Disusun Oleh :
TA. 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan
i
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan lebih lanjut.
ii
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penulisan laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Untuk
menambah wawasan dalam mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dan demi kemajuan Program Diploma
IV Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Deli Husada Deli Tua
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
KINERJA K3L.....................................................................................................9
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................26
4.2 Saran.....................................................................................................................27
iv
LAMPIRAN.........................................................................................................................28
Dokumentasi Kegiatan..............................................................................................28
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengantisipasi persaingan yang ada, oleh karena itu, kami mahasiswa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dituntut mempersiapkan diri dengan menimba
pengalaman melalui kegiatan PKL,agar tidak hanya matang dari segi teori,akan tetapi
juga siap dalam praktiknya. Dengan demikian praktikan tertarik untuk
mempersiapkan diri untuk menjadi lulusan yang mampu diandalkan di dunia kerja
khususnya di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
1
2
PT. Wika-Bumi Karsa Kso merupakan salah satu perusahaan kontruksi milik
pemerintah indonesia, perusahaan ini bergerak di bidang industri kontruksi, industri
pabrikasi, industri konversi, jasa penyewaan jasa keagenan, investasi, agro industri,
construksion, dll. PT Wika-Bumi Karsa Kso memiliki kantor pusat yang beralamat di
Jl. D.l panjaitan kav.9, jakarta timur 13340 dengan lokasi kegiatan utama di seluruh
indonesia dan luar negeri.
Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu memenuhi standar kompetensi PKL yang telah
ditetapkan dalam Kurikulum Program Studi D-IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pelaksanaan K3 dalam SMK3 sesuai
PP NO 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 yang terdapat pada
perusahaan.
3. Mahasiswaa mampu melakukan identifikasi risiko atau bahaya yang
ada di area kerja dengan cara menerapkan program K3 Kontruksi
4 Mahasiswa mampu mengelola program K3 Kontruksi atau program
yang berlaku pada area PKL
5 Meningkatkan keahlian dan mendapatkan gambaran langsung
mengenai dunia kerja, sehingga menjadi terbiasa dan terampil saat
memasuki dunia kerja.
6 Untuk pengenalan dan observasi aspek lingkungan kerja terhadap
hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja semua bagian
K3
c. Bagi Perusahaan
1. Mendukung program pemerintah
2. Dapat mengenal persis kualitas mahasiswa/i yang berlatih di
perusahaan atau instansi.
3. Mendapatkan tenaga kerja sementara sebagai sumber daya perusahaan
4. Meningkatkan citra perusahaan
Waktu pelaksanaan PKL ini terhitung mulai Senin, 15 Maret 2021 sampai
dengan Senin, 12 April 2021 yang berlangsung selama 27 hari kerja
efektif.
BAB II
4
5
VISI
MISI
KINERJA K3L
HSE Plan (rencana K3L) adalah suatu rencana sistematis yang tersusun dalam
bentuk program K3L mulai dari penentuan kebijakan,rencana program sampai
dengan evaluasi berupa audit yang bertujuan untuk memastikan kinerja program K3L
dapat terkontrol dan terevaluasi.tujuannya untuk mencegah terjadinya kerugian baik
cidera pada manusia,kerusakan peralatan dan lingkungan.
Dalam penilaian K3L ada dua indicator yang digunakan yaitu Indicator
Leading dan Indicator Lagging. Indicator leading adalah indikasi yang akan dicapai
(awal/sebelum). Didalam indicator leading terdapat
1. Keberhasilan
Keberhasilan maksudnya disini adalah hal yang sudah berhasil dijalankan atau
di terapkan,
9
10
2. Pencapaian
3. Kerja aman
Kerja aman maksudnya adalah pekerja terhindar dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Sedangkan indikator lagging adalah hasil dari tujuan yang dicapai
(akhir/sesudah).untuk penilaian K3L dengan menggunakan indicator lagging kita
harus mengetahui Manhour dan tingkat kecelakaan. Rumus untuk mengetahui
Manhour dan tingkat kecelakaan;
Manhour
Rumus ;
Tingkat kecelakaan
Rumus;
P3K adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat
kecelakaan atau sakit yang mendadak sebelum korban di bawa ke fasilitas kesehatan
yang lebih baik, seperti dokter, klinik atau rumah sakit yang sudah di ajak kerja sama
dengan suatu perushaan
a) Tujuan P3K
1. Mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah
2. Menghentikan pendarahan
3. Menjaga fungsi saluran pernapasan
4. Mencegah infeksi
5. Mengurangi rasa sakit
6. Mencegah nyeri
b) Urutan P3K Pada Korban
1. Jangan panik
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
3. Perhatikan pernapasan dan denyut jantung korban
Pergelangan Tangan: Letakkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan
tangan berlawanan tepat di bagian yang sejajar dengan ibu jari.
Leher: Posisikan jaring tengah dan telunjuk di bagian samping leher, tepat di
bawah tulang rahang.
Hitung jumlah detak jantung dalam 15 detik. Lalu kalikan dengan 4. Itulah
angka detak jantung normal kamu
Gunakan saputangan atau kain yang bersih, tekan tempat pendarahan dengan
kuat. Kemudian, ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang atau apa
pun agar saputangan tadi menekan luka-luka itu. Jika lokasi luka memungkinkan
letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
Patah tulang dapat mengalami dua kemungkinan yaitu patah tulang terbuka
dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka yaitu ujung tangan yang patah
menonjol ke luar, dan ada luka sedangkan patah tulang tertutup yaitu tidak ada luka,
permukaan kulit tidak rusak. Tanda-tanda patah tulang yaitu:
d. Mempercepat penyembuhan
Syarat-syarat pembidaian:
JSA/HIRARC/SOP
1. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang
tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam
suatu organisasi.
Job Safety Analisis (JSA) adalah sebuah metode mendeskripsikan bahaya dan
risiko dari sebuah pekerjaan yang dijabarkan secara lebih detail per-step pekerjaan.
JSA sering digunakan untuk mengetahui dan memberitahu ke pekerja dan karyawan
tentang bahaya dari setiap langkah /prosedur pekerjaan, tetapi di JSA tidak ada
perhitungan nilai risikonya. JSA sering digunakan untuk mengetahui dan
memberitahu ke pekerja dan karyawan tentang bahaya dari setiap langkah /prosedur
pekerjaan.
JSA bertujuan memberikan gambaran bahaya dan risiko per-step dari suatu
pekerjaan.
HIRARC bertujuan menilai risiko dari semua pekerjaan yang ada. HIRARC
dan JSA perlu dievaluasi dan dibuat perbaikanya secara berkala dengan masksud
siapa tau ada penilaian yang sudah tidak relevan dengan kondisi pekerjaan yang
paling update, makanya HIRARC dan jsa perlu ditinjau dan direvisi untuk perbaikan.
Untuk penerapan yang lebih bagus lagi, JSA dan HIRARC bisa diprint dan dipajang
di setiap titik pekerjaan yang relevan, sehingga pekerja dan karyawan bisa
mengetahui apa yang telah ditulis di form JSA dan HIRADCtersebut sehingga mereka
bisa tahu dan paham ajan kondisi bahaya yang ada jadi kecelakaan kerja pun bisa
dicegah sedini mungkin.
Alat ini didesain untuk melindungi semua bagian penting pengguna yaitu
panggul, dada, paha, dan seluruh tubuh pengguna, sehingga lebih aman saat bekerja
di ketinggian.
3. Connector (Lanyard)
Alat ini adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan
guncangan bila pekerja terjatuh bebas. Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk
membatasi guncangan saat jatuh bebas dengan panjang maksimum 1,2 meter.
Sebaiknya pasang lanyard/ pasang hook di atas atau paling tidak sejajar dengan dada.
1. Bekerja di ketinggian 4 feet (1.24 meter) atau lebih dari atas lantai atau tanah.
Contoh: Pekerjaan sipil (civil work), pekerjaan electrical atau pemasangan
kabel, pemasangan panel-panel, pekerjaan bangunan (building atau structural
work) seperti pemasangan atap, pembangunan jembatan. Pekerjaan tersebut
dapat dilaksanakan baik oleh karyawan sendiri ataupun oleh kontraktor.
2. Bekerja pada ketinggian 6 feet (1.8) atau lebih pada pinggiran atau sisi yang
terbuka.
19
Contoh: Bekerja pada atap datar (flat roof), puncak tangki timbun.
3. Bekerja di ketinggian 10 feet (3.1 meter) atau lebih pada pinggiran atau sisi
yang terbuka dengan menggunakan peralatan mekanis.
20
1. Suhu
2. Kelembaban
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara (dalam %).
Suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan
pengurangan panas dari tubuh secara besar – besaran (karena sistem penguapan) dan
semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk
memenuhi kebutuhan akan oksigen. Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 batas
kelembaban ruangan industri adalah 40% - 60%. Bila kelembaban udara ruang kerja
> 60% dan < 40% perlu menggunakan alat Humidifier.
21
3. Pencahayaan
Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus minimal 100 lux Ruang penyimpanan
dan peralatan atau instalasi yang memerlukan pekerjaan kontinyu
Pekerjaan kasar dan terusmenerus minimal 200lux Pekerjaan dengan mesin
dan perakitan kasar
Pekerjaan rutin minimal 300 lux Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan
mesin dan perakitan
Pekerjaan agak halus minimal 500 lux Pembuatan gambar atau bekerja dengan
mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus minimal 1000 lux Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,
pekerjaan mesin halus dan perakitan halus
4. Kebisingan
Nilai Ambang Batas faktor fisika di tempat kerja disebut NAB (Kepmenaker
No. 51 / MEN / 1999). Untuk nilai kebisingan 85 dB (A) dalam bekerja tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu, dimana tenaga kerja dapat menerima
tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan pendengaran (Depnaker RI, 1997).
Untuk kebisingan di PT. Wika Bumi Karsa Kso termasuk kebisingan yang sedang.
22
Karena untuk disekitar kantor tidak terdapat mesin dan alat berat sehingga tidak
terdapat kebisingan yang tinggi, sedangkan untuk di lapangan, karena alat berat jarak
nya tidak berdekatan dan di ruangan terbuka sehingga kebisingan tidak melebihi
NAB yang ditentukan. Hasil pengukuran yang diperoleh di tempat kerja (kantor)
PT.Wika Bumi Karsa Kso dengan range 60,6 dB (A)dan tidak melampaui NAB yang
ditentukan.
85 Db /8 jam
88 Db /4 jam
91 Db /2 jam
94 Db /1 jam
97 Db /30 menit
100 Db /15 menit
23
RAMBU-RAMBU K3
1. Merah (Larangan)
3. Biru (Perintah)
Hijau merupakan salah satu warna yang berarti aman atau safety. Yang
digunakan untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan kesehatan,
keselamatan,. Serta berguna untuk menunjukkan instruksi yang berhubungan dengan
praktik kerja yang aman.
Inspeksi adalah sistem yang baik untuk menemukan suatu masalah dan menaksir
jumlah risiko sebelum terjadi accident dan kerugian lain yang dapat muncul. (Bird, Frank E,
and George L. Germain, 1990).
Tujuan dari Inspeksi K3 itu sediri ada beberapa yakni sebagai berikut:
Dalam melakukan Inspeksi K3 juga memiliki keuntungan ketika semua tujuan inspkesi k3
telah didapatkan dan berikut keuntungan yang didapatkan dalam melakukan Inspeksi K3:
26
27
Untuk melakukan inspeksi ada 3 hal yang harus kita lakukan yakni, Persiapan, pelaksanaan
dan pelaporan dan kali ini kita akan bahas satu persatu dalam melakukan inspeksi K3 di
tempat kerja.
1. Persiapan
Dalam melakukan persiapan Inspeksi K3 kita harus menyusun jadwal pelaksanaan agar
pada saat melakukan inspeksi lebih tertata dan terencana dengan baik, setelah membuat
jadwal hal yang harus dilakukan adalah menuntukan obyek inspeksi hal ini perlu
dilakukan agar apa yang kita kerjakan tepat sasaran dan sterus nya membuat
terdokumentasi dengan membuat Form pemeriksaan (Check-list).
2. Pelaksanaan
Dalam Tahapan pelaksanaan beberapa hal yang harus menjadi poin penting adalah
memperhatikan siklus pengamatan, pengamatan total, obyek pengamatan, Tindakan
pengendalian dan berikut ini uraian nya :
a. Siklus Pengamatan:
2. Berhenti
3. Mengamati
4. Bertindak
5. Melaporkan
28
c. Objek pengamatan adalah pengamatan yang dilakukan kepada pekerjaan dan pekerja itu
sendiri, dalam obyek pengamatan yang harus diperhatikan adalah, reaksi pekerja, posisi
pekerja, prosedur kerja, peralatan kerja, alat pelindung diri dan Housekeeping, kondisi
fisik dan tindakan pengendalian.
3. Pelaporan
Melakukan pelaporan ketika semua tahapan diatas telah dilakukan sebagai output dari
hasil inspeksi k3 yang sudah dilakukan, pelaporan ini juga melampirkan form
pemeriksaan dan dokumentasi foto yang sudah dilakukan pada saat inspeksi k3
berlangsung dan berikut hal yang perlu di perhatikan dalam tahapan pelaporan:
Catat semua temuan (kondisi & tindakan tidak aman) dan tindakan pengendalian
yang telah ditentukan ke dalam formulir standar,
Excavator adalah alat berat yang biasa digunakan dalam industri konstruksi,
pertanian atau perhutanan.Mempunyai belalai yang terdiri dari dua piston yang terdekat
dengan body disebut boom dan yang mempunyai bucket (ember keruk) disebut dipper. Ruang
pengemudi disebut House, terletak diatas roda (trackshoe), dan bisa berputar arah 360 derajat.
Excavators ada yang mempunyai roda dari ban biasa digunakan untuk jalanan padat dan rata
disebut "Wheel Excavators" dan ada yang mempunyai roda dari rantai besi yang akan
memudahkannya untuk berjalan di jalanan yang tidak padat atau mendaki.
Excavators beroda rantai besi ini disebut juga "Crawler Excavators" Tungkai dari
excavators dioperasikan dengan sistem engsel (winches) yang ditarik oleh mesin hydraulic
dengan menggunakan kawat baja. Excavators memiliki fungsi utama untuk menggali dan
memuat tanah galian tersebut kedalam truck atau lokasi penumpukan. Dalam industri
perhutanan Excavators digunakan untuk mengangkut kayu (logs).
Selain itu Excavators juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan (sloping).
Perlu operator berkeahlian tinggi untuk dapat membuat sloping ini. Excavator diciptakan
pertama kali pada tahun 1835 oleh seorang ahli mekanik berusia 22 tahun asal Amerika
Serikat yang bernama William Smith Otis. Excavators ciptaan Otis pada awalnya digerakan
oleh mesin uap dan menggunakan rel kereta api untuk dapat berjalan. Hal ini dikarenakan
excavators tersebut awalnya di ciptakan untuk memudahkan pekerjaan penggalian rel kereta
api.
Pada tahun 1939 Otis menerima hak paten atas mesin ciptaannya ini, namun pada
tahun yang sama ia meninggal dunia. Otis meninggalkan 7 unit excavators yang kemudian
dikembangkan oleh tekhnologi modern. Excavators kadang disingkat dengan sebutan "Exca"
atau "PC" (untuk brand Komatsu singkatan dari Power Crane). Menyebutnya dengan sebutan
"Beko" tidak sepenuhnya benar, karena hanya mengacu kepada Backhoe, bagian lengan yang
mempunyai bucket dan menggali kearah House.
26
27
Bagian-Bagian Excavator
Secara umum konstruksi Hydraulic Excavator terdiri dari attachment dan Base Machine yang
masing-masing meliputi:
a. Boom adalah attachment yang menghubungkan base frame ke arm dengan pangjang
tertentu untuk menjangkau jarak loading/ unloading.
c. Bucket adalah attachment yang berhubungan langsung dengan material pada saat
loading
d. Grapple adalah attachment yang berhubungan langsung dengan material pada saat
loading kayu / log (optional).
a. Base Frame adalah bagian yang terdiri dari cabin (untuk pusat operasional operator),
mesin, counter weight dan komponen lainnya diatas revo frame.
b. Track Frame adalah komponen yang terdiri dari center frame dan crawler frame yang
menjadi tumpuan operasional Hydraulic Excavator.
c. Track Shoe adalah komponen yang berfungsi seperti roda pada kendaraan, untuk
menggerakan Hydraulic Excavator.
Inspeksi Excavator
Excavator merupakan salah satu jenis alat berat yang umum digunakan untuk berbagai
proyek, terutama untuk earth works. Alat yang disebut juga Digger ini memiliki bagian yang
tidak boleh terlewat untuk dicek saat inspeksi.
1. Bucket
Perhatikan jika ada yang tampak abnormal (penyok, karat) pada bucket.
2. Hydraulic Cylinders
Jika menemukan oli pada permukaan cylinders, waspada akan kebocoran!
3. Arm & Boom
Periksa cacat seperti retak pada las antara arm dan boom. Sangat berbahaya jika retak
kecil dibiarkan karena alat bekerja mengangkat beban yang berat.
4. Semua Pin yang ada pada bucket, boom, dan arm
Selalu berikan grease regular untuk menghindari aus dan karat pada bagian ini.
5. Cabin
Cek apakah ada retak, penyok, dan karat pada seluruh bagian cabin. Periksa juga rem dan
klakson dapat berfungsi dengan baik.
6. Mesin
Perhatikan tanda kebocoran pada pompa hidrolik, selang, fitting, dan valves.
7. Counter Weight
Keseimbangan dari alat dan beban yang diangkat bergantung pada bagian ini. Ingat untuk
selalu periksa posisi maupun kondisi counterweight!
8. Front Idler
9. Guide Rollers
10. Pins and Bushings
Periksa apakah pins dan bushings mengalami keausan berlebihan.
11. Roller Frame.
12. Roller Crane
26
Landasan Hukum :
26
IDENTIFIKASI BAHAYA BERDASARKAN OHSAS
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu
syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007
OHSAS atau singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series
(OHSAS 18001) adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/ perusahaan. Banyak organisasi di
berbagai Negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara
konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di
lingkungan Perusahaan. Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya ialah identifikasi aspek
dampak lingkungan operasional Perusahaan terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah
Perusahaan menyangkut beberapa elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi serta
sumber daya alam lainnya termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan Perusahaan. Berikut
adalah Lingkaran Identifikasi Bahaya.
26
27
Teknik peledakan (blasting) adalah salah satu dari beberapa teknik yang digunakan
dalam melakukan penambangan. Teknik Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan
pemboran, dimana tujuannya adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya agar
menjadi fragmen-fragmen yang berukuran lebih kecil sehingga memudahkan dalam
pendorongan, pemuatan, pengangkutan, dan konsumsi material pada crusher yang terpasang.
Teknik peledakan dalam penambangan merupakan salah satu kegiatan yang dianggap
mempunyai resiko cukup tinggi, dan resiko paling tinggi terdapat pada juru ledak yang
berada pada jarak yang paling dekat dengan pusat kegiatan peledakan.
Efek ledakan seperti Flying Rock (batu terbang), Ground Vibration (getaran tanah)
dan Air Blast (ledakan udara) juga mengakibatkan bahaya bagi pemukiman di sekitar pusat
kegiatan peledakan. System pengaturan atau pengontrolan peledakan (blasting management
system) sangat diperlukan terhadap semua hal yang terlibat dalam kegiatan peledakan. Dalam
membuat aplikasi ini metode penelitian yang digunakan adalah GRAPPLE (Guidelines for
Rapid Application Engineering) yaitu metode yang lazim digunakan unutk pengembangan
aplikasi berorientasi objek, yang terdiri dari pengumpulan kebutuhan, analisis, perancangan,
pengembangan dan penyebaran.
Aplikasi penentuan jarak aman ledak memungkinkan untuk menentukan jarak aman
bagi juru ledak untuk melakukan peledakan. Selain itu aplikasi ini akan menganalisis efek
dari ledakan yang terjadi seperti Ground Vibration, Flying Rock dan Air Blast. Analisa ini
didapatkan dari rumus perhitungan efek peledakan dan geometri peledakan dengan
menggunakan teori peledakan R.L.Ash. aplikasi ini dibangun dengan menggunakan bahasa
pemrograman java dan android sebagai sistem operasinya melalui teknologi Smartphone.
Editor yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah Eclipse Indigo dan Genymotion
sebagai emulator.
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan PKL yang penulis lakukan pada PT.Wika Bumi Karsa
Kso, penulis telah mencapai tujuan yang telah dirumuskan yaitu penulis telah
melakukan berabagai kegiatan sesuai yang diinstruksikan oleh pembimbing lapangan
dan dapat menyelesaikannya, selain itu dalam pelaksanaan kegiatannya penulis juga
mempelajari teori dan penerapan K3L, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan,
Metode Identifikasi Bahaya, aturan dan peraturan dalam berkerja di ketinggian,
mengukur indeks pada lingkungan fisik, survey mengenai rambu-rambu K3 dan
poster yang ada di pada area perusahaan, membuat JSA Blasting dan penulis juga
mampu melakukan inspeksi pada alat berat seperti excavator.
26
27
B. Saran
3 Rabu, 17 1. Menghitung FR
Maret 2021 2. Menghitung SR
4 Kamis, 18 1. P3K
Maret 2021 2. Detak jantung normal berdasarkan standar
American Heart Association (AHA).
5 Jumat, 19 1. JSA
Maret 2021 2. HIRARC
6 Sabtu, 20 1. SOP
28
29
Maret 2021
7 Senin, 22 1. WAH
Maret 2021 2. Regulasi Working At Hight
9 Rabu, 24
Maret 2021 1. Kategori Ketinggian
April 2021
23 Sabtu, 10 1. JSA Blasting
April 2021
24 Senin, 12 1. Penutupan PKL
April 2021
Dokumentasi Kegiatan
26
27
Proses pengukuran tingkat pencahayaan dan kelembaban pada area toilet yang
terdapat pada kantor.
28
Proses pengukuran tingkat kebisingan pada area penyimpanan bahan bakar (Solar)
29