Diposkan oleh : seni rupa Posted on Kamis, 29 Agustus 2013 - 04.56 with 5 comments
Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (hand skill) dengan
memperhatikan aspek fungsional dan nilai seni sehingga Seni kriya termasuk dari karya senirupa
terapan nusantara. Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya
(kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan (kebutuhan
emosional).
Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan. Hal ini
disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan
memiliki aspek fungsional.
Tradisi membuat benda-benda seni kriya telah ada sejak zaman prasejarah. Dari temuan-temuan
benda prasejarah diketahui bahwa manusia mulai menetap pada zaman Batu Muda (Neolitikum).
Mereka telah mulai membuat benda fungsional untuk menunjang aktivitas mereka sehari-hari.
Salah satunya adalah tembikar yang terbuat dari tanah lempung yang berfungsi sebagai wadah.
Tembikar pada zaman ini telah memiliki hiasan berupa simbol-simbol atau lambang-lambang
kehidupan spiritual yang dipercaya oleh masyarakat.
Dalam perkembangan selanjutnya, seni kriya mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan ini tidak hanya pada aspek fungsi semata tetapi berimbas pada peningkatan
kualitas bentuk dan bahan serta corak hiasannya. Pada awalnya benda-benda tersesebut memiliki
bentuk yang sederhana berkembang menjadi bentuk-bentuk yang beraneka ragam dan rumit.
Demikian juga dengan hiasan yang semakin banyak, detail, dan bervariasi.
3. Benda mainan
Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk seni kriya yang fungsinya sebagai alat
permainan. Jenis produk seni kriya seperti ini biasanya berbentuk sederhana, bahan yang
digunakan relatif mudah didapat dan dikerjakan, dan harganya juga relatif murah. Misalnya,
boneka, dakon, dan kipas kertas.
c. Kriya keramik
Bahan dasar keramik adalah tanah liat. Benda keramik dibentuk dengan berbagai teknik, antara
lain teknik cetak, lempeng, pijit, dan pilin. Setelah dibentuk, kemudian diberi hiasan. Jika sudah
melalui proses pengeringan, dibakar dengan suhu tertentu.
Keramik diproduksi untuk benda-benda hias atau benda pakai dengan keragaman variasi bentuk,
misalnya guci, pot bunga, vas bunga, dan sebagainya. Daerah-daerah penghasil keramik tersebar
luas di Nusantara, antara lain di Yogyakarta, Malang, Cirebon, dan Purwokerto.
d. Kriya logam
Kriya logam adalah kriya yang mengolah logam menjadi berbagai macam benda kerajinan.
Mengolah logam biasanya dengan cara mengecor logam panas dengan cetakan. Cetakan ini bisa
terbuat dari tanah liat, gips, pasir, atau logam juga.
Kriya logam menggunakan bahan jenis logam, seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga,
aluminium, dan kuningan. Produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan emas dan perak, patung
perunggu, senjata tajam, peralatan rumah tangga, dan alat musik gamelan. Sekarang kriya
logam dibuat dengan berbagai variasi bentuk.
Teknik membuat kriya logam ada dua, yaitu teknik a cire perdue dan teknik bivalve.
Teknik a cire perdue atau cetakan lilin, caranya adalah membuat bentuk benda yang
dikehendaki dengan lilin. Setelah membuat model dari lilin, model tersebut ditutup
dengan menggunakan tanah, kemudian dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu,
cetakan dibakar sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar
melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan
cairan perunggu. Apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah
benda yang diinginkan.
Teknik bivalve atau setangkap, caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan
dan dapat dibuka sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah
benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu atau kayu.
e. Kriya kulit
Kriya kulit adalah jenis karya seni yang bahan bakunya menggunakan kulit. Kulit yang
digunakan adalah kulit kerbau, sapi, kambing, buaya, dan ular. Kulit tersebut sebelum dipakai
terlebih dahulu mengalami proses pengolahan yang panjang yaitu mulai dari pemisahan dari
daging satwa, pencucian dengan cairan tertentu, pembersihan, perendaman dengan zat kimia
tertentu (penyamakan), pewarnaan dengan warna yang diinginkan, perentangan supaya tidak
mengkerut, pengeringan, dan penghalusan. Setelah itu, kulit baru dipotong-potong sesuai dengan
ukuran yang ditentukan.
Hasil kriya kulit berupa tas, sepatu, wayan kulit, ikat pinggang, pakaian (jaket), dompet, tempat
HP, dan alat musik rebana. Daerah penghasil kriya kulit antara lain Garut, Yogyakarta, dan Bali.
f. Kriya batu
Batu yang memiliki tekstur keras dan cenderung kaku untuk dibentuk ternyata dapat diolah
menjadi seni kerajinan yang indah. Salah satunya berasal dari daerah Sukaraja, Sukabumi. Di
daerah ini dapat dumpai berbagai material batu yang telah diolah menjadi hiasan dan dekorasi
rumah. Ada batu akik, jesper, fosil, dan batu-batu permata lainnya yang dibentuk menjadi hiasan
dengan motif flora dan fauna.
Sedangkan jenis-jenis seni kriya berdasarkan teknik pembuatannya bisa kita bagi sebagai
berikut :
1. Kriya Pahat atau Kriya Ukir
Jenis, bentuk, bahan, dan teknik dalam seni pahat sangat beragam, dari jenis ukir, patung, dan
aneka kerajinan lainnya. Seni pahat selain menggunakan bahan kayu, juga menggunakan batu,
aneka logam, emas, serta tulang dan kulit hewan. Bali merupakan daerah yang banyak
menghasilkan seni pahat berupa ukiran, patung, hingga barang-barang kerajinan. Patung arca
dengan bahan batu andesit juga dibuat di Bali. Bentuknya menyerupai benda-benda purbakala.
Salah satu hasil dari seni pahat yang unik adalah wayang kulit dan wayang beber yang terbuat
dari kulit binatang, serta wayang golek yang terbuat dari kayu. Kerajinan wayang kulit dan
wayang beber terdapat di daerah Yogyakarta, Surakarta, dan Sragen. Sedangkan wayang golek
banyak diproduksi di Jawa Barat.
Di Jepara (Jawa Tengah) tersohor dengan seni ukir khas Jawa. Daerah lain di Jawa penghasil seni
pahat dalam bentuk topeng, patung, ukiran, dan lain-lain adalah Kudus, Bojonegoro, dan
Cirebon. Seni patung Suku Asmat dan Kamoro di Papua terkenal dengan kekhasannya, dengan
bentuk dan ukuran yang beragam.
Di Palembang, karya ukir kayu juga diwujudkan pada perabot rumah tangga dengan ciri khas
menggunakan warna emas dan cokelat tua. Di Sumatra Utara, seni pahat masyarakat Batak selain
berupa ukiran hias pada bangunan rumah adat, juga terdapat pada benda-benda yang berfungsi
sebagai perlengkapan ritual.
2. Kriya batik
Proses pembuatan kain batik dapat dilakukan dengan teknik tulis, teknik cap, dan teknik lukis.
Teknik batik tulis merupakan teknik yang paling banyak diterapkan di Indonesia. Selain di Jawa,
batik juga terdapat di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Bali. Corak kain batik setiap daerah
beraneka ragam. Corak batik Jawa umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna-warna
yang beragam. Corak batik pesisir umumnya menunjukkan adanya pengaruh asing. Pekalongan
merupakan penghasil batik yang terkenal dan termasuk dalam golongan batik pesisir. Daerah
batik bercorak pesisir yang lain adalah Madura, Tuban, dan Cirebon. Batik daerah ini didominasi
perpaduan warna yang kontras, seperti merah, kuning, cokelat, dan putih. Sedangkan Batik Solo,
Yogyakarta, dan sekitarnya umumnya menggunakan warna-warna redup, seperti cokelat, biru,
hitam, dan hijau.
3. Kriya tenun
Indonesia adalah salah satu negara penghasil tenun terbesar terutama dalam hal keragaman corak
hiasannya. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Yang membedakan keduanya
adalah pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Pada songket ada tambahan benang
emas, perak, atau benang sutra. Daerah yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat, antara lain
Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi, Bali, Sulawesi Tengah, Toraja (Sulawesi Selatan), Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, NTT, Flores, dan Maluku. Sedangkan penghasil songket yang terkenal,
antara lain Aceh, Sumatra Barat, Riau, Palembang, Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi, Bali,
Lombok, Nusa Tenggara, dan Maluku. Kriya tenun kebanyakan dipakai untuk selendang, sarung,
kebaya, dan ikat kepala seperti pada pakaian adat. Bahan yang dipakai untuk membuat kain
tenun ditentukan oleh ketersediaan alam daerah setempat. Di Sumbawa (NTT) semua produk
kain tenun dibuat dari benang kapas. Kain songket berbahan benang sutra dapat dijumpai di
Aceh, Sumatra Barat, Palembang, dan Bali, sedangkan yang berbahan dasar benang katun dapat
dijumpai di Flores.
4. Kriya anyaman
Kriya anyaman di Indonesia sangat beragam, baik jenis, bahan, maupun bentuknya. Bahan untuk
membuat anyaman kebanyakan dari kulit bambu, batang rotan, dan daun pandan. Bahan-bahan
alam lainnya adalah pelepah pisang, enceng gondok, dan serat kayu.
Teknik pembentukan anyaman adalah dengan memanfaatkan jalur lungsi (vertikal), jalur pakan
(horizontal), dan jalur gulungan diagonal). Pembentukan pola motif anyaman diperoleh dengan
cara memanfaatkan perbedaan warna.
Kriya anyaman yang tersebar diNusantara terdiri atas bentuk-bentuk tradisional yang masih
bertahan, pengembangan dari bentuk-bentuk tradisional, hingga bentuk-bentuk desain baru.
Tasikmalaya (Jawa Barat) adalah salah satu pusat kerajinan anyaman dari berbagai bahan dan
bentuk. Di Halmahera (Maluku) rotan diproduksi menjadi tas punggung. Di Papua, anyaman
dapat ditemukan pada produksi gelang khas masyarakat Papua yang terbuat dari serat kayu dan
batang anggrek hutan.
5. Kriya Bordir
Bordir merupakan kerajinan rakyat yang memerlukan ketekunan dan ketelatenan dalam
pengerjaannya. Kerajinan ini telah tumbuh di beberapa daerah dengan motif dan rancangan khas
daerah masing-masing. Awalnya kerajinan ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan pakaian
kebaya wanita yang merupakan pakaian nasional Indonesia, tetapi adanya perkembangan dan
penggunaan yang semakin meluas kerajinan ini menjadi bagian dari ciri khas motif pakaian
untuk sholat seperti mukena, baju koko, dan selendang.
Pada kesempatan lain kami akan mencoba membagikan secara lebih terperinci satu persatu dari
berbagai jenis seni kriya diatas, semoga kami ada kesempatan.
Artikel Karya Senirupa terapan seni kriya diatas disadur dari berbagai sumber, salam senirupa
Label: Artikel, jenis seni kriya, kriya batik, Seni Kriya, Senirupa Terapan
5 komentar:
1.
Insani Nur Sayyidah13 Januari 2014 19.34
Subscribe
Get update via RSS
Get update via Email
Masukkan email anda untuk mendapatkan posting terbaru lewat email, & jangan lupa klik link aktifasi di email anda
supaya aktif
Popular Post
Seni Kriya
Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (hand skill) dengan
memperhatikan aspek fungsional dan nilai seni se...
Cara Upload Photo ke Instagram lewat PC Komputer
Cara Upload Photo ke Instagram lewat PC Komputer sebenarnya tidak ada hubungannya
dengan Blog Senirupa yang selama ini kami posting kepad...
Google+
Follower
Artwork By Artist
Adalena
Adrian Chesterman
affandi
Agnes Dodart
agus sitompul
Alejandro Pinzon
Alejandro Rosemberg
Alex Stevenson
Alexey Oglushevich
Alexia Sinclair
Alfredo Rodrigus
Alit sembodo
Amro Ashry
anderson mathias
Andre Arment
Andre Desjardins
Andrea Mantegna
Andrew Dobell
Andrew Read
Andy Jones
Ario Wibisono
Azimuddin
Barli Sasmitawinata
basuki abdullah
Batara Lubis
Ben Goossens
Bernard Pras
Bin Wee
Brad Kunkle
Chris Orwig
Christian Schloe
Cristian Weis
Danny O Connor
Dario Campanile
Darwis Triadi
David Agenjo
Debronzes
Dolorosa Sinaga
donald zolan
Duccio di Buoninsegna
Dullah
Edhi Sunarso
Edo Abdullah
Edouard Manet
Elena Dudina
Eric Zen
Eugene Delacroix
Evgeny Parfenov
Francisco De Goya
George Grie
Georgi Petrov
Giotto
Giovanni Bellini
Giring Prihayatsono
Hassan Massoudy
Heikki Leis
Hendra Gunawan
I Chen Lin
I Wayan Apel
Iman Maleki
Ivan Sagito
Iwan Effendi
JD Hillberry
Jefry Chandra
Jia Lu
Jian Xu
John Hansen
Karandashom
Karen's Tarlton
Kartika Affandi
Kay Reinke
Kazuhiko Nakamura
Kazumune Kenju
Kerem Beyit
Kiyo Murakami
Kurt Wenner
Leonardo Da Vinci
Leoned Afremov
Marcela Bolivar
Marcia Baldwin
mario wibisono
Michal Zahornacky
Michelangelo
miraccoon
Morgan Kaufman
Nasirun
Nguyen Tuan
Nik Ainley
Park Seung Mo
Patrcio Marambio
Patrice Murciano
Pixiecold
Poonam Pandey
Putu Sutawijaya
Rafi Adrian
Raymond Jennings
rembrant
rob hefferan
Rongrong Wang
Rosar
Rustamadji
s.sudjojono
Sakimichan
Samantha Tran
Seikou Yamaoka
Simon Bull
Slava Fokk
Soa Lee
Sylwia Makris
Tatiana Skorokhod
Terry Redlin
Theodore Gericault
wendy ng
xie chu yu
Yulia Brodskaya
Z. L. Feng
Movement
Abstract
Expressionism
Impressionisme
Neo Klasikisme
neosurealis
Realisme
Renaissance
romantisme
seni gothic
Trick Art
Vexel art
Resource
2DArtist Magazine
3DCreative Magazine
3D Total Ebooks
Amherst Media
Adobe Press
Computer Arts
Corel Software
Deviant Art
Digital Arts
Focal Press
ImagineFX Magazine
Kelby Training
Lynda.com
Total Training
Blog Friends
Faiqah Tutorial
Art Wallpapers
Bukan Sekedar Apa Yang Terlihat, Tapi Hayati Apa Yang Tersirat
Home About Me Disclaimer TV Online Home Daftar Isi Film Hiburan Materi Seni Budaya TipsTrik Software Contact Home Seni Budaya Pengertian, Macam dan Contoh Seni Kriya | Seni
Budaya Pengertian, Macam dan Contoh Seni Kriya | Seni Budaya Oleh didit rahmawan Saturday,
October 26, 2013 1. Pengertian Seni Kriya Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada
keterampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaanya. Seni Kriya berasal dari kata Kr
(bahasa sansekerta) yang berarti mengerjakan, dari akar kata tersebut kemudian menjadi kriya ,
kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau
objek yang bernilai seni (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002). 2. Fungsi Seni Kriya a. Sebagai
benda pakai. b. Sebagai benda mainan. c. Sebagai benda hias. 3. Jenis-jenis Seni Kriya Dalam
membuat karya seni kriya, pengrajin seni dituntut untuk memperhatikan tiga hal yaitu : bentuk,
fungsi, dan bahan. Berdasarkan media dan cara pembuatanya seni kriya dapat dikelompokan
menjadi 8 yaitu : kriya batik, tenun, bordir, anyam, keramik, ukiran, logam, kulit, dan batu. a.
Kriya Anyaman Yaitu teknik berkarya dengan cara mengatur bahan-bahan dasarnya dalam
bentuk tindih menindih, silang-menyilang, dan lipat-melipat pakan dan lungsen dengan pola
tertentu. Bahan yang digunakan : rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas,
plastik, dan tali. Pusat kerajinan anyaman antara lain : Tasikmalaya, Bali, Lombok, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. b. Kriya Keramik Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat yang dibakar.
Dibuat dengan cara : teknik slab/lempeng, putar/throwing, pilin/coiling, pijat/pinching, dan cetak
tuang. Daerah penghasil keramik : Purwakarta, Bandung, Banjarnegara, Jepara, Purworejo,
Cirebon, Jogjakarta, Malang, Bali, dan Sulawesi Selatan. c. Kriya Bordir/Sulam Yaitu kriya yang
menempatkan hiasan dari benang yang dijaitkan pada kain yang berfungsi untuk menghias dan
mempercantik tampilan kain. Aplikasi kriya bordir digunakan pada baju, tas, kerudung, taplak,
dan mukena. Daerah penghasil bordir : Tasikmalaya/Jawa Barat. d. Kriya Logam Yaitu kriya
yang mengolah logam menjadi berbagai macam benda kerajinan. Teknik pembuatanya ada dua
yaitu teknik a cire perdue/cetak lilin, dan teknik bivalvel/setangkap. Bahan baku kriya logam
yaitu : perunggu, kuningan, tembaga, emas, dan perak. Daerah penghasil kriya logam yaitu :
Jawa Tengah dan Yogyakarta. e. Kriya Lukis Banyak diproduksi secara massal di daerah
Jalengkong-Jawa Barat, Sokaraja-Banyumas, Ubud-Bali. Lukisan kaca terdapat di Cirebon (Jawa
Barat), lukisan kulit banyak diproduksi di Papua dan Kalimantan. f. Kriya Kulit Bahan baku
untuk membuat kriya kulit yaitu : kulit kerbau, kambing, sapi, buaya, dan ular. Hasil dari seni
kriya kulit adalah : tas, dompet, jaket, ikat ppinggang, dll. Daerah penghasil yaitu : Garut,
Yogyakarta, dan Bali. g. Kriya Ukiran Yaitu jenis karya seni yang dihasilkan dengan mengolah
permukaan suatu benda sehingga menghasilkan bentuk yang indah dengan tehnik ditahat. Bahan
dasar ukir yaitu : kayu, tulang, kulit, logam, batu, dan gading gajah. Daerah penghasil : JeparaJawa Tengah, Bali, dan Papua. h. Kriya Batu Yaitu karya seni yang dihasilkan dari batu yang
diukir atau dipahat sehingga menghasilkan bentuk yang indah. Jenis batu yang digunakan
adalah : akik, jesper, batu permata, yang dibentuk menjadi hiasan dengan motif flora dan fauna.
Contoh : patung. Daerah penghasil kriya batu adalah : Magelang-Jawa Tengah. Itulah sekilas
tentang seni kriya, mohon untuk dishare karena ini sangat bermanfaat sekali. Materi seni budaya
lainya : Seni Rupa Pengertian Musik Hindustan Pengertian Musik Melayu Pengertian Musik
Timur Tengah Pengertian Musik Oriental Macam dan Contoh Seni kriya SEKIAN DARI SAYA,
TERIMA KASIH Gamikikifu & Torotorochi SHARE ARTIKEL INI : Facebook Twitter Google+
Linkedin Technorati Digg Lintasme Artikel Terkait : Pengertian, Macam dan Contoh Seni Kriya |
Seni Budaya Pengertian, Macam dan Contoh Seni Kriya | Seni Budaya 26/10/2013 - 13
Comment PENGERTIAN MUSIK TIMUR TENGAH | Apresiasi Musik Asia PENGERTIAN
MUSIK TIMUR TENGAH | Apresiasi Musik Asia 20/10/2013 - 2 Comment PENGERTIAN
MUSIK HINDUSTAN | Apresiasi Musik Asia PENGERTIAN MUSIK HINDUSTAN | Apresiasi
Musik Asia 20/10/2013 - 8 Comment Apa Itu Seni Rupa ? | Seni Budaya Apa Itu Seni Rupa ? |
Seni Budaya 31/08/2014 - 8 Comment PENGERTIAN MUSIK ORIENTAL | Apresiasi Musik
Asia PENGERTIAN MUSIK ORIENTAL | Apresiasi Musik Asia 25/08/2014 - 2 Comment
PENGERTIAN MUSIK MELAYU | Apresiasi Musik Asia PENGERTIAN MUSIK MELAYU |
Apresiasi Musik Asia 25/08/2014 - 0 Comment Previous Contoh Cerita Islami | KISAH NABI
ISA DAN IBU MARYAM Next Cara Mendefrag Hardisk Pc/Laptop Mudah 13 Komentar untuk
"Pengertian, Macam dan Contoh Seni Kriya | Seni Budaya" avatar Balas siska febri setianingsih
29 October 2014 at 16:21 delete :D avatar Balas didit rahmawan 2 November 2014 at 13:31
delete :-) avatar Balas Juala batik tulis sutera khas tuban 16 May 2015 at 15:01 delete wow.
keren banget avatar didit rahmawan 25 June 2015 at 16:34 delete Thanks gan avatar Balas teater
19 May 2015 at 21:36 delete teriam kasih bnyak gan informasinya pengertian seni teater avatar
Balas biftah 20 May 2015 at 09:17 delete Lengkap banget gan, jadi makin banyak belajar ni..
avatar Balas didit rahmawan 8 October 2015 at 18:18 delete iya gan,, sering-sering mampir
kesini ya gan:-) avatar Balas kriya 26 May 2015 at 21:18 delete terima kasih banyak gan atas
artikelnya avatar Balas Seni Kriya 11 June 2015 at 07:56 delete Seni kriya dalah seni yang
membutuhkan seni keterampilan dalam berkarya. avatar Balas kriya 11 June 2015 at 14:20 delete
terima kasih banyak kang, bermanfaat sekali infonya avatar Balas Anonymous 10 August 2015 at
22:53 delete terimakasih atas materini avatar Balas Lee Ji Min 12 August 2015 at 20:26 delete
Terima kasih atas informasinya avatar Balas didit rahmawan 8 October 2015 at 18:21 delete
sama-sama gan :d :) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-#
=p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer Click untuk melihat kode! Untuk menyisipkan emoticon Anda
harus menambahkan setidaknya satu spasi sebelum kode. Flickr Subscribe via Email Popular
Post DOWNLOAD FILM 3 IDIOTS | SUBTITLE INDONESIA Pengertian Al-Karim
(Menjadikan Pribadi yang Dermawan) | Asmaul Husna DOWNLOAD FILM HELLO GHOST |
SUBTITLE INDONESIA FILM HOTEL TRANSYLVANIA | SUBTITLE INDONESIA
PENGERTIAN MUSIK ORIENTAL | Apresiasi Musik Asia Contoh Teks Eksposisi | Pohon
Seribu Manfaat PENGERTIAN MUSIK MELAYU | Apresiasi Musik Asia Pengertian AlMukmin (Menjadikan Pribadi yang Jujur) | Asmaul Husna Pengertian, Macam dan Contoh Seni
Kriya | Seni Budaya Pengertian Al-'Adl (Menjadikan Pribadi yang Adil) | Asmaul Husna Didit
Rahmawan Jangan belajar untuk menjadi sukses, tapi untuk membesarkan jiwa. Jangan kejar
kesuksesan! Kejarlah kesempurnaan! Maka kesuksesan akan menghampirimu! ...Read More
Copyright 2015 : Pekiringan Ngulon - All Rights Reserved Template by Kang Mousir Proudly powered by Blogger Back To Top
Sumber :http://didit-pekiringan.blogspot.co.id/2013/10/seni-kriya-seni-budaya.html
Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan keramik. Namun, saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
keramik tradisional yang bahan bakunya dari tanah liat dan keramik halus atau keramik teknik
yang bahan bakunya dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO, dan lainnya). Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik tradisional dibedakan
menjadi tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen
(porcelain).
1. Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan
pembakaran sekitar 1000oC.
2. Gerabah adalah produk yang bahanbakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200oC.
Bahan baku keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya
kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200oC-2000oC.
3. Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada
pembakaran 15000oC.
Berikut beberapa contoh produk yang terbuat dari bahan baku tanah liat.
1. Batu bata merah, genting, lubang angin-angin hiasan genting, merupakan jenis produk
terakota atau tembikar.
2. Kendi, gentong, cobek, tutup pengukus, pot bunga, dan celengan dari tanah liat
merupakan jenis produk gerabah.
3. Mangkuk sayur, piring, cangkir, tatakan, dan teko merupakan produk jenis keramik.
4. Tegel, perlengkapan saniter (bak pencuci, bak mandi), dan isolator listrik merupakan
produk jenis porselin.
Kualitas terakota, gerabah, dan keramik lebih rendah dari porselin. Secara kasat mata sulit
membedakan kualitas produk tanah liat dari tembikar sampai porselin, karena yang membedakan
adalah komposisi kandungan mineral dari bahan dan tingkat pembakarannya. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk membedakan tingkat pembakarannya adalah mengetahui perbedaan
suara dari suatu keramik yang telah dibakar.
Makin nyaring suara suatu keramik disentuh atau dipukul, maka makin tinggi juga suhu
pembakarannya. Tanah liat menjadi bahan utama dari produk gerabah. Selain produk gerabah,
tanah liat juga dapat dibuat menjadi bahan pembuat keramik. Saat ini keramik dapat dibuat
dengan bahan tanah liat yang sudah dalam bentuk kemasan siap pakai, dikenal dengan Ready
mix
Peralatan yang diperlukan untuk membuat keramik, antara lain mixer digunakan untuk
mengaduk bahan keramik, glasir yang berfungsi mengkilapkan, cetakan gypsum, penggiling
glasir, rak pengering, pencelup glasir, dan oven atau tungku pemanas.
Teknik Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan keramik, yaitu:
Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang
dikehendaki.
Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan keramik.
Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan yang padat, keras,
dan kuat.
Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan. Glasir merupakan
material yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau batuan silikat yang akan membuat
permukaan keramik seperti gelas yang mengkilap.
ndonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan alam ini menghasilkan banyak
bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan. Kerajinan Indonesia telah
dikenal luas di mancanegara dengan bentuk yang sangat beragam, kreatif, inovatif, dan selalu
berkembang mengikuti kebutuhan dan perkembangan teknologi. Oleh sebab itu, Indonesia
dikenal sebagai negara eksportir kerajinan yang dibuat dengan proses yang lebih mengandalkan
keterampilan tangan bukan hanya mesin.
Kekayaan budaya Indonesia merupakan modal munculnya keberagaman produk kerajinan
Indonesia. Bahan alam sebagai salah satu bahan dasar kerajinan banyak tersebar di bumi
Indonesia. Bahan alam tersebut dimanfaatkan sebagai produk kerajinan yang memiliki kekhasan
dari setiap daerah. Sejak dulu masyarakat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan
sebagai alat untuk kebutuhan hidup sehari-hari sebagai kebutuhan rumah tangga. Kini kerajinan
berkembang fungsinya dapat sebagai hiasan, baik interior, maupun eksterior.
Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal orang dengan kerajinan keramik. Asal
kata keramik adalah keramos (bahasa Yunani) yang artinya benda pecah belah yang terbentuk
dari tanah liat dan telah mengalami proses pembakaran. Dalam pembuatan keramik, tanah liat
memiliki sifat plastis sehingga mudah dibentuk. Setelah itu, dapat dibakar dalam tingkat
pembakaran suhu 600 oC sampai 1.300 oC sesuai jenis tanah liatnya sehingga tanah liat menjadi
keras, padat, dan kedap air.
Indonesia memiliki kerajinan keramik dari berbagai daerah yang berciri khas. Setiap daerah
mempunyai keunikan dari bentuk, teknik hingga ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan hayati
di Indonesia telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk kerajinan keramik menjadi
keramik Indonesia yang kental akan corak budaya yang membedakannya dengan keramik China,
Jepang, atau Eropa.
A. Bahan dan Alat Pembuatan Keramik
1.
Bahan
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3 macam
(triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
Tanah liat (Clay ) Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite
(Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite, Perbedaan kandungan tanah
liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan
keramik antaralain Plastisitas (kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak),
Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai
bahan non plastik).
Pasir Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu banyak silikat
dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan
keramik, dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar
yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar. Bahan lainnya yaitu :
Kaolin Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi,
yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah
dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah
liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan
pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan
keramik dan paling putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling
rendah. Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya rendah, Titik
leburnya 1700oC-1785oC, Dalam keadaan kering berwarna putih, Memberi warna putih
pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna putih.
Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan
sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada
sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik pengarah benang
adalah : Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik, Mengurangi
susut kering dan susut bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk menguap sewaktu
proses pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat pada barang-barang yang
dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu dibakar, dan Dapat mengurangi
daya memuai dari benda yang sudah jadi
2.
Macam-macam alat untuk membentuk keramik, yaitu;
Alat
Meja putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau silinder.
Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik yang masih
basah dari meja putar.
Cetakan biasanya terbuat dari gips. bentuknya persis seperti model yang akan kita buat.
Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik
berglasir.
Teknik Pembuatan
2. Teknik Pilin
Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual caranya tanah liat
digulung hingga terbentuk pilinan tanah. Cara membuat keramik dengan teknik pilin antara lain
sebagai berikut.
3. Teknik Lempengan
Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan
membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik
yang berbentuk persegi atau silinder. Cara membuat keramik dengan teknik lempengan bentuk
persegi antara lain sebagai berikut.
4. Teknik Cetak
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk
kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu relatif singkat dengan bentuk dan
ukuran yang sama pula. Teknik cetak meliputi: cetak padat dengan teknik press (tekan) dan cetak
basah atau cair dengan teknik cor.
Rapikan bentuk menggunakan tusuk gigi. Tuang tanah cair ke dalam cetakan.
Diamkan beberapa menit, lalu tuang sisa tanah cair dari cetakan.
Copot cetakan dari tanah. Rapikan benda hasil cetakan dengan butsir.
C.
Tahapan
Pembuatan
Keramik
1.
Pengolahan
Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang
belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat
dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam
pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan
ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan
ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan
adalah
60
100
mesh.
2.
Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi bendabenda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak
(casting).
3.
Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan
keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada
lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikelpartikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi
susut;
dan
(3)
air
yang
terserap
pada
permukaan
partikel
hilang.
4.
Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran:
suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama
pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase
mineral,
dan
hilang
berat
(weight
loss).
5.
Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk
benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk
benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efekefek tertentu sesuai keinginan.
A. Tentang Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari
tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng,
porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi
pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk
padat. (Yusuf, 1998:2).
tidak plastis,
Dalam keadaan kering, tanah liat primer sangat rapuh sehingga mudah ditumbuk menjadi tepung.
Hal ini disebabkan partikelnya yang terbentuk tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti
partikel tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana dapat dijelaskan
melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah dibesarkan beberapa ribu kali.
Dalam gambar di bawah ini tampak kedua partikel dilapisi lapisan air (water film), tetapi karena
bentuknya tidak datar/asimetris, lapisan air tidak saling bersambungan, akibatnya partikelpartikel tidak saling menggelincir.
2. Tanah liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan
feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen yang menyebabkan
butiran-butiran tanah liat lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah
rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan angin, tanah liat bercampur
dengan bahan-bahan organik maupun anorganik sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun
fisika tanah liat menjadi partikel-partikel yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih halus
Karena pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur dengan bahan pengotor, maka
tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning,
suhu matang antara 9000C-14000C. Pada umumnya tanah liat sekunder lebih plastis dan
mempunyai daya susut yang lebih besar daripada tanah liat primer.
Semakin tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil porositasnya, sehingga benda
keramik menjadi kedap air. Dibanding dengan tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai
ciri tidak murni, warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang relatif
lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya berwarna krem, abu-abu muda sampai
coklat muda ke tua.
Tanah liat sekunder memiliki ciri-ciri:
Kurang murni.
Plastis.
Suhu bakar 12000C13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay, stoneware, ballclay).
Warna tanah tanah alami terjadi karena adanya unsur oksida besi dan unsur organis, yang
biasanya akan berwama bakar kuning kecoklatan, coklat, merah, wama karat, atau coklat tua,
tergantung dan jumlah oksida besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan
oksida besi sekitar 2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung berwarna Iebih gelap,
biasanya matang pada suhu yang lebih rendah, kebalikannya adalah tanah berwama lebih terang
atau pun putih akan matang pada suhu yang lebih tinggi.
Dan menurut titik leburnya, Tanah liat sekunder dibagi menjadi lima kelompok yaitu :
1. Tanah Liat Tahan Api (Fireclay).
Kebanyakan tanah liat tahan api berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan
ditemukan di alam dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi
dan berkadar alkali rendah. Titik leburnya mencapai suhu 1500 C. Yang tergolong tanah liat
tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu tinggi tanpa mengubah bentuk, misalnya
kaolin dan mineral tahan api seperti alumina dan silika. Bahan ini sering digunakan untuk bahan
campuran pembuatan massa badan siap pakai, untuk produk stoneware maupun porselin.
Karena beberapa sifatnya yang menguntungkan, antara lain berwarna putih, mempunyai daya
lentur dan sebagainya, maka Kaolin juga dipakai sebagai bahan pengisi untuk produk kertas dan
kosmetik.
2. Tanah Liat Stoneware.
Tanah liat stoneware ialah tanah liat yang dalam pembakaran gerabah (earthenware) tanpa diserta
perubahan bentuk. Titik lebur tanah liat stoneware bisa mencapai suhu 1400 C. Bisaanya
berwarna abu-abu, plastis, mempunyai sifat tahan api dan ukuran butir tidak terlalu halus. Jumlah
deposit di alam tidak sebanyak deposit kaolin atau mineral tahan api. Tanah liat stoneware dapat
digunakan sebagai bahan utama pembuatan benda keramik alat rumah tangga tanpa atau
menggunakan campuran bahan lain. Setelah suhu pembakaran mencapai 1250 C, sifat
fisikanya berubah menjadi keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk bersuara nyaring.
3. Ballclay.
Disebut juga sebagai tanah liat sendimen. Ball Clay berbutir halus, mempunyai tingkat plastisitas
sangat tinggi, daya susutnya besar dan bisaanya berwarna abu-abu. Tanah liat ini mempunyai
titik lebur antara 1250 C s/d 1350 C. Karena sangat plastis, ball clay hanya dapat dipakai
sebagai bahan campuran pembuatan massa tanah liat siap pakai.
4. Tanah Liat Earthenware.
Bahan ini sangat banyak terdapat di alam. Tanah liat ini memiliki tingkat plastisitas yang cukup,
sehingga mudah dibentuk, warna bakar merah coklat dan titik leburnya sekitar 1100 C s/d 1200
C. tanah liat merah banyak digunakan di industri genteng dan gerabah kasar dan halus. Warna
alaminya tidak merah terang tetapi merah karat, karena kandungan besinya mencapai 8%. Bila
diglasir warnanya akan lebih kaya, khususnya dengan menggunakan glasir timbal.
5. Tanah Liat Lainnya. Yang termasuk kelompok ini adalah jenis tanah liat monmorilinit.
contohnya bentonit yang sangat halus dan rekat sekali. Tanah liat ini hanya digunakan sebagai
bahan campuran massa badan kaolinit dalam jumlah yang relatif kecil.