Dari pengalaman belajar apresiasi seni, di harapkan berkembang sikap demokratis, etis,
toleransi, dan sikap positif lainnya. Sikap demokratis misalnya akan tercermin ketika
peserta didik mengacu kepada prinsip diferensiasi dan tidak diskriminatif, hal ini akan
terjadi bila ia memberi peluang yang sama kepada semua anggota panitia mengemukakan
pendapat untuk menentukan, misalnya, tema pameran. Contoh sikap demokratis lain,
adalah prilaku yang tidak bias gender. Peserta didik akan memperlihatkan penerapan
prinsip kesetaraan gender sesama teman dan pergaulan dengan masyarakat seni dan
lingkungan pergaulan sosial pada umumnya. Sikap toleran akan tercermin ketika peserta
didik dapat menerima perbedaan pendapat dalam aktivitas mengapresiasi seni, karena
dari kajian yang dilakukannya dalam menafsirkan data pengamatan perbedaan respons
estetik adalah sesuatu yang wajar. Sebab dia tahu pada dasarnya seni dapat dipersepsi
secara berbeda. Sikap etis akan tercermin bila peserta didik dalam kegiatan diskusi yang
hangat, tidak mengucapkan kata-kata atau menunjukkan prilaku yang bernada
melecehkan, menertawakan, merendahkan, menghina, atau kata lain yang setara dengan
itu.
Dari perolehan kehidupan berbudaya dalam proses pembelajaran di sekolah, dan dari
interaksi peserta didik dengan dunia seni (kunjungan pameran, museum, galeri, sanggar,
atau pergaulan langsung, misalnya, dalam kegiatan diskusi dalam kegiatan pameran di
sekolah dan lain-lain). Diharapkan para peserta didik dapat berinteraksi dengan santun
dan efektif dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas, termasuk lingkungan seni
budaya, di mana ia bermukim.
Dengan sikap berbudaya seperti itu, maka para peserta didik dapat mengamalkan prilaku
positif dan optimistik dalam berinteraksi dengan masyarakat seni rupa, seni pertunjukan,
dan masyarakat dalam konteks lokal, nasional, dan internasional