Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PENUGASAN

MATERI INTI III

REKONSILIASI OBAT, MONITORING EFEK TERAPI DAN FARMAKOVIGILANS

Tujuan: Melakukan Rekonsiliasi, Monitoring efek terapi dan Farmakovigelans

Metode yang digunakan: Studi Kasus

Waktu: 75 menit

Petunjuk untuk peserta:

1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok

2. Setiap kelompok mendapatkan 1 buah kasus.

3. Waktu untuk berdiskusi dan menyiapkan bahan untuk presentasi selama 20 menit

- 10 menit diskusi

- 10 menit menyiapkan presentasi

4. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian, tiap


kelompok paling lama selama 10 menit.

5. Setelah semua kelompok presentasi, dilakukan tanya jawab/ diskusi secara

parallel. Setiap peserta bisa memberi masukan.Waktu Tanya jawab paling lama 10 menit.

6. Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi selama 5 menit.

6. Hasil diskusi kasus terkait kemudian di buat rangkuman pada bagian terakhir
Kasus 1: Seorang perempuan berusia 30 tahun menikah dan sedang hamil 2 bulan, ketika melakukan tes
form lembar
HIV sebagai pemeriksaan jawab
rutin bagi ibukasus sebagai
hamil pelengkap
di puskemas , iadalam laporantertular
dinyatakan jurnal HIV. Dan dokter
meresepkan ARV pada ibu hamil tersebut dengan regimen 3 FDC (TDF 300 mg/3TC 300)/EFV 600 mg.
kelompok dan dikumpulkan.
1x1 tablet selama 15 hari. Selain mendapatkan ARV pasien juga diresepkan vitamin penambah darah
satu kali satu sebanyak 15 tablet. Berdasarkan kasus diatas lengkapilah form rekonsiliasi satu dan
Monitoring efek terapi obat.
FORMULIR REKONSILIASI OBAT I
DAFTAR OBAT YANG DIBAWA DARI RUMAH

Nama Pasien :
No. RM :
Tanggal Lahir :

Tanggal Daftar obat yang menimbulkan Seberapa berat Reaksi


alergi alerginya Alerginya
R: Ringan
S: Sedang
B: berat

Jenis obat, obat resep, herbal, atau tcm yang dibawa

Tanggal Nama obat Dosis/Frekuensi Berapa Alasan Berlanjut saat


lama makan obat rawat inap
Ya Tidak

Tanggal

Nama pasien /keluerga pasien Nama petugas

Ttd pasien / keluarga pasien Ttd petugas


Kasus 2 : Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bintik-bintik merah
dan bengkak di seluruh tubuhnya setelah minum ARV selama 7 hari. Bintik merah keluar setelah 3
Pasien 3 hari minum ARV. ARV yang diminum berupa 3FDC (Tenofovir 300 mg/Lamivudin 300
mg/efavirenz 600 mg) satu kali satu. Pasien setelah dirawat diberikan terapi TB dan kotrimoksazol 480
mg sehari satu kali 2 tablet. Isilah kartu Faloow up kartu kuning.
Kasus 3. Pasien Paijo umur 25 tahun , belum menikah dirawat di rumah sakit dengan diagnose
meningitis toksoplasma. Selama dirawat pasien diresepkan Clindamisin 4x 600 mg, primetamin 25 mg
3x1 tablet dan Kotrimoksazol 480 mg 1x2 tablet. Setelah dilakukan tes HIV ternyata pasien reaktif.
Dokter mendapatkan terapi ARV berupa 3FDC 1x1 tablet. 3 hari kemudian pasien diperbolehkan pulang
dengan diresepkan obat pulang sebagai berikut 3 FDC 7 tablet 1x1, Primetamin 25 mg 3x1 tablet 21
tablet, Clindamisin 300 mg 4 x 2 tablet sebanyak 56 tablet dan vitamin B6 1x1 sebanyak 7 tablet. Isilah
Formulir rekonsilasi obat 3 dan kartu follow up.
FORM REKONSILIASI OBAT III

Nama Pasien :
Nomor RM :
Tgl Mulai Dirawat :

OBAT YANG DIBAWA PULANG OLEH PASIEN

EDUKASI
FREK
NO. NAMA OBAT JUMLAH DOSIS RUTE OBAT
UENSI
YA TIDAK
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tembusan : Pasien/Keluarga Pasien Jakarta,


Paraf :

( )
Apoteker yang Menyerahkan obat
Kasus 4. Pasien no 1 (Seorang perempuan berusia 30 tahun menikah dan sedang hamil 2 bulan, ketika
melakukan tes HIV sebagai pemeriksaan rutin bagi ibu hamil di puskemas , ia dinyatakan tertular HIV.
Dan dokter meresepkan ARV pada ibu hamil tersebut dengan regimen 3 FDC (TDF 300 mg/3TC 300)/EFV
600 mg. 1x1 tablet selama 15 hari. Selain mendapatkan ARV pasien juga diresepkan vitamin penambah
darah satu kali satu sebanyak 15 tablet.) datang ke farmasi dengan membawa resep yang berisikan obat
ARV berupa 3 FDC 1x1 tablet. Kotrimoksazol 480 mg 1x2 tablet dan Vitamin Bcomplex 1x1 tablet.
Berdasarkan kasus diatas lengkapilah Kartu Follow Up ARV.
Kasus 5. Pasien mendapat terapi ARV sudah satu tahun. Pada bulan pertama pasien mendapat regimen
TLE namun belum sampai 15 hari pasien mengalami steven Jhonsons. Dokter mengganti efeviren
dengan Rilpivirin. Alergi berhenti, sehingga pasien lanjut deng TLR. Selama terapi pasien sdh dua kali
dirawat dengan keluahan lemas dan pusing. Dan setelah terapi selama satu tahun dengan TLR dilakukan
pemeriksaan VL dan hasilnya masih diatas 1000 copy. . Dokter memberitahukan ke farmasi bawa pasien
tersebut regimennya akan diganti dari TLR menjadi TLD. Berdasarkan kasus tersebut isilah kartu Follow
up pasien?

Anda mungkin juga menyukai