Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOGNOSI II

PENETAPAN KADAR ABU TOTAL


PENETAPAN KADAR ABU TIDAK LARUT ASAM

RISTANTI (16160032)
ILHAM PADAVI (16160053)
PARAMETER NON
SPESIFIK
• Penentuan karakteristik dari suatu simplisia penting
dilakukan untuk mengetahui kualitas atau mutu simplisia
yang digunakan
• Parameter yang biasa ditentukan antara lain penetapan
kadar abu total, abu tidak larut asam, abu larut air, kadar sari
larut air, sari larut etanol, penetapan kadar air, dan susut
pengeringan
• Kegunaanya adalah untuk menjaga agar mutu yang
diharapkan dapat terpenuhi dengan baik, dan harus
memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam buku-buku
standar seperti materia medika indonesia (MMI), Farmakope
Herbal Indonesia (FHI), Farmakope Indonesia (FI), dan Lain-
lain

The Power of PowerPoint | thepopp.com 2


ABU & KADAR ABU
• Abu merupakan residu dari suatu bahan pangan yang berupa
bagian anorganik yang tersisa setelah bahan organik dalam
makanan didestruksi atau dapat diartikan bahwa abu adalah
zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik
• Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukkan
kandungan mineral yang terdapat dalam bahan tersebut,
kemurnian, serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan
• Kadar abu ditentukan berdasarkan kehilangan berat setelah
pembakaran dengan syarat titik akhir pembakaran dihentikan
sebelum terjadi dekomposisi dari abu tersebut
• Fungsi dari kadar abu tersebut yaitu mengetahui bahwa
semakin tinggi kadar abu suatu bahan pangan, maka
semakin buruk kualitas dari bahan pangan tersebut

3
ABU & KADAR ABU
• Selain itu Penentuan kadar abu total bertujuan untuk
memberikan gambaran tingkat pengotoran oleh
kontaminan berupa senyawa anorganik seperti logam alkali
(Na, Kalium, Lithium), logam alkali tanah (Ca, Ba) dan
logam berat (Fe, Pb, Hg)
• Penentuan kadar abu tidak larut asam bertujuan untuk
menentukan tingkat pengotoran oleh pasir dan kotoran lain

• Kadar abu juga menunjukkan hubungan dengan


kandungan mineral suatu bahan. Mineral tersebut dapat
berupa garam organik (misalnya garam dar iasam malat,
oksalat, pektat), garam anorganik (misalnya fosfat,
karbonat, klorida, sulfat nitrat dan logam alkali), atau
berupa mineral yang terbentuk menjadi senyawa kompleks
bersifat organik.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 4


• Untuk menentukan baik atau tidak nya suatu proses
pengolahan, misalnya pada penggilingan gandum
diharapkan dapat dipisah bagian endosperm dengan
kulit dan lembaga nya, apabila masih banyak kulit dan
lembaga yang ikut kedalam endosperm maka tepung
gandum yang dihasilkan memeiliki kadar abu yang
tinggi
• Sebagai parameter nilai bahan pada makanan.
TUJUAN Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam
yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau

PENENTUAN kotoran lain


• Mengetahui jenis bahan yang digunakan

ABU TOTAL • Penentuan kadar abu dilakukan bertujuan untuk


memberikan gambaran kandungan mineral internal
dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai
terbentuknya ekstrak. Pada tahap ini ekstrak di
dipanaskan hingga senyawa organik dan turunannya
terdestruksi dan menguap sampai tinggal unsur
mineral dan anorganik saja.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 5


PENGABUAN CARA LANGSUNG (CARA KERING)
• Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan
mengoksidasi semua zat organic pada suhu tinggi, yaitu
sekitar 500 – 600oC dan kemudian melakukan
penimbangan zat yang tertinggal setelah proses
pembakaran tersebut
• Mekanisme pengabuan pada percobaan ini adalah
pertama-tama krus porselin dioven selama 1 jam. Krus
porselin adalah tempat atau wadah yang digunakan dalam
pengabuan, karena penggunaannya luas dan dapat
METODE mencapai berat konstan maka dilakukan pengovenan yang
fungsi nya menghilangkan air dan mikroba yang

PENGABUAN mekontaminasi bahan


• Kemudian dimasukkan dalam tanur pengabuan dengan
suhu mencapai 500-600 derajat sampai warna menjadi
putih keabu-abuan
• Setelah pengabuan selesai maka dibiarkan dalam tanur
selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus
porselin dioven terlebih dahulu dengan tujuan
mengeringkan air yang mungkin terserap oleh abu selama
didinginkan dalam muffle
The Power of PowerPoint | thepopp.com 6
PENGABUAN SECARA TIDAK LANGSUNG
• Prinsip dari pengabuan cara tidak langsung yaitu
memberikan reagen kimia tertentu kedalam bahan
sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa
ditambahkan adalah gliserol alcohol ataupun pasir
bebas anorganik selanjutnya dilakukan pemanasan
pada suhu tunggi. Pemanasan mengakibatkan
METODE gliserol alcohol membentuk kerak sehingga
menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi

PENGABUAN besar dan dapat mempercepat oksidasi. Sedangkan


pada pemanasan untuk pasir bebas dapat membuat
permukaan yang bersinggungan dengan oksigen
semakin luas dan memperbesar porositas
• Untuk cara kerja sama dengan pengabuan secara
langsung namun tambahan nya digunakan reagen
kimia

The Power of PowerPoint | thepopp.com 7


(i) Penetapan Kadar Abu Total
Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang seksama (W1) dimasukkan
dalam krus silikat yang sebelumnya telah telah dipijarkan dan
ditimbang (W0). Setelah itu ekstrak dipijar dengan menggunakan
tanur secara perlahan-lahan (dengan suhu dinaikkan secara

CONTOH bertahap hingga 600 ± 250C (Depkes RI, 1980 dalam Arifin, H.,
Anggraini, Handayani, & Rasyid, 2006) hingga arang habis.Kemudian
ditimbang hingga bobot tetap (W2).
METODE Keterangan :
W0 = bobot cawan kosong (gram)
PENGABUAN W1 = bobot ekstrak awal (gram)
W2 = bobot cawan + ekstrak setelah diabukan (gram)
DAN
PERHITUNGAN

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu dididihkan dengan 25
ml asam sulfat encer selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak
larut asam. Kemudian disaring dengan kertas saring bebas abu dan

CONTOH residunya dibilas dengan air panas. Abu yang tersaring dan kertas
saringnya dimasukkan kembali dalam krus silikat yang sama. Setelah
itu ekstrak dipijar dengan menggunakan tanursecara perlahan-lahan

METODE (dengan suhu dinaikan secara bertahap hingga 600 ± 250C


(Depkes RI, 1980 dalam Arifin, H., Anggraini, Handayani, & Rasyid,

PENGABUAN 2006)) hingga arang habis.Kemudian ditimbang hingga bobot tetap


(W3).

DAN
PERHITUNGAN

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


CONTOH Keterangan :
W0 : berat cawan kosong

PERHITUNGAN W1 : berat cawan + sampel sebelum pengabuan


W2 : berat cawan + sampel setelah pengabuan
LAIN

The Power of PowerPoint | thepopp.com 10


Tepung terigu

CONTOH W4 = W3 – W1
= 25,1958 gr – 25,1004 gr
PERHITUNGAN = 0,0954 gr

LAIN % abu =
𝑊4
𝑊1
x 100%

0,0954 gr
= 𝑥 100%
2,0157 𝑔𝑟

= 4,73 %

The Power of PowerPoint | thepopp.com 11


• Setelah pengabuan dan perhitungan kadar abu
sudah selesai adakalanya dilakukan evaluasi seperti
maksimum dan minum hasil kadar abu yang

EVALUASI ditetapakan dalam referensi seperti di FI, FHI, dan


MMI

METODE • Sedangkan untuk penetapan kadar abu yang tidak


larut asam diperoleh dari perlakuan kadar abu total
dengan asam sulfat encer yang dimaksudkan untuk
PENGABUAN mengevaluasi ekstrak terhadap kontaminasi bahan-
bahan yang mengandung silika, seperti tanah dan
pasir.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 12


Thank You for Watching!
Any Questions?

Jun Akizaki - http://thepopp.com

Used Font: Route 159 Family & Open Sans Family

Icon: Font Awesome, the author is Dave Gandy (Changed the color by Photoshop)
Typicons, the author is Stephen Hutchings (Changed the color by Photoshop)

Anda mungkin juga menyukai