Ada banyak jenis minyak yang bisa di muat oleh sebuah kapal tanker, namun umumnya kapal
tanker hanya memuat minyak-minyak produk turunan petroleum seperti kebanyakan minyak
yang di jual oleh Pertamina yaitu minyak tanah, minyak solar atau minyak diesel seperti HSD
(high speed diesel) MGO (marine gas oil) MFO (marine fuel oil) HSFO (hihg sulphur fuel oil)
atau pun minyak bensin atau premium atau di sebut juga dengan Gasoline.
Kali ini saya seorang Marine Surveyor Indonesia ingin sharing tentang Cara Perhitungan Minyak
Di Kapal Tanker khususnya untuk jenis minyak diesel, bensin atau gasoline dan jenis minyak
bumi ringan lainnya seperti tersebut di atas. Unutk jenis minyak ringan tersebut Cara
Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker hampir sama saja, kecuali cara menghitung minyak
methanol dan cara perhituang minyak crude oil baru terdapat perbedaan cara perhitungannya
yang nanti akan kita bahas pada tulisan lain berikutnya.
Berikut ini penjelasan lebih jauh dari ketiga bagian yang tersebut diatas yaitu;
Tahap Pertama bagian A
Pengecekan Data, Table dan Koreksi yang berhubungan dengan tanki beserta alat ukur/ullagging
device. Pada tahapan ini bertujuan agar kita sebagai cargo surveyor mengetahui berapa nilai
koreksi yang ada digunakan dalam perhitungan muatan, dikarenakan tiap-tiap tanki memiliki
karakter tersendiri sehingga berbeda nilai koreksinya begitu juga dengan alat ukur yang akan
digunakan perlu kita ketahui berapa besar nilai koreksi pengurangan/penambahan dalam
perhitungan.
Beberapa koreksi yang akan anda temui dalam perhitungan muatan minyak, yaitu;
1. Koreksi terhadap bentuk Tanki Kapal yg muat minyak biasanya terdapat setidaknya 2 koreksi;
a) Koreksi Trim
b) Koreksi List
Penjelasan
1. Koreksi Trim dan Koreksi List,
contoh kapal tidak ada koreksi trim nol
koreksi ini akan muncul/ ada apabila kondisi kapal terdapat trim dan list/ miring sehingga
muatan cair dalam tanki yang seharusnya berbentuk kubus maupun persegi panjang akan tetapi
membentuk bangun persegi yang kurang beraturan atau trapesium dimana juga terdapat
permukaan bebas muatan tersebut.
2 a) Koreksi Ketinggian Alat Ukur terhadap Main Deck/ Top Tank guna menentukan Zero Point
sebagai titik awal nol permulaan untuk pembacaan Ullage/ Sounding didalam tanki muatan. Data
Koreksi serta referensi ketinggian pipa koneksi dan alat ukur terhadap main deck, bahkan
referensi kedalaman tanki terlampir dalam Ullage/ Sounding Tank Table.
3 a) Koreksi Temperature, koreksi ini untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu muatan yang
menjadikan volume muatan berubah dari nilai volume standar suhu yang sudah ditentukan.
Semakin turun suhu muatan tersebut maka volume muatan mengecil begitu juga sebaliknya.
3 b) Koreksi Density (Specific Gravity)/ Kekentalan, koreksi ini ada hubungannya dengan
koreksi perubahan suhu dari standar yang sudah ditentukan. Dengan pengambilan sample untuk
pengukuran suhu serta density, maka kita dapatkan nilai observasi, perubahan density dari
standar ukurnya maka berpengaruh pada nilai bobot muatan yang dimuat. Maka kita dapatkan
koreksi density dengan table standar ukur yang terdapat referensi berdasarkan perubahan density
dan suhu muatan tersebut. Tabel Standar Ukur yang berlaku yang sering disebut adalah ASTM
Petroleum Measurement Table.
Dari keseluruhan Koreksi 3a (Temperature) dan 3b (Density) diatas, kita jadikan acuan dalam
Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker untuk mendapatkan nilai jumlah muatan dalam
Standar Volume perhitungan dengan suhu standar hitung 15 derajat celcius atau Nett KL @
15oC dan kita sepadankan pada suhu 60 derajat farenheit. Sehingga dalam laporan volume dalam
satuan US Barrel atau US Barrel @ 60o F.
tabel astm hitung minyak kapal
Penggunaan Tabel ASTM untuk Petroleum Product dimana dalam tabel tersebut dijadikan
standar ukur untuk semua varian Petroleum Product. Dalam tabel tersebut terdapat nilai untuk
Koreksi Volume (Volume Correction Factor/ VCF) dan Koreksi Berat (Weight Correction
Factor/ WCF) guna konversi masing-masing muatan minyak apabila terjadi perbedaan
temperature serta density muatan pada saat termuat diatas kapal.
Tahapan selanjutnya dalam Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker adalah cara melakukan
sounding atau ullage untuk menentukan tinggi cairan minyak yang telah di muat ke atas kapal
tanker minyak ini.
Untuk memudahkan anda memahami gambaran tentang perbedaan Ullage dan Sounding,
perhatikan penjelasan gambar dibawah ini.
ULLAGE : pengukuran volume tanki dengan mengukur jarak antara permukaan muatan dengan
top tank, dari referensi jarak tersebut di tabel kan dengan tabel ullage.
SOUNDING/ INNAGE : pengukuran volume tanki dengan mengukur kedalaman atau jarak
antara dasar tanki hingga permukaan muatan.
Pengukuran temperatur dapat dilakukan dengan menggunakan termometer. Di kapal tanker ada
alat yang disebut dengan UTI (ullage temperature and interface). Alat ini digunakan untuk
mengukur ullage (jarak tegak permukaan minyak dengan batas standar pengukuran di atas tanki)
dan temperature ( biasanya dalam satuan °C). Sementara untuk density dapat diukur dengan
menggunakan alat hydrometer. Pada perhitungan minyak dibutuhkan density standar pada suhu
15°C yang diukur di laboratorium. Untuk perhitungan secara manual digunakan tank table dan
ASTM (American Society for Testing and Materials) tables.
UTI atau MMC Kapal
Sekarang ini banyak kapal tanker menggunakan alat ukur/ measurement device yang lebih baik
dan effisien daripada menggunakan alat jenis sounding tape karena alat sounding tape tidak
memiliki sensor untuk mengukur temperatur muatan dalam tanki. Sehingga alat yang lebih baik
dalam penggunaannya yaitu UTI (Ullange Temperature and Interface). Alat UTI ini mampu
membaca temperatur muatan, membaca ullage permukaan muatan/ oil, membaca permukaan air
(Pembacaan antara Minyak dengan Air dibedakan dengan jenis suara yang dihasilkan).
Berikut adalah contoh cara melakukan sounding ataupun ullage dengan memakai alat UTI atau
MMC dan penerapan diatas Tanki kapal ;
Pengambilan sample/ contoh muatan bertujuan untuk mengukur nilai perubahan temperatur dan
density muatan, karena perubahan tersebut sangat berpengaruh pada quantity muatan. Dari
observasi ini maka kita bisa mendapatkan nilai koreksi untuk perubahan tersebut dari standar
ukur yang sudah ditentukan.
Pada system ini pengambilan secara terbuka saat mengambil sample, sehingga dengan membuka
manhole/ tank dome untuk mengambil sample muatan. System ini perlu perhatian penuh tertama
untuk menghindari resiko kebakaran serta resiko terhirup vapour/ gas dari muatan tersebut. Maka
perlu dipersiapkan peralatan pemadam kebakaran dan alat keselamatan.
Pada bagian ini (Sampling), penulis hanya membahas inti dari tujuan dan cara pengambilan
sample muatan, dimana hanya untuk perhitungan muatan cairan minyak di kapal, Cara
Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker.
Tahap c
Tahap Cargo Calculation/ Perhitungan Muatan ini setelah kita melewati tahapan a dan b, dimana
informasi Tank Ullage/ Sounding telah kita tabelkan untuk mendapatkan volume muatan dan
pengambilan sample untuk mendapatkan temperature dan density (SG/ Specific Gravity). Perlu
diperhatikan dan dicatat akan kondisi heel/ list dan trim kapal (draft kapal), catat hasil ulllage
masing-masing tanki yang diukur serta mendeteksi akan adanya air dalam tanki muatan.
Untuk dapat mengukur muatan minyak, hal-hal yang paling penting utama dalam Cara
Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker adalah menguasai interpolasi dan extrapolasi.
Setelah itu kita memasuki tahap perhitungan muatan dengan mempersiapkan tabel ASTM untuk
perhitungan, adapun beberapa formula dasar untuk dijadikan formula perhitungan muatan,
sebagai berikut;
4. Hitunglah Berat Muatan dalam satuan Long Ton (LT) dan Metric Ton (MT)
Pada bagian ini kita gunakan nilai WCF (Weight Correction Factor)didapatkan dari ASTM Tab
56 & 57 untuk perkalian mendapatkan nilai berat sesuai satuan yang diinginkan. Adapun rumus
yang digunakan sebagai berikut;
Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker ini berlaku untuk Proses Muat dan Bongkar pada
kapal Tanker yaitu loading dan discharging survey, pengertian Loading dan Discharging adalah
sebagai berikut;
1. Loading
Loading adalah proses muat petroleum dari kilang depot kekapal
2. Discharge
Discharge adalah proses bongkar muatan petroleum dari kapal kedepot cabang atau depot
yang dituju.
tabel buku astm
Contoh penerapan dalam perhitungan minyak dimulai dari Menentukan nilai dari hasil
pengambilan sample Density dan Temperature pada Table ASTM API.
Table 53 , atau biasa disebut dengan Table Density Reduction, Nilainya Berdasarkan Density
Observed dan Temperature Observed,
Table 54, atau disebut table Volume Correction Factor nilainya berdasarkan rujukan dari Density
15 derajat C = 0,7251
Contoh Density 0,7251 berada diantara 0,7250 & 0,7300 (lihat gambar Table.54) sedang nilai
Volume Densitynya pada Temperature 32 yaitu antara 0,9802 & 0,9805 maka untuk
mendapatkan nilainya digunakan rumus Interpolasi sebagai berikut : y = 0,9802 + (0,7251-
0,7250) (0,9805-0,9802)
(0,7250- 0,7300)
= 0,9802 + (0,02) (0,0003)
= 0,9802 + 0,000006
= 0,980206
Table 52
Table 57, atau biasa juga disebut Table Weight Convertion Factor untuk mencari nilai dari
rujukan Density 15 derajat C = 0,7251 dilihat gambar table 57 diatas berada diantara 0,725 dan
0,726, sedang nilai Long Tons per 1000 litre antara 0,7125 & 0,7134
Table ASTM
Diatas adalah gambaran daripada Hubungan Antara Rumus untuk mencari Gross Vol, Nett
Vol@15, Barrels, Long Tons & Metric Ton dengan Table 53,52,54,57, & 01
tabel astm 52
Diatas adalah gambaran daripada Hubungan Antara Jenis-Jenis Minyak, Density-nya dan Table
52.
Diketahui
Obs Temp : 28 °C Ullage : 1.02 mtr Obs Density : 0.779 Kg/m3 Vol/ Obs KL : 1035 VCF tab
54B : 0.9862 WCF tab 57 : 0.7656 VCF tab 52 : 6.293 WCF tab 56 : 0.7779
Contoh Perhitungan Beberapa Tanki diatas kapal ; Saya coba hadirkan beberapa contoh
perhitungan muatan minyak kapal seperti Gasoline, dimana perhitungan dengan menggunakan 2
(dua) tabel yang berbeda yaitu tabel T54B dan T6A. Pada akhir perhitungan memiliki hasil yang
sama persis hanya berbeda kecil beberapa point saja.
-Untuk sample dengan T54B, silahkan unduh dengan klik disini
-Untuk sample dengan T6A, silahkan unduh dengan klik disini
Kirimkan tandabukti transfer melalui email, setelah itu saya check dan segera dikirim filenya.
Jangan merasa keberatan atas Nilai Donasi diatas, tetapi mengertilah akan betapa berharganya
nilai informasi diatas yang telah penulis berikan untuk anda, tentang Belajar Menghitung Minyak
di Kapal Tanker, semoga berguna !
Berikut ini contoh lainnya daripada cara Mengukur Ullage dan Corrected Ullage Pada Muatan
Kapal Tanker.
A. Mengukur Ullage dan Corrected Ullage
Pada saat dilakukan pengukuran ullage pada tangki 1C dengan UTI/MMC diketahui ketinggian
ullage adalah 559,5 cm. Setelah mendapatkan tinggi ullage 559,5 cm Selanjutnya mengoreksi
dengan trim dan list atau kemiringan kapal yang tertera pada clinometer untuk mendapatkan
corrected ullage.
Misalkan trim kapal 2m by stern dan kemiringan kapal/list 1o port. Berikut cara Mengukur
Ullage dan Corrected Ullage Pada Muatan Kapal Tanker :
Di atas adalah tabel koreksi untuk kemiringan kapal dan tabel untuk koreksi trim kapal
Dengan ullage tangki 1C 559,5 cm dan trim kapal 2 m by stern dan list 1o Port maka :
Correction for trim = - 15 mm = - 1,5 cm
Correctoin for list = - 16 mm = - 1,6 cm
Sehingga :
Reading of ullage : 559,5 cm
Correction for trim : - 1,5 cm
Correction for list : - 1,6 cm _
Corrected ullage : 556,4 cm
Jadi dengan reading of ullage 559,5 cm pada tangki 1C dengan trim kapal 2 m by stern dan
list 1o port didapat corrected ullage 556,4 cm
1 cm = 1,272 KL
0,1 cm = 1,272 / 10 = 0,1272 KL
0,4 cm = 0,1272 x 4 = 0,5088 KL
Jadi dengan corrected ullage tangki 1C = 556,4 cm didapat volume 473,953 KL. volume ini
adalah gross volume karena belum dikurangi dengan air yang terkandung di dalam tangki
tersebut. untuk mendapatkan Nett Volume Observe maka harus dikurangi dengan jumlah air
yang tedapat di dalam tangki tersebut. untuk menghitung jumlah air dalam volume tersebutsama
dengan cara menghitung jumlah minyak di atas. jika tidak ada air ini artinya volume tersebut
adalah Nett KL Observe.
Contoh penerapan Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker lainnya sebagai berikut;
Cara 1
Jika diketahui Density at 15 °C dan Observed Temperature (°C) , VCF (Volume Correction
Factor ) dapat dicari dengan argument Density dan Temp dengan menggunakan ASTM table
54B.
Misal :
Density 0.7900 dan Temp 33°C
Maka diperoleh :
VCF (Volume Correction Factor) = 0.9828 dari table 54B
WCF (Weight Correction Factor) = Density – 0.0011
0.7900 – 0.0011
0.7889 (lihat table 56)
Jika diketahui liters observe adalah 2525 m3 (hasil dari perhitungan tank table dengan argument
ullage) maka hasil perhitungannya:
LT = MT x 0.984206
1957.711 x 0.984206
1926.790 LT
MT = LT x 1.01605
1926.790 x 1.01605
1957.711 MT
Cara 2
Jika diketahui API Gravity dan temperature °F, maka VCF dapat dicari dengan menggunakan
table 6B
Hal lainnya yang perlu kita ketahui juga dalam mempelajari Cara Perhitungan Minyak Di
Kapal Tanker adalah hal-hal yang berkaitan dengan hal sebagai berikut;
1. Penting untuk mengetahui Sumber loss atau kekurangan minyak pada saat loaing atau muat ke
kapal biasanya disebabkan oleh hal sebagai berikut;
Minyak bumi mempunyai titik didih yang sangat banyak yaitu dari titik didih 25 C s/d 500 C.
Selain senyawa hydrocarbon, dalam minyak bumi terdapat senyawa sulfur, metal, nitrogen, air
dll.
Minyak sukar di ukur volumenya dengan tepat karena sangat rentan berubah pada perubahan
suhu dan bentuk tanki.
3. Perhatikan cara Pengambilan Contoh Minyak dari Tanki Kapal atau Tangki darat.
Beberapa cara Pengambilan Contoh Minyak
Composite spot
Middle spot
All-levels
Running sample
Sample cocks
Ketepatan pengukuran density sangat di perlukan untuk dapat di konversi ke volume standard
15C.
SG merupakan perbandingan antara berat suatu massa dalam suatu volume tertentu pada suhu 60
F dengan berat massa air murni pada volume yang sama dengan suhu yang sama
Nilai observed merupakan hasil pemeriksaan pada suhu saat pemeriksaan, yang suhunya dapat
berbeda beda.
Ketelitian Peralatan : Alat Ukur Manual
Ketelitian SDM
SDM pelaksana sangat berperan dalam proses arus minyak.
Tertib Administrasi
R1 (Loading loss) sebagai cermin kinerja pengirim.
R2 (Transport loss) sebagai cermin kinerja pengangkut.
R3 (Discharge loss) sebagai cermin kinerja penerima.
R4 (Supply loss) merupakan cermin kerjasama korporat tiga pihak tersebut.
(Temperature Measurement)
ASTM D. 1086 – API. 2543
Weighted Beaker
ASTM D. 270 – API 2546
Hydrometer
ASTM D. 1298 – API. 2547
Lakukan Pengukuran ullage / sounding untuk cairan minyak dan free water sesuai dengan
peraturan pada setiap tanki.
Lakukan pengambilan sample untuk pengukuran density dan temperatur observe sesuai dengan
peraturan pada setiap tanki.
Lakukan pengukuran density dan temperatur observe sesuai dengan peraturan pada setiap tanki.
Lakukan pengukuran temperatur tanki sesuai dengan peraturan pada setiap tanki.
Menghitung Nett Volume Observe
Menghitung Trim Kapal
Menghitung koreksi ullage / sounding & koreksi hell untuk cairan minyak dan free water pada
setiap tanki dengan menggunakan tabel kalibrasi kapal.
Menghitung gross volume observe setiap tanki berdasarkan angka ullage / sounding yang telah di
koreksi dengan menggunakan tabel kalibrasi kapal.
Menghitung free water volume setiap tanki berdasarkan angka ullage / sounding yang telah di
koreksi dengan menggunakan tabel kalibrasi kapal.
Menghitung Nett Volume Observe setiap tanki
= Gross Volume Observe – Free Water Volume
Menghitung Volume ( KL 15 C )
Menghitung dan menentukan angka density 15 C berdasarkan angka hasil pengukuran density
dan temperatur observe pada setiap tanki dengan menggunakan tabel 53 ASTM IP D 1250.
Menghitung dan menetukan angka Volume Correction Factor (VCF)berdasarkan angka density
15 C dan temperatur tanki yang telah di peroleh dengan menggunakan tabel 54 ASTM D 1250.