Anda di halaman 1dari 8

KONSEP APRESIASI SENI

BUDAYA &
JENIS-JENIS APRESIASI
SENI BUDAYA
A. KONSEP APRESIASI SENI BUDAYA
 Dalam kamus besar bahasa indonesia KBBI, apresiasi memiliki dua
pengertian yaitu kesadaran terhadap nilai seni dan budaya, serta
penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu.

 Dalam bahasa inggris, apresiasi dikenal dengan istilah appreciate


yang bermakna penilaian atau penghargaan untuk mengukur
kualitas sesuatu. Jika diartikan secara luas, kegiatan apresiasi
dapat dimaknai sebagai kegiatan mengamati, menanggapi dan
menghayati untuk menemukan kualitas dan nilai dari suatu
bentuk
 Nilai estetika menjadi nilai yang paling sering muncul dalam apresiasi seni
budaya. Penyebabnya adalah sifat seseorang yang cenderung peka terhadap
sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai estetika. Terlebih bentuk-bentuk
dan hasil seni budaya banyak mengandung unsur-unsur estetis yang dapat
membawa pengalaman keindahan bagi orang-orang yang memandangnya.
 Apabila seseorang mampu menangkap nilai estetis dari suatu karya seni dan
budaya, sangat mungkin ia dapat menangkap nilai lain yang terkandung di
dalam karya tersebut.
 Beberapa ahli seperti Sudarso dan Rollo May, Juga mencoba memberikan
pandangan mereka mengenai pengertian apresiasi seni budaya. Menurut
Soedarso (1990), apresiasi seni budaya bermakna mengerti dan menyadari
sepenuhnya seluk beluk suatu hasil seni, serta menjadi sensitif terhadap
segi-segi estetikanya sehingga mampu menikmati dan menilai karya
tersebut dengan semestinya, Sementara menurut Rollo May, melakukan
apresiasi terhadap suatu bentuk kreasi seni merupakan suatu tindakan
kreatif.
 Apresiasi yang ditunjukan oleh setiap orang berbeda satu sama
lainnya, Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari perbedaan
tingkat ilmu pengetahuan pemahaman, pengalaman, status sosial,
hingga kondisi internal dalam diri seseorang seperti kondisi fisik,
psikis, dan mental.
 Berikut yang termasuk akibat dari ketiadaan apresiasi seni budaya
antara lain :
1. upaya menjaga dan melestarikan bentuk-bentuk seni budaya tidak
maksimal
2. Sulitnya memberikan penilaian objektif dan akurat atas suatu hasil
karya seni
3. Sulitnya membangun komunikasi antara seniman dan penikmat seni
4. Seseorang sulit memahami dan mencintai seni budaya.
B. JENIS-JENIS APRESIASI SENI BUDAYA
1. Jenis Apresiasi Menurut Pendekatannya
A. Apresiasi pasif, yaitu kegiatan apresiasi yang bersifat serta merta dan
tidak melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap bentuk karya seni
yang diamati. Apresiasi pasif ditunjukan melalui penilaian bagus
tidaknya suatu karya seni menggunakan panca indra.
B. Apresiasi Aktif, yaitu kegiatan apresiasi yang ditunjukan secara
mendalam, termasuk setelah menilai suatu bentuk dan hasil karya
seni secara pasif atau apresiasi pasif. Berbeda dnegan apresiasi pasif,
seseorang yang melakukan apresiasi aktif, akan mencari informasi
lebih lanjut mengenai bentuk karya seni yang baru saja ia nikmati
Apresiasi aktif kemudian melahirkan dua hal yakni pendekatan aplikatif
dan pendekatan kesejarahan.
1. Pendekatan Aplikatif
Apresiasi aktif dengan pendekatan aplikatif dapat dimaknai sebagai
upaya yang dilakukan seseorang untuk menunjukan apresiasi dengan cara
terjun langsung ke dalam bentuk seni yang ia sukai. Contohnya mengikuti
kelas membatik merupakan contoh apresiasi dengan pendekatan
aplikatif.
2. Pendekatan Kesejarahan
Apresiasi dengan pendekatan kesejarahan dapat dimaknai sebagai upaya
apresiasi yang dilakukan seseorang dengan cara menelusuri asal-usul dan
sisi sejarah dari suatu bentuk karya seni. Pendekatan kesejarahan juga
dikenal sebagai penelusuran riwayat. Contohnya seseorang yang tertarik
dengan asal-usul sejarah pertunjukan lenong dapat mencari informasi
dengan membaca buku, mencari informasi si internet, bertanya kepa da
keluarga yang memiliki pengetahuan tentang lenong. Tanpa adanya
dedikasi, kesabaran, dan kemauan, informasi yang diperoleh akan tidak
lengkap sehingga pemahaman dan apresiasi terhadap bentuk seni yang
bersangkutan tidak masksimal.
2. Jenis Apresiasi Menurut Tingkatannya
Menurut tingkatannya apresiasi seni terbagi menjadi tiga yakni apresiasi
empatik, apresiasi estetis, dan apresiasi kritik.
Pembagian apresiasi berdasarkan tingkatannya ini sesuai dengan
pendapat Brent G. Wilson yang menyebutkan bahwa apresiasi
mengandung tiga konteks utama yakni feeling atau perasaan yaitu
berkaitan dengan apresiasi empatik dan estetis, valuing atau penilaian
berkaitan dengan apresiasi kritik dan emphatizing atau empati berkaitan
dengan apresiasi empatik.
A. Apresiasi Empatik
Apresiasi empatik dapat dimaknai sebagai upaya penilaian berdasarkan unsur-unsur serapan
atau tangkapan panca indra . Contohnya :seseorang yang terkagum kagum saat melihat
pertunjukan wayang yang diiringi musik gamelan, perasaan kagum tersebut muncul akibat
keindahan yang ia tangkap lewat mata (pertunjukan wayang) dan telingan (alunan suara
gamelan)

B. Apresiasi Estetis
Apresiasi estetis dapat dimaknai sebagai upaya penilaian terhadap suatu bentuk karya seni
melalui pengamatan dan penghayatan. Contohnya : seseorang yang melakukan pengamatan dan
penghayatan terhadap lukisan potret realis karya basoeki abdullah, misal lukisan potret Bung
Hatta, ia akan mengamati bagaimana kemiripan antara lukisan tersebut dengan wajah asli bung
hatta, media apa yang diguanakan, warna apa yang digunakan, teknik pembuatan, hingga
tujuan yang melatarbelakangi basoeku abdullah membuat lukisan tersebut.

C. Apresiasi Kritik
Apresiasi kritik dapat dimaknai sebagai upaya penilaian yang lebih kompleks dengan melibatkan
beberapa kegiatan, seperti klasifikasi deskripsi, tafsiran, analisis, evaluasi dan kesimpulan.
Contohnya : seorang kritilkus seni yang memberikan penilaian terhadap suatu pertunjukan
teater, saat menonton kritikus akan melihat bagaimana mekanisme pertunjukan, cara dan
teknik berakting, dilog yang dibawakan, tata rias dan kostum. Jika ia menemukan kekurangan ia
akan memberikan kritik dan masukan agar kesalahan yang sama tidak terulang di kemudian hari

Anda mungkin juga menyukai