Anda di halaman 1dari 2

2.

Memahami dan Menjelaskan Agen karsinogenik / onkogen


Agen karsinogenik menimbulkan kerusakan genetik, yang terletak pada pusat
karsinogenesis. dikenal tiga kelas karsinogenesis; kimiawi, energi radiasi dan produk
mikrobiologik.
Karsinogen kimia mempunyai kelompok elektrofil yang sangat reaktif yang langsung
merusak DNA sehingga terjadi mutasi dan kemudian menimbulkan kanker. Ada dua jenis agen
yang bekerja yaitu agen yang bekerja langsung dan agen yang bekerja tidak langsung. Agen yang
bekerja langsung tidak membutuhkan perubahan metabolik untuk menjadi karsinogenik, sedangkan
agen yang tidak bekerja secara langsung tidaklah aktif sampai diubah menjadi karsinogen oleh jalur
metabolik endogen. Oleh karena itu, polimorfisme enzim endogen seperti sitokrom P-450 dapat
memengaruhi karsinogenesis dengan mengubah konversi agen tidak langsung menjadi karsinogen
aktif.
Sifat karsinogenik beberapa zat kimia dapat ditingkatkan dengan beberapa promotor, yang
bila sendiri saja tidak bersifat karsinogenik. Supaya dapat memberikan efek, pajanan berulang dan
terus menerus terhadap promotor harus ada sesudah pemberian zat kimia mutagenik atau inisiator.
Promotor tumor bekerja dengan memicu poliferasi sel. peningkatan poliferasi dapat terjadi secara
langsung oleh efek promotor tumor pada sel sasaran atau sekunder melalui jejas seluler dan
pemulihan regeneratif.
Karsinoken akibat radiasi, radiasi sumbernya bisa dari sinar UV matahari,
radiograf,merupakan karsinogen yang telah jelas diketahui. Sifat onkogenik radiasi pengion
berhubungan dengan efek mutagenik yang akan menyebabkan kerusakan kromosom, penataan
ulang kromosomal seperti translokasi dan inversi dan yang lebih jarang mutasi titik. Secara
biologik, kerusakan DNA untai ganda merupakan bentuk kerusakan DNA terpenting yang
disebabkan radiasi. Sedangkan pada sinar UV memicu pembentukan dimer pirimidin dalam DNA
sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi yang menimbulkan karsinoma sel skuamosa dan
melanoma pada kulit.
Onkogenesis oleh virus dan mikrob. berbagai virus DNA dan RNA terbukti bersifat
onkogenik pada binatang seperti katak dan primata. Hanya bebera birus yang dapat dikaitkan pada
kanker manusia.
Yang pertama ada Virus RNA onkogenik, hanya satu retro virus pada manusia yaitu virus
leukimia sel T tipe 1(HLTV-1) yang sudah dipastikan pengaruhnya dalam patogenesis kanker pada
manusia. HTLV-1 penyebab leukimia/limfoma sel-T dewasa, suatu tumor yang endemik di daerah
tertentu dijepang, Karibia, Amerika Selatan, dan Afrika, dan ditempat lain ditemukan secara
sporadis termasuk Amerika Serikat. Infeksi manusia memerlukan penularan sel T yang terinfeksi
melalui hubungan seksual, produk darah atau menyusui. Genom HLTV-1 menyandi protein virus
yang disebut tax yang memicu proliferasi, meningkan kesintasan sel, dan mengganggu kontrol
siklus sel. Walaupun proliferasi ini awalnya poliklonal, sel T yang berproloferasi memiliki risiko
lebih tinggi untuk terjadi mutasi sekunder yang mengakibatkan pertumbuhan leukimia poliklonal.
Virus DNA onkogenik, telah ditemukan bebrapa virus DNA onkogenik yang menyebabkan
tumor pada binatang. Ada lima virus DNA; HPV, Virus Epstein Barr (EBV), Virus Herpes Sarcoma
Kaposi(KSHV), Human Herpes Virus-8(HHV-8), Virus Sel Merkel dan Virus Hepatitis.
Pada virus HPV berhubungan dengan kutil jinak dan juga kanker serviks. Sifat onkogenik
dari HPV berhungan dengan ekspresi dua onkoprotein virus, E6 dan E7, yang mengikat supressor
tumor P53 dan RB sehingga menetralkan fungsinya. E6 dan E7 dari strain EPV risiko-tinggi (yang
menimbulkan kanker) mempunyai afinitas terhadap sasaran yang llebih tinggi dari pada E6 dan E7
dari strain HPV resikio-rendah(yang menimbukan kutil jinak).
Sedangkan EBV terlibat dalam potogenesis Limfoma Burkitt, limfoma pada pasien
imunosupresi, limfoma hodgkin, tumor sel T dan sel NK yang jarang, karsinoma nasofaring, subset
dari karsinoma lambung dan terkadang sarkoma. Produk gen EBV tertentu ikut berperan dalam
onkogenesis melalui stimulasi jalur normal proliferasi sel-B. Gangguan kompetensi dari sistem
imun pada saat bersamaan memungkinkan proliferasi sel B terjadi terus menerus dan akhirnya
mengakibatkan perkembangan limfoma.
Virus Hepatitis B dan Hepatitis C, diperkirakan 70% sampai 85% karsinoma sel hati
disebabkan oleh HBV atau HCV. Efek onkogenik dari HBV dan HCV ini bersifat multifaktor,
terapi yang dominan dalah efek imunologik akibat peradangan kronis, disertai jejas sel hati, memicu
proliferasi sel hati dan menghasilkan spesies oksigen rektif yang dapat merusak DNA. Genom HBV
mengandung gen yang disebut HBx. Protein HBx ini dari protein inti KBV dan HCV dapat
mengaktifkan berbagai jalur sinyal transduksi yang juga berperan dalam karsinogenesis.
Helicobacter Pylori, infeksi H.Pylori berhubungan dengan adenokarsinoma lambung dan
limfoma MALT. Mekanisme H.pylori menginduksi lambung bersifat multifaktor, termasuk yang di
perantarai peradangan kronis, stimulasi proliferasi sel lambung dan produksi spesies oksigen reaktif
yang merusak DNA. Gen H.pylori patogenik seperti CagA, juga mungkin berperaan dalam
stimulasi jalur faktor pertumbuhan. Diperkirakan bahwa infeksi H.pylori menyebabkan proliferasi
sel-B poliklonal yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan tumor sel-B monoklonal (limfoma
MALT) akibat akumulasi mutasi.

Robbins SL, Cotran R, Kumar Edisi ke-10. Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai