Anda di halaman 1dari 29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
MATERI POKOK
ALOKASI WAKTU

:
:
:
:
:

SMA NEGERI 1 SURAKARTA


PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN (KERAJINAN)
XII / SATU
PRODUK DAN PENGEMASAN KARYA KERAJINAN FUNGSI HIAS
3 X 2 JP

A. KOMPETENSI INTI
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI.4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B.

KOMPETENSI DASAR
1.1.
Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman
produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2.1.
Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali
informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah
setempat dan lainnya
2.2.
Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan
karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha
2.3.
Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin,
bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan
membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan
estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha
3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias dari
berbagai bahan limbah berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha

C. INDIKATOR DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :


Menjelaskan konsep desain produk dalam kerajinan fungsi hias dengan berbagai
teknik
Menjelaskan aneka karya kerajinan fungsi hias

Menjelaskan fungsi karya kerajinan fungsi hias


Membedakan unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan fungsi hias
Menjelaskan motif ragam hias pada kerajinan fungsi hias
Menjelaskan teknik pembuatan benda kerajinan fungsi hias
Menjelaskan cara pengemasan karya kerajinan fungsi hias
Membuat desain dan pengemasan produk kerajinan fungsi hias
Melaporkan secara lisan atau tulisan mengenai karya kerajinan fungsi hias

D.
MATERI PEMBELAJARAN
Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam
proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata Kr (bhs Sanskerta) yang berarti
mengerjakan, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti
khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai
seni (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).
Menyimak pendapat Prof. SP. Gustami yang menguraikan bahwa; seni kriya merupakan
warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat
lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat
elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat
yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan
berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan
dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik
proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya.
Lebih lanjut Prof. SP. Gustami menjelaskan perbedaan antara kriya dan kerajinan dapat
disimak pada keprofesiannya, kriya dimasa lalu yang berada dalam lingkungan istana untuk
pembuatnya diberikan gelar Empu. Dalam perwujudannya sangat mementingkan nilai
estetika dan kualitasskill. Sementara kerajinan yang tumbuh di luar lingkungan istana, sipembuatnya disebut denganPandhe. Perwujudan benda-benda kerajinan hanya
mengutamakan fungsi dan kegunaan yang diperuntukkan untuk mendukung kebutuhan
praktis bagi masyarakat (rakyat). (Prof. SP. Gustami, 2002) Pengulangan dan minimnya
pemikiran seni ataupun estetika adalah satu ciri penanda benda kerajinan.
Dari beberapa pendapat yang telah dibahas sebelumnya menjelaskan bahwa wujud awal seni
kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan). Praktek seni kriya pada awalnya bertujuan
untuk membuat barang-barang fungsional, baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan
(religius) atau kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia seperti; perkakas rumah tangga.
Contohnya dapat kita saksikan pada dari artefak-artefak berupa kapak dan perkakas pada
jaman batu serta peninggalan-peninggalan dari bahan perunggu pada jaman logam berupa;
nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, cincin.
Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan, prosesi upacara ritual adat (suku) serta
kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti; penghormatan terhadap arwah nenek
moyang.

Tumbuh dan berkembangnya kebudayan Hindu-Budha di Indonesia kemudian melahirkan


kesenian berupa seni ukir dengan beraneka ragam hias, dan patung perwujudan dewa-dewa.
Dalam sistem sosial kemudian lahir sistem pemerintahan kerajaan yang berdasarkan kepada
kepercayaan Hindu seperti kerajaan Sriwijaya di Sumatra, kerajaan Kutai di Kalimantan,
kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat, Mataram Kuno Jawa Tengah. Hingga kerajaan
Majapahit di Jawa Timur dengan maha patih Gajah Mada yang tersohor, yang kemudian
membawa pengaruh Hindu ke Bali. Seni ukir tradisional masih diwarisi hingga saat ini.

Kehadiran kriya pada jenjang pendidikan adalah sebuah upaya mengangkat kriya dari hanya
sebagai artefak, untuk menjadikannya sebagai seni yang masih bisa eksis dan terhormat
sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Dalam perkembangan
selanjutnya sejalan dengan perkembangan jaman, konsep kriyapun terus berkembang.
Perubahan senantiasa menyertai setiap gerak laju perkembangan zaman, praktek seni kriya
yang pada awalnya sarat dengan nilai fungsional, kini dalam prakteknya khususnya di
akademis seni kriya mengalami pergeseran orientasi penciptaan. Kriya kini adalah seni
kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan
sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan.
Unsur Karya Seni Kerajinan
1. Utility atau aspek kegunaan
Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang
terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap
yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap
dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai
barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas
bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi
jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun
unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Berikut adalah contoh seni kriya yang siap
pakai (fungsional)

Kursi dan meja (Kriya kayu)

cangkir dan teko (Kriya keramik)

Sarung bantal kursi (Kriya tekstil)

Tas, ikat pinggang, sepatu dll (Kriya kulit)

2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini
lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya. Berikut
adalah contoh-contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan :

Topeng kayu (Kriya kayu)

Patung kayu (Kriya kayu)

Ukiran (Kriya kayu dan logam)

Guci (Kriya keramik)

Makram (Kriya tekstil) dan lain-lain

3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat
permainan. Berikut adalah beberapa macam contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai
benda mainan

Dakon (Kriya kayu)

Yoyo (Kriya kayu)

Wayang (Kriya kulit)

Boneka dll (Kriya tekstil)

Jenis-jenis Seni Kriya di Nusantara


1.

Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah
dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang, dompet, jaket, dan
lain-lain.

2.

Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu,
emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir,
tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan
lain-lain.

Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:


Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua keeping
cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti

dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang
sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih
rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari
tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar
untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat dituang ke
dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda
perunggu yang diinginkan.

3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian
besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak tempat di
Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi kerajinan kriya ini. Kriya ukiran memang
lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai komposisi utamanya. Kayu yang
biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya
mebel, relief dan lain-lain.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran
rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam
fungsi antara lain:
a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna
tertentu.
b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai
benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi
menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.

d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung
sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
Pahat sebagai peralatan pokok terdiri beberapa jenis yaitu:
(a) Pahat Kuku, pahat ini berjumlah sekitar 20 batang dengan berbagai ukuran, pahat ini
digunakan untuk memahat bagian-bagian yang melengkung.
(b) Pahat lurus (Pengancap) berjumlah sekitar 10 batang dengan berbagai ukuran, pahat ini
digunakan untuk memahat bagian yang lurus.
(c) pahat Col/penatar berjumlah 4 batang, digunakan untuk meratakan bagian dasar ukiran yang
mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau oleh pahat lurus.
(d) Pahat setengah lingkaran berjumlah 3 batang berbagai ukuran, digunakan untuk memahat
bagian motif lengkung dan mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau oleh pahat kuku.
(e) Pahat miring 2 batang, digunakan untuk meraut dan memahat pada bagian-bagian sudut.
Perawatan pahat ukir kayu meliputi :
-Penggunaan yaitu pahat harus digunakan sesuai dengan fungsinya, misalnya pahat kuku harus
digunakan untuk memahat bagian yang lengkung, cembung, cekung. Penggunaan pahat yang
tidak sesuai dengan fungsinya akan merusak mata pahat.
-Cara Mengasah yaitu agar dalam mengasah mata pahat tidak berubah dan pahat menjadi lebih
tajam, oleh karena itu masing-masing pahat ada cara tersendiri dalam mengasah, misalnya
pahat kuku diasah pada sisi sudut batu asah, dan dimulai dari pahat yang paling kecil sampai
pada pahat yang paling besar. Pahat lurus diasah pada permukaan batu asah yang datar
dimulai dari pahat yang paling besar sampai pahat yang paling kecil.Pahat miring diasah pada
permukaan batu asah yang datar menuju ke sudut, diputar-putar pada permukaan batu asah.
Pahat segitiga diasah hanya pada bagian luar saja agar bentuk mata pahat tidak berubah.
Pahat col diasah pada permukaan batu asah yang datar bergantian bagian bawah dan atas.
Dan pahat cengkrong diasah dengan cara sama seperti pahat kuku.
-Kebersihan Pahat. Sebelum dan sesudah pemakaian pahat harus dibersihkan dari kotoran dan
debu agar pahat tidak mudah tumpul. Penyimpanan pahat harus dipisahkan berdasarkan
jenisnya agar mata pahat tidak menyentuh pahat lain, dan untuk menjaga agar pahat tidak
berkarat sesekali harus diminyaki dengan minyak kelapa atau minyak pelumas lainnya.

4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun
lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas,
keranjang dan lain-lain.

5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis
(casting) atau teknik cetak (printing). Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan
tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Proses pembuatannya adalah dengan cara
menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui
beberapa tahapan pewarnaan dan tahap nglorot yaitu penghilangan malam.
1. Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai berikut:
a. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain tersebut umumnya
berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju kaos.
b. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke
serat kain (benang).
c. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
d. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
e. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang lebar.
Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara lain:
a. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia bahan
penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam
serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan.
b. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan menggunakan
canting pada motif yang telah digambar pada kain.
c. Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat
dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih
dahulu.
d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas
menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang terkenal
di Indonesia antara lain Amri Yahya.

e. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan teknik
yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada hasil
akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak
menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini
banyak dipakai untuk kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik yang terkenal : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon.
Batik Madura

Batik Pekalongan

Batik Solo

6. Seni kriya bordir. Tahap pekerjaan secara garis besar dibagi menjadi 10 macam :
- Menyediakan dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan
- Menyiapkan dan membuat desain motif
- Memindah atau menjiplak desain motif pada kain yang hendak dibordir
- Memasang kain yang sudah diberi motif pada ring.
- Memilih, menentukan dan memasang benang bordir pada mesin bordir
- Menyiapkan, memeriksa dan menggerakkan mesin bordir yang hendak kita pakai
- Membuat bordiran sesuai dengan motif pada kain
- Membuat krawang dengan alat solder apabila krawang tidak dibuat langsung dengan mesin
bordir
- Membersihkan sisa-sisa benang bordir yang melekat dibalik permukaan kain yang sudah
dibordir
- Menyetrika hasil bordiran agar kelihatan bagus

7. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang
melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga
menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,
piring dan lain-lain. Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik
diantaranya:
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan
teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang
diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para
penggemar keramik.
d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris
(bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai
oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya
menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin

bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci
dll
e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak
dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang
biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan
jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik
keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok
gelas dll

Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat


membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin
genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang

atau tumbuh-tumbuhan

Kerajinan Tangan jika dilihat dari segi bahan dibagi menjadi 2 yaitu :

1.
2.

Kerajinan bahan keras.


Kerajinan bahan lunak.
Faktor yang mempengaruhi ciri khas kerajinan suatu daerah :

1.
2.
3.

Budaya.
Letak Geografis.
Sumber Daya Alam.

1.
2.
3.
4.

Tahap atau cara pembuatan kerajinan tangan :


Membuat rancangan atau desain.
Menyiapkan alat dan bahan.
Membuat benda sesuai rancangan.
Finishing ( tahap akhir ).
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA
RINCIAN KEGIATAN

WAKTU

Pendahuluan

Apersepsi (Guru bertanya apakah siswa sudah pernah mendengar istilah


kerajinan fungsi hias, apa saja yang bisa dibikin kerajinan fungsi hias)
Orientasi (Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi
kerajinan)
Motivasi (Memberi contoh tentang manfaat mempelajari kerajinan)
Pemberian Acuan :
(Garis besar materi tentang kerajinan fungsi hias)
Pembentukan Kelompok diskusi
Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti
Mengamati

Siswa menyimak pendapat dari beberapa sumber tentang pengertian kerajinan


fungsi hias
Siswa menyimak berbagai fungsi kerajinan fungsi hias
Guru menilai keterampilan siswa mengamati
Menanya
Siswa mendikusikan dengan teman sebangku mengenai contoh gambar dengan
menjelaskan alat yang diperlukan dan teknik yang digunakan
Siswa mendiskusikan dengan teman sebangku mengenai berbagai fungsi dari
kerajinan tekstil tersebut
Guru bertanya tentang gambar yang ditampilkan
Guru bertanya tentang pendapat dari berbagai sumber tentang pengertian
kerajinan fungsi hias
Guru bertanya tentang fungsi dari kerajinan teresbut

Mencoba

Siswa membaca buku teks yang berkaitan dengan fungsi hias


Siswa membaca buku teks tentang berbagai kerajinan fungsi hias
Siswa membaca buku teks tentang berbagai fungsi kerajian fungsi hias

Mengasosiasi

Siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5 orang


Siswa dalam kelompok diminta mendiskusikan pendapat para ahli mengenai
pengertian kerajian fungsi hias
Siswa dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai kerajinan fungsi hias
(setiap kelompok berbeda pembahasan)

15 menit

60 menit

RINCIAN KEGIATAN

WAKTU

Siswa dalam kelompok diminta mendiskusikan berbagai fungsi kerajinan fungsi


hias (setiap kelompok berbeda pembahasan)
Mengomunikasikan
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai
keterampilan menganalisis, menggunakan teori
dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan siswa memahami
pengertian tekstil, kerajinan tekstil serta fungsi dari kerajinan fungsi hias

Penutup

Bersama siswa menyimpulkan kerajinan fungsi hias dalam produk dan


pengemasan menggunakan perangkat lunak grafis
Memberikan tugas baca tentang kerajinan fungsi hias yang ada dewasa ini
Melaksanakan postes

15 menit

PERTEMUAN KEDUA
RINCIAN KEGIATAN

WAKTU

Pendahuluan

Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya


Menagih dan mengingatkan tugas baca
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pretes tentang beberapa desain dan pengemasan karya kerajinan
fungsi hias

15 menit

Kegiatan Inti
Mengamati dan Menanya

Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil tugas
baca tentang beberapa desain dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias

Mencoba

Kelompok diminta untuk mempraktikkan penggunaan lunak grafis untuk desain


dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias
Setiap kelompok diberikan masalah sehari-hari desain dan pengemasan karya
kerajinan fungsi hias
Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah desain dan pengemasan karya
kerajinan fungsi hias
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan
konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba
instruksi kerja

60 menit

Mengasosiasi

Kelompok membuat produk desain dan pengemasan karya kerajinan tekstil dan
mendiskusikan hasil kegiatan tersebut.
Dengan fasilitasi guru, siswa merumuskan desain dan pengemasan karya
kerajinan fungsi hias
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar

Mengomunikasikan

Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi pemecahan masalah


Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi

Penutup

Bersama siswa menyimpulkan produk dan pengemasan karya kerajinan fungsi


hias
Memberikan tugas baca lembar kerja praktik yang akan datang
Melaksanakan postes

PERTEMUAN KETIGA

15 menit

RINCIAN KEGIATAN

WAKTU

Pendahuluan

Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya


Menagih dan mengingatkan tugas baca
Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa membaca kembali lembar kerja praktik
Menanya
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
Menyimak contoh beberapa desain dan pengemasan karya kerajinan fungsi hias
Mencoba
Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 2 orang siswa
Siswa bekerja dalam kelompok sesuai langkah kerja dalam lembar kerja.
Guru menilai keterampilan menggunakan alat, mengolah, dan menyaji data,
serta kejujuran dan ketelitian dlam memperoleh data, serta kerjasama dalam
kelompok
Mengasosiasi
Kelompok mendiskusikan cara membuat produk dan pengemasan karya
kerajinan tekstil penyajian dan pengolahan data serta menyiapkan bahan
presentasi kelompok
Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok
Mengomunikasikan
Dua perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberi penguatan pemahaman
dan/atau mengklarifikasi tentang produk dan pengemasan karya kerajinan
fungsi hias
Setiap siswa menyiapkan laporan hasil praktikum dengan perbaikan dan
penyempurnaan berdasarkan hasil diskusi
Siswa menyerahkan laporan praktikum melalui email, sedangkan laporan
cetaknya dikumpulkan tiga hari kemudian.
Guru menilai keeterampilan menyaji dan menalar, serta kesantuan dan
kemampuan berkomunikasi

15 menit

60 menit

Penutup

Bersama siswa menyimpulkan kembali hasil praktik dan mengingatkan


pentingnya kecermatan, ketelitian, keuletan, dan kejujuran dalam
memperoleh, menyajikan, mengolah, dan menganalisis data, serta pentingnya
kerjasama, kolaborasi, dan komunikasi dalam kerja kelompok
Memberikan tugas presentasi produk dan pengemasan karya kerajinan
tekstildan mengikuti tes tertulis (Ulangan harian) pada pertemuan yang akan
datang

F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMIDIAL, DAN PENGAYAAN

15 menit

Penilaian Pertemuan 1
1. Teknik Penilaian : Tes dan Non Tes
No Aspek yang dinilai
Bentuk/ Teknik Penilaian
1
Sikap
Non tes/ Pengamatan
a. aktivitas
dalam
kelompok
b. kerjasama
c. Toleransi
2

Pengetahun

Tes dan tertulis

Ketrampilan
a. Visual
b. Kelengkapan
c. Kerapihan
d. kreatifitas

Non tes / Pengamatan

Waktu Penilaian
Selama
pembelajaran dan
saat diskusi serta
ulangan
Penyelesaian tugas
individu, kelompok
dan ulangan
Penyelesaian tugas
(
baik
individu
maupun kelompok)
saat diskusi dan
saat ulangan

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian pengetahuan
b. Penilaian sikap

Observasi Sikap
No NAMA SISWA

KEAKTIFAN

KERJASAM
A

TOLERANSI PREDIKAT

1
2
3
4

c. Penilaian Ketrampilan
1. Unjuk Kerja (konkrit)
No
.

Nama
Siswa

Aspek yang Dinilai


Pemilihan
Teknik
Prosedu
alat dan
Pembuat
r kerja
bahan
an

Hasil
Akhir

Jumlah
Peroleh
an

Nilai
Akhi
r

2. Portofolio (Ketrampilan abstraks/ algoritma penyelesaian masalah


Aspek yang Dinilai
No
.

Nama
Siswa

Menentuk
an Ide
atau
Gagasan

Perenc
anaan

keindahan

ketelitia
n

Jumlah
Peroleh
an

Nilai
Akhi
r

3. Pembelajaran Remidial dan pengayaan

G. ALAT/MEDIA/BAHAN

Alat
: Seperangkat komputer, Jaringan Komputer,contoh contoh gambar
hasil produksi gambar
Bahan ajar
: Buku Corel Draw dan Photoshop,buku kerajinan fungsi hias

1. Contoh Instrumen (Terlampir)


Surakarta, Juli 2015
Guru Mata Prakarya dan
Kewirausahaan

Yusri Dwi Nuryanti,S.Pd

LAMPIRAN
A. ULANGAN HARIAN
Jawablah petanyaan berikut ini
1. Apakah yang dimaksud kerajinan fungsi hias? Berilah Contohnya!
2. Jelaskan Unsur karya seni kerajinan!
3. Apakah fungsi dan tujuan karya seni kerajinan?
4. Berikan 1 contoh karya kerajinan fungsi hias, tuliskan alat dan bahan
yang dibutuhkan dan tuliskan langkah kerja serta teknik yang digunakan.
B. TUGAS STRUKTUR

Apresiasikan karya-karya berikut !

......................................................................................................
......................................................................................................

......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................

C. TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR

Buatlah karya tertulis dalam bentuk apresiasi terhadap karya seni kerajinan
fungsi hias yang terdapat di rumah kalian masing-masing
D. PENDIDIKAN KARAKTER DAN LINGKUKNGAN
Nilai-nilai Karakter Utama untuk Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)
1. Apresiasi Seni Rupa
Nilai-nilai karakter utama untuk Pembelarajan Apresiasi Seni Rupa antara lain sebagai berikut.
Nilai Utama

Indikator

Kereligiusan

Memberikan penilaian yang positif terhadap pengalaman religius


sebagai tema/makna karya seni rupa
Menghubungkan karya seni rupa dengan pengalaman religious

Kejujuran

Memberikan pendapat tentang karya seni rupa berdasarkan


pikiran dan perasaan diri sendiri
Memberikan pendapat tentang karya seni rupa dengan
menunjukkan sumber acuannya

Kecerdasan

Menangkap makna karya seni rupa secara cermat, tepat, dan


cepat
Memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa secara cermat,
tepat, dan cepat

Ketangguhan

Menanggapi karya seni rupa dengan berbagai argumentasi


Membahas karya seni rupa dengan mencari berbagai sumber

Kepedulian

Memperhatikan tindakan orang lain dalam menanggapi karya seni


rupa
Membantu orang lain dalam menanggapi karya seni rupa

Kedemokratisan

Memberikan penilaian positif terhadap pendapat orang lain dalam


menanggapi karya seni rupa secara berkelompok
Melakukan kesepakatan dalam menanggapi karya seni rupa
secara berkelompok

Menghargai keberagaman

Memberikan penilaian positif terhadap keberagaman jenis, tema,


gaya, dan teknik berkarya seni rupa
Memberikan penilaian positif terhadap ungkapan keberagaman
suku bangsa dan budaya dalam karya seni rupa

Nasionalisme

Memberikan penilaian yang tinggi terhadap karya seni rupa


Indonesia
Memberikan penilaian positif terhadap ungkapan/tema
nasionalisme/patriotism dalam karya seni rupa

Menghargai karya orang lain

Memberikan penilaian positif terhadap karya orang lain


Memperlakukan karya orang lain dengan baik

Keingintahuan

Mempelajari karya seni rupa dari berbagai sumber


Melihat pameran seni rupa

Disiplin

Mentaati tata tertib dalam proses pembelajaran seni rupa


Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya.

Kesantunan

Memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa dengan bahasa


yang santun
Memperlakukan bahan, alat, dan hasil karya seni rupa dengan
tindakan yang santun

Tanggung jawab

Memberikan apresiasi seni rupa yang bermanfaat bagi kehidupan


Memberikan apresiasi seni rupa yang bermanfaat bagi
pengalaman estetik
Menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran apresiasi seni rupa
dengan baik

Kreativitas
Kepekaan estetik

Mengidentifikasi ciri-ciri baru pada karya seni rupa.


Menggunakan ungkapan baru dalam menanggapi karya seni rupa
Mengidentifikasi bentuk-bentuk keindahan pada karya seni rupa
dan lingkungan
Memberikan tanggapan positif terhadap bentuk-bentuk
keindahan pada karya seni rupa dan lingkungan

2.
Berkreasi Seni Rupa
Nilai-nilai karakter utama untuk Pembelarajan Berkreasi Seni Rupa antara lain sebagai berikut.
Nilai Utama

Indikator

Kereligiusan

Menghargai alam semesta ciptaan Tuhan sebagai bahan/sumber


penciptaan karya seni rupa
Mengungkapkan makna religius melalui karya seni rupa

Kejujuran

Membuat karya seni rupa atas gagasan siswa sendiri


Menyadari kelemahan/kekurangan siswa sendiri dalam membuat
karya seni rupa

Kecerdasan

Menyusun konsep karya seni rupa/pameran secara cepat dan


cermat
Mewujudkan karya seni rupa/pameran secara cepat dan cermat

Ketangguhan

Menyusun konsep karya seni rupa/pameran dengan berbagai


sumber
Mewujudkan karya seni rupa dengan mengoptimalkan penggunaan
bahan dan alat

Kepedulian

Mengungkapkan perhatian terhadap lingkungan sosial atau alam


melalui karya seni rupa
Membantu orang lain dalam membuat karya seni rupa secara
kelompok
Membantu orang lain dalam berpameran seni rupa

Kedemokratisan

Menghargai pendapat orang lain dalam membuat karya seni rupa


secara kelompok
Melakukan kesepakatan dalam membuat karya seni rupa secara
kelompok
Melakukan kesepakatan dalam melaksanakan pameran secara
kelompok

Menghargai keberagaman

Menghargai keberagaman seni budaya sebagai sumber penciptaan


karya seni rupa
Mengungkapkan jenis (bentuk), tema/gaya/teknik dalam
penciptaan karya seni rupa
Menghargai keberagaman jenis (bentuk), tema, gaya, dan teknik
karya seni rupa dalam berpameran seni rupa

Nasionalisme

Menghargai alam dan budaya Indonesia sebagai sumber penciptaan


karya seni rupa
Menghargai seni rupa tradisional Indonesia sebagai sumber
penciptaan karya seni rupa

Menghargai karya orang lain

Menggunakan karya orang lain sebagai sumber penciptaan karya


seni rupa
Meperlakukan karya seni rupa orang lain dengan baik

Keingintahuan

Mempelajari sumber-sumber penciptaan karya seni rupa


Melakukan eksplorasi/eksperimen dalam berkarya seni rupa

Disiplin

Mengerjakan karya seni rupa sesuai dengan kriteria yang


ditentukan
Menggunakan bahan dan alat sesuai dengan prosedur dalam
berkarya seni rupa

Kesantunan

Membentuk gagasan yang halus dan baik dalam penciptaan karya


seni rupa
Menggunakan ungkapan dan simbol-simbol yang baik dalam
penciptaan karya seni rupa

Tanggung jawab

Menghasilkan karya seni rupa yang bermanfaat bagi kehidupan


Menghasilkan karya seni rupa yang berguna bagi pengalaman
estetik
Menyelesaikan tugasnya dalam berkarya seni rupa secara kelompok

Kreativitas

Menyusun konsep karya seni rupa yang baru.


Mewujudkan karya seni rupa dengan komposisi dan teknik yang

Nilai Utama

Indikator
baru.

Kepekaan estetik

Menciptakan karya seni rupa/ lingkungan dengan menyusun unsurunsur bentuk berdasarkan kaidah-kaidah komposisi.
Menggunakan bahan dan alat dengan mengoptimalkan nilai-nilai
estetiknya yang intrinsic.

Anda mungkin juga menyukai