PENDAHULUAN
1
disertai dengan protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah
dapat segera ditegakkan dengan cepat dan tepat untuk mencegah morbiditas
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Lamongan
2.2. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri kepala
Selain itu, pasien juga mengeluh penglihatan sedikit kabur, pasien juga
3
Keluhan kenceng-kenceng masih jarang dirasakan. Tidak ada cairan yang
merembes dari jalan lahir, keluar lendir darah dari jalan lahir disangkal,
Hipertensi (-), DM (-), Alergi (-), Asma (-), Riw. TB tahun 2013 sudah
tuntas pengobatan
HT (-), DM (-)
Riwayat Sosial :
Riwayat Haid :
Menarche usia 13 tahun, lama haid 7 hari, siklus 28-30 hari teratur, nyeri
haid (-)
HPHT : 22-3-2019
TP : 29-12-2019
UK : 39-40 minggu
Riwayat KB :
Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 Kali
4
2.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
- TB : 152 cm
- BB : 75 kg
- BMI : 32.6
- Vital Sign :
TD : 167/115 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 36,0 °C
RR : 22 x/menit
Sa02 : 98%
Status Generalisata
- Kepala : A(-)/I(-)/C(-)/D(+)
- Thorax : normochest
gallop (-)
5
- Abdomen I: tampak membesar, linea nigra, striae gravidarum
P: redup
- Ekstremitas :
+ +
+ +
Edema
+ +
+ +
37 cm
Pembukaan :-
Effisment :-
Presentasi :-
6
Denominator : -
Hodge :-
Ketuban :-
Promontorium :-
Linea Inominata :-
Spina Ischiadica :-
Sacrum :-
Arcus Pubis :-
Mobilitas Os Cocygeus : -
Darah Lengkap:
7
MCV : 78.80 (87.00 - 100.00)
GDA : 83
FH :
PT : 11.50 (10.3-16.3)
Imuno – Serologi
Anti HIV
Urine Lengkap :
pH : 6.0
nitrit : negatif
glukosa : negatif
keton : negatif
SG :1.020
urobilin : positif
bilirubin : (+1)
cylind : negatif
bakteri : positif
jamur : positif
8
parasit : negatif
- Pemeriksaan NST
- Pemeriksaan EKG
2.5 Diagnosis
2.6 Penatalaksanaan
- MRS
- O2 nasal 3 lpm
- Pasang DK
2.7 RENCANA
- Rencana terminasi
9
2.8 CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN POST OP
laktafit 3x1
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada
kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa wanita lain
11
2. Eklampsia : preeclampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan
atau koma.
- Primigravida
3.3 Etiopatogenesis
Penyebab preeklampsia saat ini belum diketahui secara jelas, banyak teori
yang telah dikemukakan, tetapi tidak ada satupun teori yang dianggap mutlak
12
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
5. Genetik
7. Teori inflamasi
dari cabang-cabang arteri uterina dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah
menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteria spiralis
(Sarwono, 2014).
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi
lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas
dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi
peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran darah
ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat
13
menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan "remodeling
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot
arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis
14
Gambar 3.1 Gambaran Skematik Implantasi Plasenta Pada Preeklampsia
akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal
elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan
mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah,
15
akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak
membrane sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi
oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi
oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar diseluruh rubuh
dalam aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Membran sel
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap
(Sarwono, 2014).
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
bahkan rusaknya seluruh strukrur sel endotel. Keadaan ini disebut "disfungsi
2014):
16
- Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel endotel,
endotbeliosis).
meningkat.
2014).
17
Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih
kehamilan.
"hasil konsepsi" yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya human
respons imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya
HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel
sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga
2014).
18
Pada awal trimester kedua kehamilan perempuan yang mempunyai
bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk
oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal ini
dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan vasopressor akan hilang bila
yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada
kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan
19
Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe
jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang
penting yang pernah dilakukan di Inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet
Suasana serba sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang
peneliti telah mencoba melakukan uji klinik untuk memakai konsumsi minyak
ikan atau bahan yang mengandung asam lemak tak jenuh dalam mencegah
2014).
20
Beberapa peneliti juga menganggap bahwa defisiensi kalsium pada diet
Penelitian di Negara Equador Andes dengan metode uji klinik, ganda tersamar,
menunjukkan bahwa ibu hamil yang diberi suplemen kalsium cukup, kasus
(Sarwono, 2014).
proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi stres oksidatif. Bahan-
bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang timbulnya proses
inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas
wajar, sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas normal. Berbeda
trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel trofoblas plasenta, misalnya pada
plasenta besar, pada hamil ganda, maka reaksi stres oksidatif akan sangat
Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi
jauh lebih besar, dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan normal. Respons
21
yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang
Peristiwa ini oleh Redman disebut sebagai "kekacauan adaptasi dari proses
1. Volume plasma
2. Hipertensi
22
irama sirkadian normal. TD menjadi normal beberapa hari
2014).
3. Fungsi Ginjal
mengakibatkan proteinuria.
- Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
Proteinuria
kehamilan
23
- Tanpa kenaikan tekanan diastolik > 90 mmHg, umumnya
mg/24 jam.
4. Elektrolit
dengan saat hamil normal, karena kadar natrium dan kalium tidak
24
Gangguan koagulasi pada PE , misalnya trombositopenia namun jarang
7. Viskositas darah
9. Edema
10. Hematologik
11. Hepar
maka akan terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar.
25
Perdarahan yang meluas hingga dibawah kapsula hepar akan
12. Neurologik
vasogenik edema.
13. Kardiovaskular
14. Paru
Edema paru dapat terjadi akibat payah jantung kiri, kerusakan endotel
2014).
15. Janin
26
vasospasme, dan kerusakan endotel pembuluh darah plasenta. Dampak
solusio plasenta.
3.4 Diagnosis
selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi
kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa wanita lain
27
Berdasarkan American Society of Hypertension ibu diberi
yang sesuai dan kalibrasi alat juga senantiasa diperlukan agar tercapai
Penentuan Proteinuria
24 jam, namun jika hal ini tidak dapat dilakukan, pemeriksaan dapat
urin sewaktu bergantung pada beberapa faktor, termasuk jumlah urin. Kuo
yang tinggi seperti yang dilaporkan oleh Brown, dengan tingkat positif
28
(RCOG) menetapkan bahwa pemeriksaan proteinuria dipstik hanya dapat
digunakan sebagai tes skrining dengan angka positif palsu yang sangat
dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan,
salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan
abdomen
5. Edema Paru
29
7. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi
(ARDV)
atas abdomen
5. Edema Paru
visus
30
7. Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi
kondisi protein urin masif ( lebih dari 5 g) telah dieleminasi dari kriteria
31
Hipertensi Gestasional
32
terutama untuk janin, walaupun proteinuria tidak pernah ditemukan.
jelas bahwa apabila tekanan darah mulai naik, ibu dan janin
2014):
Eklampsia
33
studi yang lebih baru melaporkan bahwa seperempat serangan
2014):
Hipertensi Kronis
(Williams, 2014):
34
usia kehamilan 20 minggu mungkin merupakan tanda awal
SINDROM HELLP
trombositopenia(Sarwono,2014).
H: Hemolysis
• Diagnosis
AST, LDH
o Trombositopenia
35
3.5 Penatalaksanaan
REKOMENDASI:
gejala berat dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan evaluasi
maternal dan janin yang lebih ketat (Level evidence II, Rekomendasi C).
• Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
dalam seminggu)
direkomendasikan
36
Perawatan Ekspektatif Pada Preeklampsia Berat
REKOMENDASI:
dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan syarat kondisi ibu
37
4. Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk melakukan
Rekomendasi B)
38
Perawatan pada Preeklampsia
Rawat Jalan
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal
dilakukan restriksi garam sepanjang fingsi ginjal masih bagus. Diet yang
prenatal (Sarwono,2014).
Rawat Inap
39
Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preklampsia perlu dirawat di
(Sarwono,2014) :
minggu)
minggu sampai ≤37 minggu. pada kehamilan preterm < 37 minggu, bila
Penderita PEB harus segera masuk ke rumah sakit untuk rawat inap
40
Perawatan yang penting pada PEB ialah pengelolaan cairan karena
terjadinya edema paru dan oliguria. Oleh karena itu monitoring input
cairan (oral maupun infus) dan output cairan (melalui urin) menjadi
Ringer Dextrose atau cairan garam faali dengan jumlah tetesan < 125
(60-125 cc/jam) 500 cc, pasien juga dipasang cateter foley untuk
cc/jam dalam 2-3 jam atau < 500 cc/24 jam. Diet yang cukup protein,
MgSO4
41
masuknya kalsium ke dalam neuron, yang mengakibatkan
Menit. MgSo4 sampai saat ini masih menjadi terapi lini pertama
2014).
42
Cara pemberian MgSO4 (Sarwono, 2014) :
menit
2. Maintenance dose
diberikan IV 3 menit
distress pernapasam
terakhir
o Diazepam
43
magnesium sulfat dibandingkan diazepam mengurangi
(Sarwono, 2014).
o Fenitoin
2014).
Pemberian Antihipertensi
44
< 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg. Dari hasil metaanalisis
palpitasi, sakit kepala, flushing, dan edema tungkai akibat efek lokal
45
oraldapat diulangi setelah 30 menit maksimum 120 mg/24 jam (Alex,
2005).
mg/jam, dan dapat dititrasi 2.5 mg/jam tiap 5 menit hingga maksimum
Beta-blocker
Metildopa
46
Metildopa, agonis reseptor alfa yang bekerja di sistem saraf pusat,
simpatis dan tekanan darah arteri. Frekuensi nadi, cardiac output, dan
aliran darah ginjal relatif tidak terpengaruh. Efek samping pada ibu
biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2 atau 3 kali sehari,
dengan dosis maksimum 3 g per hari. Efek obat maksimal dicapai 4-6
jam setelah obat masuk dan menetap selama 10-12 jam sebelum
Glukokortikoid
47
minggu, 2 x 24 jam. Obat ini fuga diberikan padasindrom HELLP
(Sarwono, 2014).
medikamentosa.
diakhiri
Ibu
epigastrium)
48
Janin
(IUGR)
3. NST nonreaktif
4. Terjadi oligohidramnion
Laboratorium
3.6 Komplikasi
Ibu
Eklampsia
hepar.
Janin
Prematuritas
49
Gawat janin
3.7 Prognosis
Penentuan prognosis ibu dan janin sangat bergantung pada umur gestasi
ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak
1. Panggul sempit
2. Janin besar
(3) dua tulang inominata (os coxae) yang mrp gabungan dari ilium, ischium,
50
anteroposterior, diameter transversa, dan 2 diameter obliq (Cunningham,
2014).
diukur secara klinik pada pemeriksaan fisik. Secara klinik dapat diukur
ingat bila kita tidak dapat meraba promontorium maka pasti ukuran
13 cm)
- Diameter obliq: jarak dari sendi sakroiliaka satu sisi sampai tonjolan
transversa
51
2. Jenis anthropoid: Ditemukan pada 35% perempuan, Bentuk lonjong
diameter transversa.
yang bersekutu pada bagian alasnya (yakni garis antara kedua tuber os
ischium): (1) trigonum urogenital: bidang yang dibentuk oleh alas dengan
puncaknya di tepi bawah simfisis pubis, (2) trigonum anale: bidang yang
52
1. Sudut arkus pubis: pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke
bawah dan merupakan sudut 900 atau lebih sedikit. Bila kurang, maka
simetris pada Krista iliaka sinistra dan dekstra. (28 cm-30 cm)
mayor
53
berukuran 9,5-9,8 cm, sehingga sangat sulit bagi janin bila melewati
yang melalui apex dari arcus pubis, spina ischiadica, dan sacrum.
yang sempit, kurang dari 90 derajat sehingga oksiput tidak dapat keluar
54
3.8.3 Janin Besar
Berat badan neonatus lebih dari 4000 gram dinamakan bayi besar.
besar. Janin besar biasanya juga dapat dijumpai pada ibu yang mengalami
dapat timbul inersia uteri sehingga kemungkinan HPP akibat atonia uteri
lebih besar.
55
Lintang Kepala atau pantat Bahu atau lengan
tidak bisa diraba biasanya bisa diraba.
pada simfisis pubis Bahu bisa dibedakan
dan kepala dari pantat dengan cara
biasanya teraba di meraba iga.
satu sisi
3. Rupture uteri, jika his terlalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan
nekrosis.
7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada saraf di dalam rongga
Komplikasi Janin :
2. Prolapsus funukuli
56
3. Perdarahan intrakrania bila janin lahir dengan mengadakan Moulage
berat
4. Kejang
5. Asfiksia
6. Cedera fasial
57
BAB IV
PEMBAHASAN
fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien Ny. I,
25 tahun datang ke IGD RSML dengan keluhan pusing atau nyeri kepala. Nyeri
kepala merupakan salah satu gejala pada pasien pre eklampsia berat yang terjadi
akibat hipoperfusi otak sehingga terjadi vasogenik edem. Nyeri kepala merupakan
salah satu gejala subjektif dari preeklampsia berat dengan impending eklampsia.
Gejala lain dari PEB dengan impending eklampsia yaitu gangguan visus, nyeri
itu pasien juga mengeluhkan penglihatannya kabur, hal ini sesuai dengan gejala
hal ini sesuai dengan teori gejala pada preeklampsia dimana penglihatan kabur
disebabkan oleh spasme arteri retina dan edema retina sehingga muncul gejala
gangguan visus. Pasien juga mengeluhkan bengkak di kaki dan tangan, hal ini
cairan berpindah ke ruang interstitial. Pasien ini juga mengeluhkan sesak napas,
hal ini dijalaskan bahwa pada kondisi preklamsia berisiko terjadinya edema paru.
Hal ini disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan endotel pada pembuluh
58
Dari anamnesis sesuai HPHT saat ini pasien hamil dengan usia kehamilan
pasien. Hal ini mendukung teori bahwa salah satu faktor risiko dari pre eklamsia
adalah primigravida.
167/115 mmHg. Tekanan sistolik ≥ 160 dan diastolik ≥ 110 dapat diklasifikasikan
akan memicu produksi tromboksan yaitu suatu konstriktor kuat. Selain itu juga
pemasangan foley kateter. Hal ini sejalan dengan teori bahwa monitoring input
dan output cairan pada pasien pre eklampsia penting adanya mengingat penderita
pre eklampsia dan eklampsia mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya edem paru
dan oliguria. Selain itu, diberikan antikejang berupa MgSO4 dengan tujuan
59
magnesium sulfat akan menggeser kalsium sehingga aliran rangsang tidak terjadi
oleh karena itu dapat mencegah terjadinya kejang. Selain itu pemberian
menurunkan tahanan vaskulas sistemik dan tekanan arteri rerata (Williams, 2014).
Pada pasien ini tidak diberikan obat antihipertensi. Keuntungan dan risiko
pemberian antihipertensi pada hipertensi ringan - sedang (tekanan darah 140 – 169
darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg pada wanita dengan
organ subklinis pada usia kehamilan berapa pun. Namun di RSU Dr.Soetomo
180 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 110 mmHg. Berdasarkan Cochrane review
preeclampsia masih belus jelas kegunaannya, sehingga saat ini untuk pemberian
karena berdasarkan hasil USG terakhir, diketahui bahwa taksiran berat janinnya
yang besar yaitu sekitar 4000 gram. Pada pasien ini dilakukan manajemen aktif
60
yaitu umur kehamilan ≥37 minggu, adanya tanda-tanda impending eklampsia
caesaria (SC) disebabkan karena pasien mengalami CPD akibat berat janin yang
besar. Pasien CPD merupakan salah satu indikasi dilakukan persalinan SC. Berat
janin yang besar menyebabkan regangan dinding rahim yang besar sehingga
kemungkinan terjadinya perdarahan post partum lebih besar. Selain itu janin besar
banyaknya waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Selain itu pasien
inpartu sehingga pasien harus dilakukan terminasi segera dengan peralinan SC.
Persalinan pada PEB dimana persalinan dengan memperpendek kala II agar ibu
tidak terlalu lama mengejan. Karena apabila ibu terlalu banyak mengejan maka
(Sarwono, 2014).
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam, karena saat setelah
tekanan darah berangsur-angsur turun dan kembali normal, dan keluhan seperti
61
BAB V
KESIMPULAN
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20
minggu.
Penyebab preeklampsia saat ini belum diketahui secara jelas, banyak teori
yang telah dikemukakan, tetapi tidak ada satupun teori yang dianggap mutlak
antara ibu dan janin, adaptasi kardiovaskular, genetik, defisiensi zat gizi dan
inflamasi.
yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada
pematangan paru-paru janin bila usia kehamlian belum aterm dan ibu harus
62
dan ekspektatif dilihat dari bagaimana kondisi janin dan ibu apakah perlu
Penentuan prognosis ibu dan janin sangat bergantung pada umur gestasi
63
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et
Gynecol. 2004;16:111-5.
Tranquilli AL, Dekker G, Magee L, Roberts J, Sibai BM, Steyn W, Zeeman GG,
64
Sarwono, 2014. Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam : Ilmu Kebidanan Sarwono
hal. 530-561.
65