Anda di halaman 1dari 27

Kondiloma Akuminata

Departemen Dermatologi & Venereologi


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
TUJUAN UMUM

 Peserta didik mampu menjelaskan


mengenai Penyakit Kondiloma Akuminata

Standar Kompetensi 3A
TUJUAN KHUSUS
1. Peserta didik mampu menjelaskan definisi,
epidemiologi,dan etiologi Kondiloma Akuminata
2. Peserta didik mampu menjelaskan gejala klinis Kondiloma
Akuminata
3. Peserta didik mampu menjelaskan diagnosis dan diagnosis
banding Kondiloma Akuminata
4. Peserta didik mampu menjelaskan dan memberikan
pengobatan awal pada keadaan yang bukan gawat darurat
dan menentukan rujukan yang tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya
5. Peserta didik mampu menindaklanjuti pasien sesudah
kembali dari rujukan
6. Peserta didik mampu menjelaskan prognosis Kondiloma
Akuminata
Pendahuluan
 Kondiloma akuminata (KA) atau genital warts
merupakan manifestasi klinis anogenital virus
Human Papiloma Virus (HPV).
Etiologi
 Sekitar 200 jenis tipe HPV yang dikenal atas
dasar sekuens DNA
 Etiologi: HPV tipe 6 dan 11

 Penularan: kontak kulit atau seksual


Epidemiologi
 Prevalensi kondiloma akuminata ditemukan paling
tinggi pada usia 20-24 tahun (4/1000 orang per
tahun ) pada wanita ( berdasarkan Centers for
Disease Control and Prevention- CDC 2010 )
 Pada populasi pria, kelompok usia tertinggi adalah

25-29 tahun dan cenderung meningkat pada


aktivitas seks anal ( laki-laki sama laki-laki)
 Pada tahun 2016, dilaporkan 112 kasus

kondiloma akuminata pada pasien LSL dengan HIV


(83.6%)
Patogenesis
 Sel basal  tempat pertama infeksi HPV
 Setelah inokulasi melalui trauma, virion HPV

masuk ke sel basal epitel.


 Agar dapat menimbulkan infeksi, HPV

mencapai epitel.
 Sesuai dengan pembelahan sel basal maka

virion HPV bergerak ke epidermis dimana


terjadi replikasi virus dan pelepasan virus
bersama dengan sel epitel yang akan
menginfeksi lapisan basal yang lain.
Manifestasi Klinis
Morfologinya adalah:
1. Kondiloma akuminata, yang berbentuk
cauliform-like
2. Papular warts, papule berbentuk kubah, flesh-
colored dan biasanya hanya berdiameter 1-4
mm
3. Keratotic Warts, mirip dengan gambaran veruka
atau keratosis seboroik
4. Flat-top papules yang bentuknya berupa papula
dengan permukaan datar, atau plak yang sedikit
meninggi.
Manifestasi Klinis
 Pada pria KA dapat timbul di penis, skrotum,
meatus uretra, dan daerah perianal
Manifestasi Klinis
 Pada wanita KA dapat timbul di introitus,
vulva, labium dan perineum
Manifestasi Klinis
 Infeksi subklinis
Infeksi tanpa disertai dengan lesi klinis.
Keadaan yang termasuk kategori  infeksi
HPV yang positif melalui pemeriksaan Pap
smear, kolposkopi, biopsi, setelah tes
dengan asam asetat atau pemeriksaan
lainnya.
Manifestasi Klinis
 Infeksi persisten
Infeksi laten atau persisten  bagian siklus
hidup virus yang disebabkan berulangnya
fase akut atau perkembangan penyakit yang
perlahan atau karena perubahan onkogen.
Infeksi persisten HPV  infeksi yang
ditemukan pada 2 kali kunjungan
pemeriksaan kontrol, selama 4-6 bulan.
Pemeriksaan Penunjang
Acetowhite
 Identifikasi sambungan skuamokolumnar

pada serviks
 Oleskan kapas lidi yang dicelupkan ke dalam

asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan


serviks
 Tunggu hasil selama 1 menit, perhatikan

apakah ada bercak putih (acetowhite


epithelium) atau tidak
 Dapat mendeteksi infeksi HPV subklinis dan

menentukan batas pada lesi datar


Pemeriksaan Penunjang
 Pap smear
Untuk mendeteksi terjadinya kanker serviks
 HPV merupakan penyebab utama pada
patogenesis kanker serviks

 Biopsi
Diindikasikan untuk mengkonfirmasi dan
menyingkirkan squamous cell carcinoma
invasive
Penatalaksanaan
 Non bedah  podofillin, podofilotoksin, 5-FU
(5-fluorourasil), trichloroacetic acid (TCA),
imiquimod, interferon (IFN)

 Bedah  cryotherapy, bedah eksisi,


elektrokoagulasi, dan bedah laser
Penatalaksanaan Non Bedah
Podofillin
 derivat tanaman resin terdiri atas beberapa

campuran bahan sitotoksik


 Konsentrasi 10-25%  tinktura benzoin,

spiritus, cairan paraffin


 Bersifat : antimitotik, sitotoksik
 Efek teratogenik dan onkogenik
 KI : pada wanita hamil (kematian fetus)

tidak digunakan pada daerah serviks, anal


Penatalaksanaan Non Bedah
Podofilotoksin
• zat aktif yang terdapat pada podofillin
• Bentuk cairan 0,5% dan krim 0,15%
• Bersifat antimitotik dan dapat digunakan

dirumah o/ penderita sendiri


• KI : Wanita hamil dan menyusui dan belum

ada mengenai efektivitas serta keamanan bila


digunakan pada membran mukosa,vagina,
dan anal
Penatalaksanaan Non Bedah
TCA/BCA
 Zat asam dengan penetrasi cepat, yang dapat

mengkauterisasi kulit dan mukosa


 Efek kaustik dengan menimbulkan koagulasi

dan nekrosis pada jaringan hiperkeratotik


pada lesi kondiloma
 Efek samping: iritasi lokal, efek samping

sistemik jarang ditemukan


Penatalaksanaan Non Bedah
5 FU (5-Fluorouracil)
 antimetabolit yg dapat menggangu sintesis

DNA, antineoplasma, dan merangsang


aktivitas imun
 Dalam bentuk krim 1-5%
 KI : wanita hamil krn bersifat teratogenik
Imiquimod (krim 5%)
- merangsang respons imun yaitu sitokin,
khususnya interferon alfa(IFN-alfa)
- KI : wanita hamil dan tidak boleh digunakan
pada daerah perianal, uretra, vagina dan
serviks
Bedah
• Bedah eksisi
• Bedah laser
• Elektrokoagulasi dan kuretase
• Cryotherapy
Diagnosis Banding
 Kondiloma lata
 Moluskum kontagiosum
 Skin tag
Prognosis
 Walaupun sering mengalami residif,
prognosisnya baik.
 Faktor predisposisi perlu dicari misal higiene,

adanya fluor albus, kelembaban pada pria


akibat tidak disirkumsisi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai