Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Penetapan Kadar : kromatografi cair kinerja tinggi
- Karakteristik Fisika
Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asetat
glasial,sukar larut dalam metanol, sangat sukar larut dalam air, praktis
tidak larut dalam aseton, etanol, kloroform dan etil asetat
BM : 337,45
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Titik lebur : Melebur pada suhu lebih kurang 140 oC
- Karakteristik Kimia
Famotidin mempunyai sinonom dengan nama kimia
3 -[ ( { 2 - [ ( diaminomethylidene) amino] - 1,3 - tiazol- 4 –y l } metil )
sulfanil ] -N'- sulfamoylpropanimidamide dan NIZ, N- (2 - [ ( 2- [ (
dimetilamino ) metil ] thiazol – 4 – yl ) methylthio] etil) – N - metil – 2 –
nitroetena – 1 , 1 - diamina dan RAN, N- ( 2 - [ ( 5 - [ ( dimetilamino )
metil ] furan-2- yl ) metiltio ] etil ) -N-metil-2-nitroetena-1,1- diamine [1]
Kandungan : Famotidin tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% C8 H 15 N 7 O2 S 3 dari jumlah yang tertera pada
etiket (USP XXXII, 2009).
Famotidin bersifat Basa Lemah
pKa Famotidin : ditentukan pada 23 ± 0 · 2 ° C menjadi 6 ,76, 6 ,98 dan 6
, 89 dengan spektrofotometri, kelarutan, dan metode partisi,
- Karakteristik Fisikokimia
Famotidin tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% C8 H 15 N 7 O2 S 3 dari jumlah yang tertera pada etiket
- Farmakologi
Mekanisme kerja :
Famotidin merupakan antagonis kompetitif histamin yang khas pada reseptor
H2, sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi asam lambung,
menekan kadar asam dan volume sekresi lambung. Famotidin merupakan
antagonis H2 yang kuat dan sangat selektif dengan masa kerja panjang
(Siswondono dan Soekardjo, 1995).
Ketergantungan pH dari koefisien partisi oktanol-air nyata dari famotidine
menunjukkan koefisien partisi 0 · 23 untuk famotidine bebas pada 23 ± 0-2 C.
Famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H2 sehingga dapat
menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal dan akibat distimulasi
oleh pentagastrin. Famotidin lebih efektif dalam hal mengurangi produksi
asam lambung, tiga kali lebih poten dari pada ranitidin dan dua puluh kali
lebih poten dari pada simetidin (Dewoto, 2009).
Famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H2 yang yang kuat dan
sangat selektif di permukaan sel-sel parietal, sehingga efektif dalam
mnegurangi sekresi asam lambung. Famotidin digunakan untuk pengobatan
tukak lambung atau usus dan keadaan hipersekresi yang patologis, misalnya
sindrom Zollinger–Ellison, meskipun dalam keadaan ini Imperazol
merupakan obat yang dipilih. Famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak
duodenum. Efektivitas famotidin untuk profilaksis tukak lambung, refluks
esofagitis dan pencegahan tukak setres hampir sama dengan antagonis
histamin reseptor H2 lainnya (Hardjono, 2000).
- Farmakokinetik
Adsorbsi :
Oral: sekitar 40-50% . pada anak usia 11-15 tahun. 1 Tablet dan suspensi oral
dilaporkan bioekuivalen. Penghambatan asam lambung dalam 1 jam setelah
IV atau pemberian oral. Penghambatan puncak dalam 0,5-3 jam setelah 1-4
jam setelah oral administrasi.
Distribusi
Tersebar luas, konsentrasi tertinggi di ginjal, hati, pankreas, dan kelenjar
submandibular. Didistribusikan ke ASI.Tidak melewati plasenta pada hewan
percobaan; 2 tidak diketahui apakah famotidine melintasi plasenta pada
manusia Pengikatan Protein Plasma Eliminasi
Metabolisme
Dimetabolisme di hati menjadi famotidine S-oxide (S-famotidine) tidak aktif.
Eksresi
Diekskresikan terutama dalam urin; 25-30% diekskresikan tidak berubah
dalam waktu 24 jam setelah pemberian oral 80% setelah pemberian IV.
Fraksi kecil dari dosis oral diekskresikan dalam urin sebagai famotidine S-
oxide.4, 83 Sisa dosis oral dihilangkan dalam tinja ( AHFS )
Penyerapan Famotidin dalam saluran cerna tidak sempurna 40–45 % dan
pengikatan protein plasma relatif rendah 15–22 %. Kadar plasma tertinggi
dicapai dalam 1–3 jam setelah pemberian oral, waktu paro eliminasi 2,5–4
jam, dengan masa kerja obat 12 jam (Siswondono dan Soekardjo, 1995).
Kadar plasma tertinggi dicapai kira–kira 2 jam setelah penggunaan secara
oral. Masa paruh eliminasi 3–8 jam dan bioavailabilitas 40–50%. Setelah
dosis oral tunggal, sekitar 25% dari dosis ditemukan dalam bentuk asal di
urin. Pada pasien gagal ginjal berat waktu paruh eliminasi dapat melebihi 20
jam (Dewoto, 2009).
Interaksi Obat
Famotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam, warfarin, atau fenitoin di
hati. Ketokonazol membutuhkan pH asam untuk bekerja sehingga kurang
efektif bila diberikan bersama antagonis reseptor H2 (Dewoto, 2009).
MetodePembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu
1. Granulasi Basah,
yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang
tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.
Syarat metode granulasi basah
- zat aktif tahan terhadan lembab dan panas.
- sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari Metode Granulasi Basah
Membasahi massa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu., kemudian massa basah tersebut
digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang
biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut
dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah.
Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana
jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan
granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai
tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika
sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada
ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator
tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak
kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan
dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Alur pembuatan metode granulasi basah :
a. Zat aktif dan zat tambahan ditimbang
b. Zat aktif dan zat tambahan dimasukkan ke dalam ayakan
c. Pencampuran zat aktif daan zat tambahan
d. Pembuatan larutan pengikat
e. Pembuatan massa granul dengan penambahan massa padat ke dalam
larutan pengikat
f. Massa lembab dihaluskan dengan menggunakan ayakan dengan nomor
mesh 6 – 12
g. Granul basah dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan pada suhu 40
– 60 C
h. Granul yang telah dikeringkan di granulasi dengan melalui pengayak
mesh 14-20 dalam mesin granulation
i. Menyiapkan massa kempa dengan mencampur granul dengan fase luar(
Lubrican )
j. Pengempaan /Pencetakan
2. Granulasi Kering ( slugging),
Memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula
(granul).
Syarat Granulasi kering
- Zat aktif yang memiliki dosis efektif yang teralalu tinggi untuk dikempa
langsung
- Zat aktif yang sensitive terhadap pemanasan dan kelembababan
- Sifat alir zat aktif buruk
Prinsip dari Metode Granulasi kering
Membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging,
pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal.
Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat
bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang
putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan
tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan
tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Alur pengerjaan Metode granulasi kering
a. Penimbangan zat aktif dan zat tambahan
b. Haluskan masing masing zat aktif dan zat tambahan masing masing
c. Campur semua bahan akstif dan zat tambahan
d. Buat granulasi dengan mesh 14 -20
e. Siapkan massa kempa dan campur dengan fase luar ( Lubrican )
f. Pengempaan /Pencetakan
3. Metode Kempa Langsung,
Pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu . Ada beberapa
zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan
tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Waktu
hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
b. Silter
Mesin pengayak yang berukuran besar
Berfungsi untuk mengayak atau memisahkan produk
berdasarkan granulasi
2. Alat Pada Proses mixing
a. Drum rotator
Untuk menghomogenkan suatu campuran serbuk sehingga
menghasilkan campiran yang homogeny
b. Reynold mixer
Untuk mencampurkan campuran dan larutan pengikat sehingga
menghasilkan granulasi basah.
c. Rebbon Blender
Alat pencampur yang dapat menghasilkan suatu disperse yang
sejenis atau homogen
b. Coating pan
Alat pelapisan atau penyalutan tablet
7. Alat pada proses printing
Markem Printer
Untuk mencetak logo pada tablet ayng sudah disalut
KK 4 MENJELASKAN PERAN BAHAN TAMBAHAN DALAM
FORMULASI SEDIAAN FARMASI, A.L. DAPAR, PENGAWET, ANTI
OKSIDAN, DAN/ATAU BAHAN PENOLONG LAINNYA.
1. Ludipress
Ludipres sebagai pengikat dan pengisi supaya ikatan antar partikel menjadi
kuat dan pengisi digunakan supaya menambah bobot dari tablet agar bisa
dikempa. Dan pada ludipres dapat kospovidon yang berfungsi sebagai
desintegrasi untuk memudahkan hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan
saluran cerna.( exipient)
Ludipres cocok untuk bahan aktif berdosis rendah..
Ludipress dibuat dengan proses produksi yang canggih. Ini adalah sistem tiga-
dalam-satu yang unik, menggabungkan kekuatan tiga eksipien: laktosa sebagai
pembawa dan pengisi, zat pengikat Kollidon, dan Kollidon. Bersama-sama,
mereka membentuk butiran dengan kemampuan mengalir yang sangat baik,
higroskopisitas rendah, ditambah daya ikat yang luar biasa.yang
memungkinkan dengan cepat dan mudah membuat campuran homogen
dengan bahan aktif Anda, dan langsung mengompresi tabel berkualitas tinggi
( Lacman Industri )
2. Magnesium Stearat
Magnesium stearat digunakan sebagai lubrikan ditambahkan dalam pembuatan
sedian ini untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan
tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet
Semakin lama waktu pencampuran magnesium stearat menyebabkan waktu
alir granul semakin cepat, sudut diam semakin kecil, penurunan kekerasan,
peningkatan kerapuhan dan semakin lamanya waktu hancur (Fitria, 2005).
3. Aerosil 200
Keuntungan :Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi
dan terbukti sangat menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil
dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi
gesekan antar partikel. Selain itu aerosol mampu mengikat lembab, melalui
gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk masih
mampu mempertahankan daya alirnya yang baik (Voigt, 1984).
Penambahan aerosol pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang
bagus, jernih dan mengkilat (Lachman,1994).
Aerosil 200 sebagai glidan untuk meingkatkan aliran serbuk dari hopper ke
dalam die , berfungsi juga sebagai desintegran pada sediaan tablet.
KK 5 MENJELASKAN PRINSIP STABILITAS SEDIAAN FARMASI,
FAKTOR YANG BERPENGARUH, SERTA TEKNIK PENGUJIANNYA.
Uji stabilitas tablet yaitu dengan menguji penampilan, warna, bau, degradasi
produk, kadar air, disentegrasi dan kekerasan/ kerapuhan (Asean Guidelines)
Uji keseragaman warna serta kehalusan perukaan tablet secara kuantitatif
yaitu dengan menggunakan reflektor spektrofotometri, pengukuran
tristimulus kolorimetri serta fotometer mikroreflektan (Lahman Hal.650 )
Uji kekeraan/kerapuhan tablet (Friabilitas ) pada uji ini menggunakan alat
yang disebut friabilator. Sejumlah tablet terlebih dahulu ditimbang,
kemudian dimasukan kedalm alat yang berputar dengan kecepatan 25 rpm
sebanyak 100 putaran yang pada setiap putarannya tablet dijatuhkan sejauh
6 inci. Selanjutnya tablet ditimbang kembali. Tablet yang kehilangan berat
>0,5%-1% masih dapat diterima (Lachman Hal. 654)
Uji didintegrasi (Daya hancur ). Padauini menggunakan 6 tabung gelas
sepanjang 3 nci yang terbuka bagian atsnya,sedangka dibagian bawah
keranjang ada saringan ukura 10 mesh.Untuk menguji wakt hancur tiap
tabung diisi oleh satu tablet keudian keranjang diletakan di dalam
bakeryangberisi satu liter cairan lambung buatan atau cairan usus buatan
pada 37o C kurangebih 2o C.Keranjang kemudiana diatur pergerakannya
turun naik pada frekuensi 28-32 kali permenit dan tablet harus tetap berada
2,5 cm dari permukaan atas cairan dan 2,5 cm dari dasar beaker. Tablet
dinayatakan memenuhi syarat apabila hamcur dan semua partikel harus dapat
menembus mesh 10 dalam kurun waktu yang telah ditentukan ( Lachman
Hal. 658)
Uji Disolusi pada uji disolusi tablet kaptril media disolusi yang digunakn
adalah asam klorida 0,01 N sebanyak 900 mL, alat tipe 1 dengan keceptan
50 rpm selam 20 menit dan diukur pada serapam maksimum kurang lebih
205 nm. Toleransi dala waktu 20 menit harus larut tidak kurang 80% (Q) dar
jumlah yang tertera pada etiket ( FI V Hal. 613)
Penetapan kadar ( F V Hal. 614)
Fase gerak : campuran 550 mL metanol P bdan 450 mL air yang
mengandung 0,5 mL asam fosfat P saring dan
awaudarakan.
Larutan Uji : Timbang tidak kurang 20 tablet, masukkan kedalam labu ukur
yang sesuai, tambahkan fase gerak hingga lebih kurang
setengah kapasitas labu ukur dan sonikasikan selama 15
menit. Encerkan dengan fase gerak sampai batas
tanda,kocok secara mekanik selama 15 menit dan saring.
Jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
fase gerak hingga kdar kaptopril lebih kurang 1 mg per
mL.Kemudian dilakuka pengukran mengguanakn KCKT
dengan persyaratan tablet kaptopril mengandung
C9H15NO3S tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari
110 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
KK.6 MELAKUKAN STUDI PRAFORMULASI DAN MENETAPKAN
FORMULASI SEDIAAN FARMASI DENGAN MEMPERHATIKAN
ASPEK MUTU, EFEKTIVITAS, KEAMANAN MAUPUN STABILITAS
SEDIAAN.
FAMOTIDIN TABLET 40 MG
Komposisis :
Kaptopril 40 mg
Ludipress 0,105 mg
Magnesium stearat 3 mg
Aerosil 200 4 mg
Alasan Penambahan
Ludipres : digunakan sebagai pengisis dan pengikat, memiliki sifat bebas
mengalir, tidak berbau dan tidak beras serta stabil pada suhu ruang
Magnesium stearat digunakan sebagi lubrikan memiliki bau seperti asam
stearat dan bau khas,stabil dan aman dalam pengunaan sebagai bahan
tambahn dalam prodak farmasi yangdiberikan secara oral.
Aerosil : sebagai glidan untuk meingkatkan aliran serbuk dari hopper ke
dalam die , berfungsi juga sebagai desintegran pada sediaan tablet.
KK 7 MENETAPKAN SPESIfiKASI BAHAN BAKU, BAHAN KEMASAN,
DAN SEDIAAN/PRODUK MENGACU PADA KETENTUAN
FARMAKOPE INDONESIA ATAU KOMPENDIUM LAIN YANG SESUAI
( Farmakope Edisi V )
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Penetapan Kadar : kromatografi cair kinerja tinggi
Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asetat
glasial,sukar larut dalam metanol, sangat sukar larut
dalam air, praktis tidak larut dalam aseton, etanol,
kloroform dan etil asetat
Batas Kadar :
Batas kadar Famotidin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C8H13N7O2S3, dihitung terhadap zat anhidrat.
Identifikasi menggunakan Identifikasi secara kromatografi lapis tipis.
Total Cemaran : Tidak lebih dari 1,5%.
Spesifikasi Bahan Pengemas:
KK. 10. MENETAPKAN KESESUAIAN BAHAN BAKU DENGAN
SPESIFIKASI YANG DITETAPKAN:
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga pitih kekuning-kuningan,
peka terhadap cahaya.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Penetapan Kadar : kromatografi cair kinerja tinggi
Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asetat
glasial,sukar larut dalam metanol, sangat sukar larut
dalam air, praktis tidak larut dalam aseton, etanol,
kloroform dan etil asetat
Batas Kadar :
Batas kadar Famotidin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C8H13N7O2S3, dihitung terhadap zat anhidrat.
Identifikasi menggunakan Identifikasi secara kromatografi lapis tipis.
Total Cemaran : Tidak lebih dari 1,5%.
Pemerian : Serbuk atau kristal Putih kekuningan
Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air, larutan bebas dalam asam
asetat glasial, sanagt sedikit larut dalam etanol anhidrat,
praktis tidak larut dalam etil asetat, larut Dalam mineral
encer
Pada pengujian Spektrum IR : sampel uji menunjukkan intensitas absorbsi yang
sama pada saat sama nomor gelombang sebagai standar referensi
Identifikasi : Oleh IR sesuai larutan penampilan solusi dalam warna
bening dan tidak lebih intens dari larutan referensi
Kemurnian : Pengotor B tidak lebih dari 0,15 %
Susut Pengeringan : tidak lebih dari 4,0% lakukan pengeringan pada sushu
105C hingga bobot tetap :
Batas Mikroba : ALT tidak lebih dari 1000 per g dan tidak boleh
mengandung E.Coli
Titik lebur :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering
Rumus Molekul : [ CH3(CH2)15CO2]2Mg
Kegunaan : Zat pelepas dan sebagai komponen pelumas dalam produksi obat –
obatan dan kosmetik
Pemerian : Serbuk
8. Aerosil (excipient hal.188)
Nama lain : Colloidal silicon dioxide
Rumus kimia : SiO2
Pemerian : mengkilap, putih-kebiruan, berbau, sedikit berasa, serbuk
amorf
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali
dalam asam hydrofluoric, larut dalam larutan alkali hidroksi
panas. Dengan air akan membentuk dispersi koloid.
Kelarutan dalam air 150 mg/L pada suhu 25°C (pH 7)
Stabilitas : higroskopik tetapi menyerap air dalam jumlah banyak tanpa
mencairkan. Ketika digunakan larutan encer pada pH 0 –
7,5, aerosil efektif meningkatkan kekentalan, tetapi pH lebih
besar dari 7,5 sifat kekentalan dari aerosil menurun. Pada
pH lebih besar dari 10,7 mampu mengubah bentuk dari
aerosil ke bentuk silikat. pH : 3,8 – 4,2 (dalam 4% b/v) dan
3,5 – 4,0 (dalam 10% b/v)
Spesifikasi Bahan Pengemas (Lachma Hal, 1450)
Kemasan yang digunakan adalah kemasan strip. Kemasan ini banyk digunakan untuk
mengemas tablet dan kapsul. Kemasan strip dibentuk denga mengisi dua
rangkaian lapisan tipis yang fleksibel dan dapat disege; panas melalui suatu
gulungan perekat yang dipanaskan atau suatu piring yanag dapat bergerak dan
dipanaskan, produk dijatuhkan kedalam kantung yang dibentuk sebelum akhirnya
disegel.bahan kemasan yang difgunakan bisa berupa laminasi kertas/ polietilen/
foil/polietilen.
Kadar air :
erosil, juga dikenal sebagai silika pirogenik karena diproduksi dalam nyala api,
terdiri dari tetesan mikroskopis silika amorf yang menyatu menjadi partikel
sekunder tiga dimensi seperti rantai yang bercabang yang kemudian menggumpal
menjadi partikel tersier.