Anda di halaman 1dari 8

STORY TELLING

The Wolf in Sheep’s Clothing

A Wolf experienced great difficulty in getting at the sheep owing to the vigilance of the
shepherd and his loyal dogs. But in the morning it found the skin of a sheep that had been
flayed and thrown aside, so it put it on over its own pelt and walked down among the sheep.

The Lamb that owned the sheep whose skin wore by the Wolf began to follow the Wolf
in the Sheep’s clothing. So, leading the Lamb a apart, he soon made a meal off her – and not
long after this he succeeded in deceiving the sheep, and eating hearty meals.

Our appearances are deceptive.

Serigala Berbulu Domba

Seekor serigala sedang mengalami kesulitan besar dalam usahanya mendapatkan domba
karena kewaspadaan sang penggembala dan anjing setianya. Tapi di pagi hari itu ia
temukan kulit domba yang telah dikuliti dan dibuang, kemudian ia menutupkan kulit itu pada
tubuhnya dan berjalan di antara domba-domba itu.

Anak dari domba yang kulitnya dikenakan olehserigala mulai mengikutinya.Kemudian,ia


menggiring anak domba tersebut untuk terpisah dari kelompoknya, kemudian dan tidak lama
setelah itu dia berhasil menipu domba, dan mendapakan makanan yang lezat.

Penampilan dapat menipu.

The Boy Who Cried Wolf


A shepherd-boy, who watched a group of sheep near a village, shocked out the villagers
three or four times by screaming out, “Wolf! Wolf!” and when his neighbors were there to
help him,he laughed at them for their pains.

However the Wolf, truly come at last. The Shepherd-boy, now really in danger, cried in an
agony of terror: “Pray, please come and help me; the Wolf is approaching to kill the sheep”;
but no one paid any attention to his cries, nor rendered any help. The Wolf, having no cause
of scary, at his leisure lacerated or destroyed the whole sheep in group.

There is no believing liars, even when they speak the truth.

Anak Laki – Laki Yang Berteriak Serigala

Seorang anak gembala, yang melihat sekelompok domba di dekat sebuah desa,
mengejutkanorang – orang di desadengan berteriak tiga atau empat kali, “Serigala!
Serigala!” dan ketika tetangganya berada datang ke sana untuk membantunya, dia
menertawai mereka yang dengan susah payah datang.

Akan tetapi, serigala benar-benar datang pada akhirnya. Anakg embala itu sekarang benar-
benar dalam bahaya, menangis dalam penderitaankarena terancam: ” Ya Tuhan,
datanglah dan bantu saya; Serigal semakin mendekat untuk membunuh domba”; tapi tidak
ada perhatian apapun atau bantuan yang datang untuk tangisannya; Serigala kemudian
tanpa takut menyerang seluruh domba milik pemuda yang ada dalam kelompok itu.

Tidak adayang percaya dengan pembohong, bahkan ketika mereka berbicara kebenaran.

The Miser
A miser sold all things that he had to buy a lump made of gold, which he buried in a hole in
the ground by the side of an old wall and went to look at daily. One of his workmen noted
his frequent visits to the spot and determined to watch his movements. He soon uncovered
the secret of the hidden treasure, and digging down, came to the lump of gold hidden by a
miser, and stole it. On his next visit, the Miser, found nothing inside the hole and started to
tear his hair and to make loud lamentations. A neighbor, looking at him overcome with grief
and learning the cause, said, “Pray, do not grieve so; but go and put a stone in the hole, and
imagine that the gold is still lying there. It will do to you quite the same act; for once the
gold was there, you left it nothing, as you did not make the slightest use of it.”

Si Pelit

Seorang yang kikir menjual seluruh benda yang ia miliki untuk membeli seongkah emas,
yang dia timbun di sebuah lubang bawah tanah di sisi dinding tua dan selalu dia lihat
setiap hari. Salah satu pekerja nya kemudian bertanya – tanya tentang kebiasaan si Pelit
yang sering berkunjung ke tempat itu dan bertekad untuk mengawasi gerak – geriknya. Tak
lama setelah itu dia menemukan rahasia harta karun yang disimpan si Pelit, dan menggali
hingga sampai ke bongkahan emas yang disembunyikan oleh si Pelit, dan mencurinya. Pada
kunjungan berikutnya, si Pelit, tidak menemukan apa-apa di dalam lubang dan mulai
menangis dan meratap dengan keras. Seorang tetangga, kemudian menatapnya dan
mencoba mengatasi kesedihannya dan mempelajari penyebabnya, kemudian dia berkata,
“Berdoalah, jangan bersedih begitu; Tapi pergi dan letakkan batu di dalam lubang, dan
membayangkan bahwa emasmu masih ada di sana. Batu ini akan melakukan ke pada anda
tindakan yang sama, karena pada waktu emas ada di sana, anda meninggalkannya begitu
saja, karena anda tidak memanfaatkannya barang sedikitpun”.
The Ant and The Grasshopper
Once upon a time, in one summer’s day there was a grasshopper that was hopping about,
cheeping and singing to its heart’s content In a field. An ant passed by, bearing along with
huge toil an ear of corn he was saving to the nest.

“Why do not you come and enjoy the day with me?” said the grasshopper, “instead of
toiling all the times?”

“I am going to lay up food for the next winter,” said the ant, “and recommend you to do
the same with me.”

“Why should we care about winter?” said the grasshopper; “We have had a lot of foods
now.” Yet the ant kept walking on its way and continued its toil.

When the winter came the grasshopper didn’t have any food and found itself dying of
hunger – while it saw the ant delivering every day, corn and grain from the stores they had
collected before. Then the grasshopper recognized: It is best to prepare well for days of
something we need in the future.

Semut dan Belalang

Pada suatu masa, di hari pertama musim panas ada belalang yang melompat-lompat dan
bernyanyi sesuka hati-nya Di lapangan. Seekor Semut lewat, membawa bersamanya jagung
yang akan ia tabung untuk sarang.

“Kenapa kau tidak datang dan menikmati hari dengan saya?” kata Belalang, “bukannya
bekerja keras semua kali?”

“Aku akan berbaring makanan untuk musim dingin berikutnya,” kata Semut, “dan
merekomendasikan Anda untuk melakukan hal yang sama dengan saya.”

“Mengapa kita harus peduli musim dingin?” mengatakan Belalang; “Kami telah
memiliki banyak makanan sekarang.” Namun Semut terus berjalan di jalan dan terus kerja
keras nya.

Ketika musim dingin datang belalang tidak memiliki makanan apapun dan menemukan
dirinya mati kelaparan – sementara itu melihat semut memberikan setiap hari, jagung dan
gandum dari toko mereka telah dikumpulkan sebelum. Kemudian Belalang diakui: Cara
terbaik adalah untuk mempersiapkan diri dengan baik untuk hari sesuatu yang kita butuhkan
di masa depan.

The Miser
A miser sold all things that he had to buy a lump made of gold, which he buried in a hole in
the ground by the side of an old wall and went to look at daily. One of his workmen noted
his frequent visits to the spot and determined to watch his movements. He soon uncovered
the secret of the hidden treasure, and digging down, came to the lump of gold hidden by a
miser, and stole it. On his next visit, the Miser, found nothing inside the hole and started to
tear his hair and to make loud lamentations. A neighbor, looking at him overcome with grief
and learning the cause, said, “Pray, do not grieve so; but go and put a stone in the hole, and
imagine that the gold is still lying there. It will do to you quite the same act; for once the
gold was there, you left it nothing, as you did not make the slightest use of it.”

Si Pelit

Seorang yang kikir menjual seluruh benda yang ia miliki untuk membeli seongkah emas,
yang dia timbun di sebuah lubang bawah tanah di sisi dinding tua dan selalu dia lihat
setiap hari. Salah satu pekerja nya kemudian bertanya – tanya tentang kebiasaan si Pelit
yang sering berkunjung ke tempat itu dan bertekad untuk mengawasi gerak – geriknya. Tak
lama setelah itu dia menemukan rahasia harta karun yang disimpan si Pelit, dan menggali
hingga sampai ke bongkahan emas yang disembunyikan oleh si Pelit, dan mencurinya. Pada
kunjungan berikutnya, si Pelit, tidak menemukan apa-apa di dalam lubang dan mulai
menangis dan meratap dengan keras. Seorang tetangga, kemudian menatapnya dan
mencoba mengatasi kesedihannya dan mempelajari penyebabnya, kemudian dia berkata,
“Berdoalah, jangan bersedih begitu; Tapi pergi dan letakkan batu di dalam lubang, dan
membayangkan bahwa emasmu masih ada di sana. Batu ini akan melakukan ke pada anda
tindakan yang sama, karena pada waktu emas ada di sana, anda meninggalkannya begitu
saja, karena anda tidak memanfaatkannya barang sedikitpun”.

The Boy Who Cried Wolf


three or four times by screaming out, “Wolf! Wolf!” and when his neighbors were there to
help him,he laughed at them for their pains.

However the Wolf, truly come at last. The Shepherd-boy, now really in danger, cried in an
agony of terror: “Pray, please come and help me; the Wolf is approaching to kill the sheep”;
but no one paid any attention to his cries, nor rendered any help. The Wolf, having no cause
of scary, at his leisure lacerated or destroyed the whole sheep in group.

There is no believing liars, even when they speak the truth.

Anak Laki – Laki Yang Berteriak Serigala

Seorang anak gembala, yang melihat sekelompok domba di dekat sebuah desa,
mengejutkanorang – orang di desadengan berteriak tiga atau empat kali, “Serigala!
Serigala!” dan ketika tetangganya berada datang ke sana untuk membantunya, dia
menertawai mereka yang dengan susah payah datang.

Akan tetapi, serigala benar-benar datang pada akhirnya. Anakg embala itu sekarang benar-
benar dalam bahaya, menangis dalam penderitaankarena terancam: ” Ya Tuhan,
datanglah dan bantu saya; Serigal semakin mendekat untuk membunuh domba”; tapi tidak
ada perhatian apapun atau bantuan yang datang untuk tangisannya; Serigala kemudian
tanpa takut menyerang seluruh domba milik pemuda yang ada dalam kelompok itu.

Tidak adayang percaya dengan pembohong, bahkan ketika mereka berbicara kebenaran.

The Fox and The Crow


One day there was a fox that saw a Crow flying off with a piece of cheese in its beak and
settle comfortably on a branch of a tree.

“That’s my food, because I am a Fox,” Master Reynard said, while he was going to the
foot of the tree.

“Good day, Mistress Crow,” he greeted. “How beautiful you are looking today: how
glossy your softy feathers; how bright your sharp eye. I feel sure your voice must surpass
that all of other birds, just as your figure does; let me enjoy one song from you that I may
greet you as the Queen of Birds.”

The Crow lifted up her head and croaked her best, but the moment she opened her mouth
the piece of cheese fell down to the ground, and directly snapped up by Master Fox.

“That will do,” he said. “That was all I really wanted. As the substitution for your cheese
I will give you a piece of wise advice for the future: “Do not trust liars.”
Rubah dan Gagak

Suatu hari ada seekor rubah yang melihat gagak terbang dengan sepotong keju di paruhnya
dan hinggap dengan nyaman pada ranting pohon.

“Itu makanan saya, karena saya seekor Rubah,” kata Reynard sambil berjalan menuju ke
dasar pohon.

“Selamat siang, Nyonya Gagak,” dia menyapa. “Betapa indahnya anda terlihat hari ini:
betapa mengkilap bulu lembut anda, betapa terang mata tajam anda. Saya merasa yakin
suara indah anda pasti melampaui suara semua burung lain yang ada di sini; biarkan saya
menikmati satu lagu dari anda dan kemudian saya mungkin akan memanggil anda sebagai
ratu burung. “

Gagak kemudian mengangkat kepalanya dan mencoba mengeluarkan bunyi terbaiknya,


tapi saat ia membuka mulutnya sepotong keju yang ada di paruhnya jatuh ke tanah, dan
langsung ditangkap oleh si rubah.

“Itu terjadi,” katanya. “Sesungguhnya ini yang benar-benar saya inginkan. Sebagai
ganti untuk keju anda saya akan memberikan nasihat yang bijaksana untuk anda di masa
depan.”. Jangan percayai pembohong “

The Tortoise and the Hare


“I have never been beaten,” he said arrogantly, “if i run with my full speed. I challenge
everyone here to against me in a racing.”

The Tortoise replied quietly, “I will accept your challenge.”

“is that a joke?” said the Hare again; “I could dance round you all the way from the start
to the finish spot.”

“Keep your boasting till you win,” the Tortoise answered. “Shall we start?”

So a course was agreed and a starting point was made. at once The Hare darted almost out
of sight, but soon he stopped and to show his contempt for the Tortoise, he lay down to have
a nap soundly. The Tortoise plodded on and plodded on as the time going, and when the
Hare awoke from his nap, he was shocked to see the Tortoise just near the winning-post and
could not run up in time to save the race.

Then the Tortoise said: “Slow but steady process will win the race.”

Kelinci dan kura-kura

Suatu hari, ada seekor kelinci yang sedang membualtentang kecepatannya berlari
dibandingkan hewan – hewan lain. “Saya tidak pernah terkalahkan,” katanya angkuh, “jika
saya berjalan dengan kecepatan penuh saya.” Saya menantang semua orang di sini untuk
melawan saya di arena balap.”
Kura-kura menjawab dengan tenang, “Aku akan menerima tantanganmu.”

“Apakah ini lelucon?” kata Kelinci lagi; “Aku bisa menari mengelilingimu sepanjang
jalan dari awal sampai titik finish.”

“Teruslah membual sampai kamu menang,” jawab kura-kura. “Bagaimana kalau kita
mulai?”

Kemudian peerjanjian disepakati dan titik awal dibuat. Seketika si kelinci melesat hampir
tidak terlihat, tapi ia kemudian berhenti dan menunjukkan penghinaan untuk kura – kura, ia
berbaring untuk tidur siang dengan nyenyak. Seiring waktu berlalu, kura-kura terus
berusaha dengan susah payah, dan ketika Kelinci terbangun dari tidur, ia terkejut melihat
kura-kura telah mendekati titik kemenangan dan ia tidak bisa berlari dalam waktusesingkat
itu memenangkan balapan.

Kemudian Kura-kura berkata: “Proses yang lambat tapi stabil akan memenangkan
perlombaan.”

The Wolf in Sheep’s Clothing

A Wolf experienced great difficulty in getting at the sheep owing to the vigilance of the
shepherd and his loyal dogs. But in the morning it found the skin of a sheep that had been
flayed and thrown aside, so it put it on over its own pelt and walked down among the sheep.

The Lamb that owned the sheep whose skin wore by the Wolf began to follow the Wolf
in the Sheep’s clothing. So, leading the Lamb a apart, he soon made a meal off her – and not
long after this he succeeded in deceiving the sheep, and eating hearty meals.

Our appearances are deceptive.

Serigala Berbulu Domba

Seekor serigala sedang mengalami kesulitan besar dalam usahanya mendapatkan domba
karena kewaspadaan sang penggembala dan anjing setianya. Tapi di pagi hari itu ia
temukan kulit domba yang telah dikuliti dan dibuang, kemudian ia menutupkan kulit itu pada
tubuhnya dan berjalan di antara domba-domba itu.

Anak dari domba yang kulitnya dikenakan olehserigala mulai mengikutinya.Kemudian,ia


menggiring anak domba tersebut untuk terpisah dari kelompoknya, kemudian dan tidak lama
setelah itu dia berhasil menipu domba, dan mendapakan makanan yang lezat.

Penampilan dapat menipu.

Anda mungkin juga menyukai