Anda di halaman 1dari 38

PENGUJIAN

PRODUK MIGAS
Kelompok 3 :
Afgan Mabdanur R
Devi Saharani
Lazuardi Bakhitsbari
Rudi Hermawan
Destilasi Produk Minyak Bumi
Distilasi produk minyak bumi (ASTM D 86-90) ini
dikarenakan kepada produk minyak bumi yaitu : bensin
alam, bensin motor, bensin pesawat terbang, bahan bakar
turbin pesawat terbang, nafta, kerosin, minyak gas dan
minyak bakar distilat dan produk minyak bumi yang serupa.
Destilasi serupa yang dikenal dengan nama destilasi
Engler telah digunakan pada waktu yang lampau, sehingga
destilasi ASTM ini seringkali disebut destilasi Engler.
Susunan alat destilasi ini dapat dilihat pada gambar
berikut.
Destilasi Produk Minyak Bumi
Susunan alat destilasi ini dapat dilihat pada
gambar berikut.
Destilasi Produk Minyak Bumi
A. Tujuan Percobaan
• Menjelaskan pengertian dan peranan titik didih
petroleum ether dan bensin berdasarkan ASTM D-86
• Menentukan titik didih yang dimiliki oleh petroleum ether
• Menyelesaikan perhitungan untuk menentukan panas
laten penguapan
Destilasi Produk Minyak Bumi
Alat dan Bahan yang digunakan
a) Alat
• Seperangkat alat destilasi ASTM
• Gelas ukur 100 ml
• Corong gelas
• Labu didih
• Thermometer
b) Bahan
• Petroleum ether
Destilasi Produk Minyak Bumi
Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat destilasi


2. Mengisi labu bundar dengan 100 ml petroleum ether
3. Menghidupkan air pendingin
4. Menghidupkan pemanas dan memanaskan secara
perlahan
5. Mencatat temperatur tetesan pertama destilat
6. Menjaga laju pemanasan secara hati-hati
7. Mencatat temperatur, setiap destilat yang keluar 10 ml
8. Mencatat temperatur kembali ketika wadah tidak ada
destilat menetes lagi
Destilasi Produk Minyak Bumi
• Yang perlu dilaporkan dalam uji destilasi ini yaitu :
• -Titik didih awal (initial boilling point-ibp), yaitu suhu
diamna distilat pertama tama mnetes dari ujung
kondensor
• - suhu pada berbagai presentase destilasi, yaitu pada :
5,10,20,30,40,60,70,90 dan 95 % destilasi
• - titik didih air (n point-ep menurut ASTM/final boiling
point-FBP menurut IP), yaitu suhu tertinggi yang dicapai
selama uji.
• - persen perolehan (percent recovery), yaitu persentasi
volum kondensat yang tertampung dalam gelas ukur
penerima
- persent residu (percent recidue), yaitu persentase volum
residu yang tertinggal dalam labu.
- persen perolehan total (percent total recovery), yaitu
jumlah persen perolehan dan persen residu
- persen kehilangan (percent loss), yaitu seratus dikurangi
dengan persen perolehan total
- persen teruapkan (percent evaporated), yaitu jumlah
persen perolehan dengan persen kehilangan
perhitungan
Water Content ASTM D-95
Dasar Teori
Water content adalah kuantitas air yang
tekandung dalam air. Cara mengetahuinya yaitu
dengan didistilasi sampai suhu uap air yag
nantinya dikondensasikan setelahnya
Water Content ASTM D-95
A. Tujuan Percobaan
• Mengetahui kadar air pada sample
B. Alat dan Bahan
• Labu destilat
• Mantle
• Kondensor
• Perangkat kapasitas
• Gelas ukur
• Selang
• Corong
• Solar
• Xylene
• Air
Water Content ASTM D-95
Metode
1. Bersihkan dan rangkai alat
2. Masukkan 50 ml sample ke dalam labu dan
tambahkan 50 ml xylene
3. Panaskan alat uji selama 2 jam sambil dialirkan
air pada kondensor
4. Atur kecepatan pemanasan sehingga terdapat
2-5 tetes per detik
5. Ukur volume air
Cooper Strip Corrosion (CSC)
ASTM D-130
Dasar Teori
CSC dilakukan untuk menentukan kadar Korosi
pada lempeng tembaga yang disebabkan dalam sampel
minyak mengandung bahan penyebab korosi (belerang).
uji ini dilakukan dengan merendam lempeng tembaga
yang tealh di polis didalam contoh yang akan diuji, dan
selanjutnya diapanaskan pada suhu tertentu dna lama
waktu tertetu tergantung pada jenis contoh. pada akhir
pemanasan, lempeng tembaga diambil, dicuci dan
kemudian dibandingkan dengan baku korosi lempeng
tembaga ASTM (ASTM copper strip corossion standard).
Hasil uji korosi lempeng tembaga selanjutnya dinyatakan
dengan nilai : 1a,b ; 2a,b,c,d,e ; 3a,b dan 4a,b,c
korosi produk minyak bumi terhadap berbagai
macam logam disebabkan oleh senyawa beleang korosif
yang terdapat dalam produk minyak bumi. Tidak semua
senyawa belerang yang terdapat dalam fraksi minyak bumi
bersifat korosif.
khusus untuk LPG, uji korosi lempeng tembaga
digunakan metode uji baku ASTM D 1838-89.
Cooper Strip Corrosion (CSC)
ASTM D-130
A. Tujuan
Untuk menguji tingkat korosi tembaga pada produk minyak bumi
B. Alat dan Bahan
Alat
• Tabung uji
• Penangas
• Bomb uap pengkaratan lempeng
• Penangas bomb uji
• Thermometer
• Penggorok lempeng tembaga
• Pinset
• Standar pengkaratan lempeng ASTM
Bahan
• Pelarut pencuci
• Lempeng tembaga
• Produk
Cooper Strip Corrosion (CSC)
ASTM D-130
Metode
1. Saring sample dengan kertas saring dan tampung dengan
tabung uji
2. Bersihkan lempeng tembaga dengan menggosok
3. Rendamlah lempeng tembaga dengan pelarut cuci,
digoyangkan sesaat. Kemudian angkat dan keringkan
4. Masukkan lempeng tembaga ke dalam tabung uji yang berisi
30 ml sample
5. Masukkan tabung uji dalam bomb uji
6. Buka karet penutup
7. Rendam bomb uji hingga tenggelam
8. Mengangkat bomb uji dari bak
9. Membuka bomb dan mengeluarkan lempeng
10. Angkat lempeng dan periksa dalam tabel
CCR (Conradson Carbon Residue) ASTM
D-189-76
Dasar Teori
CCR adalah sisa karbon yang tertinggal yang terbentuk
setelah sampel minyak mengalami proses penguapan dan
pirolisa, bertujuan untuk mengetahui pembentukan kokas
relatif.
Prosedur ini pada umumnya dikenakan pada produk
minyak bumi yang relatif tidak mudah menguap.
CCR (Conradson Carbon Residue)
Dasar Teori
Sisa carbon conradson (CCR) adalah sisa karbon yang
tertinggal setelah produk minyak bumi dikenakan pyrolisis yaitu
pemanasan tanpa berkontak dnegan udara. Uji ini umumnya
dikenakan kepada produk minyak bumi yang relatif kurang volatil
yang sebagian akan terurai pada destilasi tekanan atmospheric,
seperti bahan bakar solar, minyak-gas, minyak bakar dan
minyak pelumas. sisa karbon sesungguhnya bukan seluruhnya
karbon, tetapi kokas yang masih dapat diubah lebih lanjut
dengan jalan pirolisis. Sisa karbon conradson ditentukan dengan
jalan memanaskan dengan kuat contoh minyak yang telah
diketahui beratnya dalam krus tanpa berkontak dengan udara
selama waktu tertentu. pada akhir pemanasan krus yang
mengandung residu karbon didinginkan desikator dan ditimbang,
dan sisa yang tertinggal dihitung sebagai presentase dari contoh
mula-mula, dan dilaporkan sebagai sisa karbon conradson
CCR (Conradson Carbon Residue) ASTM
D-189-76
A. Tujuan : Mengetahui sisa karbon yang tersisa setelah
penguapan
B. Alat dan Bahan
Alat
• Porselen 10 cc
• Tank krus
• Cerobong plat besi
• Burner- type marker
• Hot Plate
• Lidi
Bahan
• Sample Oli
CCR (Conradson Carbon Residue) ASTM
D-189-76
Langkah Kerja
1. Timbang porselen kosong
2. Tambahkan 2 gram sample ke dalam porselen
3. Panaskan di burner lalu tutup, tunggu hingga
keluar asap dari cerobong
4. Buka cerobong, buka tutup porselen, tutup
burner
5. Nyalakan lidi dengan api, letakkan atas
cerobong
6. Timbang porselen
Flash Point dan Fire Point
Dasar Teori
Flash point adalah suhu terendah dimana uap
minyak dan produknya dalam udara akan menyala
kalau terkena api pada kondisi tertentu. ( kurang
dari 3 detik )
Fire point adalah temperatur terendah dimana uap
minyak dan produknya akan menyala dan terbakar
terus menerus kalau terkena nyala api pada
kondisi tertentu.
Flash Point dan Fire Point
Cleveland open cup ASTM D- 92-57
Tujuan : Cara ini menerangkan suatu prosedur
pengujian titik nyala dan titik api dari semua hasil
minyak bakar atau sample yang memiliki titik nyala
terbuka (open cup) dibawah 175° F
Flash Point dan Fire Point
Peralatan :
1. Alat cleveland o.c (terdiri dari mangkok pelat
pembakar, alat pemanas, alat penahan)
2. Shield
3. Thermometer opencup no 11 ° F
Flash Point dan Fire Point
Langkah Kerja
1. Cuci mangkok dengan larutan yang cocok untuk
menghilangkan sisa sisa karbon
2. Isi mangkok sampai tanda, aduklah sampai sample rata dan
bebas gelembung
3. Pasang Thermometer
4. Panaskan sample dengan pemanas listrik, kecepatan
pemanas diatur sehingga kenaikan suhu 23-30°F/minute
5. Pasang api pencoba dan atur sehingga diameternya 0,4 –
0,8 cm
6. Apabila suhu sample sudah mencapai paling sedikit 50 °F
dibawah flash point yang diperkirakan, jalankan api pencoba
diatas permukaan mangkok dengan jarak 0,2 cm dengan
waktu untuk melintasi mangkok kurang lebih 1 detik
Cloud Point ASTM D-2500 & Pour Point
Dasar Teori
Cloud point adalah suhu tertinggi dimana
campuran parafin dalam minyak mulai mengkristal
pada dasar tabung penguji jika sampel didinginkan
pada kondisi tertentu.
Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan
sebagai kelipatan 5 0F ( 3 0C) dimana minyak yang
diamati mengalir apabila didinginkan dan diperiksa
pada kondisi tertentu ( pada kondisi horisontal )
Cloud Point ASTM D-2500 & Pour Point
• Tujuan : Megetahui suhu dimana mulai
munculnya kristal wax
• Alat
1. Thermometer
2. Cooling bath
3. Magnetic stirrer
4. Cork
5. Test tube
6. String Bar
Cloud Point ASTM D-2500 & Pour Point
Metode
1. Rangkai peralatan
2. Sample dipanaskan secara singkat, lalu
didinginkan dengan kecepatan tertentu. Dan
pada interval 5°F diperiksa alirannya.
3. Suhu terendah sample bisa mengalir dan
berhenti menjadi cloud point dan pour point 5°
F diatasnya
Viscositas ASTM D- 445
dan Densitas D-1298
Dasar teori :
Adalah bilangan empirik yang menunjukan
pengaruh perubahan suhu terhadap viscositas
minyak. Indek viscositas rendah berarti perubahan
viscositas yang relatif besar dengan adanya
perubahan suhu.
VISCOSITAS
Tujuan :
Untuk estimasi penyimpanan, penangan dan kondisi
operasi yang optimum
Viscositas ASTM D- 445
Langkah Kerja :
1. Memasukkan sample ke dalam viscometer dengan menempatkan
viscometer dan dengan posisi terbalik kemudian mencelupkan kaki
viscometer nomer 1 ke dalam sample
2. Menghisap sample melalui kaki diameter besar sampai permukaan
mencapai garis batas bawah.
3. Memasukkan viscometer penyangga dan menempatkan dalam
viscositybath, meniupkan viscometer kapiler yang berisi sample
4. Membiarkan viscometer di dalam bath sampai mencapai suhu uji
(+/- 30 menit)
5. Mengisap larutan sampai kaki pengatur, membiarkan larutan
mengalir turun, untuk membasahi permukaan bagian dalam
viscometer
6. Mengisap larutan dalam viscometer dari bola
penampung sample sampai bola tempat sample,
menentukan waktu air, mulai dari garis batas atas
sampai garis batas bawah jika waktu alir kurang dari
spesifikasi minimum (100 detik) memilih viscometer 2,
mengulangi percobaan tsb
7. Melakukan untuk waktu ukur aliran kedua, menghitung
viscostas, kinematik dalam satuan rst.
8. Merata-rata hasil jika sudah sesuai dengan “
determinabillity” (Tabel ASTM)
DENSITAS
Densitas minyak adalah massa minyak per satuan
volum pada suhu tertentu. Berat jenis (spesific gravity) atau
rapat relatif (relatif density) minyak adalah perbandingan
antara rapat minyak pada suhu tertentu dengan rapat air
pada suhu tertentu. Untuk minyak bumi suhu yang
digunakan adalah 15oC atau 60 oF. gravitas API dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Gravitas API = 141,5 - 131,5
S 60/60oF
Dimana S 60/60 oF adalah berat jenis pada suhu 60oF
Densitas D-1298
Tujuan :
Mengetahui cara mengukur densitas dengan hidrometer
Langkah Kerja :
1. Siapkan dan bahan
2. Memindahkan sample ke dalam gelas ukur, usahakan tidak ada
gelembung.
3. Memasang busa penahan pada bagian atas gelas ukur
4. Letakkan gelas ukur yang berisi sample pada posisi tegak dalam
densitybath
5. Memasukkan ujung bawah hidrometer perlahan lahan ke dalam
sample lalu menekan hidrometer kira kira 2 bagian skala ke dalam
cairan
6. Melepaskan hidrometer dan biarkan megapung bebas dari
sentuhan dinding silinder sampai keadaan diam. Usahakan letak
hidrometer berada di tengah gelas ukur.
Sampling
Dasar teori :
Sampling adalah proses untuk mengambil contoh yang
representatif dari keseluruhan minyak bumi.
Macam :
1. Top sample Adalah contoh yang diambil dari suatu produk minyak
bumi pada kedalaman 6 inchi dari permukaan cairan.
2. Upper sample Adalah contoh diambil pada ketinggian 1/6 dari
permukaan minyak bumi dalam tanki.
3. Middle sample Adalah contoh yang diambil pada tengah-tengah
ketinggian minyak bumi dari dalam tangki.
4. Lower sample Adalah contoh yang diambil pada ketingian 5/6 dari
permukaan minyak bumi dalam tangki.
5. Bottom sample Adalah contoh yang diambil dari titil terendah di
dasar tangki
6. Drain sample Adalah contoh yang diambil dari penurasan pada
tangki
7. Outlet sample Adalah contoh yang daimbil dari saluran pengeluaran
produksi.
8. All level sample Adalah contoh yang diambil dari seluruh lapisan di
penimbunan.
9. Average sample Adalah contoh yang diambil merupakan campuran
dari semua.
10. Composite sample Adalah contoh yang diambil dari beberapa
container
11. Running sample Adalah contoh yang diambil dengan cara
menurunkan botol contoh terbuka, kemudia setelah sampai dasar
tangki segera menarik ke atas.
Gambar Alat Sampling

Anda mungkin juga menyukai