OLEH :
PEM AKAMIGAS
2017-2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pendidikan nasional saat ini perlu diprioritaskan pada potensi sumber
daya manusia. Hal ini mengingat perlunya pemenuhan tenaga kerja yang
terampil dan handal dalam rangka menghadapi AFTA ( Asean Free Trade Asean),
Sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan
memiliki kompetensi dalam suatu bidang, terampil dan handal untuk menyiapkan
industri juga sebagai salah satu program untuk mendekatkan dunia kampus
terhadap dunia industri. Mahasiswa selama beberapa bulan belajar dan bekerja di
industri untuk menyerap pengalaman dari situasi dan kondisi industri yang
industri.
gambaran secara nyata kondisi dan situasi di industri sekaligus sebagai media
pembelajaran guna mencetak tenaga kerja yang terampil, handal serta mempunyai
Dalam hal ini tentu saja PT. Aweco Indosteel Perkasa memiliki keterkaitan yang
erat dengan jurusan yang ditempuh oleh pemohon sekarang ini yaitu teknik mesin.
PT. Aweco Indosteel Perkasa dalam menjalankan proses produksinya tidak lepas
adalah :
2. teknologi baru yang diperoleh dalam industri yang belum pernah didapatkan
4. perusahaan.
industri.
maintenance.
mesin (bor, frais, serap, bubut, slot, gerinda) pekerjaan perakitan (assembly),
maintenance.
2. Konsentrasi perencanaan merencanaan dan membuat kerja suatu sub unit dan
Manfaat yang ingin dicapai setelah melaksanakan praktik industri di PT. Aweco
3. Mahasiswa dapat mempelajari berbagai jenis bahan atau alat yang dikerjakan
dalam perusahaan, mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, hasil
6. Mahasiswa dapat secara langsung melengkapi ilmu yang didapat pada masa
PROFILE INDUSTRI
gedung kantor pada lahan seluas 1.000 m². sedangkan dari sisi fasilitas, PT.
atau muat mulai dari 2x5.000 kg, 1x20.000 kg dan 1x30.000 kg . Pada awalnya,
karyawan dari konsentrasi ilmu lain ada di PT. Aweco Indosteel Perkasa. Awal
spesifikasi proyek yang dikerjakan PT. Aweco Indosteel Perkasa pada umumnya
Visi dari PT. Aweco Indosteel Perkasa adalah menjadi perusahaan rancang
Misi dari PT. Aweco Indoseel Perkasa adalah menjadi perusahaan rancang
Kebijakan bersama perusahaan sebagai suatu pedoman yang harus dihormati dan
berkelanjutan dalam penyediaan produk dengan harga, mutu dan pengiriman yang
PT. Aweco Indosteel Perkasa selama ini telah aktif dalam industri manufaktur
baik dalam lingkup nasional maupun dalam lingkup internasional. Hanya dalam
waktu 8 tahun setelah beroperasi, PT. Aweco Indosteel Perkasa sudah dikenal
proyek yang selama ini telah dibangun oleh PT. Aweco Indosteel Perkasa antara
lain:
1. LPG Tank
Indonesia yang mampu membangun LPG Storage Tank dan LPG Tranportation
Tank dengan bentuk kepala setengah bola. Kepala setengah bola memiliki
kekuatan lebih tinggi daripada bentuk kepala elips atau flat. Bentuk kepala
setengah bola akan membuat tekanan yang ada dalam tank merata di seluruh
dengan 400.000 kg. Kapasitas ini juga sebenarnya bervariasi perusahaan membuat
sesuai dengan pesanan, tetapi perusahaan juga mempunyai acuan kapasitas untuk
Dalam pembuatan alat ini, PT. Aweco Indosteel Perkasa juga merupakan
dan stabil.
PT. Aweco Indosteel Perkasa telah melakukan beberapa inovasi produk pada
5) gate.
Struktur Organisasi
Gambaran struktur organisasi PT. Aweco Indosteel Perkasa dapat dilihat pada
Adapun kebijakan mutu PT. Aweco Indosteel Perkasa guna memenuhi standar
dengan cara membuat perencanaan yang baik, memakai sumber daya manusia
7) yang mendukung penuh sistem mutu yang telah ditentukan dalam manual
mutu.
Dalam pembuatan laporan ini pembahasan tentang jenis pekerjaan yang sesuai
dengan bidang gerak industri hanya akan dilakukan pada kegiatan quality product
Departemen quality control bagi PT. Aweco Indosteel Perkasa merupakan suatu
departemen yang sangat fital dalam kelangsungan produksi. Dimana dalam upaya
pencapaian misi yang telah dijunjung penuh oleh perusahaan mengenai hasil
produk tanpa cacat, departemen ini merupakan ujung tombak yang sangat
mempengaruhi hasil akhir dari proses. Departemen ini bertugas untuk mengecek
dan menjaga kualitas mulai dari bahan baku, proses hingga produk jadi tentunya
klien dan disetujui oleh perusahaan. Untuk menjaga dan memastikan tidak
dengan hasil produksi, maka departemen quality control terlibat langsung mulai
dari inspeksi awal sampai akhir produksi. Pada awalnya, departemen quality
control menyiapkan prosedur kerja yang mengacu pada proyek spesifikasi dan
Secara garis besar departemen ini memiliki 3 bagian yang berada dibagian
1. QC Manager
a. Kewenangan
operation’s group.
6) Menghadiri meeting secara regular dengan bagian yang lain atau klien.
a. Kewenangan
b. Tanggung Jawab
Progress.
menjaga kualitas proses sehingga produk dapat sesuai dengan spesifikasi yang
1. Material Inspector
a. Tanggung jawab
inspector yang ditugaskan, fabrikasi dari status material apakah diterima atau
ditahan (hold).
c. Wewenang
inspeksi material.
meliputi proses bubut, proses frais, proses skrap dan proses drilling. Adapun
1. Pembentukan
lebih. Mesin potong seperti yang merupakan mesin potong yang digunakan untuk
memotong logam baik itu berupa silindris maupun bullet. Mesin potong diatas
mengunakan alat potong berupa gergaji besi yang digerakkan secara horisontal
dilakukan secara manual maupun dengan motor control. Penggerak dengan motor
kontrol ini memudahkan dalam proses pengerolan, khususnya pengerolan plat plat
c. Flanging
d. Pengepresan (pressing)
menggunakan cetakan dengan penekan. Proses ini dapat dilakukan dalam keadaan
produk press ini dapat membentuk profil-profil yang sulit, dengan bentuk yang
dihasilkan tanpa cacat. Proses tekanan (press) hidrolik ini digunakan untuk
pekerjaan pembentukan ini seperti tekan menghasilkan plat menjadi lebih kaku
(rigid ).
e. Penekukan (bending)
f. Pengelasan (welding)
a. Pengelasan SMAW
Pengelasan Shield Metal Are Welding (SMAW) adalah proses pengelasan dengan
menggunakan elektroda terbungkus sebagai bahan isi yang mana elektoda tersebut
akan mencair mengisi logam las- lasan. Pada proses penyambungan / pengelasan
harus diperhatikan elektroda yang digunakan harus sesuai dengan base metal yaitu
keduanya harus mempunyai sifat yang sama, apabila jenis logam tersebut berbeda
maka tidak dapat dilakukan proses pengelasan. Selain jenis logam dan elektroda
b. Pengelasan SAW
Submerged Arch Welding (SAW) atau las busur rendam adalah suatu cara
mengelas dimana logam cair ditutup kawat pejal diumpankan secara terus
menerus. Karena dalam pengelasan ini busur listriknya tidak kelihatan, maka
sangat sulit untuk mengatur jatuhnya ujung busur. Disamping itu karena
mempergunakan kawat elektroda yang besar maka sangat sukar untuk memegang
alat pembakar dengan tangan tepat pada tempatnya. Karena kedua hal tersebut
c. Pengelasan GMAW
Gas Metal Arch Welding (GMAW) meliputi Metal Inert Gas (MIG) dan
Metal Active Gas (MAG) adalah pengelasan dengan gas nyala yang
dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal
yang dilas dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas
pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk
Karbondioksida (CO2).
d. Pengelasan GTAW
Gas Tungsten Arch Welding (GTAW) atau Tungsten Inert Gas (TIG) adalah
pengelasan dengan memakai busur nyala dengan tungsten /elektroda yang terbuat
dari wolfram, sedangkan bahan penambah yang digunakan sama atau sejenis
dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99
e. Pengelasan FCAW
Flux Cored Arch Welding (FCAW) pada hakikatnya hampir sama dengan
dibungkus dan digulung dengan plat tipis yang terbuat dari baja lunak.
2. Pemesinan
a. Proses bubut
bubut.
b. Proses frais
pembentukan permukaan datar, roda gigi, alur datar dan lain- lain menggunakan
c. Proses skrap
Mesin skrap atau shaping machine adalah suatu mesin perkakas yang
digunakan untuk mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik
bertingkat, menyudut, dan alur sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
dikehendaki.
d. Proses drilling
Kegiatan Industri
sebagian besar bergerak dibidang pembentuk logam dan pelat. Produksi utama
Kapasitas yang digunakan salah satu diantara adalah storage tank capacity 50 ton.
pengelasan. Ketiga kegiatan ini merupakan kegiatan yang utama pada perusahaan
ini. Proses pemesinan meliputi pembubutan, kerja mesin skrap, kerja mesin frais
Dalam pembuatan storage tank capacity 50 ton, PT. Aweco Indosteel Perkasa
menggunakan material pelat baja karbon SA-516 Gr.70 dengan tebal 22 mm.
Proses pembuatan storage tank capacity 50 ton ini melalui beberapa perlakuan
Pada tahap pemotongan (cutting), material akan dipotong apabila terdapat dimensi
yang lebih baik itu dari panjang atau lebarnya. Pada tahap ini juga terdapat proses
pembuatan sudut bevel dengan sudut 60° serta pembersihan material dari korosi.
Pada tahap pengerolan (rolling), material akan dirol dengan radius 1650 mm.
untuk sambungan satu shell ini disebut longsime welding line (LWL).
joint yang telah ditentukan. Sambungan antar shell oleh perusahaan disebut
circum welding line (CWL) dan sambungan sheel pada daerah ballfront disebut
right head welding line (RHWL) dan left head welding line (LHWL).
Pada tahap pengujian (testing), material akan dites secara visual dan
penetrant test (PT), radiography test (RT), dan magnetic test (MT), serta
Proses quality product dari storage tank tidak lepas dari peranan
dengan hasil produksi, maka departemen quality control terlibat langsung mulai
dari inspeksi awal sampai akhir produksi. Pada awalnya, departemen quality
control menyiapkan prosedur kerja yang mengacu pada proyek spesifikasi dan
selama proses pembentukan suatu produk. Dalam hal ini menggunakan flow
sheet yang telah disepakati bersama dari pihak perusahaan dan pelanggan.
Proses quality product dari storage tank yang dilakukan oleh departemen quality
1. Material Inspection
sesuai atau tidak dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang lengkap. Proses
ini dilakukan oleh material inspector. Inspeksi yang dilakukan adalah dimensional
check visual, mengecek spesifikasi, standar dan kode. Hasil pemeriksaan akan
dari hasil pemeriksaan akan dibuat non conformance report. Material inspector
2. Structural Inspection
Proses ini dilakukan oleh structural inspector dengan melakukan inspeksi pada
aktivitas marking, cutting, cutting profile dan assembling. Inspeksi pada saat
marking yaitu :
certificate.
2) Permukaan bevel.
4) Sudut bevel.
Hal ini dilaksanakan supaya tidak terjadi repair yang menyangkut dimensional
3. Piping Inspection
yang berhubungan dengan material pipa atau bentuk silindris lainnya dalam hal
ini storage tank dan memastikan segala sesuatunya sesuai dengan spesifikasi
meliputi :
a. Pemeriksaan material
silindris dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan baik oleh klien
yaitu dengan uji visual dan dimensional check. Segala bentuk hasil pemeriksaan
kimia seperti oli, gemuk, debu, cat dan campuran yang dapat
mengakibatkan hasil pengelasan gagal atau cacat. Material SA-516 Gr.70 harus
diperlakukan khusus dari persiapan pengelasan sampai akhir pengelasan,
Pada pengelasan circum welding line (CWL) dan longsime welding line
(LWL) untuk storage tank harus dibuat full penetrasi, penyetelan gap harus
diperhatikan, pada waktu menggerinda harus dijaga, terutama pada bagian sudut
4. Welding Inspection
panas. Pengelasan dilakukan oleh welder yang telah memenuhi syarat dan
Hasil inspeksi akan dilaporkan dalam welding dan visual weld record. Salinan
WPS yang disetujui harus dilakukan didekat area kerja dan dipahami oleh
joint tersebut sudah sesuai dengan drawing yang telah direncanakan, disamping
itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada waktu inspeksi, diantaranya:
1) Pastikan tackweld yang dibuat kecil dan ganjal harus berbentuk sirip.
2) Sebelum di fit up sudut bevel harus di- penetrant test agar material
5) Kontrol parameter pengelasan dan cek kembali kawat yang akan dipakai.
2. Selama Pengelasan
pembuatan storage tank mengacu pada pembuatan bejana tekan dan material ini
sehingga cacat las yang mengakibatkan failure product dapat dihindari. Hal yang
3. Setelah Pengelasan
dilakukan, diantaranya:
2) welding.
dari awal, tetapi pemotongan tidak diijinkan lebih dari dua kali, karena
material akan cacat atau rusak. Tetapi jika cacat masih bisa diperbaiki,
diantaranya:
NDT (untuk pemeriksaan pembuangan cacat secara lengkap dan sempurna) harus
prosedur perbaikan).
Sesuai dengan tugasnya, maka ada beberapa alat yang akan digunakan oleh
seorang welding inspector pada inspeksinya. Adapun alat bantu yang digunakan
1) Rolmeter
Alat ini bertujuan untuk mengukur panjang pengelasan yang bertujuan untuk
2) Stopwatch
Alat ini dipakai untuk mengukur besar arus listrik beserta tegangan listrik yang
digunakan pada saat proses pengelasan. Pengukuran dilakukan sekitar 1,5 meter
dari stang las untuk arus listrik. Sedangkan untuk tegangan listrik, pengukuran
4) Thermometer digital
Lilin penanda atau pena cat untuk memberikan tanda pada material yang sudah
dilas.
terhadap hasil pengelasan. Hal ini terbagi menjadi dua bagian besar yaitu
destructive test (DE) dan non destructive test (NDE). Pada proses pembuatan
storage tank, PT Aweco Indosteel Perkasa hanya melakukan non destructive test
atau yang lebih dikenal dengan NDE dalam mengecek kualitas hasil pengelasan.
NDE adalah suatu pengecekan terhadap hasil las yang tidak merusak material.
Test ini digunakan untuk mengetahui cacat permukaan, cacat yang tidak terlalu
dalam, atau cacat berlubang. Tes ini menggunakan tiga zat kimia dengan
cleaner , penetrant (warna merah), dan developer (warna putih). Apabila
Radiography test digunakan untuk mengetahui cacat yang lebih dalam dan tidak
dapat dilihat secara visual. Tes dengan metode ini menggunakan sinar gamma
sebagai sumber radiasi dengan irredium. Tes ini dilakukan pada malam hari saat
semua pekerja sudah tidak ada lagi di tempatnya, dikarenakan adanya efek yang
cukup berbahaya bagi orang disekitar area tempat berlangsungnya tes. Mengingat
cukup berbahayanya tes ini, maka orang yang bertindak sebagai operator harus
Pengujian ini didasarkan atas terjadinya arus eddy yang dihubungkan melalui
yoke pada logam yang diuji. Besarnya cacat dihubungkan dengan besarnya arus
eddy yang terjadi. Karena arus eddy hanya terjadi pada permukaan saja, maka
cacat yang dalam letaknya hampir tidak dapat ditentukan dengan cara ini.
Suatu pengujian yang dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada material
yang telah berbentuk dengan bantuan air. Tekanan yang diberikan pada storage
tank capacity 50 ton adalah 23,5 Kgf/cm²G. Jika hasil pengelasan tidak mampu
menahan tekanan, maka akan terjadi retakan atau bahkan kebocoran. Dalam
aplikasinya storage tank capacity 50 ton hanya akan menerima tekanan 17,5
Kgf/cm²G.
Dengan NDE yang dilakukan pada hasil pengelasan, maka akan ditemukan
Adapun kecacatan yang dapat terjadi pada proses pengelasan adalah sebagai
berikut:
a. Lack of fusion
Cacat berupa ketidakrataan pada permukaan sambungan las. Cacat jenis ini bisa
disebabkan karena panas yang dipakai terlalu kecil atau gerakan welding yang
terlalu cepat.
b. Lack of penetration
Cacat berupa material lastidak dapat masuk ke gap las secara menyeluruh.
Cacat ini timbul karena adanya gas yang terperangkap dalam logam las.
2) Ada hembusan angin, sehingga flux yang melindungi filler cair terbuka.
3) Arus pengelasan terlalu tinggi. 4) Stick out (jarak filler) terlalu jauh. 5)
disesuaikan.
d. Slag inclusion
base metal yang kotor, pembersihan slag yang kurang sempurna pada proses
2) Pada proses pengelasan yang multi pass (ganda) weld, setiap melangkah
Cacat berupa lubang pada base metal yang diakibatkan proses pengelasan.
Kecacatan undercut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1) Arus listrik terlalu
tinggi.
3) Laju pengelasan usahakan dengan teratur, sesuaikan laju mesin las SAW
f. Misalignment
Cacat pada sambungan las yang menyebabkan dua base metal yang dilas
tidak dalam posisi sejajar. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu:
1) Pastikan letak bahan sama rata dan ditumpu pada permukaan yang rata.
Cacat pada sambungan sambung an las yang menyebabkan alur las terlalu
lebar. Jika dibanding dengan tebal pelat, alur las terlalu lebar. Hal ini disebabkan
oleh kecepatan mengelas terlalu lambat. Pencegahan untuk jenis kecacatan ini
h. Weld spatter
Cacat berupa alur las kasar dan penuh dengan percikan slag / las. Adapun
A. KESIMPULAN
Dari laporan yang dibuat di PT. Aweco Indosteel Perkasa dapat diambil
1. PT. Aweco Indosteel Perkasa selama ini telah aktif dalam industri
internasional.
5. directors .
QC
inspection.
jenis ini menghasilkan rigi las yang cukup sempurna, cairan tertutup oleh
9. Pada tahap pengujian (testing), material akan dites secara visual dan
10. menggunakan non destructive examination (NDE), dengan jenis pengujian
penetrant test (PT), radiography test (RT), dan magnetic test (MT), serta
11. Jika terjadi kecacatan, maka hasil pengelasan akan mengalami dua
dari awal, tetapi pemotongan tidak diijinkan lebih dari dua kali,
karenamaterial akan cacat atau rusak. Tetapi jika cacat masih bisa
B. SARAN
2. Untuk Industri
perguruan tinggi yang lebih profesional, maka pihak industri diharapkan dapat
Mahasiswa yang akan melaksanakan praktik industri. Selain itu industri dapat
menyelenggarakan mata kuliah praktik industri. Dengan adanya mata kuliah ini,
maka Mahasiswa memiliki nilai tambah dan wawasan yang luas tentang dunia
kerja atau industri yang nantinya dapat dijadikan bekal untuk memasuki dunia
kerja.
4. Untuk mahasiswa
mengetahui atau mempunyai gambaran apa yang akan dilakukan dan apa yang
tidak bingung dan bisa lebih menggunakan waktunya yang singkat untuk
diharapkan berperan secara aktif dan mempelajari dengan serius apa yang didapat