Anda di halaman 1dari 11

A.

CIRI-CIRI ANAK BERMASALAH DALAM BELAJAR

1. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu Proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan
bereaksi yang relatif permanen dan menentap karena adanya interaksi
individu dengan lingkungan.
a. Definisi Belajar Menurut Para Ahli
1) Dimyati dan Mudjiono (2006)
Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang
terlibat dalam proses internal tersebut adalah yang meliputi unsur
afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai,
interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial.
2) Djamarah dan Zain (2010)
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
3) Hamalik (2010)
Belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk
mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman.
4) Hamzah (2006)
Belajar merupakan suatu proses yang sistematis yang tiap
komponennya sangat menentukan keberhasilan anak didik.
5) Menurut Hilgard & Bowner (1987 : 12)
Belajar sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau
berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi dengan
karakteristik-karakteristik dari perubahan-perubahan aktifitas
tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-
kecenderungan reaksi asli,kematangan atau perubahan-perubahan
sementara dari organisme.
6) Hilgard (dalam Sanjaya, 2007)
Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur
latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah.
7) Hudoyo (1990)
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Seseorang dikatakan
belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

1
8) Reber (dikutip Suprijono, 2010)
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
9) Riyanto (2010)
Seseorang dikatakan belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan
cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah.
10) Sagala (2005)
Belajar merupakan suatu proses perubahan prilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman tertentu.
11) Sanjaya (2008)
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan.
12) Sardiman (2008)
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis dan
sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek
mengalami dan melakukannya.
13) Skinner (dalam Mudjiono dan Dimyati, 2006)
Belajar didefenisikan sebagai suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya, bila ia
tidak belajar maka responnya menurun.
14) Slameto (2010)
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
15) Sudjana (2010)
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan,
kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
individu-individu yang belajar.
16) Suprijono (2010)
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju
ke perkembangan pribadi seutuhnya.
17) Syah (2008)
Belajar merupakan tahap perubahan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari
pada keadaan sebelumnya.

2
18) Thursan Hakim (2002)
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain
kemampuannya.
19) Trianto (2011)
Belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karekteristik seseorang sejak lahir.
20) Winkel (2009)
Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan yang relatif konstan dan
berbekas.

2. Definisi Kesulitan Belajar


a. Suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan
adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah norma yang telah
ditetapkan.
b. Prestasi belajar rendah
c. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah yang
memiliki intelegensi normal, tetapi menunjukkan beberapa hal
yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi, ingatan,
perhatian, maupun fungsi motoriknya.

3. Ciri-ciri Anak Berkesulitan Belajar


Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar seringkali membuat
orangtua stres dan mendapat cap buruk di sekolah. Tapi orangtua perlu
menyadari bahwa anak yang sulit belajar bukanlah suatu penyakit dan
hal ini bisa ditangani. Kesulitan belajar bukanlah suatu penyakit,
melainkan tanda dari perkembangan otak yang masih kurang optimal.

Dalam proses belajar, guru sering menghadapi masalah adanya


murid yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Dengan
kata lain guru sering menghadapi siswa-siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Biasanya masalah yang dihadapi para guru di sekolah
adalah gejala atau manifestasi adanya kesulitan belajar yang
ditampakkan dalam bentuk-bentuk tingkah laku tertentu. Beberapa ciri
tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan
belajar menurut Mohammad Surya (1992: 86) adalah sebagai berikut:

3
Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai
yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang
dimilikinya. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
telah dilakukan. Mungkin ada murid yang selalu berusaha untuk
belajar dengan giat tapi nilai yang dicapai selalu rendah.

Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu


tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas
sesuai dengan waktu yang tersedia. Misalnya rata-rata anak dapat
menyelesaikan suatu tugas dalam waktu 40 menit, maka anak yang
menghadapi kesulitan belajar akan memerlukan waktu yang lebih
lama.

Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak


acuh, menentang dan sebagainya. Menunjukkan tingkah laku yang
berkelainan, seperti datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau mencatat
pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri,
tersisihkan, tidak mau bekerja sama, dan sebagainya. Menunjukkan
gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi
situasi tertentu, misalnya dalam menghadapi nilai rendh tidak
menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.

diungkapkan Kirk (Effendi Kusno, 1987: 57) bahwa ada empat


perilaku yang berkaitan dengan kesulitan belajar antara lain:
Siswa lamban disemua bidang yang diikuti, dimana siswa
mengalami ketertinggalan dalam mata pelajaran yang diikutinya, serta
tertinggal oleh kawan-kawannya. Ia kesulitan menerima kesan yang
disampaikan oleh gurunya dan selalu terlambat dalam menyelesaikn
tugas-tugas yang mesti dikerjakan.
Ketidakmampuan dalam bidang-bidang khusus, ditandai oleh
ketidakmampuan siswa dalam bidang tertentu, misalnya siswa selalu
sulit untuk memahami isi bacaan, sulit untuk menguraikan bagan-
bagan atau yang lainnya.
Kesulitan akademik dalam kaitannya dengan kekacauan tingkah
laku, ditandai dengan tingkah laku siswa yang sulit diatur, senang
membuat gaduh, malas mencatat, ingin selalu berpindah-pindah tempat
duduk ketika pelajaran berlangsung dan gejala lain yang mengarah
kepada behaviorial disorder.

4
Masalah yang berhubungan dengan motivasi, ditandai dengan
kurang bergairah untuk mengikuti pelajaran, tidak ada minat
berdiskusi, dan lalai mengerjakan tugas.
Dari beberapa gambaran diatas, terutama dari kriteria yang
dijadikan sebagai patokan untuk menandai siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar, kiranya dapat dijadikan pedoman bagi
guru untuk menetapkan kesulitan belajar siswanya. Guru tidak hanya
dapat menentukan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar itu
prestasinya rendah, tapi dapat diketahui melalui tingkah laku tertentu
yang ditampakkan siswa tersebut yang menyimpang dari kebiasaan-
kebiasaan semula. Guru dapat mendeteksi kesulitan tersebut melalui
berbagai cara dan metode yang mudah dilaksanakan.

Ike menuturkan ada beberapa ciri yang menunjukkan anak


mengalami kesulitan belajar yaitu:

a. Nilai pelajaran yang naik turun


b. Sulit mengatur kegiatan atau barang
c. Mudah lupa
d. Sering kehilangan barang-barang
e. Sering melamun
f. Ceroboh dan tidak teliti
g. Tidak termotivasi untuk belajar
h. Mudah menyerah
i. Sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama
j. Banyak berbicara
k. Sulit menunggu giliran
l. Suka jail, iseng dan impulsif
m. Susah untuk membaca atau menulis
n. Memiliki masalah dalam kemampuan berhitung
o. Susah untuk fokus
p. Mengalami kesulitan dalam mengikuti perintah yang diberikan
q. Sulit mengerti tentang konsep waktu

M. Surya (1978) menuturkan beberapa ciri yang menunjukkan


anak mengalami kesulitan belajar yaitu:

a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah


b. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
d. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar
e. Menunjukkan prilaku yang berkelainan

5
f. Menunjukkan gejala emosinal yang berkelainan

Meski begitu ada hal-hal yang harus dihindari karena tidak akan
membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya seperti:

a. Memarahi, menghukum atau mempermalukannya


b. Memberi cap atau sebutan negatif
c. Memperbanyak latihan dan les
d. Mengiming-imingi hadiah

Sebagian besar kesulitan belajar terjadi akibat adanya gangguan


terhadap perkembangan otak anak, entah ketika anak berada di dalam
kandung, saat lahir, ataupun ketika berusia balita. Beberapa hal yang
dapat menyebabkan seorang anak mengalami gangguan perkembangan
otak yaitu:

a. Ibu mengalami komplikasi saat masa kehamilan


b. Terjadi masalah ketika persalinan, sehingga membuat oksigen
tidak diterima oleh si bayi dan menyebabkan otaknya terganggu.
c. Ketika balita, anak mengalami sakit yang keras seperti meningitis
atau trauma pada bagian kepala.

4. Cara Mendiagnosis Anak Bermasalah


Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan dengan
meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis
gejala-gejala yang tampak.Kesulitan dapat diartikan suatu kondisi
tertentu yang ditandai dengan adanyahambatan-hambatan dalam
mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giatlagi untuk
dapat mengatasi. Belajar didefinisikan sebagai tingkah laku yang
diubahmelalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku
yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah, keterampilan,kecakapan, kebiasaan atau
sikap.
Pekerjaan diagnosis bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis
dankarakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau
penyakit tertentu,melakinkan juga mengimplikasikan suatu upaya
untuk meramalkan kemungkinan danmenyarankan tindakan
pemecahannya. Pada umumnya ‘kesulitan” merupakan suatu
kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan- hambatan
dalam kegiatanmencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat
lagi untuk dapat mengatasi.Menurut Mulyadi (2010), Kesulitan belajar
dapat diartikan sebagai suatu kondisidalam suatu proses belajar yang

6
ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untukmencapai hasil
belajar. Hambatan- hambatan ini mungkin disadari dan mungkin
jugatidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat
sosiologis, psikologis ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses
belajarnya. Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak
dalam berbagai jenis manifestasi tingkahlaku baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Gejala ini akan nampak dalamaspek-aspek
kognitif, motoris, dan afektif baik dalam proses maupun hasil
prosesmaupun hasil belajar yang dicapai.
Autisme sejauh ini memang belum bisa disembuhkan tetapi masih
dapat diterapi. Dengan intervensi yang tepat, perilaku-perilaku
yangtidak diharapkan dari pengidap autisme dapat dirubah. Pada
penanganan yang tepat,dini, intensif dan optimal, penyandang autisme
bisa normal. Mereka dapat berkembang dan mandiri dimasyarakat.
Kemungkinan normal bagi pengidap autismetergantung dari berat
tidaknya gangguan yang ada (Hasdianah,2013). Terapi yang biasa
diberikan pada penderita autis adalah terapi dengan pendekatan
psikodinamis,terapi dengan intervensi behavior, intervensi biologis dan
terapi bermain (Terapi bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkankonflik pada dirinya yang tidak disadari (Wong dalam
Rosyidi, 2013). Sebagian besarteknik terapi bermain yang dilaporkan
dalam literatur menggunakan basis pendekatan psikodinamika atau
sudut pandang analitis. Hal ini sangat menarik karena pendekatanini
secara tradisional dianggap membutuhkan komunikasi verbal yang
tinggi,sementara populasi autistik tidak dapat berkomunikasi secara
verbal. Namunterdapat juga beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan penggunaan terapi bermain pada penyandang autisme
dengan berdasar pada pendekatan perilaku.

5. Faktor yang mempengaruhi Kesulitan Belajar


a. Faktor yang berasal dari dalam diri Siswa
1) Kemampuan Intelektual
2) Afeksi (perasaan dan percaya diri)
3) Motivasi
4) Kematangan untuk belajar
5) Usia
6) Jenis kelamin
7) Kebiasaan belajar
8) Kemampuan mengingat
9) Kemampuan pengindraan (melihat, mendengar dan merasakan)

7
b. Faktor yang berasal dari luar diri Siswa
1) Guru
2) Kualitas pembelajaran
3) Instrumen/fasilitas pembelajaran
4) Lingkungan (Sosial dan Alam)

c. Ditunjukkan dengan hasil belajar yang rendah (Noehi Nasution


(1992:215) :
1) Rendahnya kemampuan intelektual anak
2) Gangguan perasaan atau emosi
3) Kurangnnya motivasi untuk belajar
4) Kurang matangnya anak untuk belajar
5) Usia yang terlampau muda
6) Latar belakang sosial yang tidak menunjang
7) Kebiasaan belajar yang kurang baik
8) Kemampuan mengingat yang rendah
9) Terganggu alat-alat indera
10) Proses belajar mengajar yang tidak sesuai 11. Tidak ada
dukungan dari lingkungan belajar

d. Faktor internal yang mempengaruhi proses belajar:


1) Sikap terhadap belajar
2) Motivasi belajar
3) Konsentrasi belajar
4) Mengolah bahan ajar
5) Menyimpan perolehan hasil belajar
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja
8) Rasa percaya diri siswa
9) Inteligensi dan keberhasilan belajar
10) Kebiasaan belajar
11) Cita-cita

6. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar


Secara garis besar, langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk
usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar,
diperlukan banyak informasi. Adapun cara yang dapat dilakukan
untuk pengumpulan data adalah dengan teknik observasi, teknik

8
wawancara, dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul tidak
akan berarti jika tidak diolah secara cermat. Faktor-faktor kesulitan
belajar pada anak dari data yang telah kita kumpulkan hanya dapat
kita ketahui jika dianalisis.
1) Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Diagnosis dapatberupa hal-hal seperti berikut.
a) Keputusan mengenai kesulitan belajar anak didik yaitu
berat ringannya itingkat kesulitan yang dirasakan anak
didik.
b) Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi
sumber penyebab kesulitan anak didik.
c) Keputusan mengenai faktor utama menjadi sumber
penyebab kesulitan belajar anak didik.

2) Prognosis
Keputusan yang diambil dari hasil diagnosis menjadi dasar
pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis dilakukan
kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai
bantuan yang harus diberikan kepada anak untuk membantunya
keluar dari kesulitan belajar.Dalam penyusunan program bantuan
terhadap anak didik yang mengalami kesulitan belajar dapat
diajukan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan rumus 5W +
1H.

3) Treatment
Treatment adalah perlakuan. Perlakuan disini maksudnya
adalah pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami
keulitan belajar sesuai dengan program yng telah disusun pada
tahap prognosis.

4) Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya
kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah
kesulitan belajar, atau gagal sama sekali. Oleh sebab itu, perlu
pengecekan kembali dengan mencari faktor-faktor penyebab dari
kegagalan itu.

9
KESIMPULAN

Anak bermasalah adalah suatu persoalan yang harus menjadi


kepedulian semua pihak, bukan semata-mata perilaku itu menggagu
suatu proses pembelajaran melaikan suatu bentuk perilaku agresif
maupun pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama
dengan teman. Orang tua atau guru perlu memahami perilaku
bermasalah ini sebab “anak yang bermasalah” biasanya tampak
didalam kelas bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu dalam
keseluruhan interaksi denganlingkungannya. Pada dasarnya setiap
peserta didik memiliki masalah-masalahemosional dan penyesuaian
sosial walaupun masalah itu tidak salamanyamenimbulkan perilaku
yang kronis

Salah satu kesulitan memahami perilaku bermasalah ialah karean


perilakutersebut tampil dalam perilaku menghindar atau
mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut mekanisme
pertahanan diri yang disebabkan oleh karena peserta didik menghadapi
kecemasan dan tidak mampu menghadapinya. Kecemasan pada
dasarnya adalah berupa ketegangan psikologis akibat dari
ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan. Disebut mekanisme
penahanan diri karena dengan perilakutersebut, individu dapat
mempertahankan diri atas atau menghindar dari situasi
yangmenimbulkan ketegangan. Mekanisme perilaku ini berentang
mulai dari bentuk- bentuk yang normal sampai kepada bentuk-bentuk
perilaku psikologis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Arif, A. 2018. Diagnosis Anak Bermasalah. PDF.


(https://www.academia.edu). Diakses pada 24 September
2019. Pukul 19.44

Mudzalir, A. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pustaka Setia

Harifa, A. 2001. Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Lili , D. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. PDF.


(https://www.zonareferensi.com). Diakses pada 24 September
2019. Pukul 19.44

11

Anda mungkin juga menyukai