Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBENTUKAN REPUBLIK INDONESIA


SERIKAT

Disusun oleh:

1. M. Adhira Arya Putra A. (15)


2. Leititia Taninda.F (35)
3. Muh Luthfi Ramadhan (22)
4. Nindya natasya cinta.i.(26)
5. M. Zulfikar aliffatir (25)

KELOMPOK 7

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULSEL

SMA NEGERI 11 MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
sejarah tentang Pembentukan Republik Indonesia Serikat

Makalah sejarah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang sejarah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 5 Februari 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. SEJARAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT................................................3
B. SISTEM HUKUM DAN PEMERINTAHAN......................................................5
 LEGISLATIF................................................................................................5
 PEMERINTAHAN.......................................................................................6
 HUKUM........................................................................................................6
 PERSEMAKMURAN DENGAN KERAJAAN BELANDA.......................7
C. KONSEP TATA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT.....................7
1. Negara bagian................................................................................................7
2. Daerah otonom..............................................................................................8
D. PEMBUBARAN RIS............................................................................................8
BAB III........................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
A. KESIMPULAN...................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdirinya RIS, dilatarbelakangi adanya revolusi kemerdekaan Indonesia yang tidak
kunjung usai menyebabkan Indonesia tidak dapat menyelenggarakan negara sebagaimana
mestinya. Ditambah dengan adanya Perjanjian Renville dan Perjanjian Linggarjati yang
kian memangkas wilayah Indonesia sehingga tidak sesuai dengan proklamasi kemerdekaan.

Sementara dari pihak Belanda, Belanda kehilangan sekutu sejak terjadinya Peristiwa
Madiun 1948. Selain itu, Belanda juga didesak oleh sekutu untuk melakukan perdamaian
dengan Indonesia untuk mencegah masuknya Indonesia dalam proksi Soviet. Perdamaian
yang dilakukan Belanda dengan melakukan perjanjian di luar wilayah Jawa, Sumatra, dan
Madura yang bertujuan supaya kedaulatan masih dipegang oleh mahkota kerajaan Belanda.

Upaya Belanda untuk menguasai Indonesia kembali dengan mendirikan Republik


Indonesia Serikat menimbulkan terjadinya invasi atau pertempuran fisik yang dikenal
dengan nama Agresi Militer I tahun 1947 dan Agresi Militer II tahun 1948. Kondisi
tersebut menyebabkan keprihatinan dunia kemudian PBB mendesak pemerintah Belanda
dan pemerintah Indonesia untuk melakukan perundingan yang disebut Konferensi Meja
Bundar (KMB).

Adapun isi dari KMB yaitu:

1. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat


2. Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat
3. Didirikannya Uni antar Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda

Gagasan pendirian Republik Indonesia Serikat diusulkan oleh Wakil Gubernur


Jenderal Hindia Belanda Dr. H. J. van Mook. Dalam proses pembentukannya ia menggelar
Konferensi Malino untuk membahas rencana pembentukan negara- negara bagian dari
suatu negara federal bertempat di Malino, Sulawesi Selatan pada tanggal 15-25 Juli 1946.
2

Diadakannya Perjanjian Roem Royen yang berisi mengenai gencatan senjata,


pengembalian pemeritah RI ke Yogyakarta, dan dilakukannya Konferensi Meja Bundar.
Dari beberapa hasil Konferensi Meja Bundar yaitu dibentuknya Republik Indonesia Serikat
dimana konstitusinya dipermaklumkan kepada Kerajaan Belanda. 

Hasil dari dibentuknya Republik Indonesia Serikat yaitu Belanda berjanji untuk
menyelesaikan permasalahan Irian Barat dan pembayaran hutang sebanyak 4,3 miliar
gulden

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dibentuknya Republik Indonesia Serikat?
2. Bagaimana sistem hukum dan pemerintahan Republik Indonesia Serikat?
3. Bagaimana konsep tata Negara Republik Indonesia Serikat?
4. Bagaimana Pembubaran Republik Indonesia Serikat?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah dibentuknya Republik Indonesia Serikat.
2. Untuk mengetahui sistem hukum dan pemerintahan Republik Indonesia Serikat.
3. Untuk mengetahui konsep tata Negara Republik Indonesia Serikat.
4. Untuk mengetahui Pembubaran Republik Indonesia Serikat.
BAB II

PEMBAHASAN
A. SEJARAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

Republik Indonesia Serikat (bahasa Inggris: United States of Indonesia; bahasa


Belanda: Verenigde Staten van Indonesië) atau yang disingkat RIS, adalah sebuah
negara republik parlementer federal di Asia Tenggara yang pernah berdiri antara tanggal 27
Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950. Republik Indonesia Serikat terbentuk
setelah Belanda secara resmi menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda (tanpa Nugini
Belanda) pada tanggal 27 Desember 1949. Negara ini merupakan perserikatan
antara Republik Indonesia dan negara-negara yang dibentuk Belanda di Nusantara dari
tahun 1946 hingga 1949.

Federasi RIS lahir sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja
Bundar, yakni Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Federal (BFO); dan Belanda.
Kesepakatan tersebut disaksikan juga oleh United Nations Commission for
Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.

Pada Januari 1942, Jepang menduduki bekas wilayah Hindia Belanda, menggusur


pemerintah kolonial Belanda. Pada 17 Agustus 1945, dua hari setelah Jepang menyerah,
pemimpin kalangan nasionalis Republik Indonesia, Ir. Soekarno memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia Pemerintah Belanda, melihat Soekarno, Belanda mampu
menegaskan kembali kendali atas sebagian besar wilayah yang sebelumnya ditempati
oleh Angkatan Laut Jepang, termasuk Kalimantan dan Indonesia bagian timur.

Diskusi antara Inggris dan Belanda menghasilkan Penjabat Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Hubertus van Mook yang pada akhirnya mengusulkan penentuan nasib sendiri
untuk persemakmuran Indonesia. Pada Juli 1946, Belanda menyelenggarakan Konferensi
Malino di Sulawesi di mana perwakilan dari Kalimantan dan Indonesia bagian timur
mendukung proposal untuk berdirinya Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal,
yang memiliki hubungan dengan Belanda. Republik ini akan terdiri dari tiga elemen,
Republik Indonesia, negara bagian di Kalimantan dan sebuah negara bagian untuk
3
4

Indonesia Timur Selanjutnya pada tanggal 15 November dengan Perjanjian Linggarjati, di


mana Republik Indonesia menyatakan secara sepihak menyetujui prinsip Indonesia
federal. Belanda kemudian menyelenggarakan Konferensi Denpasar pada 7–24 Desember
1946 (walau dimulai dari 18 Desember 1946), yang mengarah pada pembentukan Negara
Indonesia Timur, diikuti oleh sebuah negara di Kalimantan Barat pada tahun 1947. Pada
konferensi ini perwakilan dari Papua ditiadakan dikarenakan, Frans
Kaisiepo menggunakan Konferensi Malino untuk mempopularkan nama 'Irian'. Pada 12
Desember 1946, Nicolaas Jouwe, Marthen Indey dan Corinus Krey mengirimkan surat
kepada van Mook di Denpasar yang menolak pembentukan Negara Indonesia Timur jika
tidak meliputi wilayah Papua. Pada akhirnya wilayah Papua tidak termasuk NIT karena
tekanan dari Partai Katolik Belanda, walau van Mook mengatakan alasan finansial dan
etnis.

Aksi militer yang dilancarkan Belanda pada tanggal 20 Juli 1947 terhadap wilayah
yang dikuasai Republik Indonesia, yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda
I mengakibatkan Belanda memperoleh kembali kendali atas Jawa Barat dan Jawa Timur,
juga wilayah sekitar Medan, Palembang dan Padang di Sumatra. PBB kemudian
menyerukan gencatan senjata, dan negosiasi antara kedua belah pihak mengarah
pada Perjanjian Renville bulan Januari 1948, dengan gencatan senjata di sepanjang Garis
Van Mook yang menghubungkan antara titik-titik terdepan daerah yang diduduki Belanda.
Belanda kemudian mendirikan negara-negara bagian di wilayah-wilayah yang mereka
duduki, antara lain Sumatra Timur (Desember 1947); Madura dan Jawa Barat (Februari
1948); Sumatra Selatan (September 1948; dan Jawa Timur (November 1948). Para
pemimpin di wilayah ini kemudian membentuk apa yang disebut sebagai Majelis
Permusyawaratan Federal / Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO).

J.H. van Maarseveen, Sultan Hamid II dan Mohammad Hatta menandatangani Perjanjian Meja Bundar,


2 November 1949.
5

Aksi Agresi Militer Belanda II, yang ditujukan untuk menghancurkan pihak Republik
Indonesia, diluncurkan pada tanggal 18 Desember 1948. Meskipun Belanda berhasil
merebut kembali kota-kota besar di Jawa, termasuk ibu kota Republik Indonesia di
Yogyakarta, dan seluruh Sumatra kecuali Aceh, hal itu memicu protes pengunduran
diri Kabinet Negara Indonesia Timur dan Pasundan (Jawa Barat), serta Sultan
Yogyakarta dari jabatannya sebagai Kepala Daerah. Belanda juga mendapat tekanan
dari Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya dalam bentuk resolusi
Dewan Keamanan. Belanda setuju untuk bernegosiasi dengan Republik Indonesia untuk
mengatur pengalihan kedaulatan. Konferensi Meja Bundar antara Belanda dan Indonesia
berlangsung di Den Haag dari Agustus hingga November 1949, dan menghasilkan
kesepakatan yang menyatakan bahwa Belanda setuju untuk menyerahkan
kedaulatan Hindia Belanda kepada Indonesia, kecuali Nugini Barat. Akan tetapi, banyak
kaum nasionalis Indonesia yang percaya bahwa Belanda telah memaksakan sebuah negara
federal dalam upayanya untuk melemahkan atau bahkan memecah bangsa Indonesia,
sebagai bagian dari strateginya untuk kembali menaklukkan wilayah kepulauan Nusantara.
Namun pada 27 Desember 1949, kedaulatan resmi dilimpahkan kepada Republik Indonesia
Serikat

B. SISTEM HUKUM DAN PEMERINTAHAN

 LEGISLATIF
Republik Indonesia Serikat memiliki badan legislatif bikameral. Dewan
Perwakilan Rakyat RIS terdiri dari 50 orang perwakilan dari Republik
Indonesia dan 100 orang dari negara-negara bagian menurut jumlah
penduduknya. Senat RIS memiliki dua anggota dari setiap negara bagian RIS,
sehingga totalnya terdapat 32 anggota.

 PEMERINTAHAN
Republik Indonesia Serikat merupakan sebuah negara republik federal
dengan sistem parlementer. Kepala negara RIS adalah seorang Presiden yang
merupakan jabatan seremonial sebagai simbol negara dan memiliki kewenangan
terbatas, sedangkan kepala pemerintahan RIS adalah seorang Perdana Menteri
6

yang memegang kekuasaan pemerintahan federal beserta Kabinet RIS. Jabatan


Presiden RIS diemban oleh Soekarno, sedangkan jabatan Perdana Menteri RIS
diemban oleh Mohammad Hatta dengan Kabinet RIS yang beranggotakan 16
orang.

 HUKUM
Negara bagian diperintah menurut Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (Konstitusi RIS) yang dibentuk tahun 1949. Piagam Konstitusi RIS
ditandatangani oleh para Pimpinan Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian
RIS, yaitu:

1. Mr. Susanto Tirtoprodjo dari Negara Republik Indonesia


menurut perjanjian Renville.
2. Sultan Hamid II dari Daerah Istimewa Kalimantan Barat.
3. Ide Anak Agoeng Gde Agoeng dari Negara Indonesia Timur.
4. R. A. A. Tjakraningrat dari Negara Madura.
5. Mohammad Hanafiah dari Daerah Banjar.
6. Mohammad Jusuf Rasidi dari Bangka.
7. K.A. Mohammad Jusuf dari Belitung.
8. Muhran bin Haji Ali dari Dayak Besar.
9. Dr. R.V. Sudjito dari Jawa Tengah.
10. Raden Soedarmo dari Negara Jawa Timur.
11. Jamani dari Kalimantan Tenggara.
12. A.P. Sosronegoro dari Kalimantan Timur.
13. Mr. Djoemhana Wiriatmadja dari Negara Pasundan.
14. Radja Mohammad dari Riau.
15. Abdul Malik dari Negara Sumatra Selatan.
16. Radja Kaliamsyah Sinaga dari Negara Sumatra Timur.

 PERSEMAKMURAN DENGAN KERAJAAN BELANDA


Sebagai salah satu hasil kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar, Republik
Indonesia Serikat bersama dengan Kerajaan Belanda tergabung
dalam konfederasi Uni Belanda-Indonesia yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Masing-masing anggota Uni mengirimkan seorang Komisaris Tinggi yang
7

berkedudukan di ibu kota negara anggota. Jabatan Komisaris Tinggi Republik


Indonesia Serikat untuk Kerajaan Belanda diemban oleh Mohammad Roem yang
ditunjuk oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Januari 1950.

C. KONSEP TATA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT


Pada saat berbentuk RIS, pemerintahan RI berkedudukan di Yogyakarta dan
pemerintahan RIS berkedudukan di Jakarta dengan menggunakan sistem demokrasi
parlementer. Mohammad Hatta menjadi Perdana Menteri (kepala pemerintahan), Soekarno
menjadi Presiden (kepala negara), Mr. Asaat menjadi Presiden RI, dan Mr. Sartono menjadi
Ketua DPR RI. Anggota DPR dan Senat diambil dari tiap negara bagian sebanyak 2 orang
wakil, dengan total 32 orang dari 16 negara bagian.

Konstitusi yang berlaku pada masa Republik Indonesia Serikat adalah Konstitusi RIS
atau Undang-Undang Republik Indonesia Serikat. Republik Indonesia Serikat terdiri dari
tujuh negara bagian dan Sembilan daerah otonom. Adapun pembagiannya sebagai berikut:

1. Negara bagian
 Negara Repoeblik Indonesia dipimpin oleh Assaat 
 Negara Indonesia Timur dipimpin oleh Tjokorda Gede Raka Soekawati 
 Negara Pasundan dipimpin oleh Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema
 Negara Jawa Timur dipimpin oleh R.T.P. Achmad Koesoemonegoro
 Negara Madura dipimpin oleh R.A.A. Cakraningrat
 Negara Sumatra Timur dipimpin oleh Tengku Mansur 
 Negara Sumatra Selatan dipimpin oleh Abdul Malik

2. Daerah otonom
 Daerah Jawa Tengah dipimpin oleh Dr. R.V. Soedjito 
 Daerah Kalimantan Barat dipimpin oleh Sultan Hamid II 
 Daerah Dayak Besar dipimpin oleh J. van Dyk
 Daerah Banjar dipimpin oleh Mohammad Hanafiah 
 Daerah Kalimantan Tenggara
 Daerah Kalimantan Timur dipimpin oleh A.P. Sosronegoro
8

 Daerah Bangka dipimpin oleh Mohammad Jusuf Rasidi


 Daerah Belitung dipimpin oleh K.A. Mohammad Jusuf 
 Daerah Riau dipimpin oleh Raja Mohammad

D. PEMBUBARAN RIS
Sejak awal, mayoritas orang Indonesia menentang sistem federal yang dihasilkan
dari Konferensi Meja Bundar. Alasan utamanya adalah bahwa sistem ini dikaitkan dengan
warisan kolonialisme. Alasan lain adalah termasuk perasaan bahwa negara federal tidak
memiliki kohesi dan berpotensi menyebabkan pemisahan negara, serta pihak Indonesia
yang menerimanya sebagai taktik jangka pendek. Selain itu, sebagian besar wilayah negara-
negara bagian dikuasai oleh penguasa tradisional, yang dianggap terlalu pro-Belanda.
Akhirnya, ada ikatan etnis atau budaya yang tidak memadai antara orang-orang di masing-
masing negara untuk mengatasi dominasi Jawa. Misalnya, walaupun penduduk Negara
Madura seluruhnya adalah etnis Madura, mereka dipisahkan dari jutaan orang Madura yang
tinggal di Negara Jawa Timur, yang mengartikan bahwa negara tidak homogen.

Bahkan pihak yang mendukung gagasan negara federal menginginkan bentuknya


diputuskan oleh rakyat Indonesia sendiri melalui suatu Majelis Konstitusi terpilih, bukan
oleh bekas kekuasaan kolonial. Belanda juga mencoba meyakinkan orang Indonesia bahwa
negara kesatuan berarti merupakan dominasi Jawa, meskipun hal ini tidak berhasil. Adanya
berbagai perbedaan pandangan di dalam negeri RIS, termasuk yang dikemukakan
oleh Mohammad Natsir dengan mosi integralnya, semakin membuka jalan kembalinya
Republik Indonesia Serikat menjadi negara kesatuan.

Pada bulan Maret dan April 1950, semua negara bagian dan daerah otonom RIS
(kecuali Negara Sumatra Timur dan Negara Indonesia Timur) membubarkan diri untuk
bergabung dengan Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Dari tanggal 3–5 Mei,
konferensi antara Negara Indonesia Timur; Negara Sumatra Timur; dan Negara Republik
Indonesia berakhir dengan keputusan untuk menggabungkan ketiga negara tersebut menjadi
satu kesatuan. Pada tanggal 19 Mei, sebuah pengumuman telah dikeluarkan oleh
pemerintah federal Republik Indonesia Serikat (mewakili dua negara bagian yang tersisa
dan Negara Republik Indonesia), yang menyatakan bahwa semua pihak, "... telah mencapai
kesepakatan untuk bersama-sama membentuk kesatuan negara sebagai Republik Indonesia
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 ”. Pengumuman itu juga menandai
9

dibubarkannya Negara Republik Indonesia sebagai negara bagian RIS. Republik Indonesia
Serikat secara resmi dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1950 –
bertepatan dengan peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-5 – dan
digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Republik Indonesia Serikat (bahasa Inggris: United States of Indonesia; bahasa
Belanda: Verenigde Staten van Indonesië) atau yang disingkat RIS, adalah sebuah
negara republik parlementer federal di Asia Tenggara yang pernah berdiri antara tanggal 27
Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950. Republik Indonesia Serikat terbentuk
setelah Belanda secara resmi menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda (tanpa Nugini
Belanda) pada tanggal 27 Desember 1949. Negara ini merupakan perserikatan
antara Republik Indonesia dan negara-negara yang dibentuk Belanda di Nusantara dari
tahun 1946 hingga 1949.

Federasi RIS lahir sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja
Bundar, yakni Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Federal (BFO); dan Belanda.
Kesepakatan tersebut disaksikan juga oleh United Nations Commission for
Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.

Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan digantikan
oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Ide Anak Agung Gde Agung (1996) [1995]. From the Formation of the State of East
Indonesia Towards the Establishment of the United States of Indonesia.

Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini,


Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta:
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 42. 

30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.243-244.

"NETHERLANDS TO KEEP DUTCH N G". The Argus (Melbourne) (31,298).


Victoria, Australia. 21 December 1946. hlm. 5.

"Birth of New State of East Indonesia". The Argus (Melbourne) (31,299). Victoria,


Australia. 23 December 1946. hlm. 5. 

Anda mungkin juga menyukai