Karya seni rupa terapan Nusantara memiliki fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan yang sifatnya
praktis dan estetis. Jadi karya seni yang diciptakan tidak hanya mutu seninya saja, namun juga
mengutamakan fungsi pakai. Contoh karya seni rupa yang sifatnya praktis antara lain: meja,
kursi, almari, dan lain-lain. Sedangkan contoh lain karya seni rupa yang sifatnya estetis yaitu
patung, relief, lukisan, dan lain-lain. Namun jika karya terapan harus memiliki dua fungsi, yakni
fungsi praktis dan estetis, Jadi tidak bisa dipilah-pilah antara kegunaan dan keindahannya, harus
satu kesatuan yakni berguna dan estetis.
3. Makna Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Sangat beragamnya suku dan adat-istiadat menyebabkan keragaman makna yang terdapat pada
setiap karya yang dihasilkan. Setiap karya seni rupa yang berkembang di daerah di Indonesia
memiliki simbol atau makna yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam
kehidupan masyarakatnya.
Ciri khusus dari bentuk karya seni rupa trepan Nusantara dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis. Mari kita pelajari satu-persatu.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh, ada baiknya kita melihat tentang pengertian desain,
karena semua benda dan bangunan yang dibutuhkan dan dipakai merupakan karya seni desain.
Sebagai contohnya jika kita melihat rumah adat daerah Minangkabau, Toraja, dan Batak yang
semuanya mempunyai karakter atap meruncing (lonti). Berbeda dengan rumah adat di Jawa yang
lebih memiliki bentuk mendatar atau horizontal. Begitu pula dengan rumah adat yang lainnya,
yang memiliki keunikan tersenderi yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
B. Desain bangunan tempat ibadah
Bentuk bangunan berupa tempat ibadah masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri.
Biasanya sturktur utama pada setiap bangunan tempat ibadah masih mengikuti struktur
umumnya, seperti adanya kubah untuh
D. Kriya Nusantara
a). Batik
Batik merupakan seni kriya Nusantara yang menjadi tradisi sejak dahulu. Kain batik sangat
dekat kaitannya dengan masyarakat Indonesia, sejak lahir hingga meninggal, dari anak-anak
sampai orang tua, dari pakaian sehari-hari hingga pakaian resmi semuanya lekat dengan batik.
Prinsip utama dalam membatik adalah teknik tutup celup. Bagian kain tertentu ditutup dengan
lilin dengan menggunakan canting untuk merintangkan warna. Terdapat beberapa teknik dalam
membatik, diantaranya batik tulis, batik cap, batik cetak, batik celup/ikat/jumput, dan batik lukis.
Saat ini, batik tidak hanya diaplikasikan pada kain mori, namun dapat diaplikasikan pada bahan
lain seperti kayu, kain sutra, kulit, dan lain sebagainya.
b). Tenun
Sandang merupakan kebutuhan pokok manusia selain pangan dan papan. Untuk memenuhi
kebutuhan sandang, diperlukan produksi kain fungsional yang nyaman dipakai dan bernilai
estetik.
Tenun yang terkenal di Indonesia dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), hal inilah
yang membuat tenun susah didapat karena pengerjaannya manual dan sangat lama dalam
pengerjaannya. Pusat kriya tenun di Indonesia menyebar dari pulau Jawa, bali, Sumatara,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Adapun jenis kriya
yang dihasilkan adalah tenun ikat dan kain songket.
Istilah ikat diguakan untuk nama tenun yang belum ditenun menjadi kain, helaian benang diikat
dann dicelup ke dalam pewarana. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapatkesamaan
teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi cirri khas dari suatu daerah
dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari
Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa.
c). Bordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan
dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat
ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik,
penerapan motif atau ragam hias pada pakain dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir
merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan dari bordir
adalah sulam.
Keramik memiliki banyak fungsi, mulai dari keramik yang berfungsi sebagai tempat atau wadah,
seperti cangkir, piring, teko, gelas, dan vas bunga. Sampai pada jenis yang fungsinya hanya
sebagai hiasan, seperti beragam bentuk guci dan lain sebagainya.
Setiap daerah yang memproduksi keramik memiliki karakter dan keunikan tersendiri. Adapun
daerah penghasil keramik terkenal di Indonesia antara lain, Plered (Purwakarta), Sitiwinangun
(Cirebon-Jawa Barat), Purwokerto (Jawa Tengah), Kasongan (Yogyakarta), dan Dinoyo
(Malang-Jawa Timur).
Teknik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara seangat beragam. Banyak diantaranya yang sering
kita dengar dan lihat di sekitarlingkungan kita. Beberapa diantaranya seperti memahat,
mengecor, mengukir dan lain-lain. Untuk lebih memahami tentang keunikanteknik
dalam karya seni rupa Nusantara, mari kita bahas satu per satu.
a. Teknik Pahat adalah teknik mengurangi bahan sedikit demi sedikit dengan menggunakan
alat pahat. Contohnya: pembuatan patung, relief, dan ukir
b. Teknik Butsir adalah mengurangi dan menambah bahan hingga mendapat bentuk yang
diinginkan. Contohnya: pembuatan keramik
c. Teknik Sapuan adalah teknik membuat karya seni rupa dengan menyapukan kuas ke
dalam karya. Contoh: pembuatan lukisan.
d. Teknik Cor adalah teknik membuat karya seni dengan membuat cetakan dan kemudian
dituangkan adonan berupa semen, gips, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan Contohnya: pembuatan patung.
e. Teknik Las adalah teknik membuat karya seni dengan menggabungkan satu
bahan dengan bahan yang lainnya.
f. Teknik Konstruksi adalah teknik menggabungkan / menyusun bahan satu
dengan bahan yang lainnya. Misalnya rumah, candi danbangunan lainnya.
g. Teknik Cetak adalah teknik menciptakan karya seni dengan membuat mal (cetakan)
terlebih dahulu. Misalnya, pembuatan keramik atau patung.
h. Teknik Tatah pada prinsipnya sama seperti teknik pahat, yaitu mengurangi bahan berupa
batu, kayu, atau bahan yang lain, sehingga menghasilkan bahan baru. Misalnya, pembuatan
ukiran, relief, dan patung.
Membuat Karya Seni Rupa Dengan Teknik Perspektif
Gambar Perspektif adalah gambar benda atau ruang yang berkesan tiga dimensi.
Gambar perspektif dibangun oleh tiga unsur, yaitu panjang, pendek, dan kedalaman atau
volume. Manfaat menggambar perspektif adalah dapat menciptakan kesan-kesan yang
mendalam terhadap gambar tersebut.
A. Pengertian Menggambar Perspektif
Kata perspektif berasal dari bahasa Italia, prospettiva, yang berarti gambar
pandangan. Dengan konstruksi perspektif, anda akan mudah menggambar sebuah benda
atau ruang secara nyata di atas sebuah bidang datar. Kegiatan menggambar dengan
konstruksi perspektif banyak dipakai oleh para arsitek. Seorang arsitek biasanya
membuat gambar-bambar bangunan dan tata ruang dengan konstruksi ini.
Ilmu perspektif dimulai sejak zaman Renaissans. Teori perspektif dikembangkan
saat ini diciptakan oleh Taylor pada 1715. Lukisan-lukisan yang banyak memanfaatkan
teori perspektif ialah lukisan bercorak naturalis.
Untuk menggambar perspektif, anda memerlukan peralatan memadai, antara lain
sepasang mistar segitiga, mistar lurus, pensil HB, dan menghapus. Istilah-istilah yang
berhubungan dengan gambar perspektif :
1. Garis Tanah (GT) adalah garis pertolongan yang ada diantara bidang gambar (bidang
trafil) dan bidang dasar obyek. Garis ini selalu mendatar atau sejajar dengan garis bawah
kertas.
2. Bidang Tabir (TB) adalah bidang khayal yang diletakkan di antara mata dan bidang yang
akan digambar. Dengan demikian, seolah-olah benda yang akan digambar menempel
pada bidang tabir.
3. Garis Horizon (Hz) atau garis cakrawala adalah perpotongan antara bidang gambar dan
bidang horizontal (mendatar) setinggi mata si pengamat yang berdiri di atas tanah.
4. Titik Mata (M) atau titik pandang adalah jarak mata si pengamat terhadap bidang tabir.
Letak titik mata (M) terhadap bidang tabir/tafril sangat menentukan kualitas gambar. Jika
titik pandang terlalu dekat terhadap bidang tabir, akan mengakibatkan perubahan bentuk
yang tidak wajar atau terjadi distorsi. Cara mengatasi hal ini ialah menjauhkan titik mata
(M) atau titik pandang dari bidang tabir.
5. Titik Hilang (TH) atau titik lenyap adalah titik dalam gambar perspektif. Pada titik ini,
garis-garis yang posisinya sejajar dan membentuk sudut di bawah 180° terhadap tabir,
akan menghilang pada satu titik hilang. Bayangkan, melihat rel kereta api. Bantalah besi
kedua rel seoah-olah menghilang pada satu titik, bukan?
Cermati Gambar Berikut
b. Jika benda terletak di atas mata, anda akan melihat bagian bawah benda. Saat benda
berada di atas garis horizon, berarti mata pengamat berada di bawah benda (sudut
pandang mata kucing)
c. Anda tidak akan melihat bagian atas atau bagian bawah benda jika letak benda sejajar
dengan mata atau tepat pada garis horizon (di tengah garis horizon) (sudut pandang
normal)
Posisi pengamat tidak selalu tepat di tengah-tengah benda (lihat gambar posisi mata
terhadap bidang). Pengamat dapat berada di sebelah kiri atau kanan benda sehingga letak
titik hilang bisa di kanan atau di kiri benda tersebut.
Posisi pengamat di sebelah kanan kotak, kiri kotak, dan tengah-tengah kotak.