Anda di halaman 1dari 13

Kapal dengan Kamar Mesin di Tengah

1. Ruang muat
2. Kamar mesin
3. Terowongan poros
Terowongan Poros Kamar Mesin
Pada kapal – kapal yang mempunyai kamar mesin tidak terletak di belakang, poros baling-
baling akan melewati ruangan di belakang kamar mesin tersebut. Untuk melindungi poros
baling - baling diperlukan suatu ruangan yang disebut Terowongan Poros (Shaft Tunnel).

1. Atap terowongan
2. Pelat lulut
3. Poros baling-baling
4. Dinding terowongan
5. Penegar
6. Instalasi pipa
7. Tempat untuk jalan
8. Fondasi poros
Terowongan Poros
Terowongan Poros Kamar Mesin
Lanjutan..
− Terowongan poros dibuat kedap air dan
membujur dari sekat belakang kamar mesin
sampai sekat ceruk buritan.
− Ukuran terowongan harus cukup untuk dilewati
orang. Hal ini supaya orang masih dapat
memeriksa, memperbaiki, dan memeliharanya.

− Ada dua tipe terowongan poros yang sering digunakan, yaitu terowongan yang
berbentuk melengkung dan yang berbentuk datar sisi atasnya.
− Dinding-dinding terowongan poros dibuat dari pelat dan diperkuat dengan penegar-
penegar. Sesuai dengan ketentuan dari BKI, tebal dinding terowongan dibuat sama
dengan tebal pelat kedap air dan ukuran penegar juga dibuat sama dengan prenegar
sekat kedap air.
− Apabila dinding terowongan digunakan sebagai tangki, ukuran pelat dan penegar harus
memenuhi persyaratan untuk dinding tangki.
Terowongan Poros Kamar Mesin
Lanjutan..
− Tipe terowongan yang mempunyai atap
melengkung mempunyai konstruksi yang lebih
kuat dibandingkan dengan tipe terowongan
datar, sehingga tebal pelat dapat dikurangi
sampai 10% dari ketentuan.
− Penegar-penegar atap dibuat mengikuti kelelengkungan atap dan disambung lurus
dengan penegar dinding terowongan.
− Pada tipe terowongan poros atap datar, penegar-penegar dinding terowongan dengan
pelat lutut. Jarak penegar-penegar trowongan poros pada umunnya dibuat sama dengan
jarak gading atau wrang.
− Pada bagian atas terowongan poros dapat pula dipasang papan-papan pelindung yang
berguna untuk menahan kerusakan yang di akibatkan oleh muatan.
− Terowongan poros dapat juga dimanfaatkan untuk penempatan instalasi pipa. Pipa-
pipa tersebut diletakkan di bawah tempat untuk berjalan di dalam terowongan poros.
Di terowongan ini terdapat pula pintu kedap air, yaitu untuk menghubungkan
terowongan dengan kamar mesin.
Ukuran Kamar Mesin
1. Panjang Kamar Mesin
Hal penting pada tahap awal perancangan adalah menentukan panjang kamar mesin,
dengan pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya
sependek mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi,
dan makin kecil kapasitas / ruang muat. Panjang kamar mesin didapat dari penjumlahan
komponen panjang berikut :

Panjang Kamar Mesin


Dimana :
A. Panjang poros antara ( panjang poros propeller 500 – 1000 mm ).
B. Panjang overall mesin induk.
C. Tempat outfitting di depan motor induk.
D. Jarak sekat ceruk buritan sampai ujung flens poros propeller.
Panjang Kamar Mesin

− Semua komponen panjang ini bisa diperoleh dari data yang ada, kecuali “ C
“.Panjang ini bervariasi sesuai tipe kapal seperti tanker, bulk carrier dll.
− Umumnya, panjang “ C “ ini diperkirakan berdasarkan pengaturan dari tipe kapal
pada tahap awal desain, selanjutnya ditentukan berdasarkan pertimbangan
kemungkinan instalasi dan fitting dari peralatan bantu dan perpipaan serta semua
perlengkapan yang akan dipasang di situ. Untuk itu harus dibuat lebih dulu gambar
kasar peletakan sistem pipanya.
− Tempat yang diperlukan di ujung belakang mesin induk “ E “ harus cukup untuk
lewat dan untuk meletakkan pipa dibawah pelat floor.
Ukuran Kamar Mesin
2. Tinggi Kamar Mesin
Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk
perawatan dan overhaul mesin induk secara
priodik diadakan perawatan dan penggantian
sehingga perlu untuk di keluarkan, untuk
keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkan
ruang yang cukup atau tinggi engine casing
harus cukup menunjang pekerjaan
ini.
Tinggi kamar mesin ditentukan oleh parameter :
A. Tinggi angkat maksimum dari keran.
B. Tinggi profil balok angkat.
C. Tempat untuk perpipaan.
D. Margin untuk tinggi angkat.
E. Tinggi girder ( beam ).
F. Tinggi overhaul mesin induk ( untuk mengangkat piston ).
Layout Kamar Mesin
Pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya meminimumkan volume ruang
mesin atau panjang kamar mesin namun harus di pertimbangkan pencapaian layout yang
rational untuk mesin utama dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan
untuk pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun
penggantian.
 PLATFROM
Di dalam merancang platform di dalam kamar mesin, beberapa pertimbangan perlu
diambil yang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Luas platform diusahakan sekecil mungkin, sesuai dengan kebutuhan.
2. Peralatan yang berat diusahakan tidak diletakkan di platform, agar konstruksi
platform tidak menjadi terlalu berat dan titik berat kapal tidak bergeser keatas.
3. Salah satu platform kamar mesin sebaiknya dibuat sama tinggi dengan platform
tertinggi mesin induk untuk memudahkan perawatan danoverhaul mesin.
4. Untuk platform yang lain harus dipertimbangkan tinggi untuk perpipaan dan
pengkabelan, demikian juga kemungkinan overhaul permesinan yang besar seperti
diesel generator dan sebagainya. Harus diperhatikan juga bahwa clearance ( tinggi )
minimum untuk lewat adalah sekitar 2 meter.
 PEMASANGAN POSISI MESIN INDUK
Pada kapal dengan kamar mesin di belakang, posisi mesin induk harus diusahakan
sejauh mungkin kebelakang untuk memperkecil panjang kamar mesin. Hal – hal yang
harus diperhatikan untuk menetapkan posisi mesin induk adalah seperti berikut :
1. Tempat untuk intermediate shaft ( poros antara ).
Poros propeler harus dicabut dan diperiksa secara periodik, karena itu dibelakang mesin
induk harus ada tempat yang cukup untuk mencabutnya. Jarak antara ujung belakang
poros engkol mesin dan ujung depan tabung poros ( stren tube ) harus lebih panjang dari
panjang poros propeler. Biasanya diberikan margin sebesar 500 – 1000 mm seperti telah
disebutkan dimuka.
2. Tempat untuk lewat dan perpiaan.
Di sisi – sisi ujung belakang mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk orang
lewat maupun penempatan perpipaan di bawah floor.
3. Tempat untuk cadangan poros propeler
Kalau kapal membawa cadangan poros propeler, tempatnya biasanya disisi poros antara
ini harus dipastikan pada saat menetapkan posisi mesin induk. Untuk menggantung
poros cadangan tersebut, ruang diatasnya sekitar 2 meter harus bebas agar dapat
menempatkan takal pengangkat ( chain block ).
 PEMASANGAN POSISI MESIN INDUK
4. Tempat untuk pengencangan baut pengikat
Disekitar baut pengikat dan baut pas mesin induk harus tersedia ruang bebas agar orang
bisa mengencangkan dan memeriksa baut pengikat mesin induk dengan leluasa. Karena
itu tempat diatas baut – baut tersebut juga harus bebas dari perpipaan. Biasanya sisi
dalam dari blok “ B “ (side girder) dibawah floor juga harus bebas.
5. Tempat untuk membuka tutup poros engkol (deksel)
Kedua sisi mesin induk pada ketinggian floor harus bebas dari penempatan peralatan
untuk memudahkan pembukaan deksel. Biasanya tempat sekitar 600 mm di sekeliling
mesin induk pada ketinggian floor dianggap cukup sekaligus untuk jalan ABK.
6. Grating mesin induk
Untuk memudahkan perawatan dan pengawasan grating mesin induk tidak boleh
dipotong. Kalau hal itu terpaksa dilakukan, misalnya untuk memudahkan pengangkatan
peralatan dari floor ke atas, sebaiknya hal itu dikonsultasikan pihak produsen mesin.
Lebar Engine Casing sebaiknya cukup untuk memasukkan mesin induk lengkap dengan
gratingnya.
 PEMASANGAN POSISI MESIN INDUK
7. Pengikatan bagian atas mesin induk
Untuk tipe mesin tertentu seperti Mitsuib
& W l90GFCA dan L80GFCA, harus
dibuat sejumlah alat pengikat. Untuk ini
balok grating mesin dihubungkan dengan
balok pengikat ke struktur kapal. Jumlah
balok pengikatnyang dibuat harus dengan
persetujuan pihak produsen mesin. Karena
fungsi pengikat ( top bracing ) ini untuk
menghilangkan getaran, maka struktur
kapal tempat pengikat ini harus betul –
betul rigid. Karena itu juga sebaiknya
platform kapal dibuat pada ketinggian
grating mesin induk. Dalam merancang
peletakan tangga, perpipaan, ducting
ventilasi dll. Harus diperhatikan adanya
batang – batang pengikat ini. Pengikatan Bagian Atas Mesin Induk
 PEMASANGAN POSISI MESIN INDUK
8. Manifold gas buang
Manifold gas buang mesin induk setelah turbocharger harus diikat pada struktur kapal
dengan penyangga yang kuat. Penyangga ini harus begitu kuat sehingga mampu
menahan getaran yang kuat serta tahan terhadap ekspansi termal akibat temperatur gas
buang yang tinggi. Struktur kapal tempat penyangga ini tentu saja harus sama kuat
dengan penyangganya. Untuk mengatasi tegangan akibat ekspansi termal, pada pipa gas
buang harus dipasang beberapa expansion joint. Pada tahap awal perancangan,
penempatan dan pengikatan pipa gas buang ini harus dirancang sebaik-baiknya.
Pengaturannya harus sedemikian sehingga kerugian tekanan bisa diperkecil dengan cara
:
a) Sedikit mungkin jumlah bengkokan.
b) Radius belokan tidak lebih kecil dari diameter pipa.
c) Total panjang pipa harus sependek mungkin.
d) Sudut persilangan harus seruncing mungkin.

Anda mungkin juga menyukai