PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Moh Samsudin
NIM. 1506347
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Mesin
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. tuhan yang menciptakan
manusia dan membekalinya dengan berbagai potensi untuk berpikir serta
meberikan rahmat dan karunia-nya, shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Rasulullah Saw.
Alhamdulillah, dengan segala kemudahan yang selalu menyertai usaha
penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S1 Otomotif
Departemen Pendidikan Teknik Mesin di Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Proposal skripsi ini membahas tentang
“PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI
BENGKEL AUTO 2000 BODY PAINT CIBIRU”.
Penulisan proposal skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi hasil yang
lebih baik dalam perbaikan dan penulisan selanjutnya. Penulis berharap laporan ini
dapat menjadi salah satu referensi bagi para pembaca.
Moh Samsudin
NIM. 1506347
i
DAFTAR ISI
ii
3.4. Instrumen Penelitian ........................................................................... 25
3.5. Prosedur Penelitian ............................................................................. 27
3.6. Analisis Data ...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULAN
1
2
Di Indonesia sendiri tingkat kecelakaan kerja masih tinggi, hal ini menjadi
salahsatu fokus utama tentang kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia. Data
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan mencatat bahwa
sepanjang tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan mencapai 123.041
kasus, sementara sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105 kasus kecelakaan kerja,
dari kasus-kasus ringan sampai dengan kasus-kasus yang berdampak fatal. Diantara
semua kasus kecelakaan kerja, masih di dominasi oleh kasus-kasus kecelakaan
kerja ringan di lingkungan pekerjaan. Menurut data kemenakertrans ditinjau dari
sumber kecelakaan, penyebab terbesar adalah mesin, pesawat angkut dan perkakas
kerja tangan. Sementara berdasarkan tipe kecelakaan, yang terbanyak adalah akibat
terbentur, bersinggunan dengan benda tajam yang mengakibatkan tergores,
terpotong, tertusuk dan terpukul akibat terjatuh. Hal tersebut akan berkurang
bahkan tidak akan terjadi bila jika pekerja tertib menggunakan alat pelindung diri
atau APD.
Auto 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan
penyediaan suku cadang Toyota yang berdiri sejak tahun 1975 dengan nama Astra
Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi Auto 2000 dengan
manajemen yang sudah ditangani sepenuhnya oleh PT. Astra Internasional Tbk.
Saat ini Auto 2000 adalah retailer Toyota terbesar di Indonesia yang menguasai
sekitar 42% dari total penjualan Toyota. Auto 2000 berhubungan langsung dengan
PT. Toyota Astra Motor sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM), yang
menjadikan Auto 2000 menjadi salah satu dealer resmi Toyota. AUTO 2000
memiliki cabang yang tesebar di seluruh Indonesia yang salah satunya AUTO 2000
Body Paint Cibiru, Bandung.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas penulis memandang
penting untuk meneliti bagaimana ketersediaan dan keterlaksanaan K3 di Industri
dengan membuat judul skripsi “PELAKSANAAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3) DI BENGKEL AUTO 2000 BODY PAINT
CIBIRU”.
3
5
6
2.1.2 Tujuan K3
Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.05/Men/1996 pasal 2,
dijelaskan bahwa:
Tujuan dan sasaran dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, dan lingkungan
kerja yang terintegrasi dalam dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
Penjelasan lain juga terdapat dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Kep. 463/MEN/1993, bahwa:
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan
masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga
akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman
dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas
kecelakaan.
2.1.3 Faktor-faktor K3
Dalam undang-undang tentang keselamatan kerja No. 1 tahun 1970 pasal 2,
memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja meliputi dari semua
aspek pekerjaan yang berbahaya, dari semua tempat kerja, baik darat, di dalam
tanah, permukaan air, dalam air maupun udara yang berada diwilayah kekuasaan
hukun Republik Indonesia. Berikut ini ada beberapa sebab yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan antara lain:
1. Keadaan tempat lingkungan kerja
2. Pengaturan udara
3. Pengaturan penerangan pemakaian peralatan kerja
4. Kondisi fisik dan mental
2.1.4 Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Berdasarkan ruang yang lingkup yang telah ditetapkan pada pasal 3 Undang
– undang No.01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja yang ditunjukan untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakarn.
3. Mencegah dan mengurangi peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
dan kejadian-kejadian lain berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin cuaca, sinar dan
radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerapan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan kelembapan yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik.
12. Memelihara kesehatan dan ketertiban.
8
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar bongkar muat, perlakuan dan
penyimpangan barang.
17. Mencegah terkena alira listrik yang berbahaya.
18. Menyesuaikan menyempurnakan pengamannan pada pekerja yang bahaya
kecelakaan menjadi bertambah tinggi.
Uraian tersebut menerangkan bahwa sasaran dari syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) yang harus dipenuhi saat berkerja adalah keselamatan dan
kesehatan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang merupakan suatu kegiatan
untuk mencegah kecelakaan, cacat, kematian, dan kerugian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja.
2. Tujuan APD
Kuswana (2015, hlm. 3) tujuan dari penggunaan APD “untuk mengurangi
kejadian cedera dan penyakit dikalangan pekerja industri dan konstruksi”. Tujuan
APD mengurangi terjadinya kontak langsung tubuh terhadap kondisi bahaya, dan
mengurangi resiko kecelakaan.
APD berperan sebagai pembatas antara pengguna dengan lingkungan kerja.
Hal itu, sering dirasakan adanya suatu beban tambahan pada pemakainya yang
mengganggu kenyamanan mereka untuk melaksanakan pekerjaan dan ketidak
nyamanan. Desain ergonomis yang baik dapat membantu untuk meminimalkan
hambatan-hambatan dan dapat membantu untuk memastikan kondisi kerja yang
aman dan sehat melalui penggunaan yang benar dari APD.
2. Ruang P3K
Peraturan Permenakertrans No.PER.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan ditempat kerja, Bab III pasal 8, menegaskan bahwa salah
satu fasilitas P3K adalah ruang P3K. Persyaratan ruang P3K pada ayat (1), meliputi:
a) Lokasi ruang P3K:
b) Mempunyai luas minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur
pasien dan masih terdapat ruang gerak bagi para petugas P3K serta
penempatan fasilitas P3K lainnya;
c) Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup
lebar untuk memindahkan korban;
d) Diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat;
e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan:
(1) Wastafel dengan air mengalir;
(2) Kertas tissue/lap;
(3) Usungan/tandu;
(4) Bidai/spalk;
(5) Kotak P3K da nisi;
(6) Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
(7) Tempat untuk menyiapkan alat-alat, seperti: tandu dan/atau kursi
roda;
(8) Sabun dan sikat;
(9) Pakaian bersih untuk penolong;
(10) Tempat sampah;
(11) Kursi tunggu bila diperlukan.
3. Kotak P3K
Pertolongan pertama pada kecelakaan, adalah pemberian pertolongan kepada
penderita sakit/cedera/kecelakaan yang membutuhkan penanganan medis dasar.
Kotak P3K di tempat kerja, khusus digunakan untuk perusahaan sesuai dengan
Peraturan Permenakertrans No.PER.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan di tempat kerja. Terdapat 3 (tiga) jenis kotak P3K, yaitu
kotak P3K jenis A, B, dan C. Penggunaan jenis kotak P3K disesuaikan dengan
jumlah tenaga kerja seperti table 2.2.
17
Peralatan dan daftar obat untuk kotak P3K, dapat membantu melakukan
pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan dari penderita yang sakit sebelum
dibawa ke rumah sakit atau dokter. Sebagai tambahan mengenai apa saja yang harus
ada dalam kotak P3K, menjadi referensi sederhana untuk mengisi kotak P3K yang
ada di tempet kerja seperti pada table 2.3.
Tabel 2.4 Isi Kotak P3K
Kotak Kotak Kotak
No. Isi
A B C
1 Kasa steril bungkus 20 40 40
2 Perban (lebar 5cm) 2 4 6
3 Perban (lebar 10cm) 2 4 6
4 Perban (lebar 1,25cm) 2 4 6
5 Plaster cepat 10 15 20
6 Kapas (25gram) 1 2 3
7 Kain segita/mittela 2 4 6
8 Gunting 1 1 1
9 Peniti 12 12 12
10 Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
11 Masker 1 1 1
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 2 3
15 Kantong plastik bersih 1 1 1
16 Aquade (100ml lar.saline) 1 1 1
17 Povidon lodim (60ml) 1 1 1
18 Alkohol 70% 1 1 1
19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20 Buku catatan: daftar isi kotak 1 1 1
(Sumber: Kuswana, 2015)
18
3.2. Partisipan
Tempat pelaksanan penelitian ini adalah Toyota Auto 2000 Body Paint
Cibiru. Penelitian ini berkaitan dengan bengkel kerja Auto 2000 Body Paint.
Berkaitan dengan fasilitas lingkungan bengkel kerja untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan kerja dan alat-alat pelindung diri (APD) sebagai pelindung
diri dalam kegiatan praktik di bengkel Auto 2000 Body Paint.
Seluruh bagian dalam struktur kepengurusan bengkel kerja Auto 2000 Body
Paint merupakan partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini sangat berkaitan
dengan kepengurusan bengkel kerja Auto 2000 Body Paint, guna mencegah
terjadinya kecelakaan kerja di bengkel kerja Auto 2000 Body Paint.
24
25
3.3.2. Sampel
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.”
(Sugiono, 2016, hlm. 118).
Sampel dalam penelitian ini yaitu Alat Pelindung Diri (APD) yang ada
bengkel kerja yang berupa pelindung kepala, pelindung mata dan muka, pelindung
telinga, pelindung pernafasan, pelindung tangan, pelindung kaki dan pelindung
tubuh (pakaian kerja). lingkungan kerja bengkel berupa Aat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan Kotak P3K.
hlm. 125) valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Uji validitas instrument dilakukan dua tahap yaitu dengan validitas isi
(content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi untuk
instrument yang berbentk tes, sedangkan validitas konstruk untuk mengukur
pengertian-pengertian yang terkadandung dalam materi yang akan diukur.
Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk non-test sehingga cukup
memenuhi validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 176) menyatakan
bahwa isntrumen yang berbentuk non-test cukup memenuhi validitas konstruk.
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 177) untuk menguji validitas konstruk, dapat
digunakan pendapat dari ahli (judgment expert). Uji validitas dapat dilakukan
dengan mengadakan konsultasi kepada pembimbing dan para ahli (judgment
expert) tentang butir-butir isntrumen yang telah dibuat, untuk mendapatkan
penilaian apakah maksud dari kalimat dalam instrument dapat dipahami oleh
responden dan butir-butir tersebut dapat menggambarkan indikator-indikator
variable yang diteliti, sehingga instrument ini valid dan dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan.
b) Layak = 61 % - 80 %
29
c) Kurang Layak = 41 % - 60 %
d) Tidak Layak = 21 % - 40 %
Daryanto. (2007). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel - Buku Acuan untuk
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ismara, K.I. dkk. (2018). Prinsip-prinsp Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK. Yogyakarta: UNY Press.
30