Anda di halaman 1dari 5

A.

Seni kriya di tinjau dari kajian ontologi


Ontologi berasal dari perkataan Yunani Ontos: ada keberadaan. Dan logos: ilmu tentang,
studi. Jadi Ontologi adalah “The theory of being qua being” teori tentang keberadaan
sebagai keberadaan (Feldman,1976:219). Suriasumantri menjelaskan, bahwa ontologi
membahas apa yang ingin diketahui, seberapa jauh keingintahuan, atau dengan perkataan
lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ”ada”(Suriasumantri.1985:63). Dari
penjelasan ini dapat dipahami bahwa ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang
”ada” dalam hal ini, adalah tentang keberadaan tentang Seni Kriya.

Seni Kriya ditinjau menggunakan cara berfikir fislafat meliputi:


1. Subtansi
Seni kriya merupakan karya seni yang dibuat dengan lebih mengedepankan aspek
fungsional dan estetika serta memperhatikan jenis bahan baku sebagai bahan
utamanya dalam pembuatanya. Di tinjau dari nilai fungsional yang ada dalam seni
kriya tersebut antara lain:
a. Seni Kriya sebagai hiasan
b. Seni kriya sebagai produk fungsioanal
c. Seni kriya sebagai produk mainan
2. Esensi
Ditinaju dari segi jenis bahan utama pembuatanya maka seni kriya terbagi menjadi:
a. Kriya kulit
Seni kriya kulit merupakan kerajinan yang bahan baku utamanya menggunakan kulit,
baik itu kulit mentah dan kulit tersamak. Kulit mentah merupakan kulit binatang yang
diawetkan melalui proses pengeringan dan penggaraman. Kulit tersamak merupakan
kulit yang telah diawetakan melalui proses kimiawi. Penyamakan kulit secara umum
bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mitra organisme
menjadi kulit tersamak yang tahan terhadap pengaruh-pengaruh tersebut.
(Purnomo,1991: 32).
b. Kriya tekstil
Seni kriya textil merupakan produk yang bahan baku utamanya menggunakan serat
sebagai bahan utamanya. Bahan serat tersebut berasal dari alam (tumbuhan dan
Hewan) dan serat sintetis alam. Senis serat alam antara lain: sutera, serat pandan,
kapas dan bulu binatang. Jenis serat sintetis antara lain: nilon, polymer, dan rayon.
c. Kriya logam
kriya logam merupakan ketrampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang yang
mempuanyai nilai guna dengan bahan baku utamanya menggunakan berbagai jenis
logam (Perak, Kuningan, Tembaga, Emas, Baja, Titanium, Dan Timah).
d. Kriya keramik
Dari asal-usul kata, keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu caramos yang berarti
periuk atau belanga yang terbuat dari tanah (Astuti, 1982: 1). Keramik merupakan
berbagai jenis benda produksi dari bahan tanah liat stoneware yang melalui proses
pembakaran dengan suhu bakar mencapai 1200°C. Keramik dibuat dengan melalui
proses pembakaran dengan suhu tertentu hingga menjadi keras dan mudah pecah.
e. Kriya kayu

1
Seni Kriya kayu merupakan jenis seni yang dalam pekerjaanya membuat benda
sealalu menggabungan nilai fungsi dan nilai hias dengan bahan utamanyaberupa kayu.
3. Radikal
Seni kriya di kategorikan sebagai seni rupa terapan,karena dalam proses pembuatanya
mengutamakan aspek fungsional. Seni kriya dalam proses pembuatanya
menggunakan keterampilan tangan (hand skill). Dalam pengertian yang lain seni kriya
merupakan semua hasil pekerjaan ketekunan ( Timbul haryono, 2002). Dalam kamus
besar bahasa indonesia seni kriya merupakan pekerjaan tangan. Dalam bahasa inggris
di sebut “craft” (kerajinan tangan), suatu keterampialan mengerjakan atau membuat
sesuatu.

B. Seni kriya di tinjau dari kajian epistimologi


Dalam kajian epistimologi adalah tentang menyoal perihal teori ilmu pengetahuan. Atau
mengkaji perihal ke-’bagaimana’-an, atau cara memperoleh ilmu pengetahuan itu. Ruang
lingkup seni kriya di tinajau dari segi epistimologi adalah tentang bagaimana memperoleh ilmu
pengetahuan tentang seni kriya. Dimensi epistimologi dilalui melalui 3 hal antara lain,
Rasionalisme, Empiris, dan metode ilmiah

1. Subtansi

Tahapan dalam proses pembuatan produk seni kriya meliputi:


a. Prosedur keselamatan kerja
Mematuhi dan melaksanakan prosedur keselamatan kerja penting dilakukan
dalam proses produksi produk kriya.
b. Perancangan
a) Gambar sket
b) Desain
c) Gambar teknik
c. Proses Pembuatan produk Kriya
a) Menyiapan alat kerja
b) Menyiapkan bahan baku
c) Proses prouduksi produk kriya
d) Finishing
d. Mengemas Produk Kriya

2. Esensi
Dalam setiap proses pembuatan produk kriya, teknik pembuatan di sesuaikan dengan
jenis bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatanya:
a. Kriya kramik
Teknik pembuatan kriya keramik meliputi:
a) Teknik pijit (pinch)

2
Cara membuat kriya keramik menggunakan teknik pijit merupakan cara yang
paling sederhana karna hanya mengguanakan jari-jari tangan dalam proses
pembuatanya
b) Teknik Pilin (coil)
Teknik pilin dialukan dengan cara membuat pilinan seperti cacing kemudian
hasil pilinan tersebut disusun kemudian disambung sampai dengan membentuk
benda keramik sesuai dengan desain.
c) Teknik Putar
Proses pembuatan keramik dengan teknik putar membutuhkan alat putar
sebagai perangkat pendukungnya. Teknik pembentukan menggunakan alat
putar mengasilkan bentukyang simestris (bulat dan silindris)
d) Teknik cetak
Proses pembuatan keramik menggunakan teknik cetak memiliki keunggulan
dibanding dengan teknik yang lainya, karena lebih memudahkan dalam
produksi jumlah yang banyak. Teknik cetak ada dua yaitu cetak padat dan
cetak tuang/cair
b. Kriya tekstil
Teknik pembuatan kriya keramik meliputi:
a) Batik
Teknik batik meliputi:
 Batik tulis
 Batik cap
 Batik kreasi baru
b) Tapestry
 Teknik mengayambenang
 Sulam hias
c) Tenun dan songket

c. Kriya kulit
a) Tatah sungging
b) Jahit
c) ...
d) ....

d. Kriya Logam
a) Pahat
b) Cetak tuang
e. Kriya kayu
a) Sayat
b) Ukir
c) Potong sambung dan konstruksi

3
3. Radikal

Seni kriya Dalam perkembangannya di Indonesia terbagimenjadi 3 fase:


1. Seni kriya tradisional klasik Hindu –Budha
Ciri-cirinya:
a. Kaidah seni dibakukan dalam pedoman seni oleh empu atau seniman tersebut.
b. Mutu seni yang bersifat teknik maupun estetik dilandasi oleh pemikiran faksafah hidup
dalam pandangan sebuah agama (hindu, Budha, dan Islam)
2. Seni kriya tradisional rakyat
a. Kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisonal sesuai dengan watak
masyarakat, adab kehidupan, dan lingkungan alamnya.
b. Pembuatan dan jenis seni kriya tradisional ditentukan oleh bahan yang tersedia
dilingkungan tempat tinggal.
3. Seni kriya indonesia baru
Ciri-ciri:
a. Lebih mementingkan nilai-nilai rasioanal dan kehidupan jasmaniah
b. Kesadaran terhadap nilai-nilai kearifan lokal melemah, baik dalam seni kriya klasik dan
seni kriya tradisional rakyat
c. Terjadi percampuran antara seni tradisi dan industrialisasi

C. Seni Kriya Ditinjau dari kajian Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang tentang bagaimana manusia menggunakan
ilmunya, berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori tentang
nilai. Aksiologi membahas teori perihal nilai. Atau mengkaji perihal sisi ke-’mengapa’-an
ilmu pengetahuan itu diciptakan; atau ‘untuk apa’ manfaat atau nilai ilmu pengetahuan itu
bagi kehidupan manusia. Aksiologijuga diartikan teori nilai yang berkaitandengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh. Secara garis besar nilai guna ilmu di terapkan dalam 3
aspek:
a. produk moral (Moral Conduct)
b. Ekspresi keindahan atau estetika (estetic Expression
c. Kehidupan sosial politik (sosio-political life)

1. Subtansi
a. Berfungsi sebagai sarana kegiatan budaya
b. Berfungsi sebagai sarana untuk kegiatan hiburan
c. Berfungsi sebagai alat bantu dalam kehidupan manusia

2. Esensi
a. Sarana pendidikan
b. Identitas budaya
c. Sarana kegiatan ritual agama
d. Kearifan lokal
e. Mengembangkan kreativitas

4
f. Membantu tumbuh kembang panca indra
g. Menumbuhkan minat berwirausaha
h. Membentuk prilaku sosial
i. Sarana untuk permainan
j. Obyek pariwisata
k. Alat Penunjang kebutuhan hidup
l. Dekoratif/penghias
m. Aset pariwisata

3. Radikal
Seni kriya menjadi wujud budaya yang dihasilakan dari aktivitas sosial mempunyai peran
sebagai benda fungsional dan dekoratif dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai