O L EH
M EL A NI A RN A LI A
1 8 0 1 0 1 0 4 0 63
Metode dan Tingkatan Apresiasi Seni
Metode Apresiasi
a. Pendekatan aplikatif b. Pendekatan sejarah
Apresiasi melalui pendekatan Apresiasi dengan pendekatan ini
aplikatif ditumbuhkan dengan ditumbuhkan melalui pengenalan
melakukan kegiatan berkarya seni sejarah perkembangan seni. Dalam
secara langsung, di studio, di praktek sehari-hari secara sederhana,
sekolah, di rumah atau di mana saja. kita dapat mencoba meneliti asal usul
Melalui praktek berkarya, apresiasi sebuah karya seni dengan bertanya
tumbuh dengan serta merta akibat kepada orang tua kita di rumah, ayah,
dari pertimbangan dan penghayatan ibu, paman atau siapa saja tentang
terhadap proses berkarya dalam hal riwayat sebuah karya seni.
keunikan teknik, bahan, dsb.
c. Pendekatan problematik
Apresiasi ditumbuhkan dengan menyoroti masalah serta
liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat menikmati
secara semestinya. Apresiasi melalui pendekatan ini
dimulai dengan mengenali unsur-unsur fisik dan non fisik
(unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni ) yang terdapat
dalam sebuah karya seni
2. Tingkatan Apresiasi
Kemampuan apresiasi seni dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung seperti
aspek pengetahuan dan pengalaman estetik Apresiasi terhadap karya seni bagi orang
banyak akan memiliki kesamaan jika orang-orang tersebut telah memiliki
kemampuan pemahaman yang sama terhadap karya itu dan memiliki pemikiran
kritis untuk menentukan penilaiannya.
a. Kejutan (surprise)
Kejutan akan terjadi ketika kita berhadapan dengan sesuatu karya pada “pandangan
pertama” sehingga jatuh cinta.
b. Empati
Empati merupakan proses intuitif diiringi rasa-indah-estetis (feeling into form) yang
berada antara sadar-ambang sadar.
c. Rasa-Betul-Estetis
Mereka yang terlau rasionil akan mendapat kesulitan mencapai empati, tapi mereka
masih dapat mencapai Rasa-Betul-Estetis melalui proses rasionil.
d.Simpati
Simpati berhubungan dengan etika dan isi pesan/content/fungsi suatu karya. Simpati
berarti “feeling with”.
e. Rasa- Benar-Etis
Orang yang terlalu rasional akan mendapat
keslitan mencapai simpati, tapi mereka masih dapat
mencapai Rasa-Benar-Etis karena etika bisa didekati
dengan ilmu pengetahuan.
f. Terpesona
Umumnya Empati lebih dahlu dari Simpati. Suatu
karya mump membawa apresiator menjadi Empati dan
Simpati hingga terjadinya integrasi rasa-indah- estetis
(feeling into-nya empati)
Pendapat lain berkaitan dengan tahapan apresiasi dikemukakan Bastomi (1981/1982) bahwa
tahapan apresiasi, yaitu: kegiatan mengamati, kegiatan menghayati, kegiatan mengevaluasi,
dan kegiatan berapresiasi.
a. Kegiatan Mengamati
Pada tahap kegiatan ini pengamat melakukan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari
objek. Bentuk kegiatan yang dilakukan pengamat berupa observasi, meneliti dan menganalisa,
menilai objek, sehingga terjadi tanggapan tentang objek itu.
b. Kegiatan Menghayati
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan penghayat adalah mengadakan seleksi terhadap objek
sehingga terjadi proses penyesuaian antara nilai yang terkandung di dalam objek dengan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh penghayat.
c. Kegiatan Berapresiasi
Pada tahap kegiatan berapresiasi perasaan seseorang telah tergetar oleh seni dan hanyut
bersama-sama seni itu. Apresiator merasa bahwa dirinya berada di dalam karya itu, artinya ia
seakan-akan merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh pencipta dapat memproyeksikan diri
ke dalam bentuk hasil seni, perasaannya ditentukan oleh apa yang diketemukan di dalamnya.
3. Skenario Pengembangan Apresiasi Seni
Celement dan Smith (1968) mengemukakan empat tipe cara merespon karya seni, yaitu:
Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum.
Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja
lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.
b. Kritik Jurnalis
Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan
secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar.
.
c. Kritik Keilmuan,
Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan
pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai /menanggapi sebuah
karya seni.
Kritik Kependidikan
Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan
kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni.
eberapa bentuk kritik yaitu: kritik formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik :
Kritik Formalistik
Kritik Ekspresivistik
lalui pendekatan formalistik, kajian
Melalui pendekatan ekspresivistik
tik terutama ditujukan terhadap karya
dalam kritik seni, kritikus cenderung
i sebagai konfigurasi aspek-aspek
menilai dan menanggapi kualitas
malnya atau berkaitan dengan unsur-
gagasan dan perasaan yang ingin
sur pembentukannya. Kritik formalistik
dikomunikasikan oleh seniman melalui
kaitan juga dengan kualitas teknik dan
sebuah karya seni.
han yang digunakan dalam berkarya
i.
Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik
sebuah karya seni cenderung dikritisi
berdasarkan kemampuananya dalam
upaya mencapai tujuan, moral, religius,
politik atau psikologi.
2. Tahapan dalam kritik seni
Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam apresiasi dan kritik seni,
dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut:
a. Deskripsi,
b. Analisis formal,
Deskripsi adalah tahapan dalam
Analisis formal adalah
kritik untuk menemukan,
tahapan dalam kritik
mencatat dan mendeskripsikan
karya seni untuk
segala sesuatu yang dilihat apa
menelusuri sebuah karya
adanya dan tidak berusaha
seni berdasarkan struktur
melakukan analisis atau
formal atau unsur-unsur
mengambil kesimpulan.
pembentuknya.
c. Interpretasi,
Interpretasi yaitu tahapan
penafsiran makna sebuah karya
seni meliputi tema yang digarap,
simbol yang dihadirkan dan
masalah-masalah yang
dikedepankan. d. Evaluasi atau penilaian,
Evaluasi atau penilaian adalah tahapan
dalam kritik untuk menentukan kualitas
suatu karya seni bila dibandingkan
dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap
berbagai aspek yang terkait dengan karya
tersebut baik aspek formal maupun aspek
konteks.
Pada dasarnya kritik sudah sejak lama dilakukan oleh kita
sebagai manusia. Dalam keseharian, kita secara sengaja atau
tidak sengaja sering melontarkan kata, kalimat atau bahasa
yang bersifat memberikan tanggapan, komentar, penilaian
terhadap suatu karya apapun. Mengapa demikian?
Hal ini sangat wajar, sebab manusia
memiliki 4 (empat) kemampuan sebagai
kapasitas mental, yaitu :
Kemampuan absortif - kemampuan
mengamati
Kemampuan retentif - kemampuan
mengingat dan mereproduksi
Kemampuan reasoning - kemampuan
menganalisis dan memper-timbangkan
Kemampuan creative-kemampuan
berimajinasi,menafsirkan, dan
mengemukakan gagasan.
PENGERTIAN APRESIASI DAN KRITIK SENI
A. Apresiasi Seni
1. Pengertian Apresiasi
Secara umum apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti, mengerti sepen
seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetikanya. Ap
dapat juga diartikan berbagi pengalaman antara penikmat dan seniman, bahkan ada
menambahkan, meniki. Tujuan pokok penyelenggaran apresiasi seni adalah menj
masyarakat "melek seni" sehingga dapat mencrima seni sebagaimana mestinya. D
kata-kata yang lebih lengkap, apresiasi adalah kegiatan mencerap (menangkap d
pancaindera), menanggapi, menghayati sampai kepada menilai sesuatu (dalam hal ini
seni).mati sama artinya dengan menciptakan kembali.
Kegiatan apresiasi merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Hal ini dapat dikaji dari
berbagai dimensi. Menurut Osborn (1970) bahwa apresiasi sebagai suatu sikap
attitudes), apresiasi sebagai suatu aksi (actions)