Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KOSMETIK

PENGGANTI UJIAN
ALLANTOIN

KELOMPOK
HENDRA (N11109320)
NUR MUTMAINNAH S (N11110)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

I.
A.

RANCANGAN FORMULA
Magnesium Alluminium Sillicat
Xanthan gum
Na2EDTA
Gliserin
DL Panthenol
Allantoin
MetilParaben
Sorbitol,Sodium Laktat,Proline, Sodium PCA
Air

0,5 %
0,3 %
0,05 %
4%
0,1 %
0,1%
0,15%
5%
62,05%

B.

Phenyl Trimethicone
C12-15 Alkohol Oktanoat ( FInester EH-25)
C12-15 Alkil Benzoat (FINSOLV TN )
Dimethicone
Glyseril Stearat dan PEG-100 Stearat
Cethyl Alkohol

0,05%
3%
5%
0,1%
4%
2%

C.

Cyclomethycone

5%

D.

Mixe Fruit Acid


Na- Hyalaurate
DMDM hydantoin

8%
0,1%
0,1%

II.
URAIAN BAHAN
1. Alumunium-Magnesium Silikat (Veegum) (HPE, 4th ed. 2003,43; Husas, 169;Art of
Compounding, 303))
Asal : dari alam Dispersi 5% veegum lebih kental daripada 5 % bentonit dan dispersinya
bersifat basa. Dispersi 4% dalam air memiliki pH kira-kira 9.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat membentuk suatu dispersi koloid
tiksotropik, praktis tidak larut dalam pelarut organik. Bisa tercampurkan dengan menggunakan
alkohol sampai 40%.
pH stabilitas : 3-11 (Art of Compounding, 303)
Sifat aliran : Tiksotropik. Dispersi dalam air pada konsentrasi 1-2 % membentuk suspensi
koloidal tipis. Pada konsentrasi 3 % atau lebih tinggi, dispersi tidak tembus cahaya (opaque).

Pada konsentrasi meningkat diatas 3 %, viskositas dispersi akan meningkat cepat. Pada
konsentrasi 4 5 %, dispersi tebal, koloid putih sol, dan pada konsentrasi 10% terbentuk gel
yang keras. Dispersi merupakan tiksotropik pada konsentrasi diatas 3%. Tetapi, adanya garam
dapat mengubah sifat aliran karena adanya efek flokulasi dari ion positif.( Aulton The Science
of, 277).Viskositas dapat dinaikkan dengan cara : pemanasan, penambahan elektrolit,
peningkatan konsentrasi, pengadukan.

Disamping itu, untuk mempertinggi viskositas,

mempertahankan sifat aliran, dan mencegah terjadinya flokulasi, veegum biasa dikombinasikan
dengan bahan pengental organik lain seperti CMC-Na atau xanthan gum.(Aulton The Science
of, 277)
Stabilitas & penyimpanan : Mg-Al silikat stabil jika disimpan pada kondisi kering. Simpan
dalam wadah tertutup baik. Stabil pada range pH yang cukup besar, memiliki kapasitas
permukaan basa, mengabsorpsi beberapa senyawa organik, kompatible dengan pelarut organik.
OTT : Obat-obat yang bersifat asam dibawah pH 3,5. Mg-Al silikat dapat mengabsorbsi obat
yang aktif. Hal ini dapat mengakibatkan ketersediaan hayati yang rendah dari obat tersebut jika
obat terikat kuat. Contoh: amfetamin sulfat, tolbutamid, warfarin sodium dan diazepam.
Di pasaran terdapat : Veegum High Viscosity (HV), Veegum Fine (F)

2. Na-CMC (US Dispensatory 27th, 1049; Martin Disp.of Medication, 546-547, 553; Art of
Compounding, 301,305,307; Martindale 28th, 950-951; Lymans Textbook of Pharm.
Compounding & Dispensing, 239-240; Excipients, 45; Cooper & Gunn, 107; Aulton
Pharm.Practice, 101; Aulton The Science of.., 276)
Kelarutan : Larut dalam air (pada semua temperatur), memberikan larutan jernih, praktis
tidak larut dalam pelarut organik.

pH : 1 % larutan dalam air mempunyai pH 6 8,5. Stabil pada range pH 5 10. Viskositas
musilago CMC Na menurun drastis pada pH < 5 atau pH > 10. Musilago lebih peka terhadap
perubahan pH daripada metilselulosa.
Stabilitas :

terhadap panas, CMC Na dapat disterilisasi dalam keadaan kering dengan

mempertahankan suhu pada 160oC selama 1 jam, tetapi akan terjadi penurunan viskositas
secara perlahan-lahan dan sifat-sifat larutan yang dibuat dari bahan yang telah disterilkan
memburuk.
Sterilisasi larutan dengan pemanasan juga menyebabkan penurunan viskositas, tetapi hal ini
tidak terlalu dipermasalahkan. Bila suatu larutan dipanaskan dalam autoklaf pada 125o C selama
15 menit dan dibiarkan menjadi dingin, viskositas menurun sekitar 25 %. Karenanya, bila
menghitung jumlah CMC Na yang akan dipakai dalam sediaan yang akan disterilkan hal ini harus
dipertimbangkan.
OTT : CMC Na adalah anionik, maka tidak tersatukan dengan kationik seperti akriflavine,
gentian violet, thiamin, Pharmagel A, germisida kuarterner, alkaloid, hampir semua antibiotik
dan logam berat (seperti Al, Zn, Hg, Ag, Fe), CMC Na tidak tersatukan dengan larutan asam kuat,
FeCl3 (garam-garam besi yang larut air), alumunium sulfat dan banyak elektrolit.
Keamanan : CMC Na adalah zat yang non toksik
Kegunaan : CMC Na digunakan untuk suspending agent dalam sediaan cair (pelarut air) yang
ditujukan untuk pemakaian eksternal, oral atau parenteral. Juga dapat digunakan untuk
penstabil emulsi dan untuk melarutkan endapan yang terbentuk bila tinctur ber-resin
ditambahkan ke dalam air. Untuk tujuan-tujuan ini 0,25 % 1 % atau 0,5 % 2 % CMC Na
dengan derajat viskositas medium umumnya mencukupi.

3. Xanthan Gum (Polysaccharide B-1459 / Corn Sugar Gum)


(Aulton Pharm. Practice, 101,Exipient 02,691)
Polisakarida semisintetik, terdiri dari garam natrium, kalium atau kalisum dari polisakarida
dengan BM tinggi yang diasetilase secara parsial.
Pemerian : serbuk berwarna, larut pada air panas/dingin.
Pada konsentrasi 0,5% menghasilkan produk kental dan menunjukkan sedikit perubahan pada
interval suhu dan pH yang cukup besar. Pada kosentrasi 1% baru ditambah pengawet yang
sesuai.
Fungsi : Stabilizing agent; suspending agent; viscosity-increasing agent.
Penggunaan

Farmasetik:

pencampuran

suspending

agent

anorganik

tertentu

seperti;magnesium aluminum silicate, or organic gums akan memeberikan effek rheologl yang
sinergis. Pada umumnya perbandingan pencampuran antara xanthan gum dengan magnesium
aluminum silicate 1:2 sampai 1:9 memberikan hasil yang maksimal Efek sinergis yang optimum
juga diperoleh melalui perrbandingan Xantan : Guar gum 3:7 dan 1: 9.

4. Metil paraben ( Handbook of Pharmaceutical excipients, hal 310, FI IV hal 551)


Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas
Kegunaan : Methylparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi. Ini dapat digunakan baik sendiri atau dalam
kombinasi dengan lainnya Methylparaben adalah yang paling sering digunakan pengawet
antimikroba. Paraben efektif pada kisaran pH yang luas dan memiliki spektrum yang luas dari
aktivitas antimikroba.

Stabilitas : Larutan metil paraben stabil pada pH 3 6, disterilisasikan oleh otoklaf 120Cselama
20 menit tanpa terjadi peruraian. Dalam bentuk larutan stabil pada pH 3 6 (terurai kurang dari
10%) untuk penyimpanan lebih dari 4 tahun
OTT : Surfaktan anionik, bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan
Sterilisasi : Otoklaf
Wadah : Wadah tertutup baik ditempat yang dingin dan kering
Konsentrasi : 0,065 %- 0,25 %
Bobot molekul : 152,15
Rumus Struktur : C8H8O3
5. Gliserin ( Excipient ,hal :312)
Pemerian : tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopis;

rasa manis, kira-kira 0,6

kali semanis sukrosa.


Incompatibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan agen oksidator yang kuat seperti
kromium trioksida, potasium klorat, atau kalium permanganate.Dalam larutan encer, reaksi hasil
di tingkat yang lebih lambat dengan beberapa produk oksidasi yang dibentuk.Perubahan warna
hitam gliserin terjadi di hadapan cahaya, atau pada kontak dengan seng oksida atau basic bismut
nitrat.Besi pencemar di dalam gliserin yang bertanggung jawab untuk penggelapan dalam warna
dari campuran mengandung phenol, , salisilat dan tannin.Gliserin membentuk sebuah asam borat
kompleks, glyceroboric asam, ini adalah sebuah asam yang lebih kuat daripada supositoria asam
Kegunaan: Dalam formulasi farmasi topikal dan kosmetik, gliserin digunakan terutama sebgai
humektan dan emolien. Gliserin digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan emulsi.
Gliserin yang juga digunakan dalam gel berair dan berair dan juga sebagai aditif dalam aplikasi
tambalan.
Stabilitas : Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana di bawah kondisi
penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun. campuran
gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol yang kimiawi stabil.

Rumus Struktur: C3H8O3


Bobot Molekul : 92,09
6. Sorbitol ( Excipient : 708)
Pemerian : Sorbitol adalah D-glucitol. Ini adalah alkohol hexahydric yang berkaitan dengan
mannose dan gallat dengan manitol. Sorbitol muncul sebagai tidak berbau, putih atau hampir
tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk. Empat polimorf kristal dan satu bentuk amorf sorbitol
telah diidentifikasi yang memiliki properti fisik yang sedikit berbeda, misalnya mencair
titik.sorbitol ini tersedia dalam berbagai macam kelas dan bentuk polimorfik, seperti butiran,
serpih, atau pelet dari bentuk bubuk dan memiliki karakteristik kompresi yang lebih diinginkan.
Sorbitol memilikisensasi dingin dan memilikirasa manis sekitar 50% -60% dari manisnya sukrosa
Kegunaan : Humektan, stabilizer, Pemanis
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien, terurai pada suhu yang tinggi, Bahan massal bersifat higroskopis dan harus disimpan
dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering
7. Sodium Lactat ( excipient : 679 )
Pemerian : Cairan berwarna, manis ,tidak berbau atau sedikit bau, dengan karakteristik rasa asin,
danhigroskopis
Kegunaan : Pengawet,buffer,pengemulsi,humektan
Stabilitas : Sodium lactate harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat dingin dan
kering . Sodium laktat mudah terbakar dan terurai pada pemanasan.
Incomp : Asam laktat
8. Cetyl Alkohol (sumber: FI IV hal:72 & Handbook of Pharmaceutical Excpients IV hal 130
Pemerian : Granul,bau khas, warna putih, rasa lemah
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%)p dan eter larut dengan adanya peningkatan
temperature, praktis tidak larut dalam air

Titik lebur : 45,520 C


Bobot jenis : 42,44 (untuk material asli)
Stabilitas : Stabil dengan adanya asa, alkali , cahaya dan air
Inkompatibilitas : Ketidakcampuran dengan bahan pengoksidasi yang kuat
Kegunaan : Setil alkohol secara luas digunakan dalam kosmetik dan formulasi farmasi seperti
supositoria, dimodifikasi-release sediaan padat bentuk, emulsi, lotion, krim, dan salep. Dalam
supositoria alkohol setil digunakan untuk meningkatkan titik leleh dasar, dan dalam bentuk
sediaan dimodifikasi-release itu dapat digunakan untuk membentuk lapisan penghalang
permeabel. Dalam lotion, krim, dan salep setil alkohol digunakan karena emolien, air-serap, dan
sifat pengemulsi. Hal ini meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan
konsistensi. Sifat-sifat emolien adalah karena penyerapan dan retensi setil alkohol di epidermis, di
mana

melumasi

'Beludru'

tekstur.

dan

melembutkan

kulit

Setil

alkohol

digunakan

juga

sementara
untuk

menanamkan
sifat

karakteristik

penyerapan

air

di

air-dalam-minyak emulsi. Misalnya, campuran petrolatum dan setil alkohol (19: 1) akan
menyerap 40-50% dari berat air. Setil alkohol bertindak sebagai emulsifier lemah dari tipe airdalam-minyak, sehingga memungkinkan pengurangan jumlah agen pengemulsi lainnya
digunakan dalam formulasi. Setil alkohol juga telah dilaporkan kepada meningkatkan konsistensi
air-dalam-minyak emulsi.
9. Allantoin
Kegunaan : Dalam pengobatan ulkus kulit, luka, luka bakar, luka bakar dan sunburns, bisul,
jerawat dan letusan kulit, celah dan lecet, impetigo, eksim, psoriasis.
Kelarutan : Larut dalam air,etanol,metonol, 10% NaOH, 10% HCl, dan propilen glycol
Penggunaan yang direkomendasikan : 0,5- 2%
10. Dimethicone ( Excipient : 262 )
Pemerian : Jernih, cairan berwarna tersedia dalam berbagai viskositas

Kegunaan : Dimethicones berbagai viskositas yang banyak digunakan dalam kosmetik dan
formulasi farmasi. Pada emulsi minyak dalam air topikal dimethicone ditambahkan ke fase
minyak sebagai agen antibusa. Dimethicone bersifat hidrofobik dan juga banyak digunakan dalam
topikal persiapan penghalang. Terapi, dimethicone dapat digunakan dengan simethicone dalam
formulasi farmasi oral yang digunakan dalampengobatan perut kembung.
Stabilitas : Stabil terhadap panas dan tahan terhadap bahan kimia
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah kedap udara,ditempat yang dingin dan kering.
11. Glyseril Stearat ( EXcipient : 319)
Kegunaan : gliseril monostearat digunakan sebagai pengemulsi nonionic, penstabil, pelembab
dan plasticizer terhadap berbagai macam makanan, pharmaceutical, dan digunakan dalam sediaan
kosmetik. Glyseril monostearat sangat efektif digunakan sebagai penstabil untuk campuran
pelarut polar dan bahan non polar,seperti dalam sediaan emulsi (w/o atau o/w).bahan ini sering
digunakan sebagai pendispersi untuk pigment dalam minyak atau bahan padat dalam lemak, atau
sebagai pelarut untuk phospolipid seperti lecithin.
Pemerian : putih krem, seperti lilin padat dalam bentuk manik-manik, serpih, atau bubuk. Ini
adalah lilin untuk disentuh dan memiliki bau dan rasa lemak sedikit.
Penyimpanan : Gliseril monostearat harus disimpan dalam tertutup rapat wadah di tempat yang
sejuk dan kering, dan terlindung dari cahaya.
Incompatibilitas: Pengemulsi gliseril monostearat tidak kompatibel dengan zat asam
12. Cyclomethicone
Pemerian : berbentuk cairan,tidak berbau,dan tidak berasa
Kegunaan : emolien; humektan; meningkatkan viskositas agen.
Penyimpanan: Siklometikon harus disimpan dalam wadah kedap udara dalam dingin , tempat
kering,.

III.

ALASAN PENGGUNAAN BAHAN AKTIF


1. Allantoin ( PDF Allantoin )
Lotioncrafter dari Allantoin adalah bubuk higroskopis yang mengalir bebas. Banyak
digunakan dalam kosmetik, dermatologi dan formulasi farmasi untuk sifat menenangkan
dan anti-iritasi nya. Allantoin merangsang, pembentukan jaringan normal yang sehat
bahkan pada konsentrasi rendah. Allantoin telah diklasifikasikan oleh FDA sebagai Overthe-Counter (OTC) Kategori I (aman dan efektif) aktif pelindung kulit bahan. Hal ini
disetujui FDA untuk digunakan ini sebesar 0,5% menjadi 2,0% dalam formulasi.
Allantoin merupakan bahan non-toksik, non-iritasi, dan non-alergi.

IV.

PENIMBANGAN BAHAN
Dibuat lotion Allantoin sebanyak 120 ml :
Magnesium Alluminium Silikat = 0,5% x 120 ml= 0,6 gram
Xanthan Gun= 0,3 % x120 ml = 0,36 gram
Na-EDTa = 0,05% x 120 ml = 0,06 gram
Gliserin = 4% x 120 ml =4,8 gram
DL panthenol = 0,1% x 120 ml =0,12 gram
Metil Paraben = 0,1% x 120 ml =0,12 gram
Sorbitol, sodium lactate,proline,sodium PCA = 5% x120 ml = 6 gram
Air = 62,05%x 120 ml= 74,46 gram

Phenyl Trimethicone = 0,05% x 120 ml = 0,06 gram


C12-15 alkohol oktanoate= 3% x 120 ml = 3,6 gram
C12-15 alkyl benzoate= 5% x 120 ml = 6 gram
Dimethicone = 0,1% x 120 ml= 0,12 gram
Glyseryl stearate dan PEG-100 stearate= 4% x 120ml= 4,8 gram

Cetyl alcohol= 2% x 120ml= 2,4 gram

Cyclomethycone= 5% x 120 ml= 6 gram


Mixed fruits Acid= 8% x 120 ml= 9,6 gram
Sodium hyalaurate= 0,3 % x 120 ml = 0,36 gram
DMDM hydantion= 0,3 % x 120 ml = 0,36 gram

V.
IV.1.

ALAT DAN BAHAN


ALAT
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah, Erlenmeyer,gelas ukur
,beker gelas,cawan porselen, sendok tanduk,gelas arloji, lumping,dan kertas timbang.

IV.2

BAHAN
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah, Magnesium
Alluminium Silikat, Xanthan Gum, Na-EDTa ,Gliserin ,DL panthenol ,MetilParaben
,Sorbitol, sodium lactate,proline,sodium PCA ,Air ,Phenyl Trimethicone ,C12-15 alkohol
oktanoate, C12-15 alkyl benzoate ,Dimethicone ,Glyseryl stearate dan PEG-100 stearate,
Cetyl alcohol ,Cyclomethycone ,Mixed fruits Acid ,Sodium hyalaurate ,DMDM
hydantion.

VI.

CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan lotion
2. Masing-masing bahan yang akan digunakan dalam pembuatan lotion ditimbang sesuai
dengan kebutuhan.
3. Disatukan fase air antara lain magnesium alluminium silikat,xanthan gum, disodium
EDTA, glyserin,DL panthenol,Allantoin, metil paraben, sorbitol,sodium laktat ,proline,
Sodium PCA,dan air, dipanaskan pada suhu 700C di atas water bath hingga semua bahan
melebur
4. Disatukan fase minyak antara lain,Phenyl trymethicone,C12-15 alkohol oktanoat, C12-15
alkil benzoate, dimethicone,glyseril stearat, PEG-100 stearat, dan cetylalkohol dilebur
pada suhu 800C diatas water bath.
5. Kemudian fase air dan fase minyak dicampur dan ditambahkan cyclomethycone, lalu
dihomogenizer
6. Setelah menjadi lotion ditambahkan ditambahkan mixed fruid acid,sodium hyalaurate,dan
DMDM hydantoin
7. Kemudian di homogenkan ,lalu dimasukkan kedalam wadah dan diberikan etiket

VII.

EVALUASI SEDIAAN
Organoleptis
Uji organoleptis ini termasuk uji yang sangat penting karena terkait dengan dayatarik
konsumen terhadap tampilan sediaan lotion .Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk,
warna dan bau yang diamati secara visual.

Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan zat yang akan di uji pada
sekeping kaca atau bahan transparan yang lain, sedian yang baik harus menunjukkan
hogenitas (Depkes RI,1997)

Uji Daya Sebar


Sebanyak 0,5 gram krim diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi
plastik transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan luas daerah yang diberikan oleh sediaan
dihitungkemudian tutup lagidengan plastik yang diberi beban tertentu masing-masing 1, 2,
dan 5 gdan dibiarkan selama 60 detik pertambahan luas yang diberikan oleh sediaandapat
dihitung(Voigt, 1994). Sediaan lotion yang memiliki nilai daya sebar yang baik berkisar
antara7-16cm

Uji Daya Lekat


Sampel 0,25 gram diletakan diatas 2 object glass yang telah ditentukan. Kemudian
ditekandengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu beban diangkat dari object glass
Kemudian object glass dipasang pada alat uji. Alat uji diberi beban 80 gram dan kemudian
dicatat waktu pelepasannya krim dari object glass (Miranti, 2009). Dilakukan replikasi
sebanyak 3 kali.

Pemisahan Fase
Formula yang telah dibuat dituang ke dalam wadah sebanyak 10 ml. Pemisahannya
diamati pada hari ke 0, 1, 3, 7 selama 4 minggu. Cara pengukuran persen pemisahan dapat
dilihat pada
F = Hu / Ho x 100%
Hu = tinggi endapan air
Ho = tinggi mula2
F = persen pemisahan

Uji Viskositas
Fenomena sediaan yang mengikuti sifat aliran pseudoplstik juga akan mengikuti sifat
alirantiksotropik.

Viskositas

sediaan

ini

dapat

diukur

dengan

menggunakan

Viskosimeter Brookfield karena viskometer ini dapat mengukur viskositas sediaan yang
bersifat Non Newton dan Newton. Prinsip kerjanya adalah dengan dengan menggunakan
spindel danmotor. Setelah motor dihidupkan maka spindel akan berputar dan diamati angka
yangditunjukkan oleh jarum merah, dicatat. Untuk menghitung viskositasnya makaangka
yangditunjukkan oleh jarum merah dikalikan dengan suatu faktor yang terdapat pada brosur
alat.Pengukuran viskositas dilakukan dengan cara menempatkan sediaankrim yang akan
diperiksadalam gelas bermulut lebar 100 mL, kemudian spindel yang sesuai (spindel No.
1)dimasukkan ke dalam sediaan sampai terbenam. Klep pengunci dibuka dan rotor
dinyalakanhingga diperoleh angka yang stabil yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
Pengukuranviskositas dilakukan pada hari ke 1, 3, 7 selama 1 minggu (Gozali ,2009). Sediaan
lotionyang memiliki nilai viskositas yang baik berkisar antara 20-60 dpas serta
pergeseranviskositas tidak kurang dari 30%

Pengukuran Ph
Pengukuran pH Kulit memilki pH fisiologis antara 4,5-6,5. Jika kadar pH terlalurendah akan
menyebabkan iritasi kulit, sedangkan jika terlalu basa akanmenyebabkan gatal-gatal dan kulit
menjadi besisik .Alat pH meter dikalibrasimenggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Satu
gram sediaan yang akan diperiksadiencerkan dengan air suling hingga 10 mL. Elektroda pH
meter dicelupkan ke dalam larutanyangdiperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai
menunjukkan posisi tetap, pHyang ditunjukkan jarum pH meter dicatat (Depkes RI, 1995)

Uji Stabilitas
Stabilitas lotion dapat dilihat dari perubahan viskositas yang terjadi selamapenyimpanan 1
bulan. Jika selama penyimpanan tidak terjadi perubahanviskositas, maka sediaan lotion ini
dapat dikatakan memiliki stabilitas yang baik

DAFTAR PUSTAKA
1. C Roaymond Roce,Paul J Sheskey,and Mariam E Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th edition. London : The Pharmaceutical Press
2.

Jenkins, Glenn L., (1957), Scovilles the Art of Compounding Nineth edition, The McGraw-Hill
Book Company, Inc: USA

3. Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
4. Aulton, M.. 2002. Pharmaceutics TheScience of Dosage Form Designs., Churchill Livingstone, Spain.
5. http://id.scribd.com/doc/132656183/Uji-fisik-sediaan-body-lotion
6. Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai