Abstrak - Terjadinya kecelakaan kerja akan menimbulkan masalah besar bagi kelangsungan
usaha. Kerugian tersebut tidak hanya berupa jumlah kerugian materil, tetapi juga jumlah korban
meninggal yang tidak sedikit. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada tempat kerja,
pengelolaan K3 sangatlah penting dilakukan. Metode-metode yang dapat digunakan untuk
mengelola K3 tersebut adalah metode Hazard Identification, Risk Assesment & Risk Control
(HIRARC) dan Job Safety Analysis (JSA). Penggunaan metode tersebut akan membantu
mengidentifikasi hazard yang terdapat pada proses dan lingkungan kerjaan, serta juga solusi yang
dapat diimplementasikan untuk menghadapi hazard tersebut seperti penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD). Dalam proses pengerjaan mesin motor di bengkel vespa, telah di dapatkan nilai SI
pekerjaan menggunakan metode HIRARC, dengan nilai SI kemungkinan terbesar adalah 92%
pada hazard kebisingan alat beroperasi. Sementara, nilai SI keparahan paling tinggi yang
didapatkan adalah sebesar 75% pada hazard tersengat listrik saat starter alat mesin bubut.
Ditemukan juga sebanyak 5 hazard dengan risk level H (High) yang dapat muncul dari 3 proses
pekerjaan yang berbeda. Untuk mencegah kecelakaan yang ditimbulkan dari hazard-hazard itu
terjadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan dan penyediaan APD pada proses pekerjaan bengkel
vespa sangat dibutuhkan untuk meminimalisirkan terjadinya kecelakaan pada tempat kerja.
Keywords: Alat Pelindung Diri, Hazard Identification, Risk Assesment & Risk Control, Risk Level, Job Safety
Analysis, Severity Index
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk
mencapai keberhasilan, sehingga pekerja merupakan aset berharga bagi perusahaan yang perlu
dipertahankan atau diberi perhatian khusus dan dikembangkan untuk kepentingan mayoritas.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan, yang berhubungan dengan pekerjaan
yang mengakibatkan cidera atau kematian terahadp orang, kerusakan harta benda atau
terhentinya proses produksi. Oleh karena itu penerarapan dan pengelolaan K3 sangatlah penting
dilakukan oleh setiap tempat kerja. Salah satu hal yang harus mendapat perhatian khusus dalam
upaya mengembangkan dan melindungi asset SDM tersebut adalah perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Dalam laporan ini, telah dilakukan analisa keselamatan dan keamanan
dalam proses pekerjaan mesin motor di bengkel vespa, menggunakan metode HIRARC dan JSA.
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam hazard dalam proses pekerjaan mesin di
bengkel vespa.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan K3 sangat penting diperhatikan, karena dalam pengelolaan K3, perusahaan dapat menekan
angka kejadian kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan yang
berhubungan dengan pekerjaan yang mengakibatkan cidera atau kematian terahadp orang, kerusakan
harta benda atau terhentinya proses produksi (Alfatiyah, 2017). Untuk meningkatkan kinerja dan
mengurangi dampak kerugian yang akan terjadi maka dapat diterapkan metode untuk mencegah dan
meminimalisir yaitu JSA (Job Safety Analysis), FTA (Fault Tree Analysis), FMEA ( Failure Model and
Effect Analysis) dan HIRARC (Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control). Metode-metode
tersebut dapat digunakan untuk menganalisa dan mengidentifikasi ancaman terhadap keselamatan dalam
pekerjaan, serta mengidentifikasi solusi untuk melawan ancaman tersebut.
HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control) adalah serangkaian proses
mengidentifikasi hazard yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin di perusahaan
kemudian melakukan penilaian risiko dari hazard tersebut lalu membuat program pengendalian hazard
tersebut agar dapat diminimalisir tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan dengan tujuan
mencegah terjadi kecelakaan. Implementasi K3 dimulai dengan perencanaan yang baik meliputi
identifikasi hazard, penilaian risiko. HIRARC inilah yang menentukan arah penerapan K3 dalam
perusahaan sehingga perusahaan nantinya akan menyelesaikan masalahnya sendiri terutama masalah
manajemen (Zamani, 2014). Pengendalian risiko pada HIRARC menggunakan 5 elemen dasar,
diantaranya adalah Eliminasi, Subtitusi, Rekayasa, Engineer, Administrasi, dan APD.
JSA (Job Safety Analysis) adalah sebuah proses pemeriksaan procedural untuk menentukan jika pekerjaan
atau aktivitas yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan ekspektasi atau semestinya, dan juga untuk
menganalisa dan mengamati sikap dari para pekerja yang sedang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Tujuan utama dari JSA adalah untuk mencegah kecelakaan dengan cara mengantisipasi dan
mengeliminasi serta juga mengontrol hazard yang ada pada proses pekerjaan (Nurkholis, 2017).
Identifikasi Hazard
Identifikasi Hazard dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis hazard apa saja yang terjadi di
bengkel vespa saat mengerjakan mesin vespa. Proses identifikasi potensi hazard dilakukan dengan
menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Analysis, and Risk Control), yang terdiri dari
dua proses, yaitu wawancara dan observasi, dan juga JSA (Job Safety Analysis).
Penilaian Risiko
Penilaian risiko kecelakaan kerja dilakukan pada setiap tahap proses di pengerjaan mesin vespa. Sebelum
melakukan penilaian risiko, peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang sebelumnya telah
diwawancarai mengenai hazard risiko kecelakaan kerja, kemudian hasil kuesioner diolah dengan
menggunakan Severity Index. Hasil Severity Index kemudian dianalisis dengan menggunakan Risk
Matrix. Kuesioner penilaian risiko terdiri dari tingkat kemungkinan dan tingkat keparahan setiap akibat.
Hasil dari penilaian risiko diolah menggunakan Severity Index.
Pada tabel diatas terdapat 5 tingkatan skala kemungkinan dalam proses analisis suatu risiko. Pada setiap
skala terdapat deskripsi dan keterangan dari tiap tingkatannya.
Pada tabel diatas terdapat 5 tingkatan skala keparahan dalam proses analisis suatu risiko. Pada setiap
skala terdapat deskripsi dan keterangan dari tiap tingkatannya.
Symbol
Deskripsi Tindakan
Huruf
Low Risk Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian
L
(Tingkat hazard rendah) telah berjalan dengan baik
Moderate
M Perlukan perhatian dan tambahan prosedur
(Tingkat hazard sedang)
Pada tabel diatas terdapat 4 simbol dalam proses analisis suatu risiko. Pada setiap simbol terdapat
deskripsi yang kemudian akan ditentukan tindakan apa yang akan diambil.
Telah dilakukan analisa proses pekerjaan bengkel motor vespa, terkait keselamatan dan keamanan
lingkungan kerjaan untuk mengidentifikasikan hazard-hazard dan risiko pekerjaan dari setiap proses
pekerjaan pembubutan di bengkel vespa tersebut. Dalam setiap proses pekerjaan yang ada, telah
dilakukan analisis risiko pada setiap proses tersebut. Berikut adalah hasil dari analisis risiko pekerjaan
yang telah dilakukan.
Tabel 6. Analisis Pengendalian Risiko dan Hirarki Pengendalian Risiko Bengkel Motor Vespa
Lantai licin Keseleo, luka memar Memberikan APD safety boots 1 APD
Pemindahan dan pengangkatan Mengangkat body motor vespa yang Penggantian manual handling dengan
Cidera otot 2 Subtitusi
secara manual body motor vespa berat material handling
Tertimpa body motor vespa Luka memar Memberikan APD safety boots 3 APD
Tersengat listrik saat starter alat mesin Memberikan APD safety boots dan APD
Gagal kerja jantung kejut 6 APD
bubut gloves
Menyalakan mesin bubut
Alat mengalami hubungan pendek arus Kebakaran pada alat karena percikan api Memberikan APD safety boots dan APD
7 APD
listrik yang dapat membuat alat tidak berfungsi gloves
Pencahayaan yang kurang atau tidak Kegagalan dalam pengerjaan proses Memberikan lampu sorot khusus atau APD
8 APD
memadai pembubutan safety visor light helmet
Debu yang terhirup pekerja Gangguan pernafasan Memberikan APD respirator 9 APD
Tertimpa mesin bubut Luka memar Memberikan APD safety boots 13 APD
Terjepit putaran mesin bubut (chuck) Luka memar dan lecet Memberikan APD safety gloves 14 APD
Kebisingan pada alat yang beroperasi Gangguan pendengaran Memberikan APD safety earplug 16 APD
Tabel diatas merupakan analisis awal dalam pengidentifikasian metode Hazard Identification, Risk
Assesment & Risk Control (HIRARC) dan Job Safety Analysis (JSA) pada proses pembubutan yang
dimana lokasi analisis bertempat di bengkel motor vespa Kalimulya, Jakarta Timur.
Setelah dilakukannya analisis risiko pada proses pekerjaan pembubutan, dilakukan identifikasi hazard
dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assesment & Risk Control (HIRARC).
Tabel diatas merupakan Hazard Identification, Risk Assesment & Risk Control (HIRARC) dari
bengkel motor vespa yang berlokasi di Kalimulya, Jakarta Timur. Dapat dlihat pada tabel diatas, terdapat
rincian 16 Hazard dari 2 proses. Setelah melakukan identifikasi hazard, ditentukan nilai kemungkinan dan
keparahan yang disesuaikan dari skala tingkatan. Penilaian kemungkinan dan keparahan dengan Risk
Matriks yang dihitung untuk mendapatkan hasil penilaian responden setelah perhitungan severity index
dilakukan dengan 3 responden yang dimana responden tersebut merupakan pekerja dilokasi.
Tertimpa body motor vespa Luka memar Memberikan APD safety boots
Tergores alat pada tangan Luka lecet Memberikan APD safety boots dan APD gloves
2 Tahap Proses
Alat mengalami hubungan pendek arus Kebakaran pada alat karena percikan api yang dapat
Memberikan APD safety boots dan APD gloves
listrik membuat alat tidak berfungsi
Pencahayaan yang kurang atau tidak Memberikan lampu sorot khusus atau APD safety visor
Kegagalan dalam pengerjaan proses pembubutan
memadai light helmet
Tergulung putaran mesin bubut (chuck) Cidera otot Memberikan APD safety boots dan APD gloves
Tergores tajamnya serutan mesin bubut Luka lecet Memberikan APD safety boots dan APD safety gloves
Terjepit putaran mesin bubut (chuck) Luka memar dan lecet Memberikan APD safety gloves
Rambut terlilit putaran mesin Luka pada kulit kepala dan kerontokan rambut Memberikan APD safety helmet
Kebisingan pada alat yang beroperasi Gangguan pendengaran Memberikan APD safety earplug
Tabel diatas merupakan Job Safety Analysis (JSA) dari bengkel motor vespa yang berlokasi di
Kalimulya, Jakarta Timur. Dapat dilihat pada tabel diatas, terdapat 2 alur tahapan proses pembubutan
yang dimana dijelaskan berbagai macam hazard dan akibat pada setiap alur tahapan prosesnya. Setelah
dilakukan identifikasi hazard dan akibat, terdapat rekomendasi tindakan guna mencari solusi terbaik
dalam keamanan dan keselamatan para pekerja yang ada di bengkel motor vespa.
KESIMPULAN
Telah dilakukan analisa K3 pekerjaan terhadap pekerjaan pada mesin motor di bengkel vespa. Analisa K3
tersebut dilakukan menggunakan 2 metode yaitu metode HIRARC dan JSA. Dengan menggunakan
metode HIRARC, dapat dianalisa bahwa dalam pekerjaan mesin di bengkel vespa, terdapat beberapa
proses pekerjaan yang memiliki nilai risk level yang tinggi yaitu risk level H (High). Pekerjaan-pekerjaan
yang mempunyai risiko kecelakaan besar tersebut terdapat dalam proses pembongkaran mesin motor
vespa, dengan hazard pengoresan pada tangan. Lalu juga ada proses menyalakan mesin bubut yang
mempunyai hazarad tersengat listrik saat starter alat bubut, yang juga dinilai mempunyai risk level H
(High). Terakhir, proses yang dapat ditentukan sebagai proses paling berbahaya dalam pekerjaan bengkel
motor vespa adalah proses pembubutan, yang mempunyai sebanyak tiga hazard dengan risk level H
(High), hazard-hazard tersebut adalah tergulungnya putaran mesin bubut (chuck), tergores tahamnya
serutan mesin bubut, dan rambut terlilit putaran mesin. Selanjutnya, setelah dilakukan analisa berdasarkan
perhitungan severity index, dapat dilihat bahwa nilai kemugkinan paling tinggi adalah sebesar 92% pada
hazard kebisingan alat beroperasi. Sementara, nilai keparahan paling tinggi yang didapatkan adalah
sebesar 75% pada hazard tersengat listrik saat starter alat mesin bubut. Berdasarkan dari semua penilitian
yang telah ditemukan melalui laporan ini, dan juga dibantu dengan analisa menggunakan metode JSA,
dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dalam bengkel motor vespa terdapat beberapa proses yang
mempunyai hazard yang penting untuk di cegah dan di kontrol, terutama dalam proses pembubutan. Oleh
karena itu, dari hasil penemuan, dapat diberikan saran kepada bengkel motor vespa untuk menyediakan
pekerja dengan APD yang sesuai dengan proses pekerjaan dan hazard yang berisiko didapatinya, agar
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkholis, & Adriansyah, G. (2017). PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB
SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL LOKAL BAGIAN WAREHOUSE DI PT.
ST, 1(1).
Zamani, W. (2014). Identifikasi Bahaya Kecelakaan Unit Spinning I Menggunakan Metode HIRARC di
PT. Sinar Pantja Djaja. Unnes Journal of Public Health, 3(1).