan

mengambil inisiatif untuk melakukan tindakan koreksi

e. Mengembangkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

yang efektif

f. Memelihara catatan-catatan dan statistik dengan baik, dengan

memberikan tanda-tanda pada bagian yang mempunyai kecenderungan

berbahaya

g. Melaksanakan program diklat keselamatan kerja dan cara

menghindarkan kecelakaan secara terus-menerus.


27

4. Pendekatan Sistem pada Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

Odiorne dalam Hamali (2016) mengemukakan bahwa pendekatan sistem

pada manajemen keselamatan kerja mencakup:

1) Penetapan indikator sistem, tahap dasar dalam implementasi sistem

keselamatan kerja adalah menetapkan metode untuk mengukur

pengaruh pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan, dan kesejahteraan

karyawan. Statistik kecelakaan harus dijadikan pedoman dan

dibandingkan dengan organisasi lainnya. Efektivitas dari sistem dapat

diukur dan kecenderungan-kecenderungannya dapat diidentifikasikan.

Indikator-indikator tersebut merupakan kriteria untuk tujuan

keselamatan kerja.

2) Melibatkan para pengawas dalam sistem pelaporan, bilamana terjadi

kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas langsung dari bagian

kerusakan, dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan

penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini agar pengawas tersebut dapat

mudah mengadakan perbaikan dan mengadakan upaya preventif untuk

masa selanjutnya.

3) Mengembangkan prosedur manajemen keselamatan kerja, pendekatan

sistem yang esensinya adalah menetapkan sistem komunikasi secara

teratur dan quick response pada setiap kecelakaan karyawan.

Manajemen perusahaan juga mengadakan penelitian terhadap peyebab

terjadinya kecelakaan dan mempertimbangkan kebijakan yang telah


28

ditetapkan untuk diadakan perubahan seperlunya sesuai dengan

keperluan pada saat itu.

4) Menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian dari tujuan kerja,

manajemen perusahaan membuat kartu penilaian keselamatan kerja.

Setiap kesalahan yang dilakukan karyawan dicatat oleh pengawas dan

dipertanggungjawabkan sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan penilaian prestasi kerja, konduite karyawan yang

bersangkutan.

5) Melatih para karyawan dan pengawasan dalam manajemen

keselamatan kerja, para karyawan dilatih untuk dapat menggunakan

paralatan kerja dengan baik, dan para karyawan juga dilatih untuk

dapat menggunakan alat pengaman jika terjadi kecelakaan di tempat

kerja.

Pendekatan-pendekatan sistematis yang dapat dilakukan secara terintegrasi

agar program manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berjalan efektif,

antara lain (Mangkuprawira, dkk dalam Hamali: 2016) :

1) Pendekatan keorganisasian, terdiri dari:

a. Merancang pekerjaan

b. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan program

c. Menggunakan komisi kesehatan dan keselamatan kerja

d. Mengkoordinasi investasi kecelakaan.

2) Pendekatan teknis, terdiri dari:

a. Merancang kerja dan peralatan kerja

b. Memeriksa peralatan kerja


29

c. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi.

3) Pendekatan individu, terdiri dari:

a. Memperkuat sikap dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan

kerja

b. Menyediakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja

c. Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program

insentif.

5. Prinsip-prinsip dan Strategi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

Prinsip-prinsip dan strategi-strategi yang perlu diterapkan oleh perusahaan

dibidang keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu (Mangkuprawira,dkk

dalam Hamali: 2016) :

1) Prinsip

Prinsip-prinsipnya adalah :

a. Filosofi keselamatan dan kesehatan kerja dalam memandang setiap

karyawan memilik hak atas perlindungan kehidupan kerja yang

nyaman. Manajemen perusahaan perlu menanamkan juga bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bentuk kebutuhan

karyawan.

b. Setiap upaya yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja

hanya akan berhasil jika dua pihak, yaitu perusahaan dan karyawan,

melakukan kerja sama seinergis dan harmonis. Setiap pelaku harus

bertekad dan berdisiplin memperkecil terjadinya kecelakaan kerja.


30

c. Perusahaan perlu memiliki tujuan memperkecil kejadian

kecelakaan kerja sampai titik nol. Manfaat bagi kepentingan

karyawan berupa keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimum

serta begitu pula bagi perusahaan berupa keuntungan maksimal.

d. Perusahaan mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

yang dikeluarkan pemerintah secara taat asas.

e. Perusahaan membuat prosedur dan manual tentang bagaimana

mengatasi keselamatan kerja.

f. Perusahaan memberikan pelatihan dan sosialisasi keselamatan kerja

pada karyawan.

g. Perusahaan menyediakan fasilitas keselamatan kerja yang

optimum.

h. Perusahaan bertanggung jawab atas keselamatan kerja para

karyawan.

2) Strategi, program dan pendekatan

Strategi-strategi yang perlu diterapkan oleh perusahaan adalah:

a. Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi

karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja.

b. Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang

keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal

c. Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan

prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan.
31

d. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat derajat keselamatan

dan kesehatan kerja yang rendah sebagai faktor promosi

perusahaan ke khalayak luas, artinya perusahaan sangat peduli

dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

Program-program yang diterapkan untuk menerjemahkan strategi-strategi

di atas antara lain (Hamali,2016) :

a. Telaahan personal, untuk menentukan karakteristik karyawan tertentu

yang diperkirakan potensial berhubungan dengan kejadian keselamatan

kerja, yang meliputi : faktor usia, cirri fisik karyawan, dan tingkat

pengetahuan dan kesadaran karyawan tentang pentingnya pencegahan

dan penyelamatan dari kecelakaan kerja.

b. Pelatihan keselamatan kerja, fokus pelatihan umumnya pada segi-segi

bahaya atau resiko pekerjaan, aturan dan peraturan keselamatan kerja,

serta perilaku kerja yang aman dan berbahaya.

c. Sistem insentif, insentif yang diberikan kepada karyawan dapat berupa

uang dan bahkan karier. Bentuk uang dapat dilakukan melalui

kompetisi antar unit tentang keselamatan kerja paling rendah dalam

kurun waktu tertentu. Bentuk lain adalah berupa peluang karier bagi

karyawan yang mampu menekan kecelakaan kerja bagi dirinya atau

bagi kelompok karyawan di unitnya.

d. Peraturan keselamatan kerja, perusahaan perulu memiliki semacam

panduan yang berisi peraturan dan aturan yang menyangkut apa yang

dapat dan tidak dapat dilakukan oleh karyawan di tempat kerja. Isinya

harus spesifik yang memberikan petunjuk bagaimana suatu pekerjaan


32

dilakukan dengan hati-hati untuk mencapai keselamatan kerja

maksimum.

Pendekatan sistematis yang dilakukan secara terintegrasi agar

manajemen program keselamatan dan kesehatan kerja berjalan efektif

adalah sebagai berikut (Hamali,2016 ):

1) Pendekatan keorganisasian, terdiri dari:

a. Merancang pekerjaan

b. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan program

c. Menggunakan komisi kesehatan dan keselamatan kerja

d. Mengkoordinasi investigasi kecelakaan.

2) Pendekatan teknis, tediri dari:

a. Merancang kerja dan peralatan kerja

b. Memeriksan peralatan kerja

c. Menetapkan prinsip-prinsip ergonomi.

3) Pendekatan individu, terdiri dari:

a. Memperkuat sikap dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan

kerja

b. Menyediakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja

c. Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program

insentif.

6. Penyakit-penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 tentang

penyakit yang timbul karena hubungan kerja menyebutkan bahwa (Hamali,

2016) :
33

1) Pasal 1: penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit

yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan.

2) Pasal 2: setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul

karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja,

baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan

kerja berakhir.

Penyakit-penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana

disebutkan dalam lampiran keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 1993 adalah sebagai berikut (Hamali, 2016) :

1) Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan

parut (silikosis, antarakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis

yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau

kematian.

2) Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang

disebabkan oleh debu logam keras.

3) Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang

disebabkan oleh debu kapas, vias, henep dan sisal (bissinosis).

4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat

perangsang yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.

5) Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai

akibat penghirupan debu organic.

6) Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan yang

beracun.
34

7) Penyakit yang disebabkan cadmium atau persenyawaannya yang

beracun.

8) Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

9) Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaaannya yang

beracun.

10) Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang

beracun.

11) Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang

beracun.

12) Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang

beracun.

13) Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang

beracun.

14) Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang

beracun.

15) Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

16) Penyakit yang disebabkan oleh derivate halogen dari pesenyawaan

hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.

17) Penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya yang

beracun.

18) Penyakit yang disebabkan oleh derivate nitro dan amina dari benzene

atau homolognya yang beracun.

19) Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat

lainnya.
35

20) Penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol atau keton.

21) Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau

keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hydrogen

sulfide, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

22) Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

23) Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan

lebih.

24) Penyakit oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.

7. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3

Manfaat dari penerapan sistem manajemen K3 adalah sebagai berikut

(Suardi,2007) :

1) Perlindungan karyawan, tujuan inti penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan

kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah aset perusahaan yang

harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif tersbesar

yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja.

2) Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang, banyak

organisasi yang telah mematuhi peraturan menunjukan eksistensinya

dalam beberapa tahun. Kita bisa saksikan bagaimana pengaruh buruk

yang didapat bagi perusahaan yang melakukan pembangkangan

terhadap peraturan dan undang-undang, seperti citra buruk, tuntutan

hukum dari badan pemerintah, seringnya menghadapi permasalahan

dengan tenaga kerjanya semua itu tentunya akan mengakibatkan

kebangkrutan.
36

3) Mengurangi biaya, sistem manajemen K3 juga melakukan pencegahan

terhadap ketidaksesuaian. Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat

mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja.

Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang

ditimbulkan akibat kejadian tersebut.

4) Membuat sistem manajemen yang efektif, tujuan perusahaan

beroperasi adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Hal ini akan dapat dicapai dengan adanya sistem manajemen

perusahaan yang efektif. Banyak variable yang ikut membantu

pencapaian sebuah sistem manajemen yang efektif, disamping mutu,

lingkungan, keuangan, teknologi informasi dan K3.

5) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, karyawan yang

terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih

optimal dan ini tentu akan berdampak pada produk yang dihasilkan.

Pada gilirannya ini akan meningkakan kualitas produk dan jasa yang

dihasilkan ketimbang sebelum dilakukan penerapan.

2.2.2 Hazard and Operability Study (HAZOP)

Menurut Karthika (2013), A hazard and operability study (HAZOP)

is a structured and systematic examination of a planned or existing

process or operation in order to identify and evaluate problems that may

represent risk to personnel or equipment, or prevent efficient operation.

The HAZOP technique was initially developed to analyze chemical process

systems, but has later been extended to other types of systems and also to

complex operations such as boiler operation and to record the deviation


37

and consequence. A HAZOP is a qualitative technique based on

guidewords and is carried out by a multi-disciplinary team (HAZOP team)

during a set of meetings.

Dimaksudkan adalah “bahaya dan pengoperasian studi (HAZOP)

adalah pemeriksaan terstruktur dan sistematis yang direncanakan atau

proses atau operasi yang ada untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

masalah yang mungkin mewakili resiko untuk personil atau peralatan, atau

mencegah efisien operasi. Teknik HAZOP awalnya dikembangkan untuk

menganalisis sistem proses kimia, tetapi kemudian telah diperluas dengan

jenis lain dari sistem dan juga untuk operasi yang kompleks seperti operasi

boiler dan untuk merekam deviasi dan konsekuensi. HAZOP adalah teknik

kualitatif berdasarkan guiedewords dan dilakukan oleh multi-disiplin (Tim

HAZOP) selama serangkaian pertemuan”.

Menurut Restuputri & Sari (2015) , menyatakan bahwa untuk

mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan

kecelakaan di tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko

kegiatannya meliputi identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian

risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan dan evaluasi. Dalam proses

identifikasi dan melakukan analisis potensi bahaya dapat menggunakan

metode Hazard and Operability study (HAZOP).

HAZOP adalah studi keselamatan yang sistematis, berdasarkan

pendekatan sistemik ke arah penilaian keselamatan dan proses

pengoperasian peralatan yang kompleks, atau proses produksi (Kotek


38

dalam Restuputri & Sari, 2015). Tujuannya untuk mengidentifikasi

kemungkinan bahaya yang muncul dalam fasilitas pengelolaan di

perusahaan menghilangkan sumber utama kecelakaan, seperti rilis beracun,

ledakan dan kebakaran (Dunjo dalam Restuputri & Sari, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Restuputri & Sari

(2015) bahwa HAZOP itu sendiri secara sistematis bekerja dengan mencari

berbagai faktor penyebab (cause) yang memungkinkan timbulnya

kecelakaan kerja dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai

akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau

tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi

risiko yang telah diidentifikasi.

Prosedur dalam studi HAZOP adalah sebagai berikut (Ashfal dalam

Restuputri dkk, 2015) :

Mengetahui urutan Proses Produksi

Mengidentifikasi adanya bahaya

Melengkapi kriteria yang ada Job Safety analysis woksheet

Melakukan Perangkingan dari potensi bahaya

Analisis dan Pembahasan

Rekomendasi dan Rancangan Perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.2.2-1 Prosedur Studi Hazop


Sumber : Jurnal Ilmiah Teknik Industri
39

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh McKay (2011),

bahwa teknik analisis HAZOP didasarkan pada prinsip dari beberapa ahli

dengan latar belakang yang berbeda dapat berinteraksi secara kreatif, yang

secara sistematis dan mengidentifikasi lebih banyak masalah ketika bekerja

bersama-bersama dari pada ketika bekerja secara terpisah dan

menggabungkan hasil mereka. Meskipun teknik HAZOP Study pada

awalnya dikembangkan untuk evaluasi desain baru atau teknologi, itu

berlaku untuk proses hampir semua fase seumur hidup.

Fitur penting dari pendekatan HAZOP Study adalah untuk

meninjau gambaran proses atau prosedur dalam serangkaian pertemuan, di

mana tim yang telah dipilih menggunakan protokol didefinisikan untuk

metodis mengevaluasi signifikasi penyimpangan dari maksud desain

normal. Keuntungan utama dari brainstorming terkait dengan HAZOP

Study adalah merangsang kreatifivitas hasil dari interaksi tim dengan

berbagai latar belakang. Akibatnya, keberhasilan studi mengharuskan

semua pekerja bebas mengekspresikan pandangan mereka dan praktik

kerja sama tim yang mendukung (McKay,2011).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Atau Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) Penelitian Kualitatif adalah suatu metode

penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive,

teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau

kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif labih menekankan makna dari pada

generalisasi.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode

wawancara, observasi lapangan, pengamatan, penelitian terdahulu atau studi

literatur dan pecatatan. Penelitian ini memusatkan perhatian tentang keselamatan

dan kesehatan kerja dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study

(HAZOP).

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut (Restuputri & Sari,2015) :

1. Survei pendahuluan

Bertujuan untuk melihat gambaran dan kondisi yang sebenarnya

pada area produksi PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing. Dengan melihat

kondisi yang sebenarnya pada area produksi maka akan memudahkan

untuk mengangkat studi kasus yang ada. Hal pertama yang dilakukan

40
41

pada survei pendahuluan ini adalah dengan melakukan sebuah wawancara

kepada Safety Officer dan karyawan di area produksi baik masalah yang

sedang dihadapi oleh perusahaan khususnya pada masalah Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) maupun kebijakan perusahaan.

2. Studi Literatur

Dimaksudkan untuk mempermudah dalam mempelajari teori dan

ilmu pengetahuan yang relevan dengan konsentrasi masalah yang ada.

Studi literatur ini didapatkan baik dalam buku, kumpulan Tugas Akhir,

Jurnal, maupun akses internet.

3. Identifikasi masalah

Berfungsi sebagai pencari titik-titik tertentu yang menjadi pusat

atau penyebab dari timbulnya hazard (bahaya) yang menyebabkan

kecelakaan kerja pada area produksi PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing.

4. Perumusan masalah

Berupa identifikasi bahaya yang terdapat pada kondisi yang

sebenarnya.

5. Tujuan penelitian

Berisikan hasil akhir yang diharapkan dapat terselesaikan setelah

pengerjaan laporan penelitian ini. Tujuan penelitian ini memiliki dasar

yang mampu menyelaraskan dengan latar belakang dan perumusan

masalah.

3.2 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah para karyawan lapangan pada PT.

Cladtek Bi Metal Manufacturing, ruang lingkup penelitian ini adalah tingkat


42

resiko keselamatan dan kesehatan kerja khususnya untuk karyawan lapangan

pada bagian Hydrotest manual di Perusahaan tersebut.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif. Data kualitatif akan digunakan untuk memberikan gambaran atau

penjabaran tentang suatu objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki,

menjelaskan dari data-data yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang akan menjelaskan dan menjawab

rumusan masalah dari penelitian ini.

Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 2

sumber yaitu : data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung di

lapangan sebagai informan yaitu : Manager HSE, Staff HSE , Safety

Officer, dan Karyawan lapangan dengan cara melakukan tanya jawab

atau wawancara langsung. Jumlah yang akan di wawancara sebanyak 7

orang, yang terdiri dari: Manager HSE 1 orang, Staff HSE 1 orang,

Safety Officer 1 orang, dan Karyawan lapangan 4 orang.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

subyeknya maupun berdasarkan informasi dari pihak lain yang dianggap

relevan, yaitu Manager HSE, sumber tertulis baik catatan yang berupa

hasil penelitian, buku referensi, jurnal ilmiah, arsip-arsip, dan dokumen

perusahaan berupa : permit to work, JSA worksheet, toolbox meeting,

safety safary, induction for, power tool register, dan lifting gear register.
43

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013), teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Dalam penelitian ini peneliti mengambil data risk assessment

pada bagian kerja di Hydrotest Manual. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan

dokumentasi.

3.4.1 Observasi

Menurut Kurniawanti (2016), Observasi adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

secara langsung yaitu obyek penelitian, dan mencatat semua data-data

yang diperlukan, serta mengandalkan kecermatan pengumpulan data

untuk memperoleh hasil penelitian yang valid.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan 2 cara

yaitu Participant Observation dan Non Participant Observation.

1. Participant Observation

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam

kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data,

yaitu peneliti mengobservasi prosedur kerja, area kerja produksi, produksi

pre-start, sign kerja, dan toolbox meeting. Participant Observation ini

dilakukan ketika magang selama 4 bulan, tepatnya di PT. Cladtek Bi

Metal Manufakturing pada bagian Health, Safety and Environment (HSE).

2. Non Participant Observation


44

Berlawanan dengan Participant Observation, Non Participant

merupakan observasi yang peneliti tidak ikut secara langsung dalam

kegiatan atau proses yang sedang diamati. Dalam hal ini peneliti tidak

ikut secara langsung, melainkan peneliti melakukan pengamatan proses

kerja di lapangan pada bagian Hydotest Manual.

3.4.2 Dokumentasi

Data-data yang berkaitan dengan penelitian, pengumpulan data

berdasarkan dokumen-dokumen, foto-foto dan arsip yang relevan sebagai

sumber data. Dokumentasi tersebut berupa dokumen tentang izin bekerja

atau permit to work, HSE procedure, risk assessment, dan laporan P2K3

sedangkan untuk foto tersebut berupa foto kecelakaan kerja, foto tentang

salah satu barang yang diproduksi atau dihasilkan dan untuk pengumpulan

data berupa arsip yaitu accident report, incident investigation, JSA

worksheet, dan toolbox meeting.

3.4.3 Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara

secara langsung, dengan pihak yang dianggap dapat memberikan

informasi dan berkompeten sesuai dengan permasalahan dalam penelitian,

Peneliti melakukan wawancara kepada : Manager HSE, Staff HSE, Safety

Officer dan Karyawan perusahaan.

3.5 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013), analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai


45

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancara. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel.

Kotek dalam Restuputri & Sari (2015), menyatakan bahwa dalam proses

identifikasi dan melakukan analisis potensi bahaya dapat menggunakan metode

Hazard and Operability Study (HAZOP).

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan pengumpulan dan

pengolahan data adalah sebagai berikut (Ashfal,2009) :

1. Mengetahui urutan proses yang ada pada proses produksi.

2. Mengidentifikasi adanya potensi bahaya pada area produksi dari

departemen awal sampai departemen akhir dengan mengamati adanya

segala penyimpangan yang terjadi sehingga mampu menyebabkan

kecelakaan kerja dilakukan dengan cara observasi lapangan secara

langsung.

3. Melengkapi kriteria yang ada pada Job Safety Analysis (JSA) worksheet

dengan urutan sebagai berikut :

a. Mengklasifikasikan potensi bahaya yang ditemukan (sumber

potensi bahaya dan frekuensi temuan potensi bahaya).

b. Mendeskripsikan penyimpangan yang terjadi selama proses

operasi.

c. Mendeskripsikan penyebab terjadinya (cause).


46

d. Mendeskripsikan yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan

tersebut (consequences).

e. Menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan.

f. Menilai resiko (risk assessment) yang timbul dengan

mendefinisikan kriteria Likelihood dan Consequences (severity).

Kriteria likelihood yang digunakan adalah frekuensi di mana dalam

perhitungannya secara kuantitatif berdasarkan data perusahaan

selama pada tahun 2016. Kriteria consequences (severity) yang

digunakan adalah akibat yang akan diterima pekerja yang

didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja

yang hilang.

4. Melakukan perangkingan dari potensi bahaya yang telah diidentifikasi

menggunakan JSA worksheet dengan memperhitungkan Likelihood dan

consequences, kemudian menggunakan risk matrix untuk mengetahui

prioritas potensi bahaya yang harus diberi prioritas untuk diperbaiki.

5. Analisis dan Pembahasan, dengan menjabarkan sumber-sumber dan akar

penyebab dari permasalahan yang mengakibatkan Melakukan analisis

terhadap akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja maupun gangguan

proses kerja yang terjadi. Adapun langkah-langkah dalam analisis dan

pembahasan ini adalah :

a. Melakukan analisis terhadap akar penyebab terjadinya kecelakaan

kerja maupun gangguan proses kerja yang terjadi.


47

b. Melakukan analisis penilaian resiko sehingga diperoleh

rekomendasi perbaikan yang sesuai bahkan dapat diterapkan pada

objek penelitian tersebut.

6. Rekomendasi dan Rancangan Perbaikan, dilakukan dengan perancangan

perbaikan proses yang didapati pada titik-titik tertentu yang dapat

menimbulkan bahaya kecelakaan kerja pada PT. Cladtek Bi Metal

Manufacturing untuk meminimalkan bahkan menghilangkan bahaya

tersebut.

7. Kesimpulan dan Saran, untuk menemukan jawaban dari semua

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan dengan

hasil pengambilan kesimpulan maka dapat diberikan saran ataupun

beberapa masukan usulan perbaikan dalam upaya meningkatkan kinerja

dan produktivitas perusahaan.

3.6 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing yang

beralamat di Jl. Tenggiri, Batu Merah, Batu Ampar, Batam pada bulan Oktober –

Februari 2017.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing bergerak dibidang jasa industri

untuk berbagai pekerjaan mengenai material logam, khususnya proses Weld

Overlay dan Lining pada pipa baja karbon untuk keperluan industri. PT. Cladtek

merupakan perusahaan yang memiliki kuota produksi pipa cladding terbesar di

Indonesia, dan juga salah satu yang terbesar di dunia.

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing pertama kali beroperasi di Pulau

Batam pada tanggal 12 April 2007 yang beralamat di Jalan Tenggiri, Kelurahan

Batu Merah, Kecamatan Batu Ampar, Batam, Indonesia. PT. Cladtek Bi-Metal

Manufacturing ini didirikan dengan Akta Pendirian No. 24 dengan Notaris yang

bernama Siti Masnuroh S.H, Jakarta, Indonesia.

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing merupakan perusahaan yang telah

dikukuhkan sebagai perusahaan yang dapat melakukan pemotongan pajak oleh

Direktorat Jenderal Pajak. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT. Cladtek Bi-

Metal Manufacturing adalah 02.650.404.3.217.000. Perusahaan ini memiliki

karyawan sebanyak 700 orang terhitung sampai bulan februari 2017.

48
49

Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing Batam

Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Alamat Perusahaan : Jl. Tenggiri Batu Ampar, Batam

No. Telepon : (062) 778411505

Website : www.cladtek.com

Bidang Usaha/Kegiatan : Pipe Manufacturing

Luas : 9,3 ha

Status Permodalan : PMA (Penanaman Modal Asing)

Visi, Misi Perusahaan/Instansi

Gambar 4.1.1-1 PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
50

Gambar 4.1.1-2 Logo Perusahaan


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Untuk menjalankan usaha bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi

dan misi yang memiliki fungsi memaparkan tujuan suatu perusahaan. Adapun visi

dan misi PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing adalah sebagai berikut :

1. Visi Perusahaan

1. Menjadi produsen dan atau pemasok, Welded Pipe, Bi-Metal pipa berjajar

dan operasi terkait seperti overlays, cladding komponen perpipaan seperti

pipa, bends, fitting, dan flange untuk petrokimia, industri minyak dan gas,

bumi dan energi.

2. Menciptakan produk yang berkualitas dan profesional dan menjadi

perusahaan No. 1 di dunia.

3. Mengembangkan perusahaan ke berbagai wilayah di seluruh dunia.

Selain itu, visi Cladtek Bi-Metal Manufacturing dalam kebijakan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) yaitu memastikan bahwa

bisnis Cladtek beroperasi dengan menjunjung tinggi keselamatan dan lingkungan,

yang dibuktikan dalam setiap ucapan dan tindakan setiap saat. Kebijakan K3L

Cladtek didasarkan pada prinsip bahwa tidak ada kompromi dalam memastikan

bahwa setiap karyawan Cladtek dengan aman, sehat dan selamat. Untuk mencapai

visi ini, Cladtek akan :


51

1. Memimpin K3L dari puncak organisasi, dan memastikan bahwa setiap

orang di Cladtek masing-masing akuntabel terhadap K3L.

2. Memastikan bahwa setiap karyawan disediakan alat-alat, perlengkapan,

alat pelindung diri, Informasi, metode dan system yang tepat untuk

pekerjaannya dan memastikan lingkungan kerja yang selamat.

3. Memberikan pelatihan tentang keselematan dan metode kerja yang selamat

dan memastikan setiap karyawan memahami dan sadar akan persyaratan

kesematan, bahaya dan resiko kerja.

4. Menghimbau dan memberdayakan setiap karyawan untuk bersuara tentang

K3L, meningkatkan kesadaran akan bahaya dan menghentikan setiap

praktik kerja yang tidak selmat.

5. Memenuhi semua hukum dan peraturan K3L yang berlaku dan membuat

prosedur dan proses kerja yang mencerminkan praktik terbaik dari industri

yang sesuai dengan bisnis Cladtek.

6. Melaksanakan proses review dan peningkatan berkelanjutan terhadap

prosedur, praktik dan metode kerja dengan mempertimbangkan umpan

balik serta pelajaran yang dipetik dari bisnis dan dari lintas industri minyak

dan gas.

7. Menetapkan tujuan dan sasaran yang terkait dengan K3L dan mengatur

kinerja K3L. Cladtek akan berbagi informasi ini dengan semua karyawan,

dan dengan terbuka dan transparan dalam menyelidiki insiden dan

perbaikannya.
52

8. Memastikan bahwa K3L tidak dijadikan sebagai beban, melainkan

dipahami oleh setiap karyawan Cladtek sebagai bagian dalam menjalankan

bisnis.

9. Bertindak dengan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan dan hati-hati

dalam mengelola dampak dari bisnis Cladtek terhadap lingkungan sekitar.

Cladtek akan meninjau dan memperbaharui kebijakan ini secara berkala.

Cladtek juga memastikan bahwa seluruh karyawan memahami dan melaksanakan

kebijakan ini, dan memberikan pelatihan dan mendukung kebijakan ini.

2. Misi Perusahaan

1. Mewujudkan Visi dalam menciptakan layanan yang baik, dengan

menyediakan produk-produk berkualitas tinggi secara tepat waktu.

2. Terciptanya kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait dalam

aktifitas perusahaan, baik karyawan maupun mitra perushaaan yaitu

perusahaan oil dan gas.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi akan mempunyai struktur-struktur sedemikian rupa

sesuai dengan bidang usaha perusahaan. Struktur organisasi akan

memperlihatkan jabatan, tugas dan tanggung jawab setiap industri dalam

menunjang kesuksesan dan kemajuan perusahaan.


53

Struktur organisasi PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing yaitu:

GM
Batam
Facilities
HSE
Manager

HR & Production Maintenan


Quality GM Production Fabricatio
Service Control & ce
Manager Projects Manager n Manager
Manager Logistics Manager

Gambar 4.1.2-1 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Deskripsi atau Uraian Pekerjaan

Penulis melaksanakan magang di departemen Health, Safety and Environment

(HSE), pada stuktur organisai di atas ditandai dengan bagan yang berwarna

kuning.

1. GM (General Manager) Batam Facilities

General Manager merupakan suatu jabatan kerja pada sebuah perusahaan

yang bertugas memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan semua hal yang

berkaitan dengan jalannya roda perusahaan, atau pimpinan tertinggi dalam

struktur perusahaan.

2. HSE (Health, Safety and Environment) Manager

a. Untuk memantau, mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan

semua aplikasi kesehatan, keselamatan, dan sistem manajemen lingkungan

di area pabrik berdasarkan peraturan pemerintah daerah.


54

b. Mempersiapkan, melaksanakan dan memelihara rencana pengelolaan

kesehatan dan keselamatan, pengelolaan lingkungan, prosedur, JSA (Job

Safety Analysis), izin kerja dan lain-lain terkait dokumen HSE.

c. Menyiapkan keamanan atau safety kerja yang memperoleh persetujuan dari

supervisor sebelum pekerjaan dimulai.

3. HR & Service Manager

a. Menentukan kebutuhan kerja dan bertanggung jawab dalam tugas

operasional.

b. Bekerjasama dengan bagian-bagian lain untuk membina stabilitas kerja,

tata tertib kerja, disiplin kerja, keamanan dan kenyamanan dalam

lingkungan kerja.

4. Quality Manager

a. Melakukan review terhadap kontrak untuk mengidentifikasi kualitas terkait

dokumentasi dan pengujian persyaratan khusus untuk pesanan pembelian.

b. Mengidentifikasi persyaratan inspeksi dan memastikan apakah persyaratan

inspeksi tersebut dapat diimplementasikan.

c. Memastikan dan menguji semua peralatan yang diperlukan untuk bekerja

dalam kondisi baik dan telah dikalibrasi.

d. Mengidentifikasi semua catatan yang diperlukan oleh client untuk

menunjukkan kesesuaian dengan catatan departmen QC.

5. General Manager (GM) Projects

General Manger Project diangkat oleh Pimpinan tertinggi di perusahaan untuk

memimpin langsung proyek induk dan tetap stand by di Site Office. General
55

Manager Project juga berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik perusahaan

untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan proyek.

6. Production Manager

a. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi.

b. Menentukan standar kontrol kualitas produk.

c. Mengawasi proses produksi.

d. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi.

e. Mengawasi pekerjaan staf junior.

f. Menilai kelayakan proyek.

g. Mengelola pemesanan dan pembelian bahan baku produksi.

h. Menjadi penghubung dengan pembeli, pasar dan staf penjualan.

i. Memperkirakan serta melakukan negosiasi rentang waktu dengan klien dan

manajer dalam hal yang berkaitan dengan proses produksi.

7. Production Control & Logistics

a. Menyelenggarakan perencanaan, pemeliharaan, perawatan, untuk menjaga

operasional perusahaan agar selalu siap dalam memberikan pelayanan

kepada unit kerja lain (customer).

b. Menjamin semua sarana dan prasarana tersedia dan dapat digunakan

dengan baik oleh unit kerja lainnya yang ada di dalam perusahaan.

c. Melakukan pengadaan barang atau jasa yang diperlukan para unit kerja

lain untuk mendukung pelayanan dan operasional perusahaan.

d. Melakukan analisa kebutuhan pengadaan barang atau jasa yang diminta

para unit kerja lain untuk memenuhi pengadaan barang atau jasa.
56

8. Maintenance Manager

a. Bertanggung jawab mengawasi pengadaan pengendalian produksi agar

produk sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan.

b. Mengatur jadwal perbaikan dan perawatan mesin.

9. Fabrication Manager

a. Mampu mengayomi bawahan.

b. Mampu menguasai SDM dan juga faktor penting dalam pabrik.

c. Mampu mengatur manajemen yang baik.

d. Mampu menjalin hubungan yang baik dengan klien.

e. Meningkatkan kualitas produksi.

f. Mampu menciptakan suasana kerja yang baik.

g. Mampu membentuk SDM yang handal dan profesional.

h. Mengetahui, memantau dan mengerti semua asset perusahaan yang

dikelola pabrik.

4.1.3 Ruang Lingkup Usaha

PT. Cladtek tidak hanya berdomisili di Batam, tetapi tersebar di beberapa

Negara seperti:

a. Cladtek do Brazil, berlokasi di Brazil

b. Cladtek Holdings Pte Ltd, berlokasi di Singapore

c. Cladtek Middle East, berlokasi di Sharjah United Arab Emirates

d. PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing, berlokasi di Batam, Indonesia


57

A. Prosedur dan Tata Kerja Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai prosedur dan tata kerja masing-masing, di PT.

Cladtek Bi-Metal Manufacturing ada beberapa prosedur dan tata kerja yang telah

ditetapkan, antara lain :

1. Penerimaan karyawan baru perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan

perushaan, untuk dapat diterima menjadi karyawan harus dapat memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan.

2. Calon karyawan harus mempunyai fisik yang sehat dan juga lulus test

medical check up yang diadakan perushaan.

3. Calon karyawan yang telah memenuhi syarat diterima, karyawan tersebut

mendapatkan masa uji coba selama 3 bulan terhitung sejak mulai atau

gabung di perusahaan.

4. Bagi karyawan yang telah melewati masa percobaan dengan baik, maka

akan diangkat menjadi karyawan sesuai status dan posisi karyawan

tersebut, karyawan bekerja selama kontrak yang telah diberikan oleh

perusahaan dan juga disepakati oleh karyawan.

B. Peraturan Perusahaan

Peraturan perusahaan ini dibuat untuk menjadi pegangan tentang hak

dan kewajiban masing-masing pihak dengan tujuan memelihara hubungan yang

baik antara karyawan dan perusahaan. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

dalam kelangsungan usaha perusahaan ini.

Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan dan kesehatan dirinya dan

karyawan lainnya. Semua karyawan wajib memakai alat keselamatan kerja yang
58

telah disediakan oleh perusahaan dan mengikuti atau mematuhi ketentuan

mengenai keselamatan kerja. Diluar waktu kerja yang sudah ditentukan oleh

perusahaan, karyawan tidak diperbolehkan memakai atau menggunakan alat-alat

kerja perusahaan untuk kepentingan pribadi. Setiap pekerja juga dilarang

memakai aksesoris ketika kegiatan bekerja sedang berlangsung.

Dalam perusahaan untuk pembagian hari kerja dan jam kerja sangat

penting untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan, pembagian hari kerja yang

telah ditetapkan oleh PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing adalah:

1. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yaitu karyawan bekerja 8 jam dalam sehari, 40 jam dalam seminggu.

Perusahaan menetapkan hari kerja adalah hari Senin s/d Jumat, apabila

karyawan kerja diluar jam kerja aktif berarti setiap jamnya dihitung

overtime. Khusus untuk hari sabtu, apabila karyawan masuk setiap

jamnya juga dihitung overtime.

2. Dalam pengaturan jam kerja di perusahaan diatur sebagai berikut :

a. Senin-Kamis

Kerja : 08.00 WIB – 17.00 WIB

Istirahat : 12.00 WIB – 13.00 WIB

b. Jumat

Kerja : 08.00 WIB – 17.00 WIB

Istirahat : 11.30 WIB – 13.30 WIB

c. Sabtu

Kerja : 08.00 WIB – 12.00 WIB


59

4.1.4 Proses Bisnis

PT. Cladtek BI Metal Manufacturing bergerak dibidang cladding

(pelapisan) dan spooling (penyambungan) pipa. Produk utamanya adalah CRA

Clad pipe, fittings Flanges dan Bends, Pipe Spool Fabrication, Pressure vessels,

Ball Velves, Seawater Tubes dan Underwater Sheaves, Thermal Sleeves, dan

Independent Bend Testing dan Simulations. Proses bisnisnya berlangsung

berdasarkan proyek yang diterima dari client dan langsung melaksanakan

pengiriman barang setelah produk selesai dikerjakan.

Berikut skema proses bisnis perusahaan:

Pengiriman
Proyek Pengerjaan Finalisasi
Dan Selesai
Diterima Produk Dokumen
Pembayaran

Gambar 4.1.4-1 Proses Bisnis Perusahaan


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Keterangan :

1. Setelah PT. Cladtek menandatangani kontrak kerja dengan client, maka

proyek dinyatakan dimulai pengerjaannya setelah melalui penerimaan

bahan baku dan produk sudah berada di workshop kerja, serta siap untuk

dikerjakan.

2. Proses pengerjaan produk harus mengikuti seluruh prosedur yang terdapat

di PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing Batam, dari awal pengerjaan

sampai dengan selesai.

3. Setelah seluruh produk selesai, maka dokumen pendukung setiap produk

akan dikumpulkan dan disiapkan sebelum pengiriman produk.


60

4. Proses pengiriman produk dan dilanjutkan dengan pembayaran produk

yang sudah jadi. Mengenai mekanisme perjanjian pembayaran hanya

diketahui oleh departemen Purchasing dan departemen Project.

5. Proyek dinyatakan selesai setelah seluruh dokumen dan produk diterima

dengan baik oleh client, dan dinyatakan closed (selesai).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kegiatan Produksi

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing mempunyai 2 (dua) workshop

yaitu: workshop A dan workshop B. Workshop A adalah proses produksi utama

atau lapangan 1 (satu) di mana hampir semua proses produksi dilakukan di dalam

workshop tersebut termasuk kantor PT. Cladtek Bi-Metal sendiri berada di

lapangan 1 (satu), sedangkan workshop B atau lapangan 2 (dua) adalah tempat

penyimpanan material yang baru datang atau barang lainnya yang telah tidak

terpakai.

Di dalam workshop A atau lapangan 1 (satu) terdapat beberapa proses

produksi diantaranya adalah :

1. Incoming material

Gambar 4.2.1-1 Incoming Material


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
61

Adalah proses di mana material datang ke dalam workshop dan

ditempatkan pada tempat produksi di mana material tersebut akan di

proses, karena PT. Cladtek bukanlah perusahaan yang memproduksi

sebuah produk dari awal melainkan sebuah perusahaan yang bergerak

di bidang pengelasan untuk pipa Oil dan Gas.

2. Sandblasting

Gambar 4.2.1-2 Proses Sandblasting


Sumber: Sandblasting in Indonesia

Sandblasting adalah proses penyemprotan abrasive material

biasanya berupa pasir silika atau steel gril dengan tekanan tinggi

pada suatu permukaan dengan tujuan untuk menghilangkan material

kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli dan lain-lain. Selain itu juga

bertujuan untuk membuat profile (kekasaran) pada permukaan metal

agar dapat tercapai tingkat perekatan yang baik antara permukaan

metal dengan bahan pelindung misalnya cat.

Tingkat kekerasannya dapat disesuaikan dengan ukuran

pasirnya serta tekanannya. Perlu diketahui berhasil atau gagalnya

suatu pengecatan sangat tergantung pada tingkat kebersihan dan


62

tingkat perekatan antara cat dan permukaan serta tingkat kepadatan

dan perataan dari cat itu sendiri. (www.bioindustries.co.id)

3. Welding

Gambar 4.2.1-3 Proses Welding


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Adalah proses penyambungan bahan metal dengan

menggunakan bahan logam yang dilaksanakan dalam keadaan cair

atau sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan

menggunakan energi panas.

4. Quality Control Check

Gambar 4.2.1-4 Proses Quality Control


Sumber : Pradhanagroup

Adalah proses pengecekan yang dilakukan oleh pekerja yang

bersertifikat atau memiliki kemampuan dalam bidang tersebut, atau


63

dilakukan oleh pekerja yang handal. Melakukan pengecekan terhadap

pipa yang telah selesai diproduksi atau diolah, apabila barang yang

telah diproduksi tidak sesuai dengan standart maka selanjutnya

barang tersebut akan diproduksi ulang (repair), apabila barang sesuai

maka barang atau pipa tersebut dapat dilanjutkan ke proses

selanjutnya.

5. Hydrotest Automatic

Gambar 4.2.1-5 Proses Hydrotest Automatic


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Adalah proses pengetesan menggunakan Hydrotest yang

dilakukan secara automatis menggunakan mesin dengan hanya

sedikit menggunakan bantuan tenaga manusia atau menggunakan alat

bantu mesin.
64

6. Hydrotest Manual

Gambar 4.2.1-6 Proses Hydrotest Manual


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Gambar 4.2.1-7 Alat Pengecekan tekanan Air


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Penelitian yang dilakukan yaitu pada proses produksi Hydrotest

Manual, Hydrotest Manual itu sendiri adalah proses pengecekan

yang masih membutuhkan tenaga manusia pada proses pemasangan

aksesoris pada material untuk memulai proses pengecekan

menggunakan hydrotest. Cara kerja pengecekan yang dilakukan

adalah dengan menggunakan tekanan air yang telah ditentukan atau


65

sesuai standart, pada saat melakukan proses pengecekan dengan

menggunakan hydrotest manual ini, pekerja harus berada pada batas

garis aman agar terhindar dari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi

pada saat melakukan pengecekan dengan tekanan air tersebut.

Tidak menutup kemungkinan kecelakaan yang bisa terjadi yaitu

pada saat pipa diberikan tekanan air pipa tersebut dapat pecah

dikarenakan produk gagal atau kualitas material yang tidak baik.

Kejadian kecelakaan kerja yang bisa saja terjadi adalah baut yang

berterbangan ke udara yang dikarenakan kegagalan pengecekan

tersebut sehingga dapat melukai para pekerja yang berada di

sekitarnya.

4.2.2 Kegiatan proses produksi pada Hydrotest Manual

Untuk mengidentifikasi resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing maka perlu diketahui alur dari proses

produksi tersebut. Proses produksi pada bagian Hydrotest Manual di PT. Cladtek

Bi-Metal Manufacturing adalah sebagai berikut :


66

Mulai

Mempersiapkan Menghubungkan
Pipa Masuk oleh
komponen pipa, elbow, Tidak
Forklift/Crane (pipa,
Hydrotest dan flange, T dikunci
flange, elbow, T)
aksesoris dengan baut

Menghubungkan
semua Aksesoris
Hydrotest manual ke Memindahkan Memeriksa
Ya
Material/Pipa yang Pipa ke bungker Sambungan Pipa
akan dilakukan Proses
Hydrotest

Hydrotest awal untuk Menaikkan


Memulai proses
menghilangkan udara Tekanan dengan
Hydrotest
& mencapai stabilisasi Pompa

Tidak

Stop dan
Hydrotest
Lepaskan pipa mengosongkan
Ya mencapai
dari aksesoris tekanan dalam
tekanan
pipa

Memindahkan
Melepaskan
komponen dari
sambungan pipa, House Keeping
bungker oleh
elbow dan T
crane

Menyimpan
Selesai kembali aksesoris
hydrotest

Gambar 4.2.2-1 Proses Produksi Hydrotest Manual


67

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :

1. Pipa masuk, yaitu pipa yang akan dilakukan pengecekan menggunakan

hydrotest manual diletakkan pada bagian proses produksi Hydrotest

Manual dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat yaitu Forklift

atau Overhead Crane.

2. Mempersiapkan komponen hydrotest dan aksesoris, yaitu mempersiapkan

semua kebutuhan dan juga peralatan untuk keperluan pengecekan

menggunakan hydrotest manual.

3. Menghubungkan pipa dengan aksesosirnya

Gambar 4.2.2-2 Aksesoris Pipa


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

aksesoris yang dimaksud seperti pada gambar di atas yang diberi tanda

lingkaran merah adalah sebuah besi yang digunakan untuk

menyambungkan antara pipa, elbow, flange dan T agar pada saat

melakukan pengecekan tidak banyak membuang waktu, karena dalam

proses ini dapat melakukan pengecekan pada 3 material pada sekali waktu
68

pengecekan, maka dari itu digunakan yang namanya aksesoris pipa

tersebut.

4. Memeriksa sambungan pipa

Gambar 4.2.2-3 Sambungan Pipa


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

yaitu memeriksa kembali apakah sambungan pipa dari aksesoris yang

digunakan untuk menyambungkan pipa tersebut telah terpasang dengan

baik, apakah baut yang telah dipasang sudah terkunci dengan benar atau

belum. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja berupa

kegagalan pengecekan yang menyebabkan baut pada sambungan pipa

terhempas ke udara dan mengenai pekerja yang ada di sekitar area kerja,

apabila sambungan pipa belum benar maka kembali lagi ke tahap

sebelumnya yaitu menghubungkan pipa dengan aksesoris.


69

5. Memindahkan pipa ke bungker

Gambar 4.2.2-4 Memindahkan Pipa ke Bungker


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

yaitu pipa diletakkan di dalam bungker di mana adalah tempat proses

pengecekan hydrotest tersebut, dan juga untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja yang tidak diinginkan, apabila terjadinya kegagalan

pengecekan.

6. Menghubungkan semua aksesoris, yaitu menyambungkan aksesoris pada

satu material ke material lain atau dari pipa elbow disambungkan dengan

flange menggunakan aksesoris.

7. Hydrotest awal, yaitu percobaan atau pengetesan awal apakah ada

kebocoran pada sambungan pipa atau tidak.

8. Memulai proses hydrotest, yaitu proses pengecekan menggunakan tekanan

angin yang tinggi untuk memeriksa apakah pipa tersebut terdapat

kebocoran atau tidak.

9. Menaikkan tekanan, yaitu mengisi material dengan tekanan air yang di

pompa ke dalam semua pipa dengan ukuran yang telah ditentukan atau

sesuai standart.
70

10. Hydrotest mencapai tekanan, yaitu material telah dilakukan pengecekan

dengan tekanan yang diinginkan, jika tidak mencapai tekanan yang

diinginkan maka kembali lagi ke tahap sebelumnya yaitu menaikkan

tekanan.

11. Stop dan mengosongkan tekanan, yaitu menghentikan tekanan air karena

proses pengecekan menggunakan proses hydrotest telah mencapai tekanan.

12. Melepaskan pipa dari aksesoris, yaitu melepaskan semua aksesoris yang

digunakan untuk menyambungkan semua material.

13. Memindahkan komponen dari bungker, yaitu memindahkan pipa kembali

keluar dari bungker karena proses pengecekan telah selesai dilakukan.

14. Melepaskan sambungan pipa, elbow, dan T, yaitu memisahkan kembali

material antara pipa, elbow dan T.

15. House keeping, yaitu membersihkan tempat kerja dari baut yang mungkin

berserakan dan juga sisa air dari proses pengecekan tersebut.

16. Menyimpan kembali aksesoris, yaitu merapikan kembali perlengkapan

atau aksesoris yang tadi digunakan untuk melakukan pengecekan tersebut.

4.2.3 Mengidentifikasi adanya potensi bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Sebelum mengidentifikasi adanya potensi bahaya, diperlukan Job Safety

Analysis (JSA) yang dalam pelaksanaannya form JSA tersebut diisi oleh seorang

Supervisor dan diperiksa kembali oleh seorang Safety Officer, JSA bermanfaat

untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam menangani bahaya yang

telah ditemukan di dalam JSA tersebut pada area kerja, di bawah ini adalah Form

JSA dan penjelasannya yaitu sebagai berikut :


71

4.2.4 Mengetahui Analisis Potensi Bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Untuk mengetahui Analisis Potensi Bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan kerja maka perlu melengkapi kriteria yang ada pada Job Safety

Analysis (JSA) worksheet sebagai berikut :

1 2
3
4
5 9
6
7 8
11

10

12 13 14

15

Gambar 4.2.4-1 JSA Worksheet Form


Sumber: PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
72

16 17 18 19

Gambar 4.2.4-2 JSA Worksheet Form


Sumber: PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Keterangan dari gambar tersebut adalah :

1. Area of Work Considered (Tempat Kerja), yaitu tempat kerja yang akan

dilakukan job safety analysis atau di departemen kerja.

2. Project/Order (Proyek), yaitu proyek dari sebuah perusahaan yang

menjadi client dan juga atas nama siapa proyek tersebut.

3. JSA Participants (JSA Partisipasi), yaitu nama-nama pekerja atau

karyawan yang ikut berpartisipasi membantu dalam menganalisis

keselamatan kerja.

4. Plant Area Location and Details (Lokasi dan Rincian Area Pabrik), yaitu

lokasi kerja yang dilakukan analisis keselamatan kerja.

5. Preapared by (Dipersiapkan), yaitu JSA Worksheet dipersiapkan oleh

supervisor dari departemen yang menerima proyek tersebut.


73

6. Reviewed by (Diperiksa), yaitu diperiksa kelengkapan dalam dokumen

JSA Worksheet dengan kejadian sesungguhnya yang ada di lapangan oleh

Safety Officer.

7. Type of Permit Required (Jenis Izin yang Dibutuhkan), yaitu jenis izin

pekerjaan yang dibutuhkan dalam menganalisis keselamatan kerja

maksudnya adalah apakah pekerjaan tersebut mengandung bahaya

misalnya kemungkinan tersetrum listrik, maka diperlukan izin listrik

tersebut.

8. Additional PPE Requirements (Persyaratan Alat Pelindung Diri

Tambahan), yaitu alat pelindung diri tambahan yang dibutuhkan dalam

departemen kerja tersebut selama bekerja.

9. Distribution (Distribusi), yaitu bentuk distribusi berupa sebuah file.

10. JSA Review Process (Proses Peninjauan JSA), yaitu proses peninjauan

dari analisis keselamatan kerja sebelumnya yang sudah pernah dilakukan.

11. Special Tools or Equipment Required (Peralatan khusus atau Peralatan

yang dibutuhkan), yaitu peralatan tambahan yang bila diperlukan dalam

melakukan pekerjaan pada departemen terkait, yang berguna untuk

menunjang pekerjaan.

12. Reviewed by (Ditinjau oleh), yaitu ditinjau kembali oleh Safety Officer.

13. Signature (Tanda Tangan), yaitu tanda tangan oleh pihak yang meninjau

proyek tersebut adalah Safety Officer.

14. Date (Tanggal), yaitu tanggal proyek tersebut ditinjau.


74

15. Incident Summary (Ringkasan Insiden), yaitu rangkuman dari semua

insiden yang pernah terjadi pada departemen tesebut dalam kurun waktu

satu bulan atau satu tahun.

16. Job Step (Langkah Kerja), yaitu proses kerja atau langkah kerja dalam

proses produksi tersebut.

17. Hazard Identified (Identifikasi Bahaya), yaitu mengidentifikasi

kemungkinan bahaya yang terjadi selama proses produksi pada

departemen tersebut.

18. Controls of Checks Required (Pengecekan yang diperlukan), yaitu

pengecekan yang diperlukan sebelum memulai pekerjaan.

19. Action by (Tindakan), yaitu pihak yang bertanggung jawab dalam proses

produksi tersebut dalam departemen tersebut.

Setelah dilakukannya analisis potensi bahaya dengan menggunakan JSA

maka ditemukannya beberapa bahaya dan resiko pada proses produksi Hydrotest

Manual tersebut sesuai dengan langkah kerja yang telah disebutkan dan

dijelaskan di atas. Kemudian setelah dilakukannya JSA Worksheet langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi adanya potensi bahaya pada area produksi

Hydrotest Manual dengan mengamati adanya segala penyimpangan yang terjadi,

sehingga mampu menyebabkan kecelakaan kerja dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara observasi lapangan secara langsung.


75

Tabel 4.2.4-1 Identifikasi hazard and risk

No Proses Uraian Temuan Hazard Resiko


1. Pipa Masuk/Datang a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
oleh Forklift/Crane b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
c. Kelelahan c. Keseleo
d. Terbentur oleh benda d. Luka Robek
yang diangkat
2. Mempersipkan a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
komponen Hydrotest b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
dan aksesorisnya c. Salah posisi saat c. Keseleo
mengangkat
3. Menghubungkan pipa a. Jari terjepit pada saat a. Luka Robek
dengan aksesorisnya mengencangkan baut b. Patah Tulang
b. Berada di posisi yang c. Terkilir
tidak aman pada saat
menghubungkan pipa
c. Kejatuhan material
4. Memeriksa a. Tergelincir pada a. Patah Tulang
sambungan pipa tingkat ketinggian yang b. Memar Kulit
sama atau tanah datar c. Keseleo
b. Kejatuhan material d. Luka Robek
c. Kelelahan
5. Memindahkan pipa a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
ke bungker b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
c. Kelelahan c. Keseleo
d. Terbentur oleh benda d. Luka Robek
yang diangkat
6. Menghubungkan a. Jari terjepit pada saat a. Luka Robek
semua aksesoris mengencangkan baut b. Patah Tulang
hydrotest manual ke b. Berada di posisi yang c. Terkilir
material tidak aman pada saat
menghubungkan pipa
c. Kejatuhan material
7. Hydrotest awal untuk a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
menghilangkan udara b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
dan mencapai c. Kelelahan c. Keseleo
stabilisasi d. Luka Robek
8. Memulai Proses a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
Hydrotest b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
c. Kelelahan c. Keseleo
d. Luka Robek
9. Menaikkan tekanan a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
dengan pompa b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
c. Kelelahan c. Keseleo
d. Luka Robek
10. Hydrotest mencapai a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
tekanan b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
c. Kelelahan c. Keseleo
76

No Proses Uraian Temuan Hazard d. Luka Robek


Resiko
11. Stop dan a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
mengosongkan b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
tekanan dalam pipa c. Kelelahan c. Keseleo
d. Luka Robek
12. Melepaskan pipa dari a. Jari terjepit pada saat a. Luka Robek
aksesoris mengencangkan baut b. Patah Tulang
b. Berada di posisi yang c. Terkilir
tidak aman pada saat
menghubungkan pipa
c. Kejatuhan material
13. Memindahkan a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
komponen dari b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
bungker oleh crane c. Kelelahan c. Keseleo
d. Terbentur oleh benda d. Luka Robek
yang diangkat
14. Melepaskan a. Tertimpa Benda Jatuh a. Patah Tulang
sambungan pipa, b. Terjepit oleh Benda b. Memar Kulit
elbow dan T c. Kelelahan c. Keseleo
d. Luka Robek
15. House Keeping a. Tergelincir pada a. Memar Kulit
tingkat ketinggian yang b. Keseleo
sama atau tanah datar c. Luka Robek
b. Kelelahan
c. Salah posisi pada saat
mengangkat
16. Menyimpan kembali a. Tergelincir pada a. Patah Tulang
aksesoris hydrotest tingkat ketinggian yang b. Memar Kulit
sama atau tanah datar c. Keseleo
b. Kelelahan d. Luka Robek
c. Salah posisi pada saat
mengangkat
d. Tertimpa Benda Jatuh

Dari tabel di atas telah ditemukan dan dianalisis identifikasi bahaya

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan metode HAZOP

yaitu beberapa bahaya yang dapat terjadi selama proses kerja pada daerah

Hydrotest Manual di PT. Cladtek adalah tertimpa benda jatuh, kelelahan dan

terjepit oleh benda yang beresiko cedera, memar kulit dan luka robek. Dalam

proses produksi pada bagian hydrotest manual tidak menutup kemungkinan akan

adanya kecelakaan kerja atau kegagalan dalam proses produksi, berikut contoh

dari kegagalan produksi tersebut :


77

Gambar 4.2.4-3 Kegagalan dalam Hydrotest


Sumber : Australian Welding Institue

Kegagalan produksi yang terjadi dikarenakan material atau pipa yang

kurang baik, penyebab dari kegagalan tersebut bisa terjadi juga karena bahan

untuk membuat pipa yang kurang baik atau bisa jadi selama proses produksi pipa

terdapat langkah kerja yang dilakukan dengan tidak benar sehingga menyebabkan

kegagalan tersebut (Human Eror). Gambar tersebut masih di dalam tingkat

bahaya yang rendah dikarenakan hanya memiliki retakan yang kecil, yang tidak

menyebabkan ledakan atau material yang berterbangan dikarenakan tekanan yang

kuat dan besar. Maka dari itu pada saat melakukan proses ini Safety Officer akan

mengontrol ruang gerak kerja agar pekerja yang tidak berkepentingan berada jauh

di batas aman, pada saat proses tersebut akan diberikan barikade garis seperti

gambar di bawah ini :


78

Gambar 4.2.4-4 Barikade


Sumber : Tokopedia

Untuk mengantisipasi apabila terjadi kegagalan dan pekerja aman dari

zona bahaya, selain itu seorang Safety Officer juga akan mengumumkan akan

adanya pengetesan dengan Hydrotest dan biasanya pengetesan tersebut juga

dilakukan pada saat jam istirahat untuk mengurangi tingginya korban kecelakaan

kerja tersebut.

4.3 Penilaian Resiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penilaian Resiko dilakukan dengan cara melihat Kemungkinan

(Likelihood) dan Keparahan (Consequences) kemudian ditemukannya tingkatan

bahaya dalam proses produksi dengan melihat matriks (Risk Matrix), yang

disimpulkan dalam Temuan Potensi Bahaya (Risk Level).

4.3.1 Melakukan Perangkingan Kemungkinan (Likelihood)

Setelah dilakukannya identifikasi bahaya langkah selanjutnya

adalah melakukan perangkingan Kemungkinan (Likelihood) terjadi

kecelakaan pada suatu pekerjaan. Berikut adalah tabel Kemungkinan

(Likelihood) :
79

Tabel 4.3.1-1 Kemungkinan (Likelihood)

Tingkatan Kriteria Deskripsi Kualitatif Semi Kualitatif


1 Mungkin Kecelakaan secara teori kurang dari 1 kali dalam 5
dapat terjadi tapi tidak tahun
mungkin.
2 Rendah Kecelakaan jarang terjadi 1 kali per 5 tahun
terjadi.
3 Sedang Kecelakaan terjadi sekali 1 kali per 3 tahun sampai 1
setahun. kali pertahun
4 Tinggi Kecelakaan hampir lebih dari 1 kali pertahun
terjadi bulanan atau hingga 1 kali per bulan
pertiga bulan.
5 Ekstrim Kecelakaan sering terjadi lebih dari 1 kali per bulan
dari hari ke bulan
Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

4.3.2 Melakukan perangkingan Keparahan (Consequences)

Melakukan perangkingan keparahan (Consequences) juga

diperlukan untuk mengetahui tingkat keparahan yang terjadi pada suatu

tingkat kecelakaan kerja, sebagai pedoman untuk perbaikan kerja

selanjutnya, berikut adalah tabel Keparahan (Consequences) :

Tabel 4.3.2-1 Keparahan (Consequences)

Tingkatan Kriteria Deskripsi Kualitatif Semi Kualitatif


1 Tidak ada Kejadian tidak Tidak menyebabkan
menimbulkan kerugian kehilangan hari karja
atau cidera pada manusia
2 Rendah Menimbulkan cidera Masih dapat bekerja pada
ringan, kerugian kecil hari/shift yang sama
dan tidak menimbulkan
dampak serius terhadap
kelangsungan bisnis.
3 Serius Cedera berat dan dirawat Kehilangan hari kerja
dirumah sakit, tidak dibawah 3 hari
menimbulkan cacat tetap,
kerugian finansial sedang
4 Rentan Menimbulkan cidera Kehilangan hari kerja 3
parah dan cacat tetap dan hari atau lebih
kerugian finansial besar
80

Tingkatan Kriteria Deskripsi Kualitatif Semi Kualitatif


serta menimbulkan
dampak serius terhadap
kelangsungan usaha
5 Malapetaka Mengakibatkan korban Kehilangan hari kerja
meninggal dan kerugian selamanya
parah bahkan dapat
menghentikan kegiatan
usaha selamanya.
Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

4.3.3 Tingkat Bahaya Dalam Bentuk Matriks Resiko (Risk Matrix)

Untuk mengetahui Tingkat Bahaya Dalam Bentuk Matriks

Resiko (Risk Matrix) yang berguna mengetahui lebih jelas dengan

menggunakan matriks gambar seberapa besar dan tinggi tingkat

kemungkinan dan konsekuensi bahaya yang dihadapi dalam pelaksanaan

proses kerja pada bagian hydrotest tersebut. berikut adalah cara untuk

membuat Matriks Resiko (tingkat dari faktor Resiko) :

a. Gunakan tabel di bawah ini untuk menentukan kemungkinan

yang akan timbul dan tentukan score kemungkinannya

b. Tentukan hasil yang terburuk untuk konsekuensi yang timbul

dan identifikasi score kemungkinannya

c. Kumpulkan semua score dan tentukan resiko dengan

mengalikan kedua score tersebut.

RESIKO = KEMUNGKINAN X KEPARAHAN


d. Gunakan Matriks Resiko ini untuk menentukan skala tindakan

pengendalian yang prioritas untuk menentukan waktu

penyelesaian untuk semua kegiatan.


81

Tabel 4.3.3-1 Kemungkinan dan Konsekuensi

Kemungkinan Konsekuensi

Malapetaka ( Score 5) bahaya yang secara nyata


menghasilkan :
1. Berbagai luka serius, penyakit, resiko terkena
Ekstrim ( Score 5) : Menimbulkan penyakit kronis atau kematian .
kecelakan, dari catatan sering terjadi 2. Berbagai kerugian barang atau peralatan sekitar
dari hari ke bulan. $100,000 (US).
3. Kerusakan Lingkungan akibat tumpahan yang
banyak, menjadi perhatian publik dan dapat
menimbulkan resiko kesehatan.
Rentan ( Score 4) suatu resiko yang bisa secara nyata
menghasilkan :
1. Luka yang parah.
Tinggi ( Score 4) : Hampir terjadi 2. Kerusakan barang atau alat milik perusahaan
kecelakaan, Catatan mengindikasikan seharga $ 50,000- 100,000 ( U.S.).
bahwa terjadi bulanan atau pertiga 3. Ledakan Atau kebakaran yang memerlukan
bulan. bantuan dari luar atau radiasi .
4. Tumpahan cairan tidak beracun > 55 galon atau
jumlah yang tercatat yang berbahaya bagi
kesehatan
Serius ( Score 3) suatu resiko yang bisa secara nyata
mengakibatkan:
1. Luka yang memerlukan tindakan medis di luar
Sedang ( Score 3) : Kecelakaan jarang PPPK ( standart OSHA).
terjadi , catatan menyebutkan bahwa 2. Kerusakan barang atau alat milik perusahaan
terjadi sekali setahun. seharga $ 10,000- $ 50,000 ( U.S.).
3. Kebakaran yang bisa dikendalikan orang setempat.
4. Tumpahan cairan tidak beracun > 55 galon atau
jumlah tidak tercatat dan tidak berbahaya.
Rendah (Score 2) Bahaya yang secara nyata dapat
mengakibatkan:
1. Luka yang membutuhkan pertolongan pertama.
Rendah ( Score 2) : Jarang terjadi 2. Kerusakan kecil pada alat dan barang $500-10,000
luka, catatan menunjukkan kecelakaan (US).
jarang terjadi. 3. Tumpahan kecil, tidak beracun , 5-55 gal.
4. Minim kerusakan yang ditimbulkan <$500.
5. Diabaikan tumpahan tidak beracun <5 Galon

mungkin ( Score 1) : Kecelakaan Tidak ada (score 1) Bahaya yang secara nyata
secara teori dapat terjadi tapi tidak mengakibatkan :
mungkin , Catatan menyimpulkan
bahwa selama ini tidak pernah terjadi 1. Tidak ada yang terluka

Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


82

Tabel 4.3.3-2 Matriks Penilaian Resiko

Keterangan warna :

Tidak bisa menerima resiko stop kegiatan segera


EKSTRIM
Harus menerapkan pengendalian resiko secara menyeluruh

RESIKO TINGGI

Kemungkinan memerlukan kendali resiko

RESIKO SEDANG

Mungkin perlu dilakukan beberapa tindakan pengendalian

RESIKO RENDAH

Hasil dari penilaian resiko terhadap keselamatan dan kesehatan

kerja dengan menggunakan metode HAZOP sesuai dengan perangkingan

yang telah dilakukan dengan menggunakan kemungkinan (likelihood)


83

dan keparahan (consequences) yang kemudian disimpulkan dengan

menggunakan matriks resiko (risk matrix) yaitu disimpulkan pada point

temuan potensi bahaya (risk level) sebagai berikut :

4.3.4 Temuan Potensi Bahaya (Risk Level)

Setelah dilakukannya serangkaian analisis menggunakan

metode HAZOP maka dapat ditemukan potensi bahaya pada bagian

Hydrotest Manual tersebut adalah seperti di bawah ini yang disimpulkan

dengan menggunakan tabel Temuan Potensi Bahaya (Risk Level) yang

dilakukan pada departemen Hydrotest Manual.

Tabel 4.3.4-1 Temuan Potensi Bahaya (Risk Level)

NO Proses Temuan Hazard Resiko Sumber L C R* Risk


Hazard * * Level
1. Tertimpa Benda Memar Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Kulit
Pipa
Masuk/Datang
oleh Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
Forklift/Crane Benda Robek
Kelelahan Keseleo Material 3 3 9 Sedang
2. Tertimpa Benda Memar Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Kulit
Mempersipkan
komponen Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
Hydrotest dan Benda Robek
aksesorisnya
Salah posisi saat Keseleo Material 3 3 9 Sedang
mengangkat
3. Jari terjepit pada Luka Material 3 3 9 Sedang
saat Robek
mengencangkan
baut
Menghubungkan
pipa dengan Berada di posisi Luka Pipa 3 3 9 Sedang
aksesorisnya yang tidak aman Robek
pada saat
menghubungkan
pipa
Kejatuhan Patah Pipa 3 4 12 Tinggi
84

NO Proses Temuan Hazard Resiko Sumber L C R Risk


Hazard Level
Material Tulang
4. Tergelincir pada Keseleo Material 3 3 9 Sedang
tingkat ketinggian
yang sama atau
tanah datar
Memeriksa
sambungan pipa Kejatuhan Patah Material 3 4 12 Tinggi
material Tulang
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
5. Tertimpa Benda Luka Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Robek
Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
Benda Robek
Memindahkan
pipa ke bungker Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
Terbentur oleh Memar Material 3 3 9 Sedang
benda yang Kulit
diangkat
6. Jari terjepit pada Luka Material 3 3 9 Sedang
saat Robek
mengencangkan
baut
Menghubungkan
Berada di posisi Luka Pipa 3 3 9 Sedang
semua aksesoris
yang tidak aman Robek
hydrotest manual
pada saat
ke material
menghubungkan
pipa
Kejatuhan Patah Material 3 4 12 Tinggi
material Tulang
7. Tertimpa Benda Luka Material 3 3 9 Sedang
Hydrotest awal Jatuh Robek
untuk
menghilangkan Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
udara dan Benda Robek
mencapai
stabilisasi Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
8. Tertimpa Benda Luka Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Robek
Memulai Proses Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
Hydrotest Benda Robek
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
85

NO Proses Temuan Hazard Resiko Sumber L C R Risk


Hazard Level
9. Tertimpa Benda Luka Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Robek
Menaikkan
Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
tekanan dengan
Benda Robek
pompa
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
10. Tertimpa Benda Luka Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Robek
Hydrotest Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
mencapai tekanan Benda Robek
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
11. Tertimpa Benda Luka Material 3 3 9 Sedang
Jatuh Robek
Stop dan
mengosongkan Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
tekanan dalam Benda Robek
pipa
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
12. Jari terjepit pada Luka Material 3 3 9 Sedang
saat Robek
mengencangkan
baut
Melepaskan Berada di posisi Luka Pipa 3 3 9 Sedang
tekanan angin dan yang tidak aman Robek
mengalirkan air pada saat
menghubungkan
pipa
Kejatuhan Patah Material 3 4 12 Tinggi
material Tulang
13. Tertimpa Benda Cedera Material 3 3 9 Sedang
Jatuh
Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
Memindahkan Benda Robek
komponen dari
bungker oleh Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
crane Kulit
Terbentur oleh Memar Material 3 3 9 Sedang
benda yang Kulit
diangkat
14. Melepaskan Tertimpa Benda Cedera Material 3 3 9 Sedang
sambungan pipa, Jatuh
elbow dan T Terjepit oleh Luka Material 3 3 9 Sedang
86

NO Proses Temuan Hazard Resiko Sumber L C R Risk


Hazard Level
Benda Robek
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
15. Tergelincir pada Luka Material 3 3 9 Sedang
tingkat ketinggian Robek
yang sama atau
tanah datar
House Keeping
Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
Salah posisi pada Keseleo Material 3 3 9 Sedang
saat mengangkat
16. Kelelahan Memar Material 3 3 9 Sedang
Kulit
Tertimpa Benda Cedera Material 3 3 9 Sedang
Jatuh
Menyimpan
kembali aksesoris Tergelincir pada Luka Material 3 3 9 Sedang
hydrotest tingkat ketinggian Robek
yang sama atau
tanah datar
Salah posisi pada Keseleo Material 3 3 9 Sedang
saat mengangkat
Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada bagian

Hydrotest Manual di PT. Cladtek memiliki rata-rata potensi bahaya (risk

level) sedang yaitu dengan dibuktikan dengan hasil perhitungan dari

kemungkinan di kali dengan keparahan maka didapat nilai rata-rata yaitu

9 (Sembilan) pada tingkat resiko bahaya yang mana ditunjukkan pada

matriks dengan warna cream, nilai rata-rata tersebut didapat dari nilai

kemungkinan yaitu 3 (tiga) dan nilai keparahan 3 (tiga) kemudian di kali

dan hasilnya adalah 9 (sembilan). Untuk keterangan angka 3 (tiga) pada

tabel kemungkinan, termasuk dalam keriteria sedang yaitu kecelakaan

yang terjadi sekali setahun atau satu kali per tiga tahun sampai satu kali

pertahun, sedangkan untuk keterangan angka 3 (tiga) pada tabel


87

keparahan, termasuk dalam kriteria serius yaitu bisa terjadi cedera berat

dan dapat dirawat di rumah sakit tetapi tidak menimbulkan cacat tetap dan

kerugian finansial sedang kemudian untuk kehilangan hari kerja adalah di

bawah 3 hari. Hal ini juga berdasarkan hasil wawancara yang telah

dilakukan oleh peneliti selama 4 (empat) bulan masa penelitian yang

dilakukan di PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing, rata-rata para pekerja

tidak pernah yang mengalami kecelakaan kerja yang membahayakan atau

berada pada level tinggi, hal tersebut juga dikatakan oleh salah satu

pekerja yang bernama Kamiruddin yang mengatakan bahwa :

”...selama saya bekerja di PT. Cladtek ini kecelakaan kerja yang menurut
saya beresiko fatal adalah ketika ada pipa yang sedang dilakukan
pengetesan kemudian pipa tersebut meledak, namun kecelakaan kerja
yang sampai mengenai korban jiwa selama saya bekerja disini belum ada
kecelakaan kerja yang sampai terdapat korban jiwa”. (Kamiruddin
Wawancara, Kamis 27 April 2017).
4.4 Pengendalian Resiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk mengendalikan resiko tehadap keselamatan dan kesehatan kerja

yang mungkin timbul dari kesalahan orang seperti ceroboh, malas, tidak tenang,

kurang pertimbangan, atau pengetahuan tidak sempurna, kurang hati-hati, kurang

latihan, kurang terampil, atau kurang pengawasan dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut (Hamali, 2016) :

4.4.1 Tindakan pencegahan

Tindakan pencegahan yang dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja di masa yang akan datang, yaitu dengan cara

sebagai berikut :
88

1. Memperhatikan faktor-faktor Keselamatan pada waktu

Perencanaan dan Pembangunan Sistem Keamanan

Safety induction

Gambar 4.4.1-1 Sticker Safety Induction


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dari

perusahaan yang diteliti hasilnya perusahaan tersebut telah

memperhatikan faktor keselamatan dari pertama kali karyawan

atau pekerja berada di lingkungan perusahaan, yang ditandai

dengan diberikannya sticker (gambar 19) yang selain itu juga

dilakukan pengarahan oleh Safety Officer, mengenai resiko

kecelakaan yang akan dihadapi pada saat berada di dalam

lingkungan perusahaan tersebut.

Jika ingin memasuki lingkungan perusahaan tetapi belum

pernah induction, maka seorang security dengan tegas akan

melarang seseorang tersebut untuk masuk ke lingkungan


89

workshop (Lapangan Kerja) atau segera lakukan induction

karena apabila orang tersebut tetap bersikeras ingin masuk ke

lapangan kerja akan menimbulkan bahaya untuk dirinya sendiri

maupun orang lain.

2. Merancang Perlengkapan dan Pertimbangan Keselamatan

Kerja dan Menyediakan Pakaian Pengaman

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Gambar 4.4.1-2 Alat Pelindung Diri


Sumber : mpmoran

Penggunaan alat pelindung seperti pada gambar di atas

dimaksudkan agar semua karyawan yang ingin memasuki

lapangan kerja berada dalam keadaan aman (Safety), karena

perusahaaan yang bergerak di bidang perakitan atau

manufacture memiliki banyak bahaya yang harus diperhatikan.

Maka dari itu cara mencegah resiko terjadinya kecelakaan

dengan mengamankan diri sendiri dahulu (Safety First), karena

bisa jadi kesalahan kecelakaan bukan dari kita melainkan kita

lah yang menjadi korban atas kecelakaan kerja tersebut


90

penyebabnya bisa jadi karena kita yang paling dekat dengan

tempat kejadian.

3. Melakukan Pengawasan yang teratur dan Mengecek serta

Mengambil Tindakan untuk Menghilangkan Risiko

Toolbox Meeting

Gambar 4.4.1-3 Toolbox Meeting


Sumber : SafetyTek

Toolbox Meeting (Pengarahan Karyawan) adalah suatu

kegaiatan pertemuan yang dilakukan setiap hari sebelum

dimulainya pekerjaan. Pertemuan akan dipimpin oleh supervisor

maupun seorang safety officer, adapun maksud dari pertemuan

ini untuk mengurangi resiko pada kecelakaan kerja. Dengan

adanya pertemuan yang isi dari percakapannya adalah mengenai

proses kerja yang akan dilakukan dan juga mengingatkan kepada

semua pekerja tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan

dalam bekerja.
91

4. Menyelidiki kejadian-kejadian yang Mengakibatkan

Kerusakan dan Mengambil Inisiatif untuk melakukan

Tindakan Koreksi

Safety Alert

Gambar 4.4.1-4 Safety Alert


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Pada tahap tindakan resiko ini berupa Safety Alert

(Peringatan Keamanan) yaitu tindakan yang dilakukan untuk

mencegah kecelakaan yang sama terjadi di waktu yang akan

datang, dengan adanya peringatan keamanan tersebut pihak-

pihak yang terkait dapat dengan segera memperbaik apa yang

menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Hal itu


92

penting untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan

penyebab kecelakaan tersebut di masa yang akan datang.

5. Mengembangkan Organisasi Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) yang Efektif

Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3)

Gambar 4.4.1-5 Logo K3


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Membentuk suatu organisasi yang dinamakan Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang

bertujuan untuk memantau dan memastikan keselamatan dan

kesehatan kerja tetap terjaga dan menjadi sebuah kebiasaan

dengan selalu bersikap nyaman dan aman di dalam lingkungan

kerja.
93

6. Memelihara Catatan

1) Safety Calender

Gambar 4.4.1-6 Safety Calender


Sumber : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Safety Calender (Kalender Keamanan) adalah untuk

merekam kecelakaan kerja yang terjadi setiap harinya, dengan

cara memberikan warna pada setiap pagi hari untuk menandai

hari kemarin apakah telah terjadi kecelakaan kerja atau tidak.

Memberikan warna sesuai dengan penjelasan warna yang sudah

disepakati bersama, dan dalam prosesnya penandaan kalender

tersebut dilakukan oleh departement safety.


94

2) Permit to Work (Izin Bekerja)

Gambar 4.4.1-7 Permit to Work


Sumber: PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Permit to Work (Izin Bekerja) adalah cara untuk mengurangi

kecelakaan kerja karena dengan adanya izin bekerja tidak

sembarang pekerja yang dapat melakukan pekerjaan sebelum

mendapatkan izin dari Supervisor maupun dari Safety Officer

jadi dapat meminimalisir angka kecelakaan.

4.5 Pemantauan dan Evaluasi Bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

Pemantauan dan evaluasi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan

kerja yang dilakukan oleh PT. Cladtek dari hasil wawancara yang telah
95

dilakukan dengan Bapak Jan Jonswan Hutasoit Manager HSE yang mengatakan

”pertama dilakukan pengecekan seluruh peralatan sebelum bekerja,


kedua memastikan personil yang melakukannya adalah yang kompeten, ketiga
memastikan prosesnya sesuai dengan prosedur, keempat Safety Briefing, dan
terakhir membahas JSA”. (Jan Jonswan Hutasoit Wawancara, Jumat 19 Mei
2017).
Melakukan pemantauan dan evaluasi bahaya sebenarnya selalu dilakukan

pada saat bekerja sehari-hari hanya saja karena sudah menganggap hal tersebut

hal yang biasa dilakukan, maka dianggap bukanlah lagi sebuah evaluasi maupun

pemantauan dikarenakan hal tersebut sudah menjadi keharusan dan bahkan

kewajiban untuk melakukannya setiap hari.

1. Pengecekan Peralatan

Gambar 4.4.1-1 Pengecekan Peralatan


Sumber : Nusapolar Persada

Pengecekan peralatan berguna untuk mengetahui kelayakan suatu

peralatan yang akan digunakan untuk bekerja.


96

2. Personil/Pekerja yang Kompeten

Gambar 4.4.1-2 Pekerja yang Kompeten


Sumber :okezone

Pekerja yang kompeten artinya adalah mereka mempunyai

kemampuan dan memang ahli dalam pekerjaan tersebut dan juga

memiliki sertifikat sebagai bukti pekerja tersebut resmi dan juga

menjadi bukti di mata negara atau hukum.

3. Proses sesuai dengan prosedur

Gambar 4.4.1-3 Proses sesuai Prosedur


Sumber : JavaTpoint

Proses seuai dengan prosedur adalah bagaimana seorang

pekerja dapat bekerja sesuai dengan prosedur atau tahap kerja yang

telah ditentukan oleh pihak terkait agar tidak terjadi yang namanya

kesalahan dalam bekerja dan lebih efektif dan efisien.


97

4. Safety Briefing

Gambar 4.4.1-4 Safety Briefing


Sumber : eptgroup

Safety Briefing (Pengarahan Karyawan) adalah suatu kegiatan

pertemuan yang dilakukan setiap hari sebelum dimulainya pekerjaan.

Pertemuan akan dipimpin oleh safety officer, adapun maksud dari

pertemuan ini untuk mengurangi resiko pada kecelakaan kerja.

Dengan adanya pertemuan yang isi dari percakapannya adalah

mengenai proses kerja yang akan dilakukan dan juga mengingatkan

kepada semua pekerja tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan

dalam bekerja.

4.6 Pembahasan Penelitian

Sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka

dalam pembahasan ini akan dipaparkan mengenai Resiko Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dengan menggunakan metode Hazard and Operability

Study (HAZOP) melalui Identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian

resiko, pengendalian resiko, dan pemantauan & evaluasi bahaya yang digunakan

oleh PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing. Apakah resiko keselamatan dan


98

kesehatan kerja (K3) dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study

(HAZOP) yang dilakukan dapat menurunkan angka kecelakaan kerja atau tidak.

Berikut hasil jawaban dari rumusan masalah penelitian ini :

4.6.1 Identifikasi Bahaya PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari identifikasi bahaya di PT.

Cladtek Bi-Metal Manufacturing dengan menggunakan metode HAZOP,

yaitu proses teridentifikasinya bahaya melalui proses produksi dari pipa

masuk, mempersiapkan komponen Hydrotest dan aksesoris,

menghubungkan pipa kemudian dikunci dengan baut, memeriksa

sambungan pipa, memindahkan pipa ke bungker, menghubungkan semua

aksesoris hydrotest manual ke material atau pipa yang akan dilakukan

proses hydrotest, hydrotest awal untuk menghilangkan udara dan

mencapai stabilisasi, memulai proses hydrotest, menaikkan tekanan

dengan pompa, hydrotest mencapai tekanan, stop dan mengosongkan

tekanan dalam pipa, melepaskan pipa dari aksesoris, memindahkan

komponen dari bungker oleh crane, melepaskan sambungan pipa, house

keeping, sampai dengan proses produksi terakhir adalah menyimpan

kembali aksesoris hydrotest.

Dari proses produksi tersebut berpotensi memunculkan sebuah

bahaya (hazard) seperti tertimpa benda jatuh, terjepit oleh benda,

kelelahan dan kejatuhan material, dan juga memiliki resiko (risk) yang

dapat dialami oleh para pekerja diantaranya patah tulang, memar kulit,

keseleo dan luka robek maka dari itu dalam proses produksi harus

dilakukan secara aman (Safety).


99

Penelitian ini sudah di dukung oleh teori Hamali (2016), bahwa

kondisi karyawan berupa keterampilan karyawan dalam hal K3 yang

rendah, kondisi fisik karyawan yang tidak prima, kondisi kesehatan

mental, seperti rendahnya motivasi tentang K3, serta tingginya derajat

stres dan depresi dan juga dari segi pemakaian peralatan kerja yaitu

penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik dapat

menjadi faktor terjadinya kecelakaan kerja.

Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil

penelitian yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan oleh Hamali,

bahwa identifikasi bahaya menggunakan metode HAZOP sangat

membantu mencegah terjadinya bahaya yang ada dan mengurangi resiko

kecelakaan kerja tersebut.

4.6.2 Analisis Potensi Bahaya dengan menggunakan Job Safety Analysis

(JSA) PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis potensi bahaya

dengan menggunakan Job Safety Analysis (JSA) di PT. Cladtek Bi-Metal

Manufacturing dengan menggunakan metode HAZOP yaitu, dapat

mengurangi angka kecelakaan kerja karena dengan menggunakan JSA

dapat mengetahui bahaya kerja yang dapat terjadi dan juga mengetahui

langkah kerja yang harus dilakukan sebelum memulai pekerjaan tersebut

agar terhindar dari kecelakaan kerja dan juga merasa aman dan

terlindungi dalam bekerja.


100

Pada penelitian yang dilakukan oleh Varun & Karthikeyan,

(2014) yang berjudul ”Job Safety Analysis and Hazop for Fasteners

Industry”, bahwa dengan mengidentifikasi bahaya sesuai tingkat

keparahan bahaya dan menilai bahaya atau dieliminasi selanjutnya

memberikan tindakan pengendalian yang tepat dengan cara menganalisis

yaitu: pertama, memilih pekerjaan yang akan dianalisis berdasarkan

frekuensi kecelakaan, tingkat keparahan, pekerjaan baru atau pekerjaan

tidak rutin dan keterpaparan berlebihan, kedua mengurutkan langkah kerja

atau proses kerja, ketiga mengidentifikasi setiap langkah kerja atau proses

kerja dan juga mempertimbangkan semua kemungkinan dan kondisi logis.

Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil

penelitian yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Varun & Karthikeyan, bahwa analisis

potensi bahaya dengan menggunakan Job Safety Analysis (JSA)

menggunakan metode HAZOP sangat membantu proses produksi

perusahaan dan juga memberikan rasa aman bagi karyawan dari bahaya

mengenai kecelakaan kerja.

4.6.3 Penilaian Resiko PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penilaian resiko di PT.

Cladtek Bi-Metal Manufacturing dengan menggunakan metode HAZOP

yaitu, untuk mengetahui kemungkinan (likelihood) terjadi kecelakaan

pada suatu pekerjaan, untuk mengetahui keparahan (consequences) yang

terjadi pada kecelakaan kerja, untuk mengetahui tingkat bahaya dalam


101

bentuk matriks resiko (risk matrix) dan ditemukan potensi bahaya pada

bagian kerja hydrotest manual tersebut.

Dari proses produksi tersebut terdapat beberapa kriteria

kemungkinan (likelihood) dan keparahan (consequences), kriteria

kemungkinan (likelihood) yaitu pada tingkatan 1 (satu) memiliki kriteria

mungkin, pada tingkatan 2 (dua) memiliki kriteria rendah, pada tingkatan

3 (tiga) memiliki kriteria sedang, pada tingkatan 4 (empat) memiliki

kriteria tinggi dan pada tingkatan 5 (lima) memiliki kriteria ekstrim.

Untuk kriteria keparahan (consequences) yaitu pada tingkatan 1 (satu)

tidak ada, pada tingkatan 2 (dua) memiliki kriteria rendah, pada tingkatan

3 (tiga) memiliki kriteria serius, pada tingkatan 4 (empat) memiliki

kriteria rentan dan pada tingkatan 5 (lima) memiliki kriteria malapetka.

Tingkatan bahaya dalam bentuk matriks yang berguna untuk

mengetahui lebih jelas seberapa parah dan tinggi tingkat kemungkinan

dan konsekuensi bahaya yang dihadapi dalam pelaksanaan proses kerja

pada bagian hydrotes manual tersebut. Ditemukan potensi bahaya itu

sendiri untuk mengetahui sumber dari bahaya tersebut dan seberapa besar

potensi atau tingkat bahaya yang terjadi pada proses produksi pada bagian

hydrotest manual. Dengan sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang

sudah ada saat ini sudah berhasil memperkecil angka kecelakaan kerja,

hal ini dijelaskan oleh Gunawan Pnajaitan selaku Safety Officer

mengatakan bahwa :

”...adanya pressure yang mana akan mengakibatkan terjadinya


kegagalan yang bisa menimbulkan sampai dengan vatality misalkan pipa
102

pecah dan bagian pipa ini misalnya mengenai seseorang maka akan
sangat mengakibatkan vatality sehingga untuk mengatasi itu dibuatlah
pengecekan baik itu pada baut-bautnya dan pastikan semua sambungan
pipanya sudah dilakukan pemeriksaan dengan baik dan memberikan
baricade memastikan bahwa tidak ada orang pada jarak yang tidak
aman...”. (Gunawan Panjaitan Wawancara, Kamis 27 April 2017).
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh hasil penelitian

Restuputri & Sari (2015), bahwa hasil penilaian potensi potensi bahaya

menunjukkan resiko ekstrim, tinggi, sedang & rendah, hasil penelitian ini

juga memberikan rekomendasi untuk perbaikan berdasarkan hazard atau

potensi bahaya yang terjadi di area produksi pembuatan kaca.

Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil

penelitian yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Restuputri & Sari, bahwa penilaian

resiko menggunakan metode HAZOP sangat membantu menangani

potensi bahaya atau resiko akibat kecelakaan kerja.

4.6.4 Pengendalian Resiko PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengendalian resiko di

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing dengan menggunakan metode

HAZOP yaitu, dengan melakukan tindakan pencegahan berupa

memerhatikan faktor-faktor keselamatan pada waktu perencanaan dan

pembangunan sistem keamanan dengan cara safety induction para

karyawan yang akan masuk ke lapangan perusahaan tersebut, merancang

perlengakapan dan pertimbangan keselamatan kerja dan menyediakan

pakaian pengaman dengan cara penggunaan alat pelindung diri,

melakukan pengawasan yang teratur dan mengecek serta mengambil


103

tindakan untuk menghilangkan resiko dengan cara pengarahan karyawan

(toolbox meeting), menyelidiki kejadian-kejadian yang mengakibatkan

kerusakan dan mengambil inisiatif untuk melakukan tindakan koreksi

dengan cara peringatan keamanan (safety alert), mengembangkan

organisasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif dengan cara

membentuk organisasi panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja

(P2K3), memelihara catatan dengan cara kalender keamanan (safety

calender) dan izin bekerja (permit to work). Hal ini dijelaskan oleh

Gunawan Panjaitan selaku Safety Officer mengatakan bahwa :

”...untuk masalah pemakaian APD dan ear plug, terdapat


beberapa pekerja yang masih kurang menyadari pentingnya pemakaian
pelindung diri tersebut yang berdampak pada trade medical record-nya
yang mana setiap tahun akan terlihat penurunan dari pendengarannya
yang diakibatkan tidak menggunakan ear plug tersebut”. (Gunawan
Panjaitan Wawancara, Kamis 27 April 2017).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Karthika

(2013) yang berjudul ”Accident Prevention by Using HAZOP Study and

Work Permit System in Boiler”, bahwa hasil penelitian menunjukkan pada

proses pencegahan kecelakaan kerja izin bekerja merupakan salah satu

cara penting untuk mengendalikan resiko bahaya, di dalam izin bekerja

disebutkan tentang jenis izin bekerja, tujuan izin bekerja, jumlah pekerja,

dan pihak yang bertanggung jawab. Selain itu dalam penelitian tersebut

juga di sebutkan dalam menganalisis jenis pekerjaan, sifat kerja,

diperlukan alat pelindung diri dan tindakan pencegahan dari bahaya

melalui Hazop Study.


104

Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil

penelitian yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Karthika, bahwa pengendalian resiko

menggunakan metode HAZOP berperan besar dalam membantu

pengendalian resiko dari awal perekrutan karyawan sampai dengan tamu

yang datang ke perusahaan tersebut sehingga terjaga keamanan dan

keselamatan dalam bekerja.

4.6.5 Pemantauan dan Evaluasi PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi

di PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing dengan menggunakan metode

HAZOP adalah melakukan pengecekan peralatan, memiliki personil atau

pekerja yang kompeten, proses kerja sesuai dengan prosedur dan

melakukan pengarahan karyawan (safety briefing). Hal ini dijelaskan oleh

Jan Jonswan Hutasoit selaku HSE Manager mengatakan bahwa :

”...pertama dilakukan pengecekan seluruh peralatan sebelum


bekerja, kedua memastikan personil yang melakukannya adalah yang
kompeten, ketiga memastikan prosesnya sesuai dengan prosedur, keempat
Safety Briefing, dan terakhir membahas JSA”. (Jan Jonswan Hutasoit
Wawancara, Jumat 19 Mei 2017).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hati & Irawati, (2016)

menunjukkan bahwa melakukan pekerjaan sesuai dengan standard dan

prosedur kerja adalah bagian dari keterampilan kerja, sikap melakukan

pekerjaan sesuai prosedur adalah bagian dari sikap profesional dalam

bekerja, selain itu memiliki sikap mampu memberikan pelayanan pada

bidang layakanan produksi sesuai job deksripsi dengan prosedur kerja di

bagian produksi.
105

Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil

penelitian yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Hati & Irawati, bahwa pemantauan dan

evaluasi menggunakan metode HAZOP membantu agar proses produksi

tetap berlangsung karena adanya pemantauan dan evaluasi yang dengan

automatis akan adanya perbaikan dari apa yang telah dipantau dan

dievaluasi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab 4 maka

peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Hasil identifikasi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study

(HAZOP) adalah sebagai berikut temuan bahaya yang sering terjadi

yaitu tertimpa benda yang jatuh yang beresiko mengakibatkan

cedera.

2. Hasil analisis potensi bahaya menggunakan Job Safety Analysis

(JSA) dalam metode Hazard and Operability Study (HAZOP) adalah

dapat menurunkan resiko kecelakaan kerja.

3. Hasil penilaian resiko dengan menggunakan metode Hazard and

Operability Study (HAZOP) adalah resiko kecelakaan kerja yang

terjadi memiliki kemungkinan sedang, yang artinya kecelakaan

jarang terjadi dalam kurung waktu 1 (satu) tahun hanya terdapat 1

(satu) kali kecelakaan dalam konsekuensi yang serius.

4. Hasil pengendalian resiko dengan menggunakan metode Hazard and

Operability Study (HAZOP) sudah dapat mengendalikan resiko untuk

di masa yang akan datang.

5. Hasil pemantauan dan evaluasi dengan menggunakan metode Hazard

and Operability Study (HAZOP) selama ini sudah dilakukan dengan

baik.

106
107

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka ada beberapa

yang perlu disampaikan untuk PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing agar tetap

meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, ada beberapa yang perlu

ditingkatkan lagi seperti :

1. Pada proses mengidentifikasi bahaya yang selama ini dilakukan oleh

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing, dalam proses produksi pada

bagian hydrotes manual diharapkan lebih mengutamakan faktor

keselamatan dan lebih memperhatikan penggunaan alat pelindung

diri yang telah disediakan pihak perusahaan, agar terhindar dari

kecelakaan kerja.

2. Pada proses menganalisis potensi bahaya dengan Job Safety Analysis

(JSA) yang selama ini dilakukan oleh PT. Cladtek Bi-Metal

Manufacturing, diharapkan proses analisis potensi bahaya yang

dilakukan benar-benar dilakukan oleh seorang yang berkompeten di

bidang tersebut, agar tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis

potensi bahaya dengan Job Safety Analysis (JSA).

3. Pada proses penilaian resiko yang selama ini dilakukan oleh PT.

Cladtek Bi-Metal Manufacturing, pada proses penilaian resiko juga

diharapkan dilakukan oleh seorang yang berkompeten untuk

melakukan penilaian dan juga seorang yang memang sudah

berpengalaman melakukan penilaian bahaya tersebut, agar dapat

benar-benar memperhitungkan faktor penyebab kecelakaan kerja

tersebut.
108

4. Pada proses pengendalian resiko yang selama ini dilakukan oleh PT.

Cladtek Bi-Metal Manufacturing, diharapkan pada proses

pengendalian resiko seorang safety officer dapat dengan tegas untuk

melakukan tindakan terhadap para pekerja yang tidak mematuhi

faktor keselamatan kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja.

5. Para proses pemantauan dan evaluasi yang selama ini dilakukan oleh

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing, dalam proses pemantauan dan

evaluasi diharapkan benar-benar dilakukan khususnya untuk pihak

manajemen yang bertugas untuk memantau dan mengevaluasi hal

tersebut, untuk meminimalisir kecelakaan kerja.

5.3 Keterbatasan

Kendala dan keterbatasan yang dihadapi dalam menyelesaikan skripsi ini

adalah :

1. Peneliti kesulitan mendapatkan dokumentasi langsung dari proses

produksi hydrotest manual tersebut dikarenakan sedang tidak adanya

proses produksi tersebut.

2. Peneliti harus menunggu waktu yang tepat untuk melakukan

wawancara bersama para pekerja lapangan khususnya pekerja pada

bagian hydrotest manual.


109

DAFTAR PUSTAKA

Galante, E; Bordalo, D; Nobrega M. (2014). “Risk Assessment Methodology:


Quantitative Hazop”. Scientific & Academic Publishing. Vol. 3, No. 2, Tahun
2014 Halaman 31-36. P-ISSN : 2325-0003 e-ISSN : 2325-0011

Hamali, A.Y. S.S.,M.M (2016). Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia.


Cetakan pertama. Penerbit: CAPS (Center for Academic Publishing Service),
Yogyakarta. Halaman 162-181. ISBN : (10) 602-9324-77-2.

Hati, S.W. (2014). “Analisis Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) pada Pembelajaran
di Laboratorium Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam”.
Proceeding Seminar Ekonomi Nasioanl (SNE 2014) Pembangunan Manusia
Melalui Pendidikan dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015,
UNESA, Surabaya, 03 Mei 2014.

Hati, S.W; Irawati, R. (2016). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Operator Produksi pada Industri
Manufaktur di Kawasan Batamindo Batam”. Proceeding 3rd Applied Business and
Engineering Conference 2015. Halaman 1-13.

Hati, S.W; Wahyuni S. (2016). “The Effect of The Application of Work Safety and
Health to Awareness of SOP (Standard Operating Procedure) on Employee Bulk
(Subcontractor) Contructrion in The Company XYZ Batam”. Dipersentasikan
pada seminar ICAMESS 2016, 30 April 2016.

Karthika, S. (2013). “Accident Prevention by Using Hazop Study and Work Permit
System in Boiler”. International Journal of Advanced Engineering Research and
Studies. Vol. 2, No. 2, Halaman 125-129. e-ISSN: 2249-8974

Kurniawanti, D. (2016). “Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Indonesia


Villajaya dalam upaya membangun Loyalitas Pelangga”. Digital laporan
politeknik negeri batam, Batam.

Lestari, T; Trisyulianti, E. (2009). “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


dengan Produktivitas Kerja karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN
VIII Gunung Mas, Bogos)”. Jurnal Manajemen IPB. Vol. 1, No. 1, Tahun 2009,
Halaman 73-79.

Purnama, D.S. (2015). “Analisa Penerapan Metode HIRARC (Hazard Identification


Risk Assessment and Risk Control) dan HAZOPS (Hazard and Operability Study)
dalam kegiatan identifikasi potensi bahaya dan resiko pada proses unloading unit
di PT. Toyota Astra Motor”. Penelitian dan Aplikasi Sistem & Teknik Industri.
Vol. 9, No. 3, Tahun 2015, Halaman 311-319.

Restuputri, D.P; Sari, Dyan R.P. (2015). “Analisis Kecelakaan Kerja dengan
Menggunakan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP)”. Jurnal Ilmiah
Teknik Industri. Vol. 14, No. 1, Juni 2015 Halaman, 24-35. ISSN 1412-6869.
110

Score. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi pertama, Penerbit: International
Labor Organization, Jakarta.

Siddiqui, Dr. N.A.; Nandan, A; Sharma M; Srivastava, A. (2014).” Risk Management


Techniques HAZOP & HAZID Study”. International journal on occupational
Health & Safety, Fire & Environment-Allied Science.Vol. 1, No. 1, Halaman 005-
008.

Suardi, R. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit:


PPM, Jakarta. Halaman, 21-23. ISBN 979-442-178-2

Sugiyono, Prof. Dr. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 16. Penerbit: Alfabeta, Bandung.

Varun, K; Karthikeyan, A. (2014). “Job Safety Analysis and Hazop for Fasteners
Industry”. International Journal of Scientific Engineering and Technology
Research, Vol. 3, No. 7, Tahun 2014, Halaman 1278-1281.

Yuniar; Caecillia S.W; Zen H.R (2013). “Strategi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode
Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia”. Jurnal online Institut
Teknologi Nasional. Vol. 1, No. 1, ISSN 2338-5081.

http://www.suarabmr.com/2016/11/apa-itu-mea-masyarakat-ekonomi-asean/
(diakses pada tanggal 06 Maret 2017)

http://www.cbme.ust.hk/safetycourse/download/01.2.01ProcessSafetyManagementvsHe
althandSafetyatWork.pdf
(diakses pada tanggal 12 Maret 2017)

http://faculty.ksu.edu.sa/Emad.Ali/CHE%20422%20Fall20102011/HAZOP.ppt
(diakses pada tanggal 13 Maret 2017)

http://www.bioindustries.co.id/pengertian-sandblasting-3481.html
(diakses pada tanggal 19 Mei 2017)
111

LAMPIRAN
(HASIL WAWANCARA)
112

Hasil Wawancara Ke-1 HSE Manager PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Nama : Jan Jonswan Hutasoit
Usia : 38 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 15.28 WIB (Jumat, 19 Mei 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Bagaimana pemantauan dan evaluasi bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) ?
Informan : Bagaimanalah memantaunya, iya dilakukan itu pengecekan seluruh
peralatan sebelum bekerja, kedua memastikan personil yang
melakukannya adalah yang kompeten, kemudian memastikan
prosesnya sesuai dengan prosedur nah yang kamu lakukan tadi, satu
safety briefing, yang kedua membahas JSA kan gitu kan.
Peneliti : Apakah dengan sistem yang sudah ada saat ini sudah berhasil
memperkecil angka kecelakaan ?
Informan : Oh tentu iya… tapi nanti tapi nanti terus menerus ada improvement
Peneliti : Bagaimana cara pengendalian resiko keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) ?
Informan : Cara pengendaliannya sama aja itu, karena ini kan kita pantau kita
lakukan kan pantau kan ya terus gitu kan, bagaiaman sudah siap oke,
nah kalau mengurangi resiko ya ini kita lakukan, kan memantau sama
aja dengan melihat-lihat.
113

Hasil Wawancara Ke-2 Staff HSE PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Nama : Ananda Lona Silalahi
Usia : 25 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 14.53 WIB (Kamis, 27 April 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sebagai Staff HSE mengerti dan memahami pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
Informan : Iya saya mengerti dikarenakan K3 itu merupakan suatu syarat yang
penting untuk diketahui para karyawan terutama untuk masuk
kepurasahaan Cladtek itu sendiri.
Peneliti : Menurut anda khususnya untuk pekerja pada bagian Hydrotes
Manual apakah telah mematuhi peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) ?
Informan : Iya semua karyawan mematuhi segala peraturan dari perusahaan dan
menggunakan APD.
Peneliti : Bagaimana dengan sikap pekerja yang tidak mematuhi peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Biasanya pekerja tersebut akan diberikan surat peringatan ataupun
teguran dari para SO ataupun Safety Officer dari departemen HSE.
Peneliti : Apakah ada sanksi untuk pekerja yang tidak mematuhi peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Akan ada sanksi yang diberikan itu berupa surat peringatan satu, dua
ataupun tiga.
Peneliti : Siapakah yang berhak untuk memberikan sanksi terhadap pekerja
yang tidak mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Yang berhak memberikan itu Safety Officer ataupun tim departemen
HSE.
Peneliti : Bagaimana tindakan anda sebagai Staff HSE terhadap karyawan yang
dengan sengaja atau tidak menghilangkan Alat Pelindung Diri (APD)
?
114

Nama Hasil Wawancara


Informan : Tindakan yang dapat diambil itu akan dilakukan pemotongan gaji
terhadap karyawan, sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Peneliti : Apakah anda memahami cara menangani Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
Informan : Saya tidak memahami karena saya bukan bagian dari Firt Aider.
Peneliti : Selama anda bekerja di Perusahaan ini, menurut anda Kecelakaan
Kerja apa yang paling parah yang pernah terjadi ?
Informan : Selama saya bekerja disini kecelakaan kerja yang paling terparah
yaitu jari tangan yang terputus akibat terjepit.
Peneliti : Apakah anda merasa trauma karena adanya Kecelakaan Kerja yang
pernah terjadi di Perusahaan anda ?
Informan : Sedikit trauma karena saya takut melihat darah.
Peneliti : Apakah anda merasa sudah safety first ?
Informan : ya saya sudah merasa safety first
115

Hasil Wawancara Ke-3 Safety Officer HSE PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Nama : Gunawan Panjaitan
Usia : 41 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 15.58 WIB (Kamis, 27 April 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sebagai Safety Officer mengerti dan memahami
pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
Informan : Ya sebagai bagian dari seorang HSE berarti harus mengerti, K3
ataupun keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian penting yang
harus ada pada setiap bagian pekerjaan baik itu pekerjaan bagian apa
saja pun, K3 adalah salah satu bagian pentingnya karena semua
pekerjaan itu adalah bisa dikerjakan dengan tepat ehm.. selesai pada
waktunya tapi kesehatan selama bekerja adalah yang paling utama
ya, jadi dengan misalkan mengejar produktivitas dan kualitas yang
bagus tanpa menghindarkan faktor K3 ataupun kesehatan
keselamatan kerja maka semuanya akan nanti mendapatkan effect
yang negative terjadi sesuatu kecelakaan karena tidak mengidahkan
faktor K3 tersebut.
Peneliti : Apakah anda mengetahui resiko bekerja pada bagian Hydrotest
Manual ?
Informan : Hydrotest adalah proses biasanya dengan tekanan tinggi ya jadi yang
merupakan bahaya disitu ada kebisingan (noise) yang bisa mencapai
80 desible kemudian pressure yang mana akan mengakibatkan
apabila terjadi kegagalan ya maka bisa menimbulkan sampai dengan
vatality misalkan pipa pecah dan bagian pipa ini misalkan kena ke
orang itu akan sangat mengakibatkan vatality sehingga untuk
mengatasi itu dibuatlah pengecekan baik itu pada baut-bautnya dan
pastikan semua joinannya sudah dilakukan dicek dengan baik dan
kita barricade kita pastikan bahwa orang tidak ada pada jarak yang
tidak aman atau orang harus pada jarak aman dan pastikan yang
berada di area hydrotest tersebut adalah orang-orang yang
berkompeten yang artinya kompeten adalah orang yang memang
sudah padaham bekerja disana tersertifikasi.
Peneliti : Kecelakaan kerja apa yang biasa terjadi pada bagian Hydrotest
Manual ini ?
Informan : kecelakaan kerja jadi bahaya-bahayanya sesuai dengan yang tadi bisa
pengurangan pendengaran karena diakibatkan tadi noise atau
kebisingan yang tinggi tadi, kemudian pada saat pemindahakan
116

Nama Hasil Wawancara


material bisa saja terjepit ataupun terjatuh, kemudian aa..sampai
vatality kalau seandainya terjadi kegagalan pada saat proses.
Peneliti : Kegagalan dalam proses maksudnya seperti apa ya pak ?
Informan : Ya seperti misalnya pipa itu bocor atau meledak.
Peneliti : Tapi kecelakaan kerja yang biasa terjadi itu seperti apa ya pak ? yang
sering terjadi bahkan setiap hari terjadi, salah satunya ?
Informan : Setiap hari terjadi itu tidak ada, kalau setiap hari terjadi yang
kemungkinan yang apa itu… ya ..kesadaran pemakaian ear plug yang
belum menjadi belum begitu tinggi ya aa.. mungkin pengurangan
pendengarannya hanya ada pada sebagian kecil orang tidak mematuhi
ataupun belum sadar betul ee.. memakai ear plug.
Peneliti : Faktor apa yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Kerja tersebut
?
Informan : Faktor yang menyebabkan yaitu adalah human eror dimana ya itu
tadi kesadarannya ya mengenai aa.. pentingnya pemakaian APD
sebagai alat terakhir untuk mengatasi terjadinya kecelakaan jadi
sebenarnya APD itu adalah tidak menghilangkan bahayanya karena
memang tidak bisa dihilangkan ya seperi tadi kebisingan tadi
makanya harus di pakai ear plug tapi kadang kesadarannya rekan-
rekan tersebut yang ada sebagian kecil yang masih kurang dalam hal
memakai ear plug.
Peneliti : Kecelakaan Kerja apakah yang paling parah yang pernah terjadi pada
bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Pada hydrotest manual kalau kecelakaan parahnya sih ehm.. untuk
yang langsung ke manusianya belum pernah yang apa itu, hanya
property damage yaitu kerusakan material yah kalau untuk
manusianya sih belum kalau khusus untuk proses hydrotest.
Peneliti : Menurut anda khususnya untuk pekerja pada bagian Hydrotes
Manual apakah telah mematuhi peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) ?
Informan : Ya seperti yang saya sampaikan tadi point yang sebelumnya ya
sebagian kecil masih ada memang khususnya untuk pemakaian APD
untuk ear plug itu sebagian kecil ada rekan-rekan kita yang masih
kurang kesadarannya dalam memakai tetapi yang lainnya sudah oke
jadi itu nanti dapat dari trade medical record-nya setiap tahun ya
akan ada memang penurunan pendengarannya ada sebagian kecil
karyawan yang mengalami effect tersebut.
Peneliti : Apakah ada sanksi untuk pekerja yang tidak mematuhi peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) ?
117

Nama Hasil Wawancara


Informan : Biasanya kalau untuk alat pelindung diri yang pertama kita
melakukan pendekatan kita selalu mengatakan kepada karyawan ya
bahwa alat pelindung diri ini jangan sebagai merasa beban tapi harus
ditanamkan kepada dirinya bahwa alat pelindung diri adalah sebuah
kebutuhan yang harus digunakan untuk dia sendiri, yang berguna
untuk dia sendiri jadi bukan untuk orang lain sementara untuk kalau
memang tidak ada, ehmm kalau ada memang tidak menggunakan
yang pertama kita selalu menegur mereka, kita mengingatkan mereka
dan kita selalu menanyakan ada apa permasalahannya ada apa
dimana susahnya memakai alat pelindung diri tersebut ya kalau
misalnya sering terulang-ulang ya kita mungkin akan kita kasih ahh..
surat peringatan verbal kemudian mungkin sampai ke surat
peringatan ehm.. warning satu atau dua.
Peneliti : Siapakah yang berhak untuk memberikan sanksi terhadap pekerja
yang tidak mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Yang berhak memberikan sangsi sebenarnya termasuk bagian dari
pada foreman atau supervisor-nya tersebut juga boleh memberikan
sangsi apabila ada anggotanya yang tidak mengidahkan aturan
ataupun peraturan keselamatan kerja kemudian tentu bagian yang
lainnya adalah ehm tim HSE.
Peneliti : Apakah tindakan anda terhadap pekerja yang tidak mematuhi
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Saya rasa pertanyaanya yang tadi sudah ada ya jadi kalau ada yang
tidak memakai APD jadi kita melakukan pendekatan dahulu
mempertanyakan apa permasalahannya, jadi saya rasa itu sudah
pertanyaan yang sudah ada sama dengan point sebelumnya.
Peneliti : Bagaimana tindakan anda sebagai Safety Officer terhadap karyawan
yang dengan sengaja atau tidak menghilangkan Alat Pelindung Diri
(APD) ?
Informan : yang dengan sengaja atau yang kalau seperti itu ada orang datang
biasanya kalau kita tanyakan pasti selalu mengatakan tidak ada
kesengajaan, ya jadi pasti yang pertama kita lakukan itu adalah
interview kepada mereka di mana APDnya kenapa bisa tidak ada dan
kenapa tidak di pakai kalau hilang kenapa bisa hilang ya soal kita ada
peraturan misalkan pergantian itu adalah dengan cara ee…
memberikan bukti APD yang rusak ya sebagai control untuk ee..
penggunaan APD di kita jadi kalau seandainya memang tidak dapat
membuktikan memang ada aturan ee.. akan dilakukan pemotongan
sesuai dengan harga APD yang dia hilangkan tersebut.
Peneliti : Apakah Alat Pelindung Diri (APD) yang ada sekarang ini sudah
cukup baik ?
118

Nama Hasil Wawancara


Informan : Pelindung diri sebenarnya ada beberapa jenis tipe-tipe jadi kalau
misalnya yang ada sekarang masih bisa dikatakan sudah bisa
mencakup karena risk yang ada di perusahaan ini kalau kita compare
atau bandingkan dengan perusahaan lain dengan high risk yang lebih
tinggi sehingga untuk APD yang kita pakai saya rasa sudah cukup
memenuhi lah.
Peneliti : Apakah anda memahami cara menangani Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
Informan : Kecelakaan kerja jadi kalau ada kecelakaan kerja, karena saya belum
tersertifikasi firts aid ya jadi yang pertama saya lakukan memanggil
orang yang sudah kompeten untuk melakukan firts aid ya melakukan
firts aid dan kalau dibutuhkan sampai ke medical treatment kita akan
membawa ke rumah sakit yang terdekat dimana yang sudah ditunjuk
ataupun menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk di bawa ke
trauma center.
Peneliti : Selama anda bekerja di Perusahaan ini, menurut anda Kecelakaan
Kerja apa yang paling parah yang pernah terjadi ?
Informan : Yang paling parah mungkin karena ya itu resiko disini ee.. tangan-
tangan terjepit yang paling sering itu tangan terjepit dan mungkin
yang paling parah masih seperti itu.
Peneliti : Apakah anda merasa trauma karena adanya Kecelakaan Kerja yang
pernah terjadi di Perusahaan ini ?
Informan : Tidak, jadi kalau yang namanya ee.. itu kalau ada kecelakaan kita
perlu mempelajari investigasi dan mencari solusinya supaya
mencegah terjadinya hal yang serupa ataupun kecelakaan dengan
tingkat yang lebih parah lagi, jadi kita cari solusinya apa rude cost-
nya apa, bagaimana repair-nya ataupun pencegahannya kedepan
supaya jangan terulang kejadian yang sama.
Peneliti : Apakah anda merasa sudah safety first ?
Informan : Sebagai bagian dari tim HSE ya kita harus memang harus bisa ee..
memberikan contoh dan menyarankan jadi kalau kita sendiri tidak
bisa melakukan ee.. apa yang menjadi kaedah-kaedah dan prosedur
dari pada K3 bagaimana mungkin kita memberikan contoh juga
kepada rekan-rekan yang lain.
119

Hasil Wawancara Ke-4 Pekerja Lapangan PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Nama : Kamiruddin
Usia : 32 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 16.26 WIB (Kamis, 27 April 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sebagai Pekerja mengerti dan memahami pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Apakah anda mengerti dan memahami pekerjaan pada bagian
Hydrotest manual ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Bagaimana Proses Kerja anda pada bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Kalau untuk saya pribadi sih fokusnya paling ke ini bagian
keselamatan, prosedur sama peralatan aja. Kalau untuk pekerjaankan
ada yang operatornya masing-masing.
Peneliti : Apakah anda mengetahui resiko bekerja pada bagian Hydrotest
Manual ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Kecelakaan kerja apa yang biasa terjadi pada bagian Hydrotest
Manual ini ?
Informan : Biasanya sih kalau yang secara umum mungkin kalau ada kebocoran
terjadinya ledakan, mungkin itu aja sih yang fatal.
Peneliti : Faktor apa yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Kerja tersebut
?
Informan : Faktornya mungkin yang intinya kelalaian manusia itu sendiri,
kurang hati-hati, kurang melihat prosedur pekerjaan.
Peneliti : Kecelakaan Kerja apakah yang paling parah yang pernah terjadi pada
bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Kalau untuk di Cladtek ini mungkin yang fatal itu pipanya itu sendiri
yang bengkok, kalau untuk orangnya belum ada lah yang cedera.
Peneliti : Apakah tanda-tanda atau peraturan yang ada susah untuk dipahami ?
120

Nama Hasil Wawancara


Informan : Selama ini sih enggak, mudah-mudah aja.
Peneliti : Apakah anda telah mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Iya.
Peneliti : Apakah anda terima dengan sanksi yang ada apabila tidak mematuhi
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Iya.
Peneliti : Apakah Alat Pelindung Diri (APD) yang ada sekarang ini sudah
cukup baik ?
Informan : Ehm.. cukup baik
Peneliti : Apakah anda memahami cara menangani Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
Informan : Lumayan bisalah.
Peneliti : Menurut anda apakah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang ada saat ini, berjalan dengan baik dan benar ?
Informan : Berjalan dengan baik.
Peneliti : Bagaimana tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang diberikan oleh karyawan perusahaan, apakah sudah dapat
memberikan penanganan yang baik atau belum ?
Informan : kalau untuk sejauh ini ya lumayan baik.
Peneliti : Selama anda bekerja di Perusahaan ini, menurut anda Kecelakaan
Kerja apa yang paling parah yang pernah terjadi ?
Informan : Mungkin ya .. kakinya yang patah, mungkin itu yang sejauh ini yang
saya ketahui.
Peneliti : Apakah anda merasa trauma karena adanya Kecelakaan Kerja yang
pernah terjadi di Perusahaan ini ?
Informan : Trauma sih enggak, cuman ya kita intropeksi diri kerja ya hati-hati
itu aja.
Peneliti : Apakah anda merasa sudah safety first ?
Informan : Kalau safety first harus
121

Hasil Wawancara Ke-5 Pekerja Lapangan PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Nama : Robert
Usia : 31 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 16.30 WIB (Kamis, 27 April 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sebagai Pekerja mengerti dan memahami pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Apakah anda mengerti dan memahami pekerjaan pada bagian
Hydrotest manual ?
Informan : Iya mengerti.
Peneliti : Bagaimana Proses Kerja anda pada bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Mempersiapkan alat-alat kerja.
Peneliti : Apakah anda mengetahui resiko bekerja pada bagian Hydrotest
Manual ?
Informan : Iya mengetahui.
Peneliti : Kecelakaan kerja apa yang biasa terjadi pada bagian Hydrotest
Manual ini ?
Informan : Ledakan.
Peneliti : Faktor apa yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Kerja tersebut
?
Informan : Iya kelalaian operatornya.
Peneliti : Kecelakaan Kerja apakah yang paling parah yang pernah terjadi pada
bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Untuk selama ini, selama disitu belum pernah terjadi.
Peneliti : Apakah tanda-tanda atau peraturan yang ada susah untuk dipahami ?
Informan : Tidak.
Peneliti : Apakah anda telah mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Sudah.
122

Nama Hasil Wawancara


Peneliti : Apakah anda terima dengan sanksi yang ada apabila tidak mematuhi
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Iya.
Peneliti : Apakah Alat Pelindung Diri (APD) yang ada sekarang ini sudah
cukup baik ?
Informan : Untuk akhir ini cukup baik.
Peneliti : Apakah anda memahami cara menangani Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
Informan : Iya memahami.
Peneliti : Menurut anda apakah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang ada saat ini, berjalan dengan baik dan benar ?
Informan : Iya benar.
Peneliti : Bagaimana tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang diberikan oleh karyawan perusahaan, apakah sudah dapat
memberikan penanganan yang baik atau belum ?
Informan : Sudah baik.
Peneliti : Selama anda bekerja di Perusahaan ini, menurut anda Kecelakaan
Kerja apa yang paling parah yang pernah terjadi ?
Informan : Selama ini belum pernah sih saya lihat kejadian.
Peneliti : Apakah anda merasa trauma karena adanya Kecelakaan Kerja yang
pernah terjadi di Perusahaan ini ?
Informan : Tidak.
Peneliti : Apakah anda merasa sudah safety first ?
Informan : Sudah.
123

Hasil Wawancara Ke-6 Pekerja Lapangan PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Nama : Sultan Juliadi
Usia : 30 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 16.34 WIB (Kamis, 27 April 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sebagai Pekerja mengerti dan memahami pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
Informan : Iya saya Mengerti.
Peneliti : Apakah anda mengerti dan memahami pekerjaan pada bagian
Hydrotest manual ?
Informan : Iya saya mengerti.
Peneliti : Bagaimana Proses Kerja anda pada bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Pertama pastinya yang di hydro itu pipa, pertama itu siapkan dan
pastikan pipa tersebut memang layak untuk di hydrotest, kedua
pastikan safety officer memasang garis aman trus…menyiapkan
peralatan hydrotest baru mulai melakukan pekerjaan proses
hydrotest.
Peneliti : Apakah anda mengetahui resiko bekerja pada bagian Hydrotest
Manual ?
Informan : Yang jelasnya tekanan tinggi.
Peneliti : Kecelakaan kerja apa yang biasa terjadi pada bagian Hydrotest
Manual ini ?
Informan : Ledakan pipa.
Peneliti : Faktor apa yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Kerja tersebut
?
Informan : Pertama human eror, kedua di alatnya sendiri.
Peneliti : Kecelakaan Kerja apakah yang paling parah yang pernah terjadi pada
bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Setahu saya belum pernah.
Peneliti : Apakah tanda-tanda atau peraturan yang ada susah untuk dipahami ?
Informan : Tidak sama sekali.
124

Nama Hasil Wawancara


Peneliti : Apakah anda telah mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Iya sudah.
Peneliti : Apakah anda terima dengan sanksi yang ada apabila tidak mematuhi
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Iya saya terima.
Peneliti : Apakah Alat Pelindung Diri (APD) yang ada sekarang ini sudah
cukup baik ?
Informan : Cukup baik.
Peneliti : Apakah anda memahami cara menangani Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
Informan : Iya saya memahami.
Peneliti : Menurut anda apakah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang ada saat ini, berjalan dengan baik dan benar ?
Informan : Setahu saya iya.
Peneliti : Bagaimana tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang diberikan oleh karyawan perusahaan, apakah sudah dapat
memberikan penanganan yang baik atau belum ?
Informan : Ya sudah.
Peneliti : Selama anda bekerja di Perusahaan ini, menurut anda Kecelakaan
Kerja apa yang paling parah yang pernah terjadi ?
Informan : Patah tulang kaki.
Peneliti : Apakah anda merasa trauma karena adanya Kecelakaan Kerja yang
pernah terjadi di Perusahaan ini ?
Informan : Sedikit.
Peneliti : Apakah anda merasa sudah safety first ?
Informan : Iya sudah.
125

Hasil Wawancara Ke-7 Pekerja Lapangan PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Nama : Gumba Arianto
Usia : 35 Tahun
Lokasi : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing
Waktu : 16.37 WIB (Kamis, 27 April 2017)

Isi Deskripsi Hasil Wawancara


Nama Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah anda sebagai Pekerja mengerti dan memahami pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Apakah anda mengerti dan memahami pekerjaan pada bagian
Hydrotest manual ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Bagaimana Proses Kerja anda pada bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Pertama mempersiapkan alat hydrotest, memasang barikade untuk
tekanan tinggi mengajukan Safety permit untuk tegangan tinggi.
Peneliti : Apakah anda mengetahui resiko bekerja pada bagian Hydrotest
Manual ?
Informan : Mengerti.
Peneliti : Kecelakaan kerja apa yang biasa terjadi pada bagian Hydrotest
Manual ini ?
Informan : Ledakan.
Peneliti : Faktor apa yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Kerja tersebut
?
Informan : Kelalaian manusia dan kurangnya alat-alat kerja.
Peneliti : Kecelakaan Kerja apakah yang paling parah yang pernah terjadi pada
bagian Hydrotest Manual ini ?
Informan : Untuk selama ini belum pernah.
Peneliti : Apakah tanda-tanda atau peraturan yang ada susah untuk dipahami ?
Informan : Untuk tanda Safety tidak.
Peneliti : Apakah anda telah mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terutama pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
126

Nama Hasil Wawancara


Informan : Sudah.
Peneliti : Apakah anda terima dengan sanksi yang ada apabila tidak mematuhi
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama pada
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
Informan : Iya diterima.
Peneliti : Apakah Alat Pelindung Diri (APD) yang ada sekarang ini sudah
cukup baik ?
Informan : Sudah…. sudah baik
Peneliti : Apakah anda memahami cara menangani Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
Informan : Memahami.
Peneliti : Menurut anda apakah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang ada saat ini, berjalan dengan baik dan benar ?
Informan : Berjalan baik dan benar.
Peneliti : Bagaimana tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
yang diberikan oleh karyawan perusahaan, apakah sudah dapat
memberikan penanganan yang baik atau belum ?
Informan : sudah.
Peneliti : Selama anda bekerja di Perusahaan ini, menurut anda Kecelakaan
Kerja apa yang paling parah yang pernah terjadi ?
Informan : Tulang tangan terjepit.
Peneliti : Apakah anda merasa trauma karena adanya Kecelakaan Kerja yang
pernah terjadi di Perusahaan ini ?
Informan : Tidak.
Peneliti : Apakah anda merasa sudah safety first ?
Informan : Sudah.
MAGANG INDUSTRI

Di

HEALTH SAFETY AND ENVIRONMENT ( HSE )

PT. CLADTEK BI-METAL MANUFACTURING

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Magang Industri

Oleh:

Suci Oktavia Dwi Ningsih

4121301015

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2017
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
1/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses magang industri di
perusahaan PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing dan Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Magang Industri selama 4 bulan terhitung mulai 24 Oktober 2016
sampai dengan 23 Februari 2017.

Laporan ini sebagai bukti bahwa Penulis telah melaksanakan magang industri di
PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing dengan baik, dan laporan magang industri ini
menjadi syarat kelulusan program Diploma IV Jurusan Administrasi Bisnis Terapan di
Politeknik Negeri Batam.

Dalam pembuatan Laporan ini Penulis menyadari masih banyak kekurangan,


tetapi kekurangan tersebut bisa diatasi karena adanya bimbingan dari pihak kampus
maupun pihak perusahaan. Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak. Dr. Priyono Eko Sanyoto Selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.
2. Ibu Dwi Kartikasari, S.T., M.B.A. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis
Politeknik Negeri Batam.
3. Bapak. Rahmat Hidayat, M.AB. Selaku Ketua Program Studi Administrasi
Bisnis Terapan Politeknik Negeri Batam.
4. Ibu Shinta Wahyu Hati, S.Sos., M.AB. Sebagai dosen pembimbing di Politeknik
Negeri Batam yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan laporan magang ini.
5. Bpk. Jan Jonswan Hutasoit Manager HSE selaku Pembimbing selama magang di
PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing.
6. Bpk. Ali, Bpk. Juni, Bpk. Gunawan, Ibu Duma, Ibu Lona, Bpk. Hendra, Bpk.
Khairil, Bpk. Sarif, Bpk. Mangiring, Bpk. Roy, Bpk. Janatul, Bpk. Fahmi, Bpk.
Iswantika, Bpk. Yohanes, Ibu fitri dan seluruh Staff dan Karyawan PT. Cladtek
Bi-Metal Manufacturing yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
Magang Industri.
7. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang, semangat
dan doa restunya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Besar harapan Penulis Laporan ini dapat bermanfaat untuk semua orang yang
membaca walaupun laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun agar laporan ini semakin baik. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Batam, 23 Februari 2017


Penulis
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
2/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... 4

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... 5

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI ....................................... 6

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi ............................................................ 6

1.2 Visi, Misi Perusahaan/Instansi ....................................................................... 7

1.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi ..................................................... 9

1.4 Ruang Lingkup Usaha Perusahaan/Instansi ............................................... 12

BAB II DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG INDUSTRI ...................................... 14

2.1 Deskripsi Kerja .............................................................................................. 14

2.1.1 Lokasi Unit Kerja ................................................................................... 14

2.1.2 Rincian Tugas ......................................................................................... 14

2.1.3 Tanggung Jawab ..................................................................................... 24

2.1.4 Target yang Diharapkan ........................................................................ 24

2.1.5 Kendala yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Tugas ....................... 24

2.2 Deskripsi Alat/Mesin ..................................................................................... 25

2.2.1 Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan ......................... 25

2.2.2 Data dan Dokumen yang Diolah/Dihasilkan ........................................ 33

2.3 Proses Bisnis Perusahaan .............................................................................. 40

2.4 Proses Bisnis di Bagian Tempat Kerja ........................................................ 41


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
3/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT MAGANG ...................................................... 43

3.1 Tujuan Magang .............................................................................................. 43

3.2 Manfaat Magang ............................................................................................ 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 44

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 44

4.2 Saran ............................................................................................................... 44

Lampiran A Log Book ................................................................................................. 45

Lampiran B Deskripsi Produk yang Dihasilkan ....................................................... 46


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
4/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing .............................................................. 7

Gambar 2 Logo Perusahaan .............................................................................................. 7

Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi ......................................................... 9

Gambar 4 Microsoft Excel .............................................................................................. 25

Gambar 5 Komputer ....................................................................................................... 26

Gambar 6 Telepon .......................................................................................................... 26

Gambar 7 Mesin Fotokopi .............................................................................................. 27

Gambar 8 Mesin Printer ................................................................................................. 27

Gambar 9 Lemari Arsip .................................................................................................. 28

Gambar 10 Ordner .......................................................................................................... 28

Gambar 11 Paper Clip .................................................................................................... 29

Gambar 12 Binder Clip .................................................................................................. 29

Gambar 13 Stapler & Staples ......................................................................................... 30

Gambar 14 Perforator ..................................................................................................... 30

Gambar 15 Mesin Laminating ........................................................................................ 30

Gambar 16 Plastik Laminating ....................................................................................... 31

Gambar 17 Tipe-x........................................................................................................... 31

Gambar 18 Pulpen dan Pensil......................................................................................... 31

Gambar 19 Kertas A4 ..................................................................................................... 32

Gambar 20 Stabillo ......................................................................................................... 32

Gambar 21 Post-it ........................................................................................................... 32


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
5/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Gambar 22 Penghapus .................................................................................................... 32

Gambar 23 Safety Induction ........................................................................................... 33

Gambar 24 Sistem Izin Kerja (Permit To Work) ............................................................ 34

Gambar 25 Izin Kerja Confined Spaced ......................................................................... 35

Gambar 26 Izin Kerja Radiography ............................................................................... 36

Gambar 27 Izin Kerja Lifting ......................................................................................... 36

Gambar 28 Toolbox Meeting .......................................................................................... 37

Gambar 29 Job Safety Analysis (JSA) ............................................................................ 38

Gambar 30 Form Karyawan Baru .................................................................................. 38

Gambar 31 Incident Report ............................................................................................ 39

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3-1 Proses Bisnis Perusahaan ............................................................................ 40

Tabel 2.4-1 Proses Bisnis Tempat Kerja ........................................................................ 41


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
6/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing bergerak di bidang jasa industri


untuk berbagai pekerjaan mengenai material logam, khususnya proses Weld
Overlay dan Lining pada pipa baja karbon untuk keperluan industri. PT. Cladtek
merupakan perusahaan yang memiliki kuota produksi pipa cladding terbesar di
Indonesia, dan juga salah satu yang terbesar di dunia.

Cladtek Internasional Pty. Ltd suatu perseroan yang didirikan menurut


Undang-Undang di Australia berkedudukan dan berkantor pusat di Australia,
Floor 5, No. 5 Mill Street, Perth, Western Australia, 6000. PT. Cladtek Bi-Metal
Manufacturing Batam merupakan salah satu perusahaan internasional yang telah
memiliki sertifikasi internasional, Cladtek ISO 9001:2000, ISO/TS 29001.

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing pertama kali beroperasi di Pulau


Batam pada tanggal 12 April 2007 yang beralamat di Jalan Tenggiri, Kelurahan
Batu Merah, Kecamatan Batu Ampar, Batam, Indonesia. PT. Cladtek Bi-Metal
Manufacturing ini didirikan dengan Akta Pendirian No. 24 dengan Notaris yang
bernama Siti Masnuroh S.H, Jakarta, Indonesia.

PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing merupakan perusahaan yang telah


dikukuhkan sebagai perusahaan yang dapat melakukan pemotongan pajak oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT. Cladtek Bi-
Metal Manufacturing adalah 02.650.404.3.217.000. Perusahaan ini memiliki
karawan sebanyak 700 orang terhitung sampai bulan februari 2017.

Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing Batam

Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Alamat Perusahaan : Jl. Tenggiri Batu Ampar, Batam

No. Telepon : (062) 778411505

Website : www.cladtek.com

Bidang Usaha/Kegiatan : Pipe Manufacturing

Luas : 9,3 ha
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
7/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Status Permodalan : PMA (Penanaman Modal Asing)

1.2 Visi, Misi Perusahaan/Instansi

Gambar 1 PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Gambar 2 Logo Perusahaan

Untuk menjalankan usaha bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi


dan misi yang memiliki fungsi memaparkan tujuan suatu perusahaan. Adapun visi
dan misi PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing adalah sebagai berikut :

A. Visi Perusahaan

1. Menjadi produsen dan atau pemasok, Welded Pipe, Bi-Metal pipa berjajar dan
operasi terkait seperti overlays, cladding komponen perpipaan seperti pipa,
bends, fitting, dan flange untuk petrokimia, industri minyak dan gas, bumi dan
energi.
2. Menciptakan produk yang berkualitas dan profesional dan menjadi perusahaan
No. 1 di dunia.
3. Mengembangkan perusahaan ke berbagai wilayah di seluruh dunia.

Selain itu, visi Cladtek Bi-Metal Manufacturing dalam kebijakan


Lingkungan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (LK3) yaitu memastikan bahwa
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
8/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

bisnis Cladtek beroperasi dengan menjunjung tinggi keselamatan dan lingkungan,


yang dibuktikan dalam setiap ucapan dan tindakan setiap saat. Kebijakan LK3
Cladtek didasarkan pada prinsip bahwa tidak ada kompromi dalam memastikan
bahwa setiap karyawan Cladtek dengan aman, sehat dan selamat. Untuk mencapai
visi ini, Cladtek akan :

1. Memimpin LK3 dari puncak organisasi, dan memastikan bahwa setiap orang
di Cladtek masing-masing akuntabel terhadap LK3.
2. Memastikan bahwa setiap karyawan disediakan alat-alat, perlengkapan, alat
pelindung diri, Informasi, metode dan system yang tepat untuk pekerjaannya
dan memastikan lingkungan kerja yang selamat.
3. Memberikan pelatihan tentang keselematan dan metode kerja yang selamat
dan memastikan setiap karyawan memahami dan sadar akan persyaratan
kesematan, bahaya dan resiko kerja.
4. Menghimbau dan memberdayakan setiap karyawan untuk bersuara tentang
Lk3, meningkatkan kesadaran akan bahaya dan menghentikan setiap praktik
kerja yang tidak selmat.
5. Memenuhi semua hukum dan peraturan LK3 yang berlaku dan membuat
prosedur dan proses kerja yang mencerminkan praktik terbaik dari industri
yang sesuai dengan bisnis Cladtek.
6. Melaksanakan proses review dan peningkatan berkelanjutan terhadap
prosedur, praktik dan metode kerja dengan mempertimbangkan umpan balik
serta pelajaran yang dipetik dari bisnis dan dari lintas industri minyak dan gas.
7. Menetapkan tujuan dan sasaran yang terkait dengan LK3 dan mengatur kinerja
LK3. Cladtek akan berbagi informasi ini dengan semua karyawan, dan dengan
terbuka dan transparan dalam menyelidiki insiden dan perbaikannya.
8. Memastikan bahwa LK3 tidak dijadikan sebagai beban, melainkan dipahami
oleh setiap karyawan Cladtek sebagai bagian dalam menjalankan bisnis.
9. Bertindak dengan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan dan hati-hati
dalam mengelola dampak dari bisnis Cladtek terhadap lingkungan sekitar.

Cladtek akan meninjau dan meperbaharui kebijakan ini secara berkala.


Cladtek juga memastikan bahwa seluruh karyawan memahami dan melaksanakan
kebijakan ini, dan memberikan pelatihan dan mendukung kebijakan ini.

B. Misi Perusahaan

1. Mewujudkan Visi dalam menciptakan layanan yang baik, dengan


menyediakan produk-produk berkualitas tinggi secara tepat waktu.
2. Terciptanya kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait dalam
aktifitas perusahaan, baik karyawan maupun mitra perushaaan yaitu
perusahaan oil dan gas.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
9/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

1.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi

Struktur organisasi akan mempunyai struktur-struktur sedemikian rupa


sesuai dengan bidang usaha perusahaan. Struktur organisasi akan memperlihatkan
jabatan, tugas dan tanggung jawab setiap industri dalam menunjang kesuksesan
dan kemajuan perusahaan. Struktur organisasi PT. Cladtek Bi-Metal
Manufacturing yaitu:

GM Batam
Facilities

HSE
Manager

HR & Production Maintenan


Quality GM Production Fabrication
Service Control & ce
Manager Projects Manager Manager
Manager Logistics Manager

Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi

Deskripsi atau Uraian Pekerjaan

Penulis melaksanakan magang di departemen Health, Safety and Environment


(HSE), pada stuktur organisai di atas di tandai dengan bagan yang berwarna
kuning.

1. GM (General Manager) Batam Facilities


General Manager merupakan suatu jabatan kerja pada sebuah perusahaan
yang bertugas memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan semua hal yang
berkaitan dengan jalannya roda perusahaan, atau pimpinan tertinggi dalam
struktur perusahaan.

2. HSE (Health, Safety and Environment) Manager


a. Untuk memantau, mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan
semua aplikasi kesehatan, keselamatan, dan sistem manajemen lingkungan
di area pabrik berdasarkan peraturan pemerintah daerah.
b. Mempersiapkan, melaksanakan dan memelihara rencana pengelolaan
kesehatan dan keselamatan, pengelolaan lingkungan, prosedur, JSA (Job
Safety Analysis), izin kerja dan lain-lain terkait dokumen HSE.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
10/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

c. Menyiapkan keamanan atau safety kerja yang memperoleh persetujuan dari


supervisor sebelum pekerjaan di mulai.
3. HR & Service Manager
a. Menentukan kebutuhan kerja dan bertanggung jawab dalam tugas
operasional.
b. Bekerjasama dengan bagian-bagian lain untuk membina stabilitas kerja,
tata tertib kerja, disiplin kerja, keamanan dan kenyamanan dalam
lingkungan kerja.

4. Quality Manager
a. Melakukan review terhadap kontrak untuk mengidentifikasi kualitas terkait
dokumentasi dan pengujian persyaratan khusus untuk pesanan pembelian.
b. Mengidentifikasi persyaratan inspeksi dan memastikan apakah persyaratan
inspeksi tersebut dapat diimplementasikan.
c. Memastikan dan menguji semua peralatan yang diperlukan untuk bekerja
dalam kondisi baik dan telah dikalibrasi.
d. Mengidentifikasi semua catatan yang diperlukan oleh client untuk
menunjukkan kesesuaian dengan catatan departmen QC.

5. General Manager (GM) Projects


General Manger Project diangkat oleh Pimpinan tertinggi di perusahaan untuk
memimpin langsung proyek induk dan tetap stand by di Site Office. General
Manager Project juga berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik perusahaan
untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan proyek.

6. Production Manager
a. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi.
b. Menentukan standar kontrol kualitas produk.
c. Mengawasi proses produksi.
d. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi.
e. Mengawasi pekerjaan staf junior.
f. Menilai kelayakan proyek.
g. Mengelola pemesanan dan pembelian bahan baku produksi.
h. Menjadi penghubung dengan pembeli, pasar dan staf penjualan.
i. Memperkirakan serta melakukan negosiasi rentang waktu dengan klien dan
manajer dalam hal yang berkaitan dengan proses produksi.

7. Production Control & Logistics


a. Menyelenggarakan perencanaan, pemeliharaan, perawatan, untuk menjaga
operasional perusahaan agar selalu siap dalam memberikan pelayanan
kepada unit kerja lain (customer).
b. Menjamin semua sarana dan prasarana tersedia dan dapat digunakan
dengan baik oleh unit kerja lainnya yang ada di dalam perusahaan.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
11/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

c. Melakukan pengadaan barang atau jasa yang diperlukan para unit kerja
lain untuk mendukung pelayanan dan operasional perusahaan.
d. Melakukan analisa kebutuhan pengadaan barang atau jasa yang diminta
para unit kerja lain untuk memenuhi pengadaan barang atau jasa.

8. Maintenance Manager
a. Bertanggung jawab mengawasi pengadaan pengendalian produksi agar
produk sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan.
b. Mengatur jadwal perbaikan dan perawatan mesin.

9. Fabrication Manager
a. Mampu mengayomi bawahan.
b. Mampu menguasai SDM dan juga faktor penting dalam pabrik.
c. Mampu mengatur manajemen yang baik.
d. Mampu menjalin hubungan yang baik dengan klien.
e. Meningkatkan kualitas produksi.
f. Mampu menciptakan suasana kerja yang baik.
g. Mampu membentuk SDM yang handal dan profesional.
h. Mengetahui, memantau dan mengerti semua asset perusahaan yang
dikelola pabrik.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
12/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

1.4 Ruang Lingkup Usaha Perusahaan/Instansi

PT. Cladtek tidak hanya berdomisili di Batam, tetapi tersebar di beberapa Negara
seperti:

a. Cladtek do Brazil, berlokasi di Brazil


b. Cladtek Holdings Pte Ltd, berlokasi di Singapore
c. Cladtek Middle East, berlokasi di Sharjah United Arab Emirates
d. PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing, berlokasi di Batam, Indonesia

Prosedur dan Tata Kerja Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai prosedur dan tata kerja masing-masing, di PT.


Cladtek Bi-Metal Manufacturing ada beberapa prosedur dan tata kerja yang telah
ditetapkan, antara lain :

1. Penerimaan karyawan baru perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan


perushaan, untuk dapat diterima menjadi karyawan harus dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
2. Calon karyawan harus mempunyai fisik yang sehat dan juga lulus test
medical check up yang diadakan perushaan.
3. Calon karyawan yang telah memenuhi syarat diterima, karyawan tersebut
mendapatkan masa uji coba selama 3 bulan terhitung sejak mulai atau gabung
di perusahaan.
4. Bagi karyawan yang telah melewati masa percobaan dengan baik, maka akan
diangkat menjadi karyawan sesuai status dan posisi karyawan tersebut,
karyawan bekerja selama kontrak yang telah diberikan oleh perusahaan dan
juga disepakati oleh karyawan.

Peraturan Perusahaan

Peraturan perusahaan ini dibuat untuk menjadi pegangan tentang hak dan
kewajiban masing-masing pihak dengan tujuan memelihara hubungan yang baik
antara karyawan dan perusahaan. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dalam
kelangsungan usaha perusahaan ini.

Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan dan kesehatan dirinya dan


karyawan lainnya. Semua karyawan wajib memakai alat keselamatan kerja yang
telah disediakan oleh perusahaan dan mengikuti atau mematuhi ketentuan
mengenai keselamatan kerja. Di luar waktu kerja yang sudh ditentukan oleh
perusahaan, karyawan tidak diperbolehkan memakai atau menggunakan alat-alat
kerja perusahaan untuk kepentingan pribadi. Setiap pekerja juga dilarang
memakai accesoris ketika kegiatan bekerja sedang berlangsung.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
13/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Dalam perusahaan untuk pembagian hari kerja dan jam kerja sangat
penting untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan, pembagian hari kerja yang
telah ditetapkan oleh PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing adalah:

1. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu


karyawan bekerja 8 jam dalam sehari, 40 jam dalam seminggu. Perusahaan
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
14/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG INDUSTRI

2.1 Deskripsi Kerja

Selama pelaksanaan Magang Industri pada PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Batam, Penulis telah melaksanakan tugas-tugas ataupun pekerjaan selama magang
dengan baik. Pekerjaan di tempat magang adalah upaya mengimplementasikan
ilmu yang diperoleh di tempat kerja dan didukung dengan adanya keterampilan
yang sudah diperoleh di bangku kuliah Jurusan Manajemen Bisnis Prodi
Administrasi Bisnis Terapan.

2.1.1 Lokasi Unit Kerja

Pelaksanaan magang dilakasanakan di PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing


Batam yang berlokasi di Jalan Tenggiri, Kecamatan Batu Ampar. Lokasi
perusahaan di Kawasan Industrial Batu Ampar, Batam. Magang dilaksanakan
selama 4 (empat) bulan mulai tanggal 24 Oktober 2016 sampai dengan 23
Februari 2017 pada setiap hari kerja yaitu Senin
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
15/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

NO GAMBAR RINCIAN DESKRIPSI


TUGAS

1. Mengarsip Setelah seorang


dokumen izin Safety Officer
bekerja (Permit selesai memberikan
To Work). izin bekerja kepada
pekerja yang
membutuhkan
dokumen izin
bekerja, dokumen
kemudian di
serahkan kepada
penulis untuk
kemudian di arsip
ke dalam ordner
yang telah di
sediakan.

Cara mengarsipnya
adalah sebagai
berikut :

a. Dokumen di
beri lubang
dengan
menggunakan
perforator.
b. Kemudian di
simpan ke
dalam ordner
Gambar 1. Mengarsip Dokumen
yang berjudul
Izin Bekerja izin kerja
masing-masing.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
16/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2. Memasukkan Setelah seorang


data dan Safety Officer
mengarsip selesai menginduksi
dokumen induksi karyawan baru atau
(Induction File). seorang visitor, dan
contractor
kemudian dokumen
induksi diberikan
kepada Penulis
untuk kemudian di
masukkan ke dalam
software aplikasi
Ms. Excel yang
sudah ada format
filenya dari bulan
sebelumnya.

cara memasukkan
data dan
mengarsipnya
adalah sebagai
berikut :

a. File di input ke
dalam Ms.
Excel dengan
format yang
sudah ada,
dengan judul
folder
Induction.
b. Kemudian
dokumen di beri
lubang dengan
menggunakan
perforator.
c. Di simpan ke
dalam ordner
sesuai dengan
Gambar 2. Mengolah Data & Mengarsip nama dokumen
Dokumen Induksi Induction
Employee,
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
17/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Visitor atau
Contractor,
penyimpanan
dokumen sesuai
dengan tanggal
atau tanggal
yang muda
berada di
bawah.

3. Mengarsip Barang yang telah


laporan di pesan
penerimaan sebelumnya
barang kemudian barang
(receiving tersebut telah
report). sampai atau telah
ada di dalam Store
perusahaan, bukti
penerimaan barang
(receiving report)
akan di berikan
oleh pihak store.
yang kemudian
bukti penerimaan
barang tersebut di
arsip oleh pihak
penerima sebagai
bukti penerimaan
barang dan telah
sesuai dengan
pesanan.

cara mengarsipnya
adalah sebagai
berikut:

a. Dokumen di
beri lubang
dengan
menggunakan
perforator.
b. Kemudian
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
18/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

dokumen di
Gambar 3. Mengarsip Laporan simpan ke
Penerimaan Barang dalam ordner
yang berjudul
Receiving
Report,
penyimpanan
dokumen
sesuai dengan
tanggal atau
tanggal yang
muda berada di
bawah.

4. Fotokopi cara memfoto copy


formulir induksi adalah sebagai
(Induction berikut :
Form).
a. Dokumen di
letakkan di tray
atas mesin foto
copy.
b. Pilih jumlah
yang ingin di
foto copy.
c. Pastikan kertas
dengan ukuran
yang di
perlukan telah
tersedia di
dalam tray
kertas.
d. Tekan tombol
start untuk
memulai
memfoto copy.

Gambar 4. Fotokopi Formulir


Induksi
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
19/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

5. Mencari dan karyawan yang


mengarsip ingin mengganti
dokumen alat dan meminta alat
pelindung diri pelindung diri :
karyawan
(wearpack, helm, a. Penulis
kaca mata, meminta ID
penutup telinga). Card karyawan
tersebut.
Gambar 5. Mencari & Mengarsip b. Kemudian
Dokumen Alat Pelindung Diri mencari nama
Karyawan karyawan yang
sesuai pada ID
Card karyawan
tersebut.
c. Kemudian
dokumen
tersebut akan
di proses oleh
Clerk HSE.
d. Dokumen yang
telah selesai di
proses
kemudian di
simpan
kembali sesuai
abjad nama
karyawan
tersebut.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
20/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

6. Memasukkan caranya adalah


absensi sebagai berikut :
pengarahan
karyawan setiap a. Absensi
hari senin. karyawan di
input ke dalam
software
aplikasi Ms.
Excel dengan
nama folder
Toolbox
Meeting.
b. Memberi warna
hijau pada
karyawan yang
hadir pada saat
Toolbox
Meeting dan
tidak
memberikan
warna kepada
karyawan yang
tidak hadir
padaa saat
Toolbox
Meeting.
c. Kemudian
dokumen di
simpan ke
dalam ordner
dengan nama
folder Toolbox
Meeting.
d. Penyimpanan
Gambar 6. Memasukkan absensi dokumen sesuai
pengarahan karyawan setiap hari tanggal.
senin.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
21/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

7. Mengarsip caranya adalah


dokumen sebagai berikut :
peralatan
pengangkatan a. Dokumen di
(Power Tool). beri lubang
menggunakan
perforator.
b. Dokumen di
simpan ke
dalam ordner
dengan nama
folder Power
Tool .
c. Penyimpanan
dokumen sesuai
tanggal.

Gambar 7. Mengarsip dokumen


peralatan pengangkatan

8. Memperbaharui Manager HSE


dokumen yang memberikan
ada di Mading dokumen untuk
HSE. kemudian di update
di mading HSE,
biasanya dilakukan
setiap sebulan
sekali yaitu update
mengenai Statistik
kerja perusahaan.

Gambar 8. Memperbaharui Dokumen di


Mading HSE
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
22/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

9. Menandai Setiap pagi hari di


kalender dalam ruangan War
kecelakaan kerja Room penulis
di mading HSE. mengupdate
kalender
kecelakaan kerja
yang ada di
madding HSE.
Memberikan warna
hijau pada kalender
yang menandai
bahwa kemarin
tidak ada
kecelakaan kerja.
Gambar 9. Menandai Kalender HSE

10. Menghitung Setiap akhir tahun


persediaan alat akan di lakukan
pelindung diri penghitungan stok
untuk keperluan alat pelindung diri
pengecekan oleh pihak internal
persediaan akhir perusahaan.
tahun oleh
Gambar 10. Menghitung Persediaan internal
APD perusahaan.

11. Melaminating Melaminating


sticker sticker peringatan
peringatan untuk keperluan
(warning safety). sign di dalam
Workshop.

Gambar 11. Melaminating Sticker


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
23/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

12. Mencetak jadwal Setiap hari


lembur kerja mencetak jadwal
(Overtime). lembur kerja
karyawan yang
kemudian meminta
tanda tangan
Manager HSE dan
Manager
Production atau
General Project
Manager. Setelah
itu dokumen
lembur kerja di
serahkan kepada
bagian keuangan
untuk di proses.

Gambar 12. Mencetak Jadwal Lembur


Kerja

13. Mempersiapkan Membantu


dokumen dan mempersiapkan
ikut serta dalam dokumen untuk
audit OHSAS audit OHSAS
180001:2007 & 180001:2007 &
ISO 14001:2004. ISO 14001:2004.

Gambar 13. Mempersiapkan


Dokumen untuk Audit
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
24/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2.1.3 Tanggung Jawab

Tanggung jawab Penulis selama magang di departemen HSE yaitu :

1. Memastikan setiap dokumen yang diinput tidak salah dan harus sesuai
dengan prosedur.
2. Memastikan lingkungan kerja yang sehat, bersih, nyaman dan terhindar dari
kotoran maupun debu agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat selesai
dengan baik.
3. Mengembalikan semua peralatan dan perlengkapan ke tempat semula ketika
waktu akan pulang agar tidak berserakan.
4. Memastikan semua tugas pekerjaan sehari-hari yang diberikan kepada
penulis dapat terselesaikan dengan baik.

2.1.4 Target yang Diharapkan

Target yang diharapkan kepada penulis selama magang, terutama di unit kerja
departmen HSE, adalah :

1. Mampu menjaga nama baik kampus yaitu Politeknik Negeri Batam dan
Perusahaan selama masa magang berlangsung.
2. Dapat mengerti dan memahami dengan cepat serta memberikan kontribusi
yang baik selama magang.
3. Mampu memahami prosedur bisnis perusahaan dan mengerti tentang dunia
kerja, khususnya yang bergerak dalam bidang fabrikasi oil dan gas.

2.1.5 Kendala yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Tugas

Selama pelaksanaan tugas yang diberikan karyawan PT. Cladtek Bi Metal


Manufacturing. Penulis menemukan sedikit kendala dalam pelaksanaan tugas
diantaranya adalah :

1. Jaringan internet yang sering terganggu.


2. Ada beberapa tugas yang lupa atau ketinggalan dikerjakan.
3. Kurang teliti dalam menginput maupun mengentri data.

Maka dari itu, adapun cara mengatasi kendala yang dihadapi penulis dalam
pelaksanaan Magang Industri adalah :

1. Memperbaiki jaringan internet secara manual atau menghubungi pihak


Information Technology (IT).
2. Mencatat setiap kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi hal yang
tidak diinginkan.
3. Lebih teliti dan tidak tergesa-gesa saat meginput maupun mengentri data.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
25/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

4. Mendengarkan dengan baik instruksi staf dan teliti saat mengerjakan tugas,
serta bertanya apabila ada hal yang lupa dan yang tidak dimengerti.
5. Memeriksa kembali apabila tugas sudah selesai dikerjakan sebelum
diberikan kepada pihak yang berwenang.

2.2 Deskripsi Alat/Mesin

2.2.1 Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan

Perangkat lunak atau perangkat keras yang digunakan selama magang yaitu:

Perangkat Lunak yang digunakan :

Microsoft Excel

Gambar 4 Microsoft Excel

Microsoft Excel merupakan aplikasi untuk mengolah data secara otomatis


yang dapat berupa perhitungan dasar, rumus, pemakaian fungsi-fungsi,
pengolahan data dan tabel, pembuatan grafik dan manajemen data.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
26/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Perangkat Keras yang digunakan :

1. Komputer

Gambar 5 Komputer

Digunakan untuk memproses dan menyimpan data dalam bentuk digital.


Komputer terdiri CPU, Keyboard, Layar/Monitor, disk dan Mouse.

2. Telepon

Gambar 6 Telepon

Digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain dari
jarak jauh, baik dalam lingkungan kantor maupun ke luar kantor.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
27/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

3. Mesin fotokopi

Gambar 7 Mesin Fotokopi

Mesin untuk menggandakan dokumen dengan memperbesar atau


memperkecil ukuran dokumen aslinya.

4. Mesin Printer

Gambar 8 Mesin Printer

Alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks
maupun gambar atau grafik.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
28/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

5. Lemari arsip

Gambar 9 Lemari Arsip

Tempat menyimpan arsip dalam jumlah yang banyak dan juga agar ruangan
kantor dapat terlihat lebih tertata dengan baik sehingga dapat menimbulkan
rasa nyaman.

6. Ordner

Gambar 10 Ordner

Semacam map dan karton tebal yang dapat menampung banyak arsip dan
didalamnya terdapat besi untuk mengkaitkan arsip yang telah
dipervorator/dilobangi pinggirnya. Dan untuk membantu dalam mem-filling
serta merapikan dan melindungi dokumen penting dari cara penyimpanan
yang salah.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
29/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

7. Paper Clip

Gambar 11 Paper Clip

Alat yang terbuat dari logam dan dipergunakan untuk menyatukan


(menghimpun, mengumpulkan, mengelompokkan) surat-surat dan lampiran-
lampirannya agar surat tersebut tidak berantakan sehingga tidak hilang.

8. Binder Clip

Gambar 12 Binder Clip

Alat yang terbuat dari logam dan diperuntukkan untuk menyatukan


(menghimpun, mengumpulkan, mengelompokkan) file yang lebih banyak
50-100 lembar.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
30/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

9. Stapler dan Staples

Gambar 13 Stapler & Staples

Alat untuk menyatukan sejumlah kertas dengan cara memasukkan Staples


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
31/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

12. Plastik Laminating

Gambar 16 Plastik Laminating

Digunakan untuk melindungi dokumen penting dari air atau lainnya.

Alat Tulis Kantor (ATK)

1. Tipe-x

Gambar 17 Tipe-x

Cairan berwarna putih yang digunakan untuk menutup huruf atau tulisan
yang salah.

2. Pulpen dan pensil

Gambar 18 Pulpen dan Pensil

Digunakan untuk menulils suatu kata atau kalimat, menandai dokumen yang
salah dan sebagainya.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
32/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

3. Kertas A4

Gambar 19 Kertas A4

Digunakan untuk menampilkan hasil dari cetakan dokumen melalui printer


atau bisa juga sebagai tempat untuk menulis atau mencatat sesuatu.

4. Stabillo

Gambar 20 Stabillo

Digunakan untuk menandai suatu tulisan atau catatan.

5. Post-it

Gambar 21 Post-it

Digunakan untuk menulis memo, memberi pesan dan lain-lain.

6. Penghapus

Gambar 22 Penghapus

Digunakan untuk menghapus coretan pensil pada dokumen atau kalimat


yang salah.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
33/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2.2.2 Data dan Dokumen yang Diolah/Dihasilkan

Data dan dokumen yang diolah atau dihasilkan selama magang yaitu :

1. Safety Induction

Gambar 23 Safety Induction

Untuk tenaga kerja baru dan tamu yang berkunjung ke PT. Cladtek Bi Metal
Manufacturing, departemen HSE memberikan orientasi keselamatan kerja
(Safety Induction). Dalam orientasi ini dijelaskan mengenai kebijakan
perusahaan (Corporate Policy), kebijakan perusahaan terhadap keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan (Health Safety and
Environment Policy), Kebijakan Berkendara (Driving Policy), Kebijakan
Obat-Obatan Terlarang Dan Alcohol (Drug Policy), Dan Kebijakan Tentang
Merokok (Smoking Policy), kebijakan yang berlangsung di lapangan beserta
potensi bahayanya, kewajiban untuk mengenakan APD (Alat Pelindung Diri)
selama beraktivitas.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
34/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2. Sistem Izin Kerja (Permit To Work)

Gambar 24 Sistem Izin Kerja (Permit To Work)

Setiap pekerjaan yang diperkirakan memiliki potensi bahaya yang sangat


besar, harus menyertakan surat izin kerja yang telah disetujui oleh safety
officer. Adapun jenis-jenis sistem izin kerja di PT. Cladtek Bi Metal
Manufacturing adalah sebagai berikut :

1) Izin Kerja Panas


Izin kerja Panas diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan
yang dalam prosesnya berhubungan dengan panas atau nyala api seperti
las, gerinda, dan lain-lain. Adapun klasifikasi pekrejaan panas yaitu :
a. Area berbahaya adalah digolongkan sebagai suatu area manapun
yang dalam keadaan normal atau abnormal terdapat suatu
kebocoran hidrokarbon yang mengandung gas dan uap dalam
jumlah besar yang dapat menyebabkan ledakan.
b. Area terbatas adalah area manapun diluar area berbahaya yang
meliputi batas minimal 50 meter dari area berbahaya.
c. Area terbuka adalah area diluar 50 meter dari area terbatas atau
terbuka. Biasanya area terbuka pekerjaan panas dapat dilakukan
tanpa izin kerja panas terganting dari pemilik lokasi kerja.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
35/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

d. Klasifikasi area operasi panas diperlukan untuk memberikan


penggunaan tenaga kerja yang efisien dan objektif dengan kerja
memprioritaskan faktor keselamatan.

2) Izin Kerja Confined Spaced

Gambar 25 Izin Kerja Confined Spaced

Izin kerja yang diberikan kepada pekerja yang pekerjaannya


berhubungan dengan di dalam ruangan dengan sirkulasi udara terbatas.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
36/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

3) Izin Kerja Radiography

Gambar 26 Izin Kerja Radiography

Izin kerja yang dikeluarkan apabila pekerja melakukan pekerjaan yang


berhubungan dengan radiografi, misalnya pekerjaan Non Destructive
Testing (NDT) seperti pengujian pada Vessel atau pipa dengan
menggunakan sinar X.

4) Izin Kerja Lifting

Gambar 27 Izin Kerja Lifting

Izin kerja yang diberikan kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
pengangkatan beban di atas 30 ton.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
37/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

5) Izin kerja Sand Blasting


Izin kerja yang diberikan pada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan mencuci pipa dengan pasir blasting.

6) Izin kerja Instalasi Listrik


Izin kerja yang diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik.

7) Izin kerja Tes Tekanan Tinggi


Izin kerja yang diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan tekanan tinggi, misalnya uji vessel ataupun
hydrotest.

3. Toolbox Meeting

Gambar 28 Toolbox Meeting

Toolbox meeting merupakan pertemuan yang dilakukan pada setiap senin


pagi sebelum dimulainya pekerjaan untuk membahas apa saja kegiatan yang
akan dilakukan hari ini, kemudian review pekerjaan yang telah dilakukan
kemarin, pembagian tugas atau job desk dari supervisor kepada masing-
masing pekerja.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
38/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

4. Job Safety Analysis (JSA)

Gambar 29 Job Safety Analysis (JSA)

Suatu analisis keamanan kerja yang terperinci dari sautu pekerjaan yang
diusulkan untuk dilaksanakan oleh Safety Officer dengan tujuan :
a. Mengidentifikasi tiap langkah pekerjaan
b. Mengidentifikasi setiap resiko yang mungkin muncul
c. Menentukan langkah-langkah yang perlu untuk menghilangkah,
mencegah dan mengurangi bahaya
d. Mengidentifikasi setiap Personal Protective Equipment (PPE) atau
peralatan khusus yang diperlukan
e. Membuat tim yang peduli akan bahaya yang timbul

5. Form untuk karyawan baru

Gambar 30 Form Karyawan Baru


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
39/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Form tersebut digunakan untuk mencatat pengambilan perlengkapan Alat


Pelindung Diri (APD) yang ditujukan untuk karyawan yang baru pertama
kali bergabung di PT. Cladtek.

6. Incident Report

Gambar 31 Incident Report

Panduan untuk melaporkan kejadian dan kecelakaan untuk memastikan


tindakan investigasi dan pencegahan yang sesuai dan tepat.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
40/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2.3 Proses Bisnis Perusahaan

PT. Cladtek BI Metal Manufacturing bergerak dibidang cladding


(pelapisan) dan spooling (penyambungan) pipa. Produk utamanya adalah CRA
Clad pipe, fittings Flanges dan Bends, Pipe Spool Fabrication, Pressure vessels,
Ball Velves, Seawater Tubes dan Underwater Sheaves, Thermal Sleeves, dan
Independent Bend Testing dan Simulations. Proses bisnisnya berlangsung
berdasarkan proyek yang diterima dari client dan langsung melaksanakan
pengiriman barang setelah produk selesai dikerjakan.

Berikut skema proses bisnis perusahaan:

Pengiriman
Proyek Pengerjaan Finalisasi
Dan Selesai
Diterima Produk Dokumen
Pembayaran

Tabel 2.3-1 Proses Bisnis Perusahaan

Keterangan :

1. Setelah PT. Cladtek menandatangani kontrak kerja dengan client, maka


proyek dinyatakan dimulai pengerjaannya setelah melalui penerimaan bahan
baku dan produk sudah berada di workshop kerja, serta siap untuk
dikerjakan.
2. Proses pengerjaan produk harus mengikuti seluruh prosedur yang terdapat di
PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing Batam, dari awal pengerjaan sampai
dengan selesai.
3. Setelah seluruh produk selesai, maka dokumen pendukung setiap produk
akan dikumpulkan dan disiapkan sebelum pengiriman produk.
4. Proses pengiriman produk dan dilanjutkan dengan pembayaran produk yang
sudah jadi. Mengenai mekanisme perjanjian pembayaran hanya diketahui
oleh departemen Purchasing dan departemen Project.
5. Proyek dinyatakan selesai setelah seluruh dokumen dan produk diterima
dengan baik oleh client, dan dinyatakan closed (selesai).
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
41/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2.4 Proses Bisnis di Bagian Tempat Kerja

Bagan dalam keadaan darurat (Emergency)

Emergency

Jangan panik

Stop semua kegiatan dan Hidupkan alarm Beritahu HSE Manager,


dengarkan informasi selanjutnya evakuasi Supervisor, dan Safety Officer

Berkumpul di Master
Point

Supervisor/Foreman menghitung
anggotanya

NO Semua karyawan lengkap YES

Tim pencari dan penyelamat Menunggu instruksi


bergerak selanjutnya

NO Keadaan aman YES

Tetap di Master Kembali Bekerja


Point

Tabel 2.4-1 Proses Bisnis Tempat Kerja


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
42/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Keterangan dari Bagan di atas adalah sebagai berikut:

1. Apabila terjadi keadaan darurat (emergency) misalnya terjadi kebakaran, yang


pertama sekali dilakukan adalah jangan panik, segera mencari informasi
mengenai alarm emergency yang berbunyi.
2. Hidupkan alarm evakuasi untuk mengevakuasi semua orang ke luar
workshop.
3. Segera menginformasikan hal tersebut kepada HSE Manager, Supervisor dan
Safety Officer.
4. Segera berhenti bekerja, mematikan semua alat kerja dan mendengarkan
arahan informasi selanjutnya dari Supervisor atau Safety Officer.
5. Kemudian segera berkumpul di Master Point yang berada terdekat dengan
anda.
6. Kemudian Supervisor atau Foreman akan menghitung anggota kelompok
masing-masing, untuk memastikan apakah rekan kerja telah lengkap atau
masih ada yang tertinggal di dalam workshop.
7. Setelah Supervisor atau Foreman menghitung anggota kelompok masing-
masing, apabila semua anggota kelompok kerja lengkap kemudian menunggu
untuk arahan selanjutnya.
8. Apabila setelah dilakukan penghitungan anggota kelompok, dan terdapat
anggota kelompok yang tidak lengkap, selanjutnya tim penyelamat dan tim
pencari mencari anggota kelompok yang tidak lengkap tersebut.
9. Apabila keadaan di anggap telah aman, maka semuanya dapat kembali
bekerja, tetapi apabila keadaan belum aman, maka semuanya tetap berada di
Master Point sampai dengan keadaan benar-benar aman.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
43/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT MAGANG

3.1 Tujuan Magang

Adapun tujuan diadakannya kegiatan magang industri ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Magang Industri yang diberikan oleh
pihak kampus.
2. Untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa/mahasiswi mengenai
lingkungan kerja yang sebenarnya.
3. Untuk memberikan pengalaman bekerja yang dapat membantu dalam
menghadapi dunia kerja dikemudian hari.
4. Untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh
perkuliahan dari semester awal hingga semester akhir
5. Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa/mahasiswi mengenai proses kerja
yang ada di perusahaan.

3.2 Manfaat Magang

Adapun manfaat diadakannya kegiatan magang industri ini adalah sebagai


berikut:

1. Dapat menyalurkan ilmu yang didapatkan selama kuliah.


2. Dapat mengetahui proses kerja yang ada pada unit kerja yang mereka tempati
selama magang. Sehingga, apabila ditempatkan diposisi yang sama dalam
dunia kerja yang sebenarnya, akan lebih mudah menjalankannya.
3. Mendapatkan gambaran bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
44/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti magang industri yang telah dilaksanakan selama 4


bulan tertanggal 24 Oktober 2016 sampai dengan 23 Februari 2017, banyak
memberikan manfaat bagi perusahaan maupun mahasiswa magang. Bagi
perusahaan pelaksanaan tugas perusahaan yang telah dikerjakan oleh mahasiswa
magang menjadi lebih efektif dan efisien. Sehingga pekerjaan yang ada di
perusahaan dapat terselesaikan dengan lebih cepat dan rapi. Bagi mahasiswa
magang, dapat menjadikan kegiatan magang ini sebagai sarana dalam
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama semester awal sampai dengan
semester akhir dan juga memberikan tambahan pengetahuan dan ilmu baru yang
tidak didapatkan dibangku perkuliahan. Selain iu mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

4.2 Saran

Selama menjalankan kegiatan magang ini penulis sudah melaksanakan


tugas sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pembimbing magang, kendati
demikian penulis masih merasa banyak kekurangan dalam menjalankan tugas
yang diberikan. Untuk itu penulis akan berusaha memperbaiki dan lebih efektif
dan efisien dalam menjalankan tugas yang diberikan. Adapun saran dari beberapa
kendala yang penulis hadapi selama melaksanakan program magang pada pihak
PT. Cladtek Bi Metal Manufacturing adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki jaringan internet khususnya pada departemen HSE yang pada


komputernya sering sekali mengalami masalah jaringan internet.
2. Memperbaiki fasilitas khususnya pendingin udara atau Air Conditioner (AC)
pada departemen HSE yang secara langsung dan setiap hari berkomunikasi
dengan para pekerja lapangan yang meminta perlengkapan Alat Pelindung
Diri (APD) yang dikarenakan departemen berada di tengah-tengah workshop
dan berbentuk container.
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
45/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Lampiran A
Log Book
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
46/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

Lampiran B
Deskripsi
Produk yang
Dihasilkan
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
47/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

1. CRA Clad Pipe


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
48/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

2. Fittings Flanges and Bends

3. Pipe Spool Fabrication


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
49/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

4. CRA Clad Pressure Vessels

5. CRA Clad Ball Valves


HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
50/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

6. Seawater Tubes And Underwater Sheaves

7. Thermal Sleeves
HAL.
No.FO.8.4.3.1-V0
51/51

KPS DIR Borang PBM:


16 Februari 2011 Pelaksanaan Magang

8. Independent Bend Testing and Simulations

Anda mungkin juga menyukai