PENDAHULUAN
Latar Belakang
Koran, radio, televisi, dan majalah merupakan sumber informasi. Sumber informasi tersebut
disampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan. Teks cerita sejarah juga dapat menjadi informasi
karena di dalamnya memuat fakta atau informasi-informasi pada masa lalu yang berhubungan
dengan peristiwa sejarah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks berarti naskah berupa kata-kata asli dari
pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkat ajaran atau asalan dan bahan tertulis untuk
dasar memberikan pelajaran berpidato, atau yang lainnya.
Teks cerita sejarah adalah naskah cerita atau nasrasi rekaan yang mengandung unsur-unsur
sejarah. Dalam teks cerita sejarah, ada beberapa unsur nyata, misalnya tokoh, nama tempat dan
peristiwa. Namun, dalam teks cerita sejarah terdapat pula cerita yang sifatnya rekaan, misalnya
mitos asal-usul raja, mitos pembukaan negeri, mitos kedatangan sebuah agama, dan mitos
alegori.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka yang akan menjadi rumusan masalah, ialah:
Tujuan Penulisan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok Bahasa Indonesia
yang diberikan oleh guru bidang studi kami. Adapun tujuan khusus dibuatnya makalah ini
adalah:
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca maupun penulis untuk
mengetahui pembangunan konteks dan permodelan dalam teks cerita sejarah.
Metode Penelitian
Metode penelitian dalam pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita sejarah adalah
sebagai berikut :
Mencari literature dan referensi yang berasal dari buku-buku dan browsing dengan
menggunakan internet mengenai informasi tambahan lainnya seputar pembangunan konteks dan
pemodelan teks cerita sejarah serta referensi-referensi lain yang dapat membantu dalam
penelitian ini.
Konteks adalah kondisi dimana suatu kejadian itu terjadi . Ada beberapa jenis konteks. Konteks
fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemandangan, dan lain sebagainya. Dimensi pemilihan
waktu atau tempo suatu konteks meliputi hari dan rentetan peristiwa yang dirasakan terjadi
sebelum peristiwa komunikasi. Teks cerita sejarah merupakan karangan berbentuk narasi atau
wacana yang menceritakan peristiwa dalam kurun waktu tertentu. Narasi tersebut dapat berisi
fakta atau fiksi.
Teks sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Kejadian dalam peristiwa
tersebut dianggap sebagai proses atau dinamika suatu konteks historis. Sejarah termasuk ilmu
empiris, karena sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Oleh sebab itu, sejarah
kerap dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan. Akan tetapi, sejarah berbeda dengan antropologi
dan sosiologi, sejarah membicarakan manusia dari segi waktu, seperti perkembangan masyarakat
dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, kesinambungan yang terjadi pada suatu masyarakat,
pengulangan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat yang biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar masyarakat itu sendiri.
Peristiwa sejarah ini bukan semata-mata cerita turun-temurun, tetapi sebagai negara yang cerdas
kita harus mampu menggali nilai dan kearifan yang terdapat dalam sebuah cerita sejarah. Dalam
menyusun teks cerita sejarah, langkah-langkah yang dilakukan adalah mencari informasi,
mengumpulkan data yang tepat, akurat, serta autentik, kemudian di teliti secara cermat,
diinterpretasikan kemudian direkontruksi sehingga menghasilkan kisah sejarah yang mudah
dipahami.
Teks cerita sejarah mempunyai struktur yang membedakannya dengan jenis karangan lainnya.
Struktur teks cerita sejarah terbagi menjadi enam, yaitu abstrak, orientasi, komplikasi, klimaks,
resolusi, dan koda atau amanat.
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita sejarah bersifat
opsional. Artinya, sebuah teks cerita sejarah bisa saja tidak melalui tahapan ini. abstrak biasanya
berisi pengenalan singkat tentang atau tokoh.
2. Orientasi
Orientasi menjadi pembuka dalam teks cerita sejarah. Orientasi berisi pengenalan tokoh dan latar
cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan pelaku.
Tahapan ini berisi urutan kejadian. Kejadian-kejadian itu dihubungkan secara sebab-akibat.
Peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya pseristiwa lain.
4. Klimaks
Klimaks merupakan puncak konflik dalam sebuah teks cerita sejarah. Pada saat klimaks inilah
konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi.
5. Resolusi
Resolusi adalah suatu keadaan ketika konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya.
Tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang
dialami tokoh.
6. Koda/Amanat
Koda adalah bagian akhir dari sebuah teks cerita sejarah. Pengarang teks cerita sejarah
mempunya maksud menulis bagian koda ini, yaitu menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan
terhadap konflik yang tejadi.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda,
di Jalan Imam Bonjol No.1 .
Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak
golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kata yang bergaris bawah merupakan salah satu contoh konjungsi yang menyatakan urutan
peristiwa. Selain kemudian, setelah, kata konjungsi lain seperti selanjutnya, lalu (temporal)
4. Penggunaan fungsi keterangan yang mengungkapkan tempat, waktu dan cara. Fungsi
dalam kalimat kita sudah kenali bersama ada subjek (S), objek (O), predikat (P), dan
keterangan. Untuk fungsi keterangan ada yang menerangkan tempat, waktu dan cara.
Makalah Bahasa Indonesia Page 4
Teks Cerita Sejarah dibagi menjadi 2 :
1. Teks Cerita Sejarah Fiksi : Teks Cerita Sejarah yang tidak nyata.
Contoh :
Novel
Cerpen
Legenda
Roman
Biografi
Autobiografi
Certia Perjalanan
Catatan Sejarah
1. Jalan pengisahan disusun bedasarkan dunia nyata atau menurunkan pengisahanya dari
dunia nyata.
2. Penggambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih mendalam.
3. Pengembangan kharakter tokoh tidak diungkapkan sepenuhnya.
4. Menyajikan kehidupan sesuai dengan pandangan pribadi pengarang.
Menbandingkan teks cerita sejarah artinya membandingkan isi kedua teks cerita sejrah meliputi
struktur,waktu dan kronologi kejadian.
Untuk membandingkan teks cerita sejarah, dapat di lihat dari sumber-sumber sejarah yang yang
ada. Yang di maksud terdiri dari :
Sumber primer merupakan sumber asli yang diperoleh dari para pelaku sejarah dan saksi sejarah.
Sumber primer ini diperoleh dari orang sejaman atau orang pertama yang pernah mengalami
sendiri secara langsung peristiwa sejarah yang sesungguhnya. Untuk memperoleh sumber ini
maka seorang peneliti harus melakukan kegiatan wawancara, sehingga dapat diperoleh sejumlah
keterangan lisan terhadap obyek penelitian.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekuder merupakan keterangan lisan dari pihak kedua yaitu orang yang tahu terjadinya
peristiwa sejarah tetapi tidak pernah menjadi pelaku. Pihak kedua ini merupakan saksi ahli yaitu
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
Arti kata menyunting menurut KBBI adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit
dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau
pilihan kata, dan struktur kalimat).
Ketika menyunting naskah, ada beberapa aspek yang harus Anda perhatikan. Berikut adalah
aspek-aspek dalam menyunting :
1. Penyunting harus membaca cermat kalimat demi kalimat dalam naskah untuk
menemukan kesalahan-kesalahan.
2. Penyunting membenarkan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam naskah.
3. Penyunting memeriksa keterpaduan antarparagraf.
4. Penyunting memeriksa kebenaran data dan teori jika ada.
Mengabstraksi atau Cerita ulang (recount) atau rekon adalah teks yang menceritakan kembali
pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuan untuk memberi informasi, atau
menghibur pembacanya, atau bisa keduanya.
Cerita ulang terdiri atas tiga jenis, yaitu rekon pribadi, rekon faktual (informasional), dan rekon
imajinatif.
1. Rekon pribadi adalah cerita ulang yang memuat kejadian di mana penulisnya terlibat
secara langsung.
2. Rekon faktual (informasional) adalah cerita ulang yang memuat kejadian faktual seperti
eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
3. Rekon imajinatif adalah cerita ulang yang memuat cerita imajinatif dengan lebih detil.
1. Orientasi : informasi yang menjawab apa?, di mana?, siapa?, kapan?, dan mengapa?
2. Rentetan peristiwa (events) : Isi cerita ulang atau Terjadinya Peristiwa.
3. Riorientasi atau kesimpulan penulis akan kejadian-kejadian yang diceritakan ulang.
Teks cerita ulang dapat diubah menjadi teks lain sesuai dengan kebutuhan. Proses untuk
mengubah teks cerita ulang menjadi bentuk teks lain dinamakan dengan istilah mengonversi.
Dalam mengonversi cerita ulang menjadi teks lain, yang berubah hanya model teks, sedangkan
bagian isi tetaplah sama.
Cerita sejarah yang masih dalam bentuk lisan atau naskah kuno yang merupakan kendala, tidak
menjadi halangan untuk memindahkan cerita sejarah ke dalam bentuk teks.
1. Bertanya atau menggali informasi mengenai suatu peristiwa sejarah. Pencarian inormasi
ini berfungsi untuk mengumpulkan bukti-bukti sejarah berupa kata.
2. Mengumpulkan cerita-cerita mengenai sejarah tersebut. Cerita sejarah dapat mempunyai
beberapa versi, terutama berkaitan dengan unsur cerita yang sifatnya fiktif.
3. Menentukan cerita sejarah yang akan ditulis. Dalam penentuan ini jangan melupakan
bahwa cerita sejarah mengandung fakta. Jadi ambillah cerita sejarah yang mengandung
fakta paling banyak di dalamnya.
4. Membuat urutan peristiwa dalam cerita sejarah. Urutan ini membantu Anda memahami
cerita sejarah yang terjadi.
5. Membuat narasi cerita sejarah berdasarkan informasi dan urutan peristiwa yang telah
dikumpulkan . Cerita sejarah dapat dinarasikan dengan gaya bahasa pengarang.
Teks cerita sejarah umumnya berbentuk narasi. Namun, teks cerita sejarah dapat diubah kedalam
bentuk lain, misalnya teks drama dan puisi. Kegiatan mengubah ini disebut dengan konversi.
Menurut KBBI, Konversi adalah perubahan dari suatu sistem pengetahuan ke sistem yang lain.
Dengan demikian, verba mengonversi berarti mengubah atau melakukan perubahan.
Proses yang harus dilakukan dalam mengonversi teks cerita ulang, berikut:
Peristiwa Rengasdengklok
1. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam utusan dari golongan pemuda,
Darwis dan Wikana, menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno
menolak permintaan tersebut. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara
golongan tua dan muda. Wikana mengancam bahwa esok hari akan terjadi pertumpahan
darah yang dahsyat dan besar.
2. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga
tokoh pemuda yang terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung
Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, kira-kira 15 km dari Karawang. Mereka
memilih Rengasdengklok karena tempat tersebut telah diamankan dari pengaruh Jepang
oleh Komandan Kompi Subeno.
3. Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke Rengasdengklok adalah agar Bung Karno
dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya.
4. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya pendirian teguh. Beliau tetap
berpegang pada pendirian semula, tidak mau menyerah kepada kemauan pemuda.
Untunglah perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad Subardjo. Mr.
Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa kembali kedua
tokoh itu ke Jakarta guna membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI yang
anggotanya telah ditambah dengan wakil pemuda.
5. Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral Nasimura tidak menghalangi
proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti Jepang, maka dimulailah pertemuan.
Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar angkatan laut Jepang, Laksamana
Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
· Pelaku dalam peristiwa tersebut ialah golongan muda (Darwis dan Wikana),
· Pelaku dalam peristiwa tersebut yaitu golongan muda, Bung Karno dan
Bung Hatta.
II
· Peristiwa tersebut terjadi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
yang datang dari pengaruh Jepang oleh Komandan Kompi Subeno.
· Dalam peristiwa tersebut menjelaskan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta
merupakan pemimpin yang punya pendirian teguh.
· Yang terlibat dalam peristiwa pada paragraf ini adalah Somubuco dan
Nasimura, Laksamana Muda Maeda.
IV – –
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tgl 20 November sampai 15 Desember 1945 antara pasukan
TKR melawan pasukan Sekutu. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan meluas
menjadi pertempuran ketika tentara Sekutu dan NICA membebaskan secara
sepihak pra interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Insiden ini berakhir pada tgl 2
November 1945 setlah dilakukan perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal
Bethel di Magelang.
Pada tanggal 12 Desember 1945 dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung
kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama 4 hari 4 malam. Pada tanggal
15 Desember 1945, pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa dan mundur menuju ke
Semarang.
Jika kita membaca dan mengamati teks diatas, akan ditemukan beberapa penulisan-
penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah. Dalam menyunting sebuah teks atau naskah, maka
penyunting harus membaca terlebih dahulu teks tersebut dan menandai kesalahan-kesalahan
yang terjadi. Selain itu, penyunting menganalisis kalimat yang ditulis, menimbang dan melihat
keefektifan, diksi, serta konsep yang tertera dalam teks tersebut. Seperti pada contoh paragraf di
atas, kita menemukan kesalahan-kesalahan yang sudah di beri tanda underline. Berikut
merupakan hasil penyuntingan berdasarkan kesalahan yang sudah ditandai.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember 1945 antara
pasukan TKR melawan pasukan Sekutu. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan
meluas menjadi pertempuran ketika tentara Sekutu dan NICA membebaskan secara sepihak para
interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Insiden ini berakhir pada tanggal 2 November
1945 setelah dilakukan perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel di
Magelang.
Sementara itu, secara diam-diam pasukan Sekutu meninggalkan Magelang dan mundur ke kota
Ambarawa yaitu pada tanggal 21 November 1945. Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan
Letnan Kolonel M. Sarbini segera mengadakan pengejaran. Pada saat pengunduran itu, pasukan
Sekutu mencoba menunduki dua desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk
membebaskan dua desa tersebut, pada tanggal 26 November 1945 gugurlah Letnan Kolonel
Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman maka
Kolonel Soedirman, Panglima Divisi Banyumas mengambil alih pimpinan pasukan.
Pada tanggal 12 Desember 1945 dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung
kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama 4 hari 4 malam. Pada tanggal
15 Desember 1945, pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa dan mundur menuju ke
Semarang.
Peristiwa Rengasdengklok
Pihak-pihak baik dari pihak golongan muda ataupun tua mencoba menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda yaitu Sukarni, Yusuf
Kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, yang berjarak
kira-kira 15 km dari Karawang. Mereka memilih Rengasdengklok karena tempat tersebut telah
diamankan dari pengaruh Jepang oleh Komandan Kompi Subeno.
Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke Rengasdengklok adalah agar Bung Karno dan
Bung Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Sudah banyak yang
mengetahui, Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya pendirian teguh. Beliau
tetap berpegang pada pendirian semula, tidak mau menyerah kepada kemauan pemuda.
Untunglah perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad Subardjo. Mr.
Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa kembali kedua tokoh itu
ke Jakarta guna membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI yang anggotanya telah ditambah
dengan wakil pemuda.
Seusai sidang PPKI tersebut, pihak-pihak dari Indoensia mengetahui bahwa Somubuco dan
Jendral Nasimura tidak menghalangi proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti Jepang,
maka dimulailah pertemuan. Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar angkatan laut
Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam utusan dari golongan pemuda, Darwis
dan Wikana, menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Wikana menyampaikan tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh
pemuda yang terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung
Hatta ke Rengasdengklok, kira-kira 15 km dari Karawang. Mereka memilih Rengasdengklok
karena tempat tersebut telah diamankan dari pengaruh Jepang oleh Komandan Kompi Subeno.
Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke Rengasdengklok adalah agar Bung Karno dan
Bung Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya pendirian teguh. Beliau tetap
berpegang pada pendirian semula, tidak mau menyerah kepada kemauan pemuda. Untunglah
perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad Subardjo. Mr. Ahmad Subardjo,
Yusuf Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa kembali kedua tokoh itu ke Jakarta guna
membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI yang anggotanya telah ditambah dengan wakil
pemuda.
Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral Nasimura tidak menghalangi proklamasi asal
tidak ada pernyataan yang anti Jepang, maka dimulailah pertemuan. Pertemuan ini dilakukan di
rumah seorang pembesar angkatan laut Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol
No. 1 Jakarta.
Perhatikan teks cerita sejarah yang terdapat pada 3.5 Memproduksi Teks Cerita Sejarah!
Teks berita tersebut dapat di konversi ke dalam teks drama. Teks drama terdiri atas dua tipe,
yaitu drama monolog dan drama dialog. Selain itu, teks cerita sejarah tersebut dapat juga
dikonversi ke bentuk teks puisi.
Peristiwa Rengasdenglok
Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Dua tokoh yang menjadi cerminan dari semua masyarakat. Pemimpin yang memiliki
pendirian teguh.
Dalam perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia, butuh perjuangan yang sangat kuat
dari semua golongan bangsa. Melewati perang fisik, perang pemikiran dan juga perang batin.
“Bung, lebih baik kita mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari.”
(Wikana mengancam bahwa esok hari akan terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan besar).
“Jika memang begitu, bersiap-siaplah besok akan terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan
besar di kalangan masyarakat.”
Kemudian, untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, maka pada tanggal 16 Agustus
1945, tiga tokoh pemuda (Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih) membawa Bung Karno dan Bung
Hatta ke Rengasdengklok.
(Bung Karno dan Bung Hatta merasa bingung, sehingga Bung Karno pun bertanya).
“Karena Rengasdengkloklah tempat yang paling aman dari pengaruh Jepang oleh Komandan
Kompi Subeno.”
Perbedaan pendapat yang sebelumnya terjadi, akhinya dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad
Subardjo. Karena itu, Mr. Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto dan Wikana sepakat untuk membawa
kembali kedua tokoh itu ke Jakarta untuk membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI yang
anggotanya telah ditambah dengan wakil pemuda.
(Mr. Ahmad Subardjo pun mengajak kedua rekannya untuk pergi menjemput Bung Karno dan
Bung Hatta).
Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral Nasimura dari pihak Jepang tidak
menghalangi proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti Jepang, maka di mulailah
pertemuan. Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar angkatan laut Jepang,
Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta.
SEJARAH NEGARAKU
Menghapus penjajahan
Kemerdekaan bangsaku
Melewati persidangan
Menjalani keputusan
Derita bangsaku
Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks berarti naskah berupa kata-kata asli dari
pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkat ajaran atau asalan dan bahan tertulis untuk
dasar memberikan pelajaran berpidato, atau yang lainnya. Teks cerita sejarah adalah naskah
cerita atau nasrasi rekaan yang mengandung unsur-unsur sejarah. Dalam teks cerita sejarah, ada
beberapa unsur nyata, misalnya tokoh, nama tempat dan peristiwa.
Struktur teks cerita sejarah terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi dan
koda/amanat. Teks cerita sejarah yang umumnya berbentuk narasi dapat di konversi ke dalam
bentuk lain, misalnya teks drama monolog/dialog dan juga teks puisi.
Saran
Setelah membaca makalah ini , kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas umumnya dan pelajar. Dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita sejarah adalah:
Terakhir kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan kami juga
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi
dari makalah ini. Semoga Tuhan selalu melimpahkan rahmatNya dan kasih sayangNya kepada
kita semua.
A. LATAR BELAKANG
Berita merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan di zaman sekarang ini.
Hampir setiap hari kita mendapatkan berita-berita dari berbagai media massa, mulai dari surat
kabar, radio, televisi sampai internet.
Oleh karena itu, materi tentang pengertian dan macam-macam berita perlu dibahas agar
kita sebagai penikmat berita dapat mengolah berita dan menganalisis berita yang kita dapat
dengan baik. Sehingga kita dapat mengetahui jenis berita apa saja yang telah kita terima.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah adalah kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah,
maka dari itu berikut ini adalah beberapa masalah yang akan dibahas.
1. Pengertian Berita
2. Macam-macam Berita
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari berita
2. Pembaca dapat mengetahui macam-macam berita
3. Pembaca dapat mengelompokkan berita berita yang ada sesuai jenisnya
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu berita
2. Untuk mengetahui macam-macam berita
A. Definisi Berita
Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi
khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Sebuah contoh klasik, “seekor anjing
menggigit manusia, itu biasa, tetapi manusia menggigit seekor anjing itu, itu baru berita.
Walaupun contoh di atas terkesan mengada ada namun makna penting dari contoh di atas
ialah suatu fakta yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang sudah lumrah terjadi kurang menarik
perhatian orang pembaca, penonton atau pendengar.
Ada pula sebuah pernyataan sederhana yaitu, sebuah berita sudah pasti sebuah informasi,
tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan
berita apabila informasi itu memiliki unsur-unsur yang mempunyai ‘Nilai Berita’ atau nilai
jurnalistik dan disebarluaskan kepada khalayak.
Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat
dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih
merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu
sendiri.
W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian yang
terbaru. Berita juga dapat didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru,
penting, dan bermakna, yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak
dinikmati oleh mereka (Helena, 2007: 25).
Sementara itu menurut Masri (2008: 58), berita adalah:
1. Suatu peristiwa atau kejadian yang tidak lazim (luar biasa)
2. Peristiwa yang biasa, namun dilakukan atau dialami orang yang tidak biasa
3. Suatu peristiwa yang tampak paradoksal (bertentangan)
4. Hal biasa, namun tidak mencelikkan mata banyak orang
5. Sesuatu yang penting
6. Sesuatu yang genting
7. Sesuatu yang menyentak
8. sesuatu yang menyenangkan
9. sesuatu yang membahayakan
10. sesuatu tragedi yang menyentuh rasa kemanusiaan
11. dan lain-lain yang dianggap perlu diketahui, yang menarik, dan berkaitan dengan kepentingan
pembaca.
Jadi dapat dikatakan bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa
disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita, yang disebut berita
adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak akan
pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
C. Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu:
1. Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong
pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita
dengan dukungan teknik grafika.
D. Jenis Berita
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
1. Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang
mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis
berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan
kelengkapan data dan objektivitas.
2. Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan
serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi
manusia), keanehan (oddity).
3. Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan
pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh
perasaan.
4. Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan
sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan
Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.
Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran kantor
sentral telepon.
Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan
pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (Basuki
1983:5).
Menurut Deddy (2005: 4), soft news (berita ringan) seringkali juga disebut
denganfeature yaitu berita yang tidak terikat aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pembaca
atau pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada hal-hal yang dapat
menakjubkan atau mengherankan pemirsa atau pembaca. Ia juga dapat menimbulkan
kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga simpati, misalnya tentang lahirnya hewan
langka di kebun binatang, anjing menggigit majikan, atau masyarakat kecil mendapat lotre
milyaran rupiah
Berbeda dengan berita yang terpusat pada peristiwa, jenis berita yang berdasarakan pada
proses lazimnya berbentuk berita halus atau soft news. Soft news sendiri adalah pengembangan
dari hard news. Berita-berita rutin yang bila dilihat sepintas tidak menarik terkadang ada yang
penting, atau setidaknya bisa dikembangkan menjadi cerita yang menarik. Hal ini tergantung dari
ketajaman atau penciuman berita seorang wartawan atau editor. Misalnya penandatangan
perjanjian perdagangan antara dua negara. Kejadian formal yang berlangsung beberapa menit ini
mungkin tidak menarik. Tetapi bagi wartawan yang kreatif dan skeptis ia bisa melihat hal
menarik, misalnya dibelakang upacara formal tersebut ada berbagai permasalahan yang terkait
dengan hubungan perdagangan antara kedua negara tersebut. Dia akan menggali hal-hal yang
menarik yang bisa disajikan lugas tetapi sudah diperhalus (soft news) dalam bentuk cerita.
Bila sebuah laporan (report) disusun terutama untuk menyampaikan informasi, maka
sebuah cerita (story) disusun terutama untuk memproduksi pengalaman. Untuk alasan ini maka
elemen struktur dasarnya bukanlah topik, tetapi adegan (the scene). Anda akan menemukan
Makalah Bahasa IndonesiaPage 25
konstruksi paling murni pada naskah film yang secara eksplisit menyusun tulisan dalam
penggambaran action atau description of action. Tujuan dari konstruksi berdasar adegan adalah
untuk menarik pembaca ke dalam cerita sehingga mereka bisa mengalami
sendiri. Audience membaca jalan cerita melalui serangkaian adegan untuk nilai hiburannya.
Karena prosesnya adalah melalui pengalaman (experience), maka bisa memiliki dampak
emosional yang sangat kuat pada pembacanya. Wartawan mengenal tulisan semacam ini sebagai
bentuk berita halus (soft news), yang menggunakan teknik naratif untuk menghasilkan cerita
yang dramatis.
Selain kedua bentuk dasar penulisan di atas, banyak lahir bentuk hybrid dari para penulis
yang imajinatif yang mengeksplorasi pemutasian tanpa ada habisnya. Poin terpenting yaitu
penulis yang efektif akan berfikir dahulu tentang apa yang akan mereka tulis, dan kemudian baru
memilih bentuk yang paling cocok untuk tulisannya itu.
Charnley memperjelas perbedaan antara berita yang ditulis dengan cara matter – of – fact,
secara faktual saja dengan berita interpretatif. Ia menjelaskan jika berita interpretatif ditulis
dengan dibubuhi interpertasi di dalamnya seperti seorang analisis, maka dalam reportase
interpretatif seorang reporter tidak hanya menghitung tetapi mencoba menjelaskan mengapa
sesuatu itu terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Soft News nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih
merupakan berita pendukung.
3. Berita Kisah (Feature)
Berita kisah menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan
gaya bahasa yang menyentuh perasaan, dengan penyajian yang indah dan menarik pembaca,
serta mengembangkan unsur-unsur menarik pada alur kisah (plot) sehingga tak jarang muncul
sudut pandang penulisnya sendiri.
4. Reportase
Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan),
serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca. Reportase diharapkan mampu memberikan
fakta, data, atau informasi selengkap-lengkapnya yang dicari dan dapat melalui pengamat,
wawancara, dan penelitian serta ditulis dengan gaya penulisan yang luwes.
Gaya penulisan reportase hampir sama dengan berita kisah. Hanya saja dalam reportase,
data sangat di tonjolkan, bahkan dengan pengungkapan latar belakang masalah samapai ke
pemikiran berikutnya. Tugas reporter yaitu melakukan tugas reportase dan mengumpulkan
bahan–bahan sesuai dengan perencana isi berita di koran atau majalah (termasuk majalah
dinding).
Salah satu contoh berita dalam jenis ropertase yang menarik adalah berita eksklusif,
artinya sesuai peristiwa yang jarang terjadi. Jenis berita dapat juga dipilah–pilah berdasarkan
2. Berita Sisipan
Berita sisipan yaitu berita yang menyertakan sisipan pernyataan asli narasumber (actuality voice)
di sela-sela teks yang disampaikan penyair atau reporter.
A. Kesimpulan
Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi
khalayak dan disebarluaskan melalui media massa.Waktu sangat berarti atau sangat diperlukan
dalam proses penyebaran atau penyampaian berita.Selain waktu Kejadian atau peristiwa yang
menarik juga sangat berita untuk menarik perhatian khalayak ramai untuk mengetahui tentang
berita tersebut.Dan terakhir laporan maksudnya disini bagaimana cara penyampain atau
menampilkan berita tersebut kepada khalayk ramai untuk menarik ketertarikan khalayak pada
berita tersebut.
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
1. Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang
mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita
2. Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan
serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi
manusia), keanehan (oddity).
3. Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan
pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh
perasaan.
4. Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan
sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang ini telah
membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan
dan memasarkan produk mereka.
Bergulirnya waktu ke waktu konsumen semakin menseleksi segala produk yang diinginkan
dengan melalui informasi yang tersedia. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus pintar dalam
memilih cara yang tepat untuk menginformasikan produk perusahaannya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk meraih sukses dalam mencapai pasar sasaran suatu
perusahaan, diperlukan strategi yang tepat sasaran. Oleh sebab itu diperlukan seorang pemasar
yang mampu membaca situasi dan kondisi pasar secara tepat. Untuk mencapai sasaran dalam
suatu usaha pemasaran selalu membutuhkan alat dalam penyampaian informasi kepada
konsumennya, salah satunya adalah dengan cara mengeluarkan iklan tentang produk suatu
perusahaan yang menarik bagi konsumen, yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik
untuk menggunakan produk yang diiklankan. Penyampaian iklan akan membantu dalam
mengenalkan produk kepada konsumen, iklan mempunyai peranan penting dalam menancapkan
merek suatu produk ke pikiran konsumen.
Menurut sejarahnya, kegiatan promosi atau iklan suatu produk barang atau jasa dilakukan secara
langsung (orasi). Lalu ketika ditemukannya aksara untuk baca dan tulis, manusia melakukan
kegiatan ekonominya dengan ditulis pada wadah untuk menulis baik itu dari batu, kain, tulang
atau kertas. Wadah yang terakhir ini melahirkan iklan yang muncul dalam bentuk poster
dan pamflet. Lalu dengan adanya printer yang mempengaruhi perkembangan media cetak, iklan
dimuat di halaman-halaman surat kabar, koran, majalah, tabloid, baliho ataupun papan-papan
besar yang biasa terlihat di pinggir jalan kota. Ketika media penyiaran mulai berkembang lagi,
maka iklan dimunculkan dalam bentuk suara dengan media radio. Televisi merupakan media
iklan selanjutnya. Adanya televisi, konsumen jadi lebih menarik untuk membeli karena produk
tersebut langsung di demokrasikan dan dengan adanya efek dari cahaya, suara, gerakan juga.
Latar belakang diatas menjelaskan betapa pentingnya adanya iklan di perkembangan zaman
sekarang ini. Serta iklan mulai berkembang, dari bentuk orasi menjadi bentuk ke media televisi
yang saat ini bisa kita lihat produk tiap perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen.
Untuk itu maka kami ingin meneliti lebih jauh tentang iklan.
B. Rumusan Masalah
1. A. Pengertian Iklan
Sebelum menjawab dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka dijelaskan terlebih dahulu
tentang pengertian iklan. Dalam Edward (2011: baris 3) merinci arti dari iklan menurut beberapa
para ahli, yaitu :
1. Menurut Kotler (1999):
Iklan adalah segala macam bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa non-personal yang
dibayar oleh sponsor tertentu.
Periklanan adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan
media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience.
Periklanan adalah komunikasi non-personal melalui beragam media yang dibayar oleh perusahaan,
organisasi non-profit dan individu-individu dengan menggunakan pesan iklan yang diharapkan dapat
menginformasikan atau membujuk kalangan tertentu yang membaca pesan tersebut.
Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium komunikasi
massa.
Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan
membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran.
B. Syarat-Syarat Iklan
Dalam kumpulan istilahcom (2010: baris 4), syarat-syarat iklan adalah sebagai berikut :
1. Bahasa Iklan
2. Isi iklan
C. Fungsi Iklan
Shimp dalam Apriadi (2009: baris 31) iklan sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang
kritis, yaitu:
1. Menginformasikan
Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi mengenai merk
tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu produk. Pada tahap awal dari
kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk membangun permintan primer (kotler). Iklan
merupakan bentuk komunikasi yang efisien karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang
relativ rendah.
2. Membujuk
Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin membangun permintaan
selektif untuk produk tertentu. Beberapa iklan menggunakan comparative advertising yang
memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih merk/produk secara eksplisit.
Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba menggunakan/mengkonsumsi suatu
produk. Kadang-kadang iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan
untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk membangun permintaan sekunder
yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.
3. Mengingatkan
Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika timbul
kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang produk
tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan dengan tujuan
mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang.
Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara mempengaruhi
persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah produk sehingga produk
dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi apa yang ditawarkan
oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.
Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat untuk
menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan hasil dari komunikasi
pemasaran lainnya.
Dalam Dwinda Aulia Melati (2010: baris 49) ditinjau dari tujuannya, iklan dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis iklan, yakni :
Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung pemasaran atau mempromosikan
suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari perusahaan/industri maupun personal. Contoh iklan ini
adalah iklan produk yang biasanya di televisi yaitu iklan Gulagu, iklan Gudang Garam, iklan Oreo dan
lainnya. Ada 2 macam iklan komersial, yaitu:
a. Iklan Strategis.
Iklan macam ini digunakan untuk membangun merek (brand). Hal itu dilakukan dengan
mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk maupun jasa yang diiklankan. Perhatian utama
dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa
pasar. Iklan macam ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta
meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
b. Iklan Taktis.
Iklan taktis adalah iklan yang memiliki tujuan yang mendesak. Iklan macam ini dirancang untuk
mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan
ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon
pada hari yang sama.
Iklan korporat bertujuan untuk membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan
juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Iklan Korporat akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat,
mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada
kepentingan masyarakat. Iklan Korporat merupakan bentuk lain dari iklan komersial yang bersifat
strategis yaitu ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai
korporatnya kepada masyarakat. Iklan korporat sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan
perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo
perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sekitar. Contoh iklan bank BNI dengan logo baru yaitu 46.
Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan
menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan
layanan masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku
yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong
penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya. Contoh iklan ini
adalah iklan himbauan jangan korupsi, iklan BKKBN, iklan membaca dan lainnya.
1. A. Kesimpulan
Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) periklanan adalah segala bentuk pesan
tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan
ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.
Syarat-syarat iklan dapat ditinjau dari bahasa iklan dan isi iklan itu sendiri. Bahasa iklan mempunyai
syarat menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, logis, ungkapkan yang digunakan
untuk memikat dan disusun singkat dan menonjolkan pada bagian yang dipentingkan. Sedangkan isi
iklan mempunyai syarat harus objektif, jujur, singkat tapi jelas, tidak menyinggung golongan
tertentu, dan tentunya menarik perhatian orang.
2. Membujuk
Ditinjau dari tujuannya, iklan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis iklan, yakni :
1. B. Saran
Sebagi calon sarjana yang baik, alangkah baiknya jika kita membekali diri kita dengan hardskill
maupun memperkaya softskill. Supaya kita bisa memperluas pemasaran khususnya pada alat dalam
penyampaian informasi kepada konsumennya, yaitu iklan. Serta bisa memberikan ide tentang
produk suatu perusahaan yang menarik bagi konsumen, baik cara penyampaiannya dan temanya
yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan dan
mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen.
Sutoyo, Leo Agung. 2007. IPS 5 : Untuk Kelas 5 SD dan MI. Klaten: Sahabat.
http://hendryanggriawan68.blogspot.com/2015/07/teks-cerita-sejarah-pengertian-struktur.html
http://dedd157.blogspot.com/2015/06/teks-cerita-sejarah-contoh-teks-dan.html
http://ahmadiyahdamayanti99.blogspot.co.id/2015/08/bahasa-indonesia_17.html