Anda di halaman 1dari 32

Zaman Glasial adalah waktu suhu menurun dalam jangka masa yang lama dalam

iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser
gunung. Sisa lautan yang ada tidak tertutupi es namun memiliki suhu tertinggi rata-rata
sekitar 4o C. Secara geologis, zaman es sering digunakan untuk merujuk kepada waktu
lapisan es di belahan bumi utara dan selatan; dengan denifisi ini kita masih dalam zaman es.
Menurut para ahli zaman ini telah terjadi berulang kali dengan diselingi masa-masa yang
lebih hangat yang disebut masa interglasial. Pada zaman es air laut membeku sehingga
permukaan air laut turun sampai 100 meter dan garis pantai pun menjorok ke laut
kemungkinan ada beberapa pulau menyatu saat zaman es tersebut.

Zaman glasial dimulai dengan adanya Zaman Pleistosen yang berlangsung sekitar
600.000 tahun lalu. Zaman pleistosen ditandai dengan adanya siklus glasialisasi, yaitu
mendinginnya iklim bumi dan meluasnya lapisan es tebal di kedua kutub. (Penelitian lebih
lanjut menunjukkan bahwa zaman es juga terjadi pada masa-masa jauh sebelum Zaman
Pleistocenini). Terdapat bukti-bukti terjadinya sekurang-kurangnya 8 kali zaman es besar
(empat di antaranya yang ekstrim, termasuk zaman es yang terakhir), diselingi zaman antar-
es (interglacial) yang iklimnya relatif panas.

Pada setiap zaman es, terjadi siklus yaitu air lautan mendingin lalu penguapan air
menjadi berkurang. Hal itu lalu mengakibatkan jumlah awan berkurang dan curah hujan
menurun sehingga tumbuhan berkurang dan gurun bertambah luas. Lapisan es di kutub
bertambah tebal dan meluas ke daerah iklim sedang, sampai sepertiga permukaan bumi
tertutup es. Karena banyak air berubah menjadi es, maka permakaan air laut surut, di
beberapa tempat sampai lebih 100 meter.

Hal yang sebaiknya terjaadi pada zaman Interglacial: iklim menjadi panas -> es kutub
dan es gunung mencair -> hujan bertambah -> tumbuhan bertnabah. Juga permukaan laut
naik sampai lebih dari 100 meter; laut menyerbu jauh ke daratan. Kecepatan naiknya
permukaan laut ini rata-rata 5 cm/ tahun.

Sementara itu di wilayah-wilayah bekas es, karena beban es itu tidak ada lagi,
permukaan tanah naik ke atas berkat elastisitas kulit bumi. Kenaikan tanah ini ada yang lebih
cepat dari naiknya permukaan laut, sehingga sedimen-sedimen laut ditemukan jauh di atas
laut. Ini adalah proses vaulting yaitu pergeseran tektonik lempeng-lempeng kulit bumi,
yang bisa mengangkat dasar laut mencuat jauh ke atas.

Syarat- syarat terbentuknya lahan glasial.

1. Adanya hasil endapan salju.


2. Terdapat pada ketinggian diatas <5000 mdpl.
3. Tingginya tingkat presipitasi.
4. Suhu lingkungan sangat rendah.
5. Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah yang sangat besar.
6. Pada musim panas tingkat peleburannya rendah.

Sifat-sifat khas dari gerakan glasial.


Adapun sifat-sifat khas dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah sebagai
berikut:
- Pada tepi gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
- Pada ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
- Kita dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
- Juga dapat ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yangpaling cepat letaknya
tepat di tengah-tengah, tetapi di sini kita lihat gejala yang sama seperti pada garis arus sungai
yaitu pada belokan garis arus tadi terletak pada belokan luar
Bentuk lahan (Morfologi) Bentukan Asal Proses Glasial

a. Bentang Alam Karena Proses Erosi


Bentang alam karena prose erosi yang berasosiasi dengan alpine glaciations yaitu yang
terbentuk pada daerah pegunungan.

Glacier valley berbentuk U karena proses glasial


berbentuk V karena erosi sungai.

Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massa
es yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation
antara lain :

1. Hanging valley
Ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging valley
yang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi lurus
dan memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya terpotong
menjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi glasial.

2. Truncated Spurs
merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular faced karena erosi
glasial. Makin tebal gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin besar
erosi maka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit.

3. Cirques
Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier
valley yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding
lembah.

4. Rock basin lake


Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan batuan
kehilangan bagiannya, digantikan es dan ketika melelh kembali terbentuk rock basinlake.

5. Bergschrund
Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu
jatuh ke crevasse.

6. Aretes
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga
bagian tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging.

7. Horn
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong / ada bagian yang hilang
karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.

8. Crevasses

merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closed
crevasses.

Morfologi Bentukan Asal Proses Glasial Proeses erosi


Bentuk lahan asal proses glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai salah satu agen
geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu proses eksogen,
sehingga dalam pembentukan bentuklahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi, transportasi
dan deposisi. Glasier tersusun oleh es, sejumlah kecil udara, air dan hancuran batu yang berat
jenis glasier sendiri: 900 kg/m3. Panas matahari dan bumi, mengelompokkan es glasial
menjadi 2 yaitu cold ice atau temperatur es dibawah titik cair dan warm ice: temperatur es
mendekati titik cair. Keseimbangan massa es glasial: Perbandingan antara perolehan dan
kehilangan es glasial
Perolehan : Akumulasi es
Kehilangan :

1. Ablasi (Terjadi karena pencairan es)

2. Evaporasi (Perubahan es menjadi uap air)

3. Sublimasi (Perubahan es menjadi uap air)

4. Erosi angin
5. Calving (Pecahnya block es menjadi air)
Akumlasi dan kehilangan es dilakukan perhitungan setiap tahun.

MEKANISME GERAKAN ES
Internal deformation: pergerakan karena tekanan
Basal sliding : Pergerakan pada warm ice
Gelinciran lapisan es diatas lapisan air yang tipis
Regelation creep : Pergerakan warm ice karena ketidakteraturan lapisan dasar
Enhanced basal creep : Karena peningkatan tekanan pada bagian lapisan atas es
Bed deformation : berkaitan dengan tingginya tekanan air dalam pori-pori es
Gerakan glasier ke arah bawah: aliran glasial
Disebabkan oleh:
Bertambahnya akumulasi es
Ablasi
Kecepatan aliran bervariasi secara spasial dan temporal

BENTUK LAHAN GLASIAL


Proses kerja glasial:
EROSI GLASIAL
Erosi oleh kerja gletsyer dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
luasan tutupan es
Jumlah debris pada bagian dasar glasier
karakteristik lapisan bedrock
waktu.
Mekanisme erosinya terdiri dari tiga proses yaitu
Abrasi: meliputi scrathing/penggoresan, grooving/pembuatan celah, dan gesekan bedrock
oleh debris yang terbawa gletsyer
Crushing & fracturing: yaitu penghancuran dan pemecahan material
Joint-block removal: yang berkaitan dengan proses geologi dan perubahan massa jenis air
Setelah erosi, pada tahap selanjutnya material debris hasil proses erosi akan tertranspaort
melalui glacier. Ukuran debris yang tertransport mulai dari fragmen batuan berukuran kecil
hingga boulder. Supraglasial : Material yang jatuh & bergerak diatas permukaan es.
Umumnya banyak terdapat pada lembah atau cirque glasier. Englacial : terbentuk karena
supraglacial debris yang tertimbun oleh akumulasi es. Englacial masih dapat tertransport

DEPOSISI GLASIAL
Deposisi glasial berdasarkan lokasinya terdiri dari beberapa macam antara lain:
Undermelt yaitu deposisi yang terjadi karena bagian bawah lapisan es yang mencair,
Basal lodgement, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena berkurangnya kecepatan
glasial;
Basal flowage, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena ada gaya tekanan dari lapisan
diatasnya;
Meltout, proses sedimentasi ketika permukaan es mencair.

b. Bentang Alam Karena Proses Pengendapan Gletser

1. Moraines

Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan tertinggal / mengendap setelah glacier
menyusut. Material-material lepas yang jatuh dari lereng yang terjal sepanjang valley
glacierterakumulasi pada sepanjang sisi es.

Lateral Moraines Moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser

Medial Moraines Gabungan anak-anak sungai yang dekat Lateral Moraines


membawa gletser turun sepanjang sisi till, dari atas tampak seperti multilane highway
(lintasan-lintasan pada daerah tinggi).

End Moraines Tepi till yang tertimbun sepanjang sisi es, merupakan terminus yang
tersisa yang tetap selama beberapa tahun, mudah dilihat. Valley glacier membentuk end
moraines yang berbentuk seperti bulan sabit.

Bentuk-bentuk End Moraines :


Terminal Moraines End Moraines yang terbentuk karena terminus bergerak maju jauh
dari es.
Recessional Moraines End Moraines yang terbentuk karena terminus tidak mengalami
perubahan (tetap).
Ground Moraines Till yang tipis, seperti lapisan-lapisan karena batuan yang terseret aleh
gletser lalu mengendap.

2. Till
Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang terendapkan mengisi valley
glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya lancip)
karena bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-boulder,
unsorted.

3. Drumlin
Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah
till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan
oleh ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah
melalui lereng yang dangkal.

4. Erratic
Merupakan es yang berukuran boulder yang kemudian tertransport oleh es yang
berasal dari lapisan batuan yang jauh letaknya.

5. Outwash
Adalah dataran dengan slope rendah hasil pengendapan sungai pencairan es, terletak
di depan tubuh gletser
6. Kame
Kame adalah Bukit-bukit kecil hasil pengendapan dari cairan es

Pertumbuhan bentuklahan (Morfologi) Glasial.


Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju,
kemudian salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadi
dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque. Setelah itu,
kemudian lembah terisi oleh alluvium. Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebih
rendah dari muka air laut, sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah.

BENTUKLAHAN GLASIAL
Bentuklahan Glasial dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Destruksional: ledok berundak (cirques), palung glasial, bukit mirip tanduk (horn), igir-igir
yang kasar dan tajam (aretes).
Konstruksional: morena, drumlin, esker, kame, dan dead ice

CIRQUE
Merupakan bentukan destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak pada bagian
atas lembah yang dalam. Cirque dicirikan oleh sedikitnya massa es yang terdapat pada
cekungan. Adapun bentuk cekungan tersebut sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.

MORENA
Merupakan bentuklahan hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till, lapisan sedimen,
atau bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena dapat diklasifikasikan
berdasar arah aliran glasial yaitu:
morena yang paralel terhadap arah aliran es, dapat terletak pada bagian tepi atau disebut
morena lateral atau pada bagian tengah disebut morena medial
morena yang melintang terhadap arah aliran es, misalnya end moraines dan push moraines,
morena dengan arah tidak teratur
DEAD ICE
Merupakan bentuklahan glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan kumpulan debris
dengan susunan tak teratur

DRUMLIN
Drumlin terbentuk oleh deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai morena
subglasial karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar glacier. Sumbu
memanjang menunjukkan arah pergerakan glasial. Drumlin dibatasi oleh melt water

MELTWATER
Meltwater adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan glasial,
subglasial atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada kondisi iklim. Melt
water mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan deposisi. Sedimen dalam
aliran melt water bersifat mengerosi (bank erosion) sehingga saluran meltwater (meltwater
channel) semakin lebar dan dalam. Sedimen yang tertransport meltwater dapat mengalami
deposisi. Mekanisme pengendapannya sama dengan pengendapan pada aliran sungai

ESKER
Esker adalah bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang berkelok, kadang
terputus. Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.

KAME
Bentuklahan dengan morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan pada lokasi
tertentu, misal didalam atau di sepanjang glasial

KETTLE LAKES
Kettle lakes adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame, sehingga
bentuknya menyerupai danau.

GLASIAL BUDGED.

1. Positive budget bila dalam periode waktu tertentu, jumlah gletser > es yang
meleleh/hilang.
2. Negative budget bila terjadi penurunan volume gletser (menyusut).
Gletser dengan positive budget yang tertekan keluar dan ke bawah pada tepinya disebut
advancing budget, sedangkan gletser dengan negative budget yang makin kecil volumenya
dan tepinya meleleh disebut receding budget. Bila jumlah es yang yang bertambah sama
dengan volume penyusutan es maka nilai advancing budget seimbang dengan receding
budget, hal ini disebut balance budget.
Bagian atas glacier disebut zone of accumulation tertutup oleh es abadi.
Bagian bawah glacier disebut zone of wastage es hilang (mencair atau terevaporasi)
Batas antara kedua zona disebut firn limit yang pergerakannya tergantung apakah es
terakumulasi atau terbuang. Bila firn limit bergerak ke bawah dari tahun ke tahun, maka
disebut positive budget, bila firn limit bergerak ke atas, disebut negative budget. Bila firn
limit berada di tempat yang tetap, dinamakan balanced budged
Terminus merupakan tepi bawah gletser yang bergerak makin jauh ke bawah lembah ketika
valley glacier mengalami positive budget. Bila mengalami negative budget (gletser
menyusut) maka terminus bergerak ke bagian atas lembah.
Bila Ice sheet mangalami positive budget, maka terjadipenambahan volume dan terminus
mengalami kemajuan dan bila meluas sampai ke laut maka volume atau jumlah ice berg di
laut bebas meningkat. Penambahan dan pengurangan ice berg merupakan indikator perubahan
musim. Meningkatnya jumlah dan volume ice berg menandakan suhu makin dingin dan
presipitasi makin tinggi.

Bentuk lahan Glasial


Bentuk lahan Glasial adalah bentuk lahan yang dipengaruhi oleh adanya akumulasi
es/salju atau gletser disuatu wilayah dengan waktu yang lama.
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana
proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser .

Pertumbuhan bentuk lahan (Morfologi) Glasial.


Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju,
kemudian salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadi
dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque. Setelah itu,
kemudian lembah terisi oleh alluvium. Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebih
rendah dari muka air laut, sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah.
Faktor-Faktor Pendukung terjadinya lahan Glasial adalah sebagai berikut :
- Tingginya tingkat presipitasi
- Suhu lingkungan yang rendah
- Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
- Tingkat peleburan yang rendah
Adapun sifat-sifat khas dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah sebagai
berikut:
- Pada tepi gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
- Pada ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
- Kita dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
- Juga dapat ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yangpaling cepat letaknya
tepat di tengah-tengah, tetapi di sini kita lihat gejala yang sama seperti pada garis arus sungai
yaitu pada belokan garis arus tadi terletak pada belokan luar
Jika keempat faktor tersebut berjalan dengan baik maka pembentukan bentuk bentang
alam glasial akan berjalan cepat dan luas.

PUNAHNYA MEGAFAUNA PADA AKHIR ZAMAN ES BESAR

Akhir zaman es besar ditandai dengan punahnya banyak genus hewan menyusui besar
(termasuk mammoth, mastodon, berang-berang raksasa dsb). Ini terjadi berangsur-angsur
selama 2000 tahun[kalau menurut skala waktu geologis, ini termasuk cepat], dengan pusatnya
pada 11 ribu tahun lalu ( 9000 SM). Hewan menyusui kecil, reptilia, dan amfibia tidak ikut
punah.

Dua teori dikemukakan oleh para pakar mengenai sebab-musabab kepunahan hewan
besar itu: (1) teori perburuan berlebiah oleh manusia dan (2) teori perubahan iklim yang
ekstrim. Masing-masing teori didukung oleh sejumlah data palaentologis, arkeologis, maupun
geologis. Mungkin juga terjadi kedua faktor itu terjadi bersama-sama dengan proporsi yagn
berbeda-beda di berbagai wilayah. Tentang teori perubahan iklim yang drastis, pertanyaannya
adalah faktor-faktor apa yang menjadi penyebabnya.
Zaman Es Terakhir

Zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira
10.000 tahun lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es di
zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar
6.000 tahun yang lalu.

Zaman Es di Nusantara

Ketika zaman es, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena
banyak air yang membeku di daerah kutub. Kala itu Laut China Selatan kering, sehingga
kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau
Papua juga tergabung dengan benua Australia. Setelah peristiwa pelelehan es tersebut,
gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi.

Bukti adanya zaman es

Bukti geologis zaman es bermacam macam, termasuk cacat pada batuan, glacial
moraines, drumlin, potongan lembah, kemiringan batuan dan juga batuan glacial. Glacial
suksesi cenderung mengahapus dan mengubah bukti geologisnya, membuat jadi lebih susah
untuk diperkirakan. Lebih jauh lagi, bukti ini masih terlalu susah untuk di perkirakan
waktunya secara tepat; teori teori mengasumsikan bahwa jaman glacial lebih pendek
dibanding interglacial. Adanya batuan sedimen dan es menunjukan kenyataan sebenarnya:
jaman glacial itu panjang dan interglacial itu pendek.

Bukti Khemis sebagian besar terdiri dari variasi rasio isotop pada fosil yang terdapat
pada sedimen dan batuan sedimen dan batuan sedimen laut. Untuk periode glacial yang
paling baru inti es menyediakan proxy iklim dari es, dan sample atmosfer dari yang terdapat
pada gelembung di udara. Karena air mengandung isotop lebih berat mempunya titik uap
yang lebih tinggi, maka prporsinya berkurang dengan kondisi yang lebih dingin. Ini
mengakibatkan catatan tempratur dapat tersusun. Walaupun begitu, bukti ini dapat ditemukan
pada factor lain yang tercatat oleh rasio isotop.

Bukti Paleontologis terdiri dari perubahan perubahan pada persebaran geografis


fosil. Pada saat periode glacial organisme bersuhu dingin tersebar pada keleluasaan lebih
rendah, dan organism yang menyukai kondisi lebih hangat menjadi punah. Bukti ini juga
cukup sulit untuk di interpretasikan karena membutuhkan (1) sedimen yang terletak selama
periode waktu yang lama, (2) organism kuno yang telah bertahan selama beberapa juta tahun
tanpa perubahan dan suhu layaknya mudah diketahui; dan (3) penemuan fosil yang relevan,
yang membutuhkan keberuntungan tinggi.

Walaupun dengan kesusahan seperti ini, analisis terhadap batangan es dan inti
sedimen laut menunujukan periode glacial dan interglacial selama beberapa juta tahun lalu.
Ini semua juga memastikan hubungan antar jaman es dan fenomena lempengan antar benua
seperti glacial moraines, drumlin dan batuan glacial. Maka itu pergerakan lempeng benua
telah diterima sebagai bukti yang baik untuk jaman es awal ketika ditemukan di lembaran
yang terbentuk jauh sebelum batangan es dan laut ada.

Akibat Peristiwa Glasial dan Interglasial

Menurut kelompok kami zaman glasial dan zaman interglasial dapat menyebabkan
persebaran flora dan fauna di dunia terutama di Indonesia. Zaman glasial terjadi dahulu kala.
Zaman glasial adalah zaman dimana suhu di permukaan bumi menjadi menurun dan
mengakibatkan seluruh permukaan bumi tertutupi es. Saat bumi mengalami zaman es atau
glasial ini laut-laut berubah menjadi es dan mengakibatkan menyambungnya daratan-daratan
serta benua-benua. Di Indonesia juga mengalami hal yang sama dengan daratan yang lainnya.
Pada saat itu mengakibatkan paparan sunda yang dahulu berupa sebuah lautan yang
memisahkan Indonesia dengan asia menjadi berupa sebuah es yang menghubungkan asia
dengan Indonesia bagian barat. Selain itu Bagian Indonesia timur juga tersambung dengan
benua yang lain yaitu Australia dan di sebut dengan daratan sahul.

Saat Indonesia bagian barat tersambung dengan Asia maka binatang-binatang yang
berada di Asia bisa dengan mudah bermigrasi ke Indonesia bagin barat. Dan saat Indonesia
bagian timur tersambung dengan Australia binatang yang tinggal di Australia dapat
bermigrasi dengan bebas tanpa harus menyebrang melewati lautan yang memisahkan
Indonesia dengan Australia. Maka dari itulah binatang yang hidup di Asia mempunyai
kemiripan dengan binatang yang tinggal di Indonesia bagian barat, seperti badak jawa,
harimau jawa dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan hewan yang berada di Indonesia
bagian timur juga mempunyai kemiripan dengan hewan yang hidup di Australia seperti
kangguru, burung Cendrawasih, dan masih banyak lagi yang mirip. Saat melihat fakta-fakta
yang ada saat ini kami menyimpulkan bahwa akibat dari Zaman glasial dapat mempengaruhi
persebaran fauna di dunia. Saat zaman glasial terjadi, Di daerah tropika zaman glacial ini
berupa zaman hujan (zaman pluvial) yang diseling dengan zaman kering (interpluvial). Pada
saat itu Indonesia juga mengalami zaman pluvial atau zaman hujan karena Indonesia juga
berada pada daerah tropika. Hampir setiap hari Indonesia mengalami hujan yang
mengakibatkan banyaknya hutan-hutan hujan di Indonesia dan daerah tropika yang lainnya.
Contoh di Indonesia adalah terdapat pada kalimantan.

Di kalimantan banyak sekali hutan hujan tropis yang pohon-pohonya bisa mencapai
20-40 meter. Itu yang menyebabkan adanya kemiripan flora antara Indonesia dengan daerah
tropika yang lainnya. Zaman Interglasial adalah zaman ketika suhu di permukaan bumi
kembali normal seperti biasa yang mengakibatkan es-es di permukaan bumi mencair dan
kembali seperti dahulu kala. Pada saat zaman glasial banyak binatang yang sudah bermigrasi
ke Indonesia barat dan timur.

Setelah terjadi zaman interglasial es-es yang telah menghubungkan ke antara


Indonesia dengan Asia dan Australia kembali menjadi laut kembali, yaitu pada paparan sunda
dan paparan sahul. Pada saat itu terjadi binatang-binatang yang sudah bermigrasi ke
Indonesia tidak dapat kembali lagi ke daerah asalnya sehingga para binatang tersebut harus
menetap di Indonesia. Jadi hal ini juga dapat di katakan termasuk penyebab persebaran fauna
dan flora di dunia.

UNSUR PH

Unsur kadar kesamaan air (pH) menurut kami juga dapat masuk ke dalam salah satu
penyebab persebaran fauna dan flora di dunia. Karena mahluk hidup dapat bertahan hidup
dan hidup sesuai dengan kadar pH nya masing-masing. Ada yang dapat hidup jika kadar pH
nya di atas 7 (garam), ada yang bisa hidup jika kadar pH nya di bawah 7 (asam), atau ada
yang dapat hidup jika kadar garamnya netral yaitu 7 (basa). Sebagai contoh adalah berbagai
jenis rawa. Jenis rawa dapat di bedakan menjadi dua yaitu:

1. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian.


Jenis rawa ini memiliki ciri kadar pH nya rendah di bawah 7 (asam / payau) yaitu sekitar 4,5.
Dalam hal ini air tersebut tidak baik untuk mengairi tanaman sehingga sedikit sekali tumbuh-
tumbuhan yang dapat hidup di daerah ini. Selain tumbuhan yang tidak dapat hidup, hewan
juga tidak dapat hidup di tempat ini. Yang dapat hidup di tempat ini adalah tanaman gambut
yang berada di bagian dasar rawa yang sagat tebal serta rumput- rumput liar yang hidup di
tepi rawa.

2. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.

Jenis rawa ini mempunyai ciri airnya tidak terlalu asam. Karena tidak terlalu asam maka
banyak tumbuhan serta hewan-hewan yang dapat hidup di rawa tersebut, seperti cacing tanah,
ikan, eceng gondok, pohon rumbia. Selain itu rawa ini juga dapat di jadikan tempat pertanian.

Karena hewan dan tumbuhan mempunyai kadar pH yang berbeda-beda untuk hidup, maka
kehidupanya tersebar di mana-mana tergantung apakah kadar pH di suatu tempat cocok untuk
tumbuhan serta hewan-hewan tersebut dapat hidup. Maka dari itulah kadar pH juga dapat
mempengaruhi persebaran flora dan fauna.

Analisis

APAKAH SIKLUS GLASIAL-INTERGLASIAL TERUS TERJADI DAN


MUNGKINKAH ZAMAN GLASIAL TERJADI KEMBALI?

Menurut hipotesis hasil penelitian para ahli, jawabannya adalah Ya. Menurut
penelitian siklus itu terus terjadi dan tetap ada hingga saat ini. Siklus telah berlangsung
selama 5 kali, yaitu 1,6 juta tahun lalu, 900 ribu tahun lalu, 600 ribu tahun lalu, 200 ribu
tahun lalu, 19 ribu tahun lalu. Setiap periode berlangsung selama 5000-20.000 tahun lalu
digantikan dengan zaman interglasial selama 50-500 ribu tahun. Hal ini ditunjang dengan
berbagai macam perubahan yang terjadi di bumi dan di planet lain. Perubahan iklim yang
terjadi menyebabkan iklim tak dapat diprediksi lagi. Hal ini memungkinkan terjadinya lagi
zaman es karena perubahan suhu dan iklim tersebut. Bukti-bukti hal ini adalah : 1) Pada
tahun 2007, Colorado pernah mengalami badai salju terburuk. Badai ini menimbun salju
setebal 35 cm dan badai itu terus berlangsung selama beberapa hari. 2) Pada akhir tahun
2008, daratan Greenland dan lautan Arkti sempat mendekati titik terdinginnya, yaitu sekitar
-75o C. Hanya benua antartika yang tidak mampu mendinginkan suhunya karena lubang ozon
sebesar kota New York ada di atas Antartika, menyebabkan radiasi matahari secara penuh
masuk ke daerah itu.
APA PENGARUH ZAMAN GLASIAL DAN INTERGLASIAL TERHADAP
PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN MANUSIA?

Pada zaman Glasial, manusia hidup dari golongan Homo Erectus, yang terkenal
dengan jiwa penjelajahannya. Salah satu faktor penjelajahan Homo ini adalah kelangkaan
makanan. Hal ini karena banyak mahkluk hidup yang mati dan membeku pada masa glacial
pertama dan kedua. Pada zaman glacial pertama hewan masih cukup kuat untuk menjelajah.
Pada masa ini, Eropa, Afrika, Australia dan Asia disatukan oleh lautan es yang tebal, sehingga
membentuk daratan yang dinamai Donau. Sedangkan Amerika, Greenland dan kep. Karibia
yang terselimuti oleh es terbentuk daratan yang dinamai Nebraskan. Hal ini memungkinkan
HE berpindah ke berbagai penjuru bumi. Faktor lain yang menyebabkan mereka berpindah
adalah usaha mencari tempat yang lebih hangat agar dapat memperoleh makanan. Hal ini
dikarenakan oleh sumber makanan banyak tumbuh di daerah yang hangat.

Pada periode kedua glacial pembagian benua es masih sama, namun lautan yang
membeku lebih luas. Nama mereka adalah Gunz untuk wilayah Eurasia dan sekitarnya dan
Kansan untuk Amerika dan sekitarnya. Sayangnya, api mengemisikan karbon dioksida lebih
banyak. Diperkirakan, bila zaman es terjadi lagi, keadaan akan jauh lebih buruk dari zaman
es sebelumnya.

Kepunahan populasi hewan terjadi pada peralihan zaman glacial kedua ke zaman
interglacial kedua. Homo ini punah karena tidak mampu beradaptasi lagi dengan kondisi
menghangatnya bumi. Kemudian jumlah populasi hewan menyurut sehingga menciptakan
spesies baru yang disebut Homo Neandhertalensis.

PERISTIWA GLASIAL-INTERGLASIAL

Nama glasialisasi/interglasialisasi Periode


Glasial
(ribu
atau
tahun
Interglasial
lalu)

Alpine N. Amerika N. Eropa Inggris S. Amerika

Bramertonian Interglasial 1550-


1300

Baventian Glasial 1300-800

Pastonian Interglasial 800-680

Gnz Nebraskan Menapian Beestonian Caracol Glasial 680-620

Gnz- Interglasial 620-455


Aftonian Cromenian
Mindel

Mindel Kansan Elsterian Anglian Rio Llico Glasial 455-380

Mindel- Interglasial 380-200


Yarmouth Holstein Hoxnian
Riss

Santa Glasial 200-130


Riss Illinoian Saale Wolstonian
Maria

Riss- Interglasial 130-110


Sangamonian Eemian Ipswichnian
Wrm

Wrm Wisconsin Weichsel Devensian Lianquihue Glasial 110-12

bentuk lahan asal proses glacial


Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit
di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas
es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuk lahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan
ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuk lahan akan dapat
di bayangkan sifat alaminya. Satuan bentuk lahan ini sangat penting terutama dalam konteks
kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun cultural.
Contoh satuan bentuklahan asal proses glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit
di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas
es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam (Suhendra, 2009).
Semua satuan bentuk lahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan
ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuk lahan akan dapat
dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuk lahan ini sangat penting terutama dalam konteks
kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural (Suhendra, 2009).

GEOMORFOLOGI GLETSER.

1. Karakteristik Gletser

Geomorfologi Gletser saat ini adalah kurang penting pengaruhnya pada zaman sekarang
dalam membentuk bentuk tanah, kecuali di lintang tinggi dan pada ketinggian tinggi, tetapi
gletser yang ada selama Pleistosen meninggalkan jejak pada banyak jutaan mil persegi pada
permukaan bumi. Beberapa 4,000,000 mil persegi di Amerika Utara, 2.000.000 mil persegi di
Eropa dan mungkin 1.500.000 mil persegi di Siberia adalah glaciated. Selain itu, banyak
daerah rendah tertutup oleh tudung es ( ice caps) lokal. Ribuan lembah gletser ada di
pegunungan di mana sekarang ada tidak baik gletser atau hanya sebagian kecil.

Beberapa pemandangan gunung terbaik kami adalah merupakan produk dari proses
geomorphic glasial tingkat besar, seperti bentuk lahan dataran rendah banyak yang menarik.
Glasiasi memiliki pengaruh yang signifikan terutama di bagian padat penduduk di timur-
tengah Amerika Utara dan utara-barat Eropa. Selain itu, seperti yang diungkapkankan dalam
Bab 2, pengaruh zaman es Pleistosen jauh melebihi efek langsung glasial erosi dan deposisi.
Pemikiran kita tentang Pleistosen Glasiasi telah berubah sangat sejak zaman Venetz,
Charpentier, dan Agassiz (lihat p.8). Setelah bertahun-tahun berbeda pendapat, tampaknya
ada kesepakatan bahwa zaman Pleistosen terdiri dari empat zaman es glasial besar yang
dipisahkan oleh usia interglacial, mungkin jauh lebih lama dari pada Glacial. Glasiasi
terakhir, atau mungkin lebih tepatnya terbaru, jika kita tidak mengesampingkan kemungkinan
bahwa kita hidup di waktu interglacial, telah meninggalkan jejak yang paling jelas atas
topografi kita, tetapi efek dari Glasiasi sebelumnya masih terlihat di banyak tempat.

2. Glasiasi Kontinental
Glasiasi Kontinental dapat menghanyutkan, mentransport dan mengendapkan material.
Glasiasi kontinental disebabkan oleh iklim, ketinggian, curah hujan dan aktivitas atmosfer
(CO2 yang berlebihan). Dilain pihak, tutupan lahan yang bagus dengan vegetasi-vegetasi
yang beranekaragam akan mengakibatkan penipisan kadar karbondioksida di atmosfer. Para
geolosists telah mempelajari kumpulan gletser di daerah-dearah umum dan antaritika, tempat
ini adalah satu-satunya yang menyajikan contoh dari lempeng es yang baik. pembahasan ini,
bagaimanapun belum menjelaskan penyebab glasiasi kecuali bila kita telah menelaah lebih
dalam dan teliti mengenai ketebalan dari satu lembar es, laju gerak, proses dari pengikisan
dan mengangkut materi, dan sifat alami yang tersimpan tersimpan.

Glasiasi tersebar luas terjadi dalam beberapa kali sejak dahulu dalam lapisan tanah. Lautan
dan tubuh air lain memperlihatkan keseragaman. Glasiasi geologi berhubungan dengan area
yang luas. Glasiasi yang besar terjadi di daerah Siberia dan Asia utara, dan daerah lain yang
mempunyai iklim yang paling ekstrim, sedangkan di Eropa glasiasi mengalir ke laut dan pada
beberapa tempat di sungai dan di laut terdapat endapan. Di Asia kemiringan lereng dan suhu
di daratan yang ekstrim menyebabkan pengendapan gletser berlimpah. Ini mungkin di
karenakan glasiasi pegunungan Alpen, tetapi berbeda dengan kontinental hebat yang terjadi di
daerah Eropa dan Amerika Utara yang mana diakumulasi pada perbedaaan ketinggian suatu
negara dibandingkan es tersebut.

Pergantian arah dan volume dari arus samudera mungkin dapat mempengaruhi perubahan
iklim dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses glasiasi di Eropa. Ada atau
tidak ada teori itu yang pasti hal tersebut telah terbukti bahwa perubahan tersebut terjadi.
Dikarenakan atmosfer yang tertentu telah ada. peningkatan dari karbondioksida pada
atmosfer menghasilkan iklim lebih dingin karena gas, uap air. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagai pelindung dan mencegah pancaran dari panas dari bumi. Limestone (batu gamping)
di laut melalui aktivitas organik melakukan pelepasan jumlah besar dari karbondioksida ke
athmosphere. Karbondioksida pada air adalah faktor penting dalam mengikat limestone, jika
kandungan limestone dilaut luas maka ini jelas merupakan sumber-sumber karbonsdioksida
yang terdapat pada atmosphire. Oleh karenanya laut dengan luas yang besar akan
menghasilkan iklim yang cenderung dingin.

Kelebihan dari udara ini adalah untuk menghalangi masuknya sinar matahari yang masuk dan
oleh sebab itu suhu di bumi menjadi agak lembut/sejuk. Beberapa gejala astronomis seperti
perubahan panas yang disebar oleh matahari. Gerakan dari udara dan geseran dari kutub akan
kemungkinan terjadinya glasiasi. Namun sejauh ini, hipotesa yang benar mengenai penyebab
glasiasi masih belum diketahui.

3. Pembentukan Gletser di Daerah Benua

Efek topografi dari pembentukan gletser di dataran benua tidak begitu banyak pengaruhnya
dari es yang ada di daratan seperti pengaruh gangguan dan tidak mempengaruhi sistem
drainase dari aliran. Longsoran dari es di dalam ilmu topografi hampir bisa dikatakan tidak
penting contohnya di Kanada yang merupakan sebuah barisan pegununggan tua dan luncuran
es disana semakin keluar dari area, namun itu tidak lantas bisa disimpulkan bahwa lucuran es
mengangkut jauh material dari gunung. Luncuran es melapisi lapisan atas sehingga
mendatarkan pegunungan, selain itu gletser membentuk effek abrasi es, walaupun demikian
sangat besar sekali kuantitas dari sisa tanah yang terangkat oleh es dan ditransport sangat
jauh.

Terdapat pembatas di dekat aliran bahkan meskipun di jurang yang lebih lebar seperti yang
sekarang ditempati oleh danau besar, erosi gletser telah menjadi hal yang biasa di daerah
kutub-kutub besar, mirip dengan aktifitas erosi gletser di daerah pegunungan, sisa akumulasi
dari luncuran es benua adalah berupa topologi yang sederhana. Contohnya adalah terdapatnya
marine sangat kecil di bandingkan dengan gletser pegunungan, jarang yang memiliki
tingginya 100 kaki. Permukaan dari gletser lebih rumit dan menyingkap sebuah variasi
bentuk dari gletser di setiap waktu yang berbeda.

4. Bentuk dan gerakan dari gletser kontinental.


Icecaps di Greenland dan Antartica diduga mempunyai glasiasi yang lambat. Sebagai contoh,
motraine di Winconsin dan Montana di timur Amerika Serikat, muncul diantara 50 dan 300
kaki per mil. Icecaps menyebar radial, karena pola radial, pergerakan angin dan curah hujan
dihasilkan dari tekanan rendah di bagian tengah dan terus menuju ke bagian tepi dari region.
Perubahan terakhir dari lembaran es tertutup sebagai danau, rawa-rawa, tanah berlumpur dan
penggangguan garis drainase. Kita mengetahui bahwa gletser kontinental adalah terjadi di
daerah yang rendah, atas kubah es berbentuk datar, dengan ketinggian kurang lebih 2 mil dan
terdatarkan oleh tekanan tinggi. Akibat tekanan tinggi ini, maka angin keluar, membawa salju
ke daerah batas luar, berkumpul dan membeku. Pada saat yang sama daerah tersebut memiliki
slop kemiringan. Sedangkan pengendapan gletser terjadi akibat adanya tekanan rendah, yang
dari waktu ke waktu pengendapan ini terus terjadi dan daerah yang paling banyak
pengendapannya yaitu di daerah hilir.
Pada saat terdapat rekahan yang tidak mempunyai celah maka gleser meluap luas ke
permukaan dari satu aliran es tebal dan oleh karenanya pembangunan karang dengan maksud
untuk menahan laju aliran adalah mustahil untuk dilakukan. Satu gundukan es besar di suatu
daerah dapat mengikis dan menutup lapisan tanah yang ada sebelumnya. Menggiling
permukaan dan batuan dasar sepanjang gletser ini mengalir sampai es ini meleleh.

Gumpalan es secara konstan dapat berubah bentuk dan volumenya, sesuai dengan daerah
topografinya. Di dataran rendah es melebar dan menjulur. Ketika dalam keadaaan seimbang
dan melelehan, gerakan es berhenti dan satu pusat es terbentuk, tetapi bukan sepanjang hulu
es front. Kejadian di hulu tidak selalu berbarengan dengan sesuatu sebelumnya, dan ini
dicerminkan pada pola marine.

VARVES
Varve merupakan timbunan tahunan dari pasir, lumpur, dan tanah liat yang diendapkan di
danau oleh air glacial. Lumpur yang kasar ditiap-tiap varve terletak paling dasar dan lumpur
tersebut diatur selama musim panas. Tanah liat terletak paling atas dimana tanah liat tersebut
diatur selama musim dingin secara perlahan-lahan. Ketebalan dari varve sekitar 1/8 inchi
sampai inchi atau bahkan lebih tergantung pada kondisi curah hujan.

EROSI GLASIAL
Lempeng es benua merupakan agen erosi yang mampu mengikis tanah dan mengangkut
batuan dan meninggalkan material (endapan tebal). Erosi yang terjadi terlihat dari adanya
glacial grooves, glacial striae; terkikisnya permukaan batuan oleh chatter marks; tidak adanya
sisa tanah; aliran es yang alirannya terletak pada bagian yang tajam di atas batuan dasar;
banyaknya hanyutan yang lebih besar dari endapan yang mungkin jika tidak terdapat erosi:
adanya fresh rock pada hanyutan ini, yang satu sebagai batas ujung dan satu laginya sebagai
lantai; posisi rock basins yang tidak mungkin terbentuk akibat erosi sungai.

GLACIAL DEPOSITION: MORAINES


Moraines dikelompokkan berdasarkan posisinya terhadap lempeng es menjadi: terminal
moraines (salah satu jenis moraines yang terbentuk jauh dari benua gletser (continental
glacier), interlobate moraines, recessional moraines, dan ground moraines. Selain itu,
moraines juga dikelompokkan berdasarkan material penyusunnya, yaitu: till moraines,
waterlaid moraines, delta moraines dan kame moraines.

PENGENDAPAN SUNGAI ES: `DRUMLINS`


`Drumlins` merupakan bukit berbentuk oval menyusun sebagian besar dari lahan es kecuali
kadang kala meliputi `lenslike` berkumpul dengan kerikil dan pasir. mempunyai panjang
paralel `axes` ke arah gerakan es dan biasanya terjadi bersama-sama. Kurang lebih terkumpul
oleh satu cuping es keluar dari satu poros. berakhir, membentuk gletser, biasanya `blunter`
dan lebih curam dibandingkan sisi tempat. Berlipat ganda, lipat tiga, dan kelipatan `drumlins`
terjadi bersama-sama di semua posisi dan hubungan, Jarang `drumlins` membentuk ekor pada
saat sesuatu lebih besar atau bangku di sisi diantara mereka. agregasi `drumlins` membentuk
`drumlins` lahan atasan.

Gerakan es berurutan tidak menghancurkan `drumlins` sebelumnya bahkan sebaliknya malah


bertambah, tambahan sering terjadi pada satu sisi berbeda dari `drumlins` tersebut.
AsalMula`Drumlins`.
Beberapa teori telah ditemukan mengenai untuk asal mula terbentuknya `drumlins`,
kebanyakan menyatakan bahwa `drumlins` adalah endapan alami di bawah
Pembentukan`Drumlins`.
Kebanyakan `drumlin` berada tidak biasa berlimpah-limpah. Di selatan sebelah timur
`Wisconsin` terdapat sebuah bukit-bukit besar meliputi beberapa daerah. Ratusan diantara
mereka dapat dilihat di antara `Madison` dan `Milwauke`, diantaranya dijadikan daerah
pertanian. Bukit batu bara didekat `Boston` adalah salah satu satu dari morfologi `drumlin`.
Dan di `boston` kebanyakan teluk pulau terbentuk dari morfologi ini. Pada pelabuhan luar
terdapat enam atau delapan pulau `drumlin` telah dikikis oleh gelombang dan disatukan oleh
halang ke dari kompleks `Tombolo`. Selain itu pula banyak terdapat di sepanjang pantai
selatan dari danau `Ontario` di sebelah utara `New York`, Michigan` utara.

5.Fluvio Glasial
Aliran muncul dari gletser yang meleleh membawa kerikil, pasir, dan jika slop kemiringan
dari bukit es ke daerah cukup landai, maka aliran berlanjut membawa material tersebut ke
hilir sejauh beberapa mil. Endapan ini dengan demikian dibentuk mendasari outwash
sederhana, tanah endapan, dan delta sederhana.
Darimana bentuk sederhana outwash mempersempit isi pada alas dari lembah ada
sebelumnya mereka dipanggil lembah berlatih dan mungkin meluas nilai dari mil depan es ke
dalam bukan negara glaciated. di tempat lain outwash sederhana mungkin membentuk berfusi
endapan menghembus tanah yang menutup seluruh wilayah sejauh beberapa mil.
Dataran outwash berbintik bintik bersela, banyak yang mengandung danau atau genangan.
Keadaan ini bervariasi dari beberapa kaki sampai mil ke seberang dan tidak memiliki bentuk
yang beraturan. Beberapa dataran punya lubang sangat sedikit, secara luas dan lebar.
Sedangkan yang lainya mempunyai aspet yang bersumber dari daerah pusat marine.
Esker adalah bukit punggungan hasil endapan dari arus glacial dalam terowongan es. Adapun
kame adalah bukit bulat atau bukit mengerucut yang tersusun dari kerikil atau pasir,
diendapkan sebagai kerucut delta, hasil endapan dari penurunan massa di sepanjang
punggungan es. Crevase filling adalah punggungan material air yang mengalir ke segala arah,
biasanya berasosiasi dengan teras danau dan diendapkan dalam sebuah celah yang lebar.
Esker dan crevase filling tidak selalu dapat dibedakan satu sama lain. Keduanya sama-sama
memiliki sisi yang curam dan sempit, sisi lereng yang tersusun dari pasir dan kerikil memiliki
kemiringan sekitar 30%. Esker biasanya berada di daerah rendah dengan dataran yang
berpaya. Tanah di salah satu atau kedua sisinya biasanya membentuk semacam depresi yang
biasa disebut palung esker (esker through). Esker dapat terletak di seluruh jenis permukaan.
Ia mengabaikan adanya topografi atau cegahan bukit yang yang ratusan kaki tingginya.
Banyak esker yang terpendam oleh pengunduran morena.

Adapun crevase filling, biasanya mengandung pasir dan lumpur, yang khususnya bergabung
dengan endapan danau. Transisi antara esker dan crevase filling, terpisahkan oleh adanya
kame yang merupakan hasil endapan Moulin dimana air mengalir melalui lubang es yang
kemudian menurun kearah dasar lembaran es.

6. Mencairnya Gletser
Bentang alam glacial di Alaska merupakan bentang alam Continental Glaciation karena
daerah ini wilayahnya tertutup oleh gletser. Pada daerah Alaska, terdapat ice sheet yang tidak
mengalir pada valley glacier tetapi menutup daratan lebih dari 50.000 km. Isheet dan ice cap
mengalir ke bawah dan keluar dari pusat (tertinggi). Alaska adalah sebuah pulau yang pada
permukaannya terhampar berkilo-kilometer persegi salju atau es. Alaska ini merupakan salah
satu tempat penyimpanan es terbesar setelah antartika.
Menurut riset para ilmuwan, Alaska terkena dampak dari pemanasan global, yaitu
mencairnya es pada daerah Alaska ini. Diperkirakan jika es di Alaska terus mencair maka
permukaan laut akan naik dan dapat menjadi bencana dunia karena dapat membanjiri pesisir
bahkan seluruh dunia. Hal seperti ini disebut dengan Negative Budget yaitu penurunan
volume gletser.
Hal-hal yang menyebabkan turunnya volume gletser terutama adalah keadaan iklim atau
cuaca pada suatu tempat. Kita ketahui sendiri bahwa Negara Amerika mempunyai 4 musim,
musim gugur, musim panas, musim semi dan musim dingin. Musim dingin atau musim yang
popular karena adanya salju yang jatuh ke bumi. Turunnya salju ke bumi ini secara besar-
besaran akan membuat salju-salju tersebut mengalami kompaksi menjadi sebuah kesatuan
yang kuat yaitu gletser. Gletser ini mengalami positive budget setelah hujan salju turun.

Pencairan es di Alaska diimbangi oleh pembentukkan di puncak gletser yang merupakan


sumber es. Dengan kata lain, setiap negative budget harus selalu terdapat positive budget agar
imbang. Tetapi karena pemanasan global, gletser yang mencair jauh lebih banyak
dibandingkan dengan gletser yang tebentuk. Jadi keseimbangan atau balanced budget
terganggu.
Proses pencairan es diawali dengan pecahnya balok-balok es raksasa yang dapat terpecah-
pecahkan karena sifat air yang membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air
pada saat menjadi es. Pada permukaan gletser terdapat celah-cleah yang mencapai dasar
gletser. Es yang mencair akan menjadi air akan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang
masuk ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang lebih besar
daripada pada saat masih berbentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es
disekitarnya dan membuat gletser pecah.
Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini, karena untuk menghentikan
pencairan ini maka harus dilakukan penghentian pada pemanasan global. Hal ini sangat sulit
pada masa sekarang karena aktivitas-aktivitas pengerusakan alam sudah sangat umum dan tak
terkendalikan walaupun masih ada upaya-upaya pengurangan pemanasan global. Untuk itu
dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian terutama
negara-negara maju.
Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global proses pencairan es di Antartika
berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan Antartika adalah es tidak seperti Alaska.
Hal ini menyebabkan bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya,
yaitu es lebih mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat.
Gletser di Alaska berada di atas permukaan padat (dataran), tetapi di Antartika es langsung
berada di atas permukaan laut. Es yang berada di atas air mengalami pergerakan yang lebih
cepat dibanding es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor yang
menyebabkan es pecah. Jika es di Antartika pecah, maka balok es raksasa akan terapung di
laut dan mengalami pencairan yang lebih cepat karena langsung dan volumenya yang lebih
kecil dibanding volume air laut.
Mencairnya salju di Alaska member pengaruh yang sangat besar terhadap luas lapisan es
yang terus berkurang dan terhadap tinggi permukaan laut dan juga kedalaman lautan di
seluruh dunia. Sebagian air yang dihasilkan dari salju yang mencair juga akan mengalir ke
dalam gletser melalui patahan-patahan dan alur lubang vertikal (Moulin), kemudian mencapai
lapisan batuan di bawahnya dan mencairkan lapisan es di atasnya.
The United States Geological Survey (USGS) menerapkan jangka panjang program
patokan gletser untuk memantau iklim, gletser geometri, gletser massa saldo, gletser
bergerak, dan streaming run off. Data yang dikumpulkan digunakan untuk memahami gletser
yang berhubungan dengan proses hidrologi yaitu peningkatan prediksi kuantitatif dari sumber
daya air, gletser yang terkait dengan bahaya, dan konsekuensi lainnya dari perubahan iklim.
Pendekatan telah dilakukan pada program pemantauan ini pada tiga basin gletser yang luas
yaitu Gulkana, Wolverine Glaciers, dan Cascade gletser.

Lalu pada daerah Greenland, Lapisan es seukuran benua di Greenland kian terkikis akibat
angin dan arus yang dipicu oleh air yang bertambah hangat ke dalam ceruk, tempat
terbentuknya pangkal gletser pantai, demikian hasil studi yang disiarkan awal pekan ini.
Massa es yang berada di puncak Greenland menyimpan cukup banyak air untuk mendorong
permukaan air laut global setinggi tujuh meter, sehingga berpotensi menenggelamkan banyak
delta dan kota pantai di seluruh dunia.
Saat ini, permukaan air samudra naik sebanyak tiga milimeter per tahun, sedangkan pada
awal 1960-an peningkatan ketinggian permukaan air lautan ialah 1,8 milimeter setiap tahun.
Namun sumbangan Greenland telah lebih dari dua kali lipat dalam satu dasawarsa
belakangan, dan para ilmuwan menduga perubahan iklim memainkan peran yang sangat
besar, kendati bagaimana secara pasti itu terjadi masih menjadi perdebatan.
Sebagian teori menunjuk kepada temperatur udara yang naik lebih cepat di garis lintang
utara-jauh daripada rata-rata global. Satu gagasan tandingan ialah perubahan arus dan
perairan samudra sub-tropis yang bergerak ke arah utara mengikis landasan gletser pantai,
menambah cepat alirannya ke laut, terutama gletser yang berada di banyak fjord di
Greenland. Secara geologis, fjord adalah ceruk sempit yang panjang dengan lereng terjal,
yang tercipta di satu lembah yang terbentuk oleh kegiatan gletser. Namun sejauh ini, semua
studi itu telah lebih banyak dilandasi atas contoh matematika daripada pengamatan.
Satu tim ilmuwan yang dipimpin oleh Fiametta Straneo dari Woods Hole Oceanographic
Institution di Massachusetts bergerak untuk membantu mengisi kekosongan data itu. Para
peneliti tersebut, yang melakukan kegiatan pada Juli dan September 2008, melakukan
pengukuran terperinci mengenai kandungan air di Sermilik Fjord, yang menghubungkan
Helheim Glacier di bagian timur Greenland dengan samudra. Mereka mendapati air laut
dalam yang mengalir ke dalam ceruk itu memiliki ukuran 3,0-4,0 derajat celsius cukup
hangat untuk menerobos ke dasar gletser dan mempercepat lapisan es tersebut tercebur ke
lautan. Peralatan yang ditinggalkan di ceruk itu selama delapan bulan memperlihatkan angin
yang berkumpul di garis pantai memainkan peran penting dalam arus air yang lebih hangat
tersebut.

Untuk daerah Antartika sendiri yang memiliki sekitar 90% cadangan es glasial dunia,
Antartika telah lama dianggap dapat tahan terhadap pencairan yang telah terjadi pada
selubung es di kutub yang berlawanan, Arktik. Namun, bukti baru menunjukkan bahwa
lembaran es luas ini dapat menjadi tidak stabil dalam abad ini dan bahkan mereka telah
mengalami periode kemerosotan yang cepat. Data dari program riset geologi bersama yang
dikenal sebagai ANDRILL, yang melibatkan ilmuwan dari Jerman, Italia, Selandia Baru, dan
Amerika Serikat, kini menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut sedikitnya 61 meter
dapat terjadi jika lembaran es di Antartika dan Greenland mencair seluruhnya.
Memeriksa data 20 juta tahun dari sampel inti es sepanjang 1.100 meter, kepala ilmuwan AS
Dr. David Harwood mengamati bahwa lembaran es sepertinya meningkat dan menyusut
secara dinamis dari waktu ke waktu, sementara ahli geologi AS Dr. Robert DeConto melihat
implikasi genting dari ketidakstabilan es dan mengatakan, Model kita mungkin menaksir
terlalu rendah seberapa buruk itu akan terjadi Kita melihat es mundur lebih cepat dan lebih
dramatis daripada ramalan model manapun.
Untuk es di kutub utara atau Artik, Kecepatan pencairan lapisan es Artik Kanada adalah
indikator awal dari pemanasan global yang akan mengganggu kondisi semua umat manusia,
kata ilmuwan terkemuka beberapa waktu lalu. Jadi, pencairan es di atrik yang paling dahulu
terjadi, dan dijadikan indicator dari pemanasan global

Gletser

Endapan salju yang telah membatu dalam jangka waktu yang lama
Gletser atau glasier atau glesyer adalah sebuah bongkahan es yang besar yang
terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan salju yang membatu
selama kurun waktu geologi. Saat ini, es abadi menutupi sekitar 10% daratan yang ada di
bumi.

Gletser merupakan reservoir terbesar air tawar di Bumi. Gletser juga dapat terbentuk
dari pembekuan air akibat musim dingin, lalu ketika temperatur tinggi gletser akan mencair
sehingga menjadi sumber air tawar bagi mahluk hidup. Karena massa glasial dipengaruhi
oleh perubahan jangka panjang iklim, misalnya, curah hujan, suhu rata-rata, dan awan,
perubahan massa glasial dianggap salah satu indikator yang paling sensitif dari perubahan
iklim dan merupakan sumber utama dari variasi permukaan laut.

Meskipun banyak orang yang mengira gletser selalu ada di daerah kutub, sesungguhnya
mereka juga bisa berada di daerah pegunungan tinggi di seluruh benua, kecuali Australia,
bahkan juga terdapat di pegunungan tinggi di daerah dekat khatulistiwa.

Bongkahan besar gletser yang berwarna biru disebabkan karena besarnya kuantitas air
yang terakumulasi pada gletser. Sebab, molekul air sangat baik dalam menyerap berbagai
warna kecuali biru. Alasan lain, karena kandungan gelembung udara pada gletser kurang.

Proses Pembentukan Gletser


Snowfall terbentuk dari bubuk salju yang warnanya terang, dengan udara yang terjebak
diantara keenam sisinya (snowflakes). Snowflake akan mengendap pada suatu tempat dan
mengalami kompaksi karena berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi snowflakes yang
jumlahnya enam akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang berbentuk granular
(granular snow) lalu mengalami sementasi membentuk es geltser (glacier ice). Transisi dari
bentuk salju menjadi gletser dinamakn firn.

Tipe - tipe Gletser


a. Valley Glacier
Merupakan Glacier yang mengalir pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah
b. Ice Sheet
Merupakan masa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup daratan
yang luas biasanya > 50000 km/ segi
c. Ice Cap
Ice sheet yang lebih kecil terdapat pada daerah seperti valleyglacier dilaut arktik,
canada, rusia, dan dataran Siberia.
d. Ice Berg
Ice sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang
dalam jumlah yang besar Berdasarkan relief, tinggi permukaan dan curah hujan .

Gletser dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;


a. Tipe Gletser AlpenGletser alpen
merupakan geletser yang terbatas pada lembah-lembah dan berbentuk
memanjang/melidah. Tipe Alpen yaitu gletser yang didapatkan pada daerah dengan elevasi
lebih dari 6000m di atasmuka laut, dan di batasi oleh lembah-lembah yang curam.
b. Tipe Gletser Kontinental Gletser
Tipe kontinental terdapat di wilayah-wilayah kutub denganareal yang sangat luas
(Greenland, Antartika, Spitsberg, dll). Bukit escontinental memiliki permukaan seperti zirah
dan agak meninggi dibagian tengahnya. Gletser ini sangat tebal, dengan ketebalan mencapai
3000 m.
c. Tipe Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai sejarah yang istimewa
yaitu suatu daratan yang hampir rata yang terangkat, terpotong-potong oleh fjord-fjord,
permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali dengan relief di pegununan
alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan perbedaan tipe gletser
d. Tipe Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di asia Dikarakoum didapatkan
lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali bermuara dalam lidah gletser yang besar dan
panjang. Barangkali hal ini disebabkan oleh fase pengikisan yang lebih lanjut daripada
pegunungan Alpen
e. Tipe Gletser Piedmont Piedmont gletser,
yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley Glacier dan berakhir pada dataran
rendah. Pada tipe pletmonttersebut yang merupakan daerah pengumpulan gletsernya adalah
seluruh dataran es yang tertutup. Kemudian lidah Gletsernya terdapat pada lembah-lembah
yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh dari tipe ini adalah Malaspina di Alaska.
f. Ice Sheet/Ice Caps .
Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada daerah rendah dan luas.
Ice sheet menempati daerah yang sangat luas,sedangkan
Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe ini merupakan selubung es yang luas sekali
meliputi sebagian besar dari daratan, sehingga relatifnya hampir tidak ada yang terlihat.
Terutama di Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe ini.
Bab III
PENUTUP
Permukaan bumi itu tidak tetap, selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu,
dimana perubahan tersebut merupakan akibat dari suatu proses yang dinamakan proses
Geomorfologi. Dan pada
makalah ini yang kami bahas adalah tentang bentang alam glasial.

Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana
proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser .

Menurut flint (1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi
dari salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan
memberikan kenampakan
tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan. Beberapa hal yang penting dalam gletser
diantaranya adalah:

Keadaan daerah
Proses
Dan endapan yang terbentuk di tepi perbatasan gletser (moraine)

Morfologi yang bisa di jumpai pada bentang alam karena proses glasial diantaranya, bisa kita
bedakan dari prosesnya, apakah merusak atau membangun dalam artian merusak itu yaitu
bentang alam karena proses erosi, sedangkan bentang alam yang membangun yaitu hasil dari
proses erosi yaitu berupa bentang alam proses pengendapan. Morfologinya diantaranya:

a. Bentang alam proses erosi


1. Hanging valley
2. Truncated Spurs
3. Cirques
4. Rock basin lake
5. Bergschrund
6. Aretes
7. Horn
8. Crevasses

b. Bentang alam proses pengendapan


1. Moraines
2. Till
3. Drumlin
4. Erratic

Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju,
kemudian salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadi
dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque. Setelah itu,
kemudian lembah terisi oleh alluvium. Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebih
rendah dari muka air laut, sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah
Daftar Pustaka
Staff asisten Geomorfologi dan Geologi foto.2009. buku panduan praktikum Geomorfologi
dan Geologi foto. UNDIP. Semarang.
Soeroto, R, Bambang, dkk. 1994. Diktat Kuliah Geomorfologi. UPN VETERAN.
Yogyakarta.
Dibyosaputro, Suprapto. 1997. Catatan Kuliah Geomorfologi Dasar. UGM .Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai