Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Acne, atau lebih sering disebut sebagai jerawat, merupakan inflamasi
dari pilosebaseus yang menyebabkan munculnya komedo, papulopustul,
dan nodul (Jain 2012). Acne vulgaris merupakan masalah yang paling
sering terjadi pada kulit dan kejadiannya 85% pada orang muda. Onset
umur terjadinya Acne sering kali terjadi pada saat pubertas, berkisar antara
10 sampai 17 tahun pada perempuan dan 14-19 tahun pada laki-laki (Wolff
& Johnson 2009).
Sekitar 64% kejadian Acne berlanjut pada umur 20-an dan 30-an.
Acne diturunkan hampir 80% pada keturunan tingkat pertama. Acne terjadi
lebih awal dan lebih parah pada orang dengan riwayat keluarga yang
positif. Keinginan bunuh diri lebih sering terjadi pada orang-orang dengan
tingkat keparahan Acne yang berat dibandingkan dengan Acne ringan. Di
Amerika Serikat, biaya Acne adalah lebih dari 3 miliar dolar per tahun
dalam hal pengobatan dan hilangnya produktivitas (Bhate & Williams
2013).
Data lain menunjukkan prevalensi Acne bervariasi dari 35 sampai
lebih dari 90% dari remaja pada tahap tertentu. Dalam beberapa studi,
prevalensi komedo mendekati 100% pada kedua jenis kelamin selama
masa remaja. Prevalensi Acne bervariasi antara jenis kelamin dan
kelompok usia, muncul lebih awal pada wanita dibandingkan pada laki-
laki, yang mungkin menggambarkan onset awal pubertas (Stathakis 1997).
Penelitian di Cina (Shen et al. 2012) menunjukkan, dalam 17.345
penduduk, ditemukan 1.399 memiliki Acne (820 laki-laki, 579
perempuan). Acne tidak ditemukan pada subjek di bawah 10 tahun, dan
hanya 1,6% pada kelompok 10 tahun. Prevalensi Acne naik pesat setelah
itu. Prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok 19 tahun (46,8%), lalu
2

menurun secara bertahap pada kelompok usia 30 tahun (11,7%) dan 40


tahun (2,2%). Acne sangat jarang terjadi pada subjek di atas 50 tahun.
Penelitian di Malaysia (Ismail et al. 2012) menunjukkan, prevalensi Acne
vulgaris pada remaja sebesar 67,5%. Ada 71,1% laki-laki dan 64,6%
merupakan perempuan.
Patofisiologi Acne vulgaris dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
yang bekerja sinergis ataupun mendominasi. Peningkatan produksi sebum
oleh kelenjar sebasea dan deskuamasi abnormal dari folikel rambut terjadi
sebagai respon peningkatan level androgen pada masa pubertas (Mancini
2008). Kelebihan produksi sebum menyebabkan hiperplasia kelenjar
sebasea yang kemudian memicu hiperkeratinisasi folikel rambut. Jika
berkelanjutan maka akan terjadi akumulasi debris dan lipid yang
menyebabkan kolonisasi Propionibacterium Acnes. Hal ini kemudian
dapat memprovokasi respon imun dan juga inflamasi (Feldman et al. 2004,
p. 2123).
Meskipun Acne bukanlah penyakit gawat darurat, tetapi Acne bisa
menjadi pertimbangan psikologis. Gejala depresi yang sering muncul pada
Acne (Behnam 2013). Ada 18% remaja merasa malu dan depresi berat
akibat Acne. Hal ini bisa disebabkan karena kejadian Acne seringkali
berlangsung lama dan meninggalkan skar (Jankovic et al. 2012).
Belum ada penelitian mengenai angka kejadian maupun gambaran
Acne vulgaris di Indonesia, khususnya di Medan. Hal inilah yang
mendasari peneliti makin ingin menggali lebih dalam mengenai gambaran
kejadian Acne vulgaris di Medan, khususnya di Rumah Sakit Umum
Daerah Pirngadi (RSUD Pirngadi) pada tahun 2013.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran kejadian Acne vulgaris di RSU Pirngadi pada tahun
2013?
1.3. Tujuan Penelitian
1.2.1. Tujuan Umum
3

Mengetahui karakteristik, frekuensi, dan distribusi kejadian Acne vulgaris


di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2013

1.2.2. Tujuan Khusus


Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui proporsi Acne vulgaris di RSUD Dr. Pirngadi Medan
pada tahun 2013
b. Mengetahui gambaran usia penderita Acne vulgaris tahun 2013
c. Mengetahui gambaran jenis kelamin penderita Acne vulgaris tahun
2013
d. Mengetahui tingkat keparahan penderita Acne vulgaris tahun 2013
e. Mengetahui gambaran pekerjaan penderita Acne vulgaris tahun 2013
f. Mengetahui gambaran pemakaian kosmetik terhadap kejadian Acne
vulgaris tahun 2013

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1.4.1. Peneliti
a. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian ilmiah di bidang yang sama
b. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan
tentang Acne vulgaris dalam penelitian selanjutnya
1.4.2. Dinas Kesehatan
Untuk mengetahui gambaran kejadian Acne vulgaris sehingga dapat ikut
serta dalam melakukan pencegahan maupun pengobatan terhadap Acne
vulgaris
1.4.3. Rumah sakit
Sebagai sumber data bagi RSUD Dr. Pirngadi untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan pada penderita Acne vulgaris, seperti
penyediaan fasilitas bagi Acne vulgaris, baik dalam pengembangan alat
diagnosis ataupun terapi

Anda mungkin juga menyukai