a. Definisi
Human Papilloma Virus (HPV) dengan gejala berupa lesi tunggal atau
multipel pada daerah anogenital yang disertai dengan gejala gatal, discharge
b. Epidemiologi
datang ke Divisi IMS Unit Rawat Jalan (URJ) RSUD Dr. Soetomo Surabaya
selama 3 tahun (Januari 2009 sampai Desember 2011) tercatat sebanyak 259
pasien yang merupakan 8,7% dari 2960 pasien Divisi IMS dan 1,2% dari
21.405 pasien yang berobat di URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr
c. Etiologi
3,49. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, namun hanya 30 tipe yang bisa
menyebabkan KA, diantaranya yaitu HPV tipe 6, 11, 42, 43, 44 dan 54. HPV
berisiko tinggi menimbulkan displasia derajat tinggi dan kanker, yaitu HPV
tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 73 dan 82 (Koutsky,
2002)
1. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang yang
terinfeksi HPV melalui pemeriksaan DNA. Wanita dengan lima atau lebih
rentang waktu tersebut. Pada penelitian yang lebih luas, yang melibatkan
wanita berusia 18-25 tahun yang memiliki tiga kehidupan seksual dengan
2. Penggunaan Kontrasepsi
servik. Namun hubungan pasti antara alat kontrasepsi oral dengan angka
dunia.
3. Merokok
4. Kehamilan
papilomatosis laring (kutil pada saluran nafas) pada bayi baru lahir.
vagina dan serviks, atau mungkin juga keputihan oleh sebab lain seperti
jamur misalnya.
5. Imunitas
(misal HIV)
d. Patofisiologi
50-100 kopi sel tiap sel. Keratinosit merupakan target sel pada infeksi HPV
dan ekspresi gen HPV ini tergantung pada program diferensiasi keratinosit.
Saat ini masih kontroversi bagaimana mekanisme HPV masuk kedalam sel,
sebagian bukti menunjukkan bahwa virus masuk kedalam sel melalui reseptor
α6-integrin dan heparin sulfat serta laminin dan kemudian terjadi internalisasi
virion ke dalam sel. Amplifikasi genom awal diikuti oleh fase pemeliharaan
dimana gen late (L) dan early (E) diekspresikan melimpah dan terjadi
produksi genom dalam jumlah salinan yang tinggi pada bagian diferensiasi
terminal. Perakitan virus terjadi pada lapisan atas epitel skuamosa dan virion
sistem imun. Secara klinis biasanya lesi terjadi antara 3 minggu sampai
dengan 8 bulan setelah infeksi awal. Genom HPV terdiri dari delapan open
reading frame (ORFs) dan terdapat dua tipe gen yang diekspresikan yaitu gen
E dan L. Gen E mensintesis 6 protein yaitu E1, E2, E4, E5, E6 dan E7, yang
banyak terkait dalam proses replikasi virus dan onkogen. Sedangkan gen L
Kedua protein ini diekspresikan saat akhir siklus hidup pada sel suprabasal
akhir diferensiasi. Pada infeksi HPV terkait lesi jinak, genom virus
bereplikasi sebagai episom ekstrakromosom yang terpisah dari sel DNA host.
Hal ini berbeda pada kebanyakan lesi malignansi dimana DNA virus
e. Diagnosis
1. Pemeriksaan Acetowhite
Tes ini menggunakan larutan asam asetat 3-5%, yang dapat digunakan
untuk mendeteksi infeksi HPV subklinis. Dalam waktu 1-5 menit lesi
penetrasi pada lesi yang lebih kering akan menurun. Sensitivitas dan
Beberapa uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi DNA HPV seperti
southern blot, dot blot, hibridisasi insitu, polymerase chain reaction (PCR)
dan hybrid capture assay. Dari semuanya, PCR merupakan teknik yang
f. Terapi
Farmakologis
a. Podophylin
harus dipertimbangkan.
b. Podofilytocin
sesuai.
d. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
Krim 5 FU dapat digunakan khususnya untuk perawatan
tidak biasa.
e. Interferon
akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
3. Laser
(Bakardzhiev, 2012).
4. Terapi Kombinasi
g. Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada penyakit kondiloma akuminata yaitu (Djuanda,
2010):
Walaupun jarang,pada bayi baru lahir yang terpajan kutil genitalia selama
Daftar Pustaka
Djuanda, 2010, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 6th Ed, Jakarta: Fakultas
Kedokteran Indonesia
Fitzpatrick, 2009, Color Atlas and Sypnosis Clinical Dermatology 6th Ed, New
Divisi IMS URJ Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Zubier F, 2005, Kondiloma akuminata. In: Daili FS, Makes BIN, Zubier F,