Anda di halaman 1dari 10

Denis Tri Lestari

XII.6
SENI RUPA 2 DIMENSI

A. Pengertian

Seni rupa dua dimensi adalah suatu karya seni rupa yang memiliki dua sisi saja,
yaitu sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena tidak mempunyai
unsur ketebalan, misalnya lukisan.

B. Jenis-Jenis seni rupa berdasakan :


1) Bahan
- Kriya Kayu adalah suatu bidang kriya yang pekerjaannya membuat benda
yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan
kayu. Kayu ini yang umum digunakan untuk membuat seni kriya. Kayu yang
biasa digunakan adalah kayu jati, kayu randu, kayu mangga, kayu mahoni,
kayu pinus dan lain-lain. Anda harus benar-benar cerdas memilih kayu yang
ringan dan awet. Untuk itu saya merekomendasikan bisa menggunakan kayu
pinus. Contoh : Gantungan Kunci, Miniatur mobil, miniatur rumah dan lain
sebaginya.
- Kriya Tekstil adalah suatu bidang kriya yang pekerjaannya membuat benda
yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan
kain. Cara membuat kain sebenarnya beragam. Kain bisa dibuat dengan cara
ditenun, diikat, dipress. Kain pada umumnya dibuat dari serat yang dipilin atau
dipintal untuk menghasilkan benang panjang untuk ditenun atau dirajut.
Ketebalan kain tergantung helai benang yang dipakai, jika helai benang yang
dirajut semakin besar, maka kain yang dihasilkan juga semakin tebal.
Keragaman karya seni kriya tekstil bisa dilihat dari jenis bahannya, Teknik
Pembuatannya, Ragam Hias Geometrisnya. Kriya tekstil di Indonesia
dikelompokkan menjadi dua yaitu Karya Batik dan Karya Tenun. (Motif Batik
Flora dan Fauna) Contoh : Kain Batik
- Kriya Keramik adalah suatu bidang kriya yang pekerjaannya membuat benda
yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan
Keramik. Asal keramik adalah berasal dari tanah liat yang dibentuk, kemudian
dikeringkan. Setelah kering lalu dibakar dengan suhu tertentu dan setelah jadi
kemudian dipoles dengan bahan keramik. Bentuk yang tercipta seperti Pot
Bunga, Guci, Vas Bunga. Kota pengasil keramik adalah Yogjakarta, Malang,
Cirebon, Purwokerto.
- Kriya Logam adalah Mengolah logam menjadi berbagai macam kerajinan.
Cara membuatnya yaitu dengan cara mengecor logam panas dalam sebuah
cetakan. Cetakan bisa dibuat dari pasir, tanah liat, gift. Logam yang mampu
mencair jika dipanaskan pada suhu tertentu yaitu : Emas, Perak Perunggu,
Besi, Tembaga, Aluminium, Kuningan.
- Kriya Kulit adalah Jenis kriya yang bahan bakunya berasal dari kulit. Kulit
yang biasa digunakan untuk membuat karya seni kriya ini adalah kulit kerbau,
Kulit sapi, Kulit kambing, kulit buaya bahakan kulit ikan. Prosesnya adalah
pemisahan kulit dari dagingnya, kemudian dibersihkan, Kemudian disamak
(Perendaman dengan cairan tertentu). 1 liter air ditambah dengan bahan
antiseptic berupa tepol, molescal, Cysmolan seberat 1 gram. Perendaman
dilakukan selama 2 hari. Kemudian dibentangkan agar tidak ada kerut.
Dikeringkan kemudian kulit tadi dihaluskan. Contoh : Alat musik rebana, tas,
sepatu Wayang kulit. Teknik Membuat Wayang Kulit Juga melalui teknik
penyamakan.
- Kriya Batu adalah suatu bidang kriya yang pekerjaannya membuat benda
yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan
batu. Batu ini memiliki tekstur keras, dan kaku. Bahkan sekarang bisa kita
temukan khususnya daerah Sukabumi, Sukaraja yang mengolah batu menjadi
benda hias, seperti Akik, Jesper, Fosil, Batu Permata, Fandel dan lain-lain.
Bahkan bisa dibentuk dengan Motif atau Ragam Hias Flora dan Fauna.

2) Tehnik

No Bahan yang Teknik yang Jenis/ nama karya seni


digunakan digunakan rupa

1. kain batik seni kerajinan batik

2. kayu ukir/ pahat seni kerajinan ukir/pahat

3. bambu anyam seni kerajinan anyam

4. serat tenun seni kerajinan tenun

5. perak cor logam seni kerajinan cor logam

6. aluminium ukir sudetan seni kerajinan ukir sudetan

7. benang sulam seni kerajinan sulam

8. kaca plakat seni hias kaligrafi

3) Perkembangan
 Seni Primitif
o Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat
kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan
sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang
primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan.
Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan
pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang
dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai
ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan
berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat
pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi
Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.

 Seni Klasik
o Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu,
yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang
dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang
telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan
standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia
lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian
belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat
dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-
Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.
 Seni Tradisional
o Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti
suatu kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan
berdasarkan norma-norma, patron-patron atau pakem tertentu yang
sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif
sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya
Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan
sebagainya.
 Seni Modern
o Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya
baru. Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang
modern, karena di dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi
penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni
modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang
dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur
kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada
lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah,
Gunarsa, patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan
sebagainya.
 Seni Kontemporer
o Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer
memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan
bersifat temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan
apabila sudah lewat maka masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-
karya seni kontemporer pada mulanya muncul di Eropa dan Amerika,
seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore.
Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di berbagai negara
yang memiliki gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es,
lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni instalasi, grafity, dan
sebagainya. Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang
terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian,
modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi
waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang
tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai
zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara
tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya
lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance.

4) Tujuan
 Seni Rupa Murni (Fine Art) adalah suatu karya seni yang benar-benar murni
dan berfungsi untuk memberikan keindahan dan peningkatan rasa suka. Oleh
karena itu, penggunaannya hanya terbatas pada pajangan sebagai pemikat
ketertarikan orang. Contohnya patung, lukisan, kaligrafi, dan relief.
 Seni Rupa Terapan (Applied Art) adalah seni rupa yang mementingkan segi
fungsi dan keindahannya. Selain berfokus pada nilai-nilai keindahan (estetika),
seni ini juga benar-benar memperhatikan nilai praktis atau kegunaan dari suatu
karya dalam menunjang kebutuhan hidup manusia. Contohnya adalah rumah,
dekorasi, seni kriya, dan busana.

C. Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan, seni dibagi menjadi dua


bagian :
1. Fungsi Individual
Fungsi Individual adalah seni dapat dinikmati dan bermanfaat bagi individu. Manusia sebagai
individu terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi
individual dibagi menjadi dua, yakni:

 Fungsi pemenuhan kebutuhan secara fisik adalah fungsi yang banyak dipenuhi
melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti busana, perabot, rumah,
musik senam dan sebagainya.
 Fungsi pemenuhan kebutuhan secara psikis/emosional adalah fungsi yang
dipenuhi melalui seni murni baik dari segi pembuat/penggubah, maupun konsumen
penikmat. Contohnya, lukisan, novel, musik, tari, film dan sebagainya.

2. Fungsi Sosial
Fungsi Sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam
waktu relatif bersamaan. Fungsi ini dikelompokn menjadi beberapa bidang, yakni :

 Rekreasi/hiburan : yakni seni dapat dijadikan sarana untuk melepas kejenuhan dan
mengurangi kesedihan. Hal ini dapat terjadi pada saat kita menyaksikan musik, tarian,
film dan lawak
 Komunikasi : seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu seperti pesan,
kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh lagu balada,
poster, drama komedi, dan reklame.

1. Pendidikan : pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana pengantarnya.


Contohnya gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster
ilmiah, lagu-lagu anak dan foto.
D. Simbol Seni Rupa

 Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah
karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta
sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus,
melengkung, berombak dan seterusnya. Garis dapat juga digunakan untuk
mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan diri. Garis tebal tegak lurus
misalnya, dapat memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis
melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan
oleh alat yang berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula.
 Raut (Bidang dan Bentuk) yang merupakan tampak, potongan atau wujud dari
suatu objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda
yang cenderung pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih
menunjukkan kepada wujud benda yang memiliki volume (mass).
 Ruang uang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi
dari obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi
kesan ruang dapat dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur
kerupaan lainnya seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau
menggunakan teknik menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu
(khayal). Dalam seni rupa dua dimensi, ruang besifat semu.
 Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu
permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni
rupa. Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan
tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang
nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek
yang timbul pada suatu bidang karena pengolahan unsur garis, warna, ruang,
dan terang-gelap.
 Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna
Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu
merah, kuning dan biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik
Contoh penggambaran tekstur penggunaan warna, yaitu secara harmonis,
heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik. Warna dapat memberikan
kesan tertentu. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan warna gelap,
serta warna redup dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan
berat, sebaliknya warna terang dapat memberi kesan ringan.
 Gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas
cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan
munculnya tingkat nada warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena
cahaya akan lebih terang dan bagian yang kurang terkena cahaya akan tampak
lebih gelap.

E. Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa


 Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya
menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi
 Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan
bagian lainnya secara keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh
dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran
objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.

F. Nilai estetis seni rupa


Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan
Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang
indah.jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita
rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek
tersebut. Nilai Estetik sangat dibutuhkan agar para seniman dapat menyajikan
keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penikmat.dan
juga bisa digunakan untuk layak atau tidaknya suatu seni untuk di pertontonkan ke
masyarakat.

Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai
estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan
keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif
sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya
dimana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa
berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.

Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya
seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah
karya seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok,
penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam
menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.

Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-
unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera
penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat melihat sebuah karya
seni lukis, seseorang dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada
karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam
karya itu dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya.
walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan inilah yang
menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.

G. Bahan dan alat

. 1. Bahan habis pakai

a. Berdasarkan fungsinya :
Bahan utama (medium) : kanvas dan cat
Bahan penunjang : kayu dan paku
b. Berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya
Bahan baku alami : Digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara kimiawi
di pabrik atau industri terlebih dahulu.
Bahan baku olahan/ sintetis : bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses industri
tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus.
c. Berdasarkan sifatnya
Bahan lunak : Pastel dan Krayon
Bahan cair : Tinta Bak, cat air, cat minyak
2. Alat
a. Alat utama : alat membentuk, manggambar, mewarnai, dan mencetak
b. Alat bantu : alat yang diperuntukan tidak secara khusus untuk kegiatan berkarya seni rupa
tetapi sangat diperlukan.
Contoh : alat pemotong (pisau, gunting), alat pengering, alat pengukur.

H. Teknik Seni Rupa

1. Kolase : lukisan yang dibuat dari tempelan potongan/ sobekan kain, atau kayu dengan
pelekat
2. Mozaik : teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca berwarna dengan semen
lepas pada media melukis dan membentuk suatu objek
3. Plakat : bermedia kanvas yang diberi cat yang bersifat menutup yang dicampur larutan
lem sehingga tidak tembus pandang
4. Aquarel : melukis dengan sapuan warna tipis dengan media kertas
5. Acrylic : menghasilkan warna yang cerah dan menyala
6. Pointilis : menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek.
7. Dussel : menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat
yang bisa digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte.
8. Siluet : teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu
warna sehingga menimbulkan kesan balok.
9. Arsir : teknik arsir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat
lain berupa garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan
dimensi.
masa kecil ceria

langit senja di kala sore itu. suara ramai terdengar dari taman bermain
yang di penuhi dengan anak anak sekolah dasar. di perkumpulan anak-
anak dasar tersebut tersapat sosok seorang perempuan yang ceria, ia
adalah dekti. anak perempuan satu satunya dari keluarga yang harmonis.
ia di lahirkan di tengah keluarga yang bahagia, ia memiliki 3 kakak laki-laki
yang sangat menyayanginya.

umurnya waktu itu menginjak 6 tahun, dengan badan yang kurus ia lebih
terlihat seperti anak berumuran 4 tahun. ia selalu di jaga dengan 2 asisten
rumah tangga yang menyayanginya. setiap sore ia selalu bermain sepeda di
depan rumahnya dengan di jaga serta di temani bersama mbak warsih dan
mbak atun. 2 wanita baik yang selalu menjaganya. orang tuanya bekerja
sebagai dosen di salah satu universitas terkenal di palembang. ia selalu
menanti kedatangan ayah dan ibunya setelah bekerja, karena ia yakin ayah
dan ibu pasti membawakan makanan atau mainan kesukaannya..

di umurnya 6 tahun, dekti bersekolah di Sekolah Dasar Islam Az-Zahrah.


setiap pagi, ayahnya selalu mengantarnya untuk pergi sekolah. Dengan
wajah ceria dekti pergi sekolah. sangat bahagia wajahnya ketika
menapakkan kaki di sekolah. Banyak teman yang bermain bersamanya.
hari harinya di lewati dengan penuh kebahagian dan taklupa kehangatan
dari keluarganya.

awal kebahagian

memasuki tingkat 3 sekolah dasar, dekti selalu di paksa untuk makan yang
bergizi. banyak sekali orang orang yang membicarakan tentang ukuran
badan yang tidak sesuai dengannya. ibunya selalu memberinya vitamin
penambah nafsu makan agar ia makan dengan banyak. dekti juga
bersemangat untuk selalu makan tepat waktu dengan hidangan makanan
yang lezat. ia selalu bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari.
usianya menginjak 9 tahun, ia tak lagi sama seperti dulu. Badannya kini
amat besar. dengan berat badan 50 di umurnya yang 9 tahun ia di
kategorikan sebagai anak yang obesitas. tetapi ia tidak
mempermasalahkannya ia senang dengan berat badannya saat ini,
setidaknya ia tidak akan di katakan anak anak bekategori kekurusan.

kesalahan terbesar

seiring berjalannya waktu, Dekti tumbuh menjadi perempuan dewasa. Ia


memasuki sekolah menengah pertama di salah satu sekolah terkenal di
palembang. Kini badannya amatlah besar, baru memasuki sekolah
menengah pertama ia memiliki berat badan 70, itu tidak wajar bagi anak
seusianya. Di kelas ia memiliki badan yang paling besar di antara teman
temannya.

pagi itu ia melakukan upacara di hari senin, karena ia memiliki postur


badan yang paling besar dan tinggi, ia berada di barisan paling belakang. ia
sering malas untuk melakukan upacara pagi di hari senin, karena ia tidak
senang badannya untuk berkeringat. Pada jam olahraga pun dekti
kebanyakan hanya duduk, ia sangat malas untuk berolahraga, tidak ada
rasa di hatinya bergerak untuk berolahraga.

sekarang ia menjadi perempuan yang malas untuk bergerak, ia lebih


memilih bermalas-malasan dan ia sangat hobby untuk mengemil makanan
kecil. Ia tidak perduli dengan bentuk badannya, yang ada di dalam
fikirannya hanya makan, makan, dan makan. ia sadar banyak teman
temannya yang mengejeknya dengan kata kata yang tidak enak di dengar..
ada yang mengejeknya dengan sebutan “ikan paus”, “gajah”, “mama
beruang”, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai