Anda di halaman 1dari 32

FISIKA DASAR II

GAYA DAN MEDAN ElEKTROSTATIS

Disusun Oleh :
Yon Haryono (122018007)
Hasni Kesuma Ratih (122018063P)

Dosen Pembimbing :
Heni Juniar, S.T, M.T

Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Tahun 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjakatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah ini ditulis sejatinya untuk memenuhi tugas Dosen Fisika Dasar II dan
juga untuk menambah wawasan pembaca khususnya tentang Gaya dan Medan
Elektrostatis.
Kami menyadari tidak ada gading yang tak retak dan sesungguhnya
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT sehingga apabila terdapat beberapa
kesalahan atau penempatan dalam makalah ini mohon untuk dimaklumi. Semoga
makalah ini dapat menjadi suatu yang bermanfaat bagi pembaca terlebih lagi kami
secara pribadi. Sekian dan Terima kasih.

Palembang, April 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

1.3. Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Muatan Listrik dan Gaya Columb ...................................................................... 3

2.1.1 Muatan Listrik .............................................................................................. 3

2.1.2 Hukum Coloumb .......................................................................................... 5

2.2 Medan Listrik ...................................................................................................... 6

2.3 Fluks Medan Listrik ............................................................................................ 9

2.4 Hukum Gauss .................................................................................................... 13

2.5 Dipol Listrik di dalam Ruang Bermuatan Listrik ............................................. 19

2.6 Contoh Soal ....................................................................................................... 21

BAB III ....................................................................................................................... 28

PENUTUP ................................................................................................................... 28

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisika adalah salah satu ilmu pasti yang dalam kajiannya terbatas pada
fisik benda. Salah satu kajian dalam fisika ialah mengenai kelistrikan.Di dalam kehid
upan kita sehari-hari,kata ‘listrik’ bukan merupakan hal yang asing lagi. Salah satu
contoh nyata keberadaan listrik adalah adanya ledakan petir. Petir merupakan hasil
pelepasan muatan listrik di awan. Energi yang dilepaskan petir sangat besar sehingga
menimbulkan cahaya panas dan bunyi gelegar yang sangat keras. Tahukan anda bahwa
besarnya tegangan listrik yang berasal dari petir dapat menghidupkan jutaan kendaraan,
Selain adanya petir,keberadaan listrik dapat dilihat dari banyaknya peralatan rumah ta
ngga yang menggunakan listrik,misalnya setrika, radio,televisi,lemari es,kipas angin,
mesin jahit listrik, magic jar ,mesin cuci,dll. hal ini menunjukkan bahan di dalam
kehidupan kita energy listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dan oleh karena itu
penting bagi kita untuk mempelajari listrik.Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan
menjadi dua macam,yaitu listrik statis dan listrik dinamis.Pada makalah ini, akan diba
has mengenai listrik statis. listrik statismempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa
memperhatikan gerakan atau aliran muatan listrik. Listrik statis(electrostatic) memba
has muatan listrik yang berada dalam keadaan diam (statis).
Listrik statis dapat menjelaskan bagaimana sebuah penggaris yang telah digos
ok gosokkan ke rambut dapat menarik potongan potongan kecil kertas. gejala tarik m
enarik antara dua buah benda seperti penggaris plastik dan potongan kecil kertas dapat
dijelaskan menggunakan konsep muatan listrik. berdasarkan konsep muatan listrik, ada
dua macam muatan listrik, yaitu muatan positif dan muatan negatif. muatan listrik
timbul karena adanya elektron yang dapat berpindah dari satu benda ke benda
yang lain.benda yang kekurangan electron dikatakan bermuatan positif, sedangkan be
nda yang kelebihan electron dikatakan bemuatan negatif. elektron merupakan muatan
dasar yang menentukan sifat listrik suatu benda. Dua buah benda yang memiliki muat
an sejenis akan saling tolak-menolak ketika didekatkan satu sama lain. Adapun dua

1
buah benda dengan muatan yang berbeda (tidak sejenis) akan saling tarik menarik saa
t didekatkan satu sama lain tarik menarik atau tolak menolak antara dua buah benda
bermuatan listrik adalah bentuk dari gaya listrik yang dikenal juga sebagai gaya
coulomb.

1.2. Rumusan Masalah


Dari permasalahan tersebut bertujuan untuk
1. Apa yang dimaksud dengan listrik statis ?
2. Apa yang dimaksud dengan muatan listrik dalam suatu atom ?
3. Apa yang dimaksud elektroskop?
4. Apa yang dimaksud dengan hukum Coulomb ?
5. Apa yang dimaksud dengan medan listrik dan kuat medan listrik ?
6. Apa yang dimaksud dengan pengosongan muatan ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah fisika teknik dan untuk menambah wawasan tentang
materi listrik statis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Muatan Listrik dan Gaya Columb


2.1.1 Muatan Listrik
Kebutuhan listrik banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
dunia industri, transportasi dan rumah tangga begitu sangat dibutuhkan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhannya.

a. Gejalan Muatan Listrik

Beberapa zat selain rambut dapat menghasilkan sifat yang sama yaitu memiliki
keadaan elektris dan dinamakan zat listrik, seperti belerang, lilin dan gelas. Du Fay
bereksperimen untuk mengetahui apakah sebuah muatan listrik memiliki gaya tarik
berhasil diketahui oleh Du Fay dan disebut gaya tolak/gaya tarik kedua listrik tersebut.
Coulomb melakukan pengukuran untuk mengetahui besarnya gaya tarik tersebut.
Coulomb menentukan bahwa Besarnya gaya tolak atau gaya tarik antar dua muatan
berbanding langsung dengan hasil kali muatan-muatannya dam berbanding terbalik
dengan kuadray jarak antara keduanya.
Ketika seseorang menggosok-gosokan penggaris plastik dengan kulit berbulu atau
rambut beberapa saat, kemudian di dekatkan dengan potongan kertas kecil-kecil
sebagian kertas akan menempel pada penggaris. Keadan tersebut adalah keadaan
Elektris atau keadaan bermuatan listrik.

b. Listrik dan Materi

Materi atau unsur memiliki kaitan yang erat dengan listrik. Hal tersebut merupakan
bagian dari atom dan elektron yang ikut mengelilingi. Struktur atom memiliki muatan
proton dan neutron. Dalam struktur atomnya, elektron mengelilingi muatan negative,
proton bermuatan positif dan neutron tidak bermuatan (netral).

3
Ditinjau dari sifat kelistrikannya, suatu atom dengan atom yang lainnya dapat
melakukan interaksi elektromagnetik. Suatu atom dapat terjadi interaksi gravitasi
dikarenakan memiliki massa.

Gambar 1. Atom Hidrogen

Listrik Gosok Elektron dalam suatu materi dapat berpindah dari atom ke atom lainnya,
sehingga ketika digosokan benda satu dengan benda lainnya akan menghasilkan listrik.
Namun, tidak semua benda menghasilkan listrik ketika digosokan. Hanya zat zat
tertentu yang dapat menghasilkan listrik, yaitu deret tribolistik. Jika suatu atom
memiliki jumlah elektron dan proton berbeda dikatakan bermuatan listrik. Suatu atom
memiliki jumlah proton yang lebih banyak dari jumlah elektron dikatakan kelebihan
proton. Atom yang memilki jumlah proton lebih disebut dengan atom bermuatan positif,
sebaliknya bila atom memiliki jumlah elektron lebih maka atom disebut
dengan atom bermuatan negatif.
Muatan elementer adalah atom yang memiliki muatan listrik, yakni muata yang tidak
dapat dibagi-bagi lagi dan dinamakan muatan elementer (e).
Percobaan millika melakukan percobaan untuk mengetahui berat elementer dengan
cara menyemprotkan minyak kedalam ruang antara kondensator horizontal yang
terpisah sejauh d kedua lempeng tersebut diberi potensial V sehingga di antara lempeng
tersebut terdapat medan listrik E=V/d. sehingga muatan tetes dapat ditentukan dengan
melakukan pengamatan yang dilakukan Millika, yaitu mengamati kecepatan tetes jatuh
bebas pada saat tidak ada beda potensial dan ketika dipasang medan listrik E=V/d.
pengamatan dan perhitungan besaran-besaran dalam percobaan. Gaya listrik dan berat

4
pada tetes minyak serta besar muatan elementer adalah e– = 1,602.10-19 C.

2.1.2 Hukum Coloumb

Pada Gambar menunjukan dua muatan titik Q1 dan Q2 terpisah pada


jarak r dengan Q1 terletak dipusat sumbu XYZ. Hukum Coulomb menyatakan bahwa
gaya elektrostatik pada muata Q2 akibat muatan Q1 adalah:

Gambar 1. Gaya elektrostatis

Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya elektrostatik pada muata Q2 akibat


muatan Q1 adalah:

Dan besarnya:

5
Disini adalah vector perpindahan dari Q1 ke Q2, sehingga
gaya elektrostatis tidak ada muatan Q1 akibat muatan Q2 adalah

Jika Q1 dan Q2 berada dalam medium dielektrika isotropic misalnya minyak, maka
Eₒ dalam harus diganti dengan E=KEₒ dan K disebut konstanta dielektrik medium.

2.2 Medan Listrik

Sebuah muatan listrik Q1 dimasukkan ke dalam ruangan. Apa yang mungkin


terjadi menurutmu? Tentunya muatan listrik tersebut tidak akan mengalami gaya listrik.
Namun apabila ke dalam ruangan kosong tersebut ditambahkan mautan Q, keberadaan
muatan Q ini mengubah keadaan ruangan itu menjadi medan gaya listrik atau medan
listrik. Keadaan ruangan itu menyebabkan muatan Q1 mendapat gaya listrik sebesar F.
Gaya listrik F tergantung pada jenis muatan yang diletakkan dalam medan listrik. Jika
jenis muatannya berlawanan, maka gaya listriknya akan tarik-menarik. Sebaliknya, jika
jenis muatannya sama, maka gaya listriknya akan tolak-menolak.

Ruangan tempat muatan Q berada telah berubah menjadi medan listrik. Jadi, apakah
medan listrik itu? Medan listrik adalah daerah disekitar suatu benda bermuatan listrik
d mana benda bermuatan listrik lain yang berada di ruangannya akan mengalamai gaya
listrik.

Ukuran atau luas ruang yang telah berubah menjadi medan listrik bisa tidak terbatas.
Kita ingat lagi persamaan matematis hukum Coulomb.

Dengan mengacu pada persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun


pada jarak yang sangat jauh, pengaruh medan listrik itu masih ada, walaupun sangat
kecil. Jika mengubah ruang menjadi medan listrik, maka Q1 yang juga berada pada

6
ruang itu ikut mengubah ruang menjadi medan listrik, yang menyebabkan Q
mengalami gaya lsitrik yang sama besar namun berlawanan arah. Jadi, medan listrik
yang ditimbulkan oleh Q menyebabkan Q1 mengalami gaya listrik. Ketika
sebuah muatan listrik diletakkan di dalam medan listrik, muatan listrik itu akan
mengalami gaya listrik. Besarnya gaya yang dialami oleh sebuah muatan listrik di
dalam medan listrik dapat berbeda pada setiap tempat. Besar kecilnya gaya yang
dialami oleh satu satuan muatan listrik yang diletakkan di titik tertentu dalam medan
listrik disebut kuat medan listrik.

dengan:

E = kuat medan listrik (N/C)

F = gaya Coulomb (N)

k = konstanta perbandingan (9×109Nm2/C2)

Q = besar muatan (C)

r = jarak antara kedua muatan (m)

Medan listrik dapat digambarkan dengan cara menggambarkan garis-garis yang


menunjukkan arah gaya pada setiap titik. Garis-garis medan listrik juga disebut garis-
garis gaya karena garis tersebut menunjukkan arah dari gaya yang dilakukan pada suatu
muatan positif. Pada setiap titik di dekat suatu muatan positif, medan listrik mengarah
secara radial menjauhi muatan sehingga garis-garis medan listrik menyebar dari suatu

7
titik yang di tempati oleh muatan negatif mengarah secara radial mendekati muatan
sehingga garis-garis medan listrik mengarah menuju muatan negatif.

Aturan-aturan untuk menggambarkan garis-garis medan listrik dapat kita simpulkan


sebagai berikut.

1. Garis-garis medan listrik bermula dari muatan positif dan berakhir pada muatan
negatif.
2. Garis-garis medan listrik digambar, baik itu meninggalkan ataupun menuju
muatan.
3. Jumlah garis-garis medan listrik yang meninggalkan ataupun menuju muatan
sebanding muatan sebanding dengan besarnya muatan.
4. Kerapatan garis-garis medan listrik pada setiap titik berbanding lurus dengan
besar medan listrik di titik tersebut.
5. Pada daerah yang jauh dari suatu sistem muatan, garis-garis medan listrik
berjarak sama dan radial seperti layaknya garis medan listrik yang keluar dari
suatu muatan tunggal dan sama dengan muatan total dari sistem tersebut.
6. Tidak ada garis-garis medan listrik yang saling berpotongan.

Gambar berikut ini menunjukkan beberapa pola medan listrik, garis-garis panah
mewakili medan listrik.

Gambar 3. Pola-pola medan Listrik


Pola-pola medan listrik. (kiri) Medan listrik yang melingkupi sebuah bola logam
bermuatan negatif, pola ini sama dengan pola medan listrik pada kubah generator Van

8
de Graff. (tengah) Medan listrik di antara dua buah muatan listrik yang tak sejenis. (c)
Medan listrik di antara dua buah belah pelat logam paralel yang berlainan muatan.

Mata panah menunjukkan arah gaya yang dikeluarkan oleh muatan positif. Seperti yang
telah kita bahas sebelumnya bahwa muatan sejenis akan tolak-menolak, maka garis-
garis medan listrik selalu berarah keluar menjauhi muatan positif garis-garis medan
listrik selalu berarah keluar menjauhi muatan positif (+) dan menuju muatan negatif (-).

2.3 Fluks Medan Listrik

Kata fluks berasal dari kata bahasa latin, fluere, yang artinya mengalir. Secara
harafiah, fluks listrik dapat diartikan sebagai aliran medan listrik. Kata aliran di sini
tidak menunjukkan medan listrik mengalir seperti air mengalir, tetapi menjelaskan
adanya medan listrik yang mengarah ke arah tertentu. Pada topik Garis-garis medan
listrik telah dijelaskan bahwa medan listrik divisualisasikan atau digambarkan
menggunakan garis-garis medan listrik karenanya fluks listrik juga digambarkan
berupa garis-garis medan listrik. Jadi fluks listrik merupakan garis-garis medan listrik
yang melewati suatu luas permukaan tertentu, sebagaimana dicontohkan pada gambar
di bawah.

Rumus Fluks Listrik


Secara matematis, fluks listrik adalah hasil kali antara medan listrik (E), luas
permukaan (A) dan cosinus sudut antara garis medan listrik dengan garis normal yang
tegak lurus permukaan.
Φ = E A cos θ ……………. (Persamaan 1)

Gambar 4. Fluks Listrik

9
Jika garis-garis medan listrik tegak lurus dengan luas permukaan yang dilewatinya
seperti pada gambar, maka sudut antara garis medan listrik dengan garis normal adalah
0o, di mana cos 0o = 1. Dengan demikian rumus fluks listrikberubah menjadi :
Φ = E A cos 0o = E A (1)
Φ = E A ……………. (Persamaan 2)

Gambar 5. Fluks Medan Listrik

Berdasarkan rumus fluks listrik di atas disimpulkan beberapa hal. Pertama, fluks listrik
bernilai maksimum ketika garis medan listrik tegak lurus dengan luas permukaan
karena pada kondisi tersebut sudut antara garis medan listrik dengan garis normal
adalah 0o, di mana nilai cosinus 0oadalah 1. Kedua, fluks listrik bernilai minimum
ketika garis medan listrik sejajar dengan luas permukaan karena pada kondisi tersebut
sudut antara garis medan listrik dengan garis normal adalah 90o, di mana nilai cosinus
90o adalah 0. Ketiga, fluks listrik bergantung pada medan listrik (E) dan luas
permukaan (A). Selain luas permukaan berbentuk persegi seperti pada contoh di atas,
luas permukaan juga bisa berbentuk bola dan lainnya.

a. Fluks Listrik pada Permukaan Tertutup


Fuks listrik yang dijelaskan sebelumnya menggunakan contoh permukaan terbuka (luas
permukaan persegi atau persegi panjang). Bagaimana fluks listrik pada permukaan
tertutup seperti kubus, balok atau bola ? Andaikan terdapat garis-garis medan listrik
yang melewati balok seperti pada gambar di bawah.
Garis-garis medan listrik yang diberi warna biru berhimpit dengan permukaan atas dan
bawah balok sehingga membentuk sudut 90o dengan garis normal permukaan atas dan
bawah. Dengan demikian fluks listrik pada permukaan atas dan bawah balok adalah Φ
= E A cos 90o = E A (0) = 0.

10
Gambar 6. Garis Medan Listrik

Garis-garis medan listrik yang diberi warna kuning berhimpit dengan


permukaan samping kanan dan kiri balok sehingga membentuk sudut 90o dengan garis
normal permukaan samping kiri dan kanan. Dengan demikian fluks listrik pada
permukaan samping kanan dan kiri balok adalah Φ = E A cos 90o = E A (0) = 0.
Garis-garis medan listrik yang diberi warna merah tegak lurus dengan permukaan
depan dan belakang balok sehingga membentuk sudut 0o dengan garis normal
permukaan depan dan belakang. Dengan demikian fluks listrik adalah Φ = E A cos 0o =
E A (1) = E A.
Pada gambar di atas, tampak garis-garis medan listrik berwarna merah bergerak ke
dalam balok lalu bergerak keluar dari balok. Ketika garis-garis medan listrik bergerak
masuk ke balok seolah-olah terdapat muatan negatif di dalam balok maka fluks listrik
bernilai negatif. Sebaliknya ketika garis-garis medan listrik bergerak ke luar dari balok
seolah-olah terdapat muatan positif di dalam balok maka fluks listrik bernilai positif.
Secara kualitatif atau tanpa perhitungan, jika jumlah garis medan listrik yang masuk ke
balok sama dengan jumlah garis medan listrik yang keluar dari balok maka resultan
fluks listrik bernilai nol. Secara kuantitatif atau menggunakan perhitungan, resultan
fluks listrik yang melewati balok dihitung dengan cara berikut :
fluks listrik masuk = Φ1 = – E A cos 0o = – E A (1) = -E A dan
fluks listrik keluar = Φ2 = + E A cos 0o = + E A (1) = +E A.
Fluks listrik total adalah Φ = -Φ1 + Φ2 = -E A + E A = 0.

Berdasarkan perhitungan di atas disimpulkan bahwa fluks listrik total yang melewati
balok seperti pada gambar di atas bernilai nol. Bisa dikatakan bahwa fluks listrik total
bernilai nol karena tidak ada muatan listrik dalam balok tersebut. Jadi apabila tidak ada
muatan listrik dalam permukaan tertutup seperti balok, kubus, bola dan lainnya maka

11
fluks listrik total bernilai nol. Bagaimana jika terdapat muatan listrik pada permukaan
tertutup ?

Misalkan terdapat muatan listrik pada pusat bola sebagaimana tampak pada gambar di
samping. Keempat garis medan listrik digambarkan mewakili garis-garis medan listrik
lainnya yang bergerak keluar dari pusat bola tegak lurus permukaan bola. Masing-
masing garis tegak lurus dengan permukaan bola yang dilewatinya sehingga
membentuk sudut 0o dengan garis normal yang tegak lurus permukaan bola.
Fluks listrik pada bola :
Rumus kuat medan listrik adalah E = k Q / r2 dan rumus luas permukaan bola adalah
A = 4 π r2 sehingga rumus fluks listrik berubah menjadi :

Jika muatan pada pusat bola adalah +2Q maka fluks listrik pada bola adalah

Berdasarkan rumus fluks listrik di atas disimpulkan bahwa jika terdapat muatan listrik
di dalam permukaan tertutup berbentuk bola maka nilai fluks listrik pada bola tersebut
tidak bergantung pada diameter atau jari-jari bola. Nilai fluks listrik adalah 4πk kali
muatan listrik total di dalam bola tersebut atau 1/εo kali muatan listrik total di dalam
bola tersebut.

b. Satuan Fluks Listrik

Rumus dasar fluks listrik adalah Φ = E A, di mana E adalah kuat medan listrik dan A
adalah luas permukaan. Satuan medan listrik adalah Newton per Coulomb (N/C) dan
satuan luas permukaan adalah meter kuadrat (m2) sehingga satuan fluks listrik adalah
Newton meter kuadrat per Coulomb (Nm2/C).

12
2.4 HUKUM GAUSS
Hukum Gauss merupakan hukum yang menentukan besarnya sebuah fluks
listrik yang melalui sebuah bidang. Hukum Gauss menyatakan bahwa besar dari fluks
listrik yang melalui sebuah bidang akan berbanding lurus dengan kuat medan listrik
yang menembus bidang, berbanding lurus dengan area bidang dan berbanding lurus
dengan cosinus sudut yang dibentuk fluks listrik terhadap garis normal. Rumus hukum
Gauss dirumuskan oleh Carl Friedrich Gauss (1777-1855). Beliau adalah salah seorang
matematikawan terbesar sepanjang masa. Banyak bidang hukum matematika yang
dipengaruhinya dan dia membuat kontribusi yang sama pentingnya untuk fisika teoritis.
Bunyi hukum Gauss yaitu "bahwa fluks listrik total yang melalui sembarang
permukaan tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu) sebanding
dengan muatan lisfiik (netto) total di dalam permukaan itu". Hukum Gauss dapat
digunakan untuk menghitung medan listrik dari sistem yang mempunyai kesimetrian
yang tinggi (misalnya simetri bola, silinder, atau kotak). Untuk menggunakan hukum
gauss perlu dipilih suatu permukaan khayal yang tertutup (permukaan gauss). Bentuk
permukaan tertutup tersebut dapat sembarang.

Hukum Gauss ini didasarkan pada konsep garis-garis medan listrik yang mempunyai
arah atau anak panah seperti pada gambar di bawah :

Gambar 7. Gambar garis-garis medan listrik di sekitar muatan positif

13
Hukum gauss dinyatakan "Jumlah garis medan yang menembus suatu permukaan
tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan
tertutup tersebut" dan di rumuskan sebagai berikut :

Fluks Listrik
Fluks berkaitan dengan besaran medan yang “menembus” dalam arah yang tegak lurus
suatu permukaan tertentu. Fluks listrik menyatakan medan listrik yang menembus
dalam arah tegak lurus suatu permukaan. Ilustrasinya akan lebih mudah dengan
menggunakan deskripsi visual untuk medan listrik (yaitu penggambaran medan listrik
sebagai garis-garis). Dengan penggambaran medan seperti itu (garis), maka fluks
listrik dapat digambarkan sebagai banyaknya “garis” medan yang menembus suatu
permukaan. Perhatikan gambar di bawah:

Gambar 8. Fluks Listrik yang menembus suatu permukaan

Rumus Fluks listrik adalah sebagai berikut :

Apabila garis-garis medan listrik yang menembus suatu bidang memiliki sudut maka
rumus fluks listriknya adalah sebagai berikut :

14
a. Penggunaan Hukum Gauss

Bila kita hendak menggunakan Hukum Gauss untuk menentukan kuat medan listrik
disekitar suatu distribusi muatan kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Simetri apa yang dipunyai sistem ini, dari sini diperoleh gambaran kualitatif te
ntang medan tersebut.
2. Pilih suatu permukaan (khayal) yang kita sebut permukaan Gauss yang sesuai
dengan bentuk simetri diatas, melalui titik yang akan ditentukan kuat medann
ya itu.
3. Pemilihan permukaan Gauss yang tepat akan mengahsilkan E yang sama besa
r dan tegak lurus pada sebagian atau seluruh permukaan tertutup tersebut dan
nol dipermukaan lain.

15
b. Hukum Gauss Pada Bola Bermuatan

Bola isolator bermuatan merata dengan rapat muatan :

Di dalam bola diperoleh persamaan :

Di luar bola diperoleh persamaan :

16
c. Hukum Gauss Pada Bidang Datar

Menentukan kuat medan listrik sekitar muatan (+) yang tersebar serba sama
pada sebuah bidang datar yang sangat luas, jumlah muatan persatuan luas (rapat
muatannya). Sistem ini mempunyai simetri bidang, gambaran garis medannya.
Misalkan terdapat muatan bidang tak hingga (non konduktor) dengan rapat muat
an. Dipilih permukaan Gauss berupa silinder dengan luas tutup kiri dan kanan se
besar A. Medan listrik seragam di kiri dan kanan bidang yang arahnya keluar. Ti
dak ada fluks yang menembus selimut silinder.

Gambar 8. Ilustri Fluks pada silinder

Dari hukum Gauss diperoleh :

d. Hukum Gauss Pada Garis Yang Panjang

Menentukan kuat medan listrik disekitar muatan (+) yang tersebar merata sepa
njang sebuah garis lurus yang sangat panjang. Misalkan jumlah muatan persatua

17
n panjang (rapat muatan). Misalkan terdapat muatan garis tak hingga dengan rap
at muatan. Dipilih permukaan Gauss berupa silinder setinggi h dan berjari-
jari r dengan sumbu yang terletak pada muatan garis. Medan listrik seragam men
embus selimut silinder dan tidak ada fluks yang menembus tutup atas dan tutup b
awah silinder.

Gambar 9. Hukum Gauss pada silinder

Dari hukum Gauss diperoleh :

e. Hubungan Hukum Gauss dan Hukum Coloumb

Misalkan terdapat sebuah muatan titik q dan sebuah permukaan tertutup beru
pa bola berjari-jari r

18
Dari hukum Gauss diperoleh :

Karena simetris, E konstan diseluruh permukaan sehingga :

Dengan demikian :

Hukum Gauss adalah cara lain untuk menyatakan hukum Coulomb.

2.5 Dipol Listrik di dalam Ruang Bermuatan Listrik

Walaupun atom-atom dan molekul-molekul bersifat netral secara listrik, namun


atom-atom dan molekul-molekul ini juga dipengaruhi oleh medan listrik, sebab atom-
atom dan molekul-molekul tersebut memiliki muatan positif dan muatan negatif. Kita
bisa menganggap sebuah atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan
dikelilingi oleh awan elektron yang bermuatan negatif. Karena jari-jari inti sekitar
100.000 kali lebih kecil dibandingkan awan elektron , kita dapat menganggapnya
sebagai muatan titik. Pada beberapa atom dan molekul, awan elektron mempunyai
simetri bola , sehingga pusat muatanya berada pada pusat atom atau molekul, berimpit
dengan muatan positif. Atom atau molekul yang demikian disebut nonpolar, Namun
demikian, dengan adanya medan listrik luar, pusat muatan positif tidak berimpit
dengan pusat muatan negatifnya. Medan listrik melakukan suatu gaya pada inti yang
bermuatan positif yang arahnya searah medan dan gaya pada awan elektron yang
bermuatan negatif pada arah yang berlawanan. Muatan positif dan negatif akan terpisah
sehingga gaya tarik menarik muatan akan menmgimbangi gaya luar pada masing-

19
masing muatan akibat medan listrik luar. Distribusi muatan yang demikian berperilaku
sebagi suatu dipol listrik . Momen dipol suatu atom atau molekul non polar didalam
medan listrik luar disebut momen dipol induksi. Momen dipol induksi ini mempunyai
arah sama dengan arah medan listrik. Jika medan listrik yang homogen, tidak ada gaya
total dipol sebab gaya pada muatan positif maupun negatif sama besar dan berlawanan
arah. Namun demikian, bila medan listriknya tidak homogen, akan ada gaya total yang
bekerja pada dipol tersebut. Momen dipol induksi sejajar dengan E pada arah radial
dari muatan titik tersebut. Medan pada muatan negatif lebih kuat sebab letaknya lebih
dekat kepada muatan titik, jadi gaya total pada dipol akan menuju muatan titik dan
dipol di tarik menuju muatan titik jika titik muatan tersebut adalah negatif, dipol
induksi akan mempunyai arah yang berlawanan dari arah semula, dan dipol sekali lagi
akan ditarik oleh muatan titik tersebut. Gaya yang dihasilkan oleh medan listrik tidak
homogen pada partikel netral merupakan penyebab potongan atas ditarik oleh sisir
yang bermuatan.hal ini juga merupakan penyebab balon yang bermuatan menempel
pada dinding atau langit-langit. Dalam hal ini, muatan pada balon memberikan medan
listrik tidak homogen yang mempolarisasi (yaitu, momen dipol induksi) molekul dari
dinding atau langit-langit dan kemudian menariknya. Pada beberapa molekul, pusat
muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan negatif, walaupun tidak ada medan
listrik luar. Molekul-molekul polar ini, mempunyai momen dipol listrik permanen. Jika
sebuah molekul polar diletakkan didalam suatu medan listrik homogen akan ada gaya
total padanya,tetapi alkan ada momen yang mengarahkan molekul untuk berputar
sehingga dipol mengarah sejajar medan. Torka dapat ditulis sebagi perkalian silang dari
momen dipol p dengan medan listrik E

Jika dipol berputar melalui sudut d0, medan listrik melakukan kerja

20
tanda minus muncul akibat torka yang cenderung menurunkan q. Dengan membuat
kerja ini sama dengan penurunan energi potensial, akan kita peroleh :

dengan mengintegrasikan, kita peroleh :

Biasanya kita pilih energi potensial menjadi nol pada saat dipol tegak lurus medan
listrik, yaitu ketika

Dan energy potensial menjadi,

Didalam suatu medan listrik, yang tidak homogen, molekul polar mengalami gaya total
karena medan listrik yang bekerja pada pusat muatan positif dan negatif berbeda
besarnya sebagai contoh ,olekul polar adalah HCl, yang sesungguhnya merupakanion
positif hidrogen dengan muatan +e dan ion negatif clor dengan – e . contoh lain dari
molekul poalr adalah air . adanya momen dipol dari air merupakan penyebab utama
adanya penyerapan energi dari makanan yang ada diadalam pemanas gelombang mikro.
Seperti halnya semua gelombang, microwave mempunyai medan listrik bolak-balik
yang dapat menyebabkan dipol listrik bergetar. Getaran momen dipol listrik air
beresonansi dengan osilasi medan listrik gelombang mikro dan ini menhyebabkan
penyerapan energi dari gelombang mikro diameter atom molekul mempunyai orde 10-
10
m= o,1nm. Satuan momen dipol listrik atom dan molekul adalah muatan dasar e diakli
jarak 1nm. Misalnya, momen dipol dari NaCl dalam satuan ini mempunyai besar
sekitar 0,2 e

2.6 Contoh Soal

1. Medan listrik sebesar 8000 N/C tegak lurus melewati permukaan persegi yang
mempunyai luas permukaan 10 m2. Tentukan fluks listrik yang melalui
permukaanpersegi!
Pembahasan

Diketahui :

21
Medan listrik (E) = 8000 N/C
Luas permukaan (A) = 10 m2
θ = 0o (garis medan listrik berhimpit dengan garis normal)
Ditanya : Fluks listrik (Φ)
Jawab :
Rumus fluks listrik :
Φ = E A cos θ
Keterangan : Φ = fluks listrik (Nm2/C), E = medan listrik (N/C), A = luas
permukaan (m2), θ = sudut antara garis medan listrik dan garis normal
(garis yang tegak lurus permukaan).
Fluks listrik :
Φ = E A cos θ = (8000)(10)(cos 0) = (8000)(10)(1) = 80.000 = 8 x
104 Nm2/C

2. Medan listrik sebesar 5000 N/C melewati permukaan persegi dan membentuk
sudut 60oterhadap garis normal. Luas permukaan persegi adalah 2 m2.
Tentukan fluks listrik yang melalui permukaan persegi!
Diketahui :
Medan listrik (E) = 5000 N/C
Luas permukaan (A) = 2 m2
θ = 60o
Ditanya : Fluks listrik (Φ)
Jawab :
Fluks listrik :
Φ = E A cos θ = (5000)(2)(cos 60) = (5000)(2)(0,5) = 5000 = 5 x 103 Nm2/C

3. Medan listrik sebesar 4000 N/C melewati permukaan balok seperti pada
gambar di bawah. Panjang balok 2 meter, lebar balok 1 meter, tinggi balok 1
meter. Tentukan fluks listrik yang melalui balok!

22
Diketahui :
Medan listrik (E) = 5000 N/C
Luas permukaan (A) = 2 m2
Ditanya : Fluks listrik (Φ)
Jawab :

Berdasarkan gambar, garis-garis medan listrik yang diberi warna merah tegak
lurus dengan permukaan balok sehingga berhimpit dengan garis normal
(membentuk sudut 0o), sedangkan garis-garis medan listrik yang lain sejajar
dengan permukaan sehingga tegak lurus dengan garis normal (membentuk
sudut 90o).

Garis-garis medan listrik berwarna merah masuk ke dalam balok tetapi


bergerak keluar dari balok. Ketika garis-garis medan listrik bergerak masuk ke
balok seolah-olah terdapat muatan negatif di dalam balok sehingga fluks listrik
bernilai negatif. Sebaliknya ketika garis-garis medan listrik bergerak ke luar
dari balok seolah-olah terdapat muatan positif di dalam balok sehingga fluks
listrik bernilai positif. Garis medan listrik yang masuk ke balok sama dengan
garis medan listrik yang keluar dari balok sehingga resultan fluks listrik
bernilai nol.

4. Sebuah bola berjari-jari 0,5 meter dan di pusat bola terdapat muatan listrik 10
μC. Tentukan fluks listrik yang melalui bola!
Pembahasan
Diketahui :
Jari-jari bola (r) = 0,5 meter
Muatan listrik (Q) = 10 μC = 10 x 10-6 C
Ditanya : Fluks listrik (Φ)
Jawab :
Medan listrik :
E = k q/r2

23
E = (9 x 109 Nm2/C2)(10 x 10-6 C) / 0,52
E = (90 x 103) / 0,25
E = 360 x 103
E = 3,60 x 105 N/C
Luas permukaan bola :
A = 4 π r2 = 4 (3,14)(0,5)2 = (12,56)(0,25) = 3,14 m2
Fluks listrik :
Garis medan listrik tegak lurus dengan permukaan dan berhimpit dengan
garis normal sehingga sudut yang terbentuk 0o.
Φ = E A cos θ
Φ = (3,60 x 105)(3,14)(cos 0)
Φ = (11,304 x 105)(1)
Φ = 11,304 x 105
Φ = 1,13 x 106 Nm2/C

5. Dua partikel bermuatan 3 nC dan 12 nC. Supaya gaya tolak kedua partikel
besarnya 0,081 N, maka partikel tersebut harus terpisah sejauh ….

6. Dua muatan titik yang sejenis dan sama besar QA = QB = 10-8 C berada pada
jarak 10 cm satu dari yang lain. Jika 14πϵo= 9 x 109 Nm/C2, maka gaya tolak
yang dialami kedua muatan itu adalah ….

24
7. Perhatikan gambar berikut.

Agar pada muatan -2 C gaya elektrostatik bernilai nol, nilai x adalah ….

8. Tiga muatan yang sama terletak pada sudut-sudut sebuah segitiga sama sisi.
Apabila gaya antara dua muatan itu F, besarnya gaya pada setiap muatan adalah
….

25
9. Jika terdapat persegi dengan panjang sisi 20 cm, lalu bila sebuah medan listrik
homogen sebesar 200 N/C ditembakkan ke arahnya dengan arah yang tegak
lurus bidang persegi tersebut, berapa jumlah garis medan listrik yang
menembus bidang persegi tersebut (fluks listrik)?
Jawab :
Luas Persegi = 20 x 20 = 400 cm2 = 4 x 10-2 m2
Jumlah Garis yang menembus bidang adalah
Φ = E. A
Φ = 200. 4 x 10-2 m
Φ = 8 weber

10. Sobat punya sebuah bidan lingkaran dengan jari-jari 7 cm. Jika ada kuat medan
listrik sebesar 200 N/C mengarah pada bidang tersebut dengan membentuk
sudut 300 terhadap bidang. Tentukan berapa fluks listrik tersebut?
Jawab :
Luas Bidang :
Luas Lingkaran = π r2 = 22/7 x 49 = 154 cm2 = 1,54 x 10-2 m2
Cos θ = Cos 60o
( θ = sudut yang dibentuk oleh E dan garis normal — lihat gambar
sebelumnya –)
Φ = E. A.cos θ
Φ = 200. 1,54 x 10-2 . 0,5
Φ = 1,54 weber

11. Sebuah bola kecil bermuatan listrik 10 μC berada di antara keping sejajar P
dan Q dengan muatan yang berbeda jenis dengan rapat muatan 1,77 × 10-
8 C/m2. Jika g = 10 m/s2 dan permitivitas udara adalah 8,85 × 10-
12 C2/Nm2, hitung massa bola tersebut!

26
Penyelesaian:
Diketahui:

q = 10 μC = 10-5 C
σ = 1,77 × 10-8 C/m2
g = 10 m/s2
ε0 = 8,85 × 10-12 C2/Nm2
Ditanya: m = ... ?
Pembahasan :

27
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
- Suatu benda dikatakan bermuatan listrik negatif jika benda tersebut kelebihan
elektron sedangkan suatu Suatu benda dikatakan bermuatan listrik positif jika
benda tersebut kelebihan elektron. Benda yang tidak bermuatan(netral) adalah
benda yang jumlah muatan positifnya sama dengan jumlah muatan negatifnya.
- Dua benda yang bermuatan sejenis akan melakukan gaya tolak menolak
sedangkan dua benda yang muatannya berbeda akan melalukan gaya tarik-
menarik.
- Jika kita mendekatkan dua buah benda yang berbeda muatan, maka benda
tersebut akan melakukan gaya tarik-menarik, sedangkan jika kita mendekatkan
dua benda yang bermuatan sama maka akan terjadi gaya tolak menolak.
- fluks listrik bernilai maksimum ketika garis medan listrik tegak lurus dengan
luas permukaan karena pada kondisi tersebut sudut antara garis medan listrik
dengan garis normal adalah 0o, di mana nilai cosinus 0oadalah 1.
- fluks listrik bernilai minimum ketika garis medan listrik sejajar dengan luas
permukaan karena pada kondisi tersebut sudut antara garis medan listrik dengan
garis normal adalah 90o, di mana nilai cosinus 90o adalah 0.
- fluks listrik bergantung pada medan listrik (E) dan luas permukaan (A). Selain
luas permukaan berbentuk persegi seperti pada contoh di atas, luas permukaan
juga bisa berbentuk bola dan lainnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ferinurcahyadi.2013.”Muatan Listrik dan Hukum Columb”


(online).https://physicsranggaagung.wordpress.com/2017/06/26/muatan
-listrik-dan-hukum-coulomb/.(Diunduh pada tanggal 16 April 2019
Pukul 19:30)

Anonym.2018.”Hukum Coloumb dan Medan Listrik”(Online).


https://www.artikeledukasi.com/fisika/hukum-coulomb-dan-medan-
listrik/ (Diunduh pada tanggal 16 April 2019 Pukul 20:22)

Lohat, San. 2017. “Fluks Listrik”(Online).https://gurumuda.net/fluks-


listrik.htm(Diunduh pada 17 Apri 2019 Pukul 18:45)

Utami,Kurnia.2016.”HukumGauss”http://nurhasanahquark.blogspot.com/2016/11/hu
kum-gauss.html (Diunduh pada tanggal 17 April 2019 Pukul 19:20)

Sari,Ayu.2018.”Dipol Listrik dalam medan Listrik”.(Online)


https://www.academia.edu/8739086/Dipol_Listrik_di_Dalam_Medan_
Listrik.(Diunduh pada 17 April 2019)

Sekar, Arum sari. 2015. “Hukum


Gauss”(Online).http://sekarars15.blogspot.com/2015/06/hukum-
gauss.html. (Diunduh pada 16 April 2019 Pukul 22:00)

29

Anda mungkin juga menyukai