Anda di halaman 1dari 3

A.

Apresoatof Seni Rupa


Pengertian Apresiasi Seni Rupa Ditinjau dari sisi bahasa, apresiasi berasal dari
kata Appreatiatus, bahasa Latin yang berarti pemberian rasa hormat. Ditinjau dari sisi
istilah, apresiasi diartikan sebagai suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai,
menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai sesuatu.
Dikaitkan dengan seni rupa, maka pengertian apresiasi seni rupa dapat
didefinisikan sebagai suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai,
dan membandingkan, atau menghargai karya seni dikaitkan dengan segi keindahannya.
Dalam buku Seni Rupa terbitan Erlangga, pengertian apresiasi seni rupa adalahkegiatan
menilai sebuah karya seni rupa melalui proses pengenalan bobot-bobot seni yang
terkandung di dalamnya. Apresiasi seni rupa merupakan pemberian keputusan dan rasa
tertentu terhadap karya seni sebagai proses penghargaan pada seorang seniman.

B. Perkembangan sikap empati kepada profesi seniman dan budayawan


Pengembangan sikap empati kepada profesi seniman dan budayawan harus kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apresiasi terhadap seni budaya, termasuk seni
rupa, merupakan bagian dari estetika yang dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas
dari kemampuan untuk mengapresiasi keindahan serta harmoni yang mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual hingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan bermasyarakat hingga mampu menciptakan
kebersamaan yang nyaman dan harmonis.
Pengenalan akan tokoh-tokoh seni budaya, karya dan reputasinya, kontribusi
mereka bagi masyarakat dan bangsa, dan bagi kemanusiaan pada umumnya, adalah
upaya nyata dalam mengembangkan perasaan simpati, yang jika dilakukan berulang-
ulang akan dapat meningkat menjadi perasaan empati. Sehingga diharapkan peserta didik
menjadi kagum dengan prestasi dan jasa-jasa para seniman atau budayawan berdasarkan
kualitas karya seni, termasuk penghargaan yang diperolehnya, baik dalam tingkat lokal,
nasional, sampai pada tingkat internasional.
Setiap manusia di dunia ini dianugerahi oleh Tuhan perasaan keindahan, sadar
atau tidak, manusia menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam aktivitas kesenirupaan, baik dalam proses penciptaan, pengkajian, serta
penyajiannya senantiasa dipandu oleh rasa keindahan yang bersifat esensial dalam seni.
Pada hakikatnya pengalaman menikmati rasa keindahan itu dapat memberikan
kebahagiaan spiritual bagi manusia. Oleh karena itu sudah selayaknya manusia
mensyukuri anugerah Tuhan itu, dan senantiasa memuliakan Nama-Nya.

C. Mengamalkan prilaku manusia berbudaya dalam kehidupan bermasyarakat


Sebelum membahas tentang prilaku manusia berbudaya dalam kehidupan
bermasyarakat, perlu kita pahami terlebih dahulu hakikat dan pengertian kebudayaan.
Kata budaya berasal dari kata buddayah (bahasa sansekerta), jamak dari kata budhi yang
berarti akal dan nalar. Jadi kata kebudayaan dapat berarti : hal-hal yang berhubungan
dengan akal, budi, dan nalar. Pengertian lain dari kebudayaan adalah keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta
keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (Koentjaraningrat). Kebudayaan memiliki
tiga wujud, yaitu :
(1) kebudayaan sebagai konsep
(2) kebudayaan sebagai aktivitas,
(3) kebudayaan sebagai artefak.

Dengan klasifikasi tersebut, seluruh aktivitas interaksi manusia dengan


penciptanya, interaksinya dengan masyarakat, dan interaksinya dengan alam, semuanya
merupakan kebudayaan.
Kata budaya biasanya juga dipadankan dengan kata adab, yang menunjukkan
unsur-unsur budi luhur dan indah, misalnya sopan santun, kesenian, dan ilmu
pengetahuan, adalah peradaban atau kebudayaan. Namun menurut Van Peursen, filsafat
kebudayaan modern dewasa ini, akan meninjau kebudayaan terutama dari sudut policy
tertentu, sebagai suatu strategi bagi hari depan. Kebudayaan dapat diartikan sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang atau setiap kelompok orang-orang. Berbeda dengan
hewan, manusia tidak hidup begitu saja ditengah-tengah alam, melainkan selalu
mengubah alam itu.
Kita dapat mengembangkan potensi prilaku yang baik untuk bergaul dengan
masyarakat seni dan lingkungan sosial sebagai insan yang berbudaya dengan cara
mengenal, memahami, dan menghargai budayanya sendiri. Mengembangkan sikap
sopan, ramah, dan rendah hati dalam berinteraksi secara efektif dengan para seniman dan
budayawan, lingkungan sosial. Kita harus dapat menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa yang berbudaya dalam pergaulan dunia.
D. Interaksi dan komunikasi efektif dengan lingkungan seni rupa
Dari pengalaman mempelajari apresiasi seni, diharapkan berkembang sikap-sikap
positif pada diri kita seperti demokratis, etis, toleransi, dan sikap-sikap positif lainnya.
Sikap demokratis misalnya akan tercermin ketika seseorang mengacu kepada prinsip
diferensiasi dan tidak diskriminatif, hal ini akan terjadi bila dia memberi peluang yang
sama secara adil kepada semua anggota panitia mengemukakan pendapat untuk
menentukan sesuatu hal, misalnya, tema pameran. Contoh sikap demokratis yang lain,
misalnya prilaku yang tidak membedakan gender. Kita akan memperlihatkan penerapan
prinsip kesetaraan gender sesama teman dan dalam pergaulan dengan masyarakat seni
serta lingkungan pergaulan sosial pada umumnya.
Sikap toleran akan tercermin saat kita dapat menerima perbedaan pendapat dalam
aktivitas mengapresiasi seni budaya, karena dari kajian yang kita lakukan dalam
menafsirkan data pengamatan perbedaan respons secara estetik adalah sesuatu yang
wajar. Sebab kita tahu pada dasarnya seni dapat diserap dan diartikan secara berbeda-
beda oleh setiap insan. Sikap etis akan tercermin saat kita dalam kegiatan diskusi yang
hangat, tidak mengucapkan kata-kata atau menunjukkan sikap yang bernada
melecehkan, merendahkan, menertawakan, menghina, atau kata lain yang setara dengan
itu.
Dari perolehan kehidupan berbudaya dalam proses pembelajaran di lingkungan
sekolah, dan dari interaksi siswa dengan dunia seni (kunjungan ke
pameran, sanggar, museum, galeri, atau pergaulan langsung, misalnya, melakukan
kegiatan diskusi dalam kegiatan pameran di sekolah dan lain-lain). Diharapkan para
siswa dapat berinteraksi dengan sopan, santun dan efektif dengan lingkungan masyarakat
yang lebih luas, termasuk di lingkungan seni budaya, di mana ia bermukim. Dengan
sikap berbudaya seperti ini, maka para siswa dapat mengamalkan prilaku yang positif
dan optimistik dalam berinteraksi dengan masyarakat seni budaya dan masyarakat umum
baik dalam konteks lokal, nasional, maupun internasional.

Anda mungkin juga menyukai