PENDAHULUAN
Karena besar pentingnya kehadiran mineral dalam teh, banyak penelitian telah
dilakukan untuk menentukan kadarnya dalam daun teh hijau. Misalnya, Costa,
L.M. (2002) diamati besar variasi kandungan mineral (Al, Ca, Mg dan Mn) dalam
warna hijau teh dari asal yang berbeda. Shu, W.S. (2003) mengamati variasi besar
di antara varietas teh yang berbeda dalam mengumpulkan fluoride dan aluminium.
Polifenol merupakan kelompok yang paling menarik dari komponen daun
teh hijau, dan karena itu, teh hijau dapat dianggap sebagai sumber polifenol,
khususnya flavonoid. Flavonoid adalah turunan fenol yang disintesis dalam
jumlah besar (0.5-1.5%) dan bervariasi (lebih dari 4000 diidentifikasi), dan
didistribusikan secara luas di antara tanaman lainnya. Departemen Pertanian
Amerika Serikat (USDA) baru-baru ini menerbitkan sebuah database untuk
kandungan flavonoid pada makanan. Flavonoid utama yang ada dalam teh hijau
meliputi katekin (flavan-3-ols). Keempat catechin utama (-) - epigallocatechin-3-
gallate (EGCG), yang mewakili sekitar 59% dari total katekin, (-)-
epigallocatechin (EGC) (kurang lebih 19%); (-)-Epicatechin-3-gallate (ECG)
(kurang lebih 13,6%), dan epikatekin (EC) (kurang lebih 6,4%). Teh hijau juga
mengandung asam galat (GA) dan asam fenolat lain seperti asam klorogenat dan
asam caffeic, dan flavonol seperti kaempferol, myricetin dan quercetin. Manfaat
yang berbeda pada teh hijau dapat diperoleh dari keunikan kandungannya yang
memberikan kapasitas antioksidan yang kuat. Teh hijau kaya dengan manfaat
polifenol yang dikenali sebagai katekins. Epigallo-catechin-gallate (EGCG)
terkaya dengan katekin dalam teh hijau. EGCG adalah komponen polifenol pada
teh hijau yang paling banyak dipelajari dan merupakan zat yang paling aktif.
(Mukhtar and Ahmad,2000). Teh hijau turut mengandung alkaloids, termasuk
kafeine, theobromine, dan theophylline. Mereka memberikan efek stimulan pada
teh hijau. L-theanine, komponen asam amino yang ditemukan pada teh hijau, telah
diteliti untuk efeknya sebagai penenang sistem saraf.(UMM, alt, Med article)
Gambar 2.3 Menunjukkan struktur kimiawi asam galat dan empat jenis katekin,
EGCG, EGC, ECG dan EC utama yang terkandung dalam teh hijau.
Isi katekin teh hijau relatif tergantung pada cara daun diproses sebelum
pengeringan (fermentasi dan pemanasan daun teh selama proses pembuatan dapat
mengakibatkan polimerisasi monopolyphenolic senyawa seperti katekin, yang
menyebabkan perubahan sifat-sifatnya). McKay dan Blumberg (2002)
melaporkan bahwa dekafeinasi mengurangi sedikit kandungan katekin dalam teh.
Persiapan instan dan penyajian dingin dapat mengurangi kandungan katekin
dalam teh. Produksi botol minuman teh hijau telah mengalami masalah perubahan
warna (brownish) terutama disebabkan oleh oksidasi katekin. Wu dan Wei (2002)
menunjukkan bahwa secangkir teh hijau (2,5 g daun teh hijau/200 mL air) dapat
mengandung 90 mg EGCG. Lin, et. al. (2003) menganalisis 31 teh komersial dan
mendeteksi bahwa tingkat katekin EGCG yang terbanyak dengan urutan yaitu teh
hijau (daun tua), teh hijau (muda daun) dan teh oolong, teh hitam. Jumlah katekin
selalu lebih tinggi di teh hijau, EGCG dan EGC adalah katekin utama dengan isi
rata-rata 7,358% dan 3,955%, masing-masing ECG disajikan nilai berkisar antara
0.910 dan 3.556%. Cabrera et al.(2003) melaporkan isi rata-rata dari empat
katekin utama (EGCG, EGC, ECG dan EC) dan asam galat dalam 45 sampel dari
berbagai jenis teh termasuk hitam, merah, oolong dan teh hijau, tingkat EGCG
semakin tinggi muncul pada sampel teh hijau. Hasilnya diringkas dalam Gambar.
2.3.
Teh hijau tidak harus diambil oleh pasien yang menderita kondisi jantung atau
masalah kardiovaskular yang berat. Wanita hamil dan yang menyusui tidak
seharusnya minum teh hiaju lebih dari satu atau dua cangkir per hari. Hal ini
karena, kafein dapat menyebabkan peningkatan irama jantung dan ini
meningkatkan risiko keguguran serta efek negatif lainnya. (Brineton J,2001).
Selain itu, hal ini juga penting untuk mengendalikan konsumsi seiring teh hijau
dan beberapa obat, karena efek diuretik kafein. Beberapa penelitian
mengungkapkan kapasitas daun teh dapat mengakumulasi tingkat tinggi
aluminium. Aspek ini penting bagi pasien menderita gagal ginjal karena
aluminium dapat diakumulasikan oleh tubuh, sehingga memuci ke penyakit saraf.
Demikian, asupan makanan perlu di kontrol dengan jumlah tinggi logam ini
( Costa ,2002). Menurut beberapa penulis, asupan makanan Al tidak boleh
melebihi 6 mg / hari untuk menghindari tingkat yang berpotensi beracun (Massey
RC,1991). Demikian juga, katekin dalam teh hijau mungkin memiliki afinitas
untuk besi, dan infus teh hijau dapat menyebabkan penurunan yang signifikan dari
bioavailabilitas besi dari diet. (Hamdaoui MH,2003)
Teh hijau dapat menimbulkan interaksi dengan obat-obatan seperti
adenosine, beta-laktam, beta-bloker, benzodiazepines, warfarin dan lithium.
Karena itu, tidak seharusnya mengambil obat-obatan bersamaan dengan minuman
teh hijau sebelum mendapatkan konsultasi daripada doktor terlebih dahulu.
(Universitas of Maryland,2011)
Pediatrik : Teh hijau belum diteliti pada anak-anak, sehingga tidak
direkomendasikan untuk penggunaan pediatrik. (Ehrlich S.R. ,2011).
Dewasa : Tergantung pada merek, 2-3 cangkir teh hijau per hari (untuk total 240-
320 mg polifenol) atau 100-750 mg per hari dari ekstrak teh hijau standar
dianjurkan. Produk bebas kafein tersedia dan direkomendasikan. (Ehrlich S.R.
2011).
2.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Teh Hijau
Teh hijau yang telah dikaji secara ekstensif di seluruh dunia yang
dianggap salah satu agen diet terbukti sebagai mencegah banyak penyakit
berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Teh hijau telah
dikonsumsi di Cina dan Jepang sejak zaman kuno untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan. Hal ini terbukti, Cina, Jepang, dan negara-negara barat
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai manfaat konsumsi teh hijau,
berdasarkan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap mereka
(Functional Foods in Health and Disease, 2012). Belum ada penelitian yang
dilakukan sebelumnya mengenai tingkat pengetahuan manfaat mengkonsumsi teh
hijau di Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara tentang manfaat konsumsi teh hijau bagi kesehatan.
.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menilai tingkat pengetahuan mahasiswa
tentang manfaat mengkonsumsi teh hijau, dengan menggunakan data kuesioner
yang akan diberikan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara . Dalam kuesioner tersebut dilihat :
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.3.2 Sample
I. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode acak
sederhana (simple random sampling). (Notoatmodjo,2006)
II. Pengumpulan sampel juga akan digunakan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu:
Tabel 4.1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteris inklusi Kriteria eksklusi
a. Mahasiswa FK, USU angkatan a. Bukan mahasiswa FK
2010-2012. b. Yang tidak bersedia untuk mengikuti
penelitian ini.
III. Perhitungan besar sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan proporsi
suatu populasi dengan rumus :
n = _Zα 2 PQ__
d2
n = Besar sampel minimum
Zα = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α = 0,05 (1,96)
P = 0.50
Q = (1-P); jadi bila P = 0.5 maka Q = 1-0.5 = 0.5
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang dinginkan adalah 10 %.
Dullo, A.G. 1999. Efficacy of a green tea extract rich in catechin polyphenols
June 2013.
tumor burden in rats and rate of breast cancer cell proliferation in culture. J
Cell Biochem 2001. 82 (3), p. 387-398.
Kao, Y.H. 2006.Tea, obesity, and diabetes. Molecular nutrition and food research.
50 (2), p. 188-210.
MAM, A.R. 2009. Effect of green tea extract and vitamin c on oxidant
or antioxidant. Indian Journal of Clinical Biochemistry. 24 (3), p. 280-287.
McKay DL, Blumberg JB: The role of tea in human health: An update. J Am Coll
Moyers, S.B. 2004. Green tea polyphenols and cancer chemoprevention: multiple
p. 204-211.
Nagao, T., Hase, T., Tokimitsu, I. 2007. A Green Tea Extract High in Catechins
Reduces Body Fat and Cardiovascular Risks in Humans. Obesity (2007) 15,
1473–1483. Available from:
http://www.nature.com/oby/journal/v15/n6/full/oby2007176a.html.
Accessed January 17th , 2011.
Sabu, M.C. 2002. Anti-diabetic activity of green tea polyphenols and their role in
reducing oxidative stress in experimental diabetes. Journal of
Ethnopharmacology. 83 (1-2), 109-116.
Ullah, M.R. 1991. Tea. Di dalam Fox PF (ed.). Food Enzymology Volume 2.
London and New York: Elvisier Applied Science, pp 163-177.
Velayutham, P., Babu, A., Liu, D. 2008. Green Tea Catechins and Cardiovascular
Health: An Update. Curr Med Chem. 15 (18) : 1840–1850 . Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2748751/pdf/nihms-
145237.pdf.
Accesed October 11th , 2010.
Weber, J.M. 2003. Inhibition of adenovirus infection and adenain by green tea
catechins. Antiviral Res. 58 (2), p. 167-173.
Yee, Y.K. 2002. Chinese tea consumption and lower risk of Helicobacter
infection. Journal of Gastroenterology and Hepatology. 17 (5), p. 552-555.
Zhang, M. 2012. Green tea for the prevention of cancer: evidence of field
epidemiology. Functional Foods in Health and Disease. 2 (10), 339-350.
LEMBAR 3
LEMBAR PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang
penelitian:
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
TENTANG MANFAAT MENGKONSUMSI TEH HIJAU
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ……………………………………………………………
Jenis Kelamin/NIM : ……………………………………………………………
Stambuk : ……………………………………………………………
Saya menyatakan bersedia / tidak keberatan untuk dilibatkan dan berpartisipasi
dalam penelitian ini, pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan.
Medan, ……………2013
Peneliti Yang Membuat Pernyataan
4. Dalam penyajian teh yang baik, berapa lama anda harus mencelupkan teh
tersebut?
a. 1 hingga 2 menit b. 2 hingga 3 menit c. 3 hingga 5 menit
8. Apakah teh hijau dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah?
a. Ya b. Tidak
9. Menurut anda, apakah teh hijau memiliki manfaat untuk kesehatan mulut?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah zat-zat aktif yang terkandung di dalam teh hijau berperan sebagai
antiinflamasi?
a. Ya b. Tidak
12. Manakah di antara minuman di bawah ini yang dapat menurunkan berat
badan
a. Teh hijau b. Kopi c. Teh hijau dan kopi
13. Apkah mengkonsumsi teh hijau dapat mencegah penyakit Alzhemier dan
Parkinson?
a. Ya b. Tidak
14. Apakah efek teh hijau terhadap tekanan darah
a. Hipotensi b. Hipertensi c. Mengontrol
PENELITIAN
Mahasiswa yang menjawab benar / tepat diberi skor 1
Mahasiswa yang menjawab salah / tidak diberi skor 0