Anda di halaman 1dari 70

PIM HILIR

PROSES INDUSTRI
MIGAS HILIR
1
Diampu oleh
Dr. Puspa Ratu, M.T
PEM Akamigas 2019
2 Isi

I. PENDAHULUAN
 Industri Migas Hilir di Indonesia (pm)
 Minyak Bumi (Fisik, Kimia dan Klasifikasi)
 Jenis dan Specifikasi Produk Migas
II. KARAKTERISTIK MINYAK BUMI
III. PROSES PENGOLAHAN MIGAS
 Primer
 Sekunder
 Blending
3 3 SKS

 16 x 50 menit : Tatap Muka


 16 x 50 menit : Jam Terstruktur (belajar / Tugas
Kelompok)
 16 x 100 menit : Belajar Mandiri
Assessment: Tugas Kelompok, Responsi, Mid Test, Final
Test
Syarat Kehadiran pada Jam Tatap Muka: 90 %
4 DAFTAR PUSTAKA

 Campbell, John M., 2001, eighth ed., “ Gas Conditioning and


Processing “, Vol. 2, John M. Campbell and Company,
Oklahoma.
 Gas Processors Suppliers Association, 1998, Eleventh ed., “
Engineering Data Book “, Vol. 2, Gas Processors Association,
Oklahoma.
 Nelson, WL. 1954. “Petroleum Refinery Engineering” . Mc
Graw Hill, New York
 William C, Lyon, 1996, “Standard Handbook Of Petroleum
and Natural Gas Engineering”,Gulf Profesional Publishing,
Houston.
5 Brain Storming

 Apakah minyak bumi


 Sifat Fisik Kimia ?
 Produk ?
 Alat untuk mengolah?
6 History Industri Migas Hilir di
Indonesia (pm)_ Tugas Terstruktur

Diskripsikan : Kapasitas desain; Plant Location; Process


Discription; Equipment and Utility Refinery yang ada di
Indonesia, sebagai Tugas Kelompok
- RU II , Dumai
 RU III
 RU IV
 RU V
 RU VI
 RU VII, Kasiman
Dipresentasikan (Jadwal diatur kemudian)
7 BAB I- PENDAHULUAN
1.1. MINYAK BUMI
 minyak bumi merupakan cairan yang terdiri dari
campuran berbagai jenis senyawa hidrokarbon
 4 jenis HIDROCARBON yakni : hidrokarbon paraffin,
hidrokarbon olefin, hidrokarbon naphten dan
hidrokarbon Aromat
8
1.1. Minyak Bumi*

 secara visual warnanya bervariasi mulai coklat tua sampai


hitam

 Secara kimiawi merupakan cairan yang terdiri dari campuran


berbagai jenis senyawa hidrokarbon “ ringan “ sampai
“berat”

 Hidrokarbon ringan apabila dipanaskan relatif mudah


menguap , sedangkan hidrokarbon berat relatif sulit
menguap.

 senyawa non hidrokarbon, misalnya Sulfur, Nitrogen,


Oksigen, besi, Vanadium
9 Minyak Bumi **
 Hidrokarbon berasal dari kata hidrogen (H) dan karbon (C),
yang berarti suatu zat yang tersusun dari atom hidrogen
dan atom karbon.

 Atom karbon adalah satu – satunya atom yang mau


bergabung dengan sesama atom yang sama, membentuk
rantai atom karbon , mulai dari dua atom, tiga, empat dan
seterusnya, dalam bentuk rantai lurus atau bercabang dan
dalam bentuk rantai tertutup (siklis).

 Disamping itu dalam hal kekurangan atom hidrogen,


sesama atom karbon ikatanya bisa ganda.
10 Minyak Bumi***

 Valensi atau “tangan” atom C adalah 4, sedangkan

“tangan” atom H adalah 1 (satu), jadi untuk

membentuk molekul , 1 atom C mampu mengikat 4

atom H atau atom C lainya.


11 Minyak Bumi ****
Contoh Molekul Minyak Bumi
 H H H H H H
 ! ! ! ! ! !
 H- C–H H- C– C–H H- C– C–C-H
 ! ! ! ! ! !
 H H H H H H
  
 Methan ( CH4 ) Ethan (C2H6 ) Propan ( C3H8 )
  
  
 H H H H H H H H
 ! ! ! ! ! ! ! !
 H- C– C-C–C-H H- C– C- C=C
 ! ! ! ! ! ! !
 H H H H H H H
  
 Butan ( C4 H10 ) Butylen (C 4H8 )
12 Minyak Bumi V

 Dalam kondisi atmosferis: Methan, Ethan , Propan dan


Butan berupa fase gas.

 Hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi dan


produknya digolongkan menjadi 4 jenis yakni :

1. Hidrokarbon Parafin

2. Hidrokarbon Olefin

3. Hdrokarbon Naphten

4. Hidrokarbon Aromat
13 Minyak Bumi V*
 Masing – masing hidrokarbon dalam minyak bumi
mempunyai sifat yang berbeda,

 sifat – sifat minyak bumi maupun produknya dipengaruhi


oleh seberapa banyak kandungan jenis hidrokarbon .

 Minyak bumi yang banyak mengandung jenis Parafin,


disebut minyak bumi Parafinik,

 Minyak bumi yang banyak mengandung Aromat disebut


minyak bumi Aromatik.

 Minyak bumi Naphtenik mempunyai sifat antara Minyak


Bumi Parafinik dan Aromatik.
14 Minyak bumi V**

Hidrokarbon Parafin

 Adalah hidrokarbon yang molekulnya terdiri atas


atom – atom carbon dan hidrogen yang membentuk
ikatan lurus atau bercabang, dan semua ikatan
antara atom carbon jenuh ( ikatan antar atom
carbon (C) tunggal ).
15 Contoh Senyawa
Hidrocarbon Parafinic
16 Minyak Bumi V***

Hidrokarbon Olefin
 Adalah hidrokarbon yang molekulnya terdiri atas
atom – atom carbon dan hidrogen yang membentuk
ikatan lurus atau bercabang, dan ada satu atau
lebih ikatan rangkap antara atom carbon .
 Hidrokarbon olefin ini tidak stabil, hanya terdapat
pada produk – produk minyak bumi dan tidak
terdapat didalam minyak bumi (crude oil).
 Hidrokarbon olefin terbentuk akibat pemrosesan
minyak bumi dan produk antara di kilang.
17 Contoh Senyawa
Hydrocarbon Olefin
18 Minyak Bumi V****

Hidrokarbon Naphten
 Adalah hidrokarbon yang molekulnya terdiri atas
atom – atom carbon dan hidrogen yang membentuk
ikatan siklis dan semua ikatan antara atom carbon
jenuh.

PIM Hilir_wrh2018
19 Contoh Senyawa
Hidrocarbon Napthten
20 Minyak Bumi X

Hidrokarbon Aromatik
 Adalah hidrokarbon yang molekulnya terdiri atas
atom – atom carbon dan hidrogen yang membentuk
ikatan siklis dan sebagian ada ikatan rangkap
antara atom carbon.
21 Contoh Senyawa
Hidrocarbon Aromatik

PIM Hilir_wrh2018
Tabel 1
Kisaran Kandungan unsur – unsur
dalam Minyak Bumi
 .
 Karbon 83,00 – 87,00 %wt
 Hidrogen 10,00 - 14,00 %wt
 Sulfur 0,05 - 6,00 %wt
 Oksigen 0,05 – 1,50,%wt
 Nitrogen 0,10 - 2,00%wt
 Logam 10 -5 – 0,015 %wt
23 1.2. Klasifikasi Minyak
Bumi
 berdasarkan kandungan jenis hidrokarbon yang
dominan,
 berdasarkan Specific gravity,
 berdasarkan sifat penguapanya,
 berdasarkan kandungan belerangnya,
 berdasarkan Faktor Karakteristik UOP ( KUOP ),
 dan berdasarkan Faktor Kunci (Key Factor ).
24
Berdasarkan Kandungan Jenis Hidrokarbon
(HC) Yang Dominan

 Minyak Bumi Parafinik; banyak mengandung jenis


HC Parafin
 Minyak Bumi Aromatik, banyak mengandung jenis
HC Aromat
 Minyak Bumi Intermediate (Naphtenik) , banyak
mengandung jenis HC Naphten
25 Berdasarkan Specific Gravity ( SG
60/60 )

a. Minyak ringan (light crude); SG < 0,830


b. Minyak Medium ; SG antara 0,831 s/d 0,865
c. Minyak Berat ( heavy crude ); SG > 0,865

Crude oil yang diimport dari timur tengah


umumnya jenis ringan yakni:
- ALC = Arabian Light Crude
- ILC = Iranian Light Crude
- BLC = Basran Light Crude
26
Berdasarkan Sifat Penguapanya

 Crude oil dipanaskan dan diuapkan sampai dengan


suhu 300 0 C, volume minyak yang menguap diukur
dalam prosen
a. Minyak Ringan ; % penguapan > 50
b. Minyak Medium ; % penguapan antara 20 s/d 50
c. Minyak Berat ; % penguapan < 20
27 Berdasarkan Kandungan
Belerangnya

 dalam minyak bumi terdapat senyawa non hidrokarbon,


antara lain Sulfur atau belerang (S).
a. Sweet Crude ; % (wt) S < 0,1
b. Sour Crude ; % S >= 0,1

Senyawa belerang ini bersifat korosif


terhadap peralatan maka kandungan sulfur
dalam produk harus dibatasi dengan
berbagai proses treating. Oleh sebab itu
biaya untuk mengolah sour crude lebih
tinggi dibanding sweet crude.
28
Berdasarkan Faktor Karakteristik UOP
( KUOP )

 Metoda ini dikemukakan oleh Nelson, Watson dan


Murphy dari Bureu of Mines Amerika :

T 1/3

K UOP =
SG 60/60

 T = Molal average boiling point (0 R)


29 Berdasarkan Faktor Karakteristik
UOP
( KUOP ) *

Dari konsep tersebut :


 untuk senyawa parafin murni  K = 13
 untuk senyawa Aromat murni  K = 10
 Minyak bumi Parafinik KOUP antara 12,9 - 12,15
 Minyak bumi Naphtenik KOUP antara 12,10 - 11,50
 Minyak bumi Aromatik KOUP antara 11,45 - 10,50
30
Berdasarkan Faktor Kunci (Key Factor )

 Metoda ini dikemukakan oleh Lane dan Garton dari Bureu


of Mines Amerika.
 Crude oil didistilasi dengan metoda Hempel , semula pada
tekanan atmosferik.
 Fraksi antara trayek didih 250 0 C s/d 275 0 C di tampung
dan diperiksa API Gravity  ini merupakan faktor kunci I.
 Selanjutnya distilasi dilanjutkan pada tekanan vakum 40
mm Hg. Fraksi antara trayek didih 275 0 C s/d 300 0 C di
tampung dan diperiksa API Gravity  ini merupakan
faktor kunci II
 Faktor kunci I  mewakili fraksi ringan.
 Faktor kunci II  mewakili fraksi Berat
31 Tabel. 1. Klasifikasi minyak
Berdasarkan Faktor Kunci (Key
Factor )
PRODUK MINYAK
BUMI

32
33 1.3. Produk Minyak
Bumi
Minyak Bumi kalau diproses akan menghasilkan produk – produk berupa Bahan Bakar Minyak
(BBM) dan bukan berupa bahan bakar minyak (Non BBM).

Contoh produk BBM :


 Bensin (gasoline)
 Kerosine
 Avtur
 Minyak Solar
 Minyak Diesel

Contoh Produk Non BBM


 Pelarut (solvent)
 Minyak Pelumas
 Lilin (wax)
 Aspal

 
34 1.3. Produk Minyak
Bumi*
 Sifat- sifat produk minyak bumi dipengaruhi oleh
seberapa banyak (dominan ) jenis hidrokarbon
yang menyusun produk tersebut.

 Dalam Tabel 2.1 terlihat contoh pengaruh jenis


hidrokarbon yang dominan terhadap beberapa
sifat dari produk minyak bumi.
Tabel 2. Pengaruh Jenis Hidrokarbon
35Terhadap Karakteristik Produk Minyak Bumi
36 Contoh Soal 2-1
 Diketahui minyak bumi hasil distilasi metoda Hempel pada tekanan atmosferik,

fraksi antara trayek didih 250 0 C s/d 275 0 C mempunyai API Gravity 34,5.

 Selanjutnya distilasi dilteruskan pada tekanan vakum 40 mm Hg. Fraksi antara

trayek didih 275 0 C s/d 300 0 C mempunyai API Gravity 31,7.

 Tentukan jenis Crude berdasarkan metoda Faktor Kunci.

Jawab Soal 2-1.

 Faktor kunci I  API Gravity = 34,5  Fraksi Kunci I = Intermediate

 Faktor kunci II  API Gravity = 31,7  Fraksi Kunci II = Parafinik

Kesimpulan : Jenis crude oil : Intermediate - Parafinic


37
Latihan Soal - 2

1. Jelaskan mengapa senyawa hidrokarbon olefin


hanya terdapat di produk minyak bumi dan tidak
terdapat di crude oil.

2. Apakah yang dimaksud KUOP factor .

3.Diketahui minyak bumi mempunyai SG 60/60 =


0,812 dan Sulfur content 1.5 % . Tentukan jenis
crude berdasarkan klasifikasi yang ada.
38 Latihan soal 2 (lanjut) *

4. Jelaskan apakah yang dimaksud Faktor kunci I dan factor


kunci II

5. Pada table 2 (slide 35) terdapat typical (contoh) sifat


sifat umum crude oil.

a. Tentukan jenis crude oil berdasarkan SG dan , Sulfur


content.

b. Tentukan jenis crude oil berdasarkan sifat penguapannya

c. Tentukan jenis crude oil berdasarkan faktor kunci I dan II


39
BAB II. KARAKTERISTIK MINYAK BUMI
40
Penting untuk diketahui sebelum membahas jenis proses pengolahan
migas.

Karakteristik Minyak Bumi meliputi:

 Specific gravity, API Gravity, tekanan Uap dan kurva distilasi.

 Pemahaman tentang hubungan antara specific gravity dengan


API Gravity dari suatu produk dan hubungan antara tekanan uap
dengan titik didih akan dibahas secara komprehensif.

 Pengertian tentang fraksi – fraksi yang terkandung dalam minyak


bumi beserta estimasi prosentasenya dalam suatu jenis crude oil
41 2.1. Specific Gravity

 Sifat yang menghubungkan antara volume dengan


berat suatu zat adalah density.

 Di industri migas disamping density, juga dipakai


specific gravity, yakni perbandingan antara
density minyak dengan density air pada suhu yang
sama.
42 Rumus density dan Specific
gravity
43 Rumus density dan Specific
 gravity*
Volume semua zat cair dipengaruhi oleh suhu. Pada
suhu yang lebih tinggi volume zat cair juga lebih
besar, demikian pula sebaliknya.

 Karena berat zat tetap maka density zat cair bila


diukur pada suhu lebih tinggi maka densitynya akan
lebih rendah.

 Pengaruh perubahan volume zat cair oleh perubahan


suhu dipengaruhi oleh angka muai ruang dari setiap
zat cair.
44 Rumus density dan Specific gravity**

 Dalam transaksi baik penerimaan maupun


penyerahan yang diukur adalah volume minyak ,
sedangkan volume minyak berubah – ubah
tergantung suhunya.

 Oleh karena itu agar tidak ada pihak yang dirugikan


maupun diuntungkan , pengukuran SG pada suhu
observed harus dikonversi ke suhu referensi
(standard) , yakni pada suhu 15 0 C atau 60 0 F.
45 Konversi SG pada
suhu standard
SG 60/60 = SG t + C (t – 60 )

SG t = Specific Gravity yang terukur pada suhu


observed t (0F)

C = Temperature Correction coeficient dari


table 3.1
Tabel 3. Koeficient koreksi
46 temperatur ( C )
Contoh
47
.SG crude oil diukur dengan hidrometer terbaca 0,852 dan suhu crude oil terbaca 85 0

F.

Hitunglah SG Crude pada suhu 60 0


F.

 Penyelesaian.

 SG crude pada suhu 85 0


F = 0,852  dari tabel 3 C = 0, 00037

 SG 60/60 = 0,852 + 0,00037 ( 85 – 60 )

= 0,8613

Catatan :

 Peralatan pengukur SG terdiri dari gelas ukur untuk tempat contoh minyak,

hidrometer dan termometer.

 SG 60/60 dilaporkan dalam 4 digit dibelakang koma

 Dilapangan koreksi SG tidak menggunakan formula diatas, akan tetapi digunakan


48 Extended problem

 Bila pengujian berat jenis dilakukan pada suhu

ruangan 33 oC, dan Hydrometer membaca 0,852.

Berapa SG 60/60

 Bila pada suhu yang sama Hidrometer terbaca

0,795. Berapa SG 60/60


2.2. API Gravity
49

 The American Petroleum Institute (API) mengemukakan


suatu cara untuk menyatakan berat / ringannya suatu
crude oil dan produk – produknya yang dapat disimpan
dalam tangki atmosferis, yakni API Gravity disingkat 0

API, yang berhubungan dengan SG 60/60 yang


dinyatakan dalam

 Minyak ringan mempunyai 0 API tinggi dan untuk


minyak berat mempunyai 0 API rendah. Hubungan itu
seperti terlihat pada Gambar 1. berikut.
50 Rumus API Gravity *
51 Gb. 2.2. Minyak dengan API
Gravity rendah vs tinggi
52 API Gravity**

 Dari rumus dan gambar 3.1. tersebut terlihat

bahwa untuk minyak ringan akan mempunyai 0


API

tinggi dan untuk minyak berat mempunyai 0


API

rendah.
53 Tabel 4. Contoh typical 0

API
2.3. Tekanan Uap
54
 Molekul – molekul zat cair yang berada di permukaan cenderung melepaskan diri
membentuk uap.

 Makin tinggi suhu zat cair tersebut makin banyak uap yang akan terbentuk.
Apa bila zat cair tersebut berada dalam bejana tertutup setiap uap yang terbentuk
akan terakumulasi diatas permukaan zat cair dan akan menimbulkan tekanan uap.

 Pada suhu tertentu banyaknya molekul uap akan maksimum atau dalam kondisi
jenuh (saturated). Pada kondisi ini tekanan uap yang terukur disebut tekanan uap
jenuh , lazim disebut tekanan uap .

 Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara kecepatan molekul cair menguap
dengan kecepatan molekul uap yang mencair kembali.

 Jadi tekanan uap adalah tekanan kesetimbangan antara uap dan cairanya
pada suhu tertentu dalam bejana tertutup. Besarnya tekanan uap masing –
masing zat cair dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin banyak terbentuk
molekul uap sehingga makin tinggi pula tekanan uapnya.
55 Gb. 2.3. Tekanan Uap
2.4 Hubungan tekanan uap dan
56 Titik didih
 Suatu zat cair akan mendidih apa bila tekanan uapnya sama dengan

tekanan diatas permukaan zat cair tersebut . Apabila tekanan diatas

permukaan zat cair atmosferis, maka titik didih tersebut disebut titik

didih normal.

 Hidrokarbon berat yang terdapat dalam minyak bumi tekanan

uapnya sangat rendah sehingga untuk mendidihkannya dengan cara

di panaskan pada tekanan vakum, agar suhu pemanasanya tidak

tinggi.

 Untuk mengukur tekanan uap zat cair yang diteliti diperlukan peralatan

yang rumit dan hanya mungkin dilakukan di laboratorium, maka tuan

REID mengemukakan metoda pengukuran tekanan uap dengan cara

yang sederhana  dikenal dengan Reid Vapor Pressure (RVP).


Tekanan Uap vs Titik
57

Didih
Tekanan uap dipengaruhi oleh suhu, maka pengukuran RVP dilakukan
pada suhu yang disepakati yakni pada suhu 100 0
F.

 Tekanan uap sering diidentikan dengan mudah tidaknya minyak


menguap.

 Hidrokarbon “ringan “ yang terdapat dalam minyak bumi dan


produknya molekulnya terdiri dari atom karbon yang jumlahnya
relatif kecil,  tekanan uapnya relatif tinggi  titik didih rendah 
relatif mudah menguap.

 Sedangkan hidrokarbon “ berat “ yang terdapat dalam minyak bumi


dan produknya molekulnya terdiri dari atom karbon yang jumlahnya
relatif besar,  tekanan uapnya relatif rendah  titik didih tinggi 
relatif sukar menguap.
58 2.5. Kurva Distilasi
 Apabila air dipanaskan, maka suhunya akan berangsur-
angsur naik dan pada suhu 100 0 C air tersebut akan
mendidih dan menguap.

 Selama pemanasan diteruskan maka semakin banyak


jumlah air yang menguap dan suhu air tetap 100 0 C sampai
air tersebut menguap semua.

 Hal ini terjadi karena air (H2O) adalah senyawa murni,


sehingga hanya mempunyai titik didih tunggal yakni 100 0

C pada tekanan atmosferis .

 Pemanasan air sampai mendidih diilustrasikan dalam


gambar berikut:
59 Gb. 2.4. Akumulasi uap
hasil distilasi
60 2.5. Kurva Distilasi*
 minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa
hidrokarbon, bila dipanaskan maka hidrokarbon ringan akan
mendidih dan menguap dulu, diikuti oleh hidrokarbon yang lebih
berat atau yang mempunyai titik didih lebih tinggi.

 Selama pemanasan suhu minyak semakin tinggi dan volume


minyak yang menguap semakin banyak, sedangkan untuk air
suhunya tetap 212 0 F.

 Hubungan antara titik didih dengan kumulatif persen volume


minyak yang teruapkan disebut Kurva Distilasi .

 Setiap jenis crude oil mempunyai kurva distilasi sendiri, dan


berbeda bentuk kurvanya dengan jenis crude yang lain.
61 Gb. 2.5. Titik Didih vs
Curva Distilasi
62 Gb 2.6. Grafik Kurva
Distilasi
63 2.6. Fraksi Minyak Bumi

 Sekelompok hidrokarbon yang mendidih pada


trayek didih tertentu disebut fraksi. Berikut ini
tipical trayek didih untuk beberapa fraksi dari
crude oil.
64 Tabel 5. Fraksi Minyak
Bumi vs Trayek Didih
Gb 2.7. Grafik : Temperatur Distilasi
65 vs Cumulative Persent Temperature
66 Interpretasi Grafik
 Dengan mengetahui kurva distilasi maka akan dapat diperkirakan
prosentase masing – masing fraksi yang terkandung dalam
crude oil . Kurva distilasi dari heavy crude kemiringannya lebih
terjal dari light crude  prosentase fraksi ringan yang dikandung
light crude lebih besar dari heavy crude.
 Untuk ilustrasi pengertian fraksi, pada Gambar dapat dilihat curva
distilasi dari suatu crude oil. Untuk estimasi banyaknya masing –
masing fraksi yang terkandung dalam crude : tarik trayek didih dari
masing – masing fraksi kekanan, memotong curva, kemudian
tarik kebawah. Baca pada absis % Volume kumulatif
teruapkan. Dari gambar terlihat bahwa crude itu estimasi fraksi –
fraksinya adalah sebagai berikut :
 Light Naphta = 4 % Vol.
 Heavy naphtha = 10 % Vol.
 Kerosine = 28 % Vol.
 Gas oil = 40 % Vol
 Residue = 18 % Vol
Gambar 2.8 Kumulatif % Volume
67 Fraksi - Fraksi Crude Oil Dalam
Kurva Distilasi
 
68 Intrepretasi Grafik*
 Bentuk kurva distilasi sangat berpengaruh terhadap
% Volume kumulatif fraksi ringan / berat yang
dikandung dalam crude .

 Pada Gambar 2.8 . terlihat bentuk kurva distilasi


dari heavy crude dan light crude.

 Dari gambar tersebut terlihat bahwa fraksi kerosine


untuk heavy crude hanya 16 % sedangkan untuk
light crude sebesar 18 %.
Gb. 3.9. Boiling Pint vs
69
Cummulative % Vol
Latihan Soal - 3
70
1. Jelaskan apakah yang dimaksud Specific Grafity (SG) minyak . Mengapa
pengukuran SG perlu dikonversi ke kondisi standard.
2. Jelaskan apakah yang dimaksud API Grafity. Bagaimana korelasi API
Grafity dan SG.
3. Suatu produk minyak dalam tangki mempunyai SG = 0,789 pada suhu
45 0 C.
a. Hitunglah SG 60/60
b. Hitunglah 0 API
4. Suatu produk A mempunyai 0 API= 22,80 dan pproduk B mempunyai 0
API = 45,0
Hitunglah SG 60/60 dari masing – masing produk tsb.
5.Drum volumenya 220 liter berisi minyak penuh. Dari pengukuran pada
suhu 31 0 C didapat SG minyak 0,895.
Hitunglah berat minyak dalam drum tersebut.
6. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan :
 Reid Vapor Pressure (RVP).
 Kurva distilasi
 Fraksi minyak bumi
7. Jelaskan korelasi antara kurva distilasi dengan fraksi minyak bumi.
8. Berdasarkan gambar 3.9, estimasi berapa persen masing – masing
fraksi yang terkandung dalam heavy dan light crude oil
 

Anda mungkin juga menyukai