Anda di halaman 1dari 7

Available online at http://prosiding.pnj.ac.

id
eISSN 2685-9319
Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta (2022), 73-79

Analisa Kerusakan Bearing pada Pompa Sentrifugal


EBARA 100x80 FSHA
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono1* , Sidiq Ruswanto1, Yuli Mafendro Dedet
Eka Saputra1
1Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. G. A. Siwabessy, Kampus UI,
Depok, 16425

Abstrak

Kerusakan bearing pada pompa sentrifugal merupakan salah satu kerusakan pada pompa yang cukup krusial.
Hal itu karena jika bearing pada pompa mengalami kerusakan maka akan berdampak ke perputaran poros pada
pompa, putaran poros ini yang akan berdampak pada seberapa besar debit air yang dapat dialirkan oleh pompa.
Kerusakan bearing pada pompa pun bermacam-macam dan memiliki berbagai macam penyebab. Oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab kerusakan bearing pada pompa sentrifugal EBARA
100x80 FSHA supaya dapat melakukan evaluasi pada pemeliharaan bearing pompa sehingga kerusakan yang
sama tidak terulang kembali. Adapun metode yang digunakan untuk mencari tahu penyebab kerusakan pada
bearing ini adalah dengan menggunakan metode diagram fishbone. Dari diagram fishbone yang dibuat, nantinya
akan diketahui apa saja penyebab-penyebab kerusakan bearing pada pompa sentrifugal EBARA 100x80 FSHA.
Setelah dilakukan analisa dan penelitian pada kerusakan bearing didapat bahwa sebagian besar kerusakan yang
ada pada part bearing disebabkan oleh kurangnya pelumasan sehingga menyebabkan overheat pada bearing.
oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemberian pelumasan pada bearing pompa merupakan faktor penting,
karena pemberian pelumasan pada bearing dapat menjaga kondisi bearing dan menjaga kinerja pada pompa.

Kata-kata kunci: Analisa bearing, kerusakan Bearing Pompa Sentrifugal

Abstract

Bearing damage in centrifugal pumps is one of the most crucial damages to pumps. That's because if the
bearing on the pump is damaged, it will have an impact on the rotation of the shaft on the pump, and the
rotation of this shaft will have an effect on how much water can be flowed by the pump. Damage to bearings
on pumps also varies and has various causes. Therefore, this study aims to determine the cause of bearing
damage on the EBARA 100x80 FSHA centrifugal pump to evaluate the maintenance of the pump bearing so
that the same damage does not happen again. The method used to find out the cause of damage to this bearing
is to use the fishbone diagram method. From the fishbone diagram made, it will be known what the causes of
bearing damage on the EBARA 100x80 FSHA centrifugal pump will be known. After analysis and research on
bearing damage, it was found that most of the damage to the bearing part was caused by a lack of lubrication,
causing the bearing to overheat. therefore it can be concluded that the provision of lubrication to the pump
bearing is an essential factor because the provision of lubrication to the bearing can maintain the condition of
the bearing and maintain the performance of the pump.

Keywords: Bearing analysis, bearing damage centrifugal pump

*
Corresponding author E-mail address: muhamad.zakidwisudarsono.tm19@mhsw.pnj.ac.id

73
eISSN 2685-9319
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

1. PENDAHULUAN

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida. Salah satu jenis pompa yang banyak
dipakai untuk kebutuhan industri salah satunya adalah pompa sentrifugal. Pada pompa sentrifugal salah satu
komponen yang penting adalah bearing, karena bearing sebagai penumpu poros untuk menggerakan impeller
pada pompa sentrifugal (Sidiq Adhi Darmawan, 2016).
Bearing atau Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi mengurangi gesekan yang terjadi di antara
bagian mesin yang berputar dengan yang diam. Bantalan dirancang untuk memperkecil keausan, dapat diganti,
dan mencegah kerusakan pada bagian mesin yang biayanya relatif mahal (Duddy Arisandi, 1993).
Bearing yang dipasang pada pompa harus terinstalasi secara benar agar bearing dapat tahan lama dan
berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu untuk menahan poros pada saat berputar. Pada pemilihan dan
pemasangan bearing harus dicermatai berbagai faktor dalam pemilihannya agar dapat dipilih bearing yang
sesuai dengan kebutuhan.
Ketika bearing mengalami kerusakan maka akan berpengaruh pada putaran poros pompa yang
mengakibatkan putaran poros pompa menjadi tidak lancar, hal itu dapat menyebabkan perpindahan fluida yang
dilakukan oleh pompa menjadi tidak maksimal atau bahkan poros pada pompa dapat berhenti berputar. Maka
dari itu bantalan merupakan bagian yang sangat penting pada sistem pompa.
Kerusakan pada bearing dapat dilihat dan dianalisa secara visual, ketika bearing sudah dilepas dari
porosnya. Adapun kerusakan-kerusakan bearing yang dapat dianalisa secara visual, yaitu akibat beban berlebih,
panas yang berlebih, instalasi yang tidak tepat, kontanimasi, dan kegagalan pada sistem pelumasan.
Pada kondisi aktual di lapangan, bearing mengalami kondisi abnormal seperti terjadi perubahan warna pada
bagian-bagiannya dan terdapat goresan-goresan pada bearing. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mencari tahu penyebab-penyebab kondisi bearing menjadi abnormal dan mengetahui jenis kondisi kerusakan
yang dialami bearing sehingga bisa didapatkan jenis kerusakan pada bearing. Setelah mengetahui kondisi
kerusakan yang dialami oleh bearing, baru dapat dilakukan analisa mengenai tindakan perawatan pada bearing
supaya tidak terjadi kerusakan terulang pada bearing.

2. METODE PENELITIAN

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

74
eISSN 2685-9319
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Berdasarkan gambar 1. terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian kerusakan bearing pada
pompa sentrifugal EBARA 100x80 FSHA, yaitu:
1. Identifikasi masalah
Untuk identifikasi masalah yang dilakukan adalah dengan menganalisa penyebab putaran poros pada
pompa menjadi tidak lancar. Dari analisa yang dilakukan tersebut didapat bahwa penyebab putaran
poros pompa menjadi tidak lancar adalah karena kondisi bearing yang abnormal.

Gambar 2. Kondisi bearing pada poros


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa kondisi bearing sudah tidak sesuai dengan kondisi
normalnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa pada bagian-bagian bearing yang mengalami
kondisi abnormal untuk diketahui penyebab-penyebab kerusakan yang terjadi.
2. Studi literatur
Studi literatur dilakukan sebagai landasan teori penulis dalam melakukan analisa pada konidisi
abnormal bearing di lapangan. Adapun literatur-literatur yang digunakan adalah buku-buku penelitian,
jurnal ilmiah, tugas akhir, dan handbook perawatan bearing. Adapun teori-teori yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Teori bearing
b. Maintenance bearing
c. Analisa kerusakan pada bearing
3. Pengumpulan data
Untuk data yang perlu dikumpulkan untuk melakukan analisa kerusakan yang terjadi pada bearing,
yaitu spesifikasi bearing yang digunakan pada pompa, spesifikasi pompa, dan bagian-bagian yang
mengalami kondisi abnromal pada bearing.
4. Melakukan analisa data
Metode yang dilakukan untuk menganalisa data pada kondisi abnormal bearing adalah dengan
menggunakan metode RCA atau Root Cause Analysis. RCA merupakan metode yang digunakan untuk
mencari tahu akar penyebab dari suatu permasalahan. Adapun salah satu tools yang dapat digunakan
untuk mencari tahu RCA adalah diagram fishbone. Pada analisa kerusakan menggunakan diagram
fishbone ini terdapat 6 faktor yang dapat menyebabkan kerusakan, yaitu man (manusia), methode
(metode), material (bahan), machine (mesin), measurement (pengukurang), dan environment
(lingkungan).
5. Kesimpulan
Pada tahap ini, kerusakan bantalan yang dianalisa dapat dijadikan pedoman untuk perlakuan bantalan
supaya tidak terjadi kerusakan serupa. Jika kerusakan bantalan yang terjadi sebelumnya terjadi karena
kurangnya perawatan, maka untuk perlakukan bearing yang sudah diganti tindakan perawatan harus
lebih diperhatikan kembali.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi Pompa dan Bearing

Berdasarkan data yang didapat pada lapangan, jenis pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal
EBARA dengan tipe 100x80 FSHA. Angka 100 melambangkan diameter suction dan angka 80 melambangkan
diameter discharge.

75
eISSN 2685-9319
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Gambar 3. Spesifikasi pompa

Untuk spesifikasi bearing yang digunakan pada pompa sentrifugal yang dianalisa adalah bearing dengan
kode 6307-ZZ-C3, adapun maksud dari dari kode bearing tersebut adalah:

Gambar 3. Penjelasan kode bearing aktual

Dapat dilihat dari data spesifikasi pompa untuk standar bearing dengan penggunaan aktual bearing yang
diinstal berbeda. Pada spesifikasi yang tertera pada pompa, bearing yang harus digunakan adalah bearing 6307-
ZZ tetapi pada kondisi aktual pompa, bearing yang digunakan adalah bearing 6307-ZZ-C3. Pemakaian bearing
dengan kode 6307-ZZ-C3 bertujuan untuk mengantisipasi adanya pemuaian pada poros sehingga elemen
gelinding pada bearing tidak mengalami kondisi terlalu sesak yang menyebabkan gesekan yang tinggi dan
meningkatnya temperatur pada bearing.

Analisa Kerusakan Bearing di Lapangan

Untuk mengetahui kondisi kerusakan yang dialami bearing dapat dianalisa secara visual dengan mata
telanjang. Bearing yang dianalisa merupakan bearing yang telah digunakan selama 15 bulan tanpa dilakukan
perawatan. Analisa yang dilakukan adalah untuk mengetahui jenis kerusakan pada bearing dan
penyebabnya. Berikut adalah gambar bearing yang mengalami kerusakan:

Gambar 4. Kondisi kerusakan bearing di lapangan


Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa bagian-bagian yang mengalami kondisi abnormal, yaitu:
1. Cage/Sangkar bearing
Dari gambar 4. dapat dilihat bahwa cage mengalami kerusakan patah dan deformasi atau perubahan
bentuk.
2. Outer Ring
Dari gambar 4. outer ring pada bearing mengalami perubahan warna menjadi berwarna hitam dan
terdapat goresan pada permukaan outer ring.

76
eISSN 2685-9319
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

3. Inner Ring
Dari gambar 4. inner ring mengalami perubahan warna menjadi hitam.
4. Ball/Elemen Gelinding
Dari gambar 4. dapat dilihat bahwa elemen gelinding mengalami perubahan warna menjadi warna
hitam.
Berdasarkan faktor-faktor penyebab kerusakan pada bagian-bagian bearing yang sudah dijelaskan dapat
dilakukan analisa mengenai penyebab-penyebab kondisi abnormal seperti yang sudah dijelaskan dengan
menggunakan diagram fishbone. Berikut adalah analisa kerusakan bearing mengguanakn diagram fishbone:
1. Cage/sangkar bearing

Gambar 5. Diagram fishbone kerusakan cage bearing


Dari gambar 4. dapat dilihat bahwa cage mengalami kerusakan patah dan deformasi atau perubahan
bentuk yang disebabkan oleh suhu yang tinggi. Adapun penyebab utama kerusakan tersebut, yaitu
karena kurangnya pelumasan sehingga menyebabkan temperatur dari bearing menjadi tinggi dan
menyebabkan cage mengalami deformasi seperti di gambar. Ketika suhu pada bearing mencapai 200
derajat celcius maka akan berdampak pada material cage. Kerusakan pada cage ini yang menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan performa kerja bearing menjadi tidak maksimal..
2. Outer Ring

Gambar 6. Diagram fishbone kerusakan outer ring


Dari gambar 4. outer ring pada bearing mengalami perubahan warna menjadi berwarna hitam. Hal ini
disebabkan oleh temperatur yang tinggi atau overheating pada bearing. Kondisi outer ring yang
berubah warna menjadi berwarna hitam dapat berdampak pada berkurangnya hardness pada outer ring.
3. Inner ring

77
eISSN 2685-9319
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Gambar 7. Diagram fishbone kerusakan inner ring


Dari gambar 4. inner ring mengalami perubahan warna menjadi hitam. Dari kondisi tersebut dapat
diketahui bahwa inner ring mengalami kondisi overheating (temperatur terlalu tinggi). Hal ini dapat
berdampak pada pada berkurangnya hardness pada inner ring.
4. Ball/Elemen Gelinding

Gambar 8. Diagram fishbone kerusakan ball


Dari gambar 4. dapat dilihat bahwa elemen gelinding mengalami perubahan warna menjadi warna
hitam. Hal ini merupakan indikasi bahwa elemen gelinding mengalami kondisi overheating. Kondisi
overheating ini bisa mengakibatkan terjadinya deformasi pada elemen gelinding.
Berdasarkan analisa mengenai jenis kerusakan yang terjadi pada bagian-bagian bearing, didapat bahwa
bagian-bagian pada bearing mengalami kerusakan overheating atau panas berlebih. Overheat ini yang akan
berdampak langsung pada sifat material dari bearing dan mempengaruhi hardness pada bearing berkurang.
Ketika hardness pada berkurang maka akan berdampak pada ketahanan bearing dalam menerima beban yang
diberikan oleh bagian mesin yang lain.

Tindakan Perawatan dan Pencegahan

Dari data kegagalan pada bearing yang telah dibahas, sebagian besar kegagalan pada bearing disebabkan
oleh kegagalan pelumasan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk
mencegah kerusakan berulang adalah dengan melakukan tindakan pelumasan secara teratur. Kegagalan pada
tindakan pelumasan disebabkan oleh karena tidak adanya schedule pelumasan sehingga tindakan pelumasan
tidak diperhatikan.
Oleh karena itu, untuk solusi pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan bearing dapat
dilakukan dengan membuat jadwal atau schedule perawatan dan pelumasan pada bearing secara teratur supaya
dapat menjaga kondisi dan kualitas bearing serta menjaga kinerja kerja pompa supaya tetap stabil dan tidak
mengalami penurunan kinerja.
Untuk solusi kedua, diikarenakan tidak adanya schedule pelumasan maka solusi yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan instalasi sistem pelumasan otomatis, seperti dengan melakukan instalasi alat SKF
Systems 24. SKF systems 24 adalah salah satu alat pelumasan otomatis yang dapat diinstal pada pompa
sentrifugal untuk melakukan pelumasan otomatis pada bearing sehingga faktor man tidak perlu melakukan
pelumasan secara manual Untuk dapat melakukan instalasi SKF Systems 24 pada pompa sentrifugal, perlu

78
eISSN 2685-9319
Muhamad Zaki Dwi Sudarsono, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

dilakukan modifikasi pada pompa karena pompa tidak memiliki jalur atau tempat untuk melakukan instalasi
SKF systems 24 tersebut. Adapun modifikasi yang perlu dilakukan adalah dengan membuat lubang ulir
sehingga SKF systems 24 dapat dipasang pada pompa.

Gambar 9. SKF System 24

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada Bab IV didapat beberapa kesimpulan mengenai kerusakan bearing yang terjadi
dan tindakan yang dapat dilakukan pada pompa sentrfigual Ebara 100x80 FSHA, yaitu:
1. Kerusakan yang dialami bearing pompa sentrifugal EBARA 100x80 FSHA adalah kerusakan
disebabkan oleh overheat. Hal tersebut dapat dilihat dari warna pada bearing yang berubah menjadi
warna hitam. Overheat pada bearing disebabkan oleh kurangnya pelumasan pada bearing. Kurangnya
pengaplikasian pelumasan pada bearing disebabkan tidak adanya jadwal pelumasan pada bearing
sehingga bearing tidak mendapatkan pelumasan selama beroperasi.
2. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah overheat pada bearing adalah dengan membuat jadwal
pelumasan sehingga bearing akan mendapatkan pelumasan secara berkala atau dapat dilakukan
modifikasi pada pompa dengan melakukan instalasi SKF systems 24 sehingga dapat melakukan
pelumasan secara otomatis.

Saran

1. Membuat jadwal perawatan secara berkala untuk melakukan pengecekan pada kondisi bearing dan
memberikan pelumasan pada bearing.
2. Melakukan instalasi alat pelumas otomatis sehingga man power hanya perlu melakukan monitoring
pada alat pelumas untuk mengecek level pelumasannya.

REFERENSI

1. Arisandi, D., (1993). Teori Bantalan Gelinding.


2. Saleh, Arif Rahman. 2014. Analisa Kerusakan Bantalan Bola (Ball bearing) Jenis Deep Groove Pada Lori
Pabrik Kelapa Sawit dan Cara Penanggulangannya
3. Millwright., Verison 2.0. Maintenance Bearing.
4. Darmawan, S.A., (2012). Pompa Sentrifugal.
5. BARDEN PRECISION BEARING, BEARING FAILURE: CAUSES AND CURES.

79

Anda mungkin juga menyukai