Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

INSPEKSI LAS DAN SURVEY KAPAL (ME184832)

BUNKER SURVEY, DRAFT SURVEY DAN VETTING INSPECTION,


Disusun Oleh :
Maulana Eko Saputro NRP (04211746000019)

Dosen Pengampu :
Taufik Fajar Nugroho, S.T., M.Sc.

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
BUNKER SURVEY
Bunker survey adalah kegiatan pengawasan pengisian bahan bakar kekapal ataupun
pengecekan bunker kapal yang akan diisi untuk bahan bakar . bunker survey dapat menjadi
alat kontrol kerugian yang berharga dalam menemukan kerugian kargo di mana kapal . Jika
ada keuntungan tidak akuntabel dalam tangki bunker atau volume bunker yang tidak sesuai
dengan yang telah diperhitungkan , maka bunker survey dapat membantu mengidentifikasi
penyebab masalah kenapa itu terjadi. Meskipun sistem bahan bakar kapal secara intrinsik
terpisah dari sistem kargo, disengaja atau tidak disengaja pengalihan kargo dapat terjadi dan
harus dipantau terutama di mana kargo dapat digunakan sebagai bahan bakar bunker. Secara
dasar inti tujuan dari bunker survey untk menghindari kecurangan atau kesalah pahaman
dalam kegiatan pengisian bunker kapal, maka kedua belah pihak atau salah satu pihak
meminta jasa bunker survey kepada perusahaan jasa survey khususnya jasa marine survey
atau oil dan gas.

Jenis bahan bakar dan standard bahan bakar


 MFO (Marine fuel oil)
 MGO (Marine gas oil)
 MDO (Marine diesel oil)
 IFO (Intermediate fuel oil)
 HFO (Heavy fuel oil)

(Sumber Foto: www.shipandbunker.com ) (Sumber Foto:www.diytrade.com)

Standar Internasional Organisasi, (ISO), memperkenalkan serangkaian spesifikasi untuk


meresmikan kualitas minimum yang diperlukan untuk bahan bakar bunker yang tersedia di
pasar. Standar menjamin kualitas bunker diambil oleh kapal akan memenuhi kebutuhan
bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin dan mesin produsen. Spesifikasi saat ini adalah ISO
8217 telah disetujui pada tahun 2012. Sesuai dengan spesifikasi ini memastikan pemenuhan
Marpol Annex VI, Sulfur Directive Uni Eropa, Sulphur Emisi Control Area (ECA) persyaratan,
dan standar komersial, dan kualitas lainnya. Hal ini juga membantu melindungi mesin kapal
mahal, mengurangi potensi down-time dan sesuai dengan peraturan lingkungan

Langkah – langkah prosedur bunker survey


Ketika pihak pimilik kapal meminta dilakukanya bunker survey kepada surveyor /jasa bunker
survey maka yang perlu diukur semua data seperti volumer bunker, berat bahan bakar,
suhu, dan tarik sampel representatif dari semua tangki bunker. Semua pengukuran
dilakukan sebelum transfer kargo dan dilakukan pengukuran lagi sebelum keberangkatan

1
kapal. volume bunker kapal dihitung lagi pada saat kedatangan pelabuhan lainya dan juga
pada keberangkatan. Perbedaan antara dua volume ini akan diketahui seberapa besar total
konsumsi bahan bakar kapal. Di bawah ini adalah langkah-langkah prosedural yang
diperlukan untuk bunker survey:
1. Data yang diperlukan
Setiap bunker surveyor harus mendapatkan item atau informasi berikut:
 Nama kapal;
 ETA kapal;
 Lokasi kapal;
 Tanggal dan Kuantitas yang dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar;
 nomor kontak Bunker pemasok;
 agen / klien nomor kontak lokal dan orang di-charge;
 Bentuk masing-masing dan dokumen yang diperlukan yang diperlukan untuk pengisian
bahan bakar;
 botol sampel dan segel; dan
 Air dan pasta minyak.
2. Tahap survey
 Semua surveyor harus benar berpakaian dengan overall, sepatu keselamatan, helm
dan sarung tangan.
 Memeriksa dan memastikan alat ukur, tabel yag digunakan masih valid dan certified.
 Mencatat angka draft kapal yang akan menjadi acuan koreksi perhitungan. Untuk
memudahkan jika memungkinkan usahakan meminta kapal dalam kondisi trim sekecil
mungkin atau tegak dan lurus (even keel & Upright)
 Pastikan crew kapal tidak melakukan aktifitas pemindahan cairan (ballast, muatan,
freshwater) atau aktifitas crane yang dapat mengganggu proses pada saat
pengukuran/sounding ataupun pada saat pembacaan draft kapal.
 Melakukan pengukuran (sounding/ullaging) initial gauge sebelum proses bunker atau
transfer bahan bakar dimulai. Kegiatan ini mesti disaksikan oleh perwakilan kapal,
perwakilan charter party dan atau pihak antara suplier dan receiver.
 Pemeriksaan Suhu dengan menggunakan thermometer. Pastikan thermometer yang
dignakan bekerja dengan baik.
 Jika diperlukan memasang segel /seal pada manifold, tanki, pompa, kran-kran, atau
line yang tidak digunakan untuk menghindari kecurangan pada aliran minyak.
 Setelah inisial pengukuran, dapat segera melaksanakan transfer minyak/bunker. Pada
saat proses bunker surveyor wajib tetap memonitor kegiatan dengan memperhatikan
flowmeter reading, selang hose yang digunakan, rate pompa, memperhatikan hal-hal
mencurigakan pada crew kapal untuk menghindari penyalahgunaan ataupun
pencurian minyak, serta memastikan minyak hanya mengalir menuju tanki nominasi
kapal receiver.
 Setelah pengisian bunker selesai atau sudah sesuai dengan DO atau rencana bunker,
lakukan pengukuran lagi (Final ullage).
 Melakukan perhitungan dari hasil sounding/ullage initial dan final untuk menentukan
jumlah bunker dengan tetap memperhitungkan nilai-nilai koreksi baik dari trim, list,

2
koreksi temperature, dan density untuk menentukan volume MT.
Dikarenakan pada proses kegiatan bunker minyak sering terjadi kekurangan minyak baik
disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu peran surveyor sangat dibutuhkan.
Contoh kecurangan yang biasa terjadi pada kegiatan bunker survey:
 Tabel kapal tidak valid (tidak terkalibrasi, tidak memiliki stamp Class atau badan yang
berwenang), tabel beda peruntukan atau dimanipulasi.
 Reference Height pipa sounding tidak sesuai dengan ditable kapal atau ketinggian pipa
sounding dimodifikasi.
 Alat sounding tape/UTI dimodifikasi, dipotong dan tidak akurat.
 Dan lainya

DRAFT SURVEY
Draught survey adalah suatu sistem perhitungan muatan berdasarkan pengukuran draft/sarat
kapal sebelum dan sesudah pemuatan/pembongkaran dengan memperhitungkan peru-bahan
berat barang-barang di kapal selain muatan yang mungkin terjadi selama operasi
pemuatan/pembongkaran, seperti perubahan pada air ballast, bahan bakar, perbekalan
dll.Selain dengan draft survey ini masih ada 3 (tiga) cara lain untuk menghitung berat yaitu
dengan timbangan, weighing bridge dan belt conveyor scale, namun saat ini Draft Survey sudah
di akui oleh dunia dan badan dunia PBB (United Nation UN) sebagai metode perhitungan resmi
yg di gunakan sebagai angka muatan kapal dalam surat dokumen B/L (bill of lading). Secara umum
cara perhitungan draft survey adalah menghitung displacement yaitu panjang x lebar x tinggi
draft x koefisien blok x density namun karena bentuk kapal tidak hanya berbentuk kotak persegi
empat saja makanya di perlukan beberapa koreksi yakni draft koreksi, trim koreksi, hogging atau
sagging koreksi dan density koreksi,

Langkah – langkah prosedur Draft survey

Berdasarkan teori Dasar Archimedes serta keterangan gambar maka kita dapatkan adanya
perbedaan volume antara volume benaman akhir (Final) dengan volume benaman awal (Initial).
Dari perbedaan tersebut diketahui bobot muatan yang berada diatas kapal. Setelah kita pahami
teori hukum archimedes, mari kita memulai mengupas masalah bagaimana Draught Survey
dimulai. Urutan pelaksanaan Draught Survey yaitu :
1. Draft Reading
Pembacaan Draft Kapal dari ke-enam titik draft kapal untuk referensi berat/ displacement kapal.
Lokasi ke-enam draft kapal tersebut yaitu seperti contoh gambar berikut ini :

3
Ada 2 sistem pembuatan angka draught kapal, yaitu :
 Sistem metric, standar angka, panjang 10cm, tebal angka 2cm, jarak antara angka 10cm,
satuan beratnya Metric Ton.
 Sstem Imperial, standar angka, panjang 6", tebal angka 1", jarak antara angka 6", satuan
beratnya Long Ton

Sistem metric Sistem Imperial

PLIMSOOL MARK

LETAK DRAFT MARK


Pembacaan Draft kapal terkadang membuat kita kerepotan apabila kapal berada di laut terbuka
(open Waters) dengan alun laut/ ombak laut yang begitu besar/sedang serta ritme alun tersebut
begitu cepat. Dari kondisi itulah terkadang bagi pemula bahkan yang sudah berpengalaman akan
kerepotan dalam menentukan berapa draft kapal. Apabila sering menghadapi masalah seperti
itu, maka akan lebih mudah dalam pembacaan jika punya trik/ cara pembacaan draft kapal
 Average Reading/ Ambil Rata-rata Alun.
Dengan mengambil nilai rata-rata pembacaan alun tertinggi dan alun terendah, kita catat

4
pembacaan tersebut setelah itu kita bagi dengan frekuensi pembacaan.
 Reading on Slack Condition/ Pembacaan saat Alun Tenang.
Pembacaan dengan cara ini, kita harus benar-benar tungggu kesempatan alun slack/ alun
tenang disaat kondisi alun yang begitu cepat berubah dan ritme nya cepat. Disela-sela
perubahan alun yang begitu cepat, akan ada kondisi alun slack/ tenang. Ketika alun slack kita
baca draft kapal dengan baik.
 Reading with Floating Ball in Transparant Hose (Draft Indicator)/ Pembacaan Menggunakan
Bola Apungan dalam Selang.
Pembacaan dengan bantuan alat berupa bola apungan yang diletakkan didalam selang
transparan akan lebih baik, karena penempatan selang ditenggelam dengan posisi berdiri
vertical sejajar dengan lambung kapal sehingga terisi oleh air dan bola apungan akan tenang
mengapung didalam selang.
Contoh Gambar peralatan pendukung pembaca draft atau Draft Indicator Reader.

Draft Indicator Reader


Sebuah tabung plastic/ selang transparan diberi lubang pada setiap ujungnya dengan panjang 1
m dan berdiameter 2 cm, diberi pemberat sekitar 1 kg, dan diberi indikator pelampung/ bola
apungan dalam tabung tersebut, seperti dalam gambar diatas. Dengan adanya alat ini pada
indikator apungan , bola apungan akan terlihat naik turun dengan tenang, bola apungan saat
kondisi tenang tersebut merupakan titik baca draft.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dalam perhitungan draught survey:
 Faktor cuaca cuaca yang extreme atau adanya gelombang yang cukup tinggi ini akan
mempersulit dalam pembacaan draft kapal tersebut karena gelombang yangcenderung
fluktuatif kadang tingi ataupun rendah sehingga harus diperhatikan dalam pengukuran draft
kapal jika pengukuran tersebut dilakukan pada kondisicuaca yang buruk
 kerjasama dengan crew kapal ini haru dilakukan karna jika ada yang miss satu maka akan
adanya kesalahan dalam pembacaan draft
 Umur kapal ini dipengaruhi oleh tanda saratkapal yang tidak terlalu jelas halini dapat
menyebabkan kesalahan dalam pemacaan draft kapal
 Human error/ kesalahan manusia dan kurangnya skill

2. Measuring
Pada tahapan ini, kita diminta untuk mengukur/ sounding maupun ullaging tanki-tanki yang
berada diatas kapal, tanki tersebut adalah tanki ballast, tanki bahan bakar kapal, tanki pelumas
mesin kapal, tanki air tawar kapal, megukur kekentalan/ density masing-masing cairan dalam

5
tanki tersebut dan density perairan dimana kapal itu berada. Adapun tangka-tangki yang dukur
ialah Pengukuran Tanki Ballast, Tanki Fresh Water, Tanki Fuel, Tanki Diesel Oil, Tanki Lub Oil,
Ukur Nilai Density Perairan, Ukur Nilai Density Cairan dalam tanki-tanki diatas kapal dsb. Perlu
dipahami sebelum melakukan pengukuran, beberapa alat pengukur yang digunakan, yaitu :
 Sounding Tape
Digunakan untuk mengukur kedalaman cairan yang berada didalam tanki, apabila tanki
tersebut adalah tanki ballast atau tanki air tawar, maka sounding tape kita lumuri dengan
Water Paste/ Pasta Air, begitu juga sebaliknya apabila tanki yang ukur adalah tanki fuel/
bahan bakar maka kita gunakan Gasoline Paste. Karena dari kedua pasta tersebut akan
menghasilkan warna yang berbeda-beda bila dicelupkan kedalam cairan yang sesuai atau
berbeda.

Sounding Tape dan pasta


 Hydrometer dan Water Sample Dipper
Hydrometer, peralatan ini untuk mengukur tingkat kekentalan/ density suatu cairan. Jenis
hydrometer yang sering digunakan yaitu jenis Zeal Hydrometer. Sedangkan Sample Dipper
digunakan untuk mengambil cairan yang akan diukur, setelah itu cairan kita tempatkan pada
gelas ukur atau tabung penampung, lalu kita masukkan Hydrometer untuk mengukur
kekentalan cairan tersebut. Dari keseluruhan hasil sounding atau ullaging tanki, maka kita
konversikan hasil sounding/ ullaging dengan menabelkan untuk mengetahui volume cairan
dalam tanki. Setelah kita mendapatkan volume cairan dalam tanki maka langkah berikutnya
adalah mengkonversikan volume tersebut dengan rumus diatas, sehigga kita dapatkan berat
cairan dalam tanki.

Hydrometer dan Water Sample Dipper


 Draught reading Device at rough Sea condition
Peralatan yang digunakan untuk melihat sarat kapal bila ada ombak besar
Untuk melakukan survey dalam keadaan ombak besar diperlukan alat khusus yaitu :
- tali polyphropelyne dia 8mm secukupnya

6
- selang plastik warna putih dia 19mm panjang 6-8 m
- selang plastik warna putih dia 12mm panjang 2 m
- besi pemberat
- lem plastik
- gabus berwarna sebagai pengapung
Cara menggunakan alat ini :
- tempatkan alat ini didekat marka sarat
- usahakan bahwa selang plastik dia 19mm ditengah-tengah dari garis air
- meski air dalam kondisi bergelombang, pengapung dalam selang dari alat ini akan tetap
menunjukkan permukaan air dengan teliti

3. Data Check And Calculation


Persiapan Perhitungan
Setelah melakukan Tahap Reading dan Tahap Measuring, maka selanjutnya ialah tahap
Calculation/ Perhitungan, dimana pada tahap calculation diminta untuk mengerti, perhatian
serta ketelitian dalam pengaplikasian suatu hasil observasi/ pengechekan kedalam rumus/
format perhitungan drauht survey.
Ketika selesai melaksanakan tahapan sebelumnya, maka memiliki data;
1) Draft Kapal.
2) Data Density Perairan.
3) Data Hasil Soundingan Tanki Ballast, Bahan Bakar, Air Tawar dll.
(Data Hasil Observasi/ Check bersama Mualim I/staff/crew kapal).
Dengan ketiga hasil data tersebut diatas, maka kita memasuki tahapan perhitungan. Berdasarkan
data diatas kita bisa memulai persiapan pra-perhitungan yaitu;
a) Penge-checkan Data-data/ Dokumen Kapal, meliputi;
- Ship Particular.
- Ship Loading/ Discharging Manual Booklet.

7
- Hydrostatic Table/ Hydrostatic Curve.
- Displacement Table.
- Tank Sounding Table (Tanki-tanki Ballast, Bahan Bakar dsb).
- Capacity Plan & Stowage Plan
- Loadline Document/ Certificate
- Records of Ship Constant.
- Light Ship/ Bobot Kosong Awal Kapal saat pertama kali dibuat.
- Ukuran Panjang LBP (Lenght Between Perpendicular)
b) Penge-checkan Data Koreksi Draft Kapal.
- Koreksi draft
- Trim and density correction
- List correction/ koreksi kemiringan

Koreksi-koreksi yang harus diperhatikan dalam perhitungan draft survey :


1. Koreksi draft kapal
Draft marks (marka draft) pada lambung kapal seharusnya diterakan pada garis perpendi-kular,
yaitu pada forward perpendicular, mid-perpendicular dan after perpendicular. Karena pada
kenyataan dilapangan draft mark tidak terletak pada perpendiculars maka perlu dilakukan
koreksi draft. Koreksi untuk draft depan disebut stem correction, sedangkan koreksi untuk draft
belakang disebut stern correction dan pada midship disebut Mid correction.

Rumus : stem correction = Trim obs x df


Lbm
stern correction = Trim obs x da
Lbm
mid correction = Trim obs x dm
Lbm
Dimana :
Trim observe : selisih draft mean Forward dan draft mean after
df : Jarak antara draft mark forward/depan dengan perpendicular depan (FP)
da : Jarak antara draft mark after/belakang dengan perpendicular belakang(AP)
dm : Jarak antara draft mark tengah dengan midship
Lbm : Lbp - (df + da)

8
2. Trim and density correction
Perlu diketahui bahwa Hydrostatic Table dll.nya dibuat dengan kondisi :
- kapal dalam keadaan rata-rata air (even keel) - kapal tidak mengalami trim.
- kapal terapung di air dengan Berat Jenis = 1,025 (air laut).
Jika kapal mengalami trim dan terapung di air dengan berat jenis tidak sama dengan 1,025, maka
displacement tersebut harus dikoreksi dengan : density correction dan trim corrections.

Displacement yang didapat dari tabel disebut scaled displacement, sedang displacement yang
sudah dikoreksi dengan berat jenis disebut measured displacement dan yang telah juga dikoreksi
dengan trim kapal disebut corrected displacement.

FTC = Trim x TPC x LCF x 100 (first trim correction)


LBP
STC = Trim^2 x (dm/dz) x 50 (second trim correction)
LBP
dimana :
trim = trim setelah dikoreksi pada draft correction
dm/dz = selisih MTC1+0,5 dan MTC2-0,5

Density correction = density obs - 1,025 x Displacement corr for trim


1,025
dimana :
density observe = density air laut yang telah diukur dengan hydrometer.

3. List correction/ koreksi kemiringan


Metric sistem LC = 6 (TPC1 - TPC2)m/t x (Dm1 - Dm2)mtr
Imperial sistem LC = 0.72 (TPI1 - TPI2) long/t x (Dm1 - Dm2)feet
dimana :
Dm1 : Draught tengah terbesar
Dm2 : Draught tengah terkecil
TPC1/TPI1 : adalah TPC/TPI pada draught tengah terbesar
TPC2/TPI2 : adalah TPC/TPI pada draught tengah terkecil

9
Dengan adanya kemiringan kapal, perlu dipahami untuk mengerti kenapa ada Koreksi
Kemiringan. Jika diperhatikan pada layer yang berwarna kuning, merupakan segitiga benaman
yang kita cari besar nilainya untuk menggantikan posisi layer warna biru (layer yang tidak
tenggelam). Bila besar layer Kuning telah kita dapatkan untuk menggantikan layer Biru, maka kita
dapat menambahkan ke Displacement yang sudah terkoreksi oleh trim.

Setelah diketahui koreksi draft ,kemiringan kapal selanjutnya ialah


Pengambilan Sample air untuk mengukur density di sekitar kapal :
Dokumen kapal umumnya didasarkan pada berat jenis (density) air laut (= 1,025). Prakteknya
kapal yang di survey terapung di air dengan density yang berbeda, misalnya density air tawar =
1,000. Karena itu air di sekitar tempat kapal terapung harus diambil samplenya (contoh) untuk
mendapatkan densitynya. Density (berat jenis) air di sekitar kapal dapat berbeda, hal ini
dikarenakan :
 kedalaman yang berbeda
 tempat yang berbeda sepanjang kapal dari haluan ke buritan
Untuk menghindari pengambilan sample yang tidak benar :
 sample hanya efektif sebelum/sesudah pembacaan draft.
 sampling jangan dilakukan dekat saluran pembuang darat/kapal (cooling water/ballast
water).
 sample diambil pada sisi laut, karena pada sisi darat density dapat berbeda karena adanya
air yang tidak bergerak/stagnant, antara kapal dan daratan.
 segera setelah sample diambil density harus dihitung/dibaca.
Jumlah dan posisi pengambilan sample
 untuk kapal kecil : 2 samples, pada sisi laut dekat draft tengah, pada kedalaman 1/3
dan 2/3 dari draft tengah.
 untuk kapal besar : paling sedikit 3 samples, pada setiap posisi sampling, pada kedalaman
1/6, 1/2 dan 5/6 dari draft tengah.

Pengukuran density dengan Hydrometer

Untuk mencari Besar Nilai Koreksi Density menggunakan rumusan sbb;


Corretion by Density = ( MD - SD ) x Displacement
SD
Dimana :
MD = Nilai Density perairan yang di observasi (sekitar kapal)
SD = Ship Density/ Density Kapal berdasarkan Hydrostatic sebagai standar ukur kapal
ketika dibangun oleh Shipbuilder Standar tersebut yaitu 1.025

10
Displacement = Displacement kapal yang telah terkoreksi kemiringan.

Tahapan Akhir
Dengan mendapatkan Displacement yang telah terkoreksi oleh koreksi density, maka kita tinggal
beberapa langkah tahapan yang lebih singkat untuk mendapatkan Net Displacement Kapal. Kita
mendapatkan Nilai Net Displacement tersebut dengan rumusan sbb;

Net Displacement = Displacemant Corr by Density - Deduct Weight

Data Deduct Weight merupakan berat pengurangan yang berasal dari berat selain berat kapal itu
sendiri dan Constant Kapal, jadi pengurangan berat ini berupa berat Ballast Water, Fresh Water,
Fuel Oil, Diesel Oil, Spare Lub Oil, atau Other (berarti berat tambahan lain pada saat itu/ saat
survey).

Dengan mendapatkan Nilai Net Displacement pada saat Initial dan Final, maka mendapatkan nilai
muatan yang telah termuat atau terbongkar dengan cara sbb;

Muatan/ Cargo on Board = Net Displ saat Final - Net Displ saat Initial

Negative constant
Ada beberapa sebab mengapa sebuah kapal mempunyai konsran negatif atau kecil sekali.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa alasan :
 dokumen yang ada di kapal sebenarnya adalah dokumen untuk kapal yang identik (sister
ships).
 hydrostatic particulars tidak akurat.
 ada peralatan atau bagian kapal yang sudah dipindahkan/dibuang, misalnya tweendeck,
crane atau lainnya – hal yang biasa dilakukan oleh kapal kecil untuk menambah daya
muat.
 estimasi terlalu kecil terhadap draft kapal.
 estimasi terlalu tinggi terhadap deductible liquid, terutama air ballast.
 density tidak mewakili yang sebenarnya.

Jika didapatkan negative constant, periksalah lagi apa alasan atau penyebabnya, jika mungkin
bandingkan dengan hasil survey yang terdahulu.
Jika tidak ada alasan atau penyebab yang dapat diterima, maka keadaan ini harus dinyatakan
dalam laporan bersama-sama dengan :
 hasil efektif dari draft survey.
 hasil dari loaded survey – lightweight (dari dokumen kapal) – konstan (dari informasi
Nakhoda).
Nakhoda harus menanda tangani pernyataan yang berhubungan dengan konstan yang telah di
informasikannya.

11
VETTING INSPECTION
Untuk kelancaran operasional kapal-kapal yang akan digunakan selayknya suatu perusahaan
pemilik kapal ataupun penyewa kapal melakukan inspeksi kekapal agar armada yang sedang
dioperasikan itu layak digunakan. Inspeksi dilakukan pada kapal untuk menilai sejauh mana kapal,
stafnya dan manajemennya mematuhi undang-undang internasional dan standar industri, untuk
memungkinkan calon penyewa menentukan kesesuaian kapal untuk mengangkut kargo mereka.
Vetting inspection biasanya dilakukan atas permintaan operator atau pemilik kapal, yang ingin
menyampaikan kapalnya untuk penilaian. Inspeksi ini dilakukan pada banyak jenis kapal - tanker,
kapal curah, unit lepas pantai termasuk rig minyak, kapal pasokan lepas pantai, kapal kru,
tongkang akomodasi, kapal tunda, tongkang bunker, tongkang barang dalam kemasan dll.

Inspeksi ini dilakukan oleh berbagai pihak - Anggota yang mengajukan OCIMF SIRE, CDI,
Rightship (untuk operator curah) dan Klub P&I

Pengiriman, terutama pengangkutan minyak mentah dan produk minyak yang beroperasi di
perdagangan Jones Act, telah, dan sangat diatur oleh pemerintah federal, IMO dan klasifikasi
masyarakat seperti Biro Amerika Pengiriman. Selanjutnya, kekhawatiran bagi lingkungan dan
citra publik telah menyebabkan perusahaan-perusahaan minyak besar untuk mengembangkan
dan menerapkan proses due diligence yang ketat ketika memilih mitra pelayaran komersial
mereka untuk memastikan eksposur risiko dikelola menggunakan kriteria penerimaan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu proses pemeriksaan telah berkembang menjadi penilaian canggih
dan komprehensif dari kedua kapal dan operator kapal. Sementara banyak faktor yang
dipertimbangkan dan dievaluasi sebelum keputusan komersial, perusahaan minyak besar melalui
asosiasi, Perusahaan Minyak International Marine Forum ( “OCIMF”), telah mengembangkan dan
menerapkan dua alat dasar: Laporan Program Kapal Pemeriksaan ( “Sire”) dan Tanker
Manajemen Self-Assessment ( “TMSA”) Program. The Sire proses pemeriksaan kapal didasarkan
pada pemeriksaan kapal menyeluruh dilakukan oleh inspektur OCIMF terakreditasi, sehingga
laporan yang dihasilkan dan tersedia untuk dilihat oleh semua anggota OCIMF. Laporan ini
merupakan elemen penting dari evaluasi kapal yang dilakukan oleh setiap perusahaan minyak
besar ketika kebutuhan komersial ada.

Apa OCIMF?
Misi OCIMF (Perusahaan Minyak International Marine Forum) adalah menjadi kewenangan
utama untuk memastikan operasi yang aman dan ramah lingkungan dari Kapal Tanker minyak,
Terminal dan Kapal Lepas Pantai, mempromosikan perbaikan terus-menerus dalam standar
desain dan operasi.

12
Apa SIRE?
Program SIRE diperkenalkan pada tahun 1993 untuk memberikan kepada OCIMF Anggota dan
orang lain yang berbagi keprihatinan OCIMF untuk pencegahan polusi dan keselamatan Tanker,
informasi yang berkaitan dengan kondisi dan praktek operasional yang diamati selama inspeksi
kapal. Sejak itu, SIRE telah berkembang menjadi alat utama yang digunakan oleh Perusahaan
Minyak, Charterers dan lain-lain untuk membangun kualitas kapal dan standar operasional. Sejak
program ini dimulai, lebih dari 150.000 inspeksi

Apa lembaga distribusi bahan kimia (CDI) ?


CDI-M (Marine) diciptakan oleh industri kimia untuk meningkatkan keamanan dan kualitas
kinerja pengiriman cair massal. DI-M sekarang menyediakan laporan inspeksi tahunan armada
dunia kimia dan cairan tanker gas minyak bumi, lebih dari 600 pemilik kapal dengan 3000 kapal
berpartisipasi dalam skema. Inspeksi dilakukan oleh lebih dari 70 inspektur Terakreditasi CDI-M
yang terletak di pelabuhan di seluruh dunia.
CDI adalah organisasi industri kimia, yang didirikan berdasarkan hukum Belanda sebagai Lembaga
Distribusi Stitching Kimia (CDI) dan beroperasi sebagai pembuatan yayasan non-profit.
CDI dikelola oleh Direksi yang terdiri dari tujuh orang yang dinominasikan oleh perusahaan-
perusahaan kimia yang berpartisipasi. Direksi menetapkan kebijakan dan bertanggung jawab
untuk urusan keseluruhan yayasan. Papan Executive individu terpilih untuk mengawasi dan
mengarahkan staf mengelola kegiatan sehari-hari untuk Kelautan, Terminal, dan Kelautan
Dikemas Skema Cargo

Vetting Criteria
1. Pemeriksanaan tehadap pemenuhan aturan difokuskan pada
 IMO : SOLAS , MARPOL
 Industry Guidelines : OCIMF
 Flag state : Administration / country
 Port state control : contoh marpol 73/78
 Classification society : ABS, LR,DNV , NKK , GL KI DLL
2. Standard pemeriksaan kapal
3. Vessel particulars questionnaire (vpq) sebuah data peranyaan khusus kapal
4. Vessel inspection questionnaire (VIQ) merupakan inti dari elemen pemeriksaan
5. Visual dan operation

Minimum safety criteria


1. General information
2. Certification an documentation
3. Vessel manning
4. Navigation
5. Safety management
6. Pollution prevention
7. Structural preventation
8. Cargo and ballast system
9. Mooring operation
13
10. Communication and electronics
11. Engine room dan steering gear
12. General appearance and condition
13. Ship toship supplement
14. Insurance
15. Additional criteria

Critical safety criteria


1. Steering system
2. Inert gas system
3. Air conditioner akomodasi
4. Main/emergency fire pump
5. Ventilasi kamar pompa dan kamar mesin
6. Kapal multi grade minimum 2 pompa kargo

Inpeski yang dilakukan


Bersiaplah untuk menunjukkan operasi yang tepat dari berikut sistem / alarm:
 alarm sistem Inert Gas
 pemisah air berminyak
 sistem pemadam kebakaran
 Perseneling kemudi
 generator darurat
 shutdowns ventilasi ruang mesin
 Bahan bakar minyak cut-off valve
Selain itu, item berikut dapat diperiksa dan harus siap:
 pakaian pemadam kebakaran
 koneksi pantai Internasional
 peralatan navigasi
 Grafik, publikasi, dan koreksi
 EPIRB, kembang api dan rilis hidrostatik
 layar api, tank bunker
 cat loker Cocok
 perangkat sanitasi kelautan
Dokumen yang diperlukan dalam inspeksi
 Clasification document
 Certificate of registy
 Cargo ship safety construction certifiate
 Cargo ship safetyequipment certificate
 Safety radiotelegraphy certificate
 Loadline certificate
 IMO certitifcate of fitnes
 IOPP certificate and supplement
 Certificate of financial responsibility

14
 A crew list
 A drawing of the vessel’s cargo tank arrangement
 Vessel’s safe manning document

Contoh Ventting Inspeksi pada perusahaan di Indonesia

Ada beberapa perusahaan yang menyediakan vetting inspection, salah satunya pertamina
sebagai charterer yang melaksanakan vetting inspection untuk melakukan pernilaian terhadap
kapal. untuk contoh kriteria vetting inspection pertamina terkait kualitas kapal, keselamatan dan
perlindungan lingkungan, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Semua kapal yang akan mengikuti pelelangan untuk charter oleh PERTAMINA.
2. Semua kapal yang disewa (charter) oleh atau atas nama PERTAMINA dengan tujuan untuk
membawa kargo PERTAMINA
3. Semua kapal yang mengangkut muatan milik PERTAMINA jenis Minyak, Kimia, atau Gas
yang diangkut secara curah.
4. Semua kapal yang sandar reguler (satu bulan sekali) pada terminal yang dimiliki /
dioperasikan oleh PERTAMINA.
5. Semua kapal yang terlibat dalam STS (Ship to Ship) untuk mentranfer minyak milik
PERTAMINA, atau mengoperasikan / memiliki salah satu kapal yang terlibat didalamnya.
Selain itu juga harus memenuhi beberapa kriteria seperti safety criteria seperti steering gear
system, inert gas system, dll. Selain itu juga sertifikat dan dokumen kapal harus lengkap, crew
management, navigasi, cargo dan balaast system, mooring system, communications, engine
room and steering gear harus telah memenuhi kriteriadari pertamina vetting inspection.
Untuk kelancaran operasional kapal-kapal yang akan digunakan, maka perusahaan minyak yang
menyewa kapal melakukan inspeksi ke kapal agar armada kapal yang disewa dan sedang
dioperasikan tersebut layak digunakan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
transportasi laut dengan cara yang paling bertanggung jawab dengan menempatkan pebekanan
khusus pada perlindungan lingkungan, manusia, asset, dan reputasi dengan menggunakan kapal
berkualitas yang baik dan terhindar dari kecelakaan atau polusi. Adapun pemeriksaan ini berupa:
a. Pemeriksaan terhapat pemenuhan aturan yang difokuskan padan IMO (Solas dan
Marpol), classification society, industry guidelines, flag stag, dll
b. Standart pemeriksaan kapal
c. Vessel Particulars Questionnaire (VPQ) sebuah data pertanyaan khusus kapal
d. Vessel Inspection Questionnaire (VIQ) merupakan inti dari elemen pemeriksaan.
e. Minimum Safety Criteria Sertifikat dan dokumen, vessel manning, navigasi, safety
management, pollution prevention, structural condition, cargo dan ballast sistem,
mooring operation, communications dan electronics, engine room dan streering
gear, general appearance and condition, ship to ship supplement, insurance)
f. Critical Safety Criteria (streering system, inert gas system, air conditioner
akomodasi, main dan emergency fire pump, ventilasi kamar pompa dan kamar
mesin)

15
Contoh form vetting inspection perusahaan pertamina yang mengacu pada “SIRE”

16
17

Anda mungkin juga menyukai