Anda di halaman 1dari 5

Miftahul Raihan Alif

B-14

Medical Check Up

1. M. M MCU
1.1 Definisi
Pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU) sendiri adalah suatu rangkaian uji kesehatan
yang dilakukan secara menyeluruh

1.2 Tujuan
untuk mengetahui kondisi kesehatan secara berkala. MCU dapat dilakukan sedini mungkin, namun
umumnya dilakukan pada usia dewasa. Terlebih jika seseorang mempunyai kemungkinan mendapat
penyakit keturunan, seperti diabetes/kencing manis, high kolesterol, serangan jantung dan
mempunyai resiko obesitas dan penyakit yang berpotensi menular atau mempunyai gaya hidup
tidak sehat seperti perokok, kurang olahraga, sering mengonsumsi makanan cepat saji / junk food,
dll., dianjurkan untuk melakukan MCU sekurang-kurangnya 2 kali setahun.

1.3 Persiapan
1. Puasa Biasanya, anjuran Puasa dilakukan untuk jangka waktu 10 jam sampai 12 jam. Selama
jam puasa, pasien tidak diperbolehkan mengonsumsi apapun, kecuali air mineral. Beberapa
pemeriksaan laboratorium yang mewajibkan Puasa antara lain pemeriksaan glukosa, Kolesterol,
urea, dan asam urat.
2. Konsumsi Obat Beberapa obat memiliki dampak langsung terhadap hasil tes darah. Obat dari
golongan steroid, misalnya, berdampak pada peningkatan kadar Kolesterol. Namun, bila
pengkonsumsian obat tak dapat dihindari, pasien bisa menginformasikan obat-obatan yang
dikonsumsi itu pada petugas laboratorium.
3. Olahraga Anjuran untuk tidak berolahraga atau melakukan aktivitas yang berat sebelum
menjalani MCU juga berdasarkan alasan dampaknya terhadap tekanan darah. Wajar saja
sesudah olahraga ada kecenderungan tekanan darah meningkat. Namun, bila situasi ini terjadi
menjelang dan saat MCU, hasil tes laboratorium bisa mendiagnosa seseorang mengalami
tekanan darah tinggi (hipertensi).
4. Tidur Cukup Kualitas dan kuantitas tidur memiliki kaitan pula dengan tekanan darah.
Pertanyaannya, berapa waktu tidur yang cukup itu? Menurut penelitian National Sleep
Foundation, waktu tidur yang ideal untuk orang dewasa berusia 18 tahun hingga 64 adalah 7
jam sampai 9 jam.
5. Waktu Tes Di luar prosedur, ada anjuran pula MCU dilakukan pada pagi hari. Meski tidak
diwajibkan, anjuran ini bisa jadi pertimbangan karena juga ada alasannya. Pada dasarnya, tubuh
memiliki waktu biologis. Nah, pagi hari adalah keadaan terbaik tubuh setelah semalaman
beristirahat penuh. Terlebih lagi, aktivitas yang dilakukan tubuh pada pagi hari belum terlalu
berat. Harapannya, MCU akan memberikan hasil lebih akurat dengan pilihan waktu ini.

1.4 Tahapan
• Pemeriksaan riwayat kesehatan
Pada tahap awal medical check up, pasien akan ditanyakan mengenai sejumlah keluhan kesehatan
yang dialami. Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gaya hidup, seperti pola
makan, intensitas olahraga, kebiasaan merokok, atau konsumsi minuman beralkohol.
• Pemeriksaan tanda vital
Tanda-tanda vital yang diperiksa, di antaranya meliputi:
- Frekuensi denyut jantung. Denyut jantung normal adalah 60-100 kali per menit.
- Frekuensi pernapasan. Pernapasan normal berkisar antara 12-20 kali per menit.
- Suhu tubuh. Suhu badan normal rata-rata berkisar antara 36-37 derajat Celcius.
- Tekanan darah. Tekanan darah yang dikatakan normal adalah 90/60 mmHg sampai di bawah
120/80 mmHg.
• Pemeriksaan fisik
Sebelum pemeriksaan fisik, dokter akan meminta untuk melepaskan pakaian dan aksesoris yang
menempel pada tubuh, termasuk rias wajah yang digunakan. Beri tahu dokter bila merasa tidak
nyaman untuk melepas pakaian. Pemeriksaan fisik akan dimulai dari mengukur berat badan dan
tinggi badan, untuk mengetahui bila terdapat kekurangan atau kelebihan berat badan.
Selanjutnya dokter akan memeriksa secara teliti seluruh bagian tubuh mulai dari kepala sampai
dengan kaki. Orang yang diperiksa dapat diminta berdiri, duduk, atau tidur terlentang sesuai area
yang akan diperiksa. Mulai dari melihat apakah ada kelainan pada kulit, menekan dan mengetuk
bagian tubuh tertentu. Bila terdapat rasa nyeri saat penekanan atau pengetukan, informasikan
kepada dokter. Pada wanita, pemeriksaan payudara akan dilakukan dengan melihat dan menekan
area payudara, dengan sebelumnya meminta ijin. Dokter juga akan memeriksa daerah lipatan seperti
ketiak atau lipat paha untuk mendeteksi kemungkinan benjolan yang timbul di daerah tersebut.
Dokter akan menggunakan alat bantu seperti otoskop untuk memeriksa keadaan telinga dan
stetoskop untuk mendengar bunyi jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.
Beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan kekuatan otot, memerlukan kerja sama orang yang
diperiksa untuk melakukan gerakan sesuai dengan yang diperintahkan dokter. Jangan ragu untuk
bertanya kepada dokter mengenai instruksi yang diperintahkan, bila kurang mengerti.
Pada pemeriksaan fisik, termasuk juga pemeriksaan kelamin. Pada laki-laki akan diperiksa penis
dan testis, untuk melihat adanya infeksi, peradangan, perubahan ukuran, dan benjolan yang
mungkin timbul. Untuk memeriksa prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk
meraba ada tidaknya pembesaran ukuran dari kelenjar prostat. Sedangkan pada wanita, akan
diperiksa area vagina, vulva, dan serviks.
• Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan sampel darah, urin, dan tinja untuk melihat
jumlah sel darah, zat kimia yang menjadi penanda fungsi organ, kolesterol, gula darah, serta
kelainan pada urine dan tinja, baik secara penampilan fisik, kimia yang terkandung, maupun secara
mikroskopik menggunakan bantuan mikroskop. Tergantung dari tujuan medical check up,
terkadang juga dilakukan pemeriksaan terhadap penanda tumor dalam tubuh.
• Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan seperti USG dan foto Rontgen digunakan untuk melihat kondisi organ
seperti paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, dan kandung kemih, serta prostat pada pria dan
rahim pada wanita. Pada wanita, pemeriksaan foto Rontgen payudara (mammografi) atau USG
mammae (payudara) akan dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor payudara.
• Pemeriksaan rekam jantung
Pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG) merupakan tes untuk merekam aktivitas
listrik jantung dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil yang ditempelkan di kulit dada,
lengan, dan tungkai. Pemeriksaan EKG dapat dilakukan dalam posisi tiduran atau saat melakukan
aktivitas, seperti berlari di atas mesin treadmill.
• Paps smear
Paps smear disarankan untuk wanita yang memasuki usia 21 tahun dan sudah pernah berhubungan
seksual, setiap 3 tahun sekali guna mendeteksi kanker serviks. Setelah usia 30 tahun, wanita
dianjurkan untuk melakukan paps smear setiap 5 tahun sekali, sedangkan setelah usia 65 tahun,
tidak perlu melakukan pemeriksaan paps smear, bila tidak timbul keluhan.

1.5 Macam-macam
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang utama dilakukan berupa pengecekan Body Mass Indek (BMI) atau indeks
masa tubuh dengan membandingkan tinggi dan berat badan Anda. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan kondisi tubuh Anda, apakah sudah ideal, terlalu kurus, atau bahkan termasuk dalam
golongan overweight atau obesitas.
Selain itu, dalam pemeriksaan fisik Anda juga akan diperiksa hitungan denyut nadi, perhitungan
frekuensi napas, pemeriksaan kulit, hingga pemeriksaan organ genital (kemaluan) dan dubur.

2. Pemeriksaan Radiologi
Jenis pemeriksaan ini menggunakan sinar X atau sinar radioaktif untuk memberikan informasi
mengenai suatu penyakit lewat foto/gambar/imaging.

3. Pemeriksaan Elektrodiagram
Pemeriksaan EKG (elektrodiagram) dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung. Jenis tindakan
yang dilakukan antara lain merekam aktivitas listrik dari jantung, dan pada batas tertentu
mengidentifikasi jika ada peredaran darah yang tidak normal.

4. Pemeriksaan laboratorium
Umumnya, dalam pemeriksaan laboratorium, Anda akan diberikan beberapa pilihan pemeriksaan
berikut ini:
• Pemeriksaan hemotologi yang dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari sel
darah merah, sel putih, trombosit, dan berbagai hal mengenai sel serta organ pembentuk
darah.
• Pemeriksaan urin terdiri dari pemeriksaan warna, pH, protein/albumin, gula, bilirubin,
darah.
• Pemeriksaan tinja terdiri dari pemeriksaan warna dan konsistensi

5. Pemeriksaan fungsi paru


Pemeriksaan fungsi dimaksudkan untuk memeriksa apakah ada gangguan paru-paru atau tidak.
Sedangkan jenis tindakan yang dilakukan meliputi mengukur volume paru, mekanisme paru, dan
kemampuan difusi paru.
Saat memeriksa fungsi paru, akan diketahui pula berapa jumlah pernapasan yang terjadi selama satu
menit. Normalnya, seorang dewasa akan bernapas sebanyak 16 sampai 20 kali dalam semenit.

6. Pemeriksaan kolesterol
Bagi Anda yang senang mengonsumsi makanan berlemak, seperti jeroan dan daging kambing,
jangan lewatkan untuk memeriksa kadar kolesterol Anda saat Medical Check Up. Salah satu
penyakit yang dipicu oleh kadar kolesterol jahat yang tinggi di antaranya serangan jantung dan
stroke.
Kadar kolesterol Anda bisa dikatakan normal jika berada pada level di bawah 200 mg/dL. Selain
itu, pastikan juga tekanan darah Anda berada pada level normal, yaitu pada 120/80 agar jauh dari
ancaman penyakit hipertensi maupun hipotensi.

7. Pemeriksaan gula darah (diabetes)


Tentunya Anda tidak mau, kan harus menjalani usia tua dengan diabetes? Makanya, segera periksa
kadar gula darah Anda melalui prosedur Medical Check Up! Satu hal yang harus diperhatikan
adalah, Anda disarankan untuk berpuasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.
Berikut hasil dari pemeriksaan kadar gula darah yang harus diperhatikan:
• Gula darah normal berada pada level 70-100 mg/dL
• Pra Diabetes pada level 100-125 mg/dL
• Diabetes pada level lebih dari 126 mg/dL

8. Pemeriksaan organ vital perempuan


Bagi sebagian besar wanita, kanker serviks mungkin menjadi ancaman nyata yang paling
menakutkan. Namun tenang saja, dengan rutin melakukan Medical Check Up, Anda bisa
mengurangi risiko terkena penyakit mematikan yang satu ini.
Berikut jenis pemeriksaan yang diberikan khusus bagi wanita:
• Mammogram untuk memeriksa adanya potensi kanker payudara, dengan mengecek apakah
ada benjolan di sekitar payudara
• Pap smear tes untuk mengecek adanya potensi kanker serviks atau Human Papilloma Virus
di dalam organ intim Anda. Sangat disarankan untuk melakukan tes pap smear sebanyak 3
tahun sekali bagi Anda yang berusia 21 sampai 30 tahun. Bagi Anda yang berusia di atas itu,
bisa melakukan tes ini sebanyak 5 tahun sekali.
• Jika Anda mulai sering merasakan pusing yang berlangsung lama, sering buang air kecil,
napas yang pendek, atau nyeri pada uluhati yang diiringi rasa kesemutan, ada baiknya untuk
segera memulai Medical Check Up sedini mungkin.

6. M. M MCU Geriatri
2.1 Definisi
MCU geriatri pada dasarnya melakukan beragam rangkaian pemeriksaan kesehatan menyeluruh
seperti MCU biasa. Yang membedakan, pertanyaan dan pemeriksaan yang dilakukan dalam MCU
geriatri tak hanya menyasar masalah kesehatan umum tetapi juga kepada masalah kesehatan yang
lebih spesifik dan banyak ditemukan pada lansia. Misalnya penilaian atau pemeriksaan terhadap
risiko demensia, gangguan keseimbangan, hingga gangguan buang air kecil.

2.2 Tujuan
Semakin awal mengetahui adanya suatu penyakit, maka akan semakin cepat pula pertolongan yang
bisa diberikan. Dengan begitu, penyakit tidak akan berlanjut pada tahap yang lebih serius, sekaligus
mencegah pertolongan yang lebih rumit.
Itulah perlunya dilakukan medical check up, terutama bagi lansia. Lansia yang terlihat sehat pun perlu
melakukan medical check up, terutama untuk memeriksa tingkat kesehatan dan kemungkinan adanya
penyakit serius yang belum menunjukkan gejala.

2.3 Macam-macam
• Tekanan Darah. Lansia sebaiknya memeriksa tekanan darah setiap ada kesempatan, bahkan
jangan menunggu sampai setahun. Saat ini bahkan tersedia alat praktis yang bisa digunakan
untuk tes tekanan darah secara mandiri di rumah. Apabila kamu mengalami diabetes, penyakit
jantung, penyakit hati, atau penyakit lainnya, kamu wajib memeriksakan tekanan darah secara
rutin.
• DEXA Scan. Pindai DEXA melalui rontgen atau sinar-X bermanfaat untuk meninjau
kepadatan tulang. Melalui pemeriksaan ini, kamu dapat melihat risiko patah tulang,
osteoporosis, atau masalah lainnya yang berkaitan dengan kesehatan tulang. Semakin
bertambah usia, jaringan tulang akan melemah dan tulang juga tidak menyerap mineral
dengan baik.
• Berat Badan. Naik atau turunnya berat badan secara drastis bisa menandakan kondisi medis
tertentu. Berat badan bertambah bisa berarti retensi cairan (edema), penyakit ginjal, hati, atau
jantung. Sementara itu, berat badan turun dapat berarti infeksi atau kanker.
• Pemeriksaan Darah. Usahakan untuk selalu melakukan cek darah lengkap setiap tahun. Mulai
dari sel-sel darah, gula darah, kolesterol, kadar hormon, hingga kadar elektrolit.
• Pemeriksan EKG. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengecek aktivitas elektrik jantung.
Dari pemeriksaan ini, kamu dapat memantau kesehatan jantung. Sebaiknya pemeriksaan EKG
dilakukan kira-kira 3 tahun sekali. Namun, jika kamu memiliki penyakit jantung atau keluhan
berkaitan dengan penyakit jantung, sebaiknya lebih sering lagi memeriksakan diri.
• Kolonoskopi. Untuk mencegah gangguan pencernaan atau kanker usus, lakukan pemeriksaan
kolonoskopi. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan kira-kira setiap 2 tahun sekali. Apabila
saat ini kamu memiliki masalah pencernaan, sebaiknya lakukan kolonoskopi.
• Tes Mata. Proses penuaan memengaruhi kesehatan mata. Salah satu keluhan yang sering
diadukan lansia adalah penglihatan berkurang atau hilang. Penyebabnya kemungkinan mata
plus, glaukoma, atau katarak. Maka dari itu, sebisa mungkin lakukan pemeriksaan mata
secara rutin jika kamu mengalami gejala tertentu.

Anda mungkin juga menyukai