Anda di halaman 1dari 8

makalah seni rupa terapan dan pameran sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kami mencoba mengupas lebih dalam kesenian Indukan, agar kita dapat mengenal kesenian di
daerah sendiri. Karena menurut kami, bila kita ingin melestarikan kebudayaan nasional, maka kita
harus memulai mengenal kebudayaan yang lingkupnya lebih sempit dahulu. Kemudian baru setelah
kita menguasai atau paling tidak tahu, kita dapat berlaku sama pada kebudayaan kita yang lain,
kebudayaan nasional.
Pepatah mengatakan “tak kenal, maka tak sayang”, yang juga berlaku pada seni. Kita harus
mengenalnya secara dekat agar segalanya dapat tetap dinikmati oleh anak cucu kita. Dan semoga
kesenian ini dapat dikenal secara luas oleh masyarakat luas.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan makalah ini merupakan sebuah bentuk pengaplikasian dari bagian proses pembelajaran
yang cukup kompleks tentang seni nusantara. Untuk memperjelas pengaplikasian tersebut, maka
dapat di rumuskan sebuah maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini

a. Mengetahui pengertian Seni Nusantara

b. Mengetahui pengertian Pameran sekolah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Seni Rupa

Karya seni rupa terapan yang terdapat di Nusantara sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk,
fungsi, dan teknik pembuatannya. Karya Seni rupa terapan Nusantara tersebut dengan segenap
keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif maupun pasif. Gagasan (ide
kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan
Nusantara yang diciptakan berdasarkan nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni.

Jika diperhatikan secara seksama dapat disimpulkan bahwa Hasil karya seni rupa terapan setiap
daerah itu berbeda-beda dimana masing-masing daerah memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri,
baik dalam teknik maupun ketersediaan bahan yang ada di sekitarnya. Benda benda seni rupa
terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
1. Pembagian Karya Senirupa Terapan Nusantara

· Kerajinan batik

Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan
sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas
kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.

· Kerajinan ukir

Kerajinan ukir di Nusantara, antara lain berupa seni ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-daerah
penghasil kerajinan ukir kayu di Nusantara, di antaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan,
Papua, Madura, dan Sumatra. Kerajinan ukir logam terbuat dari perak, tembaga, emas, dan kuningan.
Proses pembuatan kerajinan logam banyak menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan
penyepuhan. Daerah penghasil kerajinan logam di Nusantara, antara lain Jawa
Tengah danYogyakarta.

· Kerajinan anyaman

Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat dari
bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun
mendong, dan janur. Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas.
Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lainBali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya, dan Tangerang

· Kerajinan topeng

Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan tari
dan hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng
di Nusantara, antara lain Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta, dan Bandung. Setiap daerah memiliki
ciri khas topeng yang berbeda.

· Kerajinan tenun

Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan
tenun banyak terdapat di Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores,
Sulawesi, dan Palembang. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun
dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga
cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam teknik dan
bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas
yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.

· Kerajinan wayang

Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang
dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang
terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan
wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, danSurakarta.

· Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan
keramik sangat beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil
kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranyaKasongan (Yogyakarta), Sompok,
dan Mayong (Jepara).

2. Fungsi Karya Senirupa Terapan Nusantara

Secara umum Fungsi Karya seni rupa terapan yang ada di Nusantara memiliki dua fungsi sebagai
berikut.

 Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan), yaitu karya yang fungsi pokoknya
sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga,
seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.

 Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan), yaitu fungsi yang semata-mata
sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan
dinding dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas
bunga.

3. Bentuk Karya Senirupa Terapan Nusantara

Jika dilihat dari segi bentuknya maka senirupa terapan yang ada di nusantara secara garis besar
terbagi empat, yaitu sebagai berikut :

· Rumah adat

Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk yang sangat beragam. Jika melihat bangunan rumah
adat di Indonesia secara keseluruhan maka kita akan dapat membedakan bangunan rumah adat
tersebut berdasarkan atapnya, ragam hiasnya, bentuk, dan bahan bakunya. Misalnya, rumah Gadang
di Padang bentuknya memanjang ke samping dan rumah adat Minahasa bentuknya memanjang ke
belakang. Rumah beratap joglo di Jawa, rumah beratap bubungan tinggi di Jambi, rumah beratap
gonjong di Minangkabau, dan rumah beratap limas terpenggal di Papua. Bentuk rumah dengan tiang
yang berkolong, atau yang biasa disebut rumah panggung terdapat di Kalimantan, Sumatra, dan
Sulawesi.

· Senjata tradisional

Berbeda dengan masa lalu, beragam senjata tradisional saat ini lebih sering digunakan sebagai
peralatan untuk bekerja. Selain itu juga digunakan sebagai perlengkapan acara ritual, perlengkapan
pakaian adat, pertunjukkan seni tradisional, dan sebagai benda hias.

· Transportasi tradisional

Alat transportasi yang masih mempertahankan bentuk dan ciri khas tradisionalnya masih dapat
dijumpai di wilayah Nusantara. Misalnya, perahu, kereta kuda, pedati, dan becak.

· Seni kriya

Bentuk karya seni kriya Nusantara amat beragam. Beragam pula bahan alam yang digunakan. Dari
sejumlah seni kriya Nusantara, ada yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional dan ada pula
yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar. Seni kriya dapat dikelompokkan menjadi
seni kriya pahat, seni kriya tekstil, seni kriya anyaman, dan seni kriya keramik.

Sebagai catatan bahwa terkadang ada yang mempersamakan antara Seni Kriya dengan Senirupa
Terapan padahal Seni Kriya adalah bagian dari Karya Seni Rupa Terapan.

B. Pameran Sekolah

1. Pengertian

Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman untuk menyampaikan ide atau
gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi
antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi
yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya
seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.”

Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis karya ini terdiri dari karya seni
rupa yang meliputi dua dimensi dan tiga dimensi serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini
sekaligus sebagai pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan.

2. Manfaat Pameran Seni Rupa di Sekolah

Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang kesenirupaan, karena
kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun
bagi perkembangan seni rupa pada umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa
memperkenalkan karya-karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat
umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.

Manfaat pameran seni rupa di lingkungan sekolah

· Meningkatkan kemampuan berkarya

· Dapat melakukan penilaian / evaluasi

· Sebagai sarana apresiasi dan hiburan

· Melatih siswa untuk bermasyarakat

3. Jenis-Jenis Pameran

Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan, dibedakan menjadi
dua, yaitu pameran homogen dan pameran heterogen.

a. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya seni rupa saja,
misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan lain sebagainya.
b. jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung, pameran
keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu
bersamaan.

Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa di sekolah,
biasanya merupakan pameran heterogen, karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam
mulai dari lukisan, patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya.

Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran dapat dibedakan ke dalam :

· Pameran perorangan atau pameran tunggal

· Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau satu almamater, kelompok
seniman dalam satu aliran dan kelompok lainnya.

4. Syarat – Syarat Penyelenggaraan Pameran Di Sekolah

Untuk dapat menyelenggarakan pameran karya seni rupa di lingkungan sekolah, ada beberapa hal
yang harus dikerjakan, yaitu :

· Mengumpulkan karya yang akan dipamerkan

· Membentuk kepanitiaan pameran

· Menyusun proposal pameran

· Menyiapkan publikasi dan dokumentasi pameran

· Menyiapkan ruang atau tempat dan perlengkapan pameran

· Menata karya-karya yang akan dipamerkan

5. Fungsi Pameran

Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman)
dengan pengamat seni (apresiator). fungsi utama dari pameran seni rupa pada hakekatnya adalah
untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara
seniman dengan penonton. Kegiatan pameran merupakan wahana untuk menumbuhkembangkan
apresiasi masyarakat tehadap seni. Bentuk apresiasi terdiri dari apresiasi kreatif dan apresasi afektif.
Pada tataran apresiasi kreatif membawa pengamat untuk menggunakan rasio dalam menanggapi
persoalan yang dihadapinya sedangkan apresiasi afektif lebih melibatkan perasaan sehingga
pengamat merasa dan mengalami empati dan memperoleh rasa puas dari pada orang yang hanya
melakukan apresiasi kreatif.

fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya:

· Meningkatkan apresiasi seni


· Membangkitkan motivasi berkerya seni
· Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas
· Berkarya visual lewat karya seni
· Belajar berorganisasi
6. Jenis Pameran Seni Rupa

a. Pameran Tetap

Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga profesional atau pemerintah seperti penyajian karya-
karya koleksi oleh galeri, museum, dan sebagainya. Waktu penyelenggarannya dilakukan secara
periodik misalnya satu tahun sekali.

b. Pameran Temporer Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan


penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola Pameran Temporer meliputi:

· Pameran Tunggal/Pameran Bersama

Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman.
Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaraan pameran dapat
dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Dalam konteks sekolah, pameran seni rupa bisa
dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup kelas maupun sekolah (semua kelas) di
sekolah tersebut

· Pameran Khusus

Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung lembaga
tertentu misalnya oleh Galeri Nasional Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang
dipamerkan dapat merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor lainnya.
Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun

· Pameran Keliling

Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya koleksi lembaga profesional atau
pemerintah seperti Galeri Nasional Indonesia, musium, maupun karya seniman di luar instansi
tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini merupakan kerjasama
antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal berlangsung selama 10 hari.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi
estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang
rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang.

Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tulang Bawang, Februari 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN

C. Latar Belakang....................................................................................... 1

D. Maksud dan Tujuan................................................................................ 1

BAB II

PEMBAHASAN

C. Pengertian Karya Seni Rupa................................................................... 2

1. Pembagian Karya Senirupa Terapan Nusantara ................................ 2

2. Fungsi Karya Senirupa Terapan Nusantara..................... 4

3. Bentuk Karya Senirupa Terapan Nusantara.................... 5

D. Pameran Sekolah.................................................................................... 6

1. Pengertian........................................................................................ 6

2. Manfaat Pameran Seni Rupa di Sekolah............................................ 6

3. Jenis-Jenis Pameran.......................................................................... 7

4. Syarat – Syarat penyelenggaraan pameran di sekolah........................ 7

5. Fungsi Pameran................................................................................ 8

6. Jenis Pameran Seni Rupa.................................................................. 8

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................ 10

Anda mungkin juga menyukai