Anda di halaman 1dari 7

2017

JUDUL:

SKEMA SERTIFIKASI
MARINE ENGINEERING CLASS 2 (Supervisor
Permesinan Kapal)
Skema sertifikasi Marine Engineering merupakan Skema Sertifikasi Okupasi yang
dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP PPNS. Kemasan Kompetensi yang digunakan
mengacu pada Industry Skill Councils – Australia Government terutama pada MAR60115 –
Advanced Diploma of Maritime Operasions (Marine Engineering Class 2) pada Australian
Maritime Safety Authority (AMSA) sebagai Engineer Class 2 seperti yang dideskripsikan pada
Marine Orders 70-73 (2014).

Skema Sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi Lulusan Program Studi D3-
Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan sebagai acuan
bagi LSP PPNS dan Asesor Kompetensi dalam melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Marine
Engineering Class 2.

Ditetapkan tanggal: Disahkan tanggal


Oleh: Oleh

Adi Wirawan Husodo, ST. MT. Ir. Arie Indartono, M. MT.


Ketua Komite Skema Ketua LSP

Nomor Dokumen : SKM-197-10


Nomor Salinan :0
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali

Copyright – 2017 : Dokumen ini adalah bersifat rahasia,


Penggandaan Dokumen ini harus seijin Bagian Mutu LSP PPNS
LEMBAR VERIFIKASI/VALIDASI
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

NAMA LSP : LSP PPNS


SEKTOR/SUB SEKTOR : Maritime Industry
Marine Engineering Class 2 (Supervisor Permesinan
NAMA SKEMA :
Kapal)
JENIS SKEMA : Okupasi

NOMOR SKEMA : SKM-197-11

Surabaya, 29 Desember 2017

Telah diverifikasi dan validasi berdasarkan


SKK Internasional Nomor MAR60115 Advanced Diploma of Maritime Operations (Marine
Engineering Class 2), Australian Maritime Safety Authority (AMSA) as an Engineer Class 2
as described in Marine Orders 70-73 (2014) under the Navigation Act 2012 dan memenuhi
pedoman BNSP 210 Rev 2017

Oleh
Verifikator Skema Sertifikasi BNSP,

Ir. Drs, Asrizal Tatang, MT.


SKEMA SERTIFIKASI KLASTER MARINE ENGINEERING CLASS 2 SKM-197-11

1. Latar Belakang
1.1. Skema sertifikasi kompetensi ini disusun dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan perundangan
yang menyataan bahwa setiap tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompentensi yang
dimilikinya
1.2. Skema sertifikasi kompetensi ini disusun dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan perundangan
yang menyatakan bahwa setiap peserta didik memiliki 2 sertifikat yakni Ijazah dan Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (Diploma Supplement) yang di dalamnya meliputi Sertifikat Kompetensi
1.3. Skema ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja kompeten yang bergerak di
bidang Teknik Permesinan Kapal/ Marine Engineering.
1.4. Skema ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan sertifikasi lulusan Program Studi D3- Teknik
Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya bidang Marine Engineering khususnya
Teknik Permesinan Kapal dengan memperhatikan acuan normatif yang diuraikan bagian bawah
berikut ini

2. Ruang lingkup Skema Sertifikasi


2.1. Ruang lingkup: Kualifikasi ini cocok untuk orang yang bekerja sebagai Engineer Class 2 di industri
maritim di kapal yang didukung oleh mesin penggerak utama dari daya propulsi.
2.2. Lingkup penggunaan Sertifikat: Pada pekerjaan Marine Engineering

3. Tujuan Sertifikasi
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi kerja tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan sebagai
Marine Engineering Class 2
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan Asesmen oleh LSP PPNS dan Asesor Kompetensi

4. Acuan Normatif:
4.1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4.3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi
4.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistim Pelatihan Kerja
Nasional
4.6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
4.7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Republik Indonesia No. 3 Tahun 2016 Tentang Tatacara
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman Penilaian
Kesesuaian Persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi
4.9. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/ BNSP / VIII / 2017 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi
4.10. MAR60115 Advanced Diploma of Maritime Operations (Marine Engineering Class 2)
4.11. Australian Maritime Safety Authority (AMSA) Marine Orders 70-73 (2014)

5. Kemasan / Paket Kompetensi


5.1. Jenis Skema : Okupasi
5.2. Nama Skema : Marine Engineering Class 2
5.3. Rincian Unit Kompetensi: Terdiri dari 13 Unit kompetensi Inti dan 5 unit kompetensi pilihan, dengan
rincian, paling sedikit 1 Unit kompetensi dari unit kompetensi pilihan gorup A, sisanya dari unit
kompetensi pilihan group B.

No Kode Unit Inti Judul Unit Kompetensi


1 MARF010 Bekerja dengan aman (safety) di ruang tertutup di atas kapal
2 MARF022 Menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya maritim
3 MARG004 Memberikan kepemimpinan kepada anggota (crew)
4 MARL014 Menerapkan prinsip-prinsip dasar elektroteknologi kelautan

LSP PPNS | 2016 3


SKEMA SERTIFIKASI KLASTER MARINE ENGINEERING CLASS 2 SKM-197-11

5 MARL015 Menerapkan prinsip-prinsip menengah termodinamika teknik kelautan


6 MARL016 Menerapkan prinsip-prinsip menengah mekanika kelautan
7 MARL017 Menerapkan prinsip-prinsip dasar arsitektur kapal angkatan laut
8 MARL022 Mendemonstrasikan pengetahuan dasar tentang konstruksi kapal
MARL023 Mendemonstrasikan pengetahuan dasar tentang pengoperasian dan perawatan
9
kapal
MARL024 Mendemonstrasikan pengetahuan menengah tentang marine auxiliary boilers
10
MARL025 Mendemonstrasikan pengetahuan menengah tentang Sistem permesinan bantu
11
(marine auxiliary machinery)
MARL026 Mendemonstrasikan pengetahuan menengah tentang sistem pengendalian dan
12
otomasi
13 MARL028 Mendemonstrasikan pengetahuan menengah tentang sistem kelistrikan
Unit Pilihan Group A
MARL027 Mendemonstrasikan pengetahuan menengah marine diesel engines dan
1
sistemnya
Unit Pilihan Group B
1 MARF003 Mengikuti prosedur keamanan kapal
2 MARF008 Mampu mencegah dan memadamkan api di atas kapal
3 MARF011 Mengelola aktivitas pemadam kebakaran dan pencegahan kebakaran diatas kapal

4 HLTAID003 Memberikan pertolongan pertama

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi


6.1. Mahasiswa Aktif Program Studi D3 Teknik Permesinan Kapal PPNS, yang telah menyelesaikan
Perkuliahan Semester 5, atau
6.2. Memiliki sertifikat pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan Marine Engineering class 2 (Supervisor
Permesinan Kapal) yang dilakukan oleh PPNS, atau
6.3. Institusi lain yang melakukan kemitraan kerjasama dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan
telah dilakukan pembekalan Marine Engineering Class 2 (Supervisor Permesinan Kapal) di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya

7. Hak Pemohon Sertifikasi & Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.1. Hak pemohon:
7.1.1. Calon Peserta (Pemohon) Sertifikasi berhak mendapatkan gambaran tentang Skema Sertifikasi
yang akan diambilnya melalui media informasi yang disediakan oleh LSP PPNS
7.1.2. Bagi Pemohon Sertifikasi yang telah memenuhi seluruh persyaratan pendaftaran berhak
mendapatkan kartu tanda peserta dan buku panduan peserta uji dan sertifikasi.
7.1.3. Peserta yang lulus dalam asesmen kompetensi dan dinyatakan kompeten akan diberikan
sertifikat kompetensi
7.1.4. Memperoleh hak banding atas keputusan sertifikasi
7.1.5. Berhak menggunakan Sertifikasi Kompetensi sebagai alat promosi diri dalam bidang Teknik
Permesinan Kapal
7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat:
7.2.1. Melaksanakan keprofesian bidang Teknik Permesinan Kapal dengan tetap menjaga kode etik
profesi.
7.2.2. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan bukti yang dikumpulkan adalah benar
7.2.3. Membayar biaya sertifikasi.
7.2.4. Tidak menyalahgunakan sertifikat untuk hal-hal yang tidak bertanggungjawab dan yang dapat
mencemarkan LSP PPNS
7.2.5. Memelihara dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat
kompetensinya.

LSP PPNS | 2016 4


SKEMA SERTIFIKASI KLASTER MARINE ENGINEERING CLASS 2 SKM-197-11

8. Biaya Sertifikasi
8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.
8.2. Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan
materi, biaya akomodasi dan transpor asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana
pelaksanaan asesmen.

9. Proses Sertifikasi
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen dari klaster Marine Engineering Class 2 yang mencakup
Persyaratan dan Lingkup Sertifikasi, Proses Penilaian, Hak Pemohon, Biaya Sertifikasi dan
Kewajiban Pemegang Sertifikat.
9.1.2. Pemohon mengisi formulir permohonan sertifikasi (FR-APL-01) yang dilengkapi dengan bukti:
9.1.2.1. Fotokopi KTP (bila ada), atau Fotokopi KTM dan Fotokopi KHS
9.1.2.2. Pas Foto 3 x 4 sebanyak 4 lembar.
9.1.2.3. Fotocopy sertifikat pelatihan berbasis kompetensi untuk jabatan Welding Supervisor,
atau
9.1.2.4. Curriculum Vitae pengalaman kerja dari industri mitra yang kerjasama dengan PPNS
9.1.2.5. Foto Copy Sertifikat Kompetensi (bila ada)
9.1.2.6. Bukti – bukti rekaman hasil produk kerja dalam portofolio (bila ada)
9.1.2.7. Pemohon mengisi formulir asesmen mandiri (FR-APL-02) yang dilengkapi dengan bukti
pendukung
9.1.3. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi
9.1.4. LSP PPNS menelaah berkas pendaftaran untuk mengkonfimasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen klaster Marine Engineering Class 2 direncanakan dan disusun dengan cara yang
menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan
sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi
9.2.2. LSP PPNS menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen
9.2.3. Asesor memilih perangkat dan metoda asesmen untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan
dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan diases.
9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas, dan mensepakati rencana asesmen dan proses asesmen
dengan Peserta Sertifikasi.
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang
disampaikan pada lampiran dokumen FR-APL-02 untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan yang diperlukan.
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang
belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji
kompetensi
.
9.3. Proses Uji Kompetensi
9.3.1. Uji Kompetensi klaster Marine Engineering Class 2 dirancang untuk menilai kompetensi secara
praktek, tertulis, lisan atau cara lain yang andal dan objektif
9.3.2. Uji Kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah ditetapkan
9.3.3. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tertulis, lisan diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti.
9.3.4. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi persyaratan aturan bukti direkomendasikan
kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan belum kompeten.
9.3.5. Assesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji kompetensi kepada LSP.

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses uji kompetensi mencukupi
untuk:

LSP PPNS | 2016 5


SKEMA SERTIFIKASI KLASTER MARINE ENGINEERING CLASS 2 SKM-197-11

a. mengambil keputusan sertifikasi;


b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding.
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan
informasi yang dikumpulkan oleh asesor melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji
kompetensi tidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.
9.4.3. Personil LSP PPNS yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup
dan pengalaman dalam proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi
telah dipenuhi.
9.4.4. LSP PPNS melakukan sidang pleno untuk memverifikasi berkas sertifikasi dan menetapkan
status kompetensi yang dibuat dalam berita acara, untuk proses penerbitan sertifikat
kompetensi.
9.4.5. LSP PPNS menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima
sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil
yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun.
9.4.6. Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. LSP PPNS akan melakukan pembekuan apabila:
a. pemegang sertifikat menyalahgunakan kewenangan yang telah diberikan.
b. pemegang sertifikat mencemarkan nama baik LSP
9.5.2. LSP PPNS akan melakukan pencabutan sertifikat apabila Penyalahgunaan setifikat dan
pelanggaran telah diberikan peringatan tetapi tidak diindahkan

9.6. Pemeliharaan Sertifikat


LSP PPNS tidak melakukan pemeliharaan terhadap Sertifikat Kompetensi

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


LSP PPNS tidak melakukan proses sertifikasi ulang, disarankan diperpanjang pada LSP pihak ke 3 yang
relevan.
9.8. Penggunaan Sertifikat
Profesi yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk :
9.8.1. memenuhi ketentuan skema sertifikasi;
9.8.2. menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan;
9.8.3. tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP PPNS dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP PPNS dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah;
9.8.4. menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang
memuat acuan LSP PPNS setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan
sertifikat kepada LSP PPNS yang menerbitkannya, dan
9.8.5. tidak menyalahgunakan sertifikat.

9.9. Banding
9.9.1. Peserta Uji Kompetensi dapat mengajukan banding terhadap hasil asesmen jika mendapatkan
perlakuan yang tidak adil dari asesor. Perlakuan tidak adil tersebut meliputi diskriminasi,
mempersulit dalam pembuktian asesmen dan konflik kepentingan.
9.9.2. Prosedur pengajukan banding atas keputusan hasil asesmen adalah sebagai berikut :
9.9.2.1. Berilah komentar perlakuan tidak adil di dalam formulir umpan balik. Jika Peserta Uji
Kompetensi tidak dapat memberikan komentar maka Peserta Uji Kompetensi tidak
diwajibkan menanda tangani persetujuan hasil asesmen tersebut.
9.9.2.2. Mengajukan surat permohonan banding kepada Direktur LSP PPNS
9.9.2.3. Direktur LSP akan menunjuk Bagian Sertifikasi untuk melaksanakan pengkajian terhadap
alasan keberatan yang diajukan oleh peserta uji kompetensi.

LSP PPNS | 2016 6


SKEMA SERTIFIKASI KLASTER MARINE ENGINEERING CLASS 2 SKM-197-11

9.9.2.4. Jika terbukti ditemukan perlakuan tidak adil, maka peserta uji kompetensi akan diberi
kesempatan melakukan asesmen ulang untuk membuktikan bahwa peserta uji
kompetensi kompeten.
9.9.3. Proses di atas akan diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 45 hari sejak tanggal penerimaan
permohonan banding

LSP PPNS | 2016 7

Anda mungkin juga menyukai