Anda di halaman 1dari 34

(KK.

2) : MAMPU MELAKUKAN PENELUSURAN INFORMASI


TERKAIT KARAKTERISTIK FISIKA, KIMIA, FISIKOKIMIA,
FARMAKOLOGI, MIKROBIOLOGI, SERTA REGULASI SEBAGAI
LANDASAN STUDI PRAFORMULASI.

FAMOTIDIN ( FI ED V hal 405 )

Nama resmi : Famotidine


Rumus molekul : C8H15N7O2S3
Berat Molekul : 337,45

Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Penetapan Kadar : kromatografi cair kinerja tinggi
- Karakteristik Fisika
 Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asetat
glasial,sukar larut dalam metanol, sangat sukar larut dalam air, praktis
tidak larut dalam aseton, etanol, kloroform dan etil asetat
 BM : 337,45
 Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
 Titik lebur : Melebur pada suhu lebih kurang 140 oC

- Karakteristik Kimia
 Famotidin mempunyai sinonom dengan nama kimia
3 -[ ( { 2 - [ ( diaminomethylidene) amino] - 1,3 - tiazol- 4 –y l } metil )
sulfanil ] -N'- sulfamoylpropanimidamide dan NIZ, N- (2 - [ ( 2- [ (
dimetilamino ) metil ] thiazol – 4 – yl ) methylthio] etil) – N - metil – 2 –
nitroetena – 1 , 1 - diamina dan RAN, N- ( 2 - [ ( 5 - [ ( dimetilamino )
metil ] furan-2- yl ) metiltio ] etil ) -N-metil-2-nitroetena-1,1- diamine [1]
 Kandungan : Famotidin tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% C8 H 15 N 7 O2 S 3 dari jumlah yang tertera pada
etiket (USP XXXII, 2009).
 Famotidin bersifat Basa Lemah
 pKa Famotidin : ditentukan pada 23 ± 0 · 2 ° C menjadi 6 ,76, 6 ,98 dan 6
, 89 dengan spektrofotometri, kelarutan, dan metode partisi,
- Karakteristik Fisikokimia
 Famotidin tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% C8 H 15 N 7 O2 S 3 dari jumlah yang tertera pada etiket

 Famotidin berupa Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,


peka terhadap cahaya.
 Kooofisien Partisi : koefisien partisi oktanol-air nyata dari famotidine
menunjukkan koefisien partisi 0 · 23 untuk famotidine bebas pada 23 ± 0
· 2 ° C.

- Farmakologi

Farmakologi (Pionas, A TO Z, Katzung)

Indikasi : tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis,


sindrom Zollinger-Ellison

Mekanisme kerja :
Famotidin merupakan antagonis kompetitif histamin yang khas pada reseptor
H2, sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi asam lambung,
menekan kadar asam dan volume sekresi lambung. Famotidin merupakan
antagonis H2 yang kuat dan sangat selektif dengan masa kerja panjang
(Siswondono dan Soekardjo, 1995).
Ketergantungan pH dari koefisien partisi oktanol-air nyata dari famotidine
menunjukkan koefisien partisi 0 · 23 untuk famotidine bebas pada 23 ± 0-2 C.
Famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H2 sehingga dapat
menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal dan akibat distimulasi
oleh pentagastrin. Famotidin lebih efektif dalam hal mengurangi produksi
asam lambung, tiga kali lebih poten dari pada ranitidin dan dua puluh kali
lebih poten dari pada simetidin (Dewoto, 2009).
Famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H2 yang yang kuat dan
sangat selektif di permukaan sel-sel parietal, sehingga efektif dalam
mnegurangi sekresi asam lambung. Famotidin digunakan untuk pengobatan
tukak lambung atau usus dan keadaan hipersekresi yang patologis, misalnya
sindrom Zollinger–Ellison, meskipun dalam keadaan ini Imperazol
merupakan obat yang dipilih. Famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak
duodenum. Efektivitas famotidin untuk profilaksis tukak lambung, refluks
esofagitis dan pencegahan tukak setres hampir sama dengan antagonis
histamin reseptor H2 lainnya (Hardjono, 2000).
- Farmakokinetik
Adsorbsi :
Oral: sekitar 40-50% . pada anak usia 11-15 tahun. 1 Tablet dan suspensi oral
dilaporkan bioekuivalen. Penghambatan asam lambung dalam 1 jam setelah
IV atau pemberian oral. Penghambatan puncak dalam 0,5-3 jam setelah 1-4
jam setelah oral administrasi.
Distribusi
Tersebar luas, konsentrasi tertinggi di ginjal, hati, pankreas, dan kelenjar
submandibular. Didistribusikan ke ASI.Tidak melewati plasenta pada hewan
percobaan; 2 tidak diketahui apakah famotidine melintasi plasenta pada
manusia Pengikatan Protein Plasma Eliminasi
Metabolisme
Dimetabolisme di hati menjadi famotidine S-oxide (S-famotidine) tidak aktif.
Eksresi
Diekskresikan terutama dalam urin; 25-30% diekskresikan tidak berubah
dalam waktu 24 jam setelah pemberian oral 80% setelah pemberian IV.
Fraksi kecil dari dosis oral diekskresikan dalam urin sebagai famotidine S-
oxide.4, 83 Sisa dosis oral dihilangkan dalam tinja ( AHFS )
Penyerapan Famotidin dalam saluran cerna tidak sempurna 40–45 % dan
pengikatan protein plasma relatif rendah 15–22 %. Kadar plasma tertinggi
dicapai dalam 1–3 jam setelah pemberian oral, waktu paro eliminasi 2,5–4
jam, dengan masa kerja obat 12 jam (Siswondono dan Soekardjo, 1995).
Kadar plasma tertinggi dicapai kira–kira 2 jam setelah penggunaan secara
oral. Masa paruh eliminasi 3–8 jam dan bioavailabilitas 40–50%. Setelah
dosis oral tunggal, sekitar 25% dari dosis ditemukan dalam bentuk asal di
urin. Pada pasien gagal ginjal berat waktu paruh eliminasi dapat melebihi 20
jam (Dewoto, 2009).
Interaksi Obat
Famotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam, warfarin, atau fenitoin di
hati. Ketokonazol membutuhkan pH asam untuk bekerja sehingga kurang
efektif bila diberikan bersama antagonis reseptor H2 (Dewoto, 2009).

URAIAN BAHAN ZAT TAMBAHAN:


1. Ludipress ( Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5nd ed, 2006,
hal.389)

Ludipres Terdiri dari Lakstosa monohydrate 93,4% ; Povidon 3% ;


Krospovidon 3,6 %
Rumus Kimia : Laktosa Monohidrat C12H22O11_H2O, BM = 360.31
Pemerian : Kristal putih,rasa manis
Kegunaan : Pengisi
Kelarutan : Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol
dan eter, larut dalam 4,63 bagian air (40˚C)
Densitas : 1.545 g/cm3
Aliran : baik
Kelembaban : mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas : Pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi
coklat.
Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin primer
dapat menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih cepat
dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.
2. Magnesium Stearat ( Exipient Hal 430)
Nama resmi : Magnesium stearat
Sinonim :. Magnesium octadecanoate; octadecanoic acid,
magnesium salt
Rumus molekul : : C36H70MgO4
Berat Molekul : 591. 34
Rumus struktur : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah khas, mudah
melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter
Kegunaan : Lubrican Untuk Tablet dan Kapsul
Kestabilan : Magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.

3. Aerosil (excipient hal.188)


Nama lain : Colloidal silicon dioxide
Rumus kimia : SiO2
Pemerian : mengkilap, putih-kebiruan, berbau, sedikit berasa, serbuk amorf
Kegunaan : pengering 0,5 – 2,0%, pengemulsi 1,0 – 5,0%, glidan 0,1 – 1,0%,
suspending agent 2,0 – 10%
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali
dalam asam hydrofluoric, larut dalam larutan alkali hidroksi panas. Dengan air
akan membentuk dispersi koloid. Kelarutan dalam air 150 mg/L pada suhu
25°C (pH 7)
Stabilitas : higroskopik tetapi menyerap air dalam jumlah banyak tanpa
mencairkan. Ketika digunakan larutan encer pada pH 0 – 7,5, aerosil efektif
meningkatkan kekentalan, tetapi pH lebih besar dari 7,5 sifat kekentalan dari
aerosil menurun. Pada pH lebih besar dari 10,7 mampu mengubah bentuk dari
aerosil ke bentuk silikat. pH : 3,8 – 4,2 (dalam 4% b/v) dan 3,5 – 4,0 (dalam
10% b/v)
Densitas : -
Inkompatibilitas : dengan dietil stil bestrol
Regulasi/ Aturan Sebagai Landasan Studi Praformulasi
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi, berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkna sebagai tablet cetak
dan tablet kempa
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk
sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk aau granul menggunakan cetakan baja, Tablet dapat
dibuat dalam berbagai ukuran , bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada
design cetakan
(Farmakope Indonesia edisi V Hal 52).
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan
sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)
Famotidin tablet termasuk golongan obat bebas yaitu obat yang dijual bebas
di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dngan garis tepi berwarna hitam
(Binfar, 2007 Pedoman Penggunaan Obat Bebas & Bebas Terbatas, Hal. 12)
(KK.3): MENJELASKAN PRINSIP-PRINSIP DASAR, TEKNIK, DAN
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN
FARMASI.

Cara Pembuatan Tablet


Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat
langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan
tablet menjadi mudah pecah.Campuran serbuk itu harus di ubah menjadi
granul,yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat satu
samma lain. Cara merubah serbuk menjadi granul disebut granulasi.Tujuan
granulasi adalah:
1. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu
dapat mengalir teratur dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan
dengan bentuk serbuk jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak
udaranya, tablet makin mudah pecah.
3. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan
mudah lepas dari matriks (die).
Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah
harus netral, tidak berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-
bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet dapat dikelompokkan
sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:
1. bahan pengisi,
2. bahan pengikat,
3. bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan
pemisah bentuk),
4. bahan penghancur,
5. bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.

MetodePembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu
1. Granulasi Basah,
yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang
tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.
Syarat metode granulasi basah
- zat aktif tahan terhadan lembab dan panas.
- sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari Metode Granulasi Basah
Membasahi massa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu., kemudian massa basah tersebut
digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang
biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut
dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah.
Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana
jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan
granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai
tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika
sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada
ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator
tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak
kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan
dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Alur pembuatan metode granulasi basah :
a. Zat aktif dan zat tambahan ditimbang
b. Zat aktif dan zat tambahan dimasukkan ke dalam ayakan
c. Pencampuran zat aktif daan zat tambahan
d. Pembuatan larutan pengikat
e. Pembuatan massa granul dengan penambahan massa padat ke dalam
larutan pengikat
f. Massa lembab dihaluskan dengan menggunakan ayakan dengan nomor
mesh 6 – 12
g. Granul basah dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan pada suhu 40
– 60 C
h. Granul yang telah dikeringkan di granulasi dengan melalui pengayak
mesh 14-20 dalam mesin granulation
i. Menyiapkan massa kempa dengan mencampur granul dengan fase luar(
Lubrican )
j. Pengempaan /Pencetakan
2. Granulasi Kering ( slugging),
Memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula
(granul).
Syarat Granulasi kering
- Zat aktif yang memiliki dosis efektif yang teralalu tinggi untuk dikempa
langsung
- Zat aktif yang sensitive terhadap pemanasan dan kelembababan
- Sifat alir zat aktif buruk
Prinsip dari Metode Granulasi kering
Membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging,
pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal.
Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat
bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang
putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan
tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan
tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Alur pengerjaan Metode granulasi kering
a. Penimbangan zat aktif dan zat tambahan
b. Haluskan masing masing zat aktif dan zat tambahan masing masing
c. Campur semua bahan akstif dan zat tambahan
d. Buat granulasi dengan mesh 14 -20
e. Siapkan massa kempa dan campur dengan fase luar ( Lubrican )
f. Pengempaan /Pencetakan
3. Metode Kempa Langsung,
Pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu . Ada beberapa
zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan
tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Waktu
hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Syarat Metode kempa langsung


- Zat aktif yang mempunyai sifat alir yang baik
- Zat aktif yang memepunyai kompresibilitas yang baik,
- Zat aktif yang bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan
kohesifitas dalam massa tablet..
- Zat aktif yang tidak tahan panas dan kelembaban
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tablet yaitu :
Alur pengerjaan Metode kempa langsung
a. Timbang zat aktif dan zat tambahan
b. Haluskan masing masing zat
c. Campurkan zat aktif dan zat tambah
d. Pengempaan /pencetakan
Alat yang digunakan dalam pembuatan tablet
1 Alat pada proses pengayakan
a. Fitzmill
 Mesin yang digunakan untuk menghaluskan bahan atau bahan
baku menjadi serbuk halus untuk memudahkan dalam
pencampuran
 Digunakan untuk menggiling campuran untuk pembuatan
granulasi sehingga menjadi halus dan ukurannya seragam
 Terdapat pisau –pisau untuk menyeragmkan ukuran

b. Silter
 Mesin pengayak yang berukuran besar
 Berfungsi untuk mengayak atau memisahkan produk
berdasarkan granulasi
2. Alat Pada Proses mixing
a. Drum rotator
Untuk menghomogenkan suatu campuran serbuk sehingga
menghasilkan campiran yang homogeny

b. Reynold mixer
Untuk mencampurkan campuran dan larutan pengikat sehingga
menghasilkan granulasi basah.
c. Rebbon Blender
Alat pencampur yang dapat menghasilkan suatu disperse yang
sejenis atau homogen

3. Alat Pada Proses Granulasi


Rotary wet Granulation
Mesin untuk pembuatan granul dai bahan obat khususnya pembuatan
tablet yang sebelumnya semua bahan obat telah dicampur terlebih
dahulu di mesin mixer.
4. Alat Pada proses dryng
a. Drying oven
Untuk mengeringkan produk pada suhu rendah secara konstan,
mengeringkan granul basah dengan temperatur terkontrol.

b. Fluid bed dryer


Alat pengering dengan menggunakan prinsip fluidasi
5. Alat pada proses compressing
a. Compressing tablet killian ruzs
Alat untuk mencetak tablet skala besar

b. Mesin tablet TDP-1,5


Alat untuk mencetak tablet elektrik tipe kecil
6. Alat pada proses coating
a. Accela cota
Alat untuk penyalut tablet

b. Coating pan
Alat pelapisan atau penyalutan tablet
7. Alat pada proses printing
Markem Printer
Untuk mencetak logo pada tablet ayng sudah disalut
KK 4 MENJELASKAN PERAN BAHAN TAMBAHAN DALAM
FORMULASI SEDIAAN FARMASI, A.L. DAPAR, PENGAWET, ANTI
OKSIDAN, DAN/ATAU BAHAN PENOLONG LAINNYA.

1. Ludipress
Ludipres sebagai pengikat dan pengisi supaya ikatan antar partikel menjadi
kuat dan pengisi digunakan supaya menambah bobot dari tablet agar bisa
dikempa. Dan pada ludipres dapat kospovidon yang berfungsi sebagai
desintegrasi untuk memudahkan hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan
saluran cerna.( exipient)
Ludipres cocok untuk bahan aktif berdosis rendah..
Ludipress dibuat dengan proses produksi yang canggih. Ini adalah sistem tiga-
dalam-satu yang unik, menggabungkan kekuatan tiga eksipien: laktosa sebagai
pembawa dan pengisi, zat pengikat Kollidon, dan Kollidon. Bersama-sama,
mereka membentuk butiran dengan kemampuan mengalir yang sangat baik,
higroskopisitas rendah, ditambah daya ikat yang luar biasa.yang
memungkinkan dengan cepat dan mudah membuat campuran homogen
dengan bahan aktif Anda, dan langsung mengompresi tabel berkualitas tinggi
( Lacman Industri )
2. Magnesium Stearat
Magnesium stearat digunakan sebagai lubrikan ditambahkan dalam pembuatan
sedian ini untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan
tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet
Semakin lama waktu pencampuran magnesium stearat menyebabkan waktu
alir granul semakin cepat, sudut diam semakin kecil, penurunan kekerasan,
peningkatan kerapuhan dan semakin lamanya waktu hancur (Fitria, 2005).
3. Aerosil 200
Keuntungan :Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi
dan terbukti sangat menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil
dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi
gesekan antar partikel. Selain itu aerosol mampu mengikat lembab, melalui
gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk masih
mampu mempertahankan daya alirnya yang baik (Voigt, 1984).
Penambahan aerosol pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang
bagus, jernih dan mengkilat (Lachman,1994).
Aerosil 200 sebagai glidan untuk meingkatkan aliran serbuk dari hopper ke
dalam die , berfungsi juga sebagai desintegran pada sediaan tablet.
KK 5 MENJELASKAN PRINSIP STABILITAS SEDIAAN FARMASI,
FAKTOR YANG BERPENGARUH, SERTA TEKNIK PENGUJIANNYA.

Uji stabilitas tablet yaitu dengan menguji penampilan, warna, bau, degradasi
produk, kadar air, disentegrasi dan kekerasan/ kerapuhan (Asean Guidelines)
 Uji keseragaman warna serta kehalusan perukaan tablet secara kuantitatif
yaitu dengan menggunakan reflektor spektrofotometri, pengukuran
tristimulus kolorimetri serta fotometer mikroreflektan (Lahman Hal.650 )
 Uji kekeraan/kerapuhan tablet (Friabilitas ) pada uji ini menggunakan alat
yang disebut friabilator. Sejumlah tablet terlebih dahulu ditimbang,
kemudian dimasukan kedalm alat yang berputar dengan kecepatan 25 rpm
sebanyak 100 putaran yang pada setiap putarannya tablet dijatuhkan sejauh
6 inci. Selanjutnya tablet ditimbang kembali. Tablet yang kehilangan berat
>0,5%-1% masih dapat diterima (Lachman Hal. 654)
 Uji didintegrasi (Daya hancur ). Padauini menggunakan 6 tabung gelas
sepanjang 3 nci yang terbuka bagian atsnya,sedangka dibagian bawah
keranjang ada saringan ukura 10 mesh.Untuk menguji wakt hancur tiap
tabung diisi oleh satu tablet keudian keranjang diletakan di dalam
bakeryangberisi satu liter cairan lambung buatan atau cairan usus buatan
pada 37o C kurangebih 2o C.Keranjang kemudiana diatur pergerakannya
turun naik pada frekuensi 28-32 kali permenit dan tablet harus tetap berada
2,5 cm dari permukaan atas cairan dan 2,5 cm dari dasar beaker. Tablet
dinayatakan memenuhi syarat apabila hamcur dan semua partikel harus dapat
menembus mesh 10 dalam kurun waktu yang telah ditentukan ( Lachman
Hal. 658)
 Uji Disolusi pada uji disolusi tablet kaptril media disolusi yang digunakn
adalah asam klorida 0,01 N sebanyak 900 mL, alat tipe 1 dengan keceptan
50 rpm selam 20 menit dan diukur pada serapam maksimum kurang lebih
205 nm. Toleransi dala waktu 20 menit harus larut tidak kurang 80% (Q) dar
jumlah yang tertera pada etiket ( FI V Hal. 613)
 Penetapan kadar ( F V Hal. 614)
Fase gerak : campuran 550 mL metanol P bdan 450 mL air yang
mengandung 0,5 mL asam fosfat P saring dan
awaudarakan.

Larutan baku : Timbang sejumlah kaptopril BPFI dan kaptopril disulfida,


larutkan dalam fase gerak hingga kadar masing-masing
lebih kurang 1 mg dan 0,05 mg per mL

Larutan Uji : Timbang tidak kurang 20 tablet, masukkan kedalam labu ukur
yang sesuai, tambahkan fase gerak hingga lebih kurang
setengah kapasitas labu ukur dan sonikasikan selama 15
menit. Encerkan dengan fase gerak sampai batas
tanda,kocok secara mekanik selama 15 menit dan saring.
Jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
fase gerak hingga kdar kaptopril lebih kurang 1 mg per
mL.Kemudian dilakuka pengukran mengguanakn KCKT
dengan persyaratan tablet kaptopril mengandung
C9H15NO3S tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari
110 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
KK.6 MELAKUKAN STUDI PRAFORMULASI DAN MENETAPKAN
FORMULASI SEDIAAN FARMASI DENGAN MEMPERHATIKAN
ASPEK MUTU, EFEKTIVITAS, KEAMANAN MAUPUN STABILITAS
SEDIAAN.

FAMOTIDIN TABLET 40 MG
Komposisis :
Kaptopril 40 mg
Ludipress 0,105 mg
Magnesium stearat 3 mg
Aerosil 200 4 mg
Alasan Penambahan
 Ludipres : digunakan sebagai pengisis dan pengikat, memiliki sifat bebas
mengalir, tidak berbau dan tidak beras serta stabil pada suhu ruang
 Magnesium stearat digunakan sebagi lubrikan memiliki bau seperti asam
stearat dan bau khas,stabil dan aman dalam pengunaan sebagai bahan
tambahn dalam prodak farmasi yangdiberikan secara oral.
Aerosil : sebagai glidan untuk meingkatkan aliran serbuk dari hopper ke
dalam die , berfungsi juga sebagai desintegran pada sediaan tablet.
KK 7 MENETAPKAN SPESIfiKASI BAHAN BAKU, BAHAN KEMASAN,
DAN SEDIAAN/PRODUK MENGACU PADA KETENTUAN
FARMAKOPE INDONESIA ATAU KOMPENDIUM LAIN YANG SESUAI
( Farmakope Edisi V )

Spesifikasi Bahan aktif (Farmakope Indonesia edisi 5 hal. 551)


Nama resmi : Famotidine
Rumus molekul : C8H15N7O2S3
Berat Molekul : 337,45

Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Penetapan Kadar : kromatografi cair kinerja tinggi
Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asetat
glasial,sukar larut dalam metanol, sangat sukar larut
dalam air, praktis tidak larut dalam aseton, etanol,
kloroform dan etil asetat
Batas Kadar :
Batas kadar Famotidin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C8H13N7O2S3, dihitung terhadap zat anhidrat.
Identifikasi menggunakan Identifikasi secara kromatografi lapis tipis.
Total Cemaran : Tidak lebih dari 1,5%.
Spesifikasi Bahan Pengemas:
KK. 10. MENETAPKAN KESESUAIAN BAHAN BAKU DENGAN
SPESIFIKASI YANG DITETAPKAN:

Spesifikasi Bahan aktif (Farmakope Indonesia edisi 5 hal. 405)

Nama resmi : Famotidine


Rumus molekul : C8H15N7O2S3
Berat Molekul : 337,45

Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Penetapan Kadar : kromatografi cair kinerja tinggi
Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asetat
glasial,sukar larut dalam metanol, sangat sukar larut
dalam air, praktis tidak larut dalam aseton, etanol,
kloroform dan etil asetat
Batas Kadar :
Batas kadar Famotidin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C8H13N7O2S3, dihitung terhadap zat anhidrat.
Identifikasi menggunakan Identifikasi secara kromatografi lapis tipis.
Total Cemaran : Tidak lebih dari 1,5%.
Pemerian : Serbuk atau kristal Putih kekuningan
Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air, larutan bebas dalam asam
asetat glasial, sanagt sedikit larut dalam etanol anhidrat,
praktis tidak larut dalam etil asetat, larut Dalam mineral
encer
Pada pengujian Spektrum IR : sampel uji menunjukkan intensitas absorbsi yang
sama pada saat sama nomor gelombang sebagai standar referensi
Identifikasi : Oleh IR sesuai larutan penampilan solusi dalam warna
bening dan tidak lebih intens dari larutan referensi
Kemurnian : Pengotor B tidak lebih dari 0,15 %

Spesifikasi Bahan Tambahan :


1. Ludipress ( Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5nd ed, 2006,
hal.389)
Ludipres Terdiri dari Lakstosa monohydrate 93,% ; Povidon 3% ;
Krospovidon 3,6 %
Nama resmi : Laktosa Monohidrat C12H22O11_H2O, BM = 360.31
Pemerian : Kristal putih,rasa manis
Kelarutan : Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol
dan eter, larut dalam 4,63 bagian air (40˚C)
Batas mikroba : Angka mikroba aerob total tidak lebih dari 100 g, angka
jamur dan ragi total tidak lebih dari 60 /g dan tidak boleh
mengandung E Coli
Susut pengeringan : Tidak lebih dari 0,5 % untuk bentukmonohidrat dan tidak
lebih dari 1, 0 % untuk bentuk modifikasi monohidrat ,
Pengeringan pada suhu 80 C
Bobot jenis : 1.545 G/CM3
Sisa pemijaran :. Tidak lebih dari 0,1 % , pemijaran pada suhu 600 + 25 C
Logam berat : Tidak lebih dari 5 bpj
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, wadah di tempat yang sejuk
dan kering.
Ludipres :
Trdiri dari : Lactose monohydrate 93,0 % + 2 %
Kollidon 30 3,5 % + 0,5 %
Kollidon Cl 3,5 % + 0,5 %
Kandungan air : ≤ 6 %
Kandungan Logam berat : 10 ppm
Uji Laktosa : dengan metode polarimetri,
Uji Kollidon Cl : Gravimetri
Uji Kollidon 30 : spektrofotometri

Ukuran Partikel : didasarkan pad aepngukuran ayakan


< 63 µm max 15 %
<200 µm 40-60%
<400 µm min 90 %
Densitas : Densitas Curah 550 50 g/ l
Densitas Keran 650 50 g /l
Karena Ludipress mengandung disintegrant, Kollidon CL yang membengkak
saat bersentuhan dengan air, permukaan tablet yang dibuat dengan Ludipress
dapat berkembang penyimpangan jika terkena kelembaban tinggi untuk
waktu yang lama.
Ludipress telah dikembangkan secara khusus untuk kompressi langsung, tetapi
juga sangat cocok sebagai pengisi kapsul gelatin keras

2. Magnesium Stearat ( Exipient Hal 430, FI Ed V hal 805 )


Nama resmi : Magnesium stearat
Sinonim : Magnesium octadecanoate; octadecanoic acid, magnesium
salt
Rumus molekul : C36H70MgO4
Berat Molekul : 591. 34
Rumus struktur : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah khas,
mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter

Susut Pengeringan : tidak lebih dari 4,0% lakukan pengeringan pada sushu
105C hingga bobot tetap :

Batas Mikroba : ALT tidak lebih dari 1000 per g dan tidak boleh
mengandung E.Coli

Titik lebur :

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering
Rumus Molekul : [ CH3(CH2)15CO2]2Mg

Berat Molekul : 591,24

Kemasan : Botol / Drum

GST Tax Rate : 18 %

Kegunaan : Zat pelepas dan sebagai komponen pelumas dalam produksi obat –
obatan dan kosmetik

Magnesium stearat adalah senyawa kimia dengan rumus Mg (C18H35O2) 2.


Ini adalah sabun, terdiri dari garam yang mengandung dua ekivalen stearat
(anion asam stearat) dan satu kation magnesium (Mg2 +). Magnesium stearat
adalah bubuk putih yang tidak larut dalam air. Aplikasinya memanfaatkan
kelembutan, ketidaklarutan dalam banyak pelarut, dan toksisitas rendah.

Pemerian : Serbuk
8. Aerosil (excipient hal.188)
Nama lain : Colloidal silicon dioxide
Rumus kimia : SiO2
Pemerian : mengkilap, putih-kebiruan, berbau, sedikit berasa, serbuk
amorf
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali
dalam asam hydrofluoric, larut dalam larutan alkali hidroksi
panas. Dengan air akan membentuk dispersi koloid.
Kelarutan dalam air 150 mg/L pada suhu 25°C (pH 7)
Stabilitas : higroskopik tetapi menyerap air dalam jumlah banyak tanpa
mencairkan. Ketika digunakan larutan encer pada pH 0 –
7,5, aerosil efektif meningkatkan kekentalan, tetapi pH lebih
besar dari 7,5 sifat kekentalan dari aerosil menurun. Pada
pH lebih besar dari 10,7 mampu mengubah bentuk dari
aerosil ke bentuk silikat. pH : 3,8 – 4,2 (dalam 4% b/v) dan
3,5 – 4,0 (dalam 10% b/v)
Spesifikasi Bahan Pengemas (Lachma Hal, 1450)

Kemasan yang digunakan adalah kemasan strip. Kemasan ini banyk digunakan untuk
mengemas tablet dan kapsul. Kemasan strip dibentuk denga mengisi dua
rangkaian lapisan tipis yang fleksibel dan dapat disege; panas melalui suatu
gulungan perekat yang dipanaskan atau suatu piring yanag dapat bergerak dan
dipanaskan, produk dijatuhkan kedalam kantung yang dibentuk sebelum akhirnya
disegel.bahan kemasan yang difgunakan bisa berupa laminasi kertas/ polietilen/
foil/polietilen.

Polietilen memilikikerapatan berkisar antara 0,91-0,96 secara langsung


menentukan 4 sifat dasar fisik dari wadah yang dicetak dengan cara meniup : 1.
Kekakuan, 2 Tansmisi lembab uap, 3 retak karena tekanan dan 4 kejernihan atau
sifat tembus cahaya. Jika kerapatan bertambah maka bahan menjadi kaku,
mempunyai distorsi dn titik leleh yang lebih tinggi, menjadi kurang permeabel
terhhadap gas dan uap serta menjadi kurang resisten tahan terhadap keretakan
karena tekanan.

Kadar air :

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, wadah di tempat yang sejuk


dan kering.
Rumus Molekul : SiO2

Berat Molekul : 60,08

Kemasan : botol/ Drum

GST Tax Rate : 18 %

Pemerian : Serbuk Putih

erosil, juga dikenal sebagai silika pirogenik karena diproduksi dalam nyala api,
terdiri dari tetesan mikroskopis silika amorf yang menyatu menjadi partikel
sekunder tiga dimensi seperti rantai yang bercabang yang kemudian menggumpal
menjadi partikel tersier.

Kegunaan : sebagai glidan untuk mengoptimalkan aliran serbuk sejak awal


kompressi berlangsung

Anda mungkin juga menyukai