Anda di halaman 1dari 19

MATERI SENI BUDAYA KELAS XII

A. APRESIASI SENI KRIYA NUSANTARA


1. PENGERTIAN APRESIASI
Apresiasi berasal dari bahasa Latin, Apprecetiatus yang artinya penilaian dan penghargaan
sedangkan dalam bahasa Inggris berasal dari kata appreciation, dalam bentuk kata kerja yaitu to
appreciate yaitu menyadari sepenuhnya sehingga dapat menilai karya seni sesuai dengan
kadarnya.
Secara bebas, Apresiasi dapat diartikan sebagai kegiatan mengartikan dan menyadari
sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala keindahan sehingga
mampu menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya.
Sedangkan menurut S.E. Effendi, Apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan
pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermati kelebihan dan kekurangan terhadap karya
Kegiatan pengamatan merupakan kegiatan fisik (indrawi) dan psikis (batin. Pengamatan
merupakan usaha manusia untuk mendapatkan pengetahuan /data. Pengetahuan ini yang
kemudian dipakai untuk menilai kadar estetik (keindahan) sebuah karya seni.

1. PROSES APRESIASI
Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Mengamati karya seni dengan indrawi ( seni rupa : mata dan rabaan)
b. Analisis
Mengolah hasil persepsi menjadi sebuat simpulan berdasarkan beberapa kriteria. Misalnya:
ide, betuk, teknik, bahan, prinsip seni rupa, kreativitas dll
c. Penilaian
Hasil analisis yang diungkapkan dalam bentuk penghargaan terhadap karya seni yang
dinilai. Misalnya baik-buruk.
d. Apresiasi
Hasil akhir dari seluruh proses, menentukan jenis apresiasi yang terjadi. Hal ini tentu saja
tidak semata-mata dipengaruhi oleh obyek.karya seni yang diamati, tetapi juga
bergantung pada pengalaman seni orang yang mengapresiasi, latar belakang keilmuannya
di bidang seni rupa dan cara pandangnya terkait selera seninya.

Proses menanggapi suatu karya seni biasanya melalui beberapa tahapan yaitu: persepsi,
interpretasi dan pengambilan keputusan. Tahap persepsi merupakan tahap awal dimana
pengamat dapat membedakan kualitas sesuatu dengan jelas. Tahap kedua merupakan tahap
interpretasi sebagai sumber perasaan dan makna. Tahap ketiga merupakan tahap penentuan
tentang arti dari pengalaman tersebut.

Empati (emphaty) dan jarak psikis merupakan strategi atau cara bersikap dalam menanggapi
objek yang kita hadapi. Kita bisa menanggapi suatu objek secara subjektif maupun objektif.
Empati adalah gambaran pribadi seseorang ke dalam situasi tertentu. Empati atau dalam
bahasa Jerman einfuhlung berarti perasaan ke dalam (feeling into), mencakup perasaan
terhadap suatu objek secara tidak kita sadari, dengan demikian seolah-olah kita menjadi
bagian dari objek tersebut. Adanya sikap empati kadang-kadang mengakibatkan kegagalan

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 1


membedakan antara perasaan kita sendiri dengan bentuk-bentuk visual yang memicunya.
Jarak psikis merupakan upaya untuk mengatasi hal itu. Dengan sikap mengambil jarak maka
kita akan dapat mengamati objek secara objektif. Sikap mengambil jarak secara psikis akan
menghasilkan simpati, yaitu merasakan keadaan objek tanpa harus terlibat di dalamnya. Kita
harus dapat merasakan keadaan objek seni dengan sikap tanpa pamrih (disinterested).

Menghayati karya seni kriya tidak sesulit menghayati seni murni. Perbedaannya terdapat pada
nilai pakai (utility) yang di dalamnya mencakup syarat security, comfortable, dan flexibility, dan
yang kedua adalah persyaratan estetika.Persyaratan estetikapun tidak menjadi penghalang
penghayat untuk berapresiasi karena estetika mengikuti terapannya. Asalkan estetika
mendukung terapannya, maka hal tersebut akan mempermudah apresiasi. Di samping itu
estetika pada seni kriya adalah estetika murni, artinya estetika yang indah dan nyaman tanpa
mencari lambang apapun seperti halnya estetika pada seni murni.

2. CARA MENILAI KARYA SENI RUPA TERAPAN


a. Melihat dengan menyeluruh visualisasi suatu karya
b. Melakukan pendataan terhadap keadaan karya yang didukung oleh:
Ide , Kreativitas, Teknik pembuatan (Craftmenship), Ragam Hias, Keunikan, Bahan
yang digunakan, Prinsip Desain Form follow function (bentuk mengikuti fungsi)rupa
terapan
3. KRITERIA PENILAIAN KARYA SENI
a. Prinsip seni rupa
b. Fungsi benda
c. Komposisi

4. MANFAAT APRESIASI
a. Wacana seni
b. Komunikasi seniman dengan masyarakat
c. Pelestarian nilai dan kegiatan seni
d. Belajar memahami / berempati dengan pihak diluar dirinya
e. Pengalaman Seni

SENI KRIYA
Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 2
1. LATAR BELAKANG SENI RUPA TERAPAN INDONESIA.

Seni Rupa Terapan (PRACTICE ART / APPLIED ART /USEFUL ART) merupakan istilah yang
dipakai untuk menyebut jenis karya seni rupa yang dalam perwujudannya mengutamakan
kegunaan /fungsi benda yang dibuat serta menjadikan keindahan sebagai pemanis benda
tersebut. Sehingga Seni Rupa Terapan disebut juga dengan istilah Seni Pakai. Contohnya:
Seni Kerajinan, Seni Kriya dan Seni Desain

Konon, pada awalnya Seni Rupa bertujuan untuk membuat barang-barang fungsional
(berguna), baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan (religius) maupun untuk memenuhi
kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia seperti; perkakas rumah tangga. Hal ini dapat
kita lihat pada artefak-artefak berupa kapak dan perkakas pada jaman batu dan peninggalan-
peninggalan dari bahan perunggu pada jaman logam berupa; nekara, moko, candrasa, kapak,
bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, cincin.

Benda-benda Seni Rupa tersebut dahulu dipakai sebagai perhiasan, upacara adat (suku) serta
upacara penghormatan terhadap arwah nenek moyang, sehingga disebut karya seni rupa
fungsional. Tetapi kemudian perkembangan intelektual dan spiritual manusia menuntun seni
rupa berkembang lebih dari sekedar untuk memenuhi kebutuhan praktis, tetapi mulai
bergeser menambahkan nilai estetis pada benda-benda seni kerajinan. Sehingga akhirnya seni
rupa berkembang dalam segi teknis dan media yang digunakan tertentu dan khas (berkualitas
tinggi) agar dapat menghasilkan karya yang bermutu dari sisi teknis, keindahan dan fungsi.

2. PENGERTIAN SENI KRIYA TERAPAN TIGA DEMENSI


a. Prof. SP. Gustami

Seni kriya adalah karya seni yang unik dan punya karakteristik di dalamnya terkandung muatan-
muatan nilai estetik, simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional oleh karena itu dalam
perwujudannya didukung craftmenship yang tinggi, akibatnya kehadiran seni kriya termasuk
dalam kelompok seni-seni adiluhung.

b. Dr. Timbul Raharjo, M.Sn


Secara umum tentang batasan seni kriya, yaitu salah satu bentuk produk seni rupa, fungsional atau
non fungsional, yang mengutamakan pada nilai-nilai dekoratif dan kerja tangan dengan
craftmanship tinggi, pada umumnya menggali nilai-nilai tradisi yang bersifat unik.

Dari uraian-uraian tersebut dapat ditarik satu kata kunci yang dapat menjelaskan pengertian kriya
yaitu penciptaan karya seni yang didukung oleh ketrampilan (skill) yang tinggi, dengan
penguasaan media dan pengerjaan yang serius (craftsmenship).

3. JENIS-JENIS KARYA SENI KRIYA NUSANTARA

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 3


Seni kriya di Nusantara sangat beragam bentuk dan jenisnya. Kondisi geografis dan
geopolitis sangat memungkinkan tumbuhnya karya seni yang beranekaragam yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Semuanya merupakan ciri khas budaya tradisional
masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, seni kriya di Nusantara dikelompokkan menjadi:
a. Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah
dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
b. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi,
perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem
cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang
aksesoris, dan lain-lain.

c. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati,
mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.

d. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun
lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas,
keranjang dan lain-lain.

e. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis
(casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.

f. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat
yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga
menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,
piring dan lain-lain.

Namun ada pula yang mengklasifikasikan secara spesifik, berdasarkan:


a. Berdasarkan material yang digunakan:
Kriya logam, kriya kayu, kriya serat, kriya tanah (keramik), kriya tekstil, kriya kulit, kriya
batu, kriya bambu dll.
b. Berdasarkan bentuknya:
Bentuk dua dimensi (ukir, relief, lukisan) dan bentuk tiga dimensi menghasilkan karya-karya
berbentuk patung, dan benda-banda fungsional seperti: keris, mebel/furniture dan juga
busana adat.
c. Berdasarkan teknik yang digunakan:
Teknik pahat (ukir) atau butsir, teknik rakit, teknik cetak, teknik pilin, slabing (keramik),
teknik tenun, teknik batik (tekstil), teknik anyam (bambu, rotan).

Memahami karya seni rupa pada hakikatnya tidak bisa hanya dari satu sisi, misalnya hanya
melihat dari bahan atau teknik yang digunakan. Tampilan/ wujud visual sebuah karya seni bisa
saja serupa tetapi jika mengetahui konsep tujuan penciptaanya, maka dapat menjadi berbeda
nilai karya seni dan pengelompokkannya. Menilai karya seni harus secara menyeluruh agar
bisa mengerti bukan saja keunikannya tetapi juga semangat yang terkandung didalam suatu
karya seni.

4. UNSUR KARYA SENI KRIYA


Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 4
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Utility atau aspek kegunaan
Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang
terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap
yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap
dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
b. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka
pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman
dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi
lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.

5. FUNGSI DAN TUJUAN PEMBUATAN SENI KRIYA

Fungsi dan tujuan dari pembuatan seni kriya adalah sebagai berikut :
a. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun
unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
b. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis
ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
c. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat
permainan.

6. TEKNIK DAN BAHAN KARYA SENI KRIYA


Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan bahan. Alat dan cara
yang digunakan antara lain cor atau tuang, mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan
membentuk.
a. Teknik cor (cetak tuang)
Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik
pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu seperti
gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.

Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:


Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua
keeping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan
kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk
mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya
lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat
Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 5
model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat,
kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga
perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah
sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
Disamping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari
perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi
benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak
terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat
terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan
yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.

b. Teknik Ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang bisa
dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores,
memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak
peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari
gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal,
lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai
hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan),
ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-
macam fungsi antara lain:
1. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak
memiliki makna tertentu.
2. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi
sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
3. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi
menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
4. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai
pendukung sebuah bangunan.
5. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu
benda.

c. Teknik membatik
Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum
diketahui secara pasti. Batik merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa gambar
pada kain. Proses pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan
kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan
tahap nglorod yaitu penghilangan malam.

Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai berikut:
1. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain tersebut
umumnya berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju kaos.

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 6


2. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya
warna ke serat kain (benang).
3. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
4. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
5. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang lebar.

Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara
lain sebagai berikut:
1. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia
bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya
warna ke dalam serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan.
2. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan
menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada kain.
3. Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya
terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu
digambar terlebih dahulu.
4. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman
bebas menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik
lukis yang terkenal di Indonesia antara lain Amri Yahya.
5. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh
aturan teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh
karena itu pada hasil akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan
yang sama di setiap produknya.
6. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini
tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing).
Jenis kain ini banyak dipakai untuk kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik di Jawa yang terkenal diantaranya Pekalongan, Solo, Yogyakarta,
Rembang dan Cirebon.

d. Teknik Anyam
Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lain-lain dibuat
dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman
ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan,
mendong, pandan dan lain-lain.

e. Teknik Tenun
Teknik menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik menganyam, perbedaannya
hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan
(manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun
kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan pakan. Daerah penghasil tenun ikat antara
lain
f. Teknik membentuk
Penegertian teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa dengan media tanah
liat yang lazim disebut gerabah, tembikar atau keramik. Keramik merupakan karya dari

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 7


tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru
dan jauh berbeda dari bahan mentahnya.

Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik diantaranya:


1. Teknik coil (lilit pilin)
2. Teknik tatap batu/pijat jari
3. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari
merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering
dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
4. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang
simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini
sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar
kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan
bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
5. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah
yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama
pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan
berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel.
Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat
alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat
membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin genteng,
tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau
tumbuh-tumbuhan

B. WARNA

Warna merupakan salah satu bagian/element yang terpenting dalam seni rupa
termasuk dalam pembentukan ragam hias geometris.Warna dapat dikelompokan
berdasarkkan jenis
Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 8
Warna,sifat warna,dan makna warna
a. Jenis warna
Warna primer adalah tiga warna pokok yaitu kuning,merah,biru
Warna sekunder adl percampuran dua warna primer :
Merah+kuning = oranye
Biru + merah = ungu
Kuning + biru = hijau
Warna tersier merupakan campuran warna sekunder dengan warna
primer,
Misalnya ungu + hijau, merah + hijau
Warna intermediate yaitu campuran dua warna yang saling
berdekatan
Merah + oranye =oranye kemerahan
Ungu + merah = ungu kemerahan
Oranye + kuning = oranye kekuningan
b. Sifat warna
Sifat warna dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan nama suatu
warna
Seperti merah,kuning,hijau dsb
Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna
Intensity merupakan istilah yang menyatakan kekuatan warna
Adapun tipe warna dapat dibedakan menjadi 3 sebaga berikut :
Warna monokromatik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang
dalam urutan satu warna misalnya merah tua ke merah paling muda
Warna komplementer yaitu dua warna yang berlawanan/saling
berhadapan
Misalnya kuning kontras ungu,merah kontras hijau,biru kontras
jingga
Warna analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam
urutan beberapa warna misalnya dari biru,biru
kehijauan,hijau,hijau kekuningan dan kuning.
c. Kesan setiap warna dapat dirasakan sebagai berikut :
Ungu,biru,hijau berkesan dingin
Merah,kuning oranye,hijau muda berkesan panas
Orange,kuning berkesan ringan
Hitam,ungu,biru berkesan berat
d. Harmonisasi warna
Adalah suatu pola rupa yang ditempatkan dalam satu bidang dan
mengutamakan aspek keselarasan antar unsur didalamnya.Harmonisasi
warna terbentuk karena adanya unsur-unsur
keseimbangan,keteraturan,kesatuan dan kepaduan yang saling mengisi
dan terbangun keselarasan.

Istilah Istilah dalam seni rupa

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 9


1. Teknik sungging, Teknik berkarya seni rupa dengan menggunakan warna yang disusun
bertingkat/berlapis dari warna termuda sampai warna yang paling tua
2. Eksplorasi, Tahapan awal seorang seniman dalam mencari ide/gagasan dengan cara
melihat,mengamati dan menelaah dari berbagai sumber terkait demi terwujudnya suatu karya
3. Subyek matter, Figur,obyek,tempat dan peristiwa yang senantiasa digunakan sebagai pertimbangan
atau sumber ide dalam membuat karya seni
4. Diskripsi, Tindakan menggambarkan proses,mengumpulkan data yang dilakukan seorang
apresiator sehingga ciri atau karakter dari suatu karya seni dapat terlihat jelas,sehingga mudah
untuk diapresiasi
5. Analisis, Proses menelusuri,menelaah,memilih bagaimana unsur-unsur seni rupa yang tersaji pada
sebuah karya seni terwujud dalam susunan bentuk yang menarik
6. Interpretasi, Proses menentukan kwalitas suatu karya seni dengan membandingkan dengan karya
lain yang sejenis
7. Nilai estetis subyektif, Keindahan suatu karya yang tidak ditentukan oleh unsur-unsur visual seni
rupa tetapi semata-mata ditentukan oleh selera orang yang melihatnya
8. Cat acrylic, Jenis bahan untuk melukis yang dikemas dalam bentuk tube dengan bahan campuran air
( water base ),warna pekat bertekstur halus dan bisa digunakan untuk segala macam permukaan
bidang seperti kaca,kayu,kertas dan keramik
9. Flexibility, Barang yang perwujudanya sesuai dengan kegunaanya yang persyaratanya memberi
kemudahandan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam
penggunaanya
10. Confortable, Seni kriya terapan yang perwujudanya senantiasa mempertimbangkan kenyamanan dan
memiliki nilai praktis yang tinggi
11. Fungsi magis, Fungsi kerajinan ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan difungsikan
sebagai benda sakral yang berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual
12. Fungsi ekonomis, Jenis kerajinan kayu tradisional yang yang diproduksi untuk meningkatkan dan
mengembangkan taraf ekonomi masyarakat pengarajin
13. Proses berkarya, Urutan kerja dalam membuat sebuah karya yang diawali dengan mencari ide-
eksplorasi-menggambar sket alternatif-menggambar sket terpilih sampai penyelesaian akhir karya
14. Bahan dan alat, Segala perangkat yang digunakan untuk memperlancar terselesainya suatu proses
karya seni
15. Simbol karya, Makna yang terkandung dalam karya seni rupa baik pada wujud obyeknya maupun
pada unsur-unsurnya
16. Estetis, Daya tarik yang dapat ditimbulkan dari suatu karya baik melalui bentuk,warna,garis maupun
bidang sehingga orang merasa senang melihatnya
17. Teknik, Cara yang digunakan dalam membuat sebuah karya yang senantiasa terkait dengan media
yang dihadapi dan dikerjakan
18. Karakter, Ciri khas yang tampak pada karya seni rupa dua demensi yang bisa diamati dari bentuk
,warna,bahan,media dan prosesnya
19. Apresiasi,Apprecetiatus dari bahasa latin yang artinya penilaian dan penghargaan sedangkan dalam
bahasa inggris berasal dari kata appreciation,yaitu menyadari sepenuhnya sehingga dapat menilai
dan menghargai karya seni sesuai dengan kadar dan bobotnya,ini merupakan pengertian dari
20. S.E.Efendi, Mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian,penghargaan,kepekaan untuk
mencermati kelebihan dan kekurangan karya seni,pengertian apresiasi ini disampaikan oleh
21. Analisis, Mengolah hasil persepsi menjadi sebuah simpulan berdasarkan beberapa kriteria seperti :
ide,bentuk,teknik,prinsip seni rupa,kreatifitas merupakan kegiatan apresiasi yang disebut

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 10


22. Penilaian, Hasil analisis yang diungkapkan dalam bentuk penghargaan terhadap karya seni yang
diamati sehingga memunculkan suatu keputusan karya baik dan karya buruk
23. Manfaat apresiasi, Sebagai wacana seni,komunikasi seniman dengan masyarakat,pelestarian nilai dan
kegiatan seni,belajar memahami dan berempati dan pengalaman seni merupakan uraian apresiasi
dari sudut
24. Flexibility, Barang yang perwujudanya sesuai dengan kegunaanya yang persyaratanya memberi
kemudahandan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam
penggunaanya
25. Confortable, Seni kriya terapan yang perwujudanya senantiasa mempertimbangkan kenyamanan dan
memiliki nilai praktis yang tinggi
26. Benda pakai, Jenis seni kriya yang diciptakan dengan mengutamakan fungsi/kegunaan sebagai syarat
utamanya sedang unsur keindahan hanyalah sebagai pendukung
27. Fungsi magis, Fungsi kerajinan ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan difungsikan
sebagai benda sakral yang berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual
28. Fungsi ekonomis, Jenis kerajinan kayu tradisional yang yang diproduksi untuk meningkatkan dan
mengembangkan taraf ekonomi masyarakat pengarajin
29. Membatik, Jenis kerajinan tradisional yang proses pembuatanya dengan cara menggoreskan lapisan
malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu dengan melalui beberapa tahapan pewarnaan
dan tahapan nglorod (menghilangkan malam)
30. Pewarna Acrylic, Berikut ini merupakan peralatan dan bahan yang digunakan untuk proses kerajinan
batik,kecuali
31. Batik tulis, Batik yang dibuat dengan cara memberikan malam dengan menggunakan canting pada
motif yang telah tergambar pada kain
32. Batik modernTeknik membatik yang cara pembuatanya bebas,tidak terikat oleh aturan teknik
membatik,termasuk pemilihan motif dan warna ,oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak ada
motif,bentuk,komposisi,dan pewarnaan yang sama pada setiap produknya
33. Jogjakarta,surakarta,pekalongan, Tiga daerah yang merupakan sentra industri batik terkenal di Jawa
34. Proses berkarya, Urutan kerja dalam membuat sebuah karya yang diawali dengan mencari ide-
eksplorasi-menggambar sket alternatif-menggambar sket terpilih sampai penyelesaian akhir karya
35. Bahan dan alat, Segala perangkat yang digunakan untuk memperlancar terselesainya suatu proses
karya seni
36. Ornamen, Berikut ini merupakan kelompok karya tiga demensi,kecuali
37. Simbol karya, Makna yang terkandung dalam karya seni rupa baik pada wujud obyeknya maupun
pada unsur-unsurnya
38. Estetis, Daya tarik yang dapat ditimbulkan dari suatu karya baik melalui bentuk,warna,garis maupun
bidang sehingga orang merasa senang melihatnya
39. Komposisi, Kesan harmonis pada suatu karya sebagai efek dari berpadunya antar unsur seni rupa
yang saling mendukung satu dengan lainya
40. Proporsi, Kesan kesebandingan dari sebuah karya seni rupa dinamakan
41. Teknik sungging, Teknik berkarya seni rupa dengan menggunakan warna yang disusun
bertingkat/berlapis dari warna termuda sampai warna yang paling tua
42. Eksplorasi, Tahapan awal seorang seniman dalam mencari ide/gagasan dengan cara
melihat,mengamati dan menelaah dari berbagai sumber terkait demi terwujudnya suatu karya
43. Pahat, Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan untuk membuat karya dua demensi,kecuali
44. Kuas, Peralatan melukis yang fungsinya digunakan untuk menggambar obyek dengan warna
45. Seni rupa terapan, Karya seni rupa yang dirancang dengan tujuan fungsional,yaitu untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan psycologis misalnya handycraft dan furniture
46. Vas bunga, Berikut ini merupakan karya seni rupa terapan dua demensi ,kecuali
Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 11
47. Teknik, Cara yang digunakan dalam membuat sebuah karya yang senantiasa terkait dengan media
yang dihadapi dan dikerjakan
48. Subyek matter, Figur,obyek,tempat dan peristiwa yang senantiasa digunakan sebagai pertimbangan
atau sumber ide dalam membuat karya seni
49. Diskripsi, Tindakan menggambarkan proses,mengumpulkan data yang dilakukan seorang apresiator
sehingga ciri atau karakter dari suatu karya seni dapat terlihat jelas,sehingga mudah untuk diapresiasi
50. Analisis, Proses menelusuri,menelaah,memilih bagaimana unsur-unsur seni rupa yang tersaji pada
sebuah karya seni terwujud dalam susunan bentuk yang menarik
51. Interpretasi, Proses menentukan kwalitas suatu karya seni dengan membandingkan dengan karya
lain yang sejenis
52. Tekstur, Kesan yang ditimbulkan suatu karya seni ada yang tampak terkesan semu dan ada pula yang
terkesan nyata
53. Kanvas, Media untuk melukis yang berujud kain yang bertekstur
54. Karakter, Ciri khas yang tampak pada karya seni rupa dua demensi yang bisa diamati dari bentuk
,warna,bahan,media dan prosesnya
55. Cat minyak, Bahan untuk melukis yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang diikat /direkat
dan diencerkan dengan media minyak
56. Cat acrylic, Jenis bahan untuk melukis yang dikemas dalam bentuk tube dengan bahan campuran air (
water base ),warna pekat bertekstur halus dan bisa digunakan untuk segala macam permukaan
bidang seperti kaca,kayu,kertas dan keramik
57. Palet, Peralatan gambar yang digunakan sebagai media untuk mencampurkan cat dengan air
sehingga dapat menghasilkan warna yang beragam
58. Kertas, Bahan yang digunakan sebagai media untuk menggambar karya seni rupa yang memiliki
patokan ukuran A4,A3,A2
59. Steger, Alat penyangga yang digunakan untuk menyangga kanvas pada saat melukis agar tetap pada
posisi yang dikehendaki pelukis
60. Pensil, Jenis peralatan gambar yang berfungsi untuk menggores,mengarsir pada saat menggambar
61. Nilai estetis subyektif, Keindahan suatu karya yang tidak ditentukan oleh unsur-unsur visual seni
rupa tetapi semata-mata ditentukan oleh selera orang yang melihatnya
62. Teknik pointilis, Membentuk obyek gambar/lukisan dengan cara menghitamkan atau mewarna
dengan pola titik-titik
63. Warna intermediate, Campuran dua warna yang saling berdekatan ( merah + orange =orange
kemerahan,ungu + merah = ungu kemerahan,orange + kuning = orange kekuningan
64. Warna tersier, Percampuran warna primer dengan warna sekunder ( kuning + hijau = kuning
kehijauan,biru + hijau = biru kehijauan dan seterusnya
65. Warna tersier, Istilah dalam teori warna yang menyatakan kekuatan suatu warna
66. Warna tersier, Gelap terangnya suatu warna disebut dengan istilah
67. Warna monokromatik, Tingkatan warna dari warna gelap ke warna terang dalam urutan satu warna
misalnya merah tua ke merah paling muda
68. Harmonisasi warna, Harmonisasi yang terbentuk karena adanya unsur-unsur keseimbangan
,keteraturan,kesatuan dan kepaduan yang saling mengisi dan terbangun keselarasan antar warna

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 12


C. ORNAMEN

Ornamen merupakan salah satu bagian dari karya seni, di mana karya seni itu merupakan hasil
usaha manusia dengan menggunakan tiga keistimewaan yaitu: rasio, rasa,keterampilan (skill). Ornamen
disebut juga ragam hias, yang merupakan pengetahuan dasar untuk menggambar dekoratif. Untuk
menggambar dekoratif kesan dua dimensional harus tetap terjaga.
Susunan motif-motif tradisioanal ini sudah ada pakemnya. Dari motif-motif
ini bisa dipakai untuk benda hias/sebagai hiasan, seperti hiasan dinding, dan benda pakai (seperti
kain, hiasan pada pintu/jendela, hiasan bingkai pada cermin, meja kursi dsb.).

Ornamen berasal dari bahasa Yunani dari kata ornare yang artinya hisan atau perhiasan. Ragam hias
berkaitan dengan pola hias dan motif. Pola hias merupakan unsur dasar yang dapat digunakan
sebagai pedoman dalam merancang suatu hiasan. Sedangkan, motif hias merupakan pokok pikiran
dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias, meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan seperti
manusia, binatang, tumbuhan, gunung, batuan, air, awan dan lainnya serta hasil kreasi manusia.
Ragam hias atau ornamen itu sendiri terdiri dari berbagai jenis motif dan motif-motif itulah yang
digunakan sebagai penghias. Oleh karena itu motif adalah dasar untuk menghias suatu ornamen.
Jadi ragam hias adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah
tertentu pada suatu bidang atau ruang sehingga sehingga menghasilkan bentuk yang indah.
Jenis Pengulangan Bentuk pada Ornamen :

Teknik Full Repeat


Menciptakan ornament dengan menyusun motifnya
melalui pengulangan secara penuh dan konsisten

TeknikRotasi: Teknik Penciptaan ornamen dengan


menyusun motifnya secara berulang, memutar
bertumpu pada satu titik pusat.

Teknik Reverse
Teknik penyusunan motif pada ornamen dengan
cara berhadap- hadapan atau berlawanan arah
sejajar satu dengan yang lain

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 13


Teknik Interval
Teknik menyusun ornament dengan menempatkan
motifnya secara selang-seling menggunakan dua
motif berbeda

Teknik Random
Teknik penyusunan motif secara acak tanpa ada
ikatan pola tertentu. Beberapa pola ditempatkan
secara menyebar bebas.

D. ORNAMEN BATIK

1. Batik Motif Ceplok.


Jenis motif ceplok ini memiliki berbagai macam desain geometris. Biasanya motif ini didasarkan pada
gambar mawar melingkar, bintang, atau bentuk kecil lainnya yang membentuk pola simetris
keseluruhan pada kain.

Batik Motif Ceplok


2. Batik Motif Kawung.
Batik kawung dipercaya merupakan motif batik yang tertua. Batik kawung pada jaman dahulu khusus
disediakan untuk keluarga kerajaan. Motif kawung ini merupakan penampang buah aren kelapa. Ada
beberapa kalangan yang mengatakan salib di antara empat oval mengacu pada sumber energi
universal.

Batik Motif Kawung


3. Batik Motif Parang Rusak
Motif parang rusak memiliki arti pertarungan antara manusia yang melawan kejahatan dengan cara
mengendalikan sifat-sifat dan keinginan mereka sehingga mereka menjadi mulia, bijaksana, dan akan
menang dengan bisa mengendalikan diri dari segala hal yang buruk.

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 14


4. Batik Motif Parang Barong
Batik motif parang barong ini pada jaman dahulu hanya dipakai oleh raja. Motif parang barong
dipercaya sebagai pola yang suci. Arti dari motif parang barong ini adalah supaya sang raja menjadi
hati-hati didalam menjaga dirinya sendiri. Sehingga diharapkan sang raja akan menjadi seorang
penguasa yang jujur, adil, serta bertanggung jawab terhadap rakyatnya.

Batik Motif Parang Barong


5. Batik Motif Loreng
Motif loreng memiliki desain baris diagonal di antara motif parang. Batik motif ini banyak ditemukan
garis polanya hanya deretan garis diagonal yang sempit penuh dengan pola kecil-kecil. Motif ini juga
merupakan salah satu pola lama yang pada jaman dulu hanya disediakan untuk keluarga istana kerajaan
saja.

Batik Motif Loreng


6. Batik Motif Nitik
Motif nitik juga merupakan batik dengan motif tertua, karena batik ini dulu terinspirasi oleh kain tenun
patola yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat India yang datang ke Indonesia. Motif nitik ini dulu
biasanya dikenakan oleh orang tua pada acara pernikahan.

Batik Motif Nitik

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 15


7. Batik Motif Semen
Motif semen mempunyai arti sebagai tumbuhan. Pola motif semen terinspirasi oleh keadaan alam dan
lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan pola daun, gunung, dan juga hewan. Motif ini dulu sering
digunakan untuk acara umum.

Batik Motif Semen

8. Batik Motif Kraton


Batik motif keraton ini adalah cikal bakal dari berbagai macam batik yang ada dan berkembang di
Indonesia. Pada batik kraton motifnya terkandung makna serta filosofi hidup. Batik Kraton ini dulu
dibuat oleh para putri keraton maupun oleh para pembatik ahli yang ada di dalam lingkungan keraton.
Dulunya motif ini tidak diperbolehkan untuk dipakai oleh orang kebanyakan seperti halnya motif batik
Parang Rusak, Parang Barong, Udan Liris, dan beberapa jenis motif yang lain.

Batik Motif Kraton


9. Batik Motif Sudagaran
Batik motif sudagaran merupakan modifikasi batik larangan dari keraton yang lalu dibuat motif baru
oleh para seniman yang berasal dari kaum saudagar agar sesuai dengan selera mereka. Para seniman
batik ini juga mengubah motif larangan (terlarang) sehingga bisa dipakai oleh masyarakat umum. Motif
batik sudagaran ini tterkenal dengan disain yang terkesan berani dalam hal pemilihan bentuk,
penggunaan benda-benda alam dan juga binatang, serta pemakaian kombinasi warna yang didominasi
warna soga atau biru tua.

Batik Motif Sudagaran


10. Batik Motif Cuwiri
Motif batik cuwiri ini memakai pewarna soga alami. Pada umumnya batik cuwiri ini dipakai untuk
semekan atau kemben yang sering dipakai pada upacara adat mitoni pada wanita hamil. Motif ini

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 16


umumnya ditandai dengan penggunaan ragam hias meru dan gurda. Arti dari cuwiri sendiri adalah kecil
kecil.

Batik Motif Cuwiri

11. Batik Motif Tambal


Motif tambal mempunyai arti menambal atau memperbaiki sesuatu yang telah rusak. Pada jaman
dahulu kain batik motif tambal ini sangat dipercayai bisa membantu menyembuhkan orang sakit
dengan cara menyelimuti orang yang sakit tersebut dengan kain batik motif tambal ini.

Batik Motif Tambal


12. Motif Sekar Jagad
Motif sekar jagad merupakan salah satu motif khas batik dari Indonesia. Motif ini memiliki arti
dan makna kecantikan atau keindahan yang akan membuat orang menjadi terpesona melihatnya.
Dalam kalangan jawa ada yang berpendapat bahwa kata Sekar Jagad mempunyai arti kar
jagad (kar adalah peta, sedangkan jagad adalah dunia) yang berarti, motif ini menggambarkan
keragaman yang ada di seluruh dunia

Batik Motif Sekar Jagad

13. Batik Motif Sido MuktiMotif sido mukti pada umumnya dipakai sebagai kain dalam upacara
adat perkawinan dan acara resepsi atau pahargyan. Motif sido mukti ini biasanya dibuat menggunakan
pewarna soga alam. Pola dasar yang terdapat di motif batik Sido Mukti adalah gurda. Makna atau
filosofi dari motif ini adalah harapan untuk mendapatkan kebahagiaan lahir batin

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 17


Batik Motif Sido Mukti

14. Batik Motif Sido Luhur


Batik motif sido luhur sering dikenakan oleh para pengantin perempuan di malam pegantin. Motif sido
luhur ini mengandung makna keluhuran yang berarti suatu harapan agar orang yang memakainya bisa
mencapai kedudukan yang lebih tinggi serta bisa menjadi panutan di masyarakat.

Batik Motif Sido Luhur

15. Batik Motif Sido Asih


Batik motif sido asih umumnya sama seperti batik sido luhur yaitu dipakai oleh pengantin perempuan.
Motif batik Sido Asih mempunyai makna agar dalam hidup berumah tangga selalu dipenuhi dengan
kasih sayang. Dalam arti yang lebih luas, batik Sido asih mempunyai arti agar manusia selalu
mengembangkan rasa saling mengasihi dan menyayangi antar sesama manusia dan makhluk hidup.

Batik Motif Sido Asih

Dengan semakin berkembangnya kain batik di Indonesia tentunya masih banyak lagi jenis-jenis
motif batik yang lainnya. Saat ini setiap daerah yang ada di Indonesia masih banyak yang
menggalakkan batik ini sebagai produk lokal setiap daerahnya, dan tentu hal tersebut akan
semakin memperbanyak motif-motif batik yang ada di Indonesia.

E. ORNAMEN UKIR KAYU


Ornamen klasik mempunyai pola-pola yang berakar dari seni-seni tradisional yang telah
mencapai puncak perkembangannya, seperti motif batik parang rusak, kawung, juga ornamen-
ornamen gaya Yogyakarta, Surakarta. Seni hias klasik ini mempunyai sifat luwes, harmonis, lemah
gemulai. Dengan demikian mempunyai kesan wibawa, angker, cantik, dan anggun.

Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 18


Seni Budaya -Seni Rupa XII/5 19

Anda mungkin juga menyukai