Anda di halaman 1dari 24

PITIRIASIS

ROSEA
Mega Rahmawati
201810401011033

PEMBIMBING
dr. Andri Catur Jatmiko, Sp.KK

SMF ILMU KULIT KELAMIN


RSUD KABUPATEN JOMBANG
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2018
PENDAHULUAN

Penyakit self limiting disease diduga berhubungan dengan reaktivasi dari virus
herpes-7 (HHV-7) dan (HHV-6)

Penyakit ini diawali dgn adanya bercak besar (herald patch atau mother
patch) yang berbentuk eritema dengan skuama halus dan kemudian
diikuti dengan lesi sekunder yang lebih kecil.

Insidensi rata-rata pitiriasis rosea sebanyak 0,16% (158,9 kasus per


100.000 orang pertahun). Penyakit ini sebagian besar terjadi pada usia
dari 10 hingga 35 tahun

Etiologi pitiriasis rosea masih belum jelas diketahui. Diduga penyebabnya


adalah virus, jamur, bakteri, agen non infeksi (atopi dan autoimun)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Pitiriasis = scale, Rosea = Merah Muda

Peradangan pada kulit


Bersifat Self Limiting Disease

Lesi primer : Herald Patch/ Mother Plaque


Diikuti lesi sekunder : berbentuk Chrismas Tree Patern
EPIDEMIOLOGI

ANGKA INSIDENSI
Sebanyak 0,16% (158,9 kasus per 100.000 orang per tahun}

Perbandingan wanita lebih banyak dibandingkan pria yaitu


sebesar 1,5:1

Sebagian besar terjadi pada rentang usia dari 10 hingga 35


tahun
ETIOLOGI

VIRUS
• HHV-6 JAMUR BAKTERI
• HHV-7

ATOPI AUTOIMUN
PATOGENESIS

Sitokin j Sel T-helper Terjadi


Merangsang
muncul dan merangsang stimulasi dari
Virus HHV-6 aktivasi sel
mengaktivasi produksi dari proliferasi dan
dan HHV-7 Langerhans,
sel T -helper IL-17, IL-21, IL- diferensiasi dari
(IDDECs)
(Th1 dan Th2) 22 leukosit
MANIFESTASI KLINIK
GEJALA PRODORMAL
Nyeri Kepala, Malaise, Demam

ERUPSI LESI PRIMER


Diawali dengan adanya bercak besar (Herald patch/ Mother plaque) berupa macula eritematosa
berbentuk lingkaran oval disertai dengan skuama halus, pada awalnya skuama berwarna kemerahan,
kemudian memucat dengan skuama seperti cincin (collarette).

ERUPSI LESI SEKUNDER


Bentuk sama dengan lesi awal namun diameternya lebih kecil dengan aksis panjangnya sejajar
dengan garis kulit dan sejajar dengan kosta sehingga memberikan gambaran Christmas tree
LESI HERALD PATCH LESI CHRISMAS TREE PATERN
Hasil Histopatologi pada
LESI PADA GARIS LANGER Pitiriasis Rosea
DIAGNOSIS
Anamnesis Efloresensi Laboratorium Histopatogi

Darah Akantosis
Gatal ringan/ tidak gatal Makula eritema
lengkap: ringan
leukositosis,
neutrofilia,
Sebagian kecil gatal ringan Parakeratosis
Bentul bulat oval basofilia,
fokal
limfositosis
Ekstravasasi
Riwayat memakai baju baru Skuama halus
eritrosit ke
yang belum dicuci, melekat ditepi KOH (untuk
lap.epidermis
menyingkirka
Lesi primer berupa n Dx Tinea) Spongiosis dapat
Riwayat memakai baju lama ditemukan pada
yang disimpan lama herald patch kasus akut
Tes Serologis
Lesi sekunder (Untuk Infiltrat perivaskular
Sering berenang menyingkiran ringan dari limfosit
chrismas tree patern ditemukan pada dermis.
Dx Sifilis)
DIAGNOSIS BANDING

Sifilis Stad.
II

Tinea Dermatitis
Korporis Numularis
PITIRIASIS
ROSEA

Psoriasis Lichen
Gutata Planus
TERAPI
– Tidak ada obat spesifik, penyakit dapat sembuh spontan
– Antihistamin diberikan bila penderita merasa gatal
– Lokal: talcum acidum sallycylicum 1-2%
– Kortikosteroid diberikan bila timbul rasa gatal ringan serta adanya dermatitis
sekunder (bila keluhan lebih dari 1 bulan)
– Kortikosteroid oral : prednisone 30-60mg berguna untuk menghilangkan rasa
gatal, menahan sementara perjalanan penyakitnya dan dapat menghilangkan
lesinya, diberikan jika penyakitnya lebih
 Perlu diberikan konseling pada penderita :
– Penyakit akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10-12 minggu
– Muka jarang terjangkit
– Tidak meninggalkan bekas
– Tidak menular
– Organ tubuh tidak akan mengalami gangguan karena penyakitnya
– Jarang sekali kambuh dari 1 bulan
PROGNOSIS

– Prognosis pada penderita Pitiriasis Rosea adalah baik karena penyakit ini
bersifat self limited disease sehingga dapat sembuh spontan dalam waktu 3-8
minggu
BAB III
TINJAUAN PENELITIAN
DESKRIPTIF
Pityriasis rosea: a clinicoepidemiological
study of 115 cases (Srirath, 2018)
– Sampel diambil dari 115 pasien dari bulan Mei 2016 sampai April 2017 dengan
rentang usia 16 bulan sampai 62 tahun.
Clinico-epidemiological study of pityriasis
rosea in children (Khare S, 2015)

– Sampel diambil dari anak-anak berusia dibawah 15 tahun. Total populasi


seluruhnya berjumlah 153.316 pasien yang terdiri laki-laki 90.170 dan
perempuan 63.146.
Dermoskop Membantu Diagnosis Kelainan Kulit
Papuloskuamosa (Dermoscopy Supports the Doagnose
of Papulosquamous Disorders) (Alinda, 2014)

– Penelitian ini dilakukan terhadap 24 sampel dermatosis golongan


papuloskuamosa di IRNA dan URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Kriteria sampel adalah pasien psoriasis tipe plak, liken
planus, pityriasis rosea, dan dermatitis numularis
Data Distribusi Jenis Kelamin dan Usia pada Pasien Pitryasis
Rosea di RSUD Kabupaten Jombang Periode September 2017 –
Agustus 2018
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
 Pitiriasis rosea merupakan peradangan pada kulit yang bersifaf Self Limiting Disease.
 Pitiriasis rosea diawali dengan muncul lesi primer berupa bercak macula eritema
berbentuk bulat oval dengan skuama halus dan berdiameter besar (Herald patch)
selanjutnya beberapa hari kemudian diikuti dengan munculnya lesi sekunder yang
berupa gambaran seperti lesi awal namun berdiameter lebih kecil dan menyerupai
gambaran Chrismas Tree Patern.
 Umumnya untuk menegakkan diagnosis pitiriasis rosea tidak dibutuhkan
pemeriksaan penunjang. Namun dalan hal diagnosis susah ditegakkan, kita
membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan histopatologi.
 Etiologi pitiriasis rosea masih belum jelas diketahui namun diduga karena infeksi
virus, jamur, bakteri, dan non infeksi (atopi dan autoimun).
 Terapi pitiriasis rosea tidak ada terapi khusus karena bersifat simptomatik hanya
untuk mengurangi gejala seperti antihistamin, bedak talcum acidum salicylicum,
kortiokosteroid
 Prognosis pada penderita pitiriasis rosea adalah baik karena penyakit ini bersifat self
limited disease sehingga dapat sembuh spontan dalam waktu 3-8 minggu

Anda mungkin juga menyukai

  • Potasium, Fosfor, Calsium
    Potasium, Fosfor, Calsium
    Dokumen4 halaman
    Potasium, Fosfor, Calsium
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen50 halaman
    Bab 3
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Ppok
    Ppok
    Dokumen10 halaman
    Ppok
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Ppok
    Ppok
    Dokumen10 halaman
    Ppok
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Ppok (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
    Ppok (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
    Dokumen14 halaman
    Ppok (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Epid Revisi
    Bab 2 Epid Revisi
    Dokumen16 halaman
    Bab 2 Epid Revisi
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Epid
    Epid
    Dokumen23 halaman
    Epid
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronis
    Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronis
    Dokumen12 halaman
    Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronis
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pomr Hepatoma 2
    Pomr Hepatoma 2
    Dokumen4 halaman
    Pomr Hepatoma 2
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Epid
    Epid
    Dokumen23 halaman
    Epid
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Hemoroid Interna Grade IV
    Hemoroid Interna Grade IV
    Dokumen9 halaman
    Hemoroid Interna Grade IV
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pomr Abortus
    Pomr Abortus
    Dokumen5 halaman
    Pomr Abortus
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pomr Hepatoma 2
    Pomr Hepatoma 2
    Dokumen4 halaman
    Pomr Hepatoma 2
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Epid
    Epid
    Dokumen23 halaman
    Epid
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Petkon
    Petkon
    Dokumen1 halaman
    Petkon
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I Revisi
    Bab I Revisi
    Dokumen16 halaman
    Bab I Revisi
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Hiperkes Bab 1
    Hiperkes Bab 1
    Dokumen14 halaman
    Hiperkes Bab 1
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Referat Baru
    Referat Baru
    Dokumen24 halaman
    Referat Baru
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • NASKAH PUBLIKASI PPI ONLINE FF
    NASKAH PUBLIKASI PPI ONLINE FF
    Dokumen12 halaman
    NASKAH PUBLIKASI PPI ONLINE FF
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • NASKAH PUBLIKASI PPI ONLINE 21 April 2020
    NASKAH PUBLIKASI PPI ONLINE 21 April 2020
    Dokumen12 halaman
    NASKAH PUBLIKASI PPI ONLINE 21 April 2020
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Hiperkes Bab 1
    Hiperkes Bab 1
    Dokumen14 halaman
    Hiperkes Bab 1
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • POMR Post Date
    POMR Post Date
    Dokumen4 halaman
    POMR Post Date
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen21 halaman
    Bab 1
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen64 halaman
    Bab I
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen65 halaman
    Bab I
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat
  • BAB 6 Pembahasan
    BAB 6 Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    BAB 6 Pembahasan
    mega rahmawati
    Belum ada peringkat