Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FITOTERAPI ANTIKANKER

Nama
NIM
KELAS

: Yusrinda Nurhajizah
: 12023231
:A

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016

FITOTERAPI ANTIKANKER
A. DEFINISI
Kanker adalah pertumbuhan sel tidak beraturan yang muncul dari satu sel.
Kanker merupakan pertumbuhan jaringan secara otonom dan tidak mengikuti aturan dan
regulasi sel yang tumbuh normal. Penyakit kanker merupakan penyakit dengan
karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada
organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol.
Pengertian kanker yang lainnya sebagai berikut :
Kanker menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan
adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah
pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan
yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain.
Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat
kanker (WHO, 2009).
Kanker menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah untuk
penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang
jaringan di sekitarnya.
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas, dan ada
banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Price et al., 2006).
Anti kanker adalah obat untuk mencegah dan mengobati pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal.

B. ETIOLOGI
Penyebab primer untuk terjadinya kanker pada manusia belum diketahui. Tahun
1775 Persival Pott, seorang ahli bedah dari Inggris menemukan bahwa kanker scrotum
banyak dijumpai pada orang yang bekerja di pabrik yang memakai cerobong asap.
Setelah dipelajari, ternyata hydrocarbon yang berhasil diisolasi dari batubara merupakan
Carcinogenic agent. Sejak itu zat kimia yang menyebabkan kanker pada hewan
percobaan

disebut

karsinogen.

Berbagai

faktor

penyebabnya

antara

lain

1. Zat-zat karsinogenik
2. Virus-virus onkogenik
3. Faktor herediter
4. Faktor lingkungan
5. Faktor sosio ekonomi
1. Zat-Zat Karsinogenik
a. Karsinogenik Kimia Aromatik amine dikenal sebagai penyebab kanker traktus
urinarius. Benzene dianggap berhubungan dengan terjadinya leukemia akut. Jelaga
batubara, anthracene, creosote dihubungkan dengan kanker kulit, larynx dan bronkhus.
Asbestos sering menyebabkan mesothelioma pada pekerja tambang dan pekerja kapal.

b. Karsinogenik Fisik Karsinogenik fisik yang utama adalah radiasi ion. Pada pekerja
yang melakukan pengecatan radium pada lempeng arloji dijumpai adanya perkembangan
ke arah kanker tulang. Kanker tiroid banyak dihubungkan dengan adanya irradiasi leher
pada masa anak-anak. Selain itu, bagi korban yang berhasil hidup akibat meledaknya bom
atom memberi gejala ke arah leukemia. Sinar ultraviolet dianggap sebagai penyebab
meningginya insidensi kanker kulit pada pelaut atau petani, yang biasanya berhubungan
dengan sinar matahari secara berlebihan. Pekerja di bagian radiologi yang sering terkena
X-ray mempunyai kecenderungan untuk mendapat kanker kulit. Contoh lain dari
karsinogen fisik adalah iritasi mekanik, misalnya iritasi kronis yang dihubungkan dengan
perkembangan kanker seperti degenerasi ganas dari scar luka bakar yang lama yang
disebut Marjolin`s ulcer.

c. Drug- Induced Cancer


Penggunaan alkilator seperti melphalan dan cyclophosphamide diketahui
menyebabkan leukemia dan kanker kandung kemih. Estrogen dianggap sebagai penyebab
adenokarsinoma vagina, kanker endometrium. Imunosupresive seperti azathioprine
dihubungkan dengan limfoma, kanker kulit dan kanker ganas jaringan lunak.
2. Virus-Virus Onkogenik
Dikenal dua jenis virus yang dapat menyebabkan keganasan yaitu: RNA virus dan DNA
virus.
a. RNA virus menyebabkan leukemia, sarkoma dan urinari papiloma serta kanker
payudara.
b. DNA virus dianggap sebagai penyebab kanker: Eipstein Barr virus, papilloma virus,
Hepatitis B virus. Eipstein Barr virus (EBV) dianggap sebagai penyebab dari kanker
nasofaring. Hepatitis B virus berhubungan dengan hepatocelluler carcinoma primer.
Imunodefisiensi kongenital dan terapi imunosupresif pada keganasan dianggap sebagai
induksi keganasan, khususnya limfoma dan leukemia. Teori bagaimana terjadi perubahan
dan differensiasi karena pengaruh virus onkogenik, diterangkan sebagai berikut : Sel-sel
onkogen adalah gen normal yang mengatur pertumbuhan dan diferensial, perubahan pada
sel onkogenik itu sendiri atau perubahan terhadap pengaturan, menghasilkan
pertumbuhan yang normal. Diduga transformasi virus disekitar sel onkogen
menyebabkan perubahan molekul hingga terjadi perubahan pertumbuhan. Misalnya, P21
protein, protein ini terlibat pada pengaturan proliferasi sel. Beberapa karsinogen dapat
merubah P21 protein ini hingga terjadi perubahan proliferasi sel tersebut.
3. Faktor Herediter
Pada penelitian hewan percobaan, factor genetik juga dianggap penting sebagai
penyebab keganasan setelah faktor kimia dan faktor fisik. Misalnya, perkembangan
kanker pada manusia ditunjukkan ketika tipe kanker yang sama terdapat pada kembar
identik, juga ketika kanker colon berkembang pada anggota keluarga dengan riwayat
poliposis pada keluarga tersebut. Namun sulit ditentukan apakah kanker terjadi karena
faktor herediter sendiri atau karena kombinasi faktor-faktor lain seperti lingkungan,
kebiasaan hidup dan makanan.

4. Lingkungan dan Karsinogen Industri


Beberapa jenis hasil industri serta sisa pembakaran dapat bersifat karsinogenik.
Selain itu kebiasaan tertentu dapat mengakibatkan suatu keganasan, misalnya, pemakai
tembakau cenderung mendapat kanker paru sedangkan pemakai alkohol cenderung
mendapat kanker traktus digestivus. Pekerja industri perminyakan yang banyak
berhubungan dengan polisiklik hidrokarbon dijumpai banyak menderita kanker kulit.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap faktor lingkungan seperti polusi udara,
kontaminasi air, proses makanan termasuk pemakaian nitrat, nitrosamine untuk
pengawetan daging serta sacharine, diduga mempunyai sifat karsinogen yang potensial.
Selain hal tersebut diatas, faktor migrasi penduduk sering menyebabkan pergeseran atau
perubahan pola kanker di suatu daerah. Sebagai contoh di Jepang insidensi kanker gaster
tinggi, sedangkan insidensi kanker paru rendah. Namun karena ada migrasi dari generasi
kedua ke Amerika, maka terjadi penurunan kasus kanker lambung dan peninggian kanker
paru.
5. Faktor Sosio Ekonomi
Walaupun belum diketahui dengan pasti, faktor sosial ekonomi ternyata tampak
mempengaruhi insidensi kanker. Kanker gaster dan cervix dijumpai lebih tinggi pada
golongan sosio ekonomi rendah, sekitar tiga sampai empat kali lebih banyak daripada
golongan sosio ekonomi menengah dan tinggi.Pada literatur ada juga yang disebut
dengan keadaan Pre kanker. Beberapa keadaan klinis seperti leukoplakia, keratosisactin,
polyp colon, polyp rectum, neurofibroma, dysplasia cervix, dysplasia mucosa bronchus
dan colitis ulcerativa kronis dianggap sebagai keadaan pre kanker, karena pada keadaan
tersebut biasanya diikuti dengan timbulnya kanker sehingga menjadi perhatian bagi para
dokter untuk mengawasi keadaan ini dengan melakukan pemantauan terhadap penderita
tersebut.

C. Patogenesis Terjadinya Penyakit Kanker


Semua kanker bermula dari sel, yang merupakan unit dasar kehidupan tubuh.
Untuk memahami kanker, sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi ketika selsel normal menjadi sel kanker. Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan
membelah secara terkontrol untuk menghasilkan lebih banyak sel seperti yang
dibutuhkan untuk menjaga tubuh sehat. Ketika sel menjadi tua atau rusak, mereka mati
dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian sel terprogram ini disebut apoptosis, dan
ketika proses ini rusak, kanker mulai terbentuk. Sel dapat mengalami pertumbuhan yang
tidak terkendali jika ada kerusakan atau mutasi pada DNA. Empat jenis gen yang
bertanggung jawab untuk proses pembelahan sel yaitu onkogen yang mangatur proses
pembahagian sel, gen penekan tumor yang menghalang dari pembahagian sel, suicide
gene yang kontrol apoptosis dan gen DNA-perbaikan menginstruksikan sel untuk
memperbaiki DNA yang rusak. Maka, kanker merupakan hasil dari mutasi DNA onkogen
dan gen penekan tumor sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali
(National Cancer Institute, 2009).
Sel-sel tambahan ini dapat membentuk massa jaringan yang disebut tumor.
Namun, tidak semua jenis tumor itu kanker. Tumor dapat dibagikan sebagai tumor jinak
dan ganas di mana yang jinak dapat dihapus dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain
manakala tumor ganas merupakan kanker yang dapat menyerang jaringan sekitar dan
menyebar ke bagian tubuh lain. Beberapa kanker tidak membentuk tumor misalnya
leukemia (National Cancer Institute, 2009).

D. Terapi kanker
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status
kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal untuk
kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif. Perawatan
biasanya termasuk dalam salah satu kategori seperti operasi, radiasi, kemoterapi,
immunoterapi, terapi hormon, atau terapi gen.

E. Fitoterapi Antikanker
Dibawah ini adalah beberapa mekanisme antikanker pada senyawa dari tumbuhan:
a) Siklus Sel
Beberapa protein diketahui dapat mengatur durasi dan waktu siklus sel. Pengatur
utama dari siklus sel adalah senyawa siklin dan enzim siklin-dependen kinase,
dimana jika terjadi overekspresi protein faktor pemicu siklus sel tersebut,
tumorigenesis dapat terjadi. Senyawa dalam tumbuhan yang dapat memblok
siklus sel yang tidak beraturan pada sel kanker adalah kurkumin, resveratrol,
genistein, isotiosianat, apigenin dan silibinin.
b) Apoptosis
Apoptosis menjaga keseimbangan alami antara sel yang mati dengan sel yang
tumbuh dengan cara menghancurkan sel yang jumlahnya berlebih, rusak ataupun
abnormal. Namun keseimbangan antara kemampuan sel untuk bertahan dari
apoptosis dapat berubah pada sel kanker. Senyawa kimia seperti curcumin,
resveratrol, guggulsterone, flavopiridol, betulinic acid, ursolic acid, indole-3carbinol,

zerumbone,

evodiamine,

dan

polyphenols

diketahui

dapat

mengembalikan keseimbangan apoptosis karena dapat menurunkan ekspresi


protein penekan apoptotis seperti Bcl-2 dan Bcl-XL.
c) Chemo kines
Chemokines adalah sitokin yang berukuran kecil yang dapat membantu migrasi
leukosit, mengaktifasi respons inflamasi, dan kemudian dapat menginduksi
pertumbuhan tumor. Sehingga, senyawa yang dapat mengatur pergerakan
chemokin menjadi penting dalam perkembangan obat antikanker yang baru.
Banyak chemokines diekspresikan akibat respons dari stimulus. Kurkumin,
resveratrol , quercetin, polyphenols, theaflavin, genistein, dan capsaicin
merupakan senyawa yang dapat mengurangi produksi chemokines di dalam
tubuh.

Berikut ini akan dibahas beberapa tumbuhan yang dapat digunakan dalam terapi penyakit
kanker.

1) Meniran (Phyllanthus niruri Linn)


1.1

Nama Daerah
Di beberapa daerah di Indonesia, meniran dikenal bame tano, sidukung
anak, dudukung anak, baket kolop (Sumatera); meniran ijo, meniran merah,
memeniran (Jawa); bolobung, sidukung anak (Sulawesi); serta gosaumadungi,
gosau ma dungi noriba, belalang babiji (Maluku).
Beberapa nama asing di antaranya zhen zhu cao, hsieh hsia chu, ye xia zhu
(Cina); chanca piedra, quebra pedra, kilanelli (India); child pick a back (Inggris),
stone breaker, shaterstone, chamber bitter, leafflower, quinine weed (Amerika
Selatan); dan arrebenta pedira (Brazil).

1.2

Klasifikasi
Di Indonesia penyebaran meniran cukup luas. Hal itu diketahui dari
beberapa nama daerah yang melekat pada tumbuhan ini. Dikalangan Ilmiah,
meniran memiliki nama botani Phyllanthus niruri L. atau Phyllanthus urinaria L.
dengan klasifikasi sebagai berikut :
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Euphorbiales

Suku

: Euphorbiaceae

Genus

: Phyllanthus

Spesies

: Phyllanthus niruri L. atau Phyllanthus urinaria L.

1.3

Deskripsi Tanaman

Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan terna liar yang berasal dari
Asia tropic yang tersebar di seluruh daratan Asia termasuk Indonesia. Kini terna
ini telah tersebar ke Benua Afrika, Amerika, dan Australia. Meniran tumbuh di
daerah dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 meter diatas
permukaan laut.
Tumbuhan jenis herba dengan tinggi 40-100 cm ini, tumbuh secra liar di
tempat berbau dan lembab, seperti di tepi sungai, pantai, semak, lahan bekas
sawah, tanah terlantar di antara rerumputan, hutan atau ladang, atau tumbuh di
sekitar pekarangan rumah, baik di pedesaan maupun diperkotaan. Meniran
mempunyai akar tunggang dan sepasang bunga, yaitu bunga jantan yang keluar di
bawah ketiak daun dan bunga betina yang keluar diatas ketiak daun. Daun
meniran mirip dengan daun asam, berbentuk lonjong, dan tersusun majemuk.
1.4

Kandungan Kimia
Meniran dengan nama simplisia Phyllanthus herba banyak mengandung
berbagai unsur kimia sebagai berikut. Lignan yang terdiri dari Phyllanthine,
hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin, nitretalin, nirphylline, nirurin,
dan niruriside. Terpen terdiri dari cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate.
Flavonoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isouercitrin, astragalin, rutine, dan
physetinglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic, linoleic
acid, dan linolenic acid. Benzenoid berupa methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari
norsecurinine, 4-metoxy-norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan
phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes berupa triacontanal dan
triacontanol. Komponen lainnya berupa tanin, vitamin C, dan vitamin K.

1.5

Mekanisme Kerja

Dilaporkan akar dan daun Phyllanthus niruri kaya senyawa flavonoid,


antara lain filantin, hipofilantin, qeurcetrin, isoquercetrin, astragalin dan rutin. Di
samping itu, dilaporkan pula beberapa glikosida flavonoid dan senyawa flavonon
baru. Dari minyak bijinya telah diidentifikasi beberapa asam lemak yaitu, asam
ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Beberapa senyawa lignan baru juga
telah diisolasi dari Phyllanthus niruri yaitu, seco-4-hidroksilintetralin, secoisoarisiresinol trimetil eter, hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin,
neolignan (filnirurin).42,43 Dari sekian banyak zat yang terkandung dalam P.
niruri, belum diketahui mana yang memiliki efek antivirus. Hanya diketahui
bahwa zat aktif P. niruri bekerja terutama di hepar. Belum ditemukan kepustakaan
yang membahas farmakokinetik P. niruri.
2) Ciplukan (Physalis angulata)
2.1
Deskripsi Tanaman

Perdu yang rendah. Bunga berwarna kuning, buah berbentuk bulat dan
berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwrna
coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah ciplukan yang muda dilindungi
kerdung penutup buah. Daun tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar, di
atas berpasangan, helaian daun berentuk bulat telur, memanjang dan ujung
agak runcing hingga runcing, bertepi rata atau bergelombang.
2.2

Kandungan Kimia
Daun ciplukan mengandung fisalin B,D,E,F,G,H,I dan K. Fisalin E dan H
merupakan turunan dari fisalin B. Kandungan lain adalah glikosida flavonol,
seperti mirisetin 3-O-neohesperidosida, dan pigrin merupakan alkaloid yang

2.3

telah diisolasi dari akar dan herba ciplukan.


Mekanisme Kerja

Ekstrak daun ciplukan telah diuji aktivitas antikanker pada beberapa sel
kanker. Aktivitas antikanker ciplukan pada sel kanker mulut manusia melalui
induksi apoptosis. Senyawa flavonol glikosida, mirisetin 3-O-neohesperidosia
memperlihatkan efek sitotoksik kuat secara in vitro pada sel leukemia P-388,
karsinoma nasofaring KB-16 dan adenokarsinoma paru-paru A-549, dengan
nilai ED50 masing-masing 0,45, 0,50 dan 0,55 g/ml. Ekstrak etil asetat
memperlihatkan

efek

antikanker

dan

antiinflamasi.

Ciplukan

dapat

menghambat pertumbuhan sel kanker mamae manusia MAD-MB 231 dan


MCF-7.
3) Jamur Shitake (Lentinus edodes)
3.1 Deskripsi Tumbuhan

Berbentuk payung dengan batang sentral (3 - 5 cm) yang kadang masih


tampak sisa cadar parsial (partial veil); tudung (5 - 12 cm) agak mendatar
berwarna krem kecoklatan, yang kalau kering akan pecah-pecah membentuk
sisik-sisik dengan bentuk dan ukuran bervariasi; insang berwarna putih
menempel pada batang dan spora berwarna putih.
3.2

Kandungan Kimia
Kandungan kimia utama shiitake meliputi polisakarida, eritadenin,
protein, asam lemak, dan vitamin D, B-2, B-12. Protein mengandung semua
asam amino esensial dan non-esensial serta amida. Asam lemak sebagian
besar tak jenuh, kaya akan vitamin dan mineral. Zat aktif glukan merupakan
konstituen utama dari dinding sel. Shiitake juga menghasilkan Lentinan,

3.3

polisakarida 1 ,3 beta glukan.


Mekanisme Kerja

Sel kanker kolon manusia COLO 205 diterapi dengan 5-florourasil,


ekstrak miselium Lentinus edodes (LEM), atau kombinasi

5-FU dengan

LEM. Sel COLO 205 ditandai tersensitisasi menjadi apoptosis dan menahan
fase G0/G1 dengan kombinasi terapi 5-FU dengan LEM ketika dibandingkan
dengan

5-FU

saja.

Hasil

mengindikasikan

bahwa

LEM

ditandai

meningkatkan 5-FU-mediated upregulation dari protein p53, p21/Cip1 and


p27/Kip1 dari jaringan tumor COLO 205 cells-xenografted.

DAFTAR PUSTAKA
Munim Abdul, Hanani Endang. 2011. Fitoterapi Dasar. Depok: Dian Rakyat. Hal. 277-297
Wu, Wu dan Ho. (2007). Antitumor Activity of Combination Treatment of Lentinus edodes
Mycelium Extracts with 5-Fluorouracil against Human Colon Cancer Cells Xenografted
in Nude Mice. Journal of Cancer Molecules 3(1): 15-22.
Jiang, Slivova, Valachovicova, Harley dan Sliva. (2004). Ganoderma lucidum inhibits
proliferation and induces apoptosis in human prostate cancer cells PC-3. International
Journal Of Oncology 24: 1093-1099.

Anda mungkin juga menyukai