Anda di halaman 1dari 62

MATERI

UKAI CBT
INFEKSI
Ika Puspitasari
Departemen Farmakologi& Farmasi Klinik, Farmasi UGM
PPRA RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
Ika.puspitasari@gmail.com;ika_tunggul@ugm.ac.id
ILO : profilaksis bedah
• ILO terjadi dalam 30 hari setelah operasi (atau 1 tahun jika
operasi melibatkan pemasangan implan). Kebanyakan
infeksi terjadi pada hari ke-5 sampai 14 pascaoperasi.
• ILO : gejala yang serupa dengan infeksi pada kulit dan
jaringan lunak (kemerahan lokal, hangat, mengeras, nyeri
tekan atau sensitif terhadap palpasi. Drainase luka muncul
atau tidak terjadi. Gejala infeksi sistemik seperti demam,
takikardia, dan leukositosis juga dapat terjadi, tergantung
luasnya infeksi).
• Kausa: S.aureus atau S.epidermidis
Risiko
Klasifikasi Kriteria
infeksi
Bersih Tidak ada inflamasi akut atau pembedahan yang > 5%
membuka saluran gastro intestinal, respiratorius,
urinarius dan billier; tidak terjadi kegagalan pada
teknik aseptik; dan luka pada awalnya tertutup.

Bersih- Elektif; pembedahan yang membuka saluran > 10%


terkontaminasi gastrointestinal, pernafasan, urinarius dan billier
tanpa kontaminasi yang nyata; dan tidak ada
kegagalan mayor dalam teknik aseptik.

Terkontaminasi Penetrating trauma (>4 jam); kegagalan mayor 15-20 %


pada teknik aseptik atau kontaminasi mayor dari
gastro intestinal; inflamasi akut dan non
purulent.

Kotor Penetrating trauma (<4 jam); purulence atau 30-40%


abses (proses infeksi aktif); perforasi viscera pada
pre-operasi.
TIDAK DIREKOMENDASIKAN Abx
PROFILAKSIS

Head &neck surgery (Op Bersih, Endoscopic


benign)
Facial surgery (Op bersih) Partus /IUD
Ear surgery (Op bersih/BT) Aborsi
Gall bladder surgery Cateterisasi
(laparoscopic)
Hernia Ortopedic tanpa implant
Kapan?
• Abx profilaksis diberikan dalam 30- 60 menit sebelum insisi
pembedahan, atau 120 menit jika menggunakan
floroquinolon sebagai agen profilaksis.
• px terkolonisasi MRSA sebaiknya ditambahkan dosis tunggal
vancomycin sebelum operasi.
• diberikan dalam dosis tunggal. Jika pemberian profilaksis
antibiotik dilanjutkan pada post-operasi, durasi sebaiknya
kurang dari 24 jam, tanpa mempertimbangkan adanya
kateter intravaskular atau indwelling drains
• Perdarahan dalam jumlah besar (>1500 mL) dan durasi
operasi >3 jam (redosing).
ESBL
Vibrio
chollerae
MDR
DX
• Setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria
yang menderita demam atau memiliki riwayat demam
dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi; wajib diduga
malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang
lain.
• Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik
malaria yang menderita demam atau riwayat demam
dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria;
wajib diduga malaria.
Risiko tertular malaria : riwayat bepergian ke daerah
endemik malaria/kunjungan individu dari daerah endemik
malaria di lingkungan tempat tinggal penderita.
• Setiap penderita yang diduga malaria harus diperiksa
darah malaria dengan mikroskop atau RDT.
• Untuk mendapatkan pengobatan yang cepat maka hasil
diagnosis malaria harus didapatkan dalam waktu kurang
dari 1 hari terhitung sejak pasien memeriksakandiri.
TX
• Pengobatan penderita malaria harus mengikuti kebijakan
nasional pengendalian malaria di Indonesia.
• Pengobatan dengan ACT hanya diberikan kepada
penderita dengan hasil pemeriksaan darah malaria positif.
• Penderita malaria tanpa komplikasi harus diobati dengan
terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT)plus
primakuin sesuai dengan jenis plasmodiumnya.
• Setiap tenaga kesehatan harus memastikan kepatuhan
pasien meminum obat sampai habis melalui konseling
agar tidak terjadi resistensi Plasmodium terhadap obat.
TX
• Penderita malaria berat harus
diobati dengan Artesunate im/iv
dan dilanjutkan ACT oral plus
primakuin.
• Jika penderita malaria berat akan
dirujuk, sebelum
dirujuk penderita harus diberi dosis
awal Artesunate
im/iv.

Anda mungkin juga menyukai