Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ASRIANTI, S.

Pd
MAPEL PPG : SENI BUDAYA
LPTK : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul APRESIASI SENI DAN PEMBELAJARANNYA
Judul KB 1. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA
Kegiatan KB 2. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI MUSIK
Belajar (KB) KB 3. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI TARI
KB 4. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI TEATER
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Garis besar KB 1. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA
materi yang 1. Pengertian Apresiasi Seni Rupa
dipelajari  Apresiasi (appreciation) yang artinya penghargaan dan
pengertian, dan disebut dengan pengamatan
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
apresiasi digolongkan menjadi tiga, yaitu; pertama,
kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; kedua,
penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu; dan
ketiga, kenaikan nilai barang karena harga pasarnya
naik atau permintaan akan barang itu bertambah
 Apresiasi seni menurut Soedarso (1990) : suatu
proses sadar yang dilakukan seseorang dalam
menghadapi, menikmati, memahami serta memberikan
penilaian terhadap karya seni

2. Tujuan Apresiasi Seni


 Memahami estetika untuk meningkatkan sensitivitas
agar mampu menghayati keindahan serta harmoni yang
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual maupun sosial kemasyarakatan,
sehingga seseorang mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, dan dapat memiliki ikatan kebersamaan yang
harmonis.
 Memanfaatkan lingkungan setempat untuk latihan
apresiasi seni.
 Menghargai kekhasan lokal karya seni rupa dan
keterampilan atau kriya.
 Meningkatkan kegemaran membaca dan menulis
tentang karya seni.

3. Pendekatan Apresiasi Seni


Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan melalui
metode dan pendekatan seperti dikemukakan oleh (Sahman,
1993: 153; Soedarso, 1990: 83-84) yaitu sebagai berikut:
 Pendekatan aplikatif: Pendekatan ini dilakukan
melalui proses penciptaan seni secara langsung. Hal ini
sejalan dengan doktrin Dewey “learning by doing”
 Pendekatan Historis: Ditempuh melalui pengenalan
sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa
demi peristiwa yang masing-masing memiliki problema
sendiri, dibicarakan dan dibahas secara urut.
 Pendekatan problematik: Menyoroti masalah serta
liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat
menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan
problem-problem senilah yang harus dibahas satu
persatu.

4. Prosedur
Pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas mengapresiasi
karya Seni Rupa dapat diawali dengan pengalaman
 Mengamati (Observing), pengalaman merespon karya
seni dengan mengaktifkan fungsi inderawi (penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman) untuk mengenali
unsur-unsur visual pada karya, seperti: garis, warna,
bentuk, tekstur, proporsi, dan komposisi karya;
mengenali karakteristik jenis bahan dan teknik yang
digunakan dalam berkarya.
 Merasakan (Feeling), mengaktifkan pengalaman
merasakan keindahan melalui sensasi inderawi
(penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman)
 Mengempati (Emphatizing), setelah mengamati karya
seni dengan penuh perasaan, maka rasa empati akan
muncul.
 Menilai (Evaluing), melibatkan kemampuan berpikir
logis dan kritis dalam mengevaluasi karya seni melalui
aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi,
diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan)
 Menghargai (Appreciation), penghargaan terhadap
karya seni akan tampak pada seseorang didalam
menyikapi karya seni tersebut

5. Objek Apresiasi Seni


Objek apresiasi meliputi berbagai karya seni rupa sebagai
berikut:
 Karya Seni Murni: penciptaan karya seni yang
ditujukan untuk memenuhi fungsi ekspresi sebagai
sarana mencurahkan ekspresi atau emosi dan tidak
berfungsi sebagai benda pakai dan benda hiasan,
seperti: seni lukis, seni patung, seni grafis,
 Karya Seni Terapan: penciptaan karya ditujukan
untuk fungsi pakai, fungsi komunikasi dan fungsi hias,
terutama untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
 Karya Seni Media Baru: sebuah istilah yang merujuk
kepada karya seni yang dibuat menggunakan teknologi
media baru. Seni media visual hadir merespon
perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi.

KB 2. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI MUSIK


1. Pengertian
Apresiasi merupakan kegiatan dalam beberapa rangkaian
mulai dari pengamatan yang didalamnya sarat akan
pengetahuan, pengertian, dilanjutkan dengan menghayati
yang didalamnya ada unsur menganalisis kedalaman karya
musik, dan diakhiri dengan kegiatan menevaluasi yang
didalamnya berunsur penilaian suatu kritikan atau saran.
Apresiasi seni musik : dicapainya kemampuan untuk
mendengarkan musik dengan penuh pengertian (Miller:2001)
Persepsi : memberikan gambaran-gambaran tentang bentuk-
bentuk karya seni di Indonesia
2. Tujuan
Tujuan utama dilakukannya apresiasi musik yaitu untuk
mengevaluasi dan mengembangkan nilai estetika karya seni.
3. Pendekatan
Pendekatan dalam apresiasi musik meliputi gaya musikal,
sejarah musik, biografi pencipta karya musik, dan
interpretasi.
 Gaya musikal : aspek musik yang diwujudkan dengan
cara mensintesis semua elemen dan kelengkapan
musikal. Gaya musikal dapat dilihat pada perbedaan
karya musik dalam perkembangan sejarah musik
 Biografi : keterangan atau riwayat hidup seseorang yang
bercerita tentang hal-hal selama hidup melalui kejadian
yang telah dialami
 Interpretasi : tafsiran yang dilakukan secara
mendalam untuk memperoleh suatu pemaknaan pada
suatu karya musik

4. Prosedur
Prosedur apresiasi musik meliputi apresiasi awal atau
pengenalan sisi kontekstualnya yang dilanjutkan dengan
memperdengarkan karyanya agar mampu mendeskripsikan,
kemudian pemahaman tekstual dan kontekstualnya agarn
mampu menganalisis, selanjutnya penghayatan agar mampu
melakukan interpretasi terhadap karya musik, dan terakhir
evaluasi atau penilaian.
5. Objek Apresiasi
Objek apresiasi musik adalah karya musik yang akan
diamati, dievaluasi, dan dinilai.
Evaluasi karya musik
 Komposer : orang yang menciptakan karya seni musik
 Pemain : dianalogikan sebagai para pekerja. Musik
menjadi hidup ketika diterjemahkan dari simbol-simbol
musical (notasi) di atas kertas menjadi sebuah bunyi yang
sesungguhnya melalui
keberadaan para pemain yang membunyikan notasi
tersebut
 Pendengar : konsumer. Komposer dan pemain tidak
dapat membangun konsep apresiasi tanpa adanya
pendengar. Karya musik dari seorang komposer dan
pemain tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya
kelompok pendengar

Apresiasi Musik menurut miiller


 Mendengarkan secara pasif : musik tidak diharapkan
menuntut perhatian sepenuhnya dari pendengar
 Mendengarkan secara emosional : pendengar menyadari
terutama atas reaksi-reaksinya sendiri terhadap musik,
dengan emosi-emosi serta ungkapan-ungkapan yang
dibangkitkan oleh musik
 Mendengarkan secara perseptif : Menikmati dan
mendengarkan secara emosional menuntut konsentrasi
pada musik itu sendiri serta kesadaran yang tajam
tentang apa yang terjadi pada musik.

KB 3. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI TARI


Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Apresiasi Tari
● Apresiasi dalam tari adalah kesadaran seseorang
terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam tari.
Apresiasi merupakan kegiatan di wilayah penikmatan
yaitu kegiatan penonton dalam menikmati sesuatu
(karya seni), dengan pengamatan yang cermat
melibatkan kemampuan intelektual, kepekaan emosi
dan kemampuan evalusi, agar memiliki kesadaran
terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam tari.
Squire dan Taba menjelaskan bahwa apresiasi seni
merupakan proses
yang melibatkan a) kognitif yaitu keterlibatan
intelektual penikmat dalam upaya memahami unsur-
unsur seni, b) emotif yaitu perasaan pembaca dalam
upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam seni
yang sedang dinikmati, dan c) evaluatif yaitu kegiatan
memberikan penilaian baik-buruk, indah-tidak indah,
sesuai –tidak sesuai, serta jumlah penilaian lain yang
harus hadir dalam seni. (Aminuddin, 2003: 34-43).

● Tujuan Apresiasi Tari


Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan
pengalaman estetis yang didasari pengalaman si
pengamat dalam kesanggupan menerima karya seni
yang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni
atau seni pakai.
Pemanfaatan sumber belajar secara langsung : untuk
menambah daya apresiasi seni tari melihat secara
langsung pertunjukan-pertunjukan atau pergelaran-
pergelaran tari, mengadakan kunjungan ke sanggar-
sanggar tari atau kunjungan ke para seniaman tari
Pemanfaatan sumber belajar secara tidak langsung:
untuk menambahkan daya apresiasi seni tari,misalnya
melalui menonton TV,film,gambar atau foto tari
● Fungsi Apresiasi Tari
Fungsi tari apresiasi tari yaitu memberikan
penghargaan, penikmatan, penilaian terhadap seni tari
atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaian fungsinya
untuk mencari nilai-nilai seni tari,memahami isi dan
pesan serta mengadakan perbandingan-perbandingan
sehingga mendapatkan kesimpulan.
Aktivitas yang penting dalam karya seni khususnya dalam
karya seni tari adalah:
 Aktivitas kreatif (proses kreatif),proses yang
berkenaan dengan proses penciptaan atau pembuatan
karya seni,yang dilakukan oleh seniman.
 Aktivitas apresiatif (proses apresiatif),proses yang
berkenaan dengan penikmatan suatu karya seni dan
dilakukan oleh para penikmat seni atau apresiator.

Kegiatan apresiasi sendiri meliputi


(a) Persepsi.
(b) Pengetahuan.
(c) Pengertian.
(d) Analisa
(e) Penilaian.
(f) Apresiasi.
 VALUE (NILAI), kegiatan menilai suatu keindahan seni
 EMPATHY , kegiatan memahami, dan menghargai.
 FEELING. lebih pada menghayati karya seni sehingga
dapat merasakan
kesenangan pada karya seni

(g) Produksi.
Kgiatan belajar
 Kegiatan mengamati tari : merupakan elemen pokok,
elemen pendukung, penari, situasi pementasan,
perlengkapan pementasan dan segala hal yang harus
diamati dari penyenggaraan tari, akan memberikan
pengalaman belajar dan
melatih siswa mengenali dan melihat sesuatu secara
detail
 Kegiatan menjelaskan tari : kegiatan mengemukakan
kembali tari yang telah mengamati kepada orang lain
 Kegiatan menganalisis tari : kegiatan memilah-milah
elemen tari untuk menjelaskan elemen tari yang
menonjol dari tari yang diamati
 Kegiatan interpretasi tari : kegiatan menafsirkan
simbol danmakna tari dari elemen-elemen tari
 Kegiatan mengevaluasi tari : kegiatan menilai tari
menggunakan kriteria keindahan bentuk dan isi tari

KB 4. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI TEATER


1. Pengertian Apresiasi Teater
Apresiasi teater merupakan pemberian penghargaan atau
menyampaikan persepsi yang baik terhadap suatu karya
teater.Apresiasi dilakukan atas kehendak sendiri atau tanpa
dipaksakan maupun oleh sebab-sebab popularitas pelaku
maupun penyelenggaranya.
2. Tujuan Mengapresiasi Seni
Tujuan dari pada apresiasi seni teater adalah agar seniman
mengetahui bagaimana pendapat para penikmat seni dalam
menilai hasil karyanya. Mengapresiasi atau menilai suatu
karya seni teater tidak sama dengan penilaian yang bersifat
judgemental, itu dikarenakan setiap orang memiliki
pandangan yang berbeda-beda terhadat suatu karya
pertunjukan teater.
3. Bentuk Mengapresiasi Seni Teater
 Memberikan komentar langsung
 Menyebarkan hasil karya seni teater kepada orang lain
 Menggunakan secara langsung hasil karya
pertunjukanya.

4. Sikap Mengapresiasi Seni


 Apresiasi empatik, suatu sikap apresiasi yang hanya
terbatas pada sensor panca indra
 Apresiasi estetis, suatu sikap apresiasi yang
menyalurkan sensor dari panca indra menuju pikiran
dalam untuk memaknai suatu karya seni
 Apresiasi kritik, suatu sikap apresiasi yang setelah
memaknai hasil karya seni seseorang, akan berlanjut
mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil pengamatan
tersendiri dan menunjukkan kepada banyak orang

5. Fungsi Apresiasi Teater


 Menjadi media dalam memahami dan menjelajahi
kehidupan melalui teater
 Menumbuh kembangkan teater
 Memberikan dorongan untuk melakukan kerja kreatif
teater
 Menumbuhkan kepercayaan diri pelaku teater
 Memperluas pengetahuan teater

6. Teknik Apresiasi
 Menyaksikan pertunjukan teater dan mempelajari
komponen maupun unsur-unsur pendukung
pertunjukan teater
 Membaca karya-karya Drama dan mempelajari unsur-
unsur drama
 Mendiskusikan pesan-pesan yang dikandung dalam
pertunjukan teater

7. Jenis Kritik
 Kritik ilmiah,karya kritik dilakukan untuk tujuan
suatu karya ilmiah
 Kritik teoritik, kritik yang didasarkan pada teori
tertentu
 Kritik Judicial, penghakiman atau penilaian baik dan
buruk
 Kritik impresi, hanya penyampaian kesan-kesan lebih
banyak dilakukan dalam diskusi-diskusi setelah
pertunjukan
 Kritik pragmatik, lebih menekankan pada efek-efek
yang ditimbulkan dalam hubungannya dengan
penonton, yakni keberhasilan efek-efek estetik dari
karya teater diterima oleh penontonnya.
 Kritik objektif, lebih menekankan pada unsur intrinsik
teater, seperti aktor, sutradara dan penata artistik
 kritik jurnalistik, jenis kritik yang disampaikan
melalui media jurnalistik atau kebutuhan jurnalistik
dari kritik yang dilakukan
 kritik pedagogik, jenis kritik yang disampaikan secara
spesifik dan ditujukan untuk media pendidikan dalam
kritiknya.
 kritik populer .

8. Fungsi Kritik (pada Teater Tradisional)


Pada teater Tradisional, kritik diperlukan untuk
menjembatani pertunjukan teater tradisional dan
memberikan pandangan-pandangan yang dapat menunjang
pertumbuhannya.
9. Penulisan Kritik ( pada Teater Tradisional dan Teater
Modern)
Beberapa tahapan dalam penulisan kritik adalah
 Saksikan suatu pertunjukan teater tradisional dan
teater modern.
 Setelah menyaksikan pertunjukan, buatlah catatan-
catatan yang melekat dalam ingatan sesegera mungkin..
 Temukan dan buatlah istilah-istilah teknis dari
pertunjukan yang disaksikan, seperti blocking, garis
penyutradaraan, interpretasi tekstual agar dapat
memberikan gambaran dan membedakan penulisan
kritik teater dengan pertunjukan lainnya.
 Buatlah pertanyaan yang spesifik untuk ditemukan
jawabannya secara jelas dan singkat dari pertunjukan
teater yang disaksikan.
 Nyatakanlah opini terhadap pertunjukan yang
disaksikan dengan menggunakan frasa “Saya pikir”
atau “menurut pandangan/pemikiran penulis”.
 Buatlah kerangka sistematika penulisan kritik yang
akan dituliskan.
 Berilah kesempatan pihak lain untuk membaca
penulisan kritik karya teater tradisional maupun
modern yang telah dibuat.

Bekal atau perlengkapan yang harus dimiliki kritikus seni


sehingga penilaiannya berbeda
dengan orang kebanyakan, sebagai berikut:
 Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang
terbuka.
 Seorang kritikus memerlukan studi formal.
 Seorang kritikus harus berpengalaman.
 Seorang kritikus harus mampu secara imajinatif.
 Seorang kritikus perlu mengetahui benar peristilahan
seni, style seni, dan lain sebagainya.
 Seorang kritikus harus paham betul pebedaan antara
niat artistik dengan hasil atau penyampaian artistik.
 Seorang kritikus harus mampu melawan bias atau
simpati terhadap karya seniman tersebut yang
dikenalnya secara pribadi.
 Seorang kritikus harus harus memiliki kesadaran kritis.
 Seorang kritikus seni profesional harus memiliki
tempramen judisial.

2 Daftar 1. Implementasi pembelajaran apresiasi seni tari dan seni


materi yang teater
sulit 2. Jenis kritik dalam seni teater
dipahami di
modul ini
3 Daftar 1. Evaluasi karya musik sebagai pendengar
materi yang 2. Jenis kritik dalam seni teater
sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai