Anda di halaman 1dari 14

MATERI SENI MUSIK KELAS XI

I. POKOK BAHASAN APRESIASI, ANALISIS DAN KRITIK MUSIK


A. Apresiasi Musik
1. Pengertian
Apresiasi berasal dari bahasa inggris “to apreciate” yang artinya menghargai atau menilai. Jadi pengertian
apresiasi musik adalah suatu kemampuan untuk memahami, mengerti, menikmati, menghargai suatu karya musik
dan dapat memberikan penilaian atau tanggapan secara mendalam terhadap karya musik yang diamati. Tujuan
mengadakan apresiasi yaitu untuk mengembangkan kreasi, mengembangkan rasa estetis, dan mengembangkan
penyempurnaan hidup.
Apresiasi Seni juga bisa diartikan Menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih
tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu
menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.
Pengertian apresiasi menurut beberapa ahli, antara lain :
 Aminuddin : apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau pun kepekaan batin dan
pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan yang diungkapkan oleh pengarangnya.
 Elliyati : apresiasi merupakan setiap kegiatan mengakrabi karya sastra secara bersungguh-sungguh. Berkaitan
dengan hal itu, apresiasi membutuhkan kesungguhan penikmat sastra untuk mengenali, menghargai, dan
menghayati, sehingga ia dapat menemukan penjiwaan yang benar-benar dalam.
 Effendi : pengertian apresiasi merupakan aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya
sastra.
 Albert R. Candler : apresiasi merupakan kegiatan mengartikan serta menyadari sepenuhnya seluk beluk karya
seni, serta menjadi sensitif mengenai gejala estetis dan artistik, sehingga dapat menikmati dan menilai karya
tersebut secara semestinya. Dalam aktivitas mengapresiasi, seorang penghayat melaksanakan aktivitas
pencarian pengalaman estetis, sehingga motivasi yang timbul adalah motivasi pengalaman estetis (berupa
kepuasan kontemplatif dan intuitif).
 Prayogi : apresiasi merupakan setiap aktivitas penghargaan yang dilakukan sebagai hasil penggunaan,
peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra atau pun karya seni tertentu. Apresiasi juga
dapat diartikan sebagai bentuk rasa kagum atau pun kekaguman yang keluar dari diri pengguna atau pun
penikmat karya seni atau pun karya sastra tertentu.
2. Fungsi dan Tujuan Apresiasi Seni
Fungsi Apresiasi Seni
1. Untuk Meningkatkan Kecintaan Terhadap Karya Seni
2. Untuk Menciptakan Penilaian
3. Untuk Mengembangkan Kemampuan
4. Untuk Membangun Hubungan
Tujuan Apresiasi Seni
1. Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya seni tersebut agar karya
seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau masyarakat juga maksud serta tujuannya tersampaikan.
2. Mengembangkan nilai estetika karya seni
3. Mengembangkan daya kreasi
4. Menyempurnakan karya seni tersebut
3. Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan
tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen. Pada kegiatan
persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan,
maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang seni.
c. Pengertian
Pada tingkat ini, diharapkan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan
pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang
diapresiasi.
e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.
f. Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga hal;
 Value (nilai)
Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni dalam
masyarakat.
 Empathy
Empathy adalah kegiatan memahami, dan menghargai.
 Feeling.
Feeling, yaitu kegiatan yang lebih menitik beratkan pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan
kesenangan pada karya seni .
4. Kegiatan apresiasi meliputi :
Apresiasi mempunyai tiga tingkatan, yaitu apresiasi empatik, apresiasi estetis, dan apresiasi kritis.
a. Apresiasi empirik adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik yang berdasar pada sifat indrawi
belaka.
b. Apresiasi estetis adalah apresiasi tentang keindahan dan mempunyai penilaian tentang keindahan tersebut.
Menilai keindahan disini disertai dengan pengamatan dan perasaan mendalam.
c. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang sudah dalam tingkatan penganalisaan, jadi tidak hanya sekedar nilai, tetapi
dianalisa secara tajam sehingga hasilnya akan lebih jelas dan terurai.

Hal yang diperhatikan dalam mengapresiasikan karya seni antara lain :


 Ide atau gagasan, yang muncul dari buah fikirannya sendiri.
 Kreatifitas, yaitu kemampuan mengubah dari bahan asli (alam) menjadi suatu karya yang baru.
 Ekspresi, kemampuan untuk mengungkapkan isi hati.
 Representasi, dapat memberikan pengaruh psikologis (kagum, histeris, bahagia dan terharu).
5. langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya musik yang diminati secara
umum meliputi hal-hal berikut:
 Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya musik berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut
 Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya musik tersebut, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya
 Menikmati atau merasakan karya musik berdasarkan pemahaman untuk mendapatkan penghayatan
 Mengevaluasi atau menilai karya musik dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut
 Memberikan penghargaan kepada karya musik berdasarkan tingkat kualitasnya
B. Analisis Musik
1. Pengertian Analisis
Analisa adalah suatu proses kerja dari rentetan tahapan pekerjaan sebelum riset di dokumentasikan melalui
tahapan penulisan laporan. Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu
materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Analisa
merupakan suatu cara membagi suatu subjek ke dalam komponen-komponen; artinya melepaskan, menanggalkan,
menguraikan sesuatu yang terikat padu.
Menurut para ahli, analisis dapat didefinisikan antara laian :
a. Komaruddin (2001:53)
Menurut Komaruddin bahwa pengertian analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan
menjadi komponen sehinga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi
masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.
b. Harahap (2004:189)
Menurut Harahap bahwa pengertian analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi
berbagai unit terkecil.
c. Dwi Prastowo Darminto
Menurut Dwi Prastowo Darminto, Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.
d. Husein Umar
Menurut Husein Umar, Analisa adalah suatu proses kerja dari rentetan tahapan pekerjaan sebelum riset di
dokumentasikan melalui tahapan penulisan laporan.
2. Pengertian Analisis Musik
Menurut Prier SJ (2008:124) menyatakan bahwa : “Analisis musik adalah memotong dan memperhatikan detil
sambil melupakan keseluruhan dari sebuah karya musik. Analisis adalah salah satu bagian dari pelajaran musik
dimana musik itu diperdalam berdasarkan beberapa faktor luar sebagai langkah awal. Hal ini biasanya berhubungan
dengan penyelesaian struktur musik ke dalam bentuk yang sederhana dan meneliti aturan elemen-elemen yang
terdapat di dalam struktur itu. Banyak perbedaan tipe dan metode dalam analisis termasuk stuktur dasar musik, tema,
bentuk, struktur frase.
Maka berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan salah satu aktifitas musik
untuk mempelajari suatu karya secara mendalam. Elemen-elemen yang menjadi bahan yang akan diteliti yakni
struktur dasar, tema, bentuk, struktur frase.
Dari beberapa pengertian di atas, analisis musik secara umum dapat diartikan Proses kegiatan berfikir untuk
menguraikan suatu materi atau karya musik dengan bentuk dokumentasi atau penulisan laporan dengan melalui riset
terlebih dahulu.
C. Kritik Musik
1. Pengertian Kritik Musik
Pengertian kritik menurut parah ahli:
 Osborne (1955) mengatakan, bahwa kritik adalah kerancuan dan kesimpangsiuran. Hal semacam itu bisa
dimengerti bila dikaitkan dengan definisi-definisi seni yang dikemukakan para ahli juga berlainan karena
perbedaan sudut pandang.
 Menurut Sudarmaji (1979: 2), kritik adalah komentar atau ulasan yang bersifat normatif terhadap sesuatu prestasi
dan hal ikhwal dengan tujuan apresiasi.
 Stolnitz (1966) kritik seharusnya berupa aktivitas evaluasi yang memandang seni sebagai objek bagi pengalaman
estetik.
 Feldman (1981) Kritik sebagai usaha pemahaman dan peningkatan 'kenikmatan; dalam penghayatan karya seni
 Flaccus (1981) memandang kritik seni sebagai studi rinci dan apresiasi dengan analisis cendekia atas karya seni
yang disertai tafsir beserta alasan dari informasinya.
 Dewey (1934), kritik seni tidak perlu sampai pada keputusan nilai karena dengan deskripsi yang lengkap beserta
pembahasannya sudha cukup untuk menangkap estetiknya.
 Aschner (1956) bahwa kritik sebagai aktifitas penilaian yang bisa ditransfer secara verbal, seperti memberikan
alasan-alasan mengapa sebuah karya seni itu diterima atau ditolak. Dia juga berpendapat bahwa kegiatan kritik
hendaknya melibatkan metode penelitian dan evaluasi yang bisa menjadi dasar bagi seseorang untuk mengkritik
dalam upaya mengangkat karya seni ke jenjang yang tinggi.
2. Pengertian Kritik Musik
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki karya tersebut. Kritik berasal berasal dari kata
Yunani “Krinein” yang artinya memisahkan, merinci. Dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada
orang yang mengkritik, yang disebut kritikus. Obyek yang dikritik dalam musik adalah karya musik yang sedang
dicermati. Karya musik itu umumnya memiliki gagasan (keindahan) bunyi atau pesan yang ingin disampaikan oleh
penciptanya.
Pengertian kritik musik menurut parah ahli seperti kwant - Istilah critic (Inggris: kritik) berasal dari kata kritikos
yang berarti able to discuss. Kata “kritikos” dapat dikaitkan dengan kata Yunani krenein, yang berarti memisahkan,
mengamati, menimbang, dan membandingkan. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat pemisahan,
perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan jelek (Kwant, 1975:12). Kritik merupakan
penilaian terhadap kenyataan yang kita hadapi dalam sorotan norma (Kwant, 1975: 19). Dengan pengertian ini, dapat
dilihat bahwa dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut
kritikus.
3. Fungsi Kritik Musik
Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang
sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat menambah pemahaman
bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri. Secara umum fungsi kritik musik
adalah sebagai berikut :
 Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
 Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
 Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
 Pengembangan mutu karya musik.
4. Tujuan Kritik Musik
Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke
taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi atas karya dan
penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki apresiasi terhadap karya musik. Dengan demikian
diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang.
5. Jenis dan Pendekatan Kritik
Berdasarkan prosedur atau landasan kerja, jenis atau tipe kritik seni terdiri dari :
a. Kritik Jurnalistik. Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi tentang
berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk
keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun menyatakan, bahwa “kewajiban seorang kirtikus jurnalistik
adalah memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk menyenangkan perasaan mereka
(2011:8).
b. Kritik Pedagogik. Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian dalam lembaga pendidikan. Tujuan kritik ini adalah
untuk mengembangkan bakat dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan
obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri.
c. Kritik Ilmiah. Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan
pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupunmembandingkan dapat
dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).
d. Kritik Populer. Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung dikerjakan oleh
penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang disampaikan bukan pada
tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapipada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik yang
mereka tekuni.
Menurut Feldman (1967) terdapat 4 jenis kritik seni, setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (bahasa), cara
(metoda), pola berpikir, sasaran, dan materi yang tidak sama.
a. Kritik Populer, adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi umum. Tanggapan yang disampaikan melalui
kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja, lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan
kritik populer, umumnya menggunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh
orang awam.
b. Kritik Jurnalis, adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada
publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya
lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari
sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya
c. Kritik Keilmuan, adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan
kepekaan yang tinggi untuk menilai sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus
yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, dan disampaikan dengan metodologi kritik secara akademis.
Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni
seperti museum, galeri dan balai lelang.
d. Kritik Kependidikan, adalah kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika
subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk
meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik ini yang digunakan guru di sekolah
umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan
ekspresivistik. Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun kerangka berpikirnya atau caranya
menyajikan kritik.
a. Formalistik. Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki kehidupanya sendiri, lepas dari
kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas. Kriteria
yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur formal atau unsur dasar pembangun karya
seni (bunyi) dengan menghindari unsur estetis yang tidak relevan, seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-
lain. (Bangun, 2011: 56-57).
b. Instrumentalistik. Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk
mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni dianggap
sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana penyajiannya tetapi apa
dampak dari karya tersebut bagi kehidupan masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak pada kegunaanya.
c. Ekspresivistik. Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang diekspresikan
penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan
pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman pencipta suatu karya seni dengan tetap
memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan sebagai pendukung emosi penciptanya.
6. Penyajian Kritik Musik
Setelah mengetahui beberapa konsep kritik seni seperti diutarakan di atas. Ada 4 hal pokok dalam kegiatan
penyajian yang sudah umum digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi.
 Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah penyajian fakta yang bersumber langsung dari karya
musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa pernyataan elemen dan warna bunyi yang digunakan. Faktor-
faktor pendukung penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap ini dinyatakan secara lengkap
bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut diperlakukan dalam penyajian musik.
 Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada, melodi, harmoni, ritme, dan
dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada bagian mana pentingnya dalam mendukung penuangan
atau penyajian gagasan. Inilah tahap menyatakan mutu suatu karya musik berdasarkan analisis unsur-unsur
penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus sangat diperlukan pada tahap ini.
 Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian nilai artisitik suatu penyajian musik
dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan tersebut. Membandingkan dengan karya sejenis dapat menjadi
faktor pertimbangan dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam interpretasi. Tahap ini dapat dikatakan
sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal yang ada dalam suatu karya musik, bukan dari hukum-
hukum yang bersifat umum (deduktif).
 Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup penting dalam kritik musik karena
kritikus akan menyatakan pendapatnya atas penyajian suatu musik. Pendapat yang dimaksud bukan pendapat
pribadi tanpa dasar. Dasar pernyataan dalam evaluasi adalah hasil dari deskripsi dan analisis yang ditunjang
interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi adalah kebaikan atau kegagalan suatu penyajian
musik. Kebaikan atau kekurangan merupakan pertimbangan atas gagasan dengan ketercapaian dalam penyajian
musik. Pernyataan kebaikan, berupa kelebihan-kelebihan yang ditemukan atau sebaliknya akan membangun
pemahaman peningkatan penyajian karya musik.
Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara tulisan disusun seperti
urutan penyaian di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan demikian
penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi:
 Pendahuluan
 Deskripsi
 Analsis
 Interpretasi
 Evaluasi
Bagian pendahuluan berisi tentang identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama penulis atau pencipta
musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang dianggap perlu untuk diketahui oleh pembaca. Dalam hal
musik vokal, lirik lagu termasuk bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis kritik musik. Lirik lagu karena berbasis
bahasa maka dapat dianalsisis makna yang terkandung di dalamnya. Makna lirik lagu mencakup makna denotatif dan
konotatif
7. Kritikus
Kritikus mempunyai pengertian seorang atau seniman yang melakukan kritik terhadap sebuah karya.
Sedangkan kritikus musik berarti orang yang melakukan kritik terhadap karya musik.
Seorang kritikus harus memiliki beberapa kemampuan dan pengalaman dasar sebagai berikut :
1.Mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.
2.Mendengarkan dan mengetahui lagu dari beragam genre musik, seperti pop, jazz, klasik Barat, keroncong,
dangdut, tradisi dan lain-lain.
3.Memiliki wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi (penyanyi
atau pemain musik), sehingga terdengar lebih menarik bagi penonton atau pendengar.
8. Langkah-Langkah Penulisan Kritik Musik
Kritik musik adalah ulasan mengenai penilaian dari aspek nilai keindahan (estetis) terhadap penyajian musik
tersebut. Hal yang mewujudkan kaidah keindahan musikal dalam karya musik yaitu sebagai berikut.
1.Pengolahan bunyi dan berbagai parameter dasar musik lainnya.
2.Pengolahan waktu dan diam di dalam musik.
3.Aspek harmonisasi.
4.Kedinamisan karya.
5.Aspek instrumentasi dan struktur komposisi.
Selain nilai keindahan, juga dapat dinilai dengan mengamati keunikan penyajian musik tersebut. Hal -hal yang
harus diperhatikan untuk mengamati keunikan sebuah karya seni, yaitu sebagai berikut.
1.Apakah ide karya seni asli dari komponis dan belum pernah ada yang serupa.
2.Penggunaan alat musik memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan kelaziman cara permainan.
3.Apakah ditemukan perkembangan dan perluasan instrumentasinya.
4.Apakah karya yang dibuat mampu membuat bahan apresiasi yang menarik bagi penonton.
Nilai yang berkaitan dengan segi nonteknis dalam penyajian musik adalah nilai kaitannya dengan fungsi
penyajian musik tersebut, seperti nilai ritual, nilai ekonomi, nilai sosial, dan lain-lain. dalam prosesnya, kritik musik
dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu pendahuluan, deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi.
9. Mengomunikasikan Kritik Musik
Kritik musik dapat dikomunikasikan melalui tulisan maupun lisan. Dalam tulisan, kritik musik dilakukan dengan
menuliskan ketiga langkah penulisan kritik musik, yaitu deskripsi, analisis, dan interpretasi.
Langkah pertama dalam usaha mengomunikasikan musik adalah mengunjungi suatu pertunjukan atau konser
musik, kemudian menyimak dan memahami musik yang akan dimainkan dalam pertunjukan atau konser tersebut.
LAngkah selanjutnya membuat catatan-catatan tentang pertunjukan musik itu yang Anda pandang penting. Setelah
itu, membuat laporan tulisan yang terdiri dari sebagai berikut.
1.PENDAHULUAN
Pada bagian ini kemukakan latar belakang kritik yang berhubungan dengan pengalaman setelah
menyaksikan suatu konser musik. Untuk itu, pilihlah genre musik yang Anda kuasai. Anda berperan sebagai
pendengar, bukan pemain.
2.DESKRIPSI
Pada bagian ini tuliskan seluruh informasi tentang penyelenggaraan pertunjukan atau konser musik
tersebut misalnya menulis tanggal, waktu, lokasi pertunjukan, pemain musiknya, yang Anda saksikan dalam
pertunjukan tersebut, jenis atau genre musik yang dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung,
dan sebagainya yang dapat Anda amati secaara konkret.
3.ANALISIS FORMAL
Pada bagian ini fokuskan pada musik yang dimainkan. Amatilah cara pemain musik memainkan karya-
karya musik atau lagu mereka, seperti kemampuan musikal masing-masing pemain dalam memainkan musik,
mengepresikan musik, menginterpretasikan musik, keharmonisan dan keseimbangan permainan musik,
pengalimatan (frasering) lagu, intonasi, dan lain-lain.
4.INTERPRETASI
Pada bagian ini berisi analisis pemaknaan musik atau lagu yang dimainkan dalam pertunjukan musik
tersebut. Pemaknaan musik membutuhkan pemahaman yang cukup dalam tentang musik, pencipta, nilai-nilai
estetis, dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik dihasilkan. Untuk itu, dituntut memiliki beragam
referensi yang diperoleh dari beragam sumber untuk melengkapi pengetahuan yang anda miliki sebagai upaya
untuk mengungkapkan makna dari musik yang dimainkan.
5.EVALUASI
Pada bagian ini berisi penilaian terhadap pertunjukan atau konser musik yang disaksikan. Namun,
penilaian yang dituliskan bukan berupa penilaian pribadi atau subjektif, melainkan dilandaskan pada analisisis dan
interpretasi pada tahap sebelumnya.
D. Membuat Tulisan Tentang Musik Barat
Ditinjau dari fungsinya, tulisan tentang seni musik dapat dibedakan menjadi tulisan untuk tujuan pendidikan dan
pembelajaran, sejarah musik, jurnalistik, serta kritik musik.
 Tulisan untuk Pendidikan dan Pembelajaran Musik
Buku yang sedang kamu pelajari ini merupakan contoh tulisan tentang musik untuk tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Tulisan tentang musik dapat berupa tulisan tentang keseluruhan keilmuan seni musik atau bagian-
bagian dari keseluruhan tersebut. Misalnya, terdapat tulisan tentang teknik bermain gitar, teknik bermain piano, teknik
bermain drum, dan sebagainya. Tulisan tersebut juga merupakan tulisan tentang musik yang bertujuan untuk
pendidikan dan pembelajaran. Begitu pula tulisan tentang unsur-unsur seni musik, tentang harmoni dalam seni
musik, tempo dan dinamik, dan sebagainya juga merupakan tulisan teoritis tentang seni musik. Jadi, sejak seni musik
dianggap sebagai cabang keilmuan tersendiri, tulisan teoritis tentang seni musik mengalir ke tengah-tengah
masyarakat.
 Tulisan untuk pendidikan dan pembelajaran ini sangat berguna bagi yang gemar mempelajari
 seni musik tidak hanya dari sisi keterampilan berseninya. Orang yang berminat menelaah seni musik dari sisi ilmu
pengetahuannya sangat tertolong membaca tulisan tentang seni musik ini.
a. Bentuk Tulisan tentang Musik Barat
1. Tulisan tentang Sejarah Musik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah musik diartikan sebagai pengetahuan yang mencakupi
uraian deskriptif tentang musik dalam masyarakat, riwayat seniman, riwayat pendidikan musik, sejarah notasi,
kritik, perbandingan gaya, dan perkembangan musik. Tidak hanya dari sisi perkembangan seni musik saja,
tulisan sejarah seni musik juga memuat peristiwa pengaruh-mempengaruhi antara seni musik dari satu
masyarakat dan masyarakat lainnya.
2. Tulisan Jurnalisme Musik
Tulisan jurnalisme musik adalah tulisan yang berisi ulasan seni musik, khususnya pertunjukan musik
atau peristiwa musik yang lain. Sebagaimana tulisan jurnalisme pada umumnya, tulisan jurnalisme musik juga
dimaksudkan untuk penyampaian informasi kepada khalayak tentang suatu berita. Jadi, tulisan jurnalisme
musik juga menonjolkan tersampaikannya informasi tentang pertunjukan musik kepada khalayak.
Prinsip-prinsip tulisan jurnalisme musik sama dengan tulisan jurnalisme pada umumnya. Tulisan
haruslah aktual dan faktual, bukan fiktif. Tulisan juga harus objektif. Tulisan dibangun dengan gaya deduktif atau
piramida terbalik. Yang penting didahulukan dan rinciannya dikemudiankan. Isi tulisan juga harus memuat 5 W
+ 1 H, yakni what, who, when, where, why, dan how.
b. Resensi
Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan karya seni musik yang siap dilepas ke masyarakat.
Biasanya berisi pertimbangan tentang perlunya masyarakat menikmati karya seni musik tersebut, tetapi
berbeda dengan kritik, resensi lebih kepada melontarkan ajakan kepada khalayak untuk menikmati karya
seni musik tersebut.
c. Review
Review adalah tulisan jurnalisme yang berisi ulasan tentang unsur-unsur seni musik, penciptanya,
penyajinya, garapannya, dan penampilannya. Biasanya review disajikan setelah sebuah pagelaran musik
dilaksanakan.
3. Tulisan tentang Kritik Musik
Musik merupakan seni pertunjukan. Keindahan musik dapat dinikmati baik secara langsung maupun
melalui hasil rekaman. Oleh penyajinya, diharapkan dapat memenuhi rasa keindahan bagi pendengarnya. Oleh
karena itu, sebelum pertunjukan berlangsung, mereka berlatih intensif. Tujuannya agar musik tersajikan dengan
baik dan indah. Namun demikian, tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Keindahan dan respon dari penonton
yang diharapkan tidak didapatkan. Hal ini tentu dapat menimbulkan kekecewaan baik bagi seniman maupun
bagi pendengar atau penonton.
Pada acara kontes pencarian bakat menyanyi yang sering tampil di media televisi, seperti AFI, Indonesia
Idol, X Factor, KDI, penampilan seorang penyanyi selalu dikomentari oleh para juri. Komentar yang
disampaikan juri ada yang bersifat pujian dan ada pula yang bersifat celaan. Ada pula komentar yang bersifat
teknis, seperti pitch control, tempo, dinamik, penghayatan (interpretasi), atau pembawaan (ekspresi), bahkan
penampilan. Pernyataan-pernyataan tersebut pada hakikatnya juga merupakan penilaian atas performa sang
penyanyi.
Tentu pengetahuan, pengalaman dan penguasaan keterampilan, serta perasaan musikal yang dimiliki
para juri mendasari penilaian tersebut. Dengan kata lain, pernyataan-pernyataan tersebut merupakan bagian
dari kritik. Akan tetapi, sebenarnya kritik musik bukan hanya komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi suatu
ulasan mendalam dan luas guna memberi pemahaman atas karya.Tujuannya menjembatani karya musik dan
pelakunya dengan masyarakat pendengar sehingga terbangun suatu pemahaman atas nilai-nilai keindahan
(estetika).
Dalam seni musik minimal terdapat tiga komponen penunjang kegiatan, yaitu penciptaan atau kekaryaan
(seniman), apresiasi atas penikmatan/penghargaan (khalayak penonton dan kritikus), dan karya seni (sebagai
produk dan proses).
Dalam kritik musik meliputi :
a) Apresiasi Musik
Apresiasi musik adalah mengajarkan orang-orang apa maksud mendengarkan musik dan
mengapresiasi berbagai jenis musik. Biasanya, kelas apresiasi musik mencakup pelajaran sejarah untuk
menjelaskan mengapa orang-orang dari zaman tertentu menyukai musik yang mereka buat. "Apresiasi",
dalam hal ini berarti memahami nilai dan keistimewaan setiap gaya musik.
b) Esai tentang Kritik Musik
Merujuk pada definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah ‘esai’ diartikan sebagai suatu karangan
atau karya tulis yang termasuk dalam prosa yang membahas suatu masalah (kajian) secara sekilas dari
sudut pandang pribadi sang penulis. Hal serupa juga dikemukakan ahli, Soetomo, yang mendefinisikan esai
sebagai suatu karangan pendek berdasarkan cara pandang seseorang dalam menyikapi suatu masalah.
Berdasarkan dua definisi yang dijelaskan sebelumnya, dapat kita simpulkan jika esai sangat dipengaruhi
sudut pandang penulis dalam menilai suatu masalah, sehingga tulisan pada esai pastilah mengandung opini
yang bersifat subjektif serta argumentatif. Meskipun bersifat subjektif, namun argumen yang disampaikan
dalam esai tetaplah harus bersifat logis, dapat dipahami dengan baik, serta berdasarkan pada teori atau
data serta fakta yang ada di lapangan. Dengan begitu, esai tidak hanya menjadi tulisan fiktif atau imajinasi
dari sang penulis saja. Secara umum, esai memiliki kesamaan dengan tajuk rencana yang terdapat pada
surat kabar, yakni memiliki tujuan untuk meyakinkan masyarakat terhadap sudut pandang penulis mengenai
suatu isu, atau dengan kata lain menggiring opini publik. Bedanya, tajuk rencana hanya ditulis oleh seorang
kepala editor, sedangkan esai dapat ditulis oleh siapa saja.
4. Bentuk Penugasan
Amatilah pertunjukan musik barat, baik secara langsung, melalui internet, atau media lain.
1. Perhatikan teknik permaianan masing-masing pemain dalam memainkan instrumen musiknya!
2. Analisislah pertunjukan musik tersebut berdasarkan unsur-unsurnya, di antaranya:
a. Genrenya (jenis musik berdasarkan gaya dan aliran),
b. Performance (keterampilan penampilan dan olah panggung permainan musik),
c. Lagu dan komposisi (unsur-unsur utama pembangun karya musik, seperti nada, melodi, harmoni,
ritme, tempo, dinamik, ornamentasi), dan
d. Warna dan suasana pertunjukan.
3. Tuangkan dalam tulisan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan menggunakan bahasa
Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami. Bentuk tulisan dapat berupa:
a. Jurnalisme musik yang meliputi
1) Resensi
2) Ulasan atau Review
b. Kritik Musik
c. Karya Ilmiah (laporan hasil penelitian)
4. Bentuk laporan disesuaikan dengan jenis tulisan yang dikehendaki.
 Untuk artikel musik muatan isi yang ditulis mencakup kerangka berfikir, kajian teori yang dipakai,
deskripsi dari data analisis, kesimpulan dan sudut pandang pemikiran penulis dari penyajian yang
diamati
 Khusus untuk jurnal, kritik musik dan karya ilmiah (laporan penelitian) s istematikanya
setidaknya meliputi:
a. Pendahuluan (latar belakang, tujuan penyusunan tulisan, manfaat tulisan, nama / tempat / waktu
pertunjukan, dan profil kelompok band yang pentas),
b. Kajian teoritis (teori atau gagasan tentang musik dari karya penulis atau ahli yang sudah ada),
c. Isi (hasil pengamatan pertunjukan musik beserta segala aspeknya),
d. Penutup (simpulan dan saran)
e. Daftar pustaka

II. POKOK BAHASAN PERTUNJUKAN MUSIK BARAT


A. Pengertian Pergelaran atau Pertunjukkan Musik
Arti pergelaran dalam dunia seni pertunjukan, terutama seni musik adalah mempergelarkan atau menyajikan
karya seni musik di hadapan masyarakat yang menyaksikan. Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam rangka
mempertunjukkan karya seni kepada orang lain (masyarakat umum) agar mendapat tanggapan dan penilaian.
Pergelaran adalah bentuk komunikasi antara pencipta seni (apresian) dan penikmat seni (apresiator). Dalam arti bahwa,
para seniman menciptakan karya seni bertujuan untuk mengaktualisasi seni yang diciptakan, sedangkan bagi penikmat
seni dapat menjadi bahan apresiasi.
B. Tujuan pergelaran atau pertunjukan Musik
1. Memberikan hiburan kepada masyarakat.
2. Menumbuhkan motivasi untuk berkarya.
3. Memperingati hari-hari besar
4. Melestarikan budaya.
5. Sebagai sarana apresiasi.
6. Untuk kegiatan amal/sosial.
7. Sebagai edukasi
8. Tujuan komersial
C. Fungsi pergelaran atau pertunjukan Musik
Pergelaran mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang langsung adalah
sarana untuk berkreasi diri. Sedangkan manfaat tidak langsung nya adalah dapat untuk mengembangkan dan
menambah kehalusan budi pekerti.
Fungsi pergelaran secara umum adalah sebagai berikut:
1. sebagai sarana pengembangan bakat.
2. sebagai media ekspresi.
3. sebagai media apresiasi.
4. sebagai media komunikasi
D. Bentuk-Bentuk Penyajian Musik
Dalam musik terdapat beberapa bentuk penyajian yang berkaitan erat dengan tujuan serta jenis musik yang
disajikan. Secara garis besar, bentuk-bentuk penyajian musik tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
seperti berikut ini :
1. Penyajian musik tunggal
Penyajian musik tunggal, yakni bentuk penyajian musik yang menampilkan seorang sirkus dalam memainkan
alat musik tertentu. Misal penampilan piano tunggal, penampilan gitar tunggal, penampilan organ tunggal,
penampilan biola tunggal, dan sebagainya.
2. Penyajian kelompok musik terbatas
Yang dimaksud penyajian musik terbatas adalah penyajian kelompok musik seriosa dalam bentuk duet alat
musik, bentuk-bentuk trio, kuartet, atau kuintet alat musik sampai dengan bentuk ensambel terbatas sifat penyajian
musik seperti ini tidak jauh berbeda dari penyajian musik sebelumnya, yakni terkesan formal dan penonton harus
benar-benar disiplin.
3. Penyajian musik orkestra
Penyajian musik orkestra ini, meskipun masih memiliki sifat formal dan disiplin tinggi, namun dihadiri oleh
jumlah penonton yang jauh lebih besar daridapa penyajian musik lainnya. Bentuk-bentuk orkestra besar seperti orkes
pilharmoni, orkes simfoni, dan sejenisnya. Untuk menampilkan bentuk penyajian musik seperti ini diperlukan ruang
yang cukup besar serta tata akustik gedung yang sangat baik.
4. Penyajian musik elektrik
Penyajian musik elektrik, yakni penyajian kelompok musik dengan menggunakan perlengkapan atau alat-alat
musik elektrik berkekuatan tinggi. Penyajian musik elektrik berkekuatan tinggi ini sangat berbeda dari penyajian musik
sebelumnya yang ditampilkan di dalam ruang tertutup, penyajian jenis musik dapat dilakukan di udara terbuka
dengan jumlah penonton yang bisa mencapai ribuan orang. Penyajian dan kelompok-kelompok band ternama pada
umumnya menggunakan bentuk penyajian musik seperti ini. Sifat dari penyajian musik ini tidak formal dan penonton
boleh saja berteriak-teriak atau ikut menyanyi bersama penyanyi yang sedang tampil di atas pentas.
E. Persiapan pergelaran atau pertunjukan Musik
Pengertian pertunjukan adalah wujud kegiatan puncak dari hasil berolah seni yang disajikan kepada
masyarakat/penonton/khalayak ramai.
Empat hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah pertunjukan, yaitu :
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan sasaran lalu memilih tindakan yang akan diambil
dari berbagai alternatif yang ada.
2. Pengorganisasian
Dalam proses ini dilakukan pengalokasian sumber daya, penyusunan jadwal kerja dan koordinasi antar unit-unit
dalam suatu kepanitiaan.
3. Pengendalian
Pengendalian di sini berarti membandingkan perencanaan dengan realisasi. Lalu mengambil tindakan koreksi atas
realisasi yang tidak sesuai dengan perencanaan.
4. Penilaian (Evaluasi)
Penilaian atau evaluasi adalah merupakan proses akhir dari sebuah kegiatan yang berfungsi untuk menilai sebuah
pertunjukan tersebut
Adapun fungsi perencanaan dalam kegiatan pergelaran seni musik yaitu :
1. Sebagai langkah awal yang dilakukan panitia
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
3. Sebagai kendali dalam menciptakan suasana kerja yang efektif dan efisien.
4. Sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi kegiatan.
Sebelum pertunjukan musik dilaksanakan perlu adanya persiapan-persiapan. pertunjukkan juga disebut
pementasan. Pertunjukan tidak bisa dilaksanakan perorangan tetapi dengan kelompok dan melibatkan banyak orang.
Yang perlu disiapkan dalam pertunjukan musik antara lain :
a. Program kerja atau perencanaan.
b. Pembentukan panitia.
c. Penentuan bidang tugas yang menangani.
d. Perumusan tujuan.
e. Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan.
f. Penentuan dana atau anggaran keuangan.
g. Penentuan materi sajian (menyeleksi).
h. Latihan yang kontinu atau intensif.
i. Inventarisasi pemain.
j. Merencanakan alat atau sarana yang akan digunakan.
k. Teks lagu (VCD, partitur, kaset).
l. Melaksanakan evaluasi.
F. Menyusun Pengorganisasian Pergelaran
Pengorganisasian adalah kegiatan mengatur, membagi tugas, mengadakan rapat, mengawasi dan bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan. Mengorganisir pergelaran berarti melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut
sehubungan dengan pergelaran.
Secara umum, kepanitiaan digolongkan menjadi dua bentuk.
1. Panitia pengarah (steering comitee)
Steering Comitee (panitia pengarah) yang berfungsi sebagai pengarahm penasihat, dan pemberi petunjuk kepada
kelompok dibawahnya dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini bisa dari kepala sekolah, kesiswaan/pembina osis,
maupun guru seni musik.
2. Panitia pelaksana (organising commitee)
Organizing Comitee (panitia pelaksana) mempunyai tugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan secara langsung dilapangan.
Sedangkan kriteria yang harus dimiliki oleh masing-masing personal kepanitiaan adalah sebagai berikut :
a. Menguasai bidang tugasnya
b. Mempunyai dedikasi yang tinggi
c. Mampu bekerja sama
d. Sanggup memimpin dan dipimpin
e. Disiplin dan kreatif
f. Berdedikasi dan loyalitas yang tinggi
g. Sanggup menjaga rahasia
Dalam pembentukan panitia hendaknya dibicarakan secara musyawarah mufakat. petugas sebaiknya adalah
orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam bidangnya. Kepanitiaan biasanya terdiri dari atas : penanggung jawab,
pembina dan penasehat, ketua I, ketua II, sekretaris I, sekretaris II, bendahara I, bendahara II, seksi keamanan, seksi
tempat (perlengkapan), seksi pameran dan pergelaran, seksi dana (usaha), seksi publikasi, seksi dokumentasi dan
dekorasi, dan seksi konsumsi.
G. Menyusun Tema Pergelaran
Sebelum menyusun kegiatan pergelaran, terlebih dahulu adalah menentukan tema. Penentuan tema bisa
didasarkan pada jenis peristiwa monumental seperti, ulang tahun sekolah, perpisahan sekolah, dan lain sebagainya.
Karena tema adalah ide dasar pokok pergelaran, maka setidaknya sebelum mengadakan pergelaran,perlu
adanya analisa latar belakang terjadinya peristiwa yang dapat diangkat menjadi tema dengan persyaratan sebagai
berikut:
1. Aktual
2. Singkat dan jelas
3. Waktunya terbatas
Secara garis besar tema tema pergelaran musik dapat digali dari tiga hal, yaitu ;
1. Unsur seni musik yang ditonjolkan.
Dalam hal ini, tema merupakan salah satu unsure musik yang ditampilkan/ditonjolkan. Contoh, pergelaran yang
bertemakan “alunan musik tiup” seluruh instrument yang digunakan adalah alat musik yang cara memainkannya
ditiup.
2. Gagasan atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Tema ini murni berupa gagasan atau pesan yang muncul sebagai hasil refleksi akan realitas yang ada. Contoh,
“Konser Musik Peduli Anak bangsa”
3. Tema umum.
Tema ini bersifat umum, penentuan tema tidak didasarkan pada unsure musik, musik dalam hal ini lebih berperan
sebagai pembawa tema tersebut. Contohnya adalah tema-tema peringatan hari-hari besar nasional.
H. Menyusun proposal pergelaran atau pertunjukan Musik
Setelah tema terbentuk, kemudian menyusun proposal yang memiliki banyak fungsi seperti, sumber pencarian
dana/sponsor, pemahaman program dan rencana pelaksanaan. Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan
dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh perizinan.
Proposal itu sendiri memiliki arti sebagai rencana yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja. Bentuk isii
proposal terdiri dari:
1. Nama kegiatan
2. Latar belakang, berisi dasar yang digunakan sehingga ide pergelaran muncul.
3. Dasar Pemikiran, yaitu memuat hal-hal, surat-surat keputusan.
4. Pelaksanaan, memuat waktu pelaksanaan kegiatan pergelaran meliputi, hari, tanggal, waktu dan tempat.
5. Pelaksana, yaitu susunan kepanitiaan.
6. Anggaran, berisi rencana anggaran yang akan digunakan selama pergelaran berlangsung.
7. Acara, memuat susunan acara yang akan ditampilkan.
8. Lain-lain, surat-surat yang mendukung pelaksanaan.
9. Penutup, berisi kata penutupan dari proposal tersebut. Diakhir proposal tunjukkan dengan tanda tangan ketua panitia,
sekretaris dan diketahui/ disetujui oleh steering comitee (jika dibawahi satu instansi/institusi).
I. Menyusun Penjadwalan pergelaran atau pertunjukan Musik
Karena dalam menggelar sebuah karya musik diperlukan persiapan yang baik, maka dibutuhkan adanya suatu
penjadwalan. Susunan penjadwalan kegiatan pergelaran , meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan pemain yang tampil baik individu maupun kelompok.
2. Mempersiapkan jenis musik dan lagu yang akan ditampilkan.
3. Mengadakan General Repetion atau gladi bersih.
4. Melakukan checking akhir terhadap kesiapan pergelaran baik dari panitia, pemain serta tempat pergelaran.
5. membuat draft penampilan atau susunan acara.
Apabila penjadwalan pergelaran telah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun acara pergelaran.
Untuk membuat susunan acara pergelaran, harus diketahui dengan jelas tentang:
2. Waktu pelaksanaan
3. Para pemain beserta jenis lagu yang akan dibawakan.
4. Urutan acara dengan penampilan waktu (menit) yang digunakan.
J. Menyusun Waktu dan Tempat pergelaran atau pertunjukan Musik
Setelah acara telah selesai disusun, kemudian menentukan waktu pergelaran dan menata tempat yang akan
digunakan. Waktu pelaksanaan pergelaran harus disesuaikan dengan kelender pendidikan suatu sekolah, diusahakan
agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan pergelaran dapat dibarengkan dengan suatu kegiatan
sekolah misalnya peringatan-peringatan hari besar nasional atau keagamaan.
Sedangkan tempat pergelaran dapat dilaksanakan di dalam maupun diluar ruangan, hal tersebut disesuaikan
dengan keadaan sekolah. Apabila sekolah telah memiliki aula, maka pergelaran tersebut dapat dilakukan didalam aula
tersebut, atau jika pergelaran tersebut dilakukan secara sederhana, dapat dilakukan didalam kelas masing-masing,
namun apabila sekolah tidak memiliki aula dan tidak memungkinkan dilaksanakan didalam kelas, maka pergelaran dapat
dilakukan di halaman sekolah. Jika memang tempat pergelaran direncanakan untuk menampung penonton yang banyak/
secara massal (bentuk konser), dapat dilakukan di luar ruangan. Sedangkan jika memang penonton dibatasi dengan tiket
maupun dengan undangan (musik chamber / musik kamar), pergelaran dapat dilakukan didalam ruangan.
Penataan ruang melibatkan seksi perlengkapan dan dekorasi bekerja sama dengan anggota-anggota yang lain.
Penataan ruang harus memiliki kaidah-kaidah, antara lain sebagai berikut:
1. Keindahan dan kerapian tempat.
2. Kenyamanan dan keamanan, baik untuk peserta, panitia, maupun penonton.
3. Nilai Artistik yang tinggi.
Pengertian ruang pergelaran adalah ruangan atau tempat dimana kegiatan pergelaran tersebut dilaksanakan.
Ruang pergelaran meliputi panggung untuk kegiatan pentas, ruangan untuk penonton/pengunjung, ruang ganti
pakaian/rias, ruang transit, ruang konsumsi dan ruang panitia. Panggung merupakan sarana pergelaran yang paling
penting, oleh karena itu perlu diadakan setting panggung atau penataan panggung. Setting panggung untuk masing-
masing pergelaran tidak sama, tergantung dari materi yang akan dipentaskan. Setting panggung untuk paduan suara
berbeda dengan setting untuk ansamble musik atau yang lainnya.
Ada beberapa bentuk panggung yang bisa digunakan untuk pergelaran, diantaranya adalah :
1. Proscenium,
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam
lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium (proscenium arch).
2. Tapal Kuda,
Bentuk ruangan ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat di sisi tengah ruangan, karena permukaan
dinding yang berbentuk cekung.
3. Bentuk Arena.
Berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk amphitheatre klasik berupa bentuk radial dan dikembalikan
pada bentuk lingkar. Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama.
4. Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton.
Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung,
Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium.
5. Kipas (Melingkar)
Bentuk kipas menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukkan. Dengan kondisi ini, kemampuan visual
penonton terhadap pertunjukkan kesenian yang berlangsung tidak terganggu dengan posisinya.
Dalam mempersiapkan pergelaran hendaknya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan penataan ruang
pergelaran, yaitu tentang dekorasi, pencahayaan/lighting, sound system, dan penampilan tema.
1. Dekorasi
Dekorasi harus disesuaikan dengan tema dan tempat kegiatan pergelaran. Dengan dekorasi yang baik dan sesuai
dengan tema yang ada, maka suasana akan tampak lebih terkesan dan dapat membawa pada situasi yang
menggembirakan. Jenis dan ukuran tulisan, gambar dan hiasan, serta background nya harus disesuaikan dengan
tema dan tempat pergelaran.
2. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan merupakan faktor pendukung yang sangat penting untuk keberhasilan dalam pelaksanaan pergelaran
seni musik, terlebih lagi apabila pelaksanaan pergelaran musik tersebut dilaksanakan pada malam hari. Dengan tata
lampu (lighting) yang baik, maka pergelaran musik tersebut akan tampak lebih semarak dan hidup.
3. Sound System (Tata Suara)
Sound system merupakan faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah pergelaran, dengan tata
suara yang baik dan memadai pergelaran tersebut akan nyanman untuk dinikmati.
4. Penampilan Tema
Penampilan tema pergelaran harus dapat terbaca dengan jelas, dan tidak mengganggu pelaksanaan pergelaran.
Bentuk dan besarnya tulisan serta warna yang digunakan harus disesuaikan dengan dekorasinya.
Selain penataan ruang pergelaran, ada kegiatan lain yang tidak kalah penting, yaitu mempersiapkan kelengkapan
pergelaran. Kelenfgkapan-kelengkapan yang harus ada pada kegiatan pergelaran musik antara lain :
2. Peralatan musik
3. Partitur musik
4. Trap untuk penyanyi
5. Sound system
6. Kostum pemain
K. Evaluasi pergelaran atau pertunjukan Musik
Setelah kegiatan pergelaran selesai dilaksanakan, biasanya diadakan evaluasi terhadap kegiatan tersebut.
Evalusi dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Pada evaluasi proses, guru kesenian sebagai pembimbing
memberikan catatan-catatan kecil yang ditujukan kepada setiap anggota panitia, yang meliputi cara kerja panitia,
kekompakan kerja panitia, kedisiplinan dan kerjasama masing-masing personil panitia. Sedangkan evaluasi hasil
merupakan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan pergelaran tersebut.
Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi oleh setiap seksi, cara
mengatasi persoalan-persoalan yang ada, serta mengetahui keadaan keuangan pada kegiatan yang dilaksanakan. Hasil
evaluasi tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa yang akan
datang.
Selain memiliki tujuan di atas, evaluasi juga memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain
2. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan suatu kegiatan.
Pelaksanaan evaluasi sebaiknya tidak terlalu lama dari pelaksanaan pergelaran, bahkan lebih cepat lebih baik.
Namun demikian hendaknya panitia diberi waktu yang cukup untuk mempersiapkan laporan tentang hal-hal telah
dilaksanakan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Sistem kerja
2. Pembiayaan
3. Personalia kepanitiaan
4. Bentuk pergelaran
5. Pelaksanaan pergelaran
6. Laporan dari masing-masing seksi.

III. POKOK BAHASAN ARANSEMEN MUSIK


A. Pengertian Aransemen
Aransemen berasal dari bahasa Belanda yakni “Arrangement ” yang artinya penyesuaian komposisi musik dengan
nomor suara penyanyi atau instrumen musik yang didasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi
musiknya tidak berubah.
Orang yang melakukan aransemen lagu dikenal dengan sebutan Arranger atau pengaransemen. Modal dasar yang
harus dimiliki oleh seorang arranger adalah menguasai pengetahuan tentang harmoni.
B. Jenis Aransemen
Jenis aransemen, terdiri atas:
1. Aransemen Vokal
Setiap lagu dapat disusun dalam aransemen khusus vokal dengan dua suara, tiga suara, empat suara.
Untuk menyusun aransemen vokal, yang paling mudah adalah menyusun aransemen lagu dalam dua suara, karena
untuk menyusun aransemen lagu dalam tiga dan empat suara ada banyak persyaratan yang harus diperhatikan.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan memuaskan, setelah selesai disusun aransemen lagunya kemudian
dicoba untuk dinyanyikan secara bersama-sama, apabila dirasa kurang baik atau kurang memuaskan maka dapat
dicoba lagi untuk menyusun aransemen lagu tersebut hingga pada akhirnya diperoleh hasil yang sangat memuaskan.
2. Aransemen Instrumen
Penyusunan aransemen instrumen sangat berbeda dengan aransemen vokal. Penyusunan aransemen instrumen
harus disesuaikan dengan alat-alat musik yang dipergunakan. Semakin lengkap alat musik yang kita pergunakan,
semakin banyak pula kemungkinan variasi yang dapat diciptakan
Untuk menyusun aransemen instrumen, kita harus berpedoman pada pengetahuan ilmu harmoni dan akord.
Bagian-bagian dari suatu aransemen musik dikenal dengan istilah :
 Partituur (Belanda).
 Partitura (Italia).
 Part (Inggris).
 Parte (Perancis).
Dan dalam aransemen instrumen, kebanyakan partitur dimainkan bergantian tugas, sedangkan dalam aransemen
vokal pada umumnya semua partitur berbunyi bersamaan.
3. Aransemen Campuran
Aransemen campuran adalah campuran aransemen vokal dan instrumen.
Teknik yang dilakukan adalah vokalnya menggabungkan dua jenis aransemen yang telah ada. Dalam aransemen
campuran pada umumnya yang ditonjolkan adalah vokalnya, sedangkan instrumennya berfungsi untuk pengiring dan
memeriahkan, sehingga pertunjukan yang disajikan bertambah sempurna.
Untuk mengendalikan keseimbangan dalam menampilkan aransemen yang telah disusun, diperlukan adanya
seorang pemimpin yaitu seorang dirigen atau conductor.
C. Bentuk Penyajian Aransemen
bentuk penyajan aransemen, terdiri atas:
1. Bentuk Aransemen Kanonis
 Aransemen dalam bentuk kanon merupakan aransemen yang dimainkan secara bersahut-sahutan.
 Para penyanyi atau pemain musik dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok secara bergantian
memainkan alat musik yang sama(atau menyanyi) dengan selang waktu yang telah ditentukan. Penyajian
aransemen kanon sering menyebabkan permainan musik sukar ditangkap maknanya. Namun sebagai materi
pendidikan permainan musik kanon bersifat menggembirakan.
 Permainan musik kanon juga baik digunakan sebagai pengantar untuk merasakan harmoni atau keselarasan.

2. Bentuk Aransemen Polifonis


 Aransemen bentuk polifoni merupakan aransemen yang terdiri atas beberapa bagian untuk suara alat
 Setiap suara memiliki nada sendiri. Namun secara keseluruhan beberapa suara merupakan satu kesatuan yang
utuh.

3. Homofonis
Bentuk homofonis merupakan bentuk yang paling umum. Pada dasarnya semua permainan alat musik serempak
memulai, bergerak bersama dan menutup secara bersama-sama pula.

Batas Kewenangan Membuat Aransemen


Seorang penata musik (arranger) harus memiliki wewenang yang cukup luas untuk memperoleh hasil aransemen yang baik.
Namun keluasan wewenang tersebut memiliki batas-batas tertentu, baik yang bersifat teknis maupun etis.

1. Batas Teknis
 Pengerjaan aransemen harus disesuaikan dengan orang/kelompok yang membawakan atau memainkan
arensemen tersebut.
 Pengerjaan aransemen terbatas pada kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

2. Batas Etis
Seorang arranger tidak boleh mengurangi nilai positif dari karya asli meskipun memiliki wewenang yang luas. Mengubah
komposisi lagu dan menghilangkan unsur asli secara drastis dianggap tidak etis.
D. Langkah-Langkah Membuat Aransemen
Berikut ini terdapat beberapa langkah-langkah membuat aransemen, terdiri atas:

1. Memberikan intro dan coda


Terdiri atas:
 Intro: melodi tambahan yang terletak pada awal lagu dan berfungsi sebagai pengantar sebelum lagu pokok.
 Coda: melodi tambahan yanbg terletak di bagian akhir lagu/penutup lagu setelah selesai lagu pokok.
 Intro dan coda diberikan pada sebuah aransemen untuk meningkatkan nilai artistik dari lagu pokok.
 Melodi tambahan baik pada intro maupun coda dapat diambil dari lagu pokok atau dibuat baru, namun tidak boleh
terlalu panjang agar tidak menenggelamkan lagu pokok.

2. Menambah melodi pengiring


Pembuat aransemen boleh menambahkan nada2 ataupun meoldi untuk menyertai gerak melodi pokok. Bunyi melodi
antara pengiring dan pokok harus terdengar harmonis.
3. Mengembangkan lagu pokok
 Dalam sebuah aransemen musik, melodi pokok sering dimainkan lebih dari satu kali, tetapi biasanya para
pendengar kurang menyukai pengulangan yang
 Pendengar lebih menyukai pengulangan
 Variasi melodi pokok dapat dilakukan dengan cara:
1. mengubah atau mengembangkan melodi penyerta pada bagian pengulangan.
2. mengubah atau mengembangkan melodi pokok (misalnya dengan memindahkan melodi pokok ke nada dasar
lain/modulasi)
 Langkah-langkah di atas harus dilakukan dengan hati- hati agar tidak mengubah nilai-nilai positif dari karya
aslinya.

4. Tanda Ekspresi dan Interpretasi


 Harus diperhatikan berbagai tanda ekspresi yang berhubungan penjiwaan lagu, seperti tempo dan dinamika.
 Arensemen dibuat dengan memperhatikan tanda-tanda ekspresi dan interpretasi yang ada pada lagu pokok.

E. Penulisan Aransemen
Berikut ini terdapat beberapa penulisan aransemen, terdiri atas:
1. Aransemen untuk seperangkat alat musik biasanya dibuat secara tertulis dengan notasi angka maupun notasi balok
dan simbol2
2. Ada 2 cara penulisan dengan notasi balok: ditulis secara padat dan
3. Penulisan secara padat dibuat dengan cara menggabungkan dua paranada untuk tiap-tiap alat musik
4. Sebaliknya penulisan secara berpencar dilakukan dengan cara menempatkan setiap suara pada garis para nada
sendiri-sendiri. Karena itu, aransemen lagu dalam 4 suara misalnya, membutuhkan 4 garis para nada.
F. Unsur-Unsur Dalam Membuat Aransemen
Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur dalam membuat aransemen, terdiri atas:
1. Ritme dan pola ritme
Ritme adalah panjang pendeknya bunyi yang bergerak secara teratur. Sedangkan pola ritme adalah bentuk
pengulangan dari pengembangan bangunan ritme yang digunakan oleh frase melodi atau kelompok frase melodi.
2. Melodi
Melodi adalah rangkaian sejumlah nada yang disusun dan dibunyikan secara runtut dan teratur.
3. Harmoni
Harmoni adalah perpaduan nada-nada melodi dengan pola ritme yang serasi dan selaras sebagai satu kesatuan utuh
suatu karya seni.
G. Struktur Aransemen
Struktur aransemen, terdiri atas:
1. Introduksi (sebagai pembuka/pengantar lagu )
 Introduksi ( intro ) merupakan bagian paling awal
 Dalam membuat satu arransement intro sangat penting untuk memberikan atmosfir/nuansa terhadap lagu
 Intro diharuskan memberikan warna terhadap karya yang akan dinyanyikan sehingga intro dan lagu pokok
menyatu.

2. Lagu pokok
3. Interlude (melodi bagian tenga lagu)
 Interlude biasanya memberi kesan yang berbeda,tidak menghilangkan nuansa Intro dan lagu pokok.
 Interlude secara melodi bisa di kembangkan.
4. Coda (bagian akhir / penutup)
 Coda merupakan bagian penutup atau klimaks dari lagu yang kita bawakan
 Sebaiknya coda merupakan kesimpulan dari keselurahan komposisi atau harmoni antara Intro, Lagu Pokok dan
Interlude.
H. Langkah-Langkah Mengaransemen Lagu
Berikut ini terdapat beberapa langkah-langkah mengaransemen lagu, terdiri atas:
1. Memilih dan menentukan lagu yang akan kita aransemen
2. Menganalisis syair
3. Menetapkan bentuk aransemen
4. Mencari dan menentukan progresi akor
5. Menentukan irama, tempo, tangga nada, dan dinamika yang sesuai
6. Membuat sketsa dan menyusun aransemen

IV. POKOK BAHASAN VOCAL


Vocal adalah alunan nada-nada yang keluar dari suara manusia.
a. Teknik vocal
Teknik vocal adalah : Cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah,
merdu, dan nyaring.
b. Unsur-Unsur Teknik Vocal :
1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
2. Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan
sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
 Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
 Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan
cepat lelah.
 Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena
udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power
dan stabilitas vocal yang baik.
3. Phrasering, adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
4. Sikap Badan, adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting
saluran pernafasan jangan sampai terganggu.
5. Resonansi, adalah usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut
bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.
6. Vibrato, adalah usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi gelombang/ suara yang bergetar
teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
7. Improvisasi, adalah usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan
profesional, tanpa merubah melodi pokoknya.
8. Intonasi, adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik :
a. Pendengaran yang baik
b. Kontrol pernafasan
c. Rasa musical.
c. Nada, adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap detiknya.
Sifat nada ada 4 yaitu :
1. FITCH yaitu ketepatan jangkauan nada.
2. DURASI yaitu lamanya sebuah nada harus dibunyikan.
3. INTENSITAS NADA yaitu keras,lembutnya nada yang harus dibunyikan.
4. TIMBRE yaitu warna suara yang berbeda tiap-tiap orang.

d. AMBITUS SUARA
adalah luas wilayah nada yang mampu dijangkau oleh seseorang.
Seorang penyanyi professional harus mampu menjangkau nada-nada dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi
sesuai dengan kemampuannya.
CRESCENDO adalah suara pelan berangsur-angsur keras.
DESCRESCENDO adalah suara keras berangsur-angsur pelan.
STACATO adalah suara dalam bernyanyi yang terpatah-patah.

Anda mungkin juga menyukai