SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
MATERI POKOK
ALOKASI WAKTU
:
:
:
:
:
A. KOMPETENSI INTI
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI.4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
KOMPETENSI DASAR
1.1.
Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman
produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2.1.
Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali
informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah
setempat dan lainnya
2.2.
Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan
karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha
2.3.
Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin,
bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan
membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan
estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias dari
berbagai bahan limbah berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha
D.
MATERI PEMBELAJARAN
Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam
proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata Kr (bhs Sanskerta) yang berarti
mengerjakan, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti
khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai
seni (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).
Menyimak pendapat Prof. SP. Gustami yang menguraikan bahwa; seni kriya merupakan
warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat
lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat
elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat
yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan
berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan
dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik
proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya.
Lebih lanjut Prof. SP. Gustami menjelaskan perbedaan antara kriya dan kerajinan dapat
disimak pada keprofesiannya, kriya dimasa lalu yang berada dalam lingkungan istana untuk
pembuatnya diberikan gelar Empu. Dalam perwujudannya sangat mementingkan nilai
estetika dan kualitasskill. Sementara kerajinan yang tumbuh di luar lingkungan istana, sipembuatnya disebut denganPandhe. Perwujudan benda-benda kerajinan hanya
mengutamakan fungsi dan kegunaan yang diperuntukkan untuk mendukung kebutuhan
praktis bagi masyarakat (rakyat). (Prof. SP. Gustami, 2002) Pengulangan dan minimnya
pemikiran seni ataupun estetika adalah satu ciri penanda benda kerajinan.
Dari beberapa pendapat yang telah dibahas sebelumnya menjelaskan bahwa wujud awal seni
kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan). Praktek seni kriya pada awalnya bertujuan
untuk membuat barang-barang fungsional, baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan
(religius) atau kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia seperti; perkakas rumah tangga.
Contohnya dapat kita saksikan pada dari artefak-artefak berupa kapak dan perkakas pada
jaman batu serta peninggalan-peninggalan dari bahan perunggu pada jaman logam berupa;
nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, cincin.
Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan, prosesi upacara ritual adat (suku) serta
kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti; penghormatan terhadap arwah nenek
moyang.
Kehadiran kriya pada jenjang pendidikan adalah sebuah upaya mengangkat kriya dari hanya
sebagai artefak, untuk menjadikannya sebagai seni yang masih bisa eksis dan terhormat
sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Dalam perkembangan
selanjutnya sejalan dengan perkembangan jaman, konsep kriyapun terus berkembang.
Perubahan senantiasa menyertai setiap gerak laju perkembangan zaman, praktek seni kriya
yang pada awalnya sarat dengan nilai fungsional, kini dalam prakteknya khususnya di
akademis seni kriya mengalami pergeseran orientasi penciptaan. Kriya kini adalah seni
kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan
sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan.
Unsur Karya Seni Kerajinan
1. Utility atau aspek kegunaan
Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang
terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap
yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap
dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai
barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas
bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi
jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun
unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Berikut adalah contoh seni kriya yang siap
pakai (fungsional)
2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini
lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya. Berikut
adalah contoh-contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan :
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat
permainan. Berikut adalah beberapa macam contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai
benda mainan
Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah
dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang, dompet, jaket, dan
lain-lain.
2.
Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu,
emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir,
tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan
lain-lain.
dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang
sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih
rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari
tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar
untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat dituang ke
dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda
perunggu yang diinginkan.
3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian
besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak tempat di
Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi kerajinan kriya ini. Kriya ukiran memang
lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai komposisi utamanya. Kayu yang
biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya
mebel, relief dan lain-lain.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran
rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam
fungsi antara lain:
a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna
tertentu.
b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai
benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi
menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung
sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
Pahat sebagai peralatan pokok terdiri beberapa jenis yaitu:
(a) Pahat Kuku, pahat ini berjumlah sekitar 20 batang dengan berbagai ukuran, pahat ini
digunakan untuk memahat bagian-bagian yang melengkung.
(b) Pahat lurus (Pengancap) berjumlah sekitar 10 batang dengan berbagai ukuran, pahat ini
digunakan untuk memahat bagian yang lurus.
(c) pahat Col/penatar berjumlah 4 batang, digunakan untuk meratakan bagian dasar ukiran yang
mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau oleh pahat lurus.
(d) Pahat setengah lingkaran berjumlah 3 batang berbagai ukuran, digunakan untuk memahat
bagian motif lengkung dan mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau oleh pahat kuku.
(e) Pahat miring 2 batang, digunakan untuk meraut dan memahat pada bagian-bagian sudut.
Perawatan pahat ukir kayu meliputi :
-Penggunaan yaitu pahat harus digunakan sesuai dengan fungsinya, misalnya pahat kuku harus
digunakan untuk memahat bagian yang lengkung, cembung, cekung. Penggunaan pahat yang
tidak sesuai dengan fungsinya akan merusak mata pahat.
-Cara Mengasah yaitu agar dalam mengasah mata pahat tidak berubah dan pahat menjadi lebih
tajam, oleh karena itu masing-masing pahat ada cara tersendiri dalam mengasah, misalnya
pahat kuku diasah pada sisi sudut batu asah, dan dimulai dari pahat yang paling kecil sampai
pada pahat yang paling besar. Pahat lurus diasah pada permukaan batu asah yang datar
dimulai dari pahat yang paling besar sampai pahat yang paling kecil.Pahat miring diasah pada
permukaan batu asah yang datar menuju ke sudut, diputar-putar pada permukaan batu asah.
Pahat segitiga diasah hanya pada bagian luar saja agar bentuk mata pahat tidak berubah.
Pahat col diasah pada permukaan batu asah yang datar bergantian bagian bawah dan atas.
Dan pahat cengkrong diasah dengan cara sama seperti pahat kuku.
-Kebersihan Pahat. Sebelum dan sesudah pemakaian pahat harus dibersihkan dari kotoran dan
debu agar pahat tidak mudah tumpul. Penyimpanan pahat harus dipisahkan berdasarkan
jenisnya agar mata pahat tidak menyentuh pahat lain, dan untuk menjaga agar pahat tidak
berkarat sesekali harus diminyaki dengan minyak kelapa atau minyak pelumas lainnya.
4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun
lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas,
keranjang dan lain-lain.
5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis
(casting) atau teknik cetak (printing). Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan
tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Proses pembuatannya adalah dengan cara
menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui
beberapa tahapan pewarnaan dan tahap nglorot yaitu penghilangan malam.
1. Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai berikut:
a. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain tersebut umumnya
berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju kaos.
b. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke
serat kain (benang).
c. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
d. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
e. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang lebar.
Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara lain:
a. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia bahan
penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam
serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan.
b. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan menggunakan
canting pada motif yang telah digambar pada kain.
c. Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat
dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih
dahulu.
d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas
menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang terkenal
di Indonesia antara lain Amri Yahya.
e. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan teknik
yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada hasil
akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak
menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini
banyak dipakai untuk kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik yang terkenal : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon.
Batik Madura
Batik Pekalongan
Batik Solo
6. Seni kriya bordir. Tahap pekerjaan secara garis besar dibagi menjadi 10 macam :
- Menyediakan dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan
- Menyiapkan dan membuat desain motif
- Memindah atau menjiplak desain motif pada kain yang hendak dibordir
- Memasang kain yang sudah diberi motif pada ring.
- Memilih, menentukan dan memasang benang bordir pada mesin bordir
- Menyiapkan, memeriksa dan menggerakkan mesin bordir yang hendak kita pakai
- Membuat bordiran sesuai dengan motif pada kain
- Membuat krawang dengan alat solder apabila krawang tidak dibuat langsung dengan mesin
bordir
- Membersihkan sisa-sisa benang bordir yang melekat dibalik permukaan kain yang sudah
dibordir
- Menyetrika hasil bordiran agar kelihatan bagus
7. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang
melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga
menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,
piring dan lain-lain. Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik
diantaranya:
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan
teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang
diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para
penggemar keramik.
d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris
(bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai
oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya
menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin
bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci
dll
e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak
dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang
biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan
jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik
keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok
gelas dll
atau tumbuh-tumbuhan
Kerajinan Tangan jika dilihat dari segi bahan dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
2.
1.
2.
3.
Budaya.
Letak Geografis.
Sumber Daya Alam.
1.
2.
3.
4.
WAKTU
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Mengamati
Mencoba
Mengasosiasi
15 menit
60 menit
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Penutup
15 menit
PERTEMUAN KEDUA
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati dan Menanya
Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil tugas
baca tentang beberapa desain dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias
Mencoba
60 menit
Mengasosiasi
Kelompok membuat produk desain dan pengemasan karya kerajinan tekstil dan
mendiskusikan hasil kegiatan tersebut.
Dengan fasilitasi guru, siswa merumuskan desain dan pengemasan karya
kerajinan fungsi hias
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar
Mengomunikasikan
Penutup
PERTEMUAN KETIGA
15 menit
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa membaca kembali lembar kerja praktik
Menanya
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
Menyimak contoh beberapa desain dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias
Mencoba
Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 2 orang siswa
Siswa bekerja dalam kelompok sesuai langkah kerja dalam lembar kerja.
Guru menilai keterampilan menggunakan alat, mengolah, dan menyaji data,
serta kejujuran dan ketelitian dlam memperoleh data, serta kerjasama dalam
kelompok
Mengasosiasi
Kelompok mendiskusikan cara membuat produk dan pengemasan karya
kerajinan tekstil penyajian dan pengolahan data serta menyiapkan bahan
presentasi kelompok
Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok
Mengomunikasikan
Dua perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberi penguatan pemahaman
dan/atau mengklarifikasi tentang produk dan pengemasan karya kerajinan
fungsi hias
Setiap siswa menyiapkan laporan hasil praktikum dengan perbaikan dan
penyempurnaan berdasarkan hasil diskusi
Siswa menyerahkan laporan praktikum melalui email, sedangkan laporan
cetaknya dikumpulkan tiga hari kemudian.
Guru menilai keeterampilan menyaji dan menalar, serta kesantuan dan
kemampuan berkomunikasi
15 menit
60 menit
Penutup
15 menit
Penilaian Pertemuan 1
1. Teknik Penilaian : Tes dan Non Tes
No Aspek yang dinilai
Bentuk/ Teknik Penilaian
1
Sikap
Non tes/ Pengamatan
a. aktivitas
dalam
kelompok
b. kerjasama
c. Toleransi
2
Pengetahun
Ketrampilan
a. Visual
b. Kelengkapan
c. Kerapihan
d. kreatifitas
Waktu Penilaian
Selama
pembelajaran dan
saat diskusi serta
ulangan
Penyelesaian tugas
individu, kelompok
dan ulangan
Penyelesaian tugas
(
baik
individu
maupun kelompok)
saat diskusi dan
saat ulangan
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian pengetahuan
b. Penilaian sikap
Observasi Sikap
No NAMA SISWA
KEAKTIFAN
KERJASAM
A
TOLERANSI PREDIKAT
1
2
3
4
c. Penilaian Ketrampilan
1. Unjuk Kerja (konkrit)
No
.
Nama
Siswa
Hasil
Akhir
Jumlah
Peroleh
an
Nilai
Akhi
r
Nama
Siswa
Menentuk
an Ide
atau
Gagasan
Perenc
anaan
keindahan
ketelitia
n
Jumlah
Peroleh
an
Nilai
Akhi
r
G. ALAT/MEDIA/BAHAN
Alat
: Seperangkat komputer, Jaringan Komputer,contoh contoh gambar
hasil produksi gambar
Bahan ajar
: Buku Corel Draw dan Photoshop,buku kerajinan fungsi hias
LAMPIRAN
A. ULANGAN HARIAN
Jawablah petanyaan berikut ini
1. Apakah yang dimaksud kerajinan fungsi hias? Berilah Contohnya!
2. Jelaskan Unsur karya seni kerajinan!
3. Apakah fungsi dan tujuan karya seni kerajinan?
4. Berikan 1 contoh karya kerajinan fungsi hias, tuliskan alat dan bahan
yang dibutuhkan dan tuliskan langkah kerja serta teknik yang digunakan.
B. TUGAS STRUKTUR
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
Buatlah karya tertulis dalam bentuk apresiasi terhadap karya seni kerajinan
fungsi hias yang terdapat di rumah kalian masing-masing
D. PENDIDIKAN KARAKTER DAN LINGKUKNGAN
Nilai-nilai Karakter Utama untuk Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)
1. Apresiasi Seni Rupa
Nilai-nilai karakter utama untuk Pembelarajan Apresiasi Seni Rupa antara lain sebagai berikut.
Nilai Utama
Indikator
Kereligiusan
Kejujuran
Kecerdasan
Ketangguhan
Kepedulian
Kedemokratisan
Menghargai keberagaman
Nasionalisme
Keingintahuan
Disiplin
Kesantunan
Tanggung jawab
Kreativitas
Kepekaan estetik
2.
Berkreasi Seni Rupa
Nilai-nilai karakter utama untuk Pembelarajan Berkreasi Seni Rupa antara lain sebagai berikut.
Nilai Utama
Indikator
Kereligiusan
Kejujuran
Kecerdasan
Ketangguhan
Kepedulian
Kedemokratisan
Menghargai keberagaman
Nasionalisme
Keingintahuan
Disiplin
Kesantunan
Tanggung jawab
Kreativitas
Nilai Utama
Indikator
baru.
Kepekaan estetik
Menciptakan karya seni rupa/ lingkungan dengan menyusun unsurunsur bentuk berdasarkan kaidah-kaidah komposisi.
Menggunakan bahan dan alat dengan mengoptimalkan nilai-nilai
estetiknya yang intrinsic.